PPT MEDIKOLEGAL SKENARIO 1

download PPT MEDIKOLEGAL SKENARIO 1

of 32

Transcript of PPT MEDIKOLEGAL SKENARIO 1

  • 8/10/2019 PPT MEDIKOLEGAL SKENARIO 1

    1/32

    BLOK MEDIKOLEGAL

    MATA DIOBATI MENJADI BUTA

    KELOMPOK A-10

    ADLINA PUTRIANTI ( 1102011010 )ARISYA HANIFAH N. ( 1102011045 )

    ADHITYA PRATAMA ( 1102011005 )

    ADITYA RACHMAT F. ( 1102011007 )

    ADLAN HENDARJI R. ( 1102011009 )ARIB FARRAS W ( 1102011043 )

    ARIEF RAHMAN ( 1102011044 )

    ARNI SASKYA W ( 1102011046 )

    DEBBY ASTASYA A. (1102011071)

  • 8/10/2019 PPT MEDIKOLEGAL SKENARIO 1

    2/32

    Mata Diobati Menjadi ButaTidak terima matanya menjadi hbuta, Haslinda bersama tim kuasa hukum dari Lembaga Bantuan

    Hukum Kesehatan mendatangi ke Polda Metro Jaya untuk melaporkan dugaan malpraktek dokter,

    Waldensius Girsang di Rumah Sakit Jakarta Eyes Center.

    Haslinda menuturkan, pada 6 Maret lalu, Kemerahan pada mata, kabur penglihatan, kepekaanterhadap cahaya (ketakutan dipotret), gelap, mata sakit sudah disampaikan ke dokter Fikri Umar

    Purba yang kemudian didiagnosis sebagai penyakit uveitis tuberkulosa. Namun beberapa hari

    kemudian setelah ditangani oleh dokter Purba, mata Haslinda tidak kembali berfungsi normal atau

    menjadi buta.

    Sementara itu, Dokter Purba yang ditemui di Rumah Sakit Jakarta Eyes Center membantah telah

    melakukan malpraktek terhadap Haslinda.

    Dalam pengaduannya ke ruang pengaduan Polda Metro Jaya, Haslinda dan warga Kayu Mas,

    Pulogadung, Jakarta Timur ini tidak menyebutkan tuntutan materil dan inmateril kepada dokter Purba

    dan Rumah Sakit Jakarta Eyes Center sebagai pihak yang diduga melakukan malpraktek.

    Pengacara pasien juga menuliskan dasar gugatannyaberdasarkan:

    Pasal 27 (1) UUD 1945

    Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

    Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

    UU No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan

    UU No 29 tahun 2004 tentang Praktik Kesehatan

    UU No 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit

    Kode Etik Kedokteran

    UU No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen

  • 8/10/2019 PPT MEDIKOLEGAL SKENARIO 1

    3/32

    MALPRAKTIK

  • 8/10/2019 PPT MEDIKOLEGAL SKENARIO 1

    4/32

    DEFINISI

    Kegagalan dokter untuk memenuhi standar

    pengobatan dan perawatan terhadap pasien atau

    adanya kekurangan keterampilan atau kelalaian

    dalam pengobatan dan perawatan yang

    menimbulkan cedera pasien. Namun,tidak semuakegagalan medis disebabkan oleh malpraktek

    kedokteran. Contohnya adalah perjalanan penyakir

    seorang pasien yang semakin berat, reaksi tubuh

    yang tidak dapat diramalkan, komplikasi penyakityang terjadi secara bersamaan. (World Medical

    Association, 1992)

  • 8/10/2019 PPT MEDIKOLEGAL SKENARIO 1

    5/32

    BATASAN-BATASAN MALPRAKTIK

    Salah mendiagnosa dan/atau terlambatmendiagnosa

    Pemeriksaan yang dilakukan kurang lengkap

    Pemberian terapi yang ketinggalan zaman

    Kesalahan teknis ketika pembedahan

    Salah meberikan dosis obat

    Salah memberikan metode tes

    Tidak melakukan perawatan dengan tepat Kelalaian dalam pemantauan

    Gagal dalam komunikasi

    Gagal peralatan

  • 8/10/2019 PPT MEDIKOLEGAL SKENARIO 1

    6/32

    JENIS MALPRAKTIK

  • 8/10/2019 PPT MEDIKOLEGAL SKENARIO 1

    7/32

    ALUR PENGADUAN MALPRAKTIK

  • 8/10/2019 PPT MEDIKOLEGAL SKENARIO 1

    8/32

  • 8/10/2019 PPT MEDIKOLEGAL SKENARIO 1

    9/32

    DASAR HUKUM MALPRAKTIK

    Peraturan Non Hukum

    Diatur oleh Kode Etik Kedokteran Indonesia

    (KODEKI). KODEKI semula merupakan peraturan

    non hukum karena peraturan ini telah menjadipetunjuk perilaku atau etika seorang dokter dalam

    menjalankan profesinya. Dalam KODEKI diatur

    tentang kewajiban dokter terhadap pasien yang

    dicantumkan di dalam Pasal 10 sampai denganPasal 14.

  • 8/10/2019 PPT MEDIKOLEGAL SKENARIO 1

    10/32

    Peraturan Hukum

    Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

    Pasal 263 dan 267 KUHP (Membuat Surat Keterangan Palsu)

    Pasal 290 KUHP (Melakukan Pelanggaran Kesopanan)

    Pasal 299 KUHP (Mengobati seorang wanita dengan

    memberitahukan atau menimbulkan harapan bahwa

    kandungannya dapat digugurkan)

    Pasal 322 KUHP (Membuka Rahasia)

    Pasal 304 KUHP (Pembiaran / Penelantaran)

    Pasal 306 KUHP (Apabila tindakan penelantaran tersebut

    mengakibatkan kematian)

    Pasal 322 KUHP (Membocorkan rahasia profesi)

    Pasal 333 KUHP (Dengan sengaja dan tanpa hak telah

    merampas kemerdekaan seseorang)

  • 8/10/2019 PPT MEDIKOLEGAL SKENARIO 1

    11/32

    Pasal 344 KUHP (Euthanasia)

    Pasal 347 KUHP (Sengaja melakukan abortus tanpa persetujuan

    wanita yang bersangkutan)

    Pasal 348 KUHP (Sengaja melakukan abortus dengan persetujuan)

    Pasal 349 KUHP (Membantu atau melakukan tindakan abortus

    provocatus criminalis)Pasal 359 KUHP (Kelalaian yang menyebabkan kematian)

    Pasal 360 KUHP (Kelalaian yang menyebabkan luka / cacat)

    Pasal 386 KUHP (Memberi atau menjual obat palsu)

    Pasal 531 KUHP (Tidak memberi pertolongan pada orang yangberada dalam keadaan bahaya.

  • 8/10/2019 PPT MEDIKOLEGAL SKENARIO 1

    12/32

    Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

    Pasal-pasal didalam KUHPerdata yang terkait dengan malpraktek medik,

    yaitu:

    Pasal 1239 KUH Perdata (Melakukan wanprestasi atau cidera janji)Pasal 1365 KUH Perdata(Melakukan perbuatan melawan hukum)

    Pasal 1366 KUH Perdata (Melakukan kelalaian sehingga menimbulkan

    kerugian)

    Pasal 1367 KUH Perdata (Bertanggung jawab atas kelalaian yangdilakukan oleh bawahannya.

    Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan

    Pasal 54 ayat 1 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 (Kesalahan ataukelalaian yang dilakukan tenaga kesehatan)

    Pasal 80 ayat 1 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 (Sengaja

    melakukan tindakan medis tidak sesuai dengan Standart Operational

    Procedure pada ibu hamil)

  • 8/10/2019 PPT MEDIKOLEGAL SKENARIO 1

    13/32

    Pasal 81 ayat 1 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 (Sengajamelakukan transplantasi organ tubuh untuk tujuan komersil)

    Pasal 81 ayat 1 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 (Tanpa keahliansengaja melakukan transplantasi, implan alat kesehatan, bedah plastik)

    Pasal 81 ayat 2a Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 (Sengajamengambil organ tanpa memperhatikan kesehatan dan persetujuanpendonor / ahli waris)

    Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktek Kedokteran

    Pasal 3 Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 (Pengaturan praktekkedokteran bertujuan untuk, Pertama memberikan perlindungan kepadapasien, Kedua mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayananmedis yang diberikan oleh dokter dan dokter gigi, dan Ketiga memberikankepastian hukum kepada masyarakat, dokter dan dokter gigi)

    Pasal 44 Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 (Mensyaratkan kepada

    setiap dokter dan dokter gigi dalam memberikan pelayanan haruslahmempunyai standar pelayanan. Standar pelayanan disini adalahpedoman yang harus diikuti oleh dokter atau dokter gigi dalammenyelenggarakan praktek kedokteran)

    Pasal 75 dan 76 Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 (Mensyaratkansetiap dokter harus mempunyai surat registrasi yang ditandatangani oleh

    konsil kedokteran.

  • 8/10/2019 PPT MEDIKOLEGAL SKENARIO 1

    14/32

    Sedangkan surat izin praktek kedokteran ditandatangani oleh pejabatkesehatan yang berwenang di kabupaten/kota tempat praktekkedokteran atau dokter gigi dilaksanakan. Kedua persyaratan tersebutmenjadi suatu hal yang mutlak dimiliki oleh seorang dokter. Apabila

    dokter tidak mempunyai surat registrasi dan surat izin praktek, makaselain dokter tersebut tidak sah, masyarakat juga tidak berani didiagnosa oleh dokter tersebut karena takut terjadi malpraktek)

    Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 Tentang TenagaKesehatan

    Pasal 32 (Pasien berhak atas ganti rugi apabila dalