Diagnosis Komunitas Kel 6cs

22
DIAGNOSIS DAN INTERVENSI KOMUNITAS 1.1 Penentuan Area Masalah Sebagai pendekatan awal untuk mengetahui area masalah yaitu dengan melakukan pengamatan berdasarkan hasil laporan tahunan Puskesmas mengenai data-data mengenai masyarakat yang memanfaatkan program jampersal dan melakukan wawancara pada beberapa keluarga binaan dan tokoh masyarakat di desa Tanjung Pasir. Berdasarkan data- data tersebut didapatkan berbagai macam permasalahan yaitu : 1. Tingginya Angka Kematian Ibu 2. Tingginya Angka Kematian Bayi 3. Tingginya Angka Kelahiran Bayi 4. Tingginya budaya melahirkan di tenaga non-medis 5. Dekatnya jarak Kelahiran 6. Kurangnya Pengetahuan Ibu Hamil mengenai ANC Setelah mendapatkan data dari puskesmas, peneliti berkunjung ke keluarga binaan masing – masing. setiap peneliti menemukan area masalah pada masing – masing keluarga binaan. Berikut hasil temuan tiap peneliti pada keluarga binaan masing - masing : 1. Peneliti Pertama : a. Melahirkan di tenaga non medis (Paraji, dukun beranak, dll) b. Tidak memeriksakan kehamilah secara teratur 1

description

cscsc

Transcript of Diagnosis Komunitas Kel 6cs

Page 1: Diagnosis Komunitas Kel 6cs

DIAGNOSIS DAN INTERVENSI KOMUNITAS

1.1 Penentuan Area Masalah

Sebagai pendekatan awal untuk mengetahui area masalah yaitu dengan

melakukan pengamatan berdasarkan hasil laporan tahunan Puskesmas mengenai data-

data mengenai masyarakat yang memanfaatkan program jampersal dan melakukan

wawancara pada beberapa keluarga binaan dan tokoh masyarakat di desa Tanjung Pasir.

Berdasarkan data-data tersebut didapatkan berbagai macam permasalahan yaitu :

1. Tingginya Angka Kematian Ibu

2. Tingginya Angka Kematian Bayi

3. Tingginya Angka Kelahiran Bayi

4. Tingginya budaya melahirkan di tenaga non-medis

5. Dekatnya jarak Kelahiran

6. Kurangnya Pengetahuan Ibu Hamil mengenai ANC

Setelah mendapatkan data dari puskesmas, peneliti berkunjung ke keluarga

binaan masing – masing. setiap peneliti menemukan area masalah pada masing –

masing keluarga binaan. Berikut hasil temuan tiap peneliti pada keluarga binaan masing

- masing :

1. Peneliti Pertama :

a. Melahirkan di tenaga non medis (Paraji, dukun beranak, dll)

