1. Laporan Praktikum Wetlab B4

32
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI MODUL METABOLIK ENDOKRIN KELOMPOK PRAKTIKUM B4 Samialhuda R. Fitria I11110060 Yosep Andrianu Loren I11112050 Octa Tirandha I11112077 Gilang Pramanayudha I1011131006 Sundari I1011131012 Anggi Sulistiawati I1011131033 Wenny Juniarni Tripani I1011131061 Lisa Florencia I1011131072 Maylisa Santauli Manurung I1011131087 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN

Transcript of 1. Laporan Praktikum Wetlab B4

Page 1: 1. Laporan Praktikum Wetlab B4

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIOLOGI

MODUL METABOLIK ENDOKRIN

KELOMPOK PRAKTIKUM B4

Samialhuda R. Fitria I11110060

Yosep Andrianu Loren I11112050

Octa Tirandha I11112077

Gilang Pramanayudha I1011131006

Sundari I1011131012

Anggi Sulistiawati I1011131033

Wenny Juniarni Tripani I1011131061

Lisa Florencia I1011131072

Maylisa Santauli Manurung I1011131087

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2015

Page 2: 1. Laporan Praktikum Wetlab B4

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

I. Suhu Tubuh dan Pengaturannya

Termoregulasi adalah proses fisiologis yang merupakan kegiatan integrasi dan

koordinasi yang digunakan secara aktif untuk mempertahankan suhu inti tubuh melawan

perubahan suhu lingkungan yang dingin atau hangat1.

Tubuh manusia yang sehat memiliki suhu tubuh tubuh yang konstan walaupun pada

kondisi lingkungan yang berubah-ubah. Oleh karena itu panas yang dihasilkan pada berbagai

proses metabolisme harus seimbang dengan panas yang dikeluarkan dari tubuh. Hal tersebut

dikarenakan manusia memiliki sistem pengatur suhu tubuh yang terdiri atas tiga bagian yaitu

integrator di dalam hipotalamus, reseptor pada kulit, dan bagian tubuh lainnya, dan efektor

sistem yang mengatur produksi panas dengan kehilangan panas1. Disamping panas yang

dihasilkan oleh tubuh sendiri, tubuh juga memperoleh panas dari lingkungan sekitar. Suhu

tubuh manusia bervariasi diantara individu dan berkisar 35,5°C – 37,7°C dengan rerata

keseluruhan 36,7°C2. Sel-sel saraf dalam hipotalamus sangat peka terhadap perubahan suhu

internal (darah) baik karena pengaruh suhu lingkungan atau dari dalam tubuh itu sendiri.

Proses mekanisme pengaturan panas tersebut berjalan sangat cepat karenaterlibat mekanisme

neuroendokrin, dan sistem negatif feedback (umpan balik negatif)3.

Berdasarkan pengaruh suhu pada lingkungan, hewan dibagi menjadi dua golongan,

yaitu homoiterm dan poikiloterm. Pada praktikum ini, katak digunakan sebagai contoh

organisme poikiloterm, yang suhu tubuhnya dapat berubah dipengaruhi oleh lingkungannya.

Hal ini disebabkan karena hewan ini tidak memiliki pengatur suhu tubuh. Adaptasi katak

terhadap suhu sangat panas dengan meningkatkan laju pendinginan dengan penguapan

melalui kulitnya karena memili kulit yang senantiasa lembab. Pada lingkungan panas seekor

katak akan naik suhu tubuhnya, dan pada suhu lingkungan dingin seekor katak suhu

tubuhnya akan turun3,4.

Page 3: 1. Laporan Praktikum Wetlab B4

II. Syok Insulin Pada Ikan Guppy

Seluruh sel menggunakan ATP dan memerlukan pasokan bahan bakar secara terus

menerus untuk menghasilkan energi yang digunakan untuk membentuk ATP. Insulin dan

glukoagon adalah dua hormon utama yang mengatur mobilisasi dan penyimpanan bahan

bakar. Fungsi keduanya adalah untuk memastikan bahwa sel mendapat pasokan glukosa,

asam lemak dan asam amino secara terus menerus untuk membentuk ATP dan untuk

memelihara sel. Pemeliharaan kadar glukosa darah yang homeostasis memerlukan kedua

hormon ini untuk mengatur metabolism karbohidrat, lemak dan asam amino sesuai

kebutuhan dan kapasitas dari masing-masing jaringan. Insulin dikeluarkan sebagai respons

terhadap ingesti karbohidrat, mendorong penggunaan glukosa sebagai bahan bakar serta

untuk penyimpaan glukosa sebagai glikogen dan lemak5.

Glukosa dalam darah akan digunakan sebagai energi yang dibutuhkan untuk otak dan

jaringan lainnya dari sistem saraf yang sangat bergantung terhadap metabolism glukosa.

Hipoglikemia atau kadar glukosa yang rendah dalam darah dapat melemahkan daya tahan

tubuh seseorang dalam jangkan waktu yang cukup lama5.

Pada praktikum ini, dilakukan pengamatan syok insulin pada ikan guppy.

Sebelumnya diamati terlebih dahulu pergerakan ikan guppy sebelum diberikan insulin.

III.Suhu dan Kelembaban Ruang

Kelembaban adalah konsentrasi uap air di udara. Angka konsentasi ini dapat

diekspresikan dalam kelembaban absolut, kelembaban spesifik atau kelembaban relatif.Alat

untuk mengukur kelembaban disebut higrometer.Sebuah humidistat digunakan untuk

mengatur tingkat kelembaban udara dalam sebuah bangunan6.

1.2 Tujuan

a. Tujuan Umum

1. Memahami perbedaan antara binatang homoitermik dan poikilotermik.

2. Memahami cara mengukur tubuh manusia.

3. Memahami kerja insulin dan memahami keadaan hipoglikemia serta pengaruhnya

pada organ.

4. Memahami cara menetapkan kelembaban relatif udara.

Page 4: 1. Laporan Praktikum Wetlab B4

b. Tujuan Khusus

1. Menerangkan cara mengukur suhu ketiak dan suhu mulut.

2. Menerangkan pengaruh bernafas melalui mulut dan berkumur air es terhadap suhu

mulut.

3. Menerangkan pengaruh suhu keliling pada suhu tubuh binatang poikilotermik.

4. Menerangkan pengaruh pemberian insulin dan pemberian glukosa setelahnya.

5. Menerangkan cara menetapkan kelembaban relatif udara dengan menggunakan

termometer bola basah dan bola kering serta psychrometric chart.

Page 5: 1. Laporan Praktikum Wetlab B4

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Suhu Tubuh dan Pengaturannya1

Suhu merupakan ukuran atau derajat panas atau dinginnya suatu benda atau sistem.

Suhu didefinisikan sebagai suatu besaran fisika yang dimiliki bersama antara dua benda atau

lebih yang berada dalam kesetimbangan ternal. Suatu benda yang dalam keadaan panas

dikatakan memiliki suhu yang tinggi, dan sebaliknya, suatu benda yang dalam keadaan

dingin dikatakan memiliki suhu yang rendah. Untuk mengkuatitatifkan besaran suhu dan dan

menyatakan seberapa tinggi atau rendahnya nilai suhu suatu benda diperlukan pengukuran

yang dinamakan termometer. Secara umum dilihat dari tampilannya, ada dua jenis

termometer yaitu termometer analog dan termometer digital. Termometer analog merupakan

termometer zat cair (termometer raksa atau terrmometer alkohol), sedangkan untuk

termometer digital umumnya menggunakan sensor elektronik. Suhu adalah besaran yang

menyatakan derajat panas dingin suatu benda dan alat yang digunakan untuk mengukur suhu

adalah termometer. Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat untuk mengukur suhu

cenderung menggunakan indera peraba. Tetapi dengan adanya perkembangan teknologi

maka diciptakanlah termometer untuk mengukur suhu dengan valid.

Suhu tubuh manusia diatur oleh system thermostat di dalam otak yang membantu

suhu tubuh yang konstan antara 36.5°C dan 37.5°C. Suhu tubuh normal manusia akan

bervariasi dalam sehari. Seperti ketika tidur, maka suhu tubuh kita akan lebih rendah

dibanding saat kita sedang bangun atau dalam aktivitas. Dan pengukuran yangdiambil

dengan berlainan posisi tubuh juga akan memberikan hasil yang berbeda. Pengambilan suhu

di bawah lidah (dalam mulut) normal sekitar 37°C, sedang diantara lengan (ketiak) sekitar

36.5°C sedang directum (anus) sekitar 37.5°C. Tubuh manusia merupakan organ yang

mampu menghasilkan panas secara mandiri dan tidak tergantung pada suhu

lingkungan. Tubuh manusia memiliki seperangkat sistem yang memungkinkan tubuh

menghasilkan, mendistribusikan, dan mempertahankan suhu tubuh dalam keadaan konstan.

Panas yang dihasilkan tubuh sebenarnya merupakan produk tambahan proses metabolisme

yang utama.

Beberapa faktor yang mempengaruhi perubahan suhu tubuh,antara lain:

Page 6: 1. Laporan Praktikum Wetlab B4

1. Kecepatan metabolisme basal, kecepatan metabolisme basal tiap individu berbeda-

beda. Hal ini memberi dampak jumlah panas yang diproduksi tubuh menjadi berbeda

pula. Sebagaimana disebutkan pada uraian sebelumnya, sangat terkait dengan laju

metabolisme.

2. Rangsangan saraf simpatis, rangsangan saraf simpatis dapat menyebabkan kecepatan

metabolisme menjadi 100% lebih cepat. Disamping itu,rangsangan saraf simpatis dapat

mencegah lemak coklat yang tertimbun dalam jaringan untuk dimetabolisme. Hamper

seluruh metabolisme lemak coklat adalah produksi panas. Umumnya,rangsangan saraf

simpatis ini dipengaruhi stress individu yang menyebabkan peningkatan produksi

epineprin dan norepineprin yang meningkatkan metabolisme.

3. Hormon pertumbuhan, hormon pertumbuhan ( growth hormone ) dapat menyebabkan

peningkatan kecepatan metabolisme sebesar 15-20%.Akibatnya, produksi panas tubuh

juga meningkat.

4. Hormon tiroid fungsi tiroksin adalah meningkatkan aktivitas hamper semua reaksi

kimia dalam tubuh sehingga peningkatan kadar tiroksin dapat mempengaruhi laju

metabolisme menjadi 50-100% diatasnormal.

5. Hormon kelamin, hormon kelamin pria dapat meningkatkan kecepatan metabolisme

basal kira-kira 10-15% kecepatan normal,menyebabkan peningkatan produksi panas.

Pada perempuan,fluktuasi suhu lebih bervariasi dari pada laki-laki karena pengeluaran

hormone progesterone pada masa ovulasi meningkatkan suhu tubuh sekitar 0,3 – 0,6°C

di atas suhu basal.

6. Demam ( peradangan ). Proses peradangan dan demam dapat menyebabkan

peningkatan metabolisme sebesar 120% untuk tiap peningkatan suhu 10°C.

7. Status gizi. Malnutrisi yang cukup lama dapat menurunkan kecepatan metabolisme 20 –

30%. Hal ini terjadi karena di dalam sel tidakada zat makanan yang dibutuhkan untuk

mengadakan metabolisme. Dengan demikian, orang yang mengalami malnutrisi mudah

mengalami penurunan suhu tubuh (hipotermia).Selain itu, individu dengan lapisan

lemak tebal cenderung tidak mudah mengalami hipotermia karena lemak merupakan

isolator.

Page 7: 1. Laporan Praktikum Wetlab B4

Dalam produksi panas tubuh memperoleh panas sebagai akibat dari aktivitas

metabolisme jaringan tubuh dan dari lingkungan luar bila lingkungan luar itu lebih tinggi

temperaturnya (lebih panas) ketimbang temperatur tubuh. Bentuk penyesuaian fisiologinya

adalah bahwa panas yang dihasilkan oleh tubuh akan meningkat dengan menurunnya

temperatur luar. Sebaliknya, temperatur sekitar (ambient temperature) yang tinggi akan

menurunkan jumlah panas yang panas yang dihasilkan oleh tubuh. Hal itu dapat dikaitkan

melambatnya aktivitas metabolisme, menurunnya luaran kerja, dan menurunnya tonus otot.

Secara umum, mekanisme yang berlangsung untuk menghasilkan panas meliputi peningkatan

aktivitas metabolisme jaringan, peningkatan aktivitas otot, dan produksi panas

(thermogenesis) tanpa aktivitas menggigil. Panas dari dalam tubuh dapat ditransfer ke

lingkungan luar. Demikian juga sebaliknya, panas dari lingkungan luar dapat ditransfer ke

dalam tubuh. Kecepatan transfer panas ke dalam atau ke lingkungan luar tergantung pada 3

faktor:

1.      Luas permukaan. Luas permukaan per gram jaringan berbandiing terbalik dengan

peningkatan massa tubuh.

2.      Perbedaan suhu. Semakin dekat seekor hewan memelihara suhu tubuhnya ke

lingkungan, makan semakin sedikit panas yang mengalir ke dalam atau ke lingkungan luar.

3.      Konduksi panas spesifik permukaan tubuh hewan. Permukaan jaringan poikiloterm

memiliki konduktansi panas yang tinggisehingga hewan ini memiliki suhu tubuh mendekati

suhu lingkungannya.

Suhu tubuh tergantung pada neraca keseimbangan antara panas yang diproduksi atau

diabsorbsi dengan panas yang hilang. Panas yang hilang dapat berlangsung secara radiasi,

konveksi, konduksi dan evaporasi.

1.      Radiasi adalah transfer energi secara elektromagnetik, tidak memerlukan medium

untuk merambat dengan kecepatan cahaya.

2.      Konduksi merupakan transfer panas secara langsung antara dua materi padat yang

berhubungan lansung tanpa ada transfer panas molekul. Panas menjalar dari yang suhunya

tinggi kebagian yang memiliki suhu yang lebih rendah.

3.      Konveksi adalah suatu perambatan panas melalui aliran cairan atau gas. Besarnya

konveksi tergantung pada luas kontak dan perbedaan suhu.

Page 8: 1. Laporan Praktikum Wetlab B4

4.      Evaporasi merupakan konveksi dari zat cair menjadi uap air, besarnya laju konveksi

kehilangan panas karena evaporasi.

Termoregulasi manusia berpusat pada hypothalamus anterior terdapat tiga komponen

pengatur atau penyusun sistem pengaturan panas, yaitu termoreseptor, hypothalamus, dan

saraf eferen serta termoregulasi. Suhu tubuh manusia berkisar antara 36,6 C – 36,9 C. Hal ini

adalah keadaan seimbang dalam pengeluaran dan pembuatan panas oleh tubuh.

Termoregulasi manusia berpusat pada hypothalamus anterior terdapat tiga komponen

pengatur atau penyusun sistem pengaturan panas, yaitu termoreseptor, hypothalamus, dan

saraf eferen serta termoregulasi.

2.2 Syok Insulin pada Ikan Guppy5

Insulin memiliki efek penting pada metabolisme karbohidrat, lemak dan protein.

Insulin dapat menurunkan kadar glukosa, lemak dan asam amino dalam darah serta

mendorong penyimpanan nutrien-nutrien tersebut. Sewaktu molekul-molekul nutrien ini

memasuki darah dalam keadaan absorbtif, insulin meningkatkan penyerapannya oleh sel dan

konversi masing-masing menjadi glikogen, trigliserida, dan protein. Hormon ini menjalankan

efeknya yang beragam dengan mengubah transportasi nutrien spesifik dari darah ke dalam sel

atau dengan mengubah aktivitas enzim-enzim yang terlibat dalam jalur metabolik tertentu.

Hampir seluruh energi yang digunakan oleh sel otak disuplai oleh glukosa yang

berasal dari darah, karena otak tidak dapat mensintesis glukosa dan hanya mampu sekitar dua

menit menyimpan suplai glukosa dalam bentuk glikogen di neuron pada setiap saat. Untuk

mengambil glukosa dari darah, sel otak tidak membutuhkan insulin seperti kebanyakan sel

lainnya. Sel otak memperoleh glukosa dari darah secara difusi. Ketika konsentrasi glukosa

darah turun dari kisaran fisiologis, transport glukosa dari pembuluh darah ke otak menjadi

inadekuat untuk metabolisme energi dan fungsi otak. Apabila terjadi hiperinsulinemia, maka

konsentrasi glukosa darah menjadi sangat rendah, karena kelebihan insulin menyebabkan

hampir seluruh glukosa dalam darah ditranspor secara cepat ke dalam sel-sel non-neural

sensitif insulin ke seluruh tubuh, khususnya sel-sel otot dan sel-sel hati. Apabila hal ini

terjadi, maka glukosa yang tertinggal dalam darah tidak cukup untuk mensuplai neuron-

neuron dan fungsi mental kemudian menjadi sangat terganggu, kadang-kadang sampai

Page 9: 1. Laporan Praktikum Wetlab B4

menyebabkan koma, tetapi lebih sering terjadi ketidakseimbangan mental dan gangguan

psikotik.

2.3 Suhu dan Kelembaban Ruang7,8

Kelembaban adalah konsentrasi uap air di udara. Angka konsentasi ini dapat

diekspresikan dalam kelembaban absolut, kelembaban spesifik atau kelembaban relatif. Alat

untuk mengukur kelembaban disebut higrometer.Sebuah humidistat digunakan untuk

mengatur tingkat kelembaban udara dalam sebuah bangunan.

Tingkat kelembaban bervariasi menurut suhu. Semakin hangat suhu udara, semakin

banyak uap air yan dapat ditampung. Semakin rendah suhu udara, semakin sedikit jumlah

uap air yang dapat ditampung. Jadi pada siang hari yang panas dapat menjadi lebih lembab

dibandingkan dengan hari yang dingin. Kemampuan udara untuk menampung uap air

dipengaruhi oleh suhu. Jika udara jenuh uap air dinaikkan suhunya, maka udara tersebut

menjadi tidak jenuh uap air. Sebaliknya, jika udara tidak jenuh uap air suhunya diturunkan

dan kerapatan airnya dijaga konstan, maka udara tersebut akan mendekati kondisi jenuh uap

air. Jadi ketika udara hangat naik dan mulai mendingin, lama kelamaan akan kehilangan

kemampuan untuk menahan / menampung uap air.

Kelembaban udara dalam ruang tertutup dapat diatur sesuai dengan keinginan.

Pengaturan kelembaban udara ini didasarkan atas prinsip kesetaraan potensi air antara udara

dengan larutan atau dengan bahan padat tertentu. Jika dalam suatu ruang tertutup dimasukkan

larutan, maka air dari larutan tersebut akan menguap sampai terjadi keseimbangan antara

potensi air pada udara dengan potensi air larutan. Demikian pula halnya jika suatu hidrat

kristal garam-garam (salt cristal bydrate) tertentu dimasukkan dalam ruang tertutup maka air

dari hidrat kristal garam akan menguap sampai terjadi keseimbangan potensi air.

Kelembaban udara dapat dinyatakan sebagai kelembaban absolut, kelembaban nisbi

(relatif), maupun defisit tekanan uap air.

1. Kelembaban mutlak adalah massa uap air dalam udara per satuan volume.

2. Kelembaban relatif / Nisbi yaitu perbandingan jumlah uap air di udara dengan yang

terkandung di udara pada suhu yang sama

Page 10: 1. Laporan Praktikum Wetlab B4

3. Defisit tekanan uap Air (vpd) Selisih antara tekanan uap air jenuh dengan tekanan uap

aktualnya menyatakan tekanan uap air (vpd). Defisit ini menunjukkan bahwa semakin

tinggi nilainya udara semakin kering.

Page 11: 1. Laporan Praktikum Wetlab B4

BAB 3

METODOLOGI

3.1 Suhu Tubuh dan Pengaturannya

A. Alat Dan Binatang Percobaan Yang Diperlukan

1) Kodok

2) Air hangat 400C

3) Alcohol dan kapas

4) Air es untuk kumur

5) Psychrometric chart

6) Waskom besar berisi es

7) Papan fiksasi kodok/ katak dariu tali

8) Termometer maksimum

9) Termometer bola basah dan bola kering

10) Termometer kimia dengan skla -100C sampai +500C atau+100C sampai +1000C

B. Cara Kerja

a. Pengukuran Suhu Mulut

a) Bersihkan termometer maksimum dengan alcohol

b) Turunkan meniscus air raksa sampai dibawah skala dengan mengayun-

sentakkan termometer tersebut beberapa kali

c) Letakkan reservoir termometer dibawah lidah dan suruh orang percobaan

menutup mulutnya rapat-rapat

d) Setelah 3 menit baca dan catat suhu mulut orang percobaan

e) Turunkan meniscus air raksa sampai di bawah skala seperti butir 2

f) Letakkan reservoir termometer dibawah lidah seperti butir 3

g) Baca dan catat suhu mulut OP setelah 6 menit

b. Pengaruh Bernafas Melalui Mulut dan Berkumur Air Es Pada Suhu Mulut

a) Turunkan meniscus air raksa sampai di bawah skala dengan cara percobaan

pengukuran suhu mulut seperti langkah 2

b) Letakkan reservoir termometer dibawah lidah orang percobaan

c) Baca dan catat suhu mulut setelah 3 menit

Page 12: 1. Laporan Praktikum Wetlab B4

d) Suruh orang percobaan bernafas tenang melalui mulut selam 2 menit sambil

menutup lubang hidung. Segera setelah tundakan ini ulangi langkah 1 s/d 3

e) Suruh orang percobaan berkumur berulang-ulang dengan air es selama 1

menit. Segera setelah tindakan ini ulangi langkah 1 s/d 3.

c. Pengukuran Suhu Ketiak

a) Keringkan ketiak orang percobaan

b) Usahakan meniscus air raksa termometer maksimum terletak di bawah skala

dengan mengayun-sentakkan termometer tersebut beberapa kali

c) Suruh orang percobaan berbaring terlentang

d) Letakkan reservoir termometer maksimum di ruang ketiak dan suruhlah OP

menjepit dengan baik

e) Setelah 3 menit baca dan catat suhu ketiak orang percobaan

d. Pengaruh Suhu Lingkungan Pada Suhu Tubuh Binatang Poikilotermik

a) Tetapkan suhu ruang dengan termometer kimia (-100C sd +500C)

b) Ikatkan dengan tali seekor kodok telentang diatas papan fiksasi

c) Masukkan termometer kimia tersebut kedalam esofagusnya

d) Setelah 3 menit baca dan catat suhu kodok

e) Dengan termometer tetap didalam esofagusnya, benamkan kodok kedalam

air es setinggi lehernya (jangan sampai air es masuk kedalam mulut kodok)

f) Baca dan catat suhunya setelah 3 menit

g) Keluarkan termometer dari osefagus kodok dan tetapkan suhu air es

h) Keluarkan kodak dari air es dan biarkan beberapa menit dalam suhu ruang,

sementara itu sediakan air hangat (400C)

i) Masukkan kembali termometer ke osefagus kodok. Kemudian benamkan

kodok ke air hangat setinggi leher (jaga jangan sampai air masuk kedalam

mulut kodok)

j) Baca dan catat suhu kodok setelah 3 menit

3.2 Syok Insulin pada Ikan Guppy

A. Alat Dan Binatang Percobaan Yang Diperlukan

1) Ikan guppy

Page 13: 1. Laporan Praktikum Wetlab B4

2) Gelas ukur 100 ml diisi dengan 500 ml air ledeng

3) Peralatan untuk aerasi air ledeng dalam gelas ukur

4) Larutan glukosa 20%

5) Insulin

6) Spuit insulin

7) Pipet

B. Cara Kerja

a) Masukkan ikan guppy kedalam gelas ukur 100 ml yang sudah diisi dengan

air ledeng 50 ml

b) Perhatikan gerakan ikan guppy dalam gelas ukur dan catatlah hasil observasi

saudara

c) Teteskan insulin 1 mU kedalam air dan tunggu selama 3 menit

d) Perhatikan dan catatlah setiap perubahan gerakan yang terjadi pada ikan

guppy

e) Jika tidak terjadi perubahan pada ikan guppy, tambahkan kembali insulin 1

mU kedalam air dan tunggu selama 3 menit

f) Ulangi langkah diatas hingga terlihat adanya perubahan gerakan pada ikan

guppy

g) Catatlah setiap perubahan pada ikan guppy

h) Setelah terlihaat adanya perubahan gerakan pada ikan guppy, segera

masukkan 1 ml larutan glukosa 20% kedalam air

i) Tunggu selama 3 menit untuk melihat apakah gerakan ikan guppy telah

berubah dan kembali normal

j) Jika gerakan ikan guppy belum kembali ke gerakan normal, ulangi kembali

langkah 8 dan 9 hingga gerakan ikan guupy kembali normal.

3.3 Suhu dan Kelembaban Ruang

a) Bacalah suhu pada termometer bola basah dan bola kering pada ruangan

b) Kemudian bacalah kelembaban relative udara (%) pada psychrometric chart,

berdasarkan suhu bola basah dan bola kering pada ruangan tersebut.

Page 14: 1. Laporan Praktikum Wetlab B4

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Suhu Tubuh dan Pengaturannya

4.1.1 Hasil

PERLAKUAN WAKTU HASIL

Pengukuran suhu

mulut

3 menit 37,60C

6 menit 37,9C

Bernapas melalui

mulut dan berkumur

air es pada suhu

mulut

3 menit 370C

Bernapas tenang

melalui mulut selama

2 menit

370C

Berkumur dengan air

es

36,30C

Pengukuran suhu

ketiak

Suhu aksila 37,30C

Pengaruh suhu

keliling pada suhu

tubuh binatang

poikilotermik

Suhu ruangan 300C

Setelah 3 menit 300C

Saat dimasukkan

dalam es

240C

Suhu air es 140C

Saat dimasukkan

dalam air hangat

310C

Suhu air hangat 400C

Page 15: 1. Laporan Praktikum Wetlab B4

4.1.2 Pembahasan1,2

a) Pengukuran Suhu Mulut Dan Suhu Ketiak

Pada praktikum ini dilakukan pengukuran suhu oral dan suhu aksila. Pengukuran di

kedua tempat ini diharapkan mewakili suhu inti (mulut) dan suhu kulit (kulit ketiak). Pada

praktikum yang telah dilakukan, didapatkan hasil yang berbeda dari kedua tempat

pengukuran tersebut. Pada OP 1, didapatkan suhu oral sebesar 37,60C sedangkan suhu di

aksila 37,30C selama 3 menit dan 37,90C

Perbedaan anatar kedua tempat ini disebabkan oleh beberapa hal diantaranya. Tubuh

yang dapat dianggap sebagai suatu inti di tengah (central core) dengan lapisan pembungkus

di sebelah luar (outer shell). Selain itu suhu inti di bagian dalam yang terdiri dari organ-organ

abdomen dan toraks, sistem saraf pusat, serta otot rangka, umumnya relatif konstan. Hal ini

mengakibatkan tempat untuk mengukur suhu juga dapat membuat perbedaan, karena suhu

inti tubuh mungkin lebih tinggi dari pada suhu lapisan yang membungkusnya yaitu kulit dan

jaringan subkutis. Rentang suhu tubuh normal bervariasi yaitu berada pada kisaran 36,1 –

37,80C. Meskipun hasil pengukuran di kedua tempat sama-sama berada dalam rentang

normal, nilai yang lebih mencerminkan suhu inti tubuh adalah suhu oral. Hal ini dikarenakan

semua panas (kalor) yang terukur oleh termometer di dalam mulut, secara keseluruhan

berasal dari tubuh kita sendiri. Jadi suhu yang terukur di dalam rongga mulut tidak

dipengaruhi oleh kalor/panas dari luar tubuh kita.. Aksila merupakan bagian luar tubuh yang

mewakili suhu kulit. Suhu di aksila tidak dapat digunakan untuk menentukan suhu tubuh

dikarenakan besarnya pengaruh suhu lingkungan pada aksila. Aksila merupakan salah satu

lokasi kulit yang selalu tertutup ditambah tumbuhnya rambut saat pubertas. Jadi, suhu 370C

dalam oral dapat dikatakan memang mencermikan suhu inti probandus. Sedangkan suhu

36,70C di aksila tidak dapat diambil sebagai suhu kulit secara umum, sebab suhu yang tinggi

tersebut mungkin saja disebabakan faktor anatomis dan teknik.

b) Pengaruh Bernapas Melalui Mulut dan Berkumur Air Es Pada Suhu Mulut

Pada praktikum yang dilakukan, terdapat dua perlakuan, yaitu bernapas melalui mulut

selama dua menit menit dan berkumur dengan air es selama satu menit. Sebelum dilakukan

kedua perlakuan, Probandus disuruh bernapas selama 3 menit Setelah bernapas melalui

mulut, suhu oral kedua probandus mengalami penurunan yang tidak terlalu jauh (370C).

Page 16: 1. Laporan Praktikum Wetlab B4

Sedangkan setelah berkumur dengan air es, suhu oral probandus mengalami penurunan yang

lebih tinggi menjadi 36,3 0 C.

Pada perlakuan pertama, terjadi perubahan suhu oral. Hasil ini berbeda dengan

Hakikatnya, yaitu tidak terjadi penurunan pada suhu oral. Tidak terjadinya penurunan

diakibatkan perbedaan suhu yang dipaparkan ke rongga mulut dan suhu tubuh tidak berbeda

terlalu jauh meskipun terjadi penurunan Saat bernapas melalui mulut, rongga mulut terpapar

oleh dua komponen udara napas, yaitu udara inspirasi dan udara ekspirasi. Suhu udara

inspirasi dapat dianggap sama dengan suhu ruangan , sedangkan suhu udara ekspirasi seikit

lebih tinggi (peningkatan suhu diakibatkan oleh pelepasan kra-kira 2 % kalor tubuh melalui

pernapasan). Jadi dapat dikatakan bahwa suhu kedua udara pernapasan tersebut suhu nya

tidaik berbeda jauh dengn suhu tubuh. Perbedaan suhu yang kecil ini dapat dikatakan ”tidak

merepotkan” bagi hipotalamus. Sehingga mekanisme pengaturan yang dijalankan oleh

hipotalamus mampu mempertahankan suhu oral probandus.Terlalu cepatnya memasukkan

termometer saat perlakuan dan belum turunnya suhu sebelum dilakukan perlakuan

mengindikasikan terjadinya perubahan suhu oral.

Sedangkan pada perlakuan kedua, kedua probandus diminta untuk berkumur dengan

air es selama satu menit. Dari hasil yang didapatkan, diketahui suhu oral turun sebesar 1,30C

pada OP. Hal ini disebabkan selisih suhu yang dipaparkan relatif besar. Suhu untuk air es

batu pada praktikum ini tidak diukur namun diperkirakan kurang dari 200C .Oleh karena itu

ketika berkumur dengan air es maka tubuh terpapar oleh suhu yang rendah sehingga terjadi

perpindahan panas secara konduksi. Kecepatan perpindahan panas melalui konduksi

bergantung pada perbedaan suhu antara benda-benda yang bersentuhan dan konduktivitas

termal bahan-bahan yang terlibat. Sesuai hukum termodinamika, kalor dari benda bersuhu

tinggi akan berpindah ke benda bersuhu rendah saat keduanya bersentuhan, hingga tercapai

suhu keseimbangan. Karena terjadi perpindahan panas tersebut maka suhu oral ketika

diperiksa setelah berkumur akan lebih rendah

c) Pengaruh Suhu Keliling Pada Tubuh Binatang Poikilotermik

Dari praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil suhu tubuh kodok saat berada

dalam suhu ruangan (300C), tidak berbeda jauh dengan suhu ruangan (300C), kemudian saat

dimasukkan ke dalam air es (240C) tidak berbeda jauh dengan suhu air es nya sendiri (140C),

Page 17: 1. Laporan Praktikum Wetlab B4

serta saat tubuh kodok dimasukkan dalam air hangat (310C) dengan suhu air hangat nya

sendiri (400C). Dari hasil praktikum dapat diketahui bahwa kodok memang merupakan

hewan poikilotermik, yang berarti bahwa kodok dapat mengubah suhunya mendekati suhu

lingkungan eksternal yang terpajan kepadanya. Saat ia dimasukkan ke dalam air es maka

suhu tubuhnya pun turun mendekati suhu air es tersebut dan ketika dimasukkan ke dalam air

hangat, suhu tubuhnya juga mendekati suhu air hangat tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa

kodok tidak menjaga suhu tubuhnya dalam kisaran nilai yang konstan seperti pada manusia

yang merupakan contoh hwan homoiotermik. Pada hewan homoiotermik, mereka selalu

menjaga suhu tubuh dalam rentang nilai konstan terhadap pajanan suhu eksternal ataupun

internal melalui mekanisme pengaturan suhu, seperti pada manusia yang suhu tubuhnya

selalu diatur dalam rentang nilai normal yang konstan oleh hipotalamus dengan bantuan

berbagai mekanisme tubuh lainnya seperti sistem saraf. Walaupun demikian tetap harus ada

mekanisme pada hewan poikilotermik ini untuk bertahan pada kondisi ekstrim baik sangat

panas atau pun sangat dingin. Kodok misalnya, beradaptasi terhadap suhu sangat panas

dengan meningkatkan laju pendinginan dengan penguapan melalui kulitnya yang lembab.

4.2 Syok Insulin pada Ikan Guppy

4.2.1 Hasil

PERLAKUAN Menit ke- PERGERAKAN IKAN GUPPY

Sebelum diberi perlakuan Lincah, aktif bergerak

Pemberian insulin 1 mU

ke-1

0-3 Masih aktif

Pemberian insulin 1 mU

ke-2

3-6 Masih aktif

Pemberian insulin 1 mU

ke-3

6-9 Masih aktif

Pemberian insulin 1 mU

ke-4

9-12 Masih aktif

Pemberian insulin 1 mU

ke-5

12-15 Pergerakan melambat (keaktifan berkurang)

Pemberian glukosa 20% 1

ml

0-3 Kembali aktif dan lincah

Page 18: 1. Laporan Praktikum Wetlab B4

4.2.2 Pembahasan2,9

Pada praktikum ini, dilakukan pengamatan syok insulin pada ikan guppy.

Sebelumnya diamati terlebih dahulu pergerakan ikan guppy sebelum diberikan perlakuan.

Pergerakan ikan guppy awalnya lincah dan aktif bergerak. Pada ikan guppy setelah diberikan

insulin sebanyak 1 mU dan diamati pergerakannya setelah 3 menit pemberian pertama,

pergerakan ikan guppy masih aktif dan lincah. Begkitu pula setelah pemberian kedua, ketiga,

dan keempat, pergerakan ikan guppy cenderung masih aktif. Setelah pemberian insulin

kelima, pergerakan ikan guppy melambat dan cenderung diam, keaktifannya berkurang. Hal

ini disebabkan oleh karena terjadi hiperinsulinemia pada ikan guppy tersebut.

Hiperinsulinemia tersebut menyebabkan kadar glukosa darah menjadi turun karena efek dari

insulin seperti yang telah diketahui yaitu membantu transport glukosa ke dalam sel, maka

pada keadaan ini, glukosa darah ikan tersebut kebanyakan ditranspor ke sel-sel non neural

sensitif insulin, sehingga pasokan glukosa ke otak menjadi sangat berkurang. Hal ini

menyebabkan Ikan mulai kehilangan keseimbangannnya dan merupakan suatu tanda bahwa

ikan telah mengalami hipoglikemia. Hilangnya keseimbangan merupakan salah satu gejala

hipoglikemia yang apabila dibiarkan terus menerus dapat mengakibatkan berlanjutnya

kondisi tersebut menjadi koma atau kematian.

Hiperinsulinemia dapat menyebabkan hipoglikemik pada otak. Simpanan karbohidrat

dalam jaringan saraf sangat terbatas, dan fungsi normal bergantung pada pasokan glukosa

yang kontinu. Bila kadar glukosa plasma turun gejala awal adalah berdebar-debar,

berkeringat dan kegelisahan karena efek saraf autonom. Pada kadar plasma yang lebih rendah

, gejala neuroglikopenik mulai muncul. Gejala-gejala ini mencakup rasa lapar, kebingungan

dan kelainan kognitif lain. Pada kadar glukosa plasma yang lebih rendah lagi, terjadi letargi,

koma, kejang dan akhirnya kematian.

Untuk mencegah hiperinsulinemia berkelanjutan pada ikan guppy maka diberikan

perlakuan pemberian larutan glukosa 20%. Ketika ditambahkan larutan glukosa 20%

sebanyak 1 ml pada air dan diamati setelah 3 menit pemberian, pergerakan ikan kembali

seperti semula, keseimbangan ikan telah kembali. Hal ini menunjukkan terjadinya

peningkatan glukosa di dalam tubuh ikan guppy sehingga pasokan glukosa ke otak telah

kembali. Sel-sel otak mendapatkan glukosa sebagai pasokan energinya kembali dari glukosa

eksogen tersebut.

Page 19: 1. Laporan Praktikum Wetlab B4

4.3 Suhu dan Kelembaban Ruang

4.3.1 Hasil

Kelembaban relatif

udara ruangan

Suhu ruangan 30,50C

Suhu termometer bola

kering

30,50C

Suhu termometer bola

basah

270C

Kelembaban relatif

udara

80 %

4.3.2 Pembahasan6,7,10

Kelembaban adalah jumlah uap air yang terkandung dalam udara. Istilah kelembaban

biasanya digunakan dalam kehidupan sehari-hari berupa kelembaban relatif. Kelembaban

relatif adalah perbandingan antara tekanan uap air actual (yang terukur) dengan tekanan uap

air pada kondisi jenuh.

Kelembaban relatif dapat diukur dengan menghembuskan udara pada dua buah

termometer, salah satu diantarnya dibungkus dengan kain basah (bola basah) dan lainnya

kering (bola kering), termometer ini dinamakan psikrometer. Kelembaban relatif udara

dipastikan dengan pembacaan kelembaban relatif udara pada psychrometric chart.

Pengukuran kelembaban relatif udara dilakukan di ruangan laboratorium non-

mikroskopik. Pada pembacaan suhu termometer bola basah dan bola kering ruangan

didaptkan nilai kelembaban sebesar 80˚C yang mana hasil ini didapatkan dari hasil suhu bola

kering yang menunjukan angka 30,50C dan suhu bola basah yang berada di angka 270C,

selisih nilai tersebut diambil dan dilihat pada kolom 3 mendapatkan hasil 80˚C. Kemudian

didapatkan juga suhu ruangan laboratorium non-miksroskopik menunjukkan suhu 30,50C

berdasarkan suhu bola kering. Kelembaban relatif udara dipastikan dengan pembacaan

kelembaban relatif udara pada psychrometric chart, yang mana nilai kelembaban relatif udara

berada diangka 80%. Hal ini menunjukkan bahwa hasil kelembaban lingkungan relatif cukup

tinggi. Tingkat kelembaban udara yang terdapat pada lingkungan atau ruangan dapat

Page 20: 1. Laporan Praktikum Wetlab B4

mempengaruhi tingkat penyerapan atau pelepasan panas tubuh seseorang melalui proses

evaporasi pada permukaan kulit. Jika kelembaban udara tinggi, evaporasi tidak dapat

berlangsung sehingga mengakibatkan naiknya suhu tubuh. Kelembaban udara juga

mempengaruhi asupan air yang harus dikonsumsi agar tidak sampai pada keadaan dehidrasi.

Jika kelembaban tinggi maka asupan air yang dibutuhkan tidak terlalu besar karena tidak

banyak air dari tubuh yang diubah menjadi bentuk uap. Sebaliknya jika kelembaban udara

rendah harus banyak asupan air yang dibutuhkan karena banyak air dalam tubuh yang diubah

menjadi bentuk uap untuk pengeluaran panas tubuh.

Page 21: 1. Laporan Praktikum Wetlab B4

DAFTAR PUSTAKA

1. Guyton A.C. and J.E. Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran EGC

2. Sherwood, L. 2011. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 6, Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC.

3. Team Teaching. 2014. Penuntun Praktikum Fisiologi Hewan. Gorontalo: Laboratorium

Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Gorontalo

4. Isnaen, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Kanisius. Jakarta

5. Mark, Dawn B, dkk. 2007. Biokimia Kedokteran Dasar. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC

6. Lakitan. 2002. Dasar-dasar Klimatologi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

7. Handoko, 1986. Pengantar Unsur-unsur Cuaca di Stasiun Klimatologi Pertanian,

Jurusan Geofisika dan Metereologi FMIPA-IPB: Bogor

8. Benyamin Lakitan, 1994. Dasar-dasar Klimatologi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

9. Ganong, W. F., 2000. Fisiologi Kedokteran, terjemahan Adrianto, P., Buku Kedokteran

EGC, Jakarta

10. Soemarto, C.D. 1986. Hidrologi Teknik. Erlangga. Jakarta.