Praktikum 2 bakteriIologi b4

13

description

merupakan percobaan tes resistensi anti mikroba dan pembentukan koloni dengan menggunakan media kultur

Transcript of Praktikum 2 bakteriIologi b4

PRAKTIKUM 2FLORA NORMAL, FAKTOR PERTUMBUHAN & ANTISEPTIKFLORA NORMALKuman terdapat dimana saja di alat mini, yaitu di air, tanah, udara dan juga di permukaan tubuh serta beberapa alat/organ tubuh. Pada umumnya kuman-kuman tersebut merupakan flora normal. Tempat atau lokasi tempat hidup kuman disebut sebagai habitat.Bahan yang disediakan :1. Tusuk gigi steril2. Zat warna untuk pewarnaan sederhana atau Gram3. Lempeng agar darahTugas :1. Membuat sediaan kotoran gigi yang diwarnai dengan ungu kristal karbol atau diwarnai secara Gram (melihat flora normal mulut).2. Menanam flora normal kulit pada lempeng agar darah3. Melihat pertunjukan /demonstrasiCara kerja : Flora normal mulut :1. Ambil satu sengkelit air garam faal steril, letakkan pada gelas alas .2. Ambil sedikit kotoran gigi dan campur dengan air garam faal pada gelas alas, buat sediaan dan rekatkan.3. Warnai sediaan dengan ungu kristal karbol atau pewarnaan Gram.4. Catat/gambar hasilnya dan bandingkan dengan pertunjukkanFlora normal kulit :1. Letakkan jari telunjuk pada lempeng agar darah2. Eramkan pada lemari pengeram 37oC selama 24 jam3. Lihat hasilnyaHasil praktikum :1. Flora normal mulut :Pewarnaan : pewarnaan biasa dengan menggunakan UKK (Ungu Kristal Karbol) sajaWarna : ungu Morfologi : Basil, spiral, coccus

2. Flora normal kulit :

Telunjuk :I. Terdapat sebanyak 4 koloniII. Terdapat sebanyak 9 koloniIII. Terdapat sebanyak 3 koloniIV. Terdapat sebanyak 4 koloniV. Terdapat sebanyak 19 koloniVI. Terdapat sebanyak 6 koloniVII. Terdapat sebanyak 30 koloniVIII. Terdapat sebanyak 20 koloniIdentifikasi koloni :1. Warna koloni : putih ( tidak ada pigmen)2. Keruh3. Menonjol4. Permukaan halus5. Pinggirannya tidak rata6. Tidak menjalar7. Konsistensi mukoid

PEMBAHASAN :Setiap telunjuk orang mempunyai bakteri yang berbeda-beda jumlahnya. Karena setiap orang memegang suatu benda yang bermacam macam rupanya dan berbeda pula antara satu orang dengan orang yang lain.Setelah dibiakan dalam media selama 24 jam, terbentuk koloni pada tiap sentuhan di media oleh tangan masing orang Pemeriksaan kuman terhadap antibiotika antara lain dapat dilakukan dengan :1. CARA CAKRAM (DISC METHOD)Yaitu dengan menggunakan cakram kertas saring yang mengandung antibiotika/bahan kimia lain dengan kadar tertentu yang kemudian diletakkan di atas lempeng agar yang ditanami kuman yang akan diperiksa, kemudian dieram. Apabila tampak adanya zona hambatan pertumbuhan kuman di sekeliling cakram antibiotika tersebut, maka kuman yang diperiksa sensitif terhadap antibiotika tersebut. Cara ini disebut juga sebagai cara difusi agar, cara yang lazim dilakukan adalah cara Kirby-Bauer.

2. CARA TABUNG (TUBE DILUTION METHOD)Yaitu dengan membuat penipisan antibiotika pada sederatan tabung reaksi yang berisi perbenihan cair. Ke dalam tabung tabung tersebut dimasukkan kuman yang akan diperiksa dengan jumlah tertentu dan kemudian dieram. Dengan cara ini akan dapat diketahui konsentrasi terendah antibiotika yang menghambat pertumbuhan kuman yang disebut Konsentrasi Hambat Minimal (KHM) atau Minimal Inhibitory Concentration (MIC). Bahan yang disediakan :Untuk pemeriksaan kepekaan/sensitivitas kuman terhadap antibiotika1. Lempeng agar Mueller Hinton sebanyak 22. Kaldu BHI 1 cc3. Usap kapas steril4. Cakram antibiotika (5 macam)5. Biakan kuman : Staphylococcus aureus atau Escherichia coli Untuk tindakan aseptis kulit :1. Lempeng agar darah sebanyak 32. Kaldu 2 cc3. Usap kapas steril4. Antisepsis :a. Sabunb. Tinctura jodii 3% atau povidone iodinec. Alkohol 70%Tugas :1. Melakukan pemeriksaan kepekaan kuman terhadap antibiotika dengan cara cakram dan mencatat hasilnya.2. Melakukan antiseptis kulit dan mencatat hasilnya.3. Melihat dan mencatat demonstrasi/pertunjukan :a. Pemeriksaan kepekaan kuman terhadap antibiotika dengan cara tabung.b. Pengaruh suhu (4oC, suhu kamar, 37oC dan 60oC) terhadap : Pertumbuhan kuman E. coli dan kuman berspora. Pigmentasi kuman Serratia marcescens, Pseudomonas aeruginosa.Cara kerja :Pemeriksaan kepekaan kuman terhadap berbagai antibiotika :1. Ambil kuman yang telah disediakan dengan sengkelit steril, buat suspensi dalam tabung berisi kaldu BHI steril 1 cc, sesuaikan dengan standart Mc Faeland 0.52. Celupkan usap kapas steril ke dalam suspensi kuman yang telah dibuat.3. Oleskan usap kapas yang telah mengandung kuman pada permukaan media Agar secara merata (seluruh permukaan Agar).4. Letakkan cakram antibiotika yang disediakan pada permukaan agar dengan jarak cukup antara cakram satu degan cakram lain.5. Eram pada lemari pengeram 37oC, selama 24 jam dan lihat serta catat hasilnya.Antisepsis kulit :1. Bagian bawah lempeng agar darah dibagi menjadi 4 bagian dengan menggunakan pensil gelas.2. Usap kapas steril dibasahi dengan kaldu steril, kemudian diusapkan pada telapak tangan, selanjutnya dioleskan pada salah satu bagian lempeng agar darah.3. Cuci tangan dengan sabun dan air selama 2 menit, kemudian lakukan kembali cara ke-2, dengan menggunakan usap kapas steril yang dibasahi dengan kaldu steril, oleskan pada agar darah bagian kedua.4. Ambil sebuah usap kapas steril, basahi dengan kaldu steril, oleskan pada lengan bawah bagian voler, kemudian oleskan pada agar darah bagian ketiga.5. Olesi lengan bawah bagian voler tersebut dengan tincture jodii 3%, biarkan kering, kemudian diolesi dengan alkohol 70%. Selanjutnya ambil sebuah usap kapas steril dan dibasahi dengan kaldu steril kemudian dioleskan pada agar darah bagian keempat.6. Eram lempeng agar darah ini pada 37oC selama 24 jam dan lihat serta catat hasilnya.Pengaruh terhadap udara ruangan :1. Lempeng agar darah dibuka.2. Taruh lempeng agar darah di lantai, diamkan selama 5 menit dan dijaga agar tidak ada hewan yang masuk.3. Setelah 5 menit lempeng agar darah ditutup kembali.

Hasil praktikum :1. Untuk pemeriksaan kepekaan/sensitivitas kuman terhadap antibiotikaStaphylococcus aureus

HASIL PEMERIKSAAN : ANTIBIOTIKAHAMBAT PERTUMBUHAN KUMANDIAMETER

AMC 30 ( Amoxcillin / Clavulanic Acid 2:1 30 g)+5 cm

CIP 5 ( Ciprofloxalin 5 g)+3.3 cm

TE 30 (Tetracycline 30 g)+3 cm

P 10 (Penicillin G 10 unit)+4.2 cm

SXT 25 (Sulphamethoxa 20 LE / Trimethoprim 25 g)+3.8 cm

Untuk 5 macam antibiotika di atas, pemeriksaan terhadap bakteri Staphylococcus aureus terhadap pengaruh antibiotika yang telah disediakan, hampir semua jenis antibiotika di atas berpengaruh terhadap bakteri,hal ini bisa di ketahui dengan melihat diameter dari kuman yang menjauh dari masing masing antibiotik ,semakin besar diameternya maka bakteri tersebut lebih sesnsitif terhadap antibiotik tersebut. Berikut dibawah ini adalah tabel hasil pengamatan berdasarkan besarnya diameter pada masing masing antibiotika :

Escherichia coli

HASIL PEMERIKSAAN :Untuk bakteri Escherichia coli hanya 3 antibiotika saja yang berpengaruh pada koloni bakteri di dalam plat biakan dan sisanya penicillin dan sulphamethoxa saja yang tidak berpengaruh pada bakteri Escherichia coli. Hal ini mungkin dikarenakan bakteri tersebut telah resisten terhadap 2 macam antibiotika yang disebutkan tadi, sehingga tidak memiliki pengaruh sama sekali.ANTIBIOTIKAHAMBAT PERTUMBUHAN KUMANDIAMETER

AMC 30 ( Amoxcillin / Clavulanic Acid 2:1 30 g)+1.5 cm

CIP 5 ( Ciprofloxalin 5 g)+1.2 cm

TE 30 (Tetracycline 30 g)+1.3 cm

P 10 (Penicillin G 10 unit)-

SXT 25 (Sulphamethoxa 20 LE / Trimethoprim 25 g)-

2. Untuk tindakan aseptis kulit :

4321

Bagian I. Koloni cukup banyak, sebanyak 23 koloniBagian II. Koloni sangat banyak, terdapat 58 koloniBagian III. Koloni agak berkurang, terdapat 22 koloniBagian IV. Koloni sangat sedikit, hanya ada 4 koloni Terdapat koloni Zona hemolisis PEMBAHASAN :Menurut tata cara untuk tindakan aseptis kulit, pada bagian I OP tidak melakukan cuci tangan sedangkan bagian II OP sudah melakukan cuci tangan, dan seharusnya pula bakteri yang terdapat pada lempeng agar darah bagian I lebih banyak daripada bagian ke II. Namun hasil praktikum kami menunjukkan sebaliknya, tentunya di sini banyak faktor yang mempengaruhinya, salah satunya yaitu : Bakteri yang terbawa dari aliran air kran, sehingga ditemukan bakteri yang lebih banyak pada telapak tangan OP setelah cuci tangan pada bagian ke II. Ada kemungkinan OP sebelum melakukan tugas praktikum, sudah membersihkan telapak tangannya ketika melakukan aktivitas sebelumnya, sehingga jumlah pada bagian I tidak terlalu banyak. Sedangkan dari hasil praktikum kami pada lengan bagian bawah (voler), Area Bagian III lebih banyak koloni yang tumbuh di banding dengan Bagian IV, hal ini dikarenakan pada bagian IV bakteri diambil dari fossa kubiti (voler) telah dilakukan aseptik oleh tinctura jodii 3% atau providone iodine dan dilakukan aseptis lagi dengan mengoleskan alkohol 70%.Dan perbandingan jumlah koloni pada daerah telapak tangan dengan daerah fossa kubiti (voler) yang belum diberi intervensi (di beri antiseptik atau mencuci tangan), memperlihatkan jumlah yang lebuh banyak pada biakan koloni yang didapat pada telapak tangan dibandingkan pada voler (pada gambar di atas hanya beda 1 koloni). Hal ini mungkin di sebabkan oleh keadaan dimana daerah telapak tangan lebih terbuka dan memiliki kemungkinan kontaminasi bakteri di udara, atau setelah memegang sesuatu setelah melakukan aktivitas dibanding dengan daerah fossa kubiti (voler) yang tertutup3. Untuk Pengaruh terhadap udara ruangan : Dilakukan di Ruang Dosen Universitas Yarsi Lantai 1 :

Terdapat 19 koloni yang ukuran diameternya sangat kecil, kurang terlihat jelas dengan mata telanjang.PEMBAHASAN :Di ruang dosen lantai 1 hanya mendapati 19 koloni pada lempeng agar darah, karena di setiap ruang terdapat jumlah bakteri yang berbeda-beda, semua itu karena dipengaruhi oleh suhu yang berbeda-beda pula di setiap ruangan.

KESIMPULAN :Bakteri merupakan suatu makhluk hidup (mikroorganisme) yang juga peka terhadap berbagai agen. Pertumbuhan bakteripun dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya yaitu :

1. SuhuSuhu dapat mempengaruhi pertumbuhan bakteri karena bakteri memerlukan suhu optimum untuk dapat tumbuh dengan baik. Suhu juga dapat mempengaruhi pembentukan pigmen pada beberapa jenis bakteri, sehingga untuk melihat pigmennya maka bakteri harus ditanam dan dieram pada suhu tertentu yang optimum.

2. Sinar matahariTerutama sinar ultar ungu (panjang gelombang 250-265 nano-meter) dan juga sinar-sinar lain yang mempunyai gelombang pendek, dapat menghambat pertumbuhan bakteri atau mematikan bakteri. Bakteri yang aktif melakukan pembelahan lebih mudah dipengaruhi oleh sinar ultra ungu (ultraviolet, uv)

3. Bahan kimiaBahan kimia berbagai jenis bahan kimia dapat menghambat pertumbuhan bakteri, misalnya kadar gula yang tinggi, zat warna, desinfektan, antibiotika. Bahan kimia ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri, disebut efek bakteriostatik, atau dapat membunuh bakteri, disebut efek bakterisid. Desinfektan adalah bahan kimia yang digunakan untuk sanitasi, disinfeksi, antisepsis dan untuk membunuh kuman.

4. AntibiotikaAntibiotika sering digunakan untuk mengobati berbagai penyakit infeksi bakerial. Antibiotika dapat bersifat bakteriostatik dan juga dapat bersifat bakterisid. Dalam melakukan terapi dengan menggunakan antibiotika guna penanggulangan penyakit infeksi bakterial, kadang diperlukan pemeriksaan kepekaan (tes sensitivitas) bakteri terhadap antibiotik yang tersedia, karena pada masa kini telah banyak ditemukan kuman yang resisten terhadap antibiotika.