Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini

download Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini

of 90

Transcript of Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini

  • 8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini

    1/90

    LAPORAN DIAGNOSIS DAN INTERVENSI KOMUNITAS

    KURANGNYA PERILAKU KELUARGA BINAAN TERHADAP

    PEMANFAATAN SINAR MATAHARI, KAMPUNG GAGA,

    TANJUNG PASIR, PROVINSI BANTEN

    Disusun oleh Kelompok I:

    Eni Sofyanti 110.2008.318

    Gulan Fitrianti 110.2007. 131

    Mira Muftiarini 110.2006.155

    Yuliyana 110.2006.279

    Pembimbing oleh :

    dr. Dini Widianti, MKK

    KEPANITERAAN KEDOKTERAN KOMUNITAS BAGIAN ILMU

    KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

    YARSI PERIODE 23 SEPTEMBER 26 OKTOBER 2013

  • 8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini

    2/90

    1 | P a g e

    BAB I

    LATAR BELAKANG

    1.1 Gambaran Umum Desa Secara Geografis1.1.1 Situasi Keadaan Umum

    Desa Tanjung Pasir merupakan suatu desa di daerah pesisir pantai yang terletak

    di utara dari Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten yang

    mempunyai luas wilayah 564,25 hektar dan merupakan daerah dataran rendah

    dengan ketinggian satu meter dari permukaan dengan suhu udara 300-370C (Harti,

    2010). Luas wilayah terdiri dari sawah seluas 79 hektar, daratan seluas 108,185

    hektar dan empang seluas 377,065 hektar. Pada daratan terdiri dari dua hektar terdiri

    dari dua pemakaman umum.

    Desa Tanjung Pasir berbatasan dengan sekitarnya seperti yang terlihat pada

    gambar 1.1 adalah sebagai berikut (Harti, 2010) :

    a. Sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawab. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Tanjung Burungc. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Muarad. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Tegal Angus, Lemo dan Pangkalan

    Gambar 1.1 Peta Batas Wilayah Desa Tanjung Pasir

    Sumber : dr Dwi Harti. Profil Puskesmas Tegal Angus.2010

  • 8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini

    3/90

    2 | P a g e

    Puskesmas Tegal Angus adalah suatu puskesmas yang terletak di wilayah

    Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, mempunyai luas

    wilayah 4.763.198 hektar (47,631 km2). Terdiri dari luas daratan 2.170.120 hektar

    dan sawah 2.593.078 hektar dengan ketinggian dari permukaan laut 2-3 meter

    dengan curah hujan rata-rata 24 mm/tahun. Jarak dari Ibu Kota Kabupaten

    Tangerang sekitar 47 km.

    Batasbatas wilayah Kecamatan Teluk Naga adalah sebagai berikut:

    a. Sebelah utara berbatasan dengan wilayah Laut Jawab. Sebelah Selatan berbatasan dengan kota Tangerang/ Kecamatan Neglasari.c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Kosambi.d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Sepatan/Pakuhaji

    Wilayah kerja puskesmas Tegal Angus berada di wilayah Kecamatan Teluk

    Naga bagian utara yang terdiri dari enam deesa binaan yaitu desa Pangkalan,

    Tanjung Burung, Tegal Angus, Tanjung Pasir, Muara dan Lemo.

    Puskesmas Tegal Angus terdapat di:

    a) Desa Tegal Angusb) Jl Raya Tanjung Pasirc) Kode pos 15510d) Status kepemilikan tanah : Tanah Pemkabe) Batas wilayah sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawaf) Batas wilayah sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Kosambig) Batas wilayah sebelah Selatan berbatasn dengan desa Kampung Melayuh) Batas wilayah sebelah Barat dengan desa Pakuhaji.

    Prasarana perhubungan dan pengairan di Kecamatan Teluk Naga dihubungkan oleh :

    A. JalanPanjang jalan yang ada di wilayah Kecamatan Teluk Naga sepanjang 108

    km, dengan klasifikasi sebagai berikut:

    1. Berdasarkan statusa. Jalan propinsi : 9,5 km

  • 8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini

    4/90

    3 | P a g e

    b. Jalan Kabupaten : 5 kmc. Jalan Desa : 93,5 km

    2. Berdasarkan kondisi fisika. Jalan hotmik : 17,5 km

    b. Jalan aspal : 67 kmc. Jalan tanah : 14,5 km

    B. Jembatan1. Jembatan besi : 1 km2. Jembatan beton : 7 km

    C. Sungai/kaliSungai atau kali yang mengalir di wilayah Kecamatan Teluk Naga adalah

    sebagai berikut:

    1. Irigasi /pegairanPengairan dapat mengairi sawah seluas 20.593.649 ha.

    2. Bendungan air /DamBendungan dapat digunakan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)

    yang menjadi salah satu sumber air bersih yang dimanfaatkan masyarakat.

    Transportasi untuk mencapai wilayah Desa Tanjung Pasir sebagian besar dapat

    ditempuh dengan angkutan umum baik sepeda motor maupun mobil. Akan tetapi

    sebagian kecil hanya dapat ditempuh dengan berjalan kaki. Suasana sebelum

    memasuki Desa Tanjung Pasir melewati daerah Kampung Melayu Teluk Naga,

    selepas pasar maju sekitar 200 meter mengambil arah kanan. Kondisi fisik jalan

    menuju Desa Tanjung pasir dari arah Bandara Soekarno Hatta cukup baik

    menggunakan aspal meskipun ada beberapa jalan yang berlubang namun tidak begitumengganggu perjalanan. Sedangkan kondisi fisik jalan menuju Desa Tanjung Pasir

    dari arah Tanjung Burung berupa bebatuan (Harti, 2010).

    Desa Tanjung Pasir terdiri dari 6 Kepala Dusun, 14 Rukun Warga (RW) dan 34

    Rukun Tetangga (RT). Jarak tempuh dari pusat pemerintahan Desa Tanjung Pasir

    dalam melaksanakan hubungan dan komunikasi kerja dengan pemerintah di atasnya

    secara berjenjang sebagai berikut (Harti, 2010):

  • 8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini

    5/90

    4 | P a g e

    a. Dengan kantor kecamatan berjarak : 12 Kmb. Dengan ibukota kabupaten berjarak :54 Kmc. Dengan ibukota provinsi berjarak : 72 Km

    Gambar 1.2 Peta Wilayah Desa Tanjung Pasir

    Sumber : dr Dwi Harti. Profil Puskesmas Tegal Angus.2010

    Desa Tanjung Pasir memiliki tiga musim yaitu musim penghujan, kemarau dan

    angin. Musim yang mempengaruhi Desa Tanjung Pasir pada kurun waktu satu tahun

    ini adalah musim angin. Angin bertiup dari arah barat atau barat daya dengankecepatan 15 km/jam dengan curah hujan rata-rata 26,4 mm/tahun (Harti, 2010).

    1.2 Gambaran Umum Desa Secara Demografi1.2.1 Situasi Kependudukan

    Jumlah penduduk di wilayah Desa Tanjung Pasir sampai dengan akhir tahun

    2011 adalah 8.849 jiwa terdiri dari 4.436 jiwa laki-laki, dan 4.413 jiwa perempuan.

    Terdapat 1.936 kepala keluarga di Desa Tanjung Pasir. Kepadatan penduduk rata-

    rata 1.569 jiwa/km2 dan rata-rata jumlah jiwa per rumah tangga adalah 4,6 jiwa,

    dengan jumlah 1736 rumah (Kantor Statistik Kecamatan Teluk Naga, 2011).

    Dilihat dari berbagai aspek, maka Desa Tanjung Pasir berbatasan langsung

    dengan kota Jakarta atau administratif Kepulauan Seribu yang mempunyai fungsi

    sebagai penyangga dari berbagai aspek kehidupan, yang tentunya sangat

    mempengaruhi berbagai pembangunan dan sebagai alat dari perkembangan

  • 8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini

    6/90

    5 | P a g e

    teknologi, transformasi dan telekomunikasi yang semakin luas serta didukung dari

    sarana dan prasarana pendidikan dari tingkat Taman Kanak-Kanak (TK) sampai

    dengan tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) atau Madrasah

    Tsanawiyah (MTs) (Harti, 2010).

    Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan berdasarkan data yang tercatat di Desa

    Tanjung Pasir adalah sebagai berikut (Harti, 2010):

    a. Tamat akademi/sederajat : 45 orangb. Tamat Perguruan Tinggi/sederajat : 521 orangc. Buta huruf : 498 orang

    1.2.2 Pendidikan

    Tingkat pendidikan masyarakat sangat berperan dalam membentuk sikap dan

    perilaku masyarakat terhadap program kesehatan sehingga pendidikan sangat

    berperan dalam pembangunan kesehatan (Laporan Kinerja Puskesmas Tegal Angus,

    2011).

    Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan berdasarkan data yang tercatat di Desa

    Tanjung Pasir adalah sebagai berikut (Kartikawatie, 2012):

    a) Tidak/belum pernah bersekolah : 894 orangb) Tidak/belum tamat SD : 1231 orangc) SD/MI : 3590 orangd) SLTP/MTs : 785 orange) SLTA/MA : 863 orangf) AK/Diploma : 18 orangg) Universitas : 24 orang

    Prasarana pendidikan di Desa Tanjung Pasir adalah sebagai berikut(Kartikawatie, 2012):

  • 8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini

    7/90

    6 | P a g e

    Tabel 1.1 Jumlah Prasarana Pendidikan di Desa Tanjung Pasir

    (puskesmas Tegal Angus)

    1.2.3 Keadaan Sosial Ekonomi

    Ekonomi yang rendah, dimana data ini masih belum jauh berubah seperti tahun

    Keadaan ekonomi erat kaitannya dengan sumber mata pencaharian penduduk.

    Sebagian besar wilayah kerja di Desa Tanjung Pasir belum berkembang secara

    ekonomi. Jumlah penduduk Desa Tanjung Pasir terdiri dari 8.849 jiwa yang usia

    produktif dan pencari kerja diperkirakan sebanyak 2.039 jiwa. Secara umum dapat

    dijelaskan bahwa masyarakat Desa Tanjung Pasir bermata pencaharian sebagai

    nelayan, petani, pedagang, dan buruh dengan pendapatan yang tidak tetap. Dari data

    No. Prasarana Pendidikan Jumlah

    Sekolah(unit)

    Jumlah

    Murid(orang)

    Jumlah

    Guru(orang)

    1. TK (Taman Kanak-Kanak) 5 153 5

    2. SD (Sekolah Dasar)

    Negeri

    2 1.269 28

    3. Madrasah Ibtidaiyah (MI) 2 876 16

    4. SMP (Sekolah Menengah

    Pertama) Negeri

    - - -

    5. Madrasah Tsanawiyah

    (MTs)

    1 413 16

    6. SMP (Sekolah Menengah

    Pertama) Swasta Islam

    - - -

    7. SMA (Sekolah Menengah

    Atas) Negeri

    - - -

    8. SMK (Sekolah Menengah

    Kejuruan) Negeri

    - - -

    9 Lembaga Pendidikan:

    Pendidikan Usia dini(PAUD)

    Kursus bahasa

    Kursus menjahit

    --

    -

    --

    -

    --

    -

  • 8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini

    8/90

    7 | P a g e

    yang didapat pada tahun 2011 menunjukkan hampir separuh dari jumlah penduduk di

    Desa Tanjung Pasir mempunyai tingkat-tahun sebelumnya (Kartikawatie, 2012).

    Jumlah penduduk menurut mata pencaharian pokok adalah sebagai berikut

    (Kartikawatie, 2012):

    a) Nelayan :2.331orangb) Buruh/swasta :65orangc) Pegawai Negeri Sipil (PNS) :15orangd) Pedagang :1.213orange) Penjahit :24orangf) Tukang batu :62orangg) Tukang kayu :42orangh) Peternak :6orangi) Pengrajin :5orang

    j) Montir :25orangk) Dokter/bidan :6orangl) Supir :30orangm) Pengemudi becak :43orangn) TNI/POLRI :6orango) Pengusaha :8orang

    p) Petani :176orang

    Sarana perekonomian dan perdagangan di Desa Tanjung Pasirantara lain

    (Kartikawatie, 2012):

    a)

    Koperasi :1 unitb) Pasar :- unitc) Warung/kedai :100 unitd) Kios kelontong :5 unite) Bengkel :8 unitf) Toko :20 unitg) Percetakan/sablon :- unit

  • 8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini

    9/90

    8 | P a g e

    h) Material/toko bangunan :- uniti) Swalayan :- unit

    j) Supermall :- unitk) Pegadaian : - unitl) Bank BRI : - unitm) Bank Swasta : - unitn) Pos Giro : - unit

    Berdasarkan topografi, Desa Tanjung Pasir merupakan kawasan pantai yang

    landai sehingga di Desa Tanjung Pasir terdapat tambak yang luasnya mencapai 570

    hektar. Walaupun demikian, pada awalnya lahan di Tanjung Pasir tidak cocok untuk

    kegiatan budidaya karena kurang baiknya sistem irigasi yang ada. Baru setelah

    adanya perbaikan irigasi oleh pemerintah, kegiatan budidaya dapat berkembang lebih

    baik. Sedangkan berdasarkan kepemilikan tambak, dari total luas tambak yang ada

    di Desa Tanjung Pasir hanya sekitar 20% saja yang dimiliki oleh penduduk desa

    setempat, selebihnya merupakan milik orang Jakarta dan sekitarnya. Komoditas

    budidaya tambak utama yang ada di Desa Tanjung Pasir adalah ikan bandeng, mujair

    dan kakap (Kartikawatie, 2012).

    Desa Tanjung Pasir juga merupakan daerah pariwisata yang biasanya di akhir

    minggu atau hari libur banyak dikunjungi oleh para wisatawan. Tempat pariwisata

    yang terdapat di desa Tanjung Pasir adalah tempat penangkaran buaya, resort, serta

    wisata pantai Tanjung Pasir. Tempat yang paling banyak dikunjungi biasanya adalah

    kawasan pantai. Namun keadaan pantai di Tanjung Pasir tidak terawat dengan baik.

    Banyak sampah yang tidak terurus dan air pantai yang terlihat berwarna kecoklatan.

    Hal ini mungkin dapat juga disebabkan karena masih banyaknya warga setempatyang membuang sampah rumah tangganya ke pantai. Desa Tanjung Pasir juga

    merupakan salah satu tempat yang bisa dimanfaatkan untuk para wisatawan

    menyeberang ke kawasan Pulau Seribu. (Kartikawatie, 2012).

  • 8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini

    10/90

    9 | P a g e

    1.2.4 Keadaan Sosial Budaya

    Desa Tanjung Pasir memiliki beberapa suku di dalam masyarakatnya antara

    lain betawi, melayu dan sisanya adalah pendatang. Berdasarkan pencatatan yang

    dilakukan oleh kantor kepala desa setempat, mayoritas warga desa Tanjung Pasir

    beragama Islam yaitu 97% dan ada pula yang beragama Hindu, sisanya menganut

    agama Kristen Katolik, Protestan, dan agama Budha. Suasana beragama warga Desa

    Tanjung Pasir cukup baik, rukun, aman, dan tentram, saling menghormati dan tolong

    menolong (Harti, 2010).

    Jumlah penduduk berdasarkan agama adalah sebagai berikut (Harti, 2010):

    a. Islam : 9.594 orangb. Katolik : 12 orangc. Protestan : 2 orangd. Hindu : 56 orange. Budha : 51 orang

    Sarana peribadatan yang tersedia di Desa Tanjung Pasir adalah sebagai berikut

    (Harti, 2010):

    a. Mesjid : 6 unitb. Mushola : 30 unitc. Majelis Taklim : 12 unitd. Gereja : -e. Pura : -

    1.2.5 Transportasi

    Sarana transportasi masyarakat Desa Tanjung Pasir dengan menggunakanangkutan umum, ojek motor, becak serta sepeda (Kartikawatie, 2012).

    1.2.6KesehatanUpaya Pemerintah Desa Tanjung Pasir dengan instansi terkait, dalam hal ini

    Puskesmas untuk pelayanan kesehatan masyarakat, antara lain (Kartikawatie, 2012):

    a) Peningkatan gizi keluarga

  • 8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini

    11/90

    10 | P a g e

    b) Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada balita yang ada di setiapPosyandu, pemeriksaan kesehatan kepada ibu hamil.

    c) Pencegahan penyakit, vaksinasi filariasis (kaki gajah), imunisasi polio bagibalita, pemberian vitamin A.

    d) Penyuluhan kesehatan dan penyakit antara lain demam berdarah dengue, fluburung, chikungunya, dan sejenisnya.

    e) Penanganan bagi balita yang kekurangan gizi dengan memberikan susu danmakanan yang bernutrisi.

    f) Penyuluhan kesehatan tentang bagaimana menjaga dan memelihara lingkungandengan membersihkan rumah masing-masing dan lingkungan sekitarnya.

    g) Pemanfaatan dengan ditanami sayur mayur dan Tanaman Obat Keluarga(TOGA), tabulapot, dan tabulakar.

    Sebagai penunjang kegiatan tersebut, dibutuhkan sarana kesehatan yang

    tersedia di Desa Tanjung Pasir (Kartikawatie, 2012):

    a. Poskesdes : 1 unitb. Pos KB keluarga : - unitc. Posyandu : 6 unitd. Pos mandiri : - unite. Klinik bersalin/BKIA : - unitf. Praktek dokter/bidan : 4 unitg. Praktek bidan : 4 unith. Paraji : 4 orangi. Keluarga Berencana : - orang

    j.

    Jumlah pos/klinik KB : - unitk. Jumlah Pasangan Usia Subur : 334 pasang

    Jumlah Akseptor KB

    1. Pil :127 orang2. IUD :14 orang3. Kondom : - orang

  • 8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini

    12/90

    11 | P a g e

    4. Suntik :190 orang5. Implant :13 orangBerdasarkan data puskesmas Tegal Angus yang kami dapat, salah satu penyakit

    tersering yang terjadi di Desa Tanjung Pasir adalah Infeksi Saluran Pernapasan Atas

    (ISPA) seperti panas badan yang disertai batuk dan pilek.

    1.2.7Kesehatan Gigi dan Mulut BalitaBerdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas tahun 2010, untuk pelayanan

    kesehatan gigi dan mulut murid SD/MI di Puskesmas Tegal Angus berjumlah 5.573

    orang, yang mendapat pemeriksaan berjumlah 4.481 orang. Dari jumlah tersebut

    didapatkan 2.921 siswa perlu mendapat perawatan, sementara yang berhasil

    mendapat perawatan hanya berkisar 163 orang (5,58%).(Harti, 2010).

    Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas tahun 2011, untuk program

    upaya pengobatan kunjungan rawat jalan gigi sebsar 63,18%. Dari data pencegahan

    dan penanggulangan penyakit gigi didapatkan data pencapaian pembinaan kesehatan

    gigi di posyandu sebesar 121,4%, pembinaan kesehatan gigi pada TK 100%,

    pembinaan dan bimbingan sikat gigi masal pada SD/MI 69,52%, perawatan

    kesehatan gigi pada SD/MI 242,5%, murid SD/MI yang mendapatkan perawatan gigi

    12,49%, gigi tetap yang dicabut 81,11%, gigi tetap yang ditambal permanen 0,38%

    (Kartikawati,2011).

    Dari data tersebut didapatkan bahwa kunjungan rawat jalan gigi masih kurang

    (90%) ini

    disebabkan adanya program UKGMD yang dilaksanakan setiap bulan di posyandu.

    Murid SD/MI yang mendapatkan perawatan gigi masih kurang (12,49%) karena

    kurangnya tenaga kesehatan gigi untuk melakukan tindakan gigi di murid sekolah

    dasar dan MI walaupun sudah dilakukan tapi masih kurang mencakup semua murid.

    (Kartikawati,2011)

  • 8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini

    13/90

    12 | P a g e

    S

    B

    U

    T

    1.3 Denah Lokasi Keluarga Binaan

    Keluarga binaan berada di RT 01/RW 03 Kampung Gaga Sukamana, Kelurahan

    Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten,

    terdiri dari keluarga Tn. H. Iming, Tn. Madi, Tn. Somad, dan Tn. Nurdin.

    Adapun lokasi pemukiman keluarga binaan adalah sebagai berikut:

    Gambar 1.3 Denah Lokasi Rumah Keluarga Binaan RT 01/RW 03

    1.4 Profil Keluarga Binaan

    1.4.1 Profil Keluarga Binaan Tn. H ImingKeluarga binaan terdiri dari lima anggota keluarga, yaitu Tn. H.Iming, Ny. Icih

    Sukaisih, Tn Lukman, Tn Jaya Atmaja, dan Nn Siti Dipamazrin.

    1

    2 3

    4

    Keterangan :

    1. Tn. H.Iming

    2. Tn. Madi

    3. Tn. Somad4. Tn. Nurdin

  • 8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini

    14/90

    13 | P a g e

    Tabel 1.2 Profil Keluarga Tn. H. Iming Kampung Gaga Sukamana

    RT 01/RW 03 Bulan Oktober 2013

    Keluarga Tn. H. Iming bertempat tinggal di Kampung Gaga Sukamana RT

    01/RW 03 Kelurahan Tanjung Pasir, Kabupaten Tangerang, Banten. Keluarga terdiri

    dari Tn. H. Iming sebagai kepala keluarga dengan seorang istri yang bernama Ny.

    Icih Sukaisih dan tiga orang anak.

    Tn. H. Iming, berusia 75 tahun, bekerja sebagai penjaga gerbang taman buaya

    yang berada di dekat rumahnya dengan penghasilan Rp 175.00,00 per minggu.

    Pendapatan Tn. H. Iming digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari hari

    seperti membeli air PAM, makanan, untuk sekolah anak, pengobatan dan lain- lain.

    Tn. H. Iming mampu membaca dan menulis dikarenakan dia sempat

    mengenyam pendidikan hingga Sekolah Dasar (SD) namun tidak tamat. Pasangan ini

    menikah saat Tn. H. Iming berumur 40 tahun dan Ny. Icih Sukaisih berumur 25

    tahun. Ny. Icih Sukaisih merupakan istri kedua dari Tn. H Iming. Saat hamil, Ny.

    Icih Sukaisih jarang memeriksakan kandungannya di puskesmas dan saat melahirkan

    dibantu oleh dukun desa.

    Anak pertama pasangan Tn. H. Iming dan Ny. Icih Sukaisih adalah seorang

    anak perempuan dan sudah menikah. Saat ini sudah tinggal bersama suaminya. Anak

    kedua adalah seorang anak laki-laki yang bernama Tn. Lukman, berusia 20 tahun.

    Nama Status

    Keluarga

    Jenis

    Kelamin

    Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan

    Tn. H. Iming Suami Lakilaki 75 th SD tdk lulus Penjaga gerbang

    taman buaya

    Rp 175.000

    /minggu

    Ny. Icih

    Sukaisih

    Istri perempuan 45 th SD Tamat Ibu Rumah

    Tangga

    -

    Tn. Lukman Anak ke-2 Lakilaki 20 th SLTP Buruh Rp 200.000,-

    /minggu

    Tn. JayaAtmaja

    Anak ke-3 Lakilaki 16 th SLTP Buruh Rp 250.000,-/minggu

    Nn. Siti

    Dipamazrina

    Anak ke-4 Perempuan 8 th SD kelas 2 Pelajar -

  • 8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini

    15/90

    14 | P a g e

    Tn. Lukman mengenyam pendidikan hingga lulus Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama

    (SLTP), bekerja sebagai buruh dengan pendapatan Rp 200.00,00 per minggu.

    Pendapatan digunakan untuk membatu memenuhi kebutuhan keluarga dan untuk

    dirinya sendiri.

    Anak ketiga adalah seorang anak laki laki yang bernama Tn. Jaya Atmaja,

    berusia 16 tahun, bekerja sebagai buruh dengan pendapatan Rp 250.000,00 per

    minggu. Pendapatan Tn. Jaya Atmaja digunakan selain utntuk keperluan pribadi juga

    digunakan untuk membantu memenuhi kebutuhan keluarga.

    Anak keempat adalah seorang anak perempuan yang bernama An. Siti

    Dipamazrina, berusia 8 tahun.yang sekarang duduk di bangku sekolah dasar kelas 2.

    Semasa kecilnya An. Siti Dipamazrina jarang dibawa ke posyandu dan namun tetap

    mendapatkan imunisasi meski tidak lengkap.

    Keluarga Tn. H Iming memiliki kebiasaan makan dua kali sehari (siang dan

    malam).Ny. Icih Sukaisih memasak makanan sendiri dengan menu seadanya, contoh

    menu yang disajikan sehari-hari ialah nasi, ikan, tahu, dan tempe. Peralatan yg

    digunakan untuk memasak berupa kompor gas. Asap yang dihasilkan saat memasak

    keluar lewat sela-sela atap rumah yang terbuka sedikit.

    Ketika ada anggota keluarga yang sakit, keluarga ini biasanya membeli obat

    warung terlebih dahulu seperti obat Panadol. Namun, jika dengan obat warung

    keadaan anggota keluarga yang sakit tidak membaik, Tn. H Iming dan Ny. Icih

    Sukaisih langsung membawanya ke Dokter yang mereka kenal dengan dengan dr.

    goceng (dr Cecep) yang berada tidak jauh dari rumah Tn H Iming. Keluarga Tn. H

    Iming jarang sekali berobat ke Puskesmas karena jaraknya yang jauh dari rumah.

    Penyakit yang sering diderita anggota keluarga Tn. Tn H Iming adalah pusing dan

    rematik. Tn H Iming mengaku tidak memiliki jaminan kesehatan. Tn H Imingmengaku biasa merokok 1 bungkus/hari didalam rumah.

    Keluarga Tn. H Iming tinggal di rumah miliknya, dengan luas tanah sekitar

    25 m2 dan luas bangunan berukuran 12 m x 8 m. Bangunan tempat tinggal tidak

    bertingkat dan terdiri dari satu ruang tamu berukuran 3 m x 2 m, dua kamar tidur

    yang masing-masing berukuran 3 x 2 m, dapur yang berukuran 2 x 1 m, satu kamar

    mandi dengan ukuran 1 m x 2 m dan 1 gudang berukuran 2 x 3 m .Rumah ini tidak

  • 8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini

    16/90

    15 | P a g e

    jauh dari jauh raya.Sebagian besar ruangan di dalam rumah ini berlantaikan keramik

    (kecuali dapur dan gudang) dan beratapkan genteng.Sebagian besar dinding rumah

    terbuat dari batu bata.Untuk ventilasi, rumah ini memiliki satu jendela yang terbuat

    dari kaca berwarna putih dan tidak dapat di buka. di ruang tamu yang masing-masing

    berukuran 100 x 60 cm. Jendela tersebut berfungsi sebagai ventilasi untuk aliran

    keluar masuk udara dan sinar matahari ke dalam rumah dan dibuka tiap pagi. Rumah

    tersebut tidak pernah kebanjiran. Aliran air dari limbah keluarga ( air bekas cucian

    dan mandi) mengalir ke area tanah kosong disamping gudang. Oleh karena itu

    terdapat genangan air yg menurut Tn. H.Iming akan terserap ke dalam tanah

    beberapa saat kemudian.

    Keluarga ini memiliki kamar mandi dengan jamban jongkok.Kamar mandi

    dan dapur rumah Tn. H Iming tersebut memiliki sumber air sumur, tetapi sumur ini

    hanya berisi air asin dan hanya digunakan untuk beberapa keperluan saja, seperti

    mandi dan memcuci. Sumurini tidak pernah ditutup. Keluarga Tn H.Iming mengaku

    mandi 2 kali sehari memakai sabun dan sikat gigi. Untuk memasak air minum,

    keluarga Tn. H.Iming menggunakan air PAM. Air PAM yang didapat diperoleh dari

    penjual sekitar. Dalam sehari, keluarga tersebut menggunakan enam jerigen air

    PAM, masing-masing jerigen memiliki kapasitas sekitar 15-20 liter. Satu jerigen air

    PAM ini seharga Rp.500,00. Tn. H.Iming mengaku hal tersebut tidak memberatkan

    ekonomi keluarga.

    Keluarga Tn. H Iming tidak memiliki tempat sampah di dapur. Sampah

    tersebut biasa ditumpuk lalu di bakar

  • 8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini

    17/90

    16 | P a g e

    Kamar

    1

    Kamar

    2

    Ruang Tamu

    Teras

    12 M

    Sumur

    a

    b

    a = kamar mandi

    b = dapur

    KELUARGA BINAAN

    TN. H.IMING

    Gambar 1.4 Denah Keluarga Tn. H Iming

    1.4.2 Profil Keluarga BinaanTn. Madi

    Keluarga binaan terdiri dari enam anggota keluarga, yaitu Tn. Madi, Ny. Ami, Tn.

    Imam, Tn. Lukman, Nn. Sukma, An. Mia.

  • 8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini

    18/90

    17 | P a g e

    Tabel 1.3 Profil Keluarga Tn. Madi Kampung Gaga Sukamana

    RT 01/RW 03 Bulan Oktober 2013

    Keluarga Tn. Madi bertempat tinggal di Kampung Gaga Sukamana RT

    01/RW 03 Kelurahan Tanjung Pasir, Kabupaten Tangerang, Banten. Keluarga terdiri

    dari Tn. Madi sebagai kepala keluarga yang belum menikah dan lima saudara

    kandungnya Tn. Agus, Tn. Jumad, Nn. Nita dan Ny. Ami yang sudah bercerai,

    mempunyai satu anak perempuan An. Wulan.

    Tn. Madi, berusia 30 tahun, merupakan anak kedua dari enam bersaudara

    sementara kakak dia sudah menikah dan sudah memiliki rumah pribadi, bekerja

    sebagai buruh di Batu Apung dengan penghasilan berkisar antara Rp 1.400.000,00

    per bulan. Pendapatan Tn. Madi digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-

    hari, seperti membeli air PAM, makanan, tabungan untuk kebutuhan tidak terduga,

    pengobatan dan lainlain.Tn. Madi mampu membaca dan menulis dikarenakan dia sempat mengenyam

    pendidikan hingga lulus Sekolah Dasar (SD). Saudara yang pertama adalah Ny. Ami

    berusia 24 tahun sudah menikah dan memiliki satu orang anak perempuan bernama

    An. Wulan yang berusia 4 tahun, Ny. Ami sudah bercerai dengan suaminya sejak

    tiga tahun yang lalu.Ny. Ami sempat mengenyam pendidikan hingga lulus Sekolah

    Dasar (SD). Saat kehamilan anaknya Ny. Ami jarang memeriksaan anaknya ke bidan

    Nama StatusKeluarga

    JenisKelamin

    Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan

    Tn. Madi Kepala

    keluarga

    Laki-laki 30 th SD Buruh di

    Batu Apung

    Rp

    1.400.000/bulan

    Ny. Ami Adik ke-1 Perempuan 23 th SD Ibu rumah

    tangga

    -

    An.

    Wulan

    Keponakan

    (Anak dari

    Ny. Ami )

    Perempuan 4 th - - -

    Tn. Agus Adik ke-2 Lakilaki 20 th SD Nelayan Rp.

    400.000/bulan

    Tn. Jumad Adik ke-3 Lakilaki 18 th SD - -

    Nn. Nita Adik ke-4 Perempuan 15 th SD Buruh di

    pabrik plastik

    Rp

    300.000/minggu

  • 8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini

    19/90

    18 | P a g e

    ataupun puskesmas.Ny. Ami melahirkan di rumah dengan dibantu oleh dukun desa di

    sekitar rumah.An. Wulan tidak pernah mendapatkan imunisasi sejak lahir.An. Wulan

    jarang dibawa ke posyandu, dibawa ke posyandu apabila diajak oleh tetangga. An.

    Wulan tidak diberikan ASI eksklusif dan diberikan makanan pendamping ASI sejak

    usia 4 bulan.

    Adik pertama adalah Tn. Agus, berusia 20 tahun, dan belum menikah.Tn.

    Agus sempat mengenyam pendidikan hingga lulus Sekolah Dasar (SD). Bekerja

    sebagai nelayan dengan penghasilan yang tidak menentu, jika dirata-ratakan sekitar

    Rp 400.000,00 per bulan Penghasilan Tn. Agus digunakan untuk membantu

    memenuhi kebutuhan dalam rumah dan sebagian untuk diri dia sendiri.

    Adik kedua adalah Tn. Jumad, berusia 18 tahun, belum menikah dan tidak

    bekerja. Sempat mengenyam pendidikan hingga lulus sekolah Dasar (SD). Saat ini

    yang dia lakukan di rumah adalah membantu Ny. Ami dalam mengurus rumah.

    Adik terakhir adalah Nn. Nita, berusia 15 tahun, belum menikah. Saat ini

    sedang bekerja sebagai buruh di suatu pabrik plastik, dengan pendapatan Rp

    300.000,00 per minggu. Pendapatan tersebut digunakan untuk membantu keperluan

    seharihari.

    Keluarga Tn. Madi memiliki kebiasaan makan dua kali sehari (siang dan

    malam).Ny. Ami memasak makanan sendiri dengan menu seadanya, contoh menu

    yang disajikan sehari-hari ialah nasi, ikan, tahu, dan tempe. Peralatan yg digunakan

    untuk memasak berupa kompor gas. Asap yang dihasilkan saat memasak keluar pintu

    dapur yang dibuka jika akan memasak dan lewat sela-sela atap rumah yang terbuka

    sedikit.

    Ketika ada anggota keluarga yang sakit, keluarga ini biasanya membeli obat

    warung terlebih dahulu seperti obat Panadol, bodrek dan lain lain. Namun, jikadengan obat warung keadaan anggota keluarga yang sakit tidak membaik, Tn. Madi

    dan anggota keluarga yang lain langsung membawanya ke Dokter yang mereka kenal

    dengan dengan dr. goceng (dr Cecep) yang berada tidak jauh dari rumah Tn. Madi.

    Keluarga Tn.Madi jarang sekali berobat ke Puskesmas karena jaraknya yang jauh

    dari rumah. Penyakit yang sering diderita anggota keluarga Tn. Madi adalah pusing,

  • 8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini

    20/90

    19 | P a g e

    batuk dan flu. Tn. Madi mengaku tidak memiliki jaminan kesehatan. Tn. Madi

    mengaku biasa merokok satu sampai dua bungkus/hari di dalam rumah.

    Keluarga Tn. Madi tinggal di rumah miliknya, dengan luas tanah sekitar 20

    m2 dan luas bangunan berukuran 7 m x 3 m. Bangunan tempat tinggal tidak

    bertingkat dan terdiri daridua kamar tidur yang masing-masing berukuran 3 x 2 m,

    ruang tv yang berukuran 4 m x 2 m, dapur yang berukuran 2 x 1 m, dan satu kamar

    mandi dengan ukuran 1 m x 1 m.Rumah ini tidak jauh dari jauh raya.Sebagian besar

    ruangan di dalam rumah ini berlantaikan tanah dan beratapkan genteng.Sebagian

    besar dinding rumah terbuat dari bilik bambu.Untuk ventilasi, rumah ini memiliki

    satu jendela yang tanpa kaca dan hanya tertutup oleh gorden yang berada di kamar

    pertama.Jendela tersebut tidak berfungsi sebagai ventilasi. Rumah tersebut tidak

    pernah kebanjiran. Aliran air dari limbah keluarga ( air bekas cucian dan mandi)

    mengalir ke kali sebelah rumah.

    Keluarga ini memiliki kamar mandi tanpa disertai jamban jongkok. Kamar

    mandi dan dapur rumah Tn. Madi tersebut memiliki sumber air sumur, tetapi sumur

    ini sudah tidak dipergunakan karena berisi air asin. Keluarga Tn. Madi mengaku

    mandi dua kali sehari memakai sabun dan sikat gigi. Untuk memasak air minum,

    keluarga Tn. Madi menggunakan air PAM. Air PAM yang didapat diperoleh dari

    penjual sekitar. Dalam sehari, keluarga tersebut menggunakan enam jerigen air

    PAM, masing-masing jerigen memiliki kapasitas sekitar 15-20 liter. Satu jerigen air

    PAM ini seharga Rp.500,00. Tn. Madi mengaku hal tersebut tidak memberatkan

    ekonomi keluarga. Keluarga Tn. Madi tidak memiliki tempat sampah di

    dapur.Sampah tersebut biasa ditumpuk lalu di bakar.

  • 8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini

    21/90

    20 | P a g e

    S

    T

    KELUARGA BINAAN

    TN. MADI

    7 meter

    3 meter

    Gambar 1.5 Denah Keluarga Tn. Madi

    1.4.3 Profil Keluarga Binaan Tn. Somad

    Keluarga binaan terdiri dari tujuh anggota keluarga, yaitu Tn. Somad, Ny.

    Salmah, Ny.Suhayah, Tn. Surdi, Tn. Debi Saripudin, Ny. Haryati, dan Tn. Robi.

    Teras

    Kamar 2RuangT

    Vd

    an

    kelua

    rga

    DapurKamar

    mandi

    Kamar 1

    Sumur

    (tidak

    di akai

    Tampak depan

    Tampak belakang

  • 8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini

    22/90

    21 | P a g e

    Tabel 1.4 Profil Keluarga Tn. Somad Kampung Gaga Sukamana

    RT 01/RW 03 Bulan Oktober 2013

    Keluarga Tn. Somad bertempattinggal di RT 01/RW 03 Desa Teluk gaga,

    Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang. Keluarga tersebut terdiri dari Tn.

    Somad sebagai kepala keluarga dengan seorang istri yang bernama Ny. Salmah dansatu orang anak: anak pertama bernama Ny. Suhayah dan suaminya yang bernama

    Tn. Surdi dan anak dari Tn. Surdi dan Ny. Suhayah yang bernama Tn. Debi Sarifudin

    dan istrinya yang bernama Ny. Haryati dan adik kandungnya yang bernama Tn.

    Robi.

    Tn.Somad berusia 60 tahun bekerja sebagai seorang petani dengan

    penghasilan Rp. 1.000.000, per bulan. Pendapatan Tn. Somad inidalam sebulan

    digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seperti membayar air PAM,

    makanan, listrik, membayar cicilan motor dan membeli kebutuhan rumah tangganya.

    Keluarga Tn. Somad tidak dapat menyisihkan uang pendapatannya karena langsung

    habis untuk membeli keperluan sehari-hari..Tn. Somad pernah mengenyam

    pendidikan hingga bangku Sekolah dasar (SD) sampai tamat.Istrinya, Ny.Salmah

    berusia 50 tahun bekerja sebagai ibu rumah tangga.Ny. Salmah pernah mengenyam

    pendidikan di bangku Sekolah Dasar namun tidak sampai tamat yaitu hanya sampai

    Nama Status

    Keluarga

    Jenis

    Kelamin

    Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan

    Tn. Somad Suami Laki-laki 60 th SD Petani Rp 1.000.000/bulan

    Ny.Salmah Istri Perempuan 50 th SD Ibu rumah

    tangga

    -

    Ny.Suhayah Anak ke-1 Perempuan 37 th SD Ibu rumah

    tangga

    -

    Tn. Surdi Menantu Lakilaki 45 th SD Wiraswasta Rp. 2.000.000/bulan

    Tn. Debi

    Saripudin

    Cucu 1 Lakilaki 35th SMP Wiraswasta Rp 2.0000.000/bulan

    Ny. Haryati Cucu

    Menantu

    Perempuan 22 th SD Ibu Rumah

    Tangga

    -

    Tn. Robi Cucu ke-2 Laki-laki 25 th SMP Buruh Rp 1.200.000/bulan

  • 8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini

    23/90

    22 | P a g e

    kelas 4 SD. Anak pertama adalah seorang perempuan yang bernama Ny. Suhayah,

    berusia 37 tahun, Ny. Suhayah pernah mengenyam pendidikan hingga bangku

    sekolah dasar dan suaminya yang bernama Tn. Surdi, Tn. Surdi pernah mengenyam

    pendidikan hingga bangku SD, Tn. Surdi bekerja sebagai pedagang dengan

    penghasilan Rp. 2.000.000 per bulan. Keluarga Tn. Somad tinggal di rumah milik dia

    sendiri, dengan luas bangunan berukuran7 m x 6 m dan tidak bertingkat. Rumah

    terdiri dari dua kamar tidur yang masingmasing berukuran 3 m x 4 m; ruang tamu,

    berukuran 4 m x 3 m; dapur berukuran 1 m x 2 m dan kamar mandi berukuran 2 m x

    1 m.

    Rumah Tn. Somad ini terletak di daerah pemukiman yang tidak jauh dari

    jalan raya.Rumah ini berlantaikan keramik.Atap rumah terbuat dari genteng tanpa

    plafon.Sedangkan seluruh dinding rumah terbuat dari batu bata yang sudah di cat.

    Menurut Ny. Salmah bila hujan besar rumah tidak bocor.Jalan umum menuju rumah

    Tn. Somad bisa diakses dengan kendaraan beroda dua (motor dan sepeda). Rumah

    ini memiliki dua jendela yang dapat dibuka di bagian dinding kamar 100 cm x 60 cm

    sedangkan ruang lain tidak terdapat jendela. Jendela tersebut seharusnya berfungsi

    sebagai ventilasi untuk aliran keluar masuk udara atau masuknya cahaya sinar

    matahari kedalam rumah.Akan tetapi keluarganya Tn. Somad tidak memanfaatkan

    fungsi dari jendela tersebut dan gorden jendela tidak pernah dibuka sehingga sinar

    matahari tidak dapat masuk. Jumlah total ventilasi dibandingkan dengan total luas

    lantai yaitu 8,1% sehingga tidak memenuhi kriteria pencahayaanrumah sehat yaitu

    30%. Rumah ini sudah difasilitasi listrik berdaya 450 watt, dengan fasilitas enam

    buah lampu, satu magic com, satu buah televisi dan dvd player.

    Keluarga ini memiliki kamar mandi dengan jamban jongkok didalamnya dan

    beralaskan keramik. Untuk aktivitas buang air besar keluarga Tn. Somad biasamelakukannya di jamban rumahnya sendiri.Di dalam kamar mandinya tidak

    ditemukan hewan yang berkeliaran disekitar kamar mandi.Keluarga Tn. Somad

    mempunyai saluran pembuangan air limbah yaitu septic tank di belakang

    rumahnya.Apabila melakukan kegiatan mandi dan mencuci, air limbah dibuang

    melalui saluran tesebut dan tidak ada air yang menggenang di sekitarnya. Didalam

    kamar mandi Tn. Somad terdapat bak mandi berwarna biru yang berukuran 1m x 1m,

  • 8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini

    24/90

    23 | P a g e

    Biasanya keluarga Tn. Somad menggunakan air PAM untuk mandi, mencuci dan

    memasak. Sedangkan untuk minum, keluarga Tn. Somad menggunakan air galon isi

    ulang yang dibeli seharga Rp. 12.000,- per gallon.

    Keluarga Tn. Somad biasa meletakkan sampah didalam kantong plastik di

    dapur.Sampah diletakkan menjadi satu didalam plastik dan tidak dipisahkan mana

    sampah organik dan non-organik.Keluarga Tn. Somad biasanya membuang dan

    membakar sampah dibelakang rumahnya.

    Keluarga Tn.Somad memiliki kebiasaan makan tiga kali sehari. Ny. Salmah

    memasak makanan dengan menu bervariasi. Contoh menu yang disajikan sehari-hari

    ialah nasi, ikan, ayam, tahu, tempe, dan sayur. Semua makanan dimasak sampai

    matang dengan menggunakan kompor gas 3 kg. Peralatan makan yang digunakan

    sebagian terbuat dari kaca dan sebagian lagi terbuat dari plastik.Keluarga Tn. Somad

    terbiasa mencuci tangan sebelum makan, baik dengan sabun ataupun hanya dengan

    menggunakan air saja. Karena tidak memiliki ruang makan, keluarga ini biasanya

    makan di ruang keluarga.

    Tn. Somad, menantu dan cucunya memiliki kebiasaan merokok . Dalam satu

    hari mereka menghabiskan 1 bungkus rokok yang dibelinya seharga Rp. 12.000,-.

    Tn. Somad, menantu dan cucunya biasa merokok didalam juga diluar rumah. Ketika

    ada anggota keluarga yang sakit, keluarga ini biasanya membeli obat warung terlebih

    dahulu. Namun, jika dengan obat warung keadaannya tidak juga membaik barulah

    dibawa ke dokter terdekat dari kampungnya kadang kadang keluarga Tn. Somad

    juga membawa anggota keluarganya ke puskesmas.Penyakit yang paling sering

    diderita oleh keluarga ini adalah batuk dan pilek yang sering terjadi pada anaknya.

  • 8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini

    25/90

    24 | P a g e

    KELUARGA BINAAN

    TN. SOMAD

    Halaman

    7 meter

    6 meter

    Gambar 1.7 Denah Keluarga Tn. Somad

    Teras

    Ruang tamu

    Dapur

    Ruang TV

    Kamar 2

    Kamar 1

    Kamar

    mandi

    Air PAM

    Tampak depan

    Tampak belakang

  • 8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini

    26/90

    25 | P a g e

    .4.4 Profil Keluarga Binaan Tn. Nurdin

    Keluarga binaan terdiri dari tiga anggota keluarga, yaitu Tn. Nurdin, Ny. Idah, dan

    An. Ulul Azmi.

    Tabel 1.5 Profil Keluarga Tn. Nurdin Kampung Gaga Sukamana

    RT 01/RW 03 Bulan Oktober 2013

    Keluarga Tn. Nurdin bertempat tinggal di RT 01/RW 03 Desa Tanjung Pasir,

    Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang. Keluarga tersebut terdiri dari Tn.

    Nurdin sebagai kepala keluarga selama 3 tahun. Tn. Nurdin memiliki istri bernama

    Ny.Idah dan satu orang anak: anak pertama bernama Ulul Azmi.

    Tn. Nurdin berusia 26 tahun bekerja sebagai penjaga toko di paasar kampung

    melayu setiap hari dengan penghasilan Rp. 1.000.000 per bulan. Pendapatan ini habis

    untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seperti membeli air PAM, makanan,

    membayar listrik, dan lain-lain. Tn. Nurdin pernah mengenyam bangku pendidikan

    sampai selesai bangku Sekolah Menengah Atas (SMA).

    Istri Tn. Nurdin bernama Ny. Idah yang berumur 25 tahun dan bekerja

    sebagai Ibu rumah tangga.Ny. Idah pernah mengenyam bangku pendidikan sampai

    selesai bangku Sekolah Menengah Atas (SMA).

    Nama Status

    Keluarga

    Jenis

    Kelamin

    Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan

    Tn. Nurdin Suami Lakilaki 26 th SMA Tamat PenjagaToko

    Rp 1.000.000 /bln

    Ny. Idah Istri Perempuan 25 th SMA Tamat Ibu

    Rumah

    Tangga

    -

    An. Ulul

    Azmi

    Anak ke-1 Lakilaki 1 tahun,

    7 bulan

    - - -

  • 8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini

    27/90

    26 | P a g e

    Anak pertama Tn. Nurdin bernama Ulul Azmi berumur 1 tahun 7 bulan di

    desa.Persalinan Ulul dibantu oleh bidan desa setempat.Ulul masih mendapatkan ASI

    soleh ibunya.Ulul mendapatkan imunisasi dan menurut ibunya sudah lengkap di

    posyandu.Sehari-hari Ulul bermain dengan ibu dan teman sebayanya.

    Keluarga Tn. Nurdin tinggal di rumah milik sendiri dengan luas bangunan

    berukuran 10 m x 10 m dan tidak bertingkat, terdiri dari dua kamar tidur yang

    masing-masing berukuran 2 m x 3 m; satu ruang tamu berukuran 3 m x 3 m; kamar

    mandi yang berukuran 3 m x 2 m dan satu dapur berukuran 2 m x 2 m. Rumah ini

    terletak di daerah pemukiman padat di pinggir jalan. Rumah ini berlantaikan

    tanah.Atap rumah terbuat dari genteng tanpa plafon.Sedangkan seluruh dinding

    rumah terbuat dari batu bata.Rumah Tn. Nurdin tidak pernah mengalami banjir.

    Untuk ventilasi, rumah ini memiliki tiga dimana satu di salah satu kamar tidur bagian

    depan, satu di atas pintu dan satu di atas jendela di ruang tamu. Ukuran ventilasi di

    ruang tamu 30 cm x 30 cm, ventilasi di atas pintu 30cm x 30cm, sedangkan di kamar

    tidur depan berukuran 30cm x 30cm. Ventilasi pada rumah ini kurang baik dan

    kurang memenuhi standar 10% dari luas bangunan. Ventilasi ini terbuka sehingga

    memungkinkan terjadinya pertukaran udara. Rumah ini memiliki enam jendela,

    empat dibagian ruang tamu dan dua di kamar bagian depan. Jendela rumah ini tidak

    pernah dibuka karena banyak debu dari polusi jalan yang tepat berada di depan

    rumah dan kaca jendela berwarna gelap. Rumah ini sudah difasilitasi listrik berdaya

    450 watt, dengan fasilitas lima buah lampu dan satu buah televisi, lemari es dan

    DVD player.

    Keluarga ini memiliki kamar mandi yang terpisah dengan jamban yang

    dibatasi semen setinggi 2 m. Keluarga ini biasa mengunakan jamban untuk

    BAB.Ruang kamar mandi rumah Tn.Nurdin tersebut memiliki sumber air sumur.Akan tetapi, Keluarga tidak memakai air tersebut untuk keperluan sehari-hari, seperti

    mandi serta mencuci baju dan alat masak.Septice tank keluarga ini berada di

    belakang kamar mandi. Keluarga Tn.Nurdin menggunakan Air PAM yang didapat

    diperoleh dengan cara membeli air PAM yang dijual oleh warga sekitar. Dalam

    sehari keluarga tersebut membutuhkan enam jerigen air PAM (satu jerigen = 20

  • 8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini

    28/90

    27 | P a g e

    liter). Air tersebut digunakan untuk minum dan memasak. Satu jerigen air PAM

    seharga Rp. 500,00,- sampai 1.000,-.

    Keluarga Tn.Nurdin tidak memiliki tong sampah di dalam rumah. Tn.Nurdin

    biasa membuang sampah di dalam plastik kemudian membakarnya di belakang

    rumah.

    Keluarga Tn.Nurdin memiliki kebiasaan makan tiga kali sehari. Ny.Idah

    memasak makanan dengan menu seadanya, contoh menu yang disajikan sehari-hari

    ialah nasi, tahu, tempe, ikan dan indomie. Ny.Idah sangat jarang memasak sayur dan

    memakan buah karena sulit untuk mendapatkannya.Untuk makanan sehari-hari

    Ny.Idah biasa memasak sendiri dan semua makanan dimasak sampai

    matang.Peralatan makan yang digunakan sebagian terbuat dari kaca dan sebagian

    lagi terbuat dari plastik.Karena tidak memiliki ruang makan, keluarga ini biasanya

    makan di ruang tamu.

    Keluarga Tn.Nurdin tidak memiliki kebiasaan untuk berolahraga.Sehari-hari

    Tn.Nurdin sibuk dengan bekerja dan tidak ada waktu untuk olahraga.Sedangkan

    Ny.Idah tidak sempat berolahraga karena mengurus rumah dan anak pertamanya.

    Keluarga Tn.Nurdin biasa menderita ISPA terutama anaknya yang masih

    berumur 1 tahun 7 bulan.. Ketika ada anggota keluarga yang sakit, keluarga ini

    biasanya berobat ke dokter klinik dekat rumahnya dan diberi nama dokter goceng.

    Keluarga Tn.Nurdin tidak memiliki kartu jamkesmas.

    Dalam keluarga Tn.Nurdin, Hanya Tn.Nurdin yang merokok.Dimana dapat

    menghabiskan 1 bungkus perhari.Ny.Idah selalu memarahinya jika merokok di

    dalam rumah sehingga suaminya kadang-kadang merokok di luar rumah.

  • 8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini

    29/90

    28 | P a g e

    Ruang

    tamu

    Kamar

    dapur

    Sumur

    Kamar 1

    Ruang

    baran

    g

    Kamar

    mandi

    Ruang

    keluarga

    Halaman belakang

    10 M

    10 M S

    B

    U

    T

    KELUARGA BINAAN

    Tn. Nurdin

    Gambar 1.4.4 Denah Rumah Tn. Nurdin

    1.5 Penentuan Area Masalah Kesehatan

    1.5.1 Rumusan Area Masalah Keluarga Binaan

    1.5.1.1 Keluarga Tn. H. Iming

    a. Masalah non-medisLingkungan

    a) Kurangnya perilaku keluarga binaan terhadap pemanfaatan sinarmatahari desa Tanjung Pasir, Banten

    b) Perilaku membersihkan dapur yang kurang pada keluarga binaanc) Ventilasi yang kurang dalam rumah keluarga binaan.d) Terdapatnya kandang ternak di depan dan di samping rumah.

  • 8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini

    30/90

    29 | P a g e

    Perilaku kesehatan

    Tn. H.Imang merokok di dalam rumah, meskipun di dekat anggotakeluarga lainnya yang tidak merokok.

    Kurangnya kesadaran untuk berobat ke tenaga kesehatanb. Masalah medis

    a) Anggota keluarga sering menderita pusing dan rematik.Usulan Area Masalah

    Kurangnya perilaku keluarga binaan terhadap pemanfaatan sinarmatahari desa Tanjung Pasir, Banten.

    Perilaku membersihkan rumah yang kurang pada keluarga binaan.

    1.5.1.2 Keluarga Tn. Madi

    a. Masalah non- medisLingkungan

    a) Kurangnya perilaku keluarga binaan terhadap pemanfaatan sinar mataharidesa Tanjung Pasir, Banten

    b) Tidak tersedianya tempat sampah di dalam rumahc) Perilaku buang sampah yang burukd) Kurangnya pengetahuan tentang rumah sehat.e) Perilaku menempatkan kandang hewan ternak yang dekat dengan rumah.f) Kurangnya ventilasi udara yang ada di rumah keluarga binaang) Kurangnya ketersediaan air bersih pada keluarga binaan

    Kehidupan sosial

    Tingkat pendidikan dan sosiol ekonomi yang rendah.Perilaku kesehatan

    Merokok di dalam rumah.

  • 8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini

    31/90

    30 | P a g e

    Kurangnya pengetahuan mengenai pentingnya mencuci tangan sebelummakan.

    b. Masalah medisa) Penyakit diare dalam keluarga binaan.

    b) Persalinan yang dibantu oleh dukun.Usulan Area Masalah

    Kurangnya perilaku keluarga binaan terhadap pemanfaatan sinarmatahari desa Tanjung Pasir, Banten.

    Perilaku membersihkan rumah yang kurang pada keluarga binaan. Kurannya ventilasi dan jendela didalam rumah.

    1.5.1.3 Kelurga Tn. Somad

    a. Masalah Non MedisLingkungan

    a) Kurangnya perilaku keluarga binaan terhadap pemanfaatan sinarmatahari desa Tanjung Pasir, Banten .

    b) Kurangnya pengetahuan akan pentingnya Ventilasi dan sirkulasi udaradirumah keluarga binaan.

    c) Kurangnya kebersihan lingkungan rumah.d) Kurangnya sarana pembuangan sampah dan limbah pada rumah

    keluarga binaan.

    e) Tidak tersedianya tempat sampah dirumah.Perilaku kesehatan

    a) merokok di dalam rumah, meskipun di dekat anggota keluarga lainnyayang tidak merokok sehingga menimbulkan polusi dan gangguan

    kesehatan.

    b) Kurangnya ketersediaan air bersih pada keluarga binaan.

  • 8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini

    32/90

    31 | P a g e

    b. Masalah Medisa) Anggota keluarga sering menderita ISPA.

    Usulan Area Masalah

    Kurangnya perilaku keluarga binaan terhadap pemanfaatan sinarmatahari desa Tanjung Pasir, Banten.

    Kurangnya ventilasi dan jendela di rumah. Tingkat kejadian ISPA yang berulang pada anggota keluarga. Kebiasaan merokok yang dapat mengganggu kesehatan.

    1.5.1.4Keluarga Tn. Nurdina. Masalah Non Medis

    Lingkungan

    a) Kurangnya perilaku keluarga binaan terhadap pemanfaatan sinarmatahari desa Tanjung Pasir, Banten.

    b) Lantai beralas tanah.c) Perilaku menggunakan kaca gelap dijendela rumah.d) Ventilasi rumah yang kurang.e) Tidak tersedianya tempat sampah dirumah.

    Perilaku kesehatan

    a) merokok di dalam rumah, meskipun di dekat anggota keluarga lainnyayang tidak merokok sehingga menimbulkan polusi dan gangguankesehatan.

    b. Masalah Medisa) Penyakit ISPA pada keluarga binaan.

  • 8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini

    33/90

    32 | P a g e

    Usulan Area Masalah

    Kurangnya perilaku keluarga binaan terhadap pemanfaatan sinarmatahari desa Tanjung Pasir, Banten Perilaku menggunaka kaca gelap

    dijendela rumah.

    Pengetahuan tentang penyakit ISPA.

    1.5.2 Alasan Pemilihan Area Masalah

    Sebagai pendekatan awal untuk mengetahui area masalah yaitu dengan

    menganalisis laporan tahunan Puskesmas mengenai data-data perilaku hidup bersih

    dan sehat dan beberapa penyakit penting yang ada di wilayah Puskesmas Tegal

    Angus didapatkan data :

    1. Kepemilikan jamban

    Berdasarkan data Puskesmas mengenai kepemilikan jamban

    Presentasi keluarga dengan kepemilikan jamban menurut Kecamatan danPuskesmas

    Jumlah keluarga : 12.421 Keluarga yang diperiksa : 640 Jumlah keluarga yang memiliki jamban : 99 Jumlah keluarga yang memiliki jamban sehat : 39

    Sumber: Program Kesehatan Lingkungan, P2PL Puskesmas Tegal Angus 2012

    2. Tempat Sampah

    Presentasi keluarga dengan kepemilikan tempat sampah menurut Kecamatandan Puskesmas

    Jumlah keluarga : 12.421

  • 8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini

    34/90

    33 | P a g e

    Keluarga yang diperiksa : 640 Jumlah keluarga yang memiliki tempat sampah : 31 Jumlah keluarga yang memiliki tempat sampah yang sehat : 7

    Sumber: Program Kesehatan Lingkungan, P2PL Puskesmas Tegal Angus 2012

    3. Air Bersih

    Presentasi keluarga menurut jenis sarana air bersih yang digunakan menurutKecamatan dan Puskesmas

    Jumlah keluarga : 12.421 Keluarga yang diperiksa : 640

    Jenis sarana air bersih:

    Kemasan : 10 keluarga Ledeng : 36 keluarga SPT : 21 keluarga SGL : 82 keluarga Mata air : 2 keluarga PAH : 16 keluarga Lainnya : 17 keluarga

    Sumber: Program Kesehatan Lingkungan, P2PL Puskesmas Tegal Angus 2012

    4. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

    Presentasi rumah tangga berprilaku hidup bersih dan sehat menurut Kecamatandan Puskesmas

    Jumlah keluarga : 12.421 Keluarga yang diperiksa : 1.260

  • 8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini

    35/90

    34 | P a g e

    Jumlah yang sesuai kriteria PHBS : 183

    Sumber: Program Promosi Kesehatan Puskesmas Tegal Angus 2012

    5. Rumah Sehat

    Presentasi rumah sehat menurut Kecamatan dan Puskesmas Jumlah keluarga : 12.421 Keluarga yang diperiksa : 640 Jumlah rumah yang sehat : 73

    Sumber: Program Kesehatan Lingkungan, P2PL Puskesmas Tegal Angus 2012

    6. Indikator PHBS

    Terdapat 10 indikator PHBS di dalam rumah tangga, yakni :

    1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan : Yang dimaksud tenaga kesehatandisini seperti dokter, bidan dan tenaga paramedis lainnya. Hal ini dikarenakan

    masih ada beberapa masyarakat yang masih mengandalkan tenaga non medis

    untuk membantu persalinan, seperti dukun bayi. Selain tidak aman dan

    penanganannya pun tidak steril, penanganan oleh dukun bayi inipun

    dikhawatirkan berisiko besar dapat menyebabkan kematian ibu dan bayi.

    2. Memberi bayi ASI Eksklusif : Seorang ibu dapat memberikan buah hatinya ASIEksklusif yakni pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain

    pada bayi mulai usia nol hingga enam bulan.

    3. Menimbang Balita setiap bulan : Penimbangan bayi dan Balita setiap bulandimaksudkan untuk memantau pertumbuhan Balita tersebut setiap bulan.

    Penimbangan ini dilaksanakan di Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) mulai usia

    1 bulan hingga 5 tahun. Setelah dilakukan penimbangan, catat hasilnya di buku

  • 8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini

    36/90

    35 | P a g e

    KMS (Kartu Menuju Sehat). Dari sinilah akan diketahui perkembangan dari

    Balita tersebut.

    4. Menggunakan Air Bersih : Gunakan air bersih dalam kehidupan sehari-hariseperti memasak, mandi, hingga untuk kebutuhan air minum. Air yang tidak

    bersih banyak mengandung kuman dan bakteri yang dapat menyebabkan

    berbagai macam penyakit.

    5. Mencuci tangan pakai sabun : Mencuci tangan di air mengalir dan memakaisabun dapat menghilangkan berbagai macam kuman dan kotoran yang

    menempel di tangan sehingga tangan bersih dan bebas kuman. Cucilah tangan

    setiap kali sebelum makan dan melakukan aktifitas yang menggunakan tangan,

    seperti memegang uang dan hewan, setelah buang air besar, sebelum memegang

    makanan maupun sebelum menyusui bayi.

    6. Gunakan Jamban Sehat : Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyaifasilitas pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau

    tempat duduk dengan leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung) yang

    dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk

    membersihkannya. Ada beberapa syarat untuk jamban sehat, yakni tidak

    mencemari sumber air minum, tidak berbau, tidak dapat dijamah oleh serangga

    dan tikus, tidak mencemari tanah sekitarnya, mudah dibersihkan dan aman

    digunakan, dilengkapi dinding dan atap pelindung, penerangan dan ventilasi

    udara yang cukup, lantai kedap air, tersedia air, sabun, dan alat pembersih.

    7. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu : Lakukan Pemeriksaan JentikBerkala (PJB) di lingkungan rumah tangga. PJB adalah pemeriksaan tempat

    perkembangbiakan nyamuk yang ada di dalam rumah, seperti bak mandi, WC,

    vas bunga, tatakan kulkas, dan di luar rumah seperti talang air, dll yangdilakukan secara teratur setiap minggu. Selain itu, juga lakukan Pemberantasan

    Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3 M (Menguras, Mengubur, Menutup).

    8. Makan buah dan sayur setiap hari : Konsumsi sayur dan buah sangat dianjurkankarena banyak mengandung berbagai macam vitamin, serat dan mineral yang

    bermanfaat bagi tubuh.

  • 8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini

    37/90

    36 | P a g e

    9. Melakukan aktifitas fisik setiap hari : aktifitas fisik, baik berupa olahragamaupun kegiatan lain yang mengeluarkan tenaga yang sangat penting bagi

    pemeliharaan kesehatan fisik, mental, dan mempertahankan kualitas hidup agar

    tetap sehat dan bugar sepanjang hari.Jenis aktifitas fisik yang dapat dilakukan

    dalam kehidupan sehari-hari yakni berjalan kaki, berkebun, mencuci pakaian,

    dan lain-lainnya.

    10.Tidak merokok di dalam rumah : Di dalam satu puntung rokok yang diisap, akandikeluarkan lebih dari 4.000 bahan kimia berbahaya, diantaranya adalah nikotin,

    tar, dan karbon monoksida (CO).

    Kemudian informasi yang didapat dicocokan dengan survei ke keluarga binaan diDesa Tanjung Pasir. Setelah mengamati, mewawancarai, dan melakukan observasi

    masing-masing keluarga binaan di Desa Tanjung Pasir terdapat berbagai area

    permasalahan pada keluarga binaan tersebut, yaitu:

    Tidak tersedianya tempat sampah di dalam rumah Perilaku buang sampah yang buruk Kurangnya pengetahuan tentang rumah sehat Perilaku menempatkan kandang hewan ternak yang dekat dengan rumah Tingkat pendidikan dan sosial ekonomi yang rendah Merokok di dalam rumah Anggota keluarga sering menderita ISPA dan diare Ketidaksediaan air bersih Kurangnya ventilasi dan jendela di rumahDalam pengambilan sebuah masalah, kelompok kami menggunakan metode

    Delphi. Metode Delphi merupakan suatu teknik membuat keputusan yang dibuat

    oleh suatu kelompok, dimana anggotanya terdiri dari para ahli atas masalah yang

    akan diputuskan. Proses penetapan Metode Delphi dimulai dengan identifikasi

    masalah yang akan dicari penyelesaiannya (Harold dkk, 1975 : 40-55).

  • 8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini

    38/90

    37 | P a g e

    Gambar 1.9 Teknik membuat keputusan Metode Delphi

    Dari sekian masalah yang ada pada keluarga binaan tersebut, melalui proses

    musyawarah antara kelompok kami dengan para tenaga kesehatan di PUSKESMAS

    Tegal Angus kami memutuskan untuk mengangkat permasalahan Perilaku

    pencahayaan sinar matahari yang masuk ke dalam rumah keluarga binaan RT/RW

    01/03 Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi

    Banten. Pemilihan area masalah ini didasarkan atas berbagai pertimbangan yaitu:

    a. Kurangnya perilaku terhadap penyakit yang ditimbul akibat pencahayaan sinarmatahari yang masuk ke dalam rumah

    b. Kurangnya perilaku terhadap manfaat sinar matahari bagi kesehatan padakeluarga binaan

    c. Kurangnnya perilaku membuka jendela setiap keluarga binaan terhadappentingnya pencahayaan sinar matahari yang masuk kedalam rumah

    d. Kuranngya perilaku membuka gorden pada keluarga binaane.

    Kurangnya perilaku dalam pembuatan rumah, standar dengan kriteria rumahsehat

    Dengan adanya pembahasan permasalahan ini, diharapkan masyarakat dapat

    merubah perilakunya untuk memanfaatkan pencahayaan sinar matahari yang masuk

    ke dalam rumah, sehingga dapat mencegah terjadinya masalah-masalah kesehatan

    seperti kelembapan rumah yang dapat memudahkan perkembangbiakan bakteri

  • 8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini

    39/90

  • 8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini

    40/90

    39 | P a g e

    BAB II

    KEPUSTAKAAN

    2.1 Teori Perilaku2.1.1Definisi Perilaku

    Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang

    mempunyai cakupan yang sangat luas antara lain: berjalan, berbicara, menangis,

    tertawa, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan

    bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas

    manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak

    luar (Notoatmodjo, 2003).

    Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003),

    merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap

    stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses

    adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons,

    maka teori Skinner ini disebut teori S-O-R atau Stimulus OrganismeRespon.

    2.1.2 Jenis Perilaku

    Ada beberapa jenis perilaku yang ditinjau dari sudut pandangan yang

    berbeda, antara lain:

    a) Perilaku tertutup dan perilaku terbuka. Perilaku tertutup artinya perilaku itutidak dapat ditangkap melalui indera, melainkan harus menggunakan alat

    pengukuran tertentu, seperti psikotes. Contohnya: berpikir; berfantasi,

    kreatifitas, dll. Sedangkan perilaku terbuka yaitu perilaku yang bisa

    langsung dapat diobservasi melalui alat indera manusia, seperti tertawa,

    berjalan, berbaring, dan lain-lain.

    b) Perilaku reflektif dan perilaku non reflektif. Perilaku reflektif merupakanperilaku yang terjadi atas reaksi secara spontan terhadap stimulus yang

  • 8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini

    41/90

    40 | P a g e

    mengenai organisme. Misal reaksi kedip mata bila kena sinar, menarik jari

    bila kena panas, dan sebagainya. Perilaku reflektif ini terjadi dengan

    sendirinya secara otomatis tanpa perintah atau kehendak orang yang

    bersangkutan, sehingga di luar kendali manusia. Lain halnya dengan

    perilaku non reflektif. Perilaku ini dikendalikan atau diatur oleh pusat

    kesadaran atau otak. Proses perilaku ini disebut proses psikologis.

    c) Perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik. Perilaku kognitif atau perilakuyang melibatkan proses pengenalan yang dilakukan oleh otak, yang

    terarah kepada obyektif, faktual, dan logis, seperti berpikir dan mengingat.

    Perilaku afektif adalah perilaku yang berkaitan dengan perasaan atau emosi

    manusia yang biasanya bersifat subyektif. Perilaku motorik yaitu perilaku

    yang melibatkan gerak fisik seperti memukul, menulis, lari, dan lain

    sebagainya.

    2.1.3 Klasifikasi Perilaku Kesehatan

    Perilaku kesehatan menurut Notoatmodjo (2003) adalah suatu respon

    seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan

    sakit atau penyakit, sistim pelayanan kesehatan, makanan, dan minuman,

    serta lingkungan. Dari batasan ini, perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan

    menjadi tiga kelompok :

    a) Perilaku pemeliharaan kesehatan (health maintanance), adalah perilaku atauusaha-usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak

    sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit.

    b)

    Perilaku pencarian atau penggunaan sistem atau fasilitas kesehatan, atausering disebut perilaku pencairan pengobatan (health seeking behavior).

    Perilaku ini adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat

    menderita penyakit dan atau kecelakaan.

    c) Perilaku kesehatan lingkungan

  • 8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini

    42/90

    41 | P a g e

    adalah apabila seseorang merespon lingkungan, baik lingkungan fisik

    maupun sosial budaya, dan sebagainya. (teori Lawrence Green)

    2.1.4 Pembentukan Perilaku

    Ada beberapa cara pembentukan perilaku, antara lain sebagai berikut.

    a) Melalui conditioning atau pembiasaan, yaitu dengan cara membiasakan diriuntuk berperilaku seperti yang diharapkan, yang akhirnya terbentuklah

    perilaku tersebut. Misalnya membuang sampah pada tempatnya, anak

    dibiasakan bangun pagi, atau menggosok gigi sebelum tidur, mengucapkan

    terima kasih bila diberi sesuatu oleh orang lain, membiasakan diri untuk

    tidak terlambat datang ke sekolah, dan sebagainya. Cara ini didasarkan pada

    teori behaviorism, terutama teori pembiasaan Pavlov, Thorndike, dan

    Skinner.

    b) Melalui pengertian (insight), yaitu memberikan dasar pemahaman atas alasantentang perilaku yang akan dibentuk, misalnya datang kuliah jangan

    terlambat, karena hal tersebut dapat mengganggu teman-teman yang lain. Bila

    naik sepeda motor pakai helm, karena helm tersebut untuk keamanan diri.

    Salah seorang tokoh yang menganut teori ini adalah Kohler, yang juga

    merupakan tokoh psikologi Gestalt. Dia menemukan dalam eksperimennya

    bahwa dalam belajar yang penting adalah pengertian atau insight.

    c) Melalui penggunaan model, yaitu pembentukan perilaku melaui model ataucontoh teladan.Orang mengatakan bahwa orang tua sebagai contoh anak-

    anaknya, pemimpin sebagai panutan yang dipimpinnya, hal tersebut

    menunjukkan pembentukan perilaku dengan menggunakan model. Cara inidisarakan atas teori belajar sosial (social learning theory) atau observational

    learning theory yang dikemukakan oleh Bandura (Teori Lawrence Green).

    2.1.5 Pengukuran Perilaku

    Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara langsung yakni dengan

    wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam,

  • 8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini

    43/90

    42 | P a g e

    hari atau bulan yang lalu (recall).Pengukuran juga dapat dilakukan secara

    tidak langsung, yakni dengan mengobservasi tindakan atau kegiatan

    responden.

    Pengukuran dan indikator perilaku kesehatan :

    1) Health Knowledges: pengetahuan tentang cara-cara memelihara kesehatan.2) Health Attitude: pendapat atau penilaian terhadap hal-hal yang berkaitan

    pemeliharaan kesehatan.

    3) Health Practice: kegiatan atau aktivitas dlm rangka memeliharakesehatannya.

    2.1.6 Faktor yang Mempengaruhi Perilaku

    Menurut L. Green dalam Notoatmodjo (2003 : 164) perilaku dipengaruhi 3

    faktor yaitu faktor pendahulu, pemungkin dan penguat. Lebih jelasnya adalah

    sebagai berikut:

    a. Faktor predisposisi (predisposing factors)Faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan,

    tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan

    kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat

    sosial ekonomi dan sebagainya.

    b. Faktor pendukung (enabling factors)Faktor-faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas

    kesehatan bagi masyarakat seperti, puskesmas, rumah sakit, poliklinik,

    posyandu, polindes, pos obat desa, dokter atau bidan praktek swasta.Fasilitas

    ini pada hakikatnya mendukung atau memungkinkan terwujudnya perilaku

    kesehatan.

  • 8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini

    44/90

    43 | P a g e

    c. Faktor pendorong (reinforcing factors)Faktor-faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat, tokoh

    agama dan para petugas kesehatan.Termasuk juga disini undang-undang,

    peraturan-peraturan baik dari pusat maupun pemerintah daerah yang terkait

    dengan kesehatan.Untuk berperilaku sehat, masyarakat kadang-kadang bukan

    hanya perlu pengetahuan dan sikap positif serta dukungan fasilitas saja,

    melainkan diperlukan perilaku contoh (acuan) dari para tokoh masyarakat,

    tokoh agama dan para petugas terlebih lagi petugas kesehatan. Model ini

    dapat digambarkan sebagai berikut :

    Disimpulkan bahwa perilaku seseorang atau masyarakat tentang kesehatan

    ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, dan sebagainya dari orang

    atau masyarakat yang bersangkutan. Disamping itu ketersediaan fasilitas, sikap, dan

    perilaku petugas kesehatan terhadap kesehatan juga akan mendukung dan

    memperkuat terbentuknya perilaku.

    Menurut Teori Snehandu B.Kar

    Mengidentifikasi adanya 5 determinan perilaku, yaitu :

    1. Adanya niat seseorang untuk bertindak sehubungan dengan objek ataustimulus di luar dirinya.

    2. Adanya dukungan dari masyarakat sekitarnya (social support).3. Terjangkaunya informasi (accessibility of information).

  • 8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini

    45/90

    44 | P a g e

    4. Adanya otonomi atau kebebasan pribadi untuk mengambil keputusan.5. Adanya kondisi dan situasi yang memungkinkan (action situation).Kar mencoba menganalisis perilaku kesehatan dengan bertitik tolak bahwa

    perilaku merupakan fungsi dari:

    a) Niat sesorang untuk bertindak sehubungan dengan kesehatan atau perawatankesehatannya (behaviour intention).

    b) Dukungan sosial dari masyrakat sekitarnya (social-support).c) Ada atau tidak adanya informasi tentang kesehatan atau fasilitas kesehatan

    (accessebility of information).

    d)

    Otonomi pribadi yang bersangkutan dalam hal ini mengambil tindakan ataukeputusan (personal autonomy).

    e) Situasi yang memungkinkan untuk bertindak atau tidak bertindak(actionsituation).

    Uraian diatas dapat dirumuskan sebagai berikut:

    B=f(BI, SS, AL, PA, AS)

    Keterangan :

    B=Behaviour

    F= Fungsi

    BI=Behaviour Intention

    SS= Social Support

    AI=Accessebility of Information

    PA=Personal Autonomy

    AS=Action Situation

    http://kesmas-unsoed.blogspot.com/http://kesmas-unsoed.blogspot.com/
  • 8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini

    46/90

    45 | P a g e

    Menurut Teori WHO (World Health Organization) (1986)

    Tim kerja dari WHO mengenalisis bahwa yang menyebabkan seseorang itu

    berperilaku tertentu karena adanya 4 alasan pokok.yaitu :

    1. Sikap akan terwujud didalam suatu tindakan tergantung pada situasi saat itu.2. Sikap akan diikuti atau tidak diikuti oleh tindakan yang mengacu kepada

    pengalaman orang lain.

    3. Sikap diikuti atau tidak diikuti oleh suatu tindakan berdasarkan pada banyakatau sedikitnya pengalaman seseorang.

    4. Nilai (value).Pemikiran dan perasaan (thoughts and felling), yakni dalambentuk pengetahuan,

    persepsi, sikap, kepercayaan-kepercayaan, dan penilaian-penilaian seseorang

    terhadap objek (dalam hal ini adalah objek kesehatan).

    1. Pengetahuan

    Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain.

    Seorang anak memperoleh pengetahuan bahwa api itu panas setelah memperoleh

    pengetahuan bahwa api itu panas setelah memperoleh pengalaman, tangan atau

    kakinya kena api. Seorang ibu akan mengimunisasikan anaknya setelah melihat

    anak tetangganya kena penyakit polio sehingga cacat, karena anak tetangganya

    tersebut belum pernah memperoleh imunisasi polio.

    2. Kepercayaan

    Kepercayaan sering di peroleh dari orang tua, kakek, atau nenek.Seseorang

    menerima kepercayaan itu berdasarkan keyakinan dan tanpa adanya pembuktian

    terlebih dahulu.Misalnya wanita hamil tidak boleh makan telur agar tidak

    kesulitan waktu melahirkan.

  • 8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini

    47/90

    46 | P a g e

    3. Sikap

    Sikap mengambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap objek. Sikap

    sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau orang lain yang paling dekat. Sikap

    membuat seseorang mendekati atau menjauhi orang lain atau objek lain. Sikap

    positif terhadap nilai-nilai kesehatan tidak selalu terwujud dalam suatu tindakan

    yang nyata.Hal ini disebabkan oleh beberapa alasan yang telah disebutkan diatas.

    Sikap akan terwujud didalam suatu tindakan tergantung pada situasi saat itu.Misalnya, seorang ibu yang anaknya sakit, segera ingin membewanya ke

    puskesmas, tetapi pada saat itu tidak mempunyai uang sepeserpun sehingga ia

    gagal membawa anaknya ke puskesmas.

    Sikap akan diikuti atau tidak diikuti oleh tindakan yang mengacu kepadapengalaman orang lain. Seorang ibu tidak mau membawa anaknya yang sakit

    keras kerumah sakit, meskipun ia mempunyai sikap yang positif terhadap RS,

    sebab ia teringat akan anak tetangganya yang meninggal setelah beberapa

    hari di RS.

    Sikap diikuti atau tidak diikuti oleh suatu tindakan berdasarkan pada banyakatau sedikitnya pengalaman seseorang. Seorang akseptor KB dengan alat

    kontrasepsi IUD mengalami perdarahan. Meskipun sikapnya sudah positif

    terhadap KB, tetapi ia kemudian tetap tidak mau ikut KB dengan alat

    kontrasepsi apapun.

    Nilai (value). Di dalam suatu masyarakat apapun selalu berlaku nilai-nilaiyang menjadi pegangan setiap orang dalam menyelenggarakan hidup

    bermasyarakat. Misalnya, gotong royong adalah suatu nilai yang selalu hidup

    di masyarakat.

    4. Orang penting sebagai referensi

    Perilaku orang lebih-lebih prilaku anak kecil, lebih banyak dipengaruhi oleh

    orang-orang yang dianggap penting. Apabila seseorang itu penting untuknya,

    maka apa yang ia katakan atau perbuatan cenderung untuk dicontoh. Untuk anak-

  • 8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini

    48/90

    47 | P a g e

    anak sekolah misalnya, maka gurulah yang menjadi panutan perilaku mereka.

    Orang-orang yang dianggap penting ini sering disebut kelompok referensi

    (reference group), antara lain guru, para ulama, kepala adapt (suku), kepala desa,

    dan sebagainya.

    Sumber-sumber daya (resource)Sumber daya disini mencakup fasilitas, uang, waktu, tenaga, dan

    sebagainya.Semua itu berpengaruh terhadap perilaku seseorang atau sekelompok

    masyarakat.Pengaruh sumber daya terhadap perilaku dapat bersifat positif

    maupun negative.Misalnya pelayanan puskesmas, dapat berpengaruh positif

    terhadap perilaku penggunaan puskesmas tetapi juga dapat berpengaruhsebaliknya.

    Perilaku normal, kebiasaan, nilai-nilai, dan penggunaan sumber-sumber didalamsuatu masyarakat akan menghasilkan suatu pola hidup (way of life) yang pada

    umumnya disebut kebudayaan.

    Kebudayaan ini terbentuk dalam waktu yang lama sebagai akibat dari

    kehidupan suatu masyarakat bersama.Kebudayaan selalu berubah, baik lambat

    ataupun cepat, sesuai dengan peradaban umat manusia.Kebudayaan atau pola hidup

    masyarakatdi sini merupakan kombinasi dari semua yang telah disebutkan diatas.

    Perilaku yang normal adalah salah satu aspek dari kebudayaan, dan

    selanjutnya kebudayaan mempunyai pengaruh yang dalam terhadap perilaku ini.

    Perilaku yang sama diantara beberapa orang dapat disebabkan oleh sebab

    atau latarbelakang yang berbeda-beda. Misalnya, alasan masyarakat tidak mau

    berobat kepuskesmas.Mungkin karena tidak percaya terhadap puskesmas, mungkin

    takut pada dokternya, mungkin tidak tahu fungsinya puskesmas, dan lain sebagainya.

    Secara sederhana dapat diilustrasikan sebagai berikut :

    B = f (TF, PR, R, C)

  • 8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini

    49/90

    48 | P a g e

    Di mana :

    B = behaviour

    f = fungsi

    TF = thoughts and feeling

    PR =personal reference

    R = resources

    C = culture

    2.2 Teori Pencahayaan

    2.2.1 Definisi Pencahayaan

    Cahaya sangat berpotensi besar dalam menyehatkan manusia.Contoh kegunaan

    cahaya dari segi kesehatan fisik adalah cahaya matahari yang mampu membunuh

    kuman penyakit, selain itu pada malam hari cahaya berguna sebagai penerang,

    intensistas cahaya yang kurang dapat menyebabkan kecelakaan.

    Gambar 2.1 Masuknya cahaya matahari ke dalam rumah

    Cahaya juga berpengaruh pada kesehatan mental karena cahaya bukan hanya suatu

    yang membantu kita untuk melihat tetapi juga sesuatu yang membantu kita

    merasakan ruangan.Kualitas cahaya baik alami maupun buatan memiliki pengaruh

  • 8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini

    50/90

    49 | P a g e

    besar pada suasana dan perasaan.Cahaya dapat membuat kita bersemangat, depresi,

    membangkitkan gairah, menyejukan, mengintimidasi, memperingati bahkan

    membantu kita merasa aman dan terlindung.

    Gambar 2.2 Cahaya dalam ruangan

    Rumah yang dibangun harus dirancang agar cahaya masuk ke dalam rumah dalam

    jumlah yang cukup.Artinya, cahaya yang masuk tidak kurang dan tidak lebih ke

    dalam rumah. Jika ruangan dalam rumah kurang cahaya, maka udara dalam ruangan

    akan menjadi media atau tempat yang baik untuk hidup dan berkembangnya bibit

    bibit penyakit. Dengan cahaya yang lebih atau kurang tentunya juga akan

    mengurangi kenyamanan.

    2.2.2 Pembagian Pencahayaan

    a. Pencahayaan alamiCahaya yang paling baik adalah sinar matahari pagi, khusus untuk daerah

    tropis, cahaya tersebut bsa didapatkan pada pukul 7 hingga 10 pagi. Oleh

    karena itu, manfaatkan waktu 3 jam tersebut untuk membiarkan cahaya

    matahari masuk ke dalam rumah dengan cara membuka jendela/menyingkap

    tirai.

  • 8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini

    51/90

    50 | P a g e

    Pada pagi hari dan siang hari, usahakan tiap ruang dalam rumah tidak

    memakai lampu, hal ini termasuk dalam penghematan biaya listrik untuk

    mendukung kondisi tersebut, posisikanlah ruang yang membutuhkan sinar

    matahari yang sesuai dengan arah datang matahari.

    Sebagai contoh, kamar tidur sebaiknya diletakkan disebelah timur untuk

    memberikan kesempatan masuk sinar ultraviolet yang ada pada matahari

    pagi, sehingga mematikan kuman-kuman yang berada di tempat tidur.

    Jendela dibuat dengan luas minimal dengan luas 15 20% dari luas

    lantai.Posisi jendela berada di tengahtengah tinggi dinding dan tidak boleh

    terhalang oleh bangunan.

    Gambar 2.3 Letak rumah terhadap sinar matahari yang paling

    menguntungkan bila memilih arah dari timur ke barat

    b.

    Pencahayaan buatanPada sore dan malam hari atau kondisi tertentu yang membutuhkan cahaya

    seperti cuaca mendung yang menghalangi cahaya matahari yang masuk ke

    dalam rumah, mengharuskan kita menggunakan pencahayaan buatan.

    Untuk melakukan kegiatan yang tidak perlu konsentrasi seperti memasak dan

    makan kita butuuh cahaya 300500 lux. Untuk membaca dan menulis butuh

    500 700 lux, sedangkan untuk kegiatan yang perlu detail dalam melihat

  • 8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini

    52/90

    51 | P a g e

    butuh cahaya 1000lux atau lebih. Untuk itu jenis dan letak lampu di rumah

    harus diperhatikan agar kita bisa tetap sehat dan hemat biaya.

    Gambar 2.4 Cahaya matahari yang masuk ke dalam kamar tidur

    Terdapat tiga jenis lampu yang penggunaannya dapat memberi pengaruh yang

    berbeda pada suasana ruang, kesehatan manusia, dan tentu saja biaya. Lamppu

    lampu tersebut terbagi atas lampu incandescent,fluorescent,danhalogen

  • 8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini

    53/90

    52 | P a g e

    Gambar 2.5 Jenis lampu dan terang cahaya yang dihasilkan

    Lampu incandescent, mudah dipasang, murah, dan menghasilkan cahaya dengan

    efek hangat sehingga sangat cocok digunakan pada ruang yang membutuhkan

    suasana tenang seperti ruang keluarga dan kamar tidur. Lampufluorescentmemiliki

    terang cahaya yang mendekati terang matahari,, harga terjangkau dan awet. Lampi

    ini biaasa digunakan sebagai lampu utama di tengah ruang.

    Untuk ruang yang butuh suasana terang dan jelas seperti dapur dan ruang belajar,

    dapat menggunakan lampu halogen karena memiliki tingkat terang mendekati

    matahari, namun harganya relatif lebih mahal dari lampu incandescent.

    2.2.3 Manfaat Sinar Matahari Bagi Kesehatan

    1. Vitamin DSejumlah besar simpanan kolesterol Anda terdapat di bawah kulit. Pada waktu

    sinar ultraviolet disaring di kulit, ia mengubah simpanan kolesterol ini menjadi

    vitamin D. Menghadapkan sebagian dari tubuh ke sinar matahari selama 5 menit

    memberikan 400 IU (international unit) vitamin D. Anda membutuhkan 400 IU

    perhari menurut peraturan RDA (Recommended Dietary Allowances) di

    Amerika

  • 8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini

    54/90

    53 | P a g e

    2. SerotoninSinar matahari mampu merangsang tubuh untuk memproduksi hormon serotonin

    yakni hormon yang dikenal untuk meningkatkan rasa mood atau perasaan

    bahagia. Semakin banyak hormon serotonin dihasilkan oleh tubuh, maka suasana

    hati juga akan semakin baik.

    3. Sinar Matahari Mengurangi Kolesterol DarahDengan mengubah kolesterol di bawah kulit menjadi vitamin D, tubuh Anda

    akan memberikan peringatan kepada kolesterol yang ada dalam darah untuk

    keluar dari darah menuju ke kulit sehingga mengurangi kolesterol dalam darah.

    4. Sinar Matahari Mengurangi Gula DarahCahaya matahari mampu berperan sebagai insulin yang memberikan kemudahan

    penyerapan glukosa masuk ke dalam sel-sel tubuh.Ini merangsang tubuh untuk

    mengubah gula darah (glukosa) menjadi gula yang tersimpan (glikogen) yang

    tersimpan di hati dan otot, sehingga menurunkan gula darah.

    5. Sinar Matahari Adalah Penawar Infeksi dan Pembunuh BakteriMatahari sanggup membunuh bakteri penyakit, virus dan jamur.Itu berguna

    untuk perawatan tuberkulosis (TBC), erisipelas, keracunan darah, peritonitis,

    pnemonia, mumps, asma saluran pernafasan.Bahkan beberapa dari virus

    penyebab kanker dibinasakan oleh sinar ultraviolet.Infeksi jamur, termasuk

    candida, bereaksi terhadap sinar matahari.Beberapa jenis bakteri di udara

    dibinasakan dalam 10 menit oleh sinar ultraviolet.

    Seorang ilmuwan menutup setengah dari piring batu yang dipenuhi dengan

    bakterisetengah lainnya disinari matahari secara langsung.Bagian piring yang

    tertutup tetap dipenuhi bakteri, tetapi tidak ada yang tumbuh di setengah piring

    yang terbakar sinar matahari.Semua bakteri telah terbunuh. Jika Anda membuka

    lebar tirai dan jendela rumah agar sinar matahari masuk ke ruangan, maka

  • 8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini

    55/90

    54 | P a g e

    setelah satu jangka waktu sinar matahari ini akan membunuh bakteri yang

    berada di debu jendela dan lantai, sehingga membuat rumah Anda menjadi

    tempat yang lebih sehat untuk didiami.

    6. Sinar Matahari Meningkatkan Kebugaran dan Kualitas PernafasanSinar matahari bisa meningkatkan kapasitas darah untuk membawa oksigen dan

    menyalurkannya ke jaringan-jaringan.Ini berarti banyak oksigen tersedia untuk

    dibawa ke otot sewaktu Anda berolahraga. Faktor lain yang bisa membantu

    meningkatkan volume nafas ialah bahwa glikogen bertambah di hati dan otot

    setelah berjemur matahari.

    7. Sinar Matahari Membantu Membentuk dan Memperbaiki TulangDengan bertambahnya tingkat vitamin D dalam tubuh Anda karena paparan

    sinar matahari, kemampuan penyerapan kalsium akan meningkat. Ini menolong

    pembentukan dan perbaikan tulang dan mencegah penyakit seperti rakitis dan

    osteomalacia(pelembutan tulang tidak normal).

    8. Sinar Matahari Meningkatkan Beberapa Jenis KekebalanSinar matahari menambah sel darah putih terutama limfosit, yang digunakan

    untuk menyerang penyakit. Antibodi (gamma globulins) Anda akan bertambah.

    Sepuluh menit di bawah sinar ultraviolet satu atau dua kali setiap minggu

    mengurangi potensi terserang flu antara 30 sampai 40 persen.

    2.3 Teori Ventilasi

    2.3.1 Definisi Ventilasi

    Ventilasi adalah proses penyediaan udara segar ke dalam dan pengeluaran udara

    kotor dari suatu ruangan tertutup secara alamiah maupun mekanis.Tersedianya

    udara segar dalam rumah atau ruangan amat dibutuhkan manusia, sehingga apabila

  • 8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini

    56/90

    55 | P a g e

    suatu ruangan tidak mempunyai system ventilasi yang baik dan over crowdedmaka

    akan menimbulkankeadaan yang dapat merugikan kesehatan.

    2.3.2 Fungsi Ventilasi

    Fungsi utama ventilasi dan jendela antara lain : Sebagai lubang masuk dan keluar

    angin sekaligus sebagai lubang pertukaran udara atau lubang ventilasi yang tidak

    tetap (sering berupa jendela atau pintu); Sebagai lubang masuknya cahaya dari luar

    (sinar matahari).

    2.3.3 Syarat Ventilasi

    Agar udara dalam ruangan segar persyaratan teknis ventilasi dan jendela sebagai

    berikut :

    1. Luas lubang ventilasi tetap, minimum 5% dari luas lantai ruangan dan luaslubang ventilasi insidentil (dapat dibuka dan ditutup) minimum 5% luas

    lantai, dengan tinggi lubang ventilasi minimal 80 cm dari langit-langit.

    2. Tinggi jendela yang dapat dibuka dan ditutup minimal 80 cm dari lantai danjarak dari langit-langit sampai jendela minimal 30 cm.

    3. Udara yang masuk harud udara yang bersih, tidak dicemari oleh asappembakaran sampah, knaolpot kendaraan, debu dan lain-lain.

    4. Aliran udara diusahakan cross ventilationdengan menempatkan lubang hawaberhadapan antara dua dinding ruangan.Aliran udara ini diusahakan tidak

    terhalang oleh barang-barang seperti almari, dinding, sekat-sekat, dan lain-

    lain.

    5. Kelembaban udara dijaga antara 40% s/d 70%.Prinsip utama dari ventilasi adalah menggerakan udara kotor dalam rumah atau di

    tempat kerja, kemidian menggantikannya dengan udara bersih.Sistem ventilasi

    menjadi fasilitas penting dalam upaya penyehatan udara pada suatu lingkungan kerja.

    Menurut ILO (1991), ventilasi digunakan untuk memberikan kondisi dingin atau

    http://toko-alkes.com/http://toko-alkes.com/
  • 8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini

    57/90

    56 | P a g e

    panas serta kelembaban di tempat Kerja. Fungsi lain adalah untuk mengurangi

    konsentrasi debu dan gas-gas yang dapat menyebabkan keracunan, kebakaran dan

    peledakan.

    2.3.4 Bentuk Ventilasi

    Secara umum kita mengenal beberapa bentuk ventilasi :

    a. Ventilasi alami (Natural Venti lation)

    Merupakan suatu bentuk pertukaran udara secara alamiah tanpa bantuan alat-alatmekanik seperti kipas. Ventilasi alami masih dapat dimungkinkan

    membersihkan udara selama pada saat ventilasi terbuka terjadi pergantian

    dengan udara yang segar dan bercampur dengan udara yang kotor yang ada

    dalam ruangan.

    Standar luas ventilasi alami (Sumamur, 1987) lebih dari 20 % luas lantai tempat

    kerja. Penggunaan ventilasi alami tidak efektif jika digunakan dengan tujuan

    untuk mengurangi emisi gas, debu dan vapours ditempat kerja. Hal ini

    disebabkan tingkat kesulitan yang tinggi pada ventilasi alami terkait penentuan

    parameter yang harus kita ketahui menyangkut kecepatan angin, tekanan angin

    dari luar, arah angin, radiasi panas dan berapa besar pengaruh lubang-lubang

    yang ada pada dinding dan atap.Ventilasi alami biasanya digunakan dengan

    tujuan untuk memberikan kesegaran dan kenyamanan pada tempat Kerja yang

    tidak memiliki sumber bahaya yang tinggi.

    b. Ventilasi Umum (General Venti lati on)General ventilation atau ventilasi umum biasanya digunakan pada tempat kerja

    dengan emisi gas yang sedang dan derajat panas yang tidak begitu tinggi.Jenis

    ventilasi ini biasanya dilengkapi dengan alat mekanik berupa kipas

    penghisap.Sistem kerja yang dibangun udara luar tempat kerja di hisap dan di

  • 8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini

    58/90

    57 | P a g e

    hembuskan oleh kipas kedalam rungan bercampur dengan bahan pencemar

    sehingga terjadi pengenceran.Kemudian udara kotor yang telah diencerkan

    tersebut dihisap dan di buang keluar.

    2.4 Kerangka Teori

    Teori yang digunakan berdasarkan determinan perilaku, mengenai sikap dan gaya

    hidup keluarga binaan. Terutama dalam hal perilaku pencahayaan sinar matahari

    yang masuk kedalam rumah. Teori perilaku ini diambil berdasarkan teori dari

    Snehedu Kar, perilaku kesehatan dengan bertitik tolak bahwa perilaku merupakan

    fungsi dari:

    a. Behaviour intentionNiat / motif berperilaku yang terwujud dalam keyakinan, sikap, dan

    kehendak.

    b. Social-supportDorongan dari orang tertentu dalam lingkungan sekitar.

    c. Accessebility of informationAda atau tidak adanya informasi tentang kesehatan atau fasilitas kesehatan.

    d. Personal autonomyOtonomi pribadi yang bersangkutan dalam hal ini mengambil tindakan atau

    keputusan.bentuk kemandirian pribadi. Dimana biasanya seseorang tidak

    mempunyai hak yang bebas atas dirinya sendiri.

    e. Action situationSituasi yang memungkinkan untuk bertindak atau tidak bertindak., terwujuud

    dalam bentuk sarana prasarana serta akses menjangkau pusat kesehatan.

  • 8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini

    59/90

    58 | P a g e

    Bagan 2.1 Kerangka Teori (Snehendu Kar, 1980)

    2.5 Kerangka Konsep

    Berdasarkan teori sebelumnya, dapat dibuat suatu kerangka konsep

    yang berhubungan dengan area permasalahan yang terjadi pada keluarga

    binaan RT 03/RW 01 Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga,

    Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Kerangka konsep ini terdiri dari

    variabel independen dari kerangka teori yang dihubungkan dengan area

    permasalahan.

  • 8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini

    60/90

    59 | P a g e

    Bagan 2.2 Kerangka Konsep

    Variabel independen Variabel dependen

    2.6 Definisi Operasional

    Untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel yang diamati

    atau diteliti, variabel tersebut diberi batasan atau definisi operasional.Definisi

    operasional juga bermanfaat untuk mengarahkan kepada pengukuran atau

    pengamanan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta mengembangkan

    instrumen (alat ukur) (Notoatmodjo, 2006). Adapun definisi operasional dalam

    penelitian ini sebagai berikut:

    KURANGNYA PERILAKU

    KELUARGA BINAAN

    TERHADAP

    PEMANFAATAN SINAR

    MATAHARI DESA

    TANJUNG PASIR, BANTEN

    SIKAP

    LINGKUNGAN

    KELUARGA

    MASYARAKAT

    SARANA

    PENGETAHUAN

  • 8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini