PRESENTASI Diagnosis Komunitas

94
PENGETAHUAN TENTANG PENGOLAHAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI RT 005 RW 006 KAMPUNG GARAPAN DESATANJUNGPASIR, KECAMATAN TELUK NAGA, KABUPATEN TANGERANG, PROPINSI BANTEN KELOMPOK 3 AMELIA ALRESNA 1102010017 HERU TRI PURWANTO 1102010122 REGINA SEPTIANI 1102010234 Pembimbing : dr. SUGMA AGUNG PURBOWO., MARS KEPANITRAAN KEDOKTERAN KOMUNITAS BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI

description

;;;

Transcript of PRESENTASI Diagnosis Komunitas

PowerPoint Presentation

PENGETAHUAN TENTANG PENGOLAHAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI RT 005 RW 006 KAMPUNG GARAPAN DESATANJUNGPASIR, KECAMATAN TELUK NAGA, KABUPATEN TANGERANG, PROPINSI BANTEN

KELOMPOK 3AMELIA ALRESNA1102010017HERU TRI PURWANTO1102010122REGINA SEPTIANI1102010234

Pembimbing :dr. SUGMA AGUNG PURBOWO., MARS

KEPANITRAAN KEDOKTERAN KOMUNITAS BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI

BAB ILATAR BELAKANG

1.1 Gambaran Umum Desa

Gambar 1.1. Peta Desa Tanjung Pasir (Kartikawatie, 2012)Sumber : google maps, 2014Desa Tanjung Pasir memiliki luas 570 Ha dengan jarak tempuh 47 Km dari ibu kota kabupaten Tangerang, dan merupakan daerah dataran rendah dengan ketinggian dari permukaan laut satu meter dengan suhu udara 30-37C (Kartikawatie, 2012).

Puskesmas Tegal

Kecamatan : Teluk NagaKabupaten : Tangerang Propinsi : Banten Luas wilayah : 4.763.198 Ha (47,613 Km)luas daratan 2.170.120 Ha sawah 2.593.078 HaKetinggian dari permukaan laut 2-3 meterTopografi kecamatan Teluk Naga meliputi :1. Daerah sawah2. Daerah pantai3. Daratan rendah dengan ketinggian antara 2-3 meter diatas permukaan laut4. Daerah tambak

No.PenyakitJumlah Kejadian1ISPA1.5332Demam yang tidak diketahui penyebabnya1.4683Sakit kepala1.0984Batuk 9235Dermatitis8846Hipertensi Esensial5267Gastritis4998Konjungtivitis3859Diare31410TBC302

Tabel 1.6 Angka Kejadian 10 Besar Penyakit di Puskesmas Tegal Angus Januari Juni 2014

Tabel 1.7 Data Dasar Keluarga Tn. HanafiNoNamaStatus KeluargaJenis Kelamin (L/P)Usia (tahun)PendidikanPekerjaan1.Tn. HanafiKepala KeluargaL45SDNelayan + pedagang ikan.2.Ny. TiniIstriP38SDIbu rumah tangga3.Ny. Siti NurfiaAnak keduaP23S1Guru4.Tn. IswantoroMenantu/suami anak keduaL27SMABuruh5.An. IntanCucuP1tahun 3 bulan--6.Tn, NurjayaAnak ketigaL22 tahunSMAKuli angkut7.Ny. IndrianiMenantu/istri anak ketigaP22 tahunSMAIbu rumah tangga8.An. Nur JunaediAnak keempatL14 tahunSMPPelajar9.Ny. SalmiNenekP120 tahunTidak Bekerja

Tn. Hanafi, berusia 45 tahun, bekerja sebagai seorang nelayan sekaligus seorang pedagang ikan di daerah Tanggerang dengan penghasilan berkisar antara Rp 4.000.000,00 Rp. 9.000.000,00 per bulan. Pendapatan Tn. Hanafi digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, seperti membeli air, makanan, pengobatan dan lain-lain.

Bangunan Tempat Tinggal

Gambar 1.3 Denah Rumah Tn. Hanafi

Lingkungan PemukimanRumah Tn. Hanafi terletak dipemukiman yang padat penduduk. Dibagian depan terdapat jalan setapak yang langsung berbatasan dengan empang bagian belakang berbatasan dengan rumah warga lainnya, tempat pembuangan dan pembakaran sampah dilakukan di depan pekarangan rumah. Pada saat musim hujan sering terjadi banjir di pekarangan rumah.

Pola MakanKeluarga Tn. Hanafi memiliki kebiasaan makan tiga kali sehari. Ny. Tini memasak makanan yang cukup memperhatikan keseimbangan gizi, contoh menu yang disajikan sehari-hari ialah nasi, tahu, tempe, ayam, dan ikan asin. Menurut penuturannya Ny. Tini, semua makanan dimasak sampai matang. Ny. Tini tidak membeli makanan diluar.

Riwayat Obstetrik dan Pola Asuh Ibu dan AnakAnak pertama pasangan Tn. Hanafi dan Ny. Tini meninggal saat usia kandungan 6 bulan dengan riwayat perdarahan saat hamil. Anak kedua bernama Siti Nufia seorang perempuan berusia 23 tahun lahir dibantu oleh dukun beranak. Anak ke tiga bernama Nurjaya seorang laki laki lahir di tolong oleh dukun beranak. Anak ke empat bernama nurjunaedi seorang laki laki berusai 14 tahun lahir ditolong oleh dukun beranak. Ketiga anaknya di berikan ASI selama 2 tahun. Selama ini ketiga anaknya tidak pernah di berikan imunisasi. Saat ini Ny. Indun menjalani program Keluarga Berencana (KB) berupa suntik tiga bulan sekali di bidan.

Kebiasaan BerobatKetika ada anggota keluarga yang sakit keluarga ini biasanya langsung berobat ke puskesmas setempat. Namun, kadangkala apabila sakit dirasakan tidak begitu berat, keluarga Tn. Hanafi hanya membeli obat di warung.

Riwayat PenyakitMenurut penuturan keluarga, keluarga Tn. Hanafi hampir dapat dikatakan sering terkena penyakit, pada tahun 2013 keluarga Tn. Hanafi sering berobat ke puskesmas karena ISPA, Gastritis, diare dan myalgia (pegal-pegal)

Perilaku dan Aktivitas Sehari-hariDikeluarga Tn. Hanafi tidak ada yang merokok selain Tn. Iswantoro dan Tn. Iswantoro sering merokok di luar rumah. Keluarga Tn. Hanahi mengaku mencuci tangan sebelum makan dan jika tangan tampak kotor dengan menggunakan sabun. Kebiasaan berolahraga tidak ada. Pengolahan sampah yang dilakukan Tn. Hanafi dengan mengumpulkan seluruh sampah di depan rumah Tn. Hanafi yang berbatasan langsung dengan empang, setelah sampah terlihat kering maka sampah akan segera dibakar.

NoNamaStatus KeluargaJenis Kelamin (L/P)Usia (tahun)PendidikanPekerjaan1.Ny. JamaIbuP50 tahunTidak SekolahIbu rumah tangga2.Ny. WanaAnak ke 7P20SDIbu rumah tangga3.Tn. UninMenantu/ suami anak ke 7L25 tahunSDKuli4.Tn. Dali Anak ke 9L18 tahunSMKPelajar5.An. JalinunAnak ke 10L12 tahunSDPelajar6.An. OttaCucu/anak Ny.WanaP3 tahun--

Tabel 1.8 Data dasar Keluarga Ny. Jama

Bangunan Tempat Tinggal

Gambar 1.4 Denah rumah Ny. Jama

Lingkungan PemukimanRumah Ny. Jama terletak dipemukiman yang padat penduduk. Dibagian depan terdapat jalan setapak dan empang, tempat pembuangan dan pembakaran sampah dilakukan di depan pekarangan rumah. Pada saat musim hujan sering terjadi banjir di pekarangan rumah hingga masuk ke rumah.

Pola MakanKeluarga Ny. Jama memiliki kebiasaan makan dua kali sehari. Ny. Jama memasak makanan dengan menu seadanya, contoh menu yang disajikan sehari-hari ialah nasi, ikan asin, dan kadang-kadang tahu dan tempe.

Riwayat Obstetrik dan Pola Asuh Ibu dan AnakSaat hamil, Ny. Jama jarang memeriksakan kandungannya baik ke bidan maupun ke dokter dan saat melahirkan kesepuluh anaknya dibantu oleh dukun. Kesepuluh anak Ny. Jama tidak ada yang diimunisasi dan tidak pernah dibawa ke posyandu. Ny. Jama tidak ingat sampai kapan ia memberikan ASI pada anaknya. Saat ini Ny. Jama' sudah menopause.

Kebiasaan BerobatKetika ada anggota keluarga yang sakit, keluarga ini sesekali berobat ke puskesmas. Tetapi sebelum pergi ke puskesmas anggota keluarga membeli obat warung terlebih dahulu.

Riwayat PenyakitKeluarga Ny. Jama jarang berobat ke Puskesmas karena menurutnya keluarganya jarang ada yang sakit. Penyakit yang sering diderita anggota keluarga Ny. Jama adalah sakit kepala, pegal-pegal, ISPA dan gastritis. Dari seluruh anggota keluarga yang paling sering sakit adalah cucu Ny. Jama, yang bernama An. Otta, Otta seringkali batuk-pilek dan diare, namun otta jarang di bawa ke pelayanan kesehatan karena menurut keluarga batuk-pilek akan sembuh dengan sendirinya.

Perilaku dan Aktivitas Sehari-hariDikeluarga Ny. Jama tidak ada yang merokok. Keluarga Ny. Jama mengaku mencuci tangan sebelum makan dan jika tangan tampak kotor dengan menggunakan sabun. Kebiasaan berolahraga tidak ada. Ny. Jama membuang sampah tepat didepan rumahnya, ia mengumpulkan semua sampah lalu di tunggu hingga kering, setelah itu sampah dibakar. Pada saat pengumpulan sampah Ny. Jama tidak memisahkan sesuai dengan jenis sampah karena ia tidak mengetahui jenis-jenis sampah tersebut.

NoNamaStatus KeluargaJenis Kelamin (L/P)Usia (tahun)PendidikanPekerjaan1.Ny. Salbiah Kepala KeluargaP63-Wiraswasta 2.An. IskandarCucu (anak pertama dari Ny. Iiis)L11SDPelajar

Ny. SalbiahTabel 1.9 Data Dasar Keluarga Ny. Salbiah

Gambar 1.5 Denah Rumah Ny. Salbiah Bangunan Tempat Tinggal

Lingkungan PemukimanRumah keluarga Ny. Salbiah terletak di lingkungan yang padat penduduk. Di bagian depan terdapat jalan setapak, empang yang digunakan sebagai tempat pembuangan sampah, dan tempat pembakaran sampah. Di bagian kiri dan kanan rumah Ny. Salbiah menempel langsung dengan rumah tetangga.

Pola MakanKeluarga Ny. Salbiah memiliki kebiasaan makan dua sampai tiga kali sehari. Ny. Salbiah memasak makanan dengan menu seadanya, contoh menu yang disajikan sehari-hari ialah tempe, tahu, serta ikan dan ayam. Menurut penuturannya Ny. Salbiah, semua makanan dimasak sampai matang.

Riwayat Obstetrik dan Pola Asuh Ibu dan AnakPasangan ini menikah saat Tn. Ranuja berumur 22 tahun dan Ny. Salbiah berusia 18 tahun. Saat hamil, Ny. Salbiah tidak pernah memeriksakan kandungannya ke bidan maupun dokter. Semasa kecilnya anak anak Ny. Salbiah tidak sering di bawa ke posyandu dan tidak mendapatkan imunisasi secara lengkap. Sedangkan laki-lakinya juga tidak mendapatkan imunisasi lengkap.

Kebiasaan BerobatPada keluarga Ny. Salbiah apabila terdapat anggota keluarganya yang sakit, biasanya akan dibawa berobat ke Puskesmas Tegal Angus, setahun ini Ny. Salbiah pergi ke puskesmas sekitar 5 6 kali akibat Ny. Salbiah yang sering merasa sakit seperti, rasa pegal-pegal dan batuk, serta cucunya, Iskandar yang batuk-batuk dan mencret (diare).

Riwayat PenyakitDalam segi kesehatan, keluarga Ny. Salbiah belum pernah mengalami sakit yang serius. Gangguan kesehatan yang sering dialami anggota keluarganya adalah batuk, pilek, diare dan pegal-pegal.

Perilaku dan Aktivitas Sehari-hariPada keluarga binaaan Ny. Salbiah tidak didapatkan adanya yang merokok. Keluarga Ny. Salbiah mengaku mencuci tangan sebelum makan dan jika tangan tampak kotor dengan menggunakan sabun, Kebiasaan berolahraga tidak ada. Kebiasaan menggunakan sandal tidak ada. Kebiasaan Ny. Salbiah dalam mengolah sampah adalah dengan cara dikumpulkan di depan pekarangan rumahnya, kemudian apabila sampah terlihat sudah kering maka Ny. Salbiah akan membakar sampah tersebut. Selama pengumpulan sampah Ny. Salbiah tidak melakukan pemisahan kecuali sampah seperti kardus, botol kaleng dan botol gelas plastik ini akan di pisahkan Ny. Salbiah untuk dijual kembali. Selebihnya Ny. Salbiah tidak memilah-miilah sampah.

Pemilihan area masalah ini didasarkan atas metode delphi dan melalui berbagai pertimbangan yaitu :Dari hasil wawancara dengan keluarga binaan terdapat kesamaan permasalahan yaitu kurangnya pengetahuan tentang pengolahan sampah dengan benar. Dari hasil wawancara yang dilakukan didapatkan bahwa pada keluarga binaan belum pernah mendapatkan penyuluhan mengenai pengolahan sampah dengan benar.Dari data-data puskesmas Tegal Angus didapatkan dari 12.421 keluarga hanya 117 keluarga yang memiliki tempat sampah.

4. Dari data-data Angka kejadian 10 penyakit terbanyak Puskesmas Tegal Angus, didapatkan angka kejadian ISPA menempati urutan pertama dalam 10 penyakit terbanyak di Puskesmas Tegal Angus, dikaitkan dengan teori bahwa pembakaran sampah yang tidak sesuai dengan pengolahan sampah yang benar dapat berdampak pada kesehatan, salah satunya adalah ISPA.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

Diagnosis dan Intervensi Komunitas Diagnosis komunitas adalah suatu kegiatan untuk menentukan adanya suatu masalah kesehatan di komunitas atau masyarakat dengan cara pengumpulan data di lapangan (Chandra, 2009).

SpesifikasiDiagnosis KlinisDiagnosis KomunitasPopulasiIndividu-individuKelompok/ grup masyarakatTempatPuskesma, RS, Praktek dokter pribadi, dll.Desa, kecamatan, kabupaten, dst.AlatPeralatan KedokteranDiagnosis fisikBiostatistikCara DiagnosaAnamnesisGejala PenyakitLaboratoriumEpidemiologiDistribusi dan Frekuensi penyakit (who, when, where)Statistik vital, dll.TerapiMedikamentosaPerawatan RSRawat JalanImunisasiPenyuluhan dan promosi kesehatanSanitasi lingkunganKontrol terhadap penyakit menular, dll.

Tabel 2.1 Contoh Diagnosis Klinis dan Diagnosis Komunitas

TujuanMenerapkan prinsip kedokteran pencegahan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.Menerapkan Ilmu Kesehatan Masyarakat (epidemiologi, biostatistik, metode penelitian, manajemen kesehatan, promosi kesehatan masyarakat, kesehatan lingkungan, kesehatan kerja, dan gizi, untuk melakukanIdentifikasi masalah kesehatan di masyarakatMengembangkan instrumen untuk mengidentifikasi masalah kesehatanMengolah dan menganalisis dataBerkomunikasi secara baik dengan masyarakatMembuat usulan pemecahan terhadap masalah kesehatan

ManfaatBagi MasyarakatDiharapkan dengan pembuatan makalah ini masyarakat mendapat intervensi yang tepat sehingga dapat menjadikan masyarakat yang sehat.Bagi PenulisDengan membuat makalah ini penulis dapat menambah pengalaman dan pengetahuan lebih lanjut akan bagaimana mediagnosis dan mengintervensi komunitas.

PengetahuanDefinisi Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah seseorangmelakukan penginderaan terhadap suatu objek, baik melalui indera penglihatan,pendengaran, penciuman, rasa, dan raba (Notoadmodjo, 2003).

Tingkat Pengetahuan

Cara Memperoleh PengetahuanCara Tradisional atau non-alamiah, yakni tanpa melalui penelitian ilmiah. Cara kuno atau tradisional ini dipakai orang untuk memperoleh kebenaranpengetahuan, sebelum ditemukannya metode ilmiah atau metode penemuan.Cara modern, yakni melalui proses penelitian. Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa inilebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah, ataupopular disebut metodologi penelitian (research metodology)

Cara Mengukur Tingkat Pengetahuan Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Pengetahuan yang ingin diketahui atau diukur dapat disesuaikan dengan tingkat-tingkat tersebut diatas (Notoatmodjo, 2005).

Kuesioner Kuesioner merupakan daftar pertanyaan yang akan digunakan oleh periset untuk memperoleh data dari sumbernya secara langsung melalui proses komunikasi atau dengan mengajukan pertanyaan.

Pengolahan SampahDefinisi Sampah Menurut kamus istilah lingkungan hidup, sampah mempunyai definisi sebagai bahan yang tidak mempunyai nilai, bahan yang tidak berharga untuk maksud biasa, pemakaian bahan rusak, barang yang cacat dalam pembuatan manufaktur, materi berkelebihan, atau bahan yang ditolak.

Sedangkan menurut Wibowo. Arianto dan Djajawinata. T. Darwin, (2007) membagi sampah menjadi dua kelompok yaitu;Sampah domestik adalah sampah yang dihasilkan oleh kegiatan manusia secara langsung, contohnya sampah rumah tangga, pasar, sekolah dan sebagainya.Sampah non-domestik adalah sampah yang dihasilkan oleh kegiatan manusia secara tidak langsung, contohnya sampah pabrik, industri dan pertanian.

Gambar 2.1 Alur Sampah (sumber : google.com)

Manfaat pengelolaan sampah

Penanganan 3R Rumah TanggaCara PengerjaanReuseGunakan kembali wadah / kemasan untuk fungsi yang sama atau fungsi lainnyaJual atau berikan sampah yang telah terpilah kepada pihak yang memerlukanReducePilih produk dengan pengemas yang dapat didaur ulangHindari pemakaian dan pembelian produk yang menghasilkan sampah dalam jumlah besarGunakan produk yang dapat diisi ulang (refill)Kurangi penggunaan bahan sekali pakaiRecyclePilih produk dan kemasan yang dapat didaur ulang dan mudah teruraiLakukan pengolahan sampah organik menjadi komposLakukan pengolahan sampah non-organik menjadi barang bermanfaat

Tabel 2.2 Upaya Pengelolaan Sampah 3R di Rumah TanggaSumber: Pengelolaan Sampah Rumah Tangga 3R Berbasis Masyarakat, Fakultas Teknik UNPAND 2010

Bahaya Asap Hasil Pembakaran Sampah TerbukaPembakaran sampah di tempat terbuka menghasilkan akan banyak polusi diudara , diantaranya dioxinPolusihidrokarbon aromatik polisikliksenyawa organik yang mudah menguapkarbon monoksidahexachlorobenzene, danabu

BAB IIIMETODE

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif karena dalam pelaksanaannya meliputi data, analisis dan interpretasi tentang arti dan data yang diperoleh. Penelitian ini disusun sebagai penelitian induktif yakni mencari dan mengumpulkan data yang ada di lapangan dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor, unsur-unsur bentuk, dan suatu sifat dari fenomena di masyarakat (Nazir 1998; 51)Desain Penelitian

Jenis dan Sumber DataData kualitatif yang didapatkan yaitu melalui wawancara dengan keluarga binaan serta kader, dan kepala puskesmas. Faktor tingkat pendidikan mempengaruhi pengetahuan keluarga binaan tentang pengolahan sampah yang benarFaktor fasilitas yang tidak memadai sehingga keluarga binaan tidak mengetahui cara pengolahan sampah dengan benarFaktor tidak terdapatnya pengalaman yang dapat dijadikan pelajaran maupun pengetahuan bagi keluarga binaan dalam pengolahan sampahFaktor kebiasaaan dari lingkungan dan keluarga tentang pengolahan sampah

Data Kuantitatif Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan. Sesuai dengan bentuknya, data kuantitatif dapat di olah atau dianalisis menggunakan teknik perhitungan matematika atau statistika. Data kuantitatif yang didapatkan yaitu data puskesmas tentang angka kejadian penyakit tersering di puskesmas Tegal Angus.

Penentuan Instrument Pengumpulan dataInstrumen yang dipakai untuk mengumpulkan data pada penelitian ini adalah kuesioner.Metode yang dipakai dalam mengumpulkan data pada penelitian ini adalah wawancara dengan menggunakan instrumen kuesioner sebagai alat untuk mengumpulkan data-data

TanggalKegiatanKamis12 Februari 2015Perkenalan ke kader dan perkenalan serta sambung rasa dengan kepala keluarga dan anggota keluarga binaan.Jumat13 Februari 2015Pengumpulan data dasar masing - masing keluarga binaan serta melakukan observasi rumah keluarga binaan.Senin16 Februari 2015Pengumpulan data lanjutan masing masing keluarga binaan serta melakukan dokumentasi pada keluarga binaan. Selasa17 Februari 2015Diskusi pertama tentang penentuan area masalah sesuai dengan permasalahan yang ada pada keenam keluarga binaan. Pengumpulan data dari Puskesmas Tegal Angus yang berhubungan dengan masalah yang ditemukan di keluarga binaan.Rabu18 Februari 2015Melakukan kegiatan pre-survey dengan membagikan kuesioner kepada ketiga keluarga binaan. Penentuan dan pembuatan instrument pengumpulan dataJumat20 Februari 2015Pengisian kuesioner untuk masing-masing responden.Pengumpulan data hasil pengisian kuesioner.Pengolahan data kuesioner.Analisis data.Sabtu21 Februari 2015Diskusi kedua diagnosis dan rencana intervensi komunitas.

Pada diagnosis dan intervensi komunitas ini, variabel independen yang diukur adalah :PengalamanTingkat PendidikanFasilitasSosial-Budaya

BAB IVHASIL

Karakteristik Keluarga BinaanUmur (tahun)Jumlah (Orang)Persentasi (%)< 20635,2920-40741,17> 40423,52Jumlah17100

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Usia Pada Keluarga Binaan di Desa Tanjung Pasir, kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tanggerang, Provinsi Banten, Februari 2015

Diagram 4.1 Distribusi Frekuensi Usia Pada Keluarga Binaan di Desa Tanjung Pasir, kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tanggerang, Provinsi Banten, Februari 2015

PendidikanJumlah (orang)Persentasi (%)Tidak Sekolah635SD635SMP16SMA318S116Jumlah17100

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pendidikan Pada Keluarga Binaan di Desa Tanjung Pasir, kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tanggerang, Provinsi Banten, Februari 2015

Diagram 4.2 Distribusi Frekuensi Pendidikan Pada Keluarga Binaan di Desa Tanjung Pasir, kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tanggerang, Provinsi Banten, Februari 2015

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Pada Keluarga Binaan di Desa Tanjung Pasir, kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tanggerang, Provinsi Banten, Februari 2015PekerjaanJumlah (orang)Persentasi (%)IRT423,5Pelajar423,5Buruh317,5Dibawah Umur211,7Nelayan15,8Guru15,8Tidak Bekerja15,8Wirausaha15,8Jumlah17100

Diagram 4.3 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Pada Keluarga Binaan di Desa Tanjung Pasir, kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tanggerang, Provinsi Banten, Februari 2015

Analisis UnvariatPengetahuan Tentang Pengolahan SampahJumlah Responden (orang)Persentasi (%)Kurang969,23Cukup215,38Baik215,38Jumlah13100

Tabel 4.4 Distribusi Responden Mengenai Pengetahuan Tentang Pengolahan Sampah di Keluarga Binaan di RT 005/RW 006, Kampung Garapan, Desa Tanjung Pasir, Februari 2015

Tingkat PendidikanJumlah Responden (orang)Persentasi (%)Tinggi17,7Sedang430,76Rendah861,53Jumlah13100

Tabel 4.5 Distribusi Responden Mengenai Tingkat Pendidikan di Keluarga Binaan di RT 005/RW 006, Kampung Garapan, Desa Tanjung Pasir, Februari 2015

Fasilitas Tentang Pengelolaan SampahJumlah Responden (orang)Persentasi (%)Tidak memadai00Kurang memadai13100Memadai00Jumlah13100

Tabel 4.6 Distribusi Responden Mengenai Fasilitas di Keluarga Binaan di RT 005/RW 006, Kampung Garapan, Desa Tanjung Pasir, Februari 2015

Tabel 4.7 Distribusi Responden Mengenai Pengalaman di Keluarga Binaan di RT 005/RW 006, Kampung Garapan, Desa Tanjung Pasir, Februari 2015Pengalaman Pengelolaan SampahJumlah Responden (orang)Persentasi (%)Ada00Tida Ada13100Jumlah13100

Tabel 4.8 Distribusi Responden Mengenai Sosial-Budaya di Keluarga Binaan di RT 005/RW 006, Kampung Garapan, Desa Tanjung Pasir, Februari 2015Sosial-BudayaJumlah Responden (orang)Persentase (%)Tidak Berpengaruh00Berpengaruh13100Jumlah13100

NoVariabelHasil UkurJumlah (orang)Persentasi(%)1.Pengetahuan Tentang Pengelolaan Sampah Rumah TanggaPengetahuan KurangPengetahuan CukupPengetahuan Baik9227015152.Tingkat PendidikanRendahSedangTinggi1487,730,7661,533PengalamanAda pengalamanTidak ada pengalaman01301004FasilitasTidak memadaiKurang memadaiMemadai0130010005Sosial-budayaBerpengaruhTidak Berpengaruh1301000%

Tabel 4.9 Hasil Analisis Univariat Lima Variabel Pengetahuan Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga pada Keluarga Binaan Terhadap 13 Responden Di RT 004/ RW 005 Kampung Garapan, Desa Tanjung Pasir, Februari 2015.

FISH BONE

Tabel 4.10 Akar Penyebab Masalah dan Rencana Intervensi di Keluarga Binaan RT 005/ RW 006, Kampung Garapan, Desa Tanjung Pasir, Februari 2015

Intervensi Pemecahan MasalahIntervensi yang tepilih yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut: a.Memberikan sosialisasi dan penyuluhan secara langsung tentang pengelolaan sampah rumah tangga yang baik. Materi penyuluhan menggunakan poster atau leaflet tentang pengelolaan sampah yang baik dan benarb.Memberikan penyuluhan tentang Program Pendidikan Wajib hingga SMA/sederajat sehingga masyarakat keluarga binaan memiliki wawasan yang lebih luas khususnya tentang kesehatan dan berkesempatan untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.

BAB VSIMPULAN DAN SARAN

SIMPULAN Berdasarkan analisis dari data kuesioner, didapatkan adanya Pengetahuan yang masih rendah tentang Pengelolaan Sampah yang Baik. Dari hasil fish bone didapatkan berbagai macam akar masalah kurangnya Pengetahuan tentang Pengelolaan Sampah yang Baik, antara lain :Anggapan pendidikan tinggi tidak penting.Ketidaktahuan masyarakat akan pengelolaan sampah yang benar.Tidak tersedia sarana media masa seperti koran, tv, radio.Kurangnya penyuluhan kepada masyarakat oleh petugas kesehatan setempat.

Intervensi yang tepilih yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut: Memberikan penyuluhan tentang Program Pendidikan Wajib hingga SMA/sederajat Memberikan penyuluhan tentang pengolahan sampah yang benar

SARANBagi Masyarakat Kampung Garapan :Diharapkan masyarakat Kampung Garapan memiliki kesadaran tentang pentingnya pendidikan.Menyarankan kepada anggota keluarga binaan untuk menerapkan Pengetahuan tentang Pengelolaan Sampah yang Baik. Menghimbau masyarakat sekitar untuk sering mengikuti penyuluhan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk menambah pengetahuan tentang kesehatan.Memberikan saran kepada tokoh masyarakat untuk mengajak masyarakatnya mengikuti penyuluhan tentang Pengetahuan tentang Pengelolaan Sampah yang Baik.

Bagi Puskesmas Tegal Angus:Menyarankan pihak pelayanan kesehatan untuk dapat memberikan informasi dan penyuluhan tentang Pengetahuan tentang Pengelolaan Sampah yang Baik.Seluruh civitas puskesmas Tegal Angus maupun kader diharapkan dapat bekerja sama membina warga dalam hal terlaksananya Pengelolaan Sampah yang Baik.Pemerintah setempat bersama pihak Puskesmas Tegal Angus mendukung dengan selalu menghimbau kepada warganya untuk sadar tentang tingginya risiko Pengelolaan Sampah yang Baik.

DAFTAR PUSTAKAAnonimous, 2008.Undang-Undang RI Nomor 18 Tahun 2008, Tentang Pengelolaan SampahBapedal. 2008. Peraturan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun (B3). Yogyakarta: Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daeah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.Chandra, Budiman. 2009. Ilmu Kedokteran Pencegahan & Komunitas. EGC: JakartaLasma, Rohani. 2007. Perilaku masyarakat dalam pengelolaan sampah di desa medan senembah kabupaten deliserdang dan di kelurahan asam kkumbang kota medan tahun 2007. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara MedanMcLeroy, Kenneth R.,dkk. 2003. Community Based Interventions. Am J Public Health.Notoatmodjo, Soekidjo. 2011. Kesehatan Masyarakat Ilmu & Seni. Rineka Cipta; JakartaNur Sulistiawan, Insan. 2008. Skripsi. Pengelolaan Sampah Terpadu Di Perumahan Pamungkas Yogyakarta. Yogyakarta: Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universiatas Islam Indonesia Sejati, Kuncoro. 2009. Pengolahan Sampah Terpadu. Yogyakarta: Kanisius Notoatmodjo, S. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu & Seni. Rineka Cipta. Jakarta. Hal 187-191Tim Penulis PS. 2008. Penanganan dan Pengelolaan Sampah. Bogor: Penebar SwadayaUnited States Environmental Protection Agency. 2014. Human Health. Dalam : http://www.epa.gov/osw/nonhaz/municipal/backyard/health.htm#hexa (diakses tanggal 25 Februari 2015)