b. Tidak memeriksakan kehamilah secara teratur

c. Tidak pernah mendapat sosialisasi tentang program pemerintah mengenai program

persalinan

d. Tidak pernah memakai KB

e. Pernah mengalami keguguran

f. Jarak anak yang terlalu dekat

2. Peneliti kedua :

a. Perkiraan mahalnya biaya persalinan di tenga kesehatan

b. Melahirkan di Paraji

c. Tidak pernah melakukan Pemeriksaan selama masa kehamilan

d. Jarak anak yang terlalu dekat1

Page 2: Diagnosis Komunitas Kel 6cs

e. Lokasi sarana kesehatan terlalu jauh

f. Keguguran lebih dari 1 kali

3. Peneliti ketiga :

a. Keluarga binaan memiliki 5 orang anak hidup yang seluruhnya ditolong

persalinanya oleh tenaga non-medis

b. Pasangan pada keluarga binaan baru menikah selama 8 tahun

c. Pendidikan terakhir pasangan keluarga binaan adalah SMP

d. Keluarga binaan belum mengetahui mengenai biaya persalinan yang dapat

dilakukan secara gratis

e. Keluarga binaan tidak pernah melakukan pemeriksaan selama kehamilan

dikarenakan tidak ada biaya

f. Tidak pernah mengetahui adanya penyuluhan dari tenaga medis setempat

4. Peneliti keempat :

a. Tidak memiliki biaya untuk melahirkan di tenaga kesehatan

b. Keluarga binaan memiliki anak lebih dari dua

c. Bayi lahir dengan berat badan rendah

d. Bersalin di tenaga Non Medis

e. Tidak tersedianya sarana kesehatan di dekat tempat tinggal keluarga binaan

f. Keluarga binaan tidak pernah melakukan pemeriksaan rutin saat hamil

5. Peneliti kelima :

6. Peneliti keenam

7. Peneliti ketujuh.

Terdapat 2 metode yang dapat digunakan untuk menentukan area masalah

yaitu metode delbeq dan metode delphi . Metode delbeq adalah penetapan prioritas

masalah dilakukan melalui kesepakatan sekelompok orang yang tidak sama

keahliannya. Sehingga diperlukan penjelasan terlebih dahulu untuk meningkatkan

pengertian dan pemahaman peserta tanpa mempengaruhi peserta. Lalu diminta untuk

mengemukakan beberapa masalah. Masalah yang banyak dikemukakan adalah

prioritas. 

2

Page 3: Diagnosis Komunitas Kel 6cs

Dalam pengambilan sebuah masalah kelompok kami menggunakan metode

Delphi. Metode Delphi merupakan suatu teknik membuat keputusan yang dibuat oleh

suatu kelompok, dimana anggotanya terdiri dari para ahli atas masalah yang akan

diputuskan. Proses penetapan Metode Delphi dimulai degan identifikasi masalah yang

akan dicari penyelesaiannya (Harold dkk, 1975 : 40-55).

Metode Delphi merupakan metode yang menyelaraskan proses komunikasi

suatu grup sehingga dicapai proses yang efektif dalam mendapatkan solusi masalah

yang kompleks.

Berikut ini merupakan proses Metode Delphi :

Kami melibatkan seluruh anggota kelompok, dokter puskesmas setempat, dan

keluarga binaan untuk menentukan area masalah. Dengan mempertimbangkan hasil

temuan data di puskesmas dan hasil penentuan prioritas masalah pada keluaga binaan

menurut metode delphi, maka peneliti memutuskan memilih area permasalahan yaitu :

Kurangnya Pengetahuan Masyarakat mengenai JAMPERSAL Dengan berbagai

pertimbangan berikut :

1. Hampir semua keluarga binaan melakukan persalinan di tenaga non-medis sehingga

menurut kami masalah ini merupakan masalah terbesar yang dihadapi keluarga-

keluarga binaan kami.

2. Kurangnya pengetahuan mengenai JAMPERSAL pada keluarga binaan dengan

ditemukannya bayi yang lahir dengan berat badan rendah, dekatnya jarak kelahiran,

dan banyaknya jumlah anak pada setiap keluarga binaan.

3

Page 4: Diagnosis Komunitas Kel 6cs

3. Perilaku dari anggota keluarga binaan yang tidak memanfaatkan fungsi dari

Jampersal dengan benar dikarenakan sulitnya prosedur program jampersal sebagai

contoh adanya perbedaan biaya klaim disetiap tipe rumah sakit dan lamanya jumlah

klaim yang dicairkan.

Berdasarkan dari data-data yang telah dikumpulkan mengenai tingginya kelahiran yang

tidak dibantu dengan tenaga medis, ditemukannya bayi yang lahir dengan berat badan

rendah dan banyaknya jumlah anak pada setiap keluarga binaan serta sulitnya prisedur

pelaksanaan jampersal merupakan akibat kurangnya pengetahuan keluarga binaan

mengenai jampersal.

TINJAUAN PUSTAKA

4

Page 5: Diagnosis Komunitas Kel 6cs

2.1 JAMPERSAL

2.1.1 Pengertian JAMPERSAL

Jampersal adalah Jaminan pembiayaan yang digunakan untuk meningkatkan

akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan kehamilan, pertolongan persalinan,

pelayanan kesehatan nifas termasuk KB pascapersalinan dan pelayanan bayi baru

lahir (Sumiati, 2012).

Program Jaminan Persalian (Jampersal) adalah jaminan pembiayaan

persalinan yang meliputi pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, pelayanan

nifas termasuk pelayanan KB pasca persalinan dan pelayanan bayi baru lahir.

Jampersal diperuntukkan bagi seluruh ibu hamil yang belum memiliki jaminan

persalinan (Depkes, 2012)

Program Jaminan Persalinan (Jampersal) bertujuan menjamin akses pelayanan

persalinan yang dilakukan dokter atau bidan untuk menurunkan Angka Kematian

Ibu (AKI) dan Angka Kemtian Bayi (AKB). Dengan adanya Jampersal diharapkan

meningkatkan cakupan pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, dan

pelayanan nifas ibu dan pelayanan bayi baru lahir oleh tenaga kesehatan.

Selain itu, Jampersal juga bertujuan untuk meningkatkan cakupan pelayanan KB

paska persalinan, penanganan komplikasi ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru

lahir dan terselenggaranya pengelolaan keuangan yang efisien, efektif, transparan,

dan akuntabel (Depkes, 2012).

Sasaran yang dijamin Jampersal antara lain:

1. Ibu hamil

2. Ibu bersalin

3. Ibu nifas (sampai 42 hari setelah melahirkan)

4. Bayi baru lahir (sampai dengan usia 28 hari)

Adapun jaminan pembiayaannya meliputi :

5

Page 6: Diagnosis Komunitas Kel 6cs

1. Pemeriksaan kesehatan

2. Pertolongan persalinan

3. Pelayanan nifas

4. Pelayanan KB pasca persalinan

5. Pelayanan bayi baru lahir

Peserta program Jampersal adalah seluruh ibu hamil yang belum memiliki

jaminan persalinan (tidak tertanggung di dalam kepesertaan ASKES, Jamkesmas,

Jamkesda, Jamsostek dan asuransi lainnya).

2.1.2 Tujuan Jampersal

1. Tujuan Umum

Meningkatnya akses terhadap pelayanan kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru

lahir dan KB pasca persalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang

kompeten dan berwenang di fasilitas kesehatan dalam rangka menurunkan AKI

dan AKB.

2. Tujuan Khusus

a. Meningkatnya cakupan pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, dan

pelayanan nifas ibu oleh tenaga kesehatan yang kompeten.

b. Meningkatnya cakupan pelayanan.

1) Bayi baru lahir.

2) Keluarga Berencana Pasca Persalinan.

3) Penanganan komplikasi ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir, KB

pasca persalinan oleh tenaga kesehatan yang kompeten.

4) Terselenggaranya pengelolaan keuangan yang efisien, efektif, transparan,

dan akuntabel.

2.1.3 Ruang Lingkup Pelayanan Jampersal

Peserta Jampersal berhak memanfaatkan pelayanan kesehatan di seluruh

jaringan fasiltas pelayanan kesehatan tingkat pertama dan tingkat lanjutan.

6

Page 7: Diagnosis Komunitas Kel 6cs

Pelayanan tingkat pertama diberikan di Puskesmas dan puskesmas mampu

PONED serta jaringannya termasuk Polindes/Poskesdes, dan fasilitas kesehatan

swasta yang memiliki Perjanjian Kerja Sama (PKS). Diberikan oleh tenaga

kesehatan berkompeten dan berwenang.

Tambahan untuk Puskesmas mampu PONED:

1. Pemeriksaan kehamilan pada kehamilan resiko tinggi.

2. Pelayanan paska keguguran.

3. Persalinan per vaginam dengan tindakan emergensi dasar.

4. Pelayanan nifas dengan tindakan emergensi dasar.

5. Pelayanan bayi baru lahir dengan tindakan emergensi dasar

Pelayanan tingkat lanjutan diberikan oleh tenaga kesehatan spesialistik yang

dilaksanakan di fasilitas perawatan kelas II RS Pemerintah atau RS swasta yang

memiliki PKS dan pelayanan diberikan berdasarkan rujukan, kecuali pada kondisi

kedaruratan.

Jenis pelayanan:

1. Pemeriksaan rujukan kehamilan pada kehamilan resiko tinggi.

2. Penanganan rujukan paska keguguran.

3. Penanganan kehamilan ektopik terganggu (KET).

4. Persalinan dengan tindakan emergensi komprehensif.

5. Pelayanan nifas dengan tindakan emergensi komprehensif.

6. Pelayanan bayi baru lahir dengan tindakan emergensi komprehensif.

7. Pelayanan KB paska persalinan.

2.1.4 Paket Manfaat Jampersal

7

Page 8: Diagnosis Komunitas Kel 6cs

Peserta jaminan persalinan mendapatkan pelayanan yang meliputi :

1. Pemeriksaan Kehamilan (ANC).

2. Persalinan normal.

3. Pelayanan nifas normal termasuk KB pasca persalinan.

4. Pelayanan bayi baru lahir normal.

5. Pemeriksaan kehamilan pada kehamilan resiko tinggi.

2.1.5 Pola Pembayaran

Pembayaran untuk pelayanan Jaminan Persalinan dilakukan dengan cara:

1. Pembayaran di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama dilakukan dengan cara klaim.

2. Pembayaran di Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan dilkaukan dengan cara

klaim, didasarkan atas paket Indonesia Case Group (INA-CBGs). 

2.1.6 Kelengkapan Pertanggujawaban Klaim

Pertanggungjawaban klaim pelayanan Jaminan Persalinan dari fasiltas

kesehatan tingkat pertama ke tim Pengelola Kabupaten/Kota dilengkapi:

1. Foto kopi lembar pelayanan pada buku KIA, sesuai pelayanan yang diberikan

untuk pemeriksaan kehamilan, pelayanan nifas, termasuk pelayanan bayi baru

lahir dan KB paska persalinan. Apabila tidak terdapat buku KIA pada daerah

setempat dapat digunakan bukti-bukti yang syah ditanda tangani ibu

hamil/bersalin dan petugas yang menangani.

2. Potograf (catatan persalinan) yang ditanda tangani tenaga kesehatan penolong

persalinan untuk pertolongan persalinan.

3. Foto kopi/tembusan surat rujukan, termasuk tindakan pra rujukan yang telah

dilakukan di tanda tangani ibu hamil/ibu bersalin.

4. Foto kopi identitas diri (KTP dan identitas lainnya) dari ibu hamil/bersalin.

2.1.7 Pendanaan Jampersal8

Page 9: Diagnosis Komunitas Kel 6cs

Dana untuk pelayanan Jamkesmas termasuk Jampersal merupakan satu

kesatuan (secara terintegrasi) disalurkan langsung dari Kantor Pelayanan

Perbendaharaan Negara (KPPN) Jakarta V ke:

1. Rekening Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sebagai penanggung jawab

pengelolaan Jamkesmas di wilayahnya.

2. Rekening Rumah Sakit untuk pelayanan tingkat lanjut (RS Pemerintah dan RS

swasta) yang memiliki Perjanjian Kerjasama.

2.1.8 Sumber dan Alokasi Dana

1. Sumber Dana

Dana Jampersal bersumber dari APBN Kementrian Kesehatan yang dialokasikan

pada Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Sekretariat Ditjen Bina Upaya

Kesehatan Kementrian Kesehatan.

2. Alokasi Dana

Dana Jamkesmas untuk pelayanan dasar di Puskesmas dan jaringannya serta

Jaminan Persalinan menjadi satu kesatuan, disalurkan langung dari bank

operasioanal Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara ( KPPN).

2.1.9 Pelayanan Rawat Inap

Pelayanan rawat inap adalah pelayanan terhadap pasien yang menempati

tempat tidur perawatan untuk keperluan observasi, diagnosa, terapi, rehabilitasi

medi dan peayanan medik lainnya (Depkes RI, 1997). Pelayanan rawat inap

mempunyai dua aspek penting yang berkaitan dengan kepuasan pasien yaitu

manusia dan alat. Aspek alat merupakan saran dan prasarana yang diperlukan dalam

pelayanan kesehatan tersebut antara lain llingkungan fisik seperti bentuk bangunan

dan desain ruangan sangat mempengaruhi kepuasan pasien. Aspe manusia

merupakan tenaga yang melaksanakan pelayanan rawat inap. Untuk dapat

memuaskan pasien diperlukan petugas yang dapat melaksanakan prosedur kerja

dengan baik, ramah, sopan, simpatik, penuh pengertian, luwes dan terampil.

9

Page 10: Diagnosis Komunitas Kel 6cs

Alur proses pelayanan pasien unit rawat inap akan mengikuti alur sebagai berikut :

a. Bagian penerimaan pasien

b. Ruang perawatan

c. Bagian administrasi dan keuangan

2.1.10 Kepuasan Pasien

Reformasi layanan kesehatan telah lama dibicarakan, baik di negara maju

ataupun di negara berkembang yang menurut hemat saya tidak lain adalah

membuat sistem layanan kesehatan yang semakin responsif terhadap kebutuhan

pasien atau masyarakat. Oleh sebab itu, perlu dilakukan reorientasi tujuan dari

organisasi layanan kesehatan dan reposisi hubungan pasien dengan dokter atau

profesi layanan kesehatan agar semakin terfokus padaa kepentingan pasien.

Dengan kata lain, layanan kesehatan itu harus selalu mengupayakan kebutuhan

dan kepuasan pasien atau masyarakat yang dilayani secara simultan.

Pasien baru akan merasa puas apabila kinerja layanan kesehatan yang

diperolehnya sama atau melebihi harapannya dan sebaliknya, ketidakpuasan atau

perasaan kecewa pasien akan muncul apabila kinerja layanan kesehatan yang

diperolehnya itu tidak sesuai dengan harapannya. Kepuasan pasien adalah suatu

tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai akibat dari kinerja layanan kesehatan

yang diperolehnya setelah pasien membandingkannya dengan apa yang

diharapkannya.

Dengan penerapan pendekatan jaminan mutu layanan kesehatan, kepuasan

pasien menjadi bagian yang integral dan menyeluruh dari kegiatan jaminan mutu

layanan kesehatan. Artinya, pengukuran tingkat kepuasan pasien harus menjadi

kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari pengukuran mutu layanan kesehatan.

Konsekuensi dari pola pikir yang demikian adalah dimensi kepuasan pasien

menjadi salah satu dimensi mutu layanan kesehaatan yang penting.

Survei kepuasan pasien menjadi penting dan perlu dilakukan bersamaan

dengan pengukuran dimensi mutu layanan kesehatan yang lain. Kemauan atau

10

Page 11: Diagnosis Komunitas Kel 6cs

keinginan pasien dapat diketahui melalui survei kepuasan pasien. Pengalaman

membuktikan bahwa transformasi ekonomi pasti akan mengubah keinginan dan

kebutuhan masyarakat terhadap layanan kesehatan. Oleh sebab itu, pengukuran

kepuasan pasien perlu dilakukan secara berkala dan akurat. Telah terbukti bahwa

terdapat hubungan yang positif antara patisipasi aktif masyarakat dalam

pembangunan kesehatan dengaan kepuasan pasien (Pohan, 2006).

2.2 Kerangka Teori

Mengacu dari konsep lawrence green Lawrence Green mencoba menganalisis

perilaku manusia dari tingkat kesehatan. Kesehatan seseorang atau masyrakat

dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yakni faktor perilaku (behavior causes) dan faktor

di luar perilaku (non-behaviour causes). Selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan

atau terbentuk dari 3 faktor :

1. Faktro-faktor predisposisi (predisposing factors), yang terwujud dalam

pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan sebagainya.

2. Faktro-faktor pendukung (Enabling factors), yang terwujud dalam fasilitas-

fasilitas atau sarana-sarana, alat-alat kontrasepsi, jamban, dan sebagainya.

3. Faktro-faktor pendorong (renforcing factors) yang terwujud dalam sikap dan

erilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan kelompok referensi

dari perilaku masyarakat.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari kerangka teori di bawah ini

11

Page 12: Diagnosis Komunitas Kel 6cs

Gambar.1. Kerangka Teori

2.3 Kerangka Konsep

Kerangka konsep sebagai panduan untuk mempermudah melakukan penelitian. Adapun

kerangka konsep yang dibuat adalah sebagai berikut :

Variabel Independent Variabel dependent

Gambar.2. Kerangka Konsep

12

Kurangnya Pengetahuan Masyarakat tentang JAMPERSAL

1. Pendidikan dan Pengetahuan kurang

2. Pendapatan kecil

3. Standar pelayanan

Page 13: Diagnosis Komunitas Kel 6cs

2.4 Definisi Operasional

TABEL DEFINISI OPERASIONAL DIAGNOSIS DAN INTERVENSI KOMUNITAS AREA MASALAH KURANGNYA PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG JAMPERSAL PADA DAERAH KELUARGA BINAAN

No VARIABEL DEFINISI

OPERASIONAL

ALAT

UKUR

CARA

UKUR

HASIL SKALA

1. Pengetahuan

Merupakan hasil penginderaan pengetahuan masyarakat tentang Jaminan Persalinan sampai tingkat “ tahu”.

Kemudian masyarakat dapat menjawab pertanyaan meliputi :

- Pengertian JAMPERSAL

- Tujuan JAMPERSAL

- pelayanan JAMPERSAL

Kuesioner Wawancara - Ya/tidak Ordinal

2. Pendidikan

Jenjang formal

yang pernah

dijalani oleh

masyarakat

Kuesioner Wawancara

< 9 th :

rendah

9 – 12 :

Ordinal

13

Page 14: Diagnosis Komunitas Kel 6cs

sampai

mendapatkan

ijazah

sedang

> 12 : tinggi

3. Sikap Suatu respon masyarakat yang tidak menggunakan program JAMPERSAL.

Kuesioner Wawancara (setuju

menggunaka

n program

JAMPERSA

L yang terdiri

dari

pelayanan

prenatal,

pelayanan

antenatal,

pelayanan

persalinan,

dan

penggunaan

KB. )

Ordinal

4. Pendapatan

Keluarga

Penghasilan yang didapat oleh istri dan suami dalam satu bulan penuh baik dalam bentuk gaji pokok

Kuesioner Wawancara Besar > 5

juta

Sedang 1- 5

juta

Kecil <1 juta

ordinal

5. Kepuasan

pasien

pengguna

Jampersal

terhadap

pelayaanan

kesehatan

Tingkat perasaan pasien ibu bersalin (responden) yang timbul sebagai akibat dari kinerja layanan kesehatan dengan menggunakan program jaminan persalinan(pembia

Kuisioner Wawancara 1. Tidak

puas

2. Cukup

puas

3. Puas

4. Sangat

Ordinal

14

Page 15: Diagnosis Komunitas Kel 6cs

yaan persalinan) yang diperolehnya setelah membandingkan dengan apa yang diharapkannya

puas

15

Page 16: Diagnosis Komunitas Kel 6cs

16