Ppt Skenario 4 OKLUSI (1)

download Ppt Skenario 4 OKLUSI (1)

of 90

description

ppt skenario 4

Transcript of Ppt Skenario 4 OKLUSI (1)

OKLUSI

SKENARIO 4OKLUSIDefinisi oklusi Oklusi adalah setiap kontak antara gigi-geligi dari lengkung yang berlawanan dan biasanya mengacu pada permukaan oklusal.Oklusi NormalOklusi normal adalah oklusi yang memiliki bentuk dan posisi gigi dan jaringan sekitar berada dalam batas-batas normal. Leory Johnson menggambarkan oklusi normal sebagai suatu kondisi oklusi yang berfungsi secara harmonis dengan proses metabolic untuk mempertahankan struktur penyangga gigi dan rahang berada dalam keadaan sehat.

Ciri-ciri oklusi Oklusi dikatakan normal jika :Susunan gigi di dalam lengkung gigi teratur dengan baik Gigi dengan kontak proksimal Hubungan seimbang antara gigi dan tulang rahang terhadap cranium dan muscular di sekitarnyaKurva spee normalKetika gigi berada dalam kontak oklusal, terdapat maksimal interdigitasi dan minimal overbite dan overjetCusp mesio-bukal molar 1 maksila berada di groove mesio-bukal molar 1 mandibula dan cusp disto-bukal molar 1 maksila berada di embrasure antara molar 1 dan 2 mandibla dan seluruh jaringan periodontal secara harmonis dengan kepala dan wajah.

Faktor yang mempengaruhi perkembangan oklusi GenetikGenetik merupakan faktor yang penting dalam menentukan ukuran dan bentuk rahang gigi. Arya (1973), dan Hue (1991) menunjukkan bahwa faktor genetik berperan pada dimensi lebar, panjang, dan keliling lengkung gigi.

B. Lingkungan Kebiasaan OralKebiasaan oral yang mempengaruhi lengkung gigi antara lain menghisap ibu jari atau jari-jari tangan, menghisap dot, bernafas melalui mulut, dan penjuluran lidah. Peran kebiasaan oral terhadap perubahan dan karaktristik lengkung gigi tergantung dari frekuensi, intensitas dan lama durasi .Hasil penelitian Aznar (2006) dan peneliti lain, menunjukkan kebiasaan hisap jari untuk jangka waktu yang panjang akan menyebabkan penambahan jarak antara molar mandibula.

b.MalnutrisiMalnutrisi dapat mempengaruhi ukuran bagian badan, sehingga terjadi perbandingan bagian yang berbeda-beda dan kualitas jaringan yang berbeda-beda seperti kualitas gigi dan tulang. Adanya malnutrisi dapat berakibat langsung pada organ-organ tubuh.

c. FisikPerubahan dalam kebiasaan diet seperti tekstur makanan yang lebih halus menyebabkan penggunaan otot pengunyahan dan gigi berkurang. Akibat pengurangan pengunyahan akan menyebabkan perubahan pada perkembangan fasial sehingga maksila menjadi lebih sempit. Macam-macam oklusi Secara Umum

Oklusi ideal adalah merupakan suatu konsep teoritis oklusi yang sukar atau bahkan tidak mungkin terdapat pada manusia. Oklusi normal adalah suatu hubungan yang dapat diterima oleh gigi geligi pada rahang sama dan rahang yang berlawanan, apabila gigi dikontakan dan kondilus berada dalam fosa glenoidea (Thomson. 2007)

B. Berdasarkan Bentuk Madibula

Intercupal Contact Position (ICP), adalah kontak maksimal antara gigi geligi dengan antagonisnyaRetruded Contact Position (RCP), adalah kontak maksimal antara gigi geligi pada saat mandibula bergerak lebih ke posterior dari ICP, namun RB masih mampu bergerak secara terbatas ke lateral.Protrusif Contact Position (PCP) adalah kontak gigi geligi anterior pada saat RB digerakkan ke anteriorWorking Side Contact Position (WSCP) adalah kontak gigi geligi pada saat RB digerakkan ke lateral (Thomson. 2007).

C. Berdasarkan pola oklusi akibat gerakan RB dapat diklasifikasikan sebagai berikut

Bilateral balanced occlusion, bila gigi geligi posterior pada kerja dan sisi keseimbangan, keduanya dalam keadaan kontak Unilateral balanced occlusion, bila gigi geligi posterior pada sisi kerja kontak dan sisi keseimbangan tidak kontak Mutually protected occlusion, dijupai kontak ringan pada gigi geligi anterior, sedang pada gigi posterior tidak dapat ditetapkan, bila tidak dikelompokkan dalam klasifikasi diatas (Thomson. 2007)

Selain itu oklusi juga dapat diklasifikasikan menjadi 4, yaitu:

Oklusi sebtrik, adalah posisi relasi sentrik rahang yang menunjukkan adanya interkuspasimaksimal.Oklusi eksentrik, adalah setiap oklusi yang tidak sentrik melainkan protrusif, retrusif, atau lateral.Oklusi edge-to-edge, adalah keadaan oklusi yang ditandai dengan terjadinyaa pertemuansepanjang ujung insisal ketika dalam keadaan oklusi sentrik.Oklusi trauma, adalah setiap oklusi gigi yang dapat menyebabkan cedera terhadap strukturoral atau struktur terkait, gigi atau periodosium (Thomson. 2007) .

Mekanisme oklusi OklusiOklusi gigi dapat dinyatakan sebagai produk permukaan oklusal gigi (T), Aktivitas Otot (M), dan gerak yang dimungkinkan oleh adanya sendi mandibula (J).

RUMUS O= TMJ , rumus ini digunakan untuk menyederhanakan suatu aksi yang rumit.(Thomson, 2012)Oklusi terjadi karena adanya interaksi antara dental system, skeletal system dan muscular system, dsb Yang menyebabkan hubungan permukan gigi geligi pada maksila dan mandibula yang berakhir dengan kontak penuh dari gigi geligi pada kedua rahang (Hamzah dkk, 2009).Komponen Pada OklusiSistem pengunyahan sebetulnya terdiri dari tiga mata rantai yang terkait satu sama lain dan saling mempengaruhi.1. Maksila dan mandibula2. Sepasang sendi temporomandibula3. jaringan muskulatur Dari aspek akivitasnya Mata rantai yang ke 3 merupakan yg paling aktiv dibanding 1 dan 2.Sendi temporomandibular Tulang kartilago (articilar disc) merupakan bantalan yang berada diantara kondilus dan fossa glenoidea yang memungkinkan mandibula bergerak tanpa menimbulkan rasa sakit

Otot yang Berperan saat membuka rahang otot yang aktif pada saat gerakan membuka mandibula adalah m. ptrerygoideus lateralis, sedangkan m. masseter, m. temporalis, m. pterygoideus medialis menjadi relaksasi selama mulut dalam keadaan terbuka, baik ketika mulut terbuka perlahan atau terbuka secara maksimal

Otot yang Berperan saat menutup rahangGerakan menutup mandibula disebabkan oleh kontraksi m. masseter, m. temporalis, m. pterygoideus medialis, sedangkan m. pterygoideus lateralis dalam keadaan relaksasi. Sementara mandibula tertutup perlahan, m.temporalis dan m. masseter juga berkontraksi membantu gigi-geligi saling berkontak pada oklusi normal (Andriyani, 2001).

Gangguan & kelainan oklusi Kelainan oklusi adalah respons terhadap gangguan sehingga timbul perubahan patologis pada jaringan sistem mastikasi.

Kelainan-kelainan oklusi antara lain:Atrisi dari permukaan oklusal dan insisalUlserasi epitelium interdentalMobolitas , jiggling, dan migrasiNekrosis pulpaUlserasi mukosastagnasi dan atrofi ( insufisiensi mastikasi )Kelainan iotrogenikKetidakstabilan gigi tiruan dan rasa tidak enakTrauma oklusal (Stiillman dan McCall 1997)

Atrisi dari permukaan oklusal dan insisalGangguan ini menjadi suatu kelainan ketika dentin terpajan dan menjadi berlubang. Gigi menjadi sensitif secara intermiten dan relasi vertikal oklusal perlahan-lahan mengecil dan penampilan gigi menjadi kurang menarik.

2. Ulserasi epitelium interdentalKelainan ini berasal dari Gangguan impaksi makanan dan plunger cusp. Perkembangan suatu ulkus pada epitelium di antara gigi-gigi sering kali ditentukan untuk bentuk col tetapi hilangnya titik kontak yang efektif dan olklusi tonjol-lingir biasanya merupakan penyebab yang mempercepat berkembangnya kelainan tersebut. Gejala yang timbul adalah rasa tidak enak, perdarahan, rasa pahit pada mulut, dan bau mulut. (Stiillman dan McCall 1997)

3. Mobolitas , jiggling, dan migrasiMobilitas atau goyangnya gigi bisadisebabkan oleh gaya oklusal yang berlawanan, tetapi dalam keadaan tanpa lesi giginva atau periodontium gigi akan kembali stabil jika gaya oklusalnya hilang.

Jiggling adalah istilah yang kurang ilmiah namun deskriptif untuk menggambarkan gerak gigi pada satu arah akibat suatu gaya dan reposisinya akibat gaya yang berlawanan

Migrasi maengacu pada gerakan gigi dengan periodontium yamg rusak yang disebabkan karena aksi gigi antagonis atau otot tanpa bisa mengalami reposisi (Stiillman dan McCall 1997)

4. Nekrosis pulpaKelainan ini bisa disebabkan oleh kebiasaan clenching yang persisten pada gigi individual ketika pembuluh darah yang melewati apeks gigi terganggu dan akhirnya rusak.5. Ulserasi mukosaAkibat cedera karena insisivus bawah mengenai mukosa di balik gigi-gigi insisivus atas atau insisivus atas mengenai epitelium labial di depan gigi-gigi insisivus bawah.6. Stagnasi dan atrofi ( insufisiensi mastikasi )Stagnasi : Berkurangnya fungsi akan merangsang terjadinya penumpukan sisa makanan pada gigi-gigi dan epitelium di sekitarnya. Akibat yang bisa terjadi adalah karies dan iritasi gingivaAtrofi : Bisa berkembang jika gigi sudah sama sekali keluar dari kontaknya dengan gigi antagonis atau lingir residual. Kondisi ini sering mengenai molar kedua dan ketiga (Stiillman dan McCall 1997)

7. Kelainan iotrogenikSuatu respons patologis terhadap perawatan. Kalainan ini bisa mencakup:Terganggu karena keberadaan gigiOklusi yang tidak memadaiGigi yang nyeriSindrom Disfungsi Mandibula (MDS)Lecet atau ulserasi pada mukosa.

8. Ketidakstabilan gigi tiruan dan rasa tidak enakKetidakstabilan gigi tiruan sering sudah disebutkan sebagai salah satu ragam gangguan dan sering kali bisa ditolerir oleh pasien yang memiliki kemanpuan beradaptasi dan mengontrol gigi tiruan yang tidak memiliki retensi maupun stabilitas (Stiillman dan McCall 1997)

9. Trauma oklusalCedera pada jaringan periodontium gigi akibat gaya olklusal gigi atau gigi-gigi antagonis. Trauma oklusal ada 2 di antaranya:Taruma oklusal primer : mengacu pada efek gaya abnormal pada jaringan periodontium yang sehat Trauma oklusal sekunder : mengacu pada efek gaya oklusal pada periodontium yang memang sudah berpenyakit (Stiillman dan McCall 1997)

Definisi maloklusi Maloklusi adalah merupakan suatu kondisi yang menyimpang dari relasi normal gigi terhadap gigi lainnya dalam satu lengkung dan terhadap gigi pada lengkung rahang lawannya. (Daroewati, 2001).

Klasifikasi maloklusi Angel membuat klasifikasi maloklusi dilihat dari potongan sagital Klasifikasinya adalah: Kelas I yaitu maloklusi dengan molar pertama permanen di bawah setengah lebar tonjol lebih mesial terhadap molar pertama permanen atas dengan relasi lengkung giginya disebut netroklusi. Kelas II yaitu lengkung bawah minimal setengah lebar tonjol lebih posterior dari relasi yang normal terhadap lengkung gigi atas dilihat pada relasi molar. Kelas III yaitu lengkung bawah setidak-tidaknya satu lebar tonjol lebih ke mesial daripada lengkung gigi atas bila dilihat dari relasi molar pertama permanen. (Daroewati, 2001).

2. British standard institute mengklasifikasikan maloklusi berdasarkan hubungan gigi seri :Kelas I : tepi insisivus rahang bawah menutupi cingulum (sepertiga tengah dari permukaan palatal) dari gigi seri rahang atas.Kelas II : tepi insisivus rahang bawah posterior menutupi cingulum rahang atas.Kelas III : gigi seri rahang bawah anterior menutupi cingulum gigi seri rahang atas atau gigitan terbalik.(Daroewati, 2001)

Penyebab maloklusi Secara UmumKetika ada kebutuhan bagi subjek untuk melakukan posisi postural adaptif dari mandibula.Jika ada gerak menutup translokasi dari mandibula, dari posisi istirahat atau dari posisi postural adaptif ke posisi interkuspal. Jika posisi gigi adalah sedemikian rupa sehingga terbentuk mekanisme refleks yang merugikan selama fungsi pengunyahan dari mandibula.Jika gigi-gigi menyebabkan kerusakan pada jaringan lunak mulut.Jika ada gigi berjejal atau tidak teratur, yang bias merupakan pemicu bagi terjadinya penyakit periodontal dan gigi.Jika ada penampilan pribadi yang kurang baik akibat posisi gigi.Jika ada posisi gigi yang menghalangi bicara yang normal (Pambudi, 2012).

B. Secara EtiologiEtiologi dari maloklusi secara garis besar digolongkan menjadi 3, yaitu :1. Primary etiologi site terbagi menjadi :Sistem NeuromuskularBeberapa pola kontraksi neuromuscular beradaptasi terhadap ketidakseimbangan skeletal / malposisi gigi.B. TulangKarena tulang muka, terutama maxilla dan mandibula berfungsi sebagai dasar untuk dental arch, kesalahan dalam marfologi / pertumbuhannya dapat merubah hubungan dan fungsi oklusi. C.GigiGigi adalah tempat utama dalam etiologi dari kesalahan bentuk dentofacial dalam berbagai macam cara. Variasi dalam ukuran, bentuk, jumlah dan posisis gigi semua dapat menyebabkan maloklusi. Jaringan Lunak (tidak termasuk otot)Pengaruh jaringan lunak terhadap tekanan dari otot bibir, pipi dan lidah yang memberi pengaruh besar tehadap letak gigi. Maloklusi dapat disebabkan oleh penyakit periodontal / kehilangan perlekatan dan berbagai macam lesi jaringan lunak termasuk struktur TMJ.

2. Faktor herediter (Genetik) Pada populasi modern lebih sering ditemukan maloklusi dari populasi primitif sehingga diduga karena adanya kawin campur yang menyebabkan peningkatan prevalensi maloklusi. Pengaruh herediter bermanifestasi dalam beberapa hal :Disproporsi ukuran gigi dan ukuran rahang yang menghasilkan maloklusi berupa gigi berdesakan atau maloklusi berupa diastema multipel meskipun jarang dijumpai.Disproporsi ukuran , posisi dan bentuk rahang atas dan rahang baawah yang menghasilkan relasi rahang yang tidak harmonis.

3. Faktor Lokal Gigi sulung tanggal prematur Persistensi gigiTrauma yang mengenai gigi sulung dapat menggeser benih gigi permanenKebiasaan Buruk- Mengisap jempol / jari- Kebiasaan mengisap bibir e. Faktor Iatrogenik : Iatrogenik adalah berasal dari suatu tindakn profesional , perawatan ortodonti mempunyai kemungkinan terjadinya kelainan iatrogenik, f. Penyakit- Penyakit sistemik : Cerebral palsy, Congenital syphilis, Rubella, Febrile disease- Gangguan endokrin- Penyakit lokal : penyakit gingival periodontal g. Malnutrisi (Pambudi, 2012).

Perawatan maloklusiPERAWATAN MALOKLUSI DIBAGI MENJADI 3, YAITU :PERAWATAN PREVENTIFPERAWATAN INTERSEPTIFPERAWATAN KURATIFPERAWATAN PREVENTIFPerawatan prefentif adalah segala tindakan menghilangkan segala pengaruh yang dapat merubah jalannya perkembangan normal agar tidak terjadi malposisi gigi dan hubungan rahang yang abnormal. Misalnya, dalam periode prenatal anak yang berada dalam kandungan, asupan nutrisi ibu harus baik. PERAWATAN INTERSEPTIFPerawatan interseptif adalah perawatan ortodontik pada maloklusi yang telah mulai tampak, untuk mencegah agar maloklusi yang ada tidak berkembang menjadi parah.MACAM-MACAM PERAWATAN INTERSEPTIF :1. AKTIVATORAktivator adalah plat fungsional yang digunakan pada masa pertumbuhan untuk mengkoreksi maloklusi kelas II yang disebabkan oleh defisiensi mandibula. Perawatan : 2-3 tahun pre pubertal.

2. HEAD GEARHead gear adalah perawatan ekstra oral pada masa pertumbuhan yang digunakan untuk mengkoreksi maloklusi skeletal dengan pertumbuhan maksilla vertikal dan horizontal secara berlebihan. Pada perawatan head gear dibutuhkan hambatan pertumbuhan maksilla namun mandibula juga tetap berkembang. Pemakaiannya 12-16 jam per hari.

3. RAPID PALATAL EKSPANSIONRapid palatal ekspansion diindikasikan pada kuba palatum sempit. Alat ini menghasilkan ekspansi 10mm meliputi 8mm pembukaan sutura dan 2 mm pergerakan gigi dengan 0,5-1mm per hari. Retensi selama 3-4 bulan.

4. CHIN CUPMerupakan perawatan ekstra oral yang bertujuan agar dagu bisa berotasi ke bawah dan ke belakang, gigi erupsi dan terjadi pemanjangan wajah serta penonjolan dagu berkurang. Perawatan ini diindikasikan pada kasus mandibula berlebihan.

5. Space MaintainerSpace maintainer adalah alat cekat atau lepas yang dirancang untuk mempertahankan ruang yang ada dalam legkung rahang. Indikasinya adalah bila kekuatan gerak gigi tidak seimbang dan analisis ruang menunjukkan adanya kemungkinan kekurangan ruang untuk gigi pengganti yang akan erupsi.

6. Space RegainerIndikasi space regainer adalah apabila untuk mendapatkan kembali tempat sekitar 3 mm atau kurang. Space regainer ada yang cekat dan lepasan.

7. Serial EkstraksiDiindikasikan pada kasus diskrepansi lengkung 4 mm. Tujuan serial ekstraksi adalah mendorong terjadinya erupsi dini gigi premolar pertama, kemudian dilakukan pencabutan untuk menyediakan ruang erupsi bagi gigi caninus permanen. Serial ekstraksi tidak diindikasikan pada kasus pada kelas I maloklusi dengan crowded ringan, terdapat skeletal discrepancy, terdapat deep overbite, adanya agenesis gigi.

PERAWATAN KURATIFPerawatan Kuratif dilakukan untuk mengoreksi maloklusi atau malposisi yang ada dan mengembalikan kepada posisi, oklusi, dan lengkung ideal.

Hubungan diantara otot, tulang alveolar, skeletal dgn oklusi pada rahangOklusi terjadi karena adanya interaksi antara dental system, skeletal system dan muscular system, dsb. Oklusi yang baik atau normal harus dilihat dari segi keserasian antara komponen-komponen yang berperan dalam proses terjadinya kontak antar geligi. Komponen-komponen ini antara lain ialah geligi dan jaringan penyangganya, otot-otot mastikasi dan sistem neuromuskularnya, serta sendi temporo mandibula. Bila semua struktur tersebut berada dalam keadaan sehat dan mampu menjalankan fungsinya dengan baik, maka oklusi tersebut dikatakan normal TMJ ( Temporo Mandibula Joint)Temporomandibular JointSendi temporomandibula yang bertanggung jawab terhadap pergerakan membuka dan menutup rahang mengunyah dan berbicara yang letaknya dibawah depan telinga.Masalah tersebut berupa nyeri saat membuka, menutup mulut, makan, mengunyah, berbicara, bahkan dapat menyebabkan mulut terkunci. Kelainan sendi temporomandibula disebut dengan disfungsi Temporomandibular.

Pergerakan Temporo Mandibula Joint dibagi dua gerak :Gerak RotasiGerak Meluncur atau Translasi

Anatomi Temporomandibular Joint

Proses membuka dan menutup mulut (mengunyah) MengunyahProses mekanik pencernaan di dalam rongga mulut dengan tujuan sbb.:- Membantu pencernaan makanan, karena enzyme pencernaan banyak bekerja pada permukaan partikel makanan, kecepatan pencernaan.Menggiling makanan menjadi particle halus.Dapat meningkatkan kemudahan pengosongan makanan dari lambung ke dalam usus halus dan ke segment berikutnya.

Proses mengunyah menggunakan gigi geligi, gigi anterior (insisvus) untuk memotong, dan gigi jposterior (molar) untuk menggiling, dan menggunakan otot-otot rahang bekerjasama mengatupkan gigi

Proses mengunyah Bolus makanan Awalnya, menimbulkan penghambatan reflex gerakan mengunyah pada otot Rahang turun ke bawah Hal tersebut menimbulkan reflex regang pada otot-otot rahang bawah Kontraksi rebound Keadaan tersebut menyebabkan rahang bawah terangkat Terjadi pengatupan gigi dan juga penekanan bolus melawan dinding mulut yang menghambat rahang bawah sekali lagi (proses berulang)

Kelainan dan Gangguan pada Temporo Mandibular Joint1.Condylar agenesis2. Condylar hipoplasia3. Condylar hiperplasia4. Trauma cedera5. Ankilosis6. Infeksi arthritis7.Rheumatoid arthritis8. Internal derangements9. Dislokasi

Pertolongan Pertama pada Dislokasi TMJ danObat Muscle RelaksanDislokasiDislokasi didefinisikan sebagai pergerakan kondilus kearah depan dari eminensia artiklare yang memerlukan beberapa bentuk manipulasi untuk mereduksinya. Dislokasi berbeda dengan subluksasi dimana pasien dapat mengembalikan kondilus ke dalam fosa secara normal.

Dislokasi mandibula adalah suatu gangguan yang terjadi karena pergeseran sendi. Penderita dengan gangguan ini akan merasa tidak nyaman walaupun gangguan ini jarang disertai dengan rasa sakit yang hebat.Pada sebagian besar kasus, dislokasi terjadi secara spontan saat membuka mulut terlalu lebar, misalnya menguap, berteriak, makan, bernyanyi atau pada saat perawatan gigi. Dislokasi dapat pula terjadi dalam tindakan anesthesia, dan pada kasus trauma pada rahang .Pertolongan Pertama Dislokasi Temporo Mandibula Joint (TMJ) :

Jika kemungkinan ada fraktur, perlu dilakukan rontgen foto terlebih dahulu. Jika tidak ada trauma, dapat dilakukan proses penanganan secara langsung.Pasien ditempatkan pada kursi yang tidak bersandaran dan menempel dinding sehingga punggung dan kepala pasien bersandar pada dinding.Sebelum melakukan pertolongan, balut ibu jari dengan kain kasa yang agak tebal untuk mencegah tergigitnya ibu jari karena setelah berada pada posisi yang benar maka rahang akan mengatup dengan cepat dan keras. Setelah itu gunakan sarung tangan.4. Posisi operator berada di depan pasien.Letakkan ibu jari pada daerah retromolar pad (di belakang gigi molar terakhir) pada kedua sisi mandibula setinggi siku-siku operator dan jari-jari yang lain memegang permukaan bawah mandibula (A).Berikan tekanan pada gigi-gigi molar rahang bawah untuk membebaskan kondilus dari posisi terkunci di depan eminensia artikulare (B).

7. Dorong mandibula ke belakang untuk mengembalikan ke posisi anatominya (C&D).8. Jika tidak mudah untuk direlokasi, operator dapat merujuk untuk dilakukan rontgen foto9. Dapat dilakukan pemberian midazolam intra vena (untuk mengendorkan otot) dan 1 -2 ml 1% lidokain intraarticular (untuk mengurangi nyeri). Injeksi dilakukan pada sisi kiri daerah yang tertekan dari kondilus yang displacement.Pemasangan Barton Head Bandage untuk mencegah relokasi dan menghindari pasien membuka mulut terlalu lebar dalam 24-48 jam. Pasien juga diinstruksikan untuk diet makanan lunak.Pemberian obat berupa analgetik dan pelemas otot (jika perlu)

Obat Muscle Relaksan

Pelumpuh Otot Depolarisasi Suksinilkolin (diasetikkolin, suxamethonium)

Pelumpuh Otot Nondepolarisasi Pavulon Atracurium Vekuronium RekuroniumObat relaksan otot adalah obat yang digunakan untuk melemahkan otot rangka atau untuk melumpuhkan otot. Biasanya digunakan untuk mempermudah suatu operasi atau memasukkan suatu alat ke dalam tubuhOtot & nervus yg mendukung terjadinya oklusi rahang OTOT yang Berperan Pada TMJM. MasseterM. Pterygoideus Externa et InternaM. MylohyoidM. Temporalis M. GeniohyoidM. Digastricus Venter anterior et posterior (Pedersen, 1996).

Saraf yang Berperan Pada TMJNervus Mandibularis.Nervus Aurikutemporal.Nervus maseterikus.Nervus Fascialis (Pedersen, 1996).

Persyarafan sensorik pada sendi temporomandibula yang terpenting dilakukan oleh nervus aurikutemporal yang merupakan cabang pertama posterior dari nervus mandibularis. Saraf lain yang berperan adalah nervus maseterikus dan nervus temporal. Nervus maseterikus bercabang lagi di depan kapsul dan meniskus. Nervus aurikutemporal dan nervus maseterikus merupakan serabut serabut properioseptif dari implus sakit nervus temporal anterior dan posterior melelwati bagian lateral muskulus pterigoideus, yang selanjutnya masuk ke permukaan dari muskulus temporalis, saluran spinal dari nervus trigeminus. Permukaan fibrous artikular, fibrokartilago, daertrah sentral meniskus dan membran sinovial tidak ada persyarafannya (Pedersen, 1996).Hubungan kelaianan dan perubahan dimensi vertical serta TMJ Lebar Mesiodistal GigiLebar mesiodistal gigi merupakan data yang akurat untuk memberikan informasi dalam melakukan diagnosis dan perawatan ortodonti. Ukuran lebar mesiodistal adalah alat diagnostik yang akurat untuk memprediksi hasil perawatan dan alat pembanding untuk mengetahui penyimpangan anomali. Hubungan yang tepat dari lebar mesiodistal gigi rahang atas dengan mesiodistal rahang bawah akan mendukung oklusi yang optimal (Budiraharjo, 2002; Swasonoprijo, 2004).Ukuran lebar mesiodistal gigi permanen menurut Santoro dkk. (2000) dapat dilihat pada Tabel 1 dibawah ini.Gigi GeligiRahang atasRahang BawahLebar Mesiodistal Gigi (mm)I1I2CP1P2M1I1I2CP1P2M187,96,987,947,427,0110,65,496,106,927,447,4011,1173Dimensi Lengkung GigiLengkung gigi merupakan suatu garis lengkung imajiner yang menghubungkan sederetan gigi pada rahang atas dan rahang bawah. Raberin (1993) menyatakan bahwa dimensi lengkung terdiri dari tiga ukuran transversal dan tiga ukuran sagital. Moyers (1988) menyatakan bahwa dimensi lengkung gigi adalah lebar interkaninus, lebar intermolar, panjang dan perimeter lengkung gigi. Lebar Lengkung GigiMenurut Raberin (1993), lebar lengkung gigi terdiri dari lebar antarkaninus, lebar antarmolar permanen pertama dan lebar antarmolar permanen kedua. Rakosi (1993) membagi lebar lengkung gigi ke dalam dua bagian yaitu lebar anterior dan posterior.

Pengukuran lebar antarkaninus dilakukan pada daerah bukal dan palatal. Pada daerah bukal, lebar antarkaninus diukur 5 mm apikal ke pertengahan mesiodistal margin gingiva dari gigi kaninus di satu sisi ke titik yang sama pada sisi yang berlainan. Pada daerah lingual, lebar antarkaninus diukur dari titik tengah servikal gigi kaninus di satu sisi ke titik yang sama pada sisi yang berlainan. Kedua prosedur tersebut sama untuk mengukur lebar antarmolar (Poosti dan Jalali, 2007).Hubungan Lebar Mesiodistal dan Lengkung GigiUntuk membuat suatu diagnosis dan rencana perawatan yang tepat pada kasus gigi berjejal diperlukan ketepatan dalam menentukan keparahan berjejal dan perhitungan tempat yang dibutuhkan untuk menghilangkan berjejal. Berjejal biasanya dihitung dari perbedaan jumlah mesiodistal gigi geligi dengan tempat yang tersedia dalam lengkung.

Hubungan antara lebar mesiodistal gigi dengan dimensi rahang tempat letaknya gigi tersebut merupakan faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan oklusi gigi geligi. Oklusi gigi geligi idealnya harus ada ruangan yang cukup agar gigi geligi bererupsi ke dalam mulut tanpa perlu berjejal. Jika gigi geligi terlalu besar untuk ukuran rahangnya maka akan terjadi masalah dalam perkembangan oklusalnya (Foster, 1982).

Definisi cliking Clicking adalah bunyi singkat yang terjadi pada saat membuka atau menutup mulut, bahkan keduanya. Clicking dapat terjadi pada awal, pertengahan, dan akhir membuka dan menutup mulut.Faktor penyebab cliking pada TMJ 1. Adanya benturan atau trauma pada sendi temporomandibula tersebut. Misalnya karena kecelakaan atau terbentur benda keras karena tidak disengaja,(rahang pernah patah atau tulang muka pernah patah).

2. Orang yang mengunyah satu sisi. Biasanya disebabkan dari berbagai hal misalnya ada gigi yang hilang dan tidak diganti satu sisi sehingga gigi tersebut tidak enak dipakai untuk mengunyah.

3. Adanya arthritis atau penyakit radang sendi. Radang sendi ini menyebabkan gangguan pada system sendi temporomandibula, sehingga pergerakannya menjadi terbatas.

4. Kelelahan otot sekitar sendi. Penyebab karena terlalu sering digunakan biasanya pada orang yang Mengeretakan gigi (teeth grinding) Mengepalkan gigi (bruxism). (Marpaung dkk., 2003).

82Dampak kehilanagn gigiUmum1. Fungsional Individu yang kehilangan gigi sebagian atau seluruhnya hanya dapat memakan makanan yang lembut sehingga nutrisi bagi tubuh menjadi terbatas. Populasi yang mengalami kehilangan gigi terutama kehilangan seluruh gigi akan mengubah pola konsumsinya, sehingga makanan yang keras dan kesat seperti buah-buahan, sayur sayuran dan daging yang merupakan sumber vitamin, mineral dan protein menjadi sesuatu hal yang sulit bahkan tidak mungkin untuk dikunyah.

2. SistemikDampak sistemik yang timbul akibat kehilangan gigi berupa penyakit sistemik seperti defisiensi nutrisi, osteoporosis dan penyakit kardiovaskular (artherosclerosis). Penyebabnya adalah status gigi yang buruk dan perubahan pola konsumsi.

3. Emosional Dampak emosional adalah perasaan atau reaksi yang ditunjukkan pasien sehubungan dengan status kehilangan seluruh gigi yang dialaminya. Kehilangan gigi dapat merubah bentuk wajah, tinggi muka dan vertikal dimensi serta rahang yang prognasi sehingga menimbulkan reaksi seperti merasa sedih dan depresi, kehilangan kepercayaan diri, merasa tua, perubahan tingkah laku, merasa tidak siap untuk menerima kehilangan gigi dan tidak ingin orang lain melihat penampilannya saat tidak memakai gigitiruan serta mengubah tingkah laku dalam bersosialisasi.Khusus1. Migrasi dan Rotasi Hilangnya kesinambungan pada gigi dapat menyebabkan pergeseran,miring atau berputarnya gigi. Karena gigi tidak lagi menempati posisi yang normal, pada saat pengunyahan maka akan mengakibatkan kerusakan struktur periodontal.

2. Erupsi berlebihan Bila gigi sudah tidak mempunyai gigi antagonisnya lagi, maka akan terjadi erupsi berlebihan. Erupsi berlebih dapat terjadi tanpa atau disertai pertumbuhan tulang alveolar, maka struktur periodontal akan mengalami kemunduran, sehingga gigi mulai ekstruksi

3. Penurunan Efisiensi KunyahMereka yang sudah kehilangan gigi cukup banyak, apalagi gigi belakang akan merasakan betapa efisiensi kunyahnya menurun

4. Gangguan pada sendi temporomandibularKebiasaan mengunyah yang buruk, penutupan berlebih atau over clessure, hubungan rahang yang eksentrik akibat kehilangan gigi, dapat menyebabkan gangguan pada TMJ

5. Beban berlebih pada jaringan pendukungBila penderita yang sudah kehilangan sebagian gigi aslinya, maka gigi yang masih ada akan menerima tekanan mastikasi lebih besar sehingga terjadi pembebanan berlebih (over loading). Hal ini akan mengakibatkan kerusakan membrane periodontal dan lama kelamaan gigi yang tidak akan menjadi goyang dan akhirnya terpaksa dicabut

6. Kelaianan Bicara Kehilangan gigi depan atas dan bawah sering kali menyebabkan kelainan bicara. Karena giginya (khususnya gigi depan) termasuk bagian organ fonetik (penghasil suara)

7. Memburuknya penampilanGigi yang hilang mengurangi daya tarik wajh seseorang

8. Terganggunya kebersihan mulutMigrasi dan rotasi gigi menyebabkan gigi kehilangan kontak dengan gigi tetangganya, demikian pula gigi yang kehilangan lawan giginya. Adanya ruang interproksimal ini, mengakibatkan celah antar gigi mudah disisipi sisa makanan. Dengan sendirinya kebersihan mulut terganggu dan mudah terjadi plak. Pada tahap berikut terjadinya karies dapat meningkat.

9. Efek terhdap jaringan lunak mulut Bila ada gigi yang hilang, ruang yang di tinggalkanya akan ditempati jaringan lunak pipi dan lidah. Jika berlangsung lama, hal ini akan menyebabkan kesukaran adaptasi terhadap geligi tiruan yang kemudian dibuat, karena terdesaknya kembali jaringan lunak tadi tempat yang di tempati protesi. Dalam hal ini, pemakaian gigi tiruan akan dirasakan sebagai suatu benda asing yang cukup mengganggu (Haryanto dkk., 1995).

TERIMAKASIH