Wrap Up Campak b4

21

Click here to load reader

description

blok ipt

Transcript of Wrap Up Campak b4

WRAP UPSkenario 2

RUAM MERAH SELURUH TUBUH

Disusun oleh

KELOMPOK B4

Ketua : Nanda Kusuma Yuda 1102013207 Sekretaris : Mutiara Adysti 1102013190

Anggota :Mutia Khaerani 1102013188 Mutiah Chairunnisah 1102013189Mutiara Sukma 1102013191Nabila Chintia Putri 1102013192Nandi Rusnandi 1102013208Naufal Bahira 1102013209Zulfah 1102013320Restu Efitria Nugraha 1102012238

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS YARSI2013/2014

SKENARIO 2

RUAM MERAH SELURUH TUBUH

Seorang ibu membawa anak perempuan usia 4 tahun ke RS dengan keluhan keluar ruam merah di seluruh tubuh sejak tadi malam. Sejak 4 hari yang lalu anak demam disertai batuk, pilek, mata merah, nyeri telan, muntah, nafsu makan menurun dan buang air besar lembek 2-3x / hari. Pada pemeriksaan fisik ditemukan keadaan umum pasien tampak lemah, suhu 38,5. Ditemukan koplik spot di rongga mulut, ruam makulopapular di belakang telinga, wajah, leher, nadan dan ekstremitas. Pemeriksaan fisik lain dalam batas normal. Hasil laboratorium ditemukan leukopenia.

SASARAN BELAJAR

LO 1: Memahami dan Menjelaskan Virus Campak

1.1 Klasifikasi1.2 Morfologi1.3 Sifat1.4 Transmisi

LO 2: Memahami dan Menjelaskan Campak

2.1 Definisi2.2 Manifestasi Klinis & Komplikasi2.3 Epidemiologi2.4 Etiologi2.5 Patogenesis2.6 Pemeriksaan2.7 Penatalakasanaan & Pencegahan2.8 Diagnosis & Diagnosis Banding2.9 Prognosis

LO 1: Memahami dan Menjelaskan Virus Campak

Virus campak berasal dari genus Morbilivirus dan famili Paramyxoviridae. Morbili adalah penyakit virus akut, menular yang ditandai dengan 3 stadium, yaitu stadium prodormal (kataral ), stadium erupsi dan stadium konvalisensi, yang dimanifestasikan dengan demam, konjungtivitis dan bercak koplik. Dalam bahasa latin disebut sebagai morbili atau rubeolla. Sementara dalam bahasa Inggris, measles. Penyebab morbili adalah suatu virus RNA dari famili paraxoviridae, genus morbili virus, merupakan satu antigen saja yang strukturnya mirip dengan virus penyebab parotitis epidemis dan parainfluenza. Virus tersebut dapat ditemukan dalam darah, urin, sekresi nasofaring pada masa prodromal (kataral). Pada suhu ruangan (37C) virus tersebut tetap aktif selama 24 jam.

1.1 Klasifikasi

Paramyxoviridae merupakan famili yang besar dan empunyai tiga genus, yaitu:1. Paramyxoviridae (parotis epidemika, parainfluenza tipe 1-5 dan penyakit New Castle)2. Morbillivirus (campak, morbilli, distemper dan rindeerpest bovin)3. Pneumovirus (sinsitial pernapasan)

1.2 Morfologi

Virus campak atau morbilli adalah virus RNA. Virion campak terdiri atas nukleokapsid berbentuk heliks yang dikelilingi oleh selubung virus. Virus campak mempunyai 6 protein struktural : 3 di antaranya tergabung dengan RNA dan membentuk nukleokapsid yaitu: - Pospoprotein (P),- protein ukuran besar (L)- nukleoprotein (N).3 protein lainnya tergabung dengan selubung virus yaitu: - protein fusi (F), - protein hemaglutinin (H)- protein matrix (M)Protein F dan H mengalami glikosilasi sedangkan protein M tidak. Protein F bertanggung jawab terhadap fusi virus dengan membran sel hospes, yang kemudian diikuti dengan penetrasi (virus memasukkan materi genetic) dan hemolysis (penguraian sel darah merah dimana hemoglobin akan terpisah dari eritrosit). Protein H bertanggung jawab pada hemaglutinasi (daya pengikatan antigen virus dengan eritrosit), perlekatan virus, adsorpsi dan interaksi dengan reseptor di permukaan sel hospes. Protein F dan H bersama-sama bertanggungjawab pada fusi virus dengan membran sel dan membantu masuknya virus. Sedangkan protein M berinteraksi dengan nukleo-kapsid berperan pada proses maturasi virus. Virus campak mempunyai 1 tipe antigen (monotype), yang bersifat stabil. Virus campak mempunyai sedikit variasi genetik pada protein F dan H, sehingga dapat menghindari antibodi monoklonal yang spesifik terhadap protein tersebut. Namun sisa virus yang masih ada, dapat dinetralisasi oleh sera poliklonal. Pada strain virus campak yang berbeda, variasi genetik juga terjadi pada protein P dan N yang belakangan diketahui mengandung region yang mengkode residu asam amino C terminal. Sifat infeksius virus campak ditunjukkan dengan tingginya sensitivitas dan aktivitas hemolitiknyaVirionBulat, pleomorfik, berdiameter 150-300 nm

komposisiRNA (1%), protein (73%), lemak (20%), karbohidrat (6%)

GenomRNA rantai tunggal, lurus, tidak bersegmen, negative-sense

Protein Enam protein struktural

AmplopMengandung glikoprotein hemagglutinin dan glikoprotein fusi

ReplikasiSitoplasma; partikel bertunas dari membran plasma

Ciri khasStabil secara antigen, partikel labil snagat infeksius

1.3 Sifat

Virus Campak adalah organisme yang tidak memiliki daya tahan yang kuat, apabila berada diluar tubuh manusia virus Campak akan mati. Pada temperatur kamar virus Campak kehilangan 60% sifat infektisitasnya selama 3 5 hari. Tanpa media protein virus Campak hanya dapat hidup selama 2 minggu dan hancur oleh sinar ultraviolet. Virus Campak termasuk mikroorganisme yang bersifat ether labile karena selubungnya terdiri dari lemak, pada suhu kamar dapat mati dalam 20% ether selama 10 menit, dan 50% aseton dalam 30 menit. Kebanyakan anggota paramyxovirus mempunyai hemolisin, yaitu suatu zat yang dapat melisiskan eritrosit Paramyxovirus dapat menimbulkan peristiwa fusi sel, sehingga terjadi suatu polikariosit / sel raksasa pada infeksi manusia1.4 Transmisi

Virus campak mudah menularkan penyakit. Virulensinya sangat tinggi terutama pada anak yang rentan dengan kontak keluarga, sehingga hampir 90% anak yang rentan akan tertular. Campak ditularkan melalui droplet di udara oleh penderita sejak 1 hari sebelum timbulnya gejala klinis sampai 4 hari sesudah munculnya ruam. Masa inkubasinya antara 10-12 hari. Ibu yang pernah menderita campak akan menurunkan kekebalannya kepada janin yang dikandungnya melalui plasenta, dan kekebalannya ini bisa bertahan sampai bayinya 4-6 bulan. Pada usia 9 bulan bayi diharapkan membentuk antibodinya sendiri secara aktif setelah menerima vaksinasi campak. Dalam waktu 12 hari setelah infeksi campak mencapai puncak titer sekitar 21 hari. IgM akan terbentuk dan cepat menghilang., hingga akhirnya digantikan oleh IgG. Adanya karier campak sampai sekarang tidak terbukti. Cakupan imunisasi campak yang lebih dari 90% akan menyebabkan kekebalan kelompok (herd immunity) dan menurunkan kasus campak di masyarakat.Test immunoglobulin untuk mengukur level immunoglobulin atau antibodi di dalam darah. Antibodi adalah protein yang dihasilkan dari sistem imun untuk melawan antigen, seperti bakteri, virus, dan racun. Tubuh membentuk bermacam-macam immunoglobulin untuk melawan berbagai antigen. Macam-macam antibodi adalah :1.Immunoglobulin A (IgA), konsentrasinya paling tinggi di membran mukosa, lebih spesifiknya melapisi saluran pernafasan dan gastrointestinal tract, dan juga di saliva dan air mata2.Immunoglobulin G (IgG), antibodi yang paling melimpah, ditemukan di seluruh cairan tubuh dan melawan infeksi bakteri dan virus3.Immunoglobulin M (IgM), ditemukan di darah dan limfe. Pertama kali dibentuk oleh tubuh untuk melawan infeksi baru4.Immunoglobulin E (IgE). diasosiasikan dengan reaksi allergi. Ditemukan di paru-paru, kulit dan membran mukosa5.Immunoglobulin D (IgD), ada hanya dalam beberapa menit di dalam darah, antibodi yang terakhir terpakai.

LO 2: Memahami dan Menjelaskan Campak

2.1 Definisi

Campak adalah penyakit infeksi yang sangat menular yang disebabkan oleh virus, dengan gejala-gejala eksantem akut, demam, kadang kataral selaput lendir dan saluran pernapasan, gejala-gejala mata, kemudian diikuti erupsi makulopapula yang berwarna merah dan diakhiri dengan deskuamasi dari kulit. Campak sangat menular dan penyebarannya melalui tetesan udara dan sekresi hidung

2.2 Manifestasi Klinis & Komplikasi

Panas meningkat dan mencapai puncaknya pada hari ke 4-5, pada saat ruam keluar Coryza yang terjadi sukar dibedakan dengan common cold yangberat. Membaik dengan cepat pada saat panas menurun. Conjunctivitis ditandai dengan mata merah pada conjunctiva disertai dengan keradangan dan keluhan fotofobia Cough (batuk) akibat keradangan pada epitel saluran nafas, mencapai puncak pada saat erupsi dan menghilang setelah beberapa minggu. Munculnya kopliks spot umumnya pada sekitar 2 hari sebelum munculnya ruam (hari ke 3-4) dan cepatt menghilang setelah beberapa jam atau hari. Kopliks spot adalah sekumpulan noktah putih pada daerah epitel bucal yang merah (a grain of salt in the sea of red), yang meripakan tanda klinik yang patognomonik untuk campak. Ruam makulopapular semula bewarna kemerahan. Ruam ini muncul pertamapada daerah batas rambut,dan dahim serta belakang telinga, menyebar kea rah perifer sampai pada kaki. Ruam umumnya saling rengkuh sehingga pada muka dan dada menjadi confluent. Ruam ini membedakan dengan rubella yang ruamnya discrete dantidak mengalami desquamasi. Telapak tangan dan kaki tiddak mengalami desquamasi

Komplikasi:

Konjungtivitis Bronkopneumonia Radang telinga tengan (otitis media)Komplikasi ini sering terjadi, harus dicurigai bila demam tetap tinggi pada hari ketiga atau keempat sakit Peradangan otak (ensefalitis) Diare dapat diikuti dehidrasi Limfadenopato SSPE (Subacute Sclerosing Panecephalitis)

2.3 Epidemiologi

Campak adalah penyakit endemis di berbagai belahan dunia terutama di tempat yang vaksinasi campak belum tersedia dan bertanggung jawab atas sekitar 1 juta kematian setap tahunnya. Sejak tahun 2000, kurang dari 100 kasus campak dilaporkan setiap tahun di Amerika Serikat, namun berpotensi untuk menimbulkan wabah. Infeksi pada anak yang bukan warga imigran saat terjadinya wabah mungkin disebabkan oleh factor usia (terlalu muda untuk mendapatkan vaksinasi) atau karena tingkat cakupan imunisasi yang rendah. Sebagian besar bayi terlindungi oleh adanya antiboditransplasenta, bayi menjadi rentan terhadap campak pada saat mendekati usia 1 tahun.

A. Menurut OrangCampak adalah penyakit yang sangat menular yang dapat menginfeksi anak-anak pada usia dibawah 15 bulan, anak usia sekolah atau remaja dan kadang kala orang dewasa. Campak endemis di masyarakat metropolitan dan mencapai proporsi untuk menjadi epidemi setiap 2-4 tahun ketika terdapat 30-40% anak yang rentan atau belum mendapat vaksinasi. Pada kelompok dan masyarakat yang lebih kecil, epidemi cenderung terjadi lebih luas dan lebih berat. Setiap orang yang telah terkena campak akan memiliki imunitas seumur hidup.

B. Menurut TempatPenyakit campak dapat terjadi dimana saja kecuali di daerah yang sangat terpencil. Vaksinasi telah menurunkan insiden morbili tetapi upaya eradikasi belum dapat direalisasikan. Di Amerika Serikat pernah ada peningkatan insidensi campak pada tahun 1989-1991. Kebanyakan kasus terjadi pada anak-anak yang tidak mendapatkan imunisasi, termasuk anak-anak di bawah umur 15 bulan. Di Afrika dan Asia, campak masih dapat menginfeksi sekitar 30 juta orang setiap tahunnya dengan tingkat kefatalan 900.000 kematian.Berdasarkan data yang dilaporkan ke WHO, terdapat sekitar 1.141 kasus campak di Afganistan pada tahun 2007. Di Myanmar tercatat sebanyak 735 kasus campak pada tahun 2006.

C. Menurut WaktuVirus penyebab campak mengalami keadaan yang paling stabil pada kelembaban dibawah 40%. Udara yang kering menimbulkan efek yang positif pada virus dan meningkatkan penyebaran di rumah yang memiliki alat penghangat ruangan seperti pada musim dingin di daerah utara. Sama halnya dengan udara pada musim kemarau di Persia atau Afrika yang memiliki insiden kejadian campak yang relatif tinggi pada musim-musim tersebut. Bagaimanapun, kejadian campak akan meningkat karena kecenderungan manusia untuk berkumpul pada musim-musim yang kurang baik tersebut sehingga efek dari iklim menjadi tidak langsung dikarenakan kebiasaan manusia.

2.4 Etiologi

Campak (rubeola, measles) disebabkan oleh paramyxovirus, virus dengan rantai tunggal RNA yang memiliki 1 tipe antigen. Manusia merupakan satu-satunya penjamu alami bagi penyakit ini. Virus campak menginfeksi traktus respiratorius atas dan kelenjar limfe regional dan menyebar secara sistemi selama viremia yang berlangsung singkat dengan titer virus yang rendah. Viremia sekunder timbul dalam 5-7 hari saat monosit yang telah terinfeksi menyebarkan virus ke dalam saluran pernafasan, kulit dan organ-organ lainnnya. Virus dapat ditemukan pada secret saluran pernafasan, darah dan urin penderita. Virus campak disebarkan melalui droplet berukuran besar dari saluran pernafasan atas dan memerlukan kontak yang erat. Virus campak stsbil pada suhu ruang selama 1-2 hari. Penderita campak menularkan virus selama 1-2 hari sebelum timbulnya gejala (sekitar 5 hari sebelum timbunya ruam) sampai 4 hari setelah timbuknya ruam.

2.5 Patogenesis

Virus campak menginfeksi dengan invasi pada epitel traktur respiratorius mulai dari hidung sampai traktus respiratorius bagian bawah. Multiplikasi lokal pada mukosa respiratorius segera disusul dengan viremia pertama dimana virus menyebar dalam leukosit pada sistemretikuloendotelial. Setelah terjadi nekrosis ( nekrosis adalah kematian patologis satu atau lebih sel atau sebagian jaringan atau organ, yang dihasilkan dari kerusakan ireversibel. Hal ini terjadi ketika tidak ada cukup darah mengalir ke jaringan, baik karena cedera, radiasi atau bahan kimia) pada sel retikuloendotelial, sejumlah virus terlepas kembali dan terjadilah viremia kedua. Sel yang paling banyak terinfeksi adalah monosit (bekerja sama dengan sel darah putih lainnya untuk membuang jaringan yang rusak atau mati, menghancurkan sel-sel kanker dan mengantur kekebalan melawan bahan-bahan asing). Jaringan yang terinfeksi termasuk timus, lien, kelenjar limfe, hepar, kulit , konjungtiva dan paru. Setelah terjadi viremia kedua seluruh mukosa respiratorius terlibat dalam perjalanan penyakit sehingga menyebabkan timbulnya gejala batuk dan koriza. Campak dapat secara langsung menyebabkan croup, bronchiolitis, dan pneumonia, selain itu adanya kerusakan respiratorius seperti edema dan hilangnya silia menyebabkan timbulnya komplikasi otitis media dan pneumonia. Setelah beberapa hari sesudah seluruh mukosa respiratorius terlibat, maka timbullah bercak koplik dan kemudia timbul ruam pada kulit. Kedua manifestasi ini pada pemeriksaan mikroskpik menunjukkan multinucleated giant cells, edema inter dan intraseluler, parakertatosis dan dyskeratosis.

HariManifestasi

0Virus campak dalam droplet kontak dengan permukaan epitel nasofaring atau kemungkinan konjungtivaInfeksi pada sel epitel dan multiplikasi virus

1-2Penyebaran infeksi ke jaringan limfatik regional

2-3Viremia primer

3-5Multiplikasi virus campak pada epitel saluran nafas di tempat infeksi pertama, dan pada RES regional maupun daerah yang jauh

5-7Viremia sekunder

7-11Manifestasi pada kulit dan tempat lain yang bervirus, termasuk saluran nafas

11-14Virus pada darah, saluran nafas dan organ lain

15-17Viremia berkurang lalu hilang, virus pada organ menghilang

Stadium inkubasiMasa inkubasi campak berlangsung kira-kira 10 hari (8 hingga 12 hari). Walaupun pada masa ini terjadi viremia dan reaksi imunologi yang ekstensif, penderita tidak menampakkan gejala sakit.

Stadium prodromalManifestasi klinis campak biasanya baru mulai tampak pada stadium prodromal yang berlangsung selama 2 hingga 4 hari. Biasanya terdiri dari gejala klinik khas berupa batuk, pilek dan konjungtivitis, juga demam. Inflamasi konjungtiva dan fotofobia dapat menjadi petunjuk sebelum munculnya bercak Koplik. Garis melintang kemerahan yang terdapat pada konjungtuva dapat menjadi penunjang diagnosis pada stadium prodromal. Garis tersebut akan menghilang bila seluruh bagian konjungtiva telah terkena radang

Koplik spot yang merupakan tanda patognomonik untuk campak muncul pada hari ke-101 infeksi. Koplik spot adalah suatu bintik putih keabuan sebesar butiran pasir dengan areola tipis berwarna kemerahan dan biasanya bersifat hemoragik. Tersering ditemukan pada mukosa bukal di depan gigi geraham bawah tetapi dapat juga ditemukan pada bagian lain dari rongga mulut seperti palatum, juga di bagian tengah bibir bawah dan karunkula lakrimalis. Muncul 1 2 hari sebelum timbulnya ruam dan menghilang dengan cepat yaitu sekitar 12-18 jam kemudian. Pada akhir masa prodromal, dinding posterior faring biasanya menjadi hiperemis dan penderita akan mengeluhkan nyeri tenggorokkan.

Stadium erupsiPada campak yang tipikal, ruam akan muncul sekitar hari ke-14 infeksi yaitu pada saat stadium erupsi. Ruam muncul pada saat puncak gejala gangguan pernafasan dan saat suhu berkisar 39,5 C. Ruam pertama kali muncul sebagai makula yang tidak terlalu tampak jelas di lateral atas leher, belakang telinga, dan garis batas rambut. Kemudian ruam menjadi makulopapular dan menyebar ke seluruh wajah, leher, lengan atas dan dada bagian atas pada 24 jam pertama. Kemudian ruam akan menjalar ke punggung, abdomen, seluruh tangan, paha dan terakhir kaki, yaitu sekitar hari ke-2 atau 3 munculnya ruam. Saat ruam muncul di kaki, ruam pada wajah akan menghilang diikuti oleh bagian tubuh lainnya sesuai dengan urutan munculnya.

Stadium KonvalensiErupsi berkurang meninggalkan bekas yang berwarna lebih tua (hiperpigmentasi) yang lama-kelamaan akan hilang sendiri. Selain hiperpigmentasi pada anak Indonesia sering ditemukan pula kulit yang bersisik. Hiperpigmentasi ini merupakan gejala patognomonik untuk morbili. Pada penyakit-penyakit lain dengan eritema dan eksantema ruam kulit menghilang tanpa hiperpigmentasi. Suhu menurun sampai menjadi normal kecuali bila ada komplikasi.

2.6 Pemeriksaan

Anamnesis1. anak dengan panas 3-5 hari (biasanya tinggi, mendadak), batuk, pilek harusdicurigai atau di diagnosis banding morbili.2. mata merah, tahi mata, fotofobia, menambah kecurigaan.3. dapat disertai diare dan muntah.4. dapat disertai dengan gejala perdarahan (pada kasus yang berat) : epistaksis,petekie, ekimosis.5. anak resiko tinggi adalah bila kontak dengan penderita morbili (1 atau 2 minggusebelumnya) dan belum pernah vaksinasi campak.

Pemeriksaan fisik1. pada stadium kataral manifestasi yang tampak mungkin hanya demam (biasanyatinggi) dan tanda-tanda nasofaringitis dankonjungtivitis.2. pada umunya anak tampak lemah.3. koplik spot pada hari ke 2-3 panas (akhir stadium kataral).4. pada stadium erupsi timbul ruam (rash) yang khas : ruam makulopapular yangmunculnya mulai dari belakang telinga, mengikuti pertumbuhan rambut di dahi,muka, dan kemudian seluruh tubuh.

Pemeriksaan laboraturium1. Darah tepi: jumlah leukosit normal atau meningkat apabila ada komplikasi infeksi bakteri2. Pemeriksaan antibodi IgM anti campak 3. Tes ELISA (Enzym Linked Immunosorbent Assay)Ditemukan bahwa antibodi IgM menunjukkan hasil positif 102 (26.8%) untuk Rubella. Antibodi IgG menunjukkan hasil positif 233 (61.3%) untuk Rubella.4. Pemeriksaan untuk komplikasi : Ensefalopati/ensefalitis : dilakukan pemeriksaan cairan serebrospinalis, kadar elektrolit dara dan analisis gas darah Enteritis : feses lengkap Bronkopneumonia : dilakukan pemeriksaan foto dada dan analisis gas darah.Pada pemeriksaan darah didapatkan jumlah leukosit normal atau meningkat apabila ada komplikasi infeksi bakteri.Pemeriksaan antibodi IgM merupakan cara tercepat untuk memastikan adanya infeksi campak akut. Karena IgM mungkin belum dapat dideteksi pada 2 hari pertama munculnya rash, maka untuk mengambil darah pemeriksaan IgM dilakukan pada hari ketiga untuk menghindari adanyafalse negative.Titer IgM mulai sulit diukur pada 4 minggu setelah muncul rash.Sedangkan IgG antibodi dapat dideteksi 4 hari setelah rash muncul, terbanyak IgG dapat dideteksi 1 minggu setelah onset sampai 3 minggu setelah onset. IgG masih dapat ditemukan sampai beberapa tahun kemudian. Virus measles dapat diisolasi dari urine, nasofaringeal aspirat, darah yang diberi heparin, dan swab tenggorok selama masa prodromal sampai 24 jam setelah timbul bercak-bercak. Virus dapat tetap aktif selama sekurang-kurangnya 34 jam dalam suhu kamar.

2.7 Penatalakasanaan & Pencegahan

Pengobatan bersifat suportif dan simptomatis, terdiri dari istirahat, pemberian cairan yang cukup, suplemen nutrisi, antibiotik diberikan bila terjadi infeksi sekunder, anti konvulsi apabila terjadi kejang, antipiretik bila demam, dan vitamin A 100.000 Unit untuk anak usia 6 bulan hingga 1 tahun dan 200.000 Unit untuk anak usia >1 tahun. Vitamin A diberikan untuk membantu pertumbuhan epitel saluran nafas yang rusak, menurunkan morbiditas campak juga berguna untuk meningkatkan titer IgG dan jumlah limfosit total (Cherry, 2004).

Indikasi rawat inap bila hiperpireksia (suhu >39,5C), dehidrasi, kejang, asupan oral sulit atau adanya penyulit. Pengobatan dengan penyulit disesuaikan dengan penyulit yang timbul (IDAI, 2004)

Pencegahan terutama dengan melakukan imunisasi campak. Imunisasi Campak di Indonesia termasuk Imunisasi dasar yang wajib diberikan terhadap anak usia 9 bulan dengan ulangan saat anak berusia 6 tahun dan termasuk ke dalam program pengembangan imunisasi (PPI). Imunisasi campak dapat pula diberikan bersama Mumps dan Rubela (MMR) pada usia 12-15 bulan. Anak yang telah mendapat MMR tidak perlu mendapat imunisasi campak ulangan pada usia 6 tahun. Pencegahan dengan cara isolasi penderita kurang bermakna karena transmisi telah terjadi sebelum penyakit disadari dan didiagnosis sebagai campak.

Secara garis besar, pencegahan campak dibagi menjadi:

A. Pencegahan Tingkat Awal (Priemordial Prevention) Pencegahan tingkat awal berhubungan dengan keadaan penyakit yang masih dalam tahap prepatogenesis atau penyakit belum tampak yang dapat dilakukan dengan memantapkan status kesehatan balita dengan memberikan makanan bergizi sehingga dapat meningkatkan daya tahan tubuh.

B. Pencegahan Tingkat Pertama (Primary Prevention)Pencegahan tingkat pertama ini merupakan upaya untuk mencegah seseorang terkena penyakit campak, yaitu :a. Memberi penyuluhan kepada masyarakat mengenai pentingnya pelaksanaan imunisasi campak untuk semua bayi.b. Imunisasi dengan virus campak hidup yang dilemahkan, yang diberikan pada semua anak berumur 9 bulan sangat dianjurkan karena dapat melindungi sampai jangka waktu 4-5 thn

C. Pencegahan Tingkat Kedua (Secondary Prevention)Pencegahan tingkat kedua ditujukan untuk mendeteksi penyakit sedini mungkin untuk mendapatkan pengobatan yang tepat. Dengan demikian pencegahan ini sekurang-kurangnya dapat menghambat atau memperlambat progrefisitas

Imunisasi aktifImunisasicampakawaldapatdiberikanpadausia12-15bulantetapimungkindiberikan lebih awal pada daerah dimana penyakit terjadi (endemik). Imunisasi aktifdilakukan dengan menggunakan strain Schwarz dan Moraten. Vaksin tersebut diberikan secara subcutan dan menyebabkan imunitas yang berlangsung lama.Dianjurkan untuk memberikan vaksin morbili tersebut pada anak berumur 10-15bulankarenasebelumumur10bulandiperkirakananaktidakdapatmembentukantibodi secara baik karena masih ada antibodi dari ibu. Akan tetapi dianjurkan pula agar anak yang tinggal di daerah endemis morbili dan terdapat banyak tuberkulosis diberikan vaksinasi pada umur 6 bulan dan revaksinasi pada umur 15 bulan. DiIndonesia saat ini masih dianjurkan memberikan vaksin morbili pada anak berumur 9 bulan ke atas.Vaksin morbili tersebut dapat diberikan pada orang yang alergi terhadap telur. Hanyasaja pemberian vaksin sebaiknya ditunda sampai 2 minggu sembuh. Vaksin ini jugadapat diberikan pada penderita tuberkulosis aktif yang sedang mendapattuberkulosita. Akan tetapi vaksin ini tidak boleh diberikan pada wanita hamil, anakdengan tuberkulosis yang tidak diobati, penderita leukemia dan anak yang sedangmendapat pengobatan imunosupresif.

Imunisasi pasifImunisasi pasif dengan kumpulan serum orang dewasa, kumpulan serum konvalesens, globulinplasenta ataugamma globulin kumpulan plasma adalah efektif untukpencegahan dan pelemahan campak. Campak dapat dicegah dengan menggunakan imunoglobulin serum dengan dosis 0,25 mL/kg diberikan secara intramuskuler dalam5 hari sesudah pemajanan tetapi lebih baik sesegera mungkin. Proteksi sempurnaterindikasiuntukbayi,anakdenganpenyakitkronisdanuntukkontakdibangsal rumah sakit anak.

Isolasi Penderita rentan menghindari kontak dengan seseorang yang terkena penyakitcampak dalam kurun waktu 20-30 hari, demikian pula bagi penderita campak untukdiisolasi selama 20-30 hari guna menghindari penularan lingkungan sekitar.

2.8 Diagnosis & Diagnosis Banding

Diagnosis campak biasanya cukup ditegakkan berdasarkan gejala klinis. Pemeriksaan laboratorium jarang dilakukan. Pada stadium prodromal dapat ditemukan sel raksasa berinti banyak dari apusan mukosa hidung. Serum antibodi dari virus campak dapat dilihat dengan pemeriksaan Hemagglutination-inhibition (HI), complement fixation (CF), neutralization, immune precipitation, hemolysin inhibition, ELISA, serologi IgM-IgG, dan fluorescent antibody (FA). Pemeriksaan HI dilakukan dengan menggunakan dua sampel yaitu serum akut pada masa prodromal dan serum sekunder pada 7 10 hari setelah pengambilan sampel serum akut. Hasil dikatakan positif bila terdapat peningkatan titer sebanyak 4x atau lebih (Cherry, 2004). Serum IgM merupakan tes yang berguna pada saat munculnya ruam. Serum IgM akan menurun dalam waktu sekitar 9 minggu, sedangkan serum IgG akan menetap kadarnya seumur hidup. Pada pemeriksaan darah tepi, jumlah sel darah putih cenderung menurun. Pungsi lumbal dilakukan bila terdapat penyulit encephalitis dan didapatkan peningkatan protein, peningkatan ringan jumlah limfosit sedangkan kadar glukosa normal (Phillips, 1983)Diagnosis BandingDiagnosis banding morbili diantaranya :1. Roseola infantum. Pada Roseola infantum, ruam muncul saat demam telah menghilang.2. Rubella. Ruam berwarna merah muda dan timbul lebih cepat dari campak. Gejala yang timbul tidak seberat campak.3. Alergi obat. Didapatkan riwayat penggunaan obat tidak lama sebelum ruam muncul dan biasanya tidak disertai gejala prodromal.4. Demam skarlatina. Ruam bersifat papular, difus terutama di abdomen. Tanda patognomonik berupa lidah berwarna merah stroberi serta tonsilitis eksudativa atau membranosa

2.9 Prognosis

Campak merupakan penyakit self limitin ( bisa sembuh dengan sendirinya), sehingga bila tanpa disertai dengan penyulit maka prognosisnya baik, meskipun terdapat pula kasus kematian. Kematian seringkali disebabkan oleh bronkopneumonia atau ensefalitis, sedangkan resiko kematian yang lebih tinggi pada pasien keganasan atau yang teinfeksi virus HIV. Kematian pada remaja dab orang dewasa biasanya terjadi karena panesefalitis sklerotik subakut (SSPE) . Bentuk lain dari ensefalitis karena campak pada pasien immunokompeten disangkutpautkan dengan angka mortalitas sebesar 15 % dengan 20-30 % dari yang hidup memilliki gejala sisa yang berat.

DAFTAR PUSTAKA

Behrman R.E. et al. 1996. Ilmu Kesehatan Anak Nelson edisi 15. Ab.AA.Samik Wahab. Jakarta: EGC Jawetz. Et al. 2004. Mikrobiologi Kedokteran Edisi 23. Jakarta: EGC Maldonado Y. 2000. Campak. Dalam: Waha AS (editor). Nelson Ilmu Kesehatan Anak edisi ke 15. Jakarta: EGC. 1608-71 Tumbelaka AR, et al. 2004. Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak. Jakarta: badan penerbit IDAI. 95-98 Widoyono. 2005. Penyakit Tropik Edisi 1. Jakarta: Erlangga http://id.wikipedia.org/wiki/Paramyxoviridae http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20116/4/Chapter%20II.pdf http://medicastore.com/penyakit/36/Campak.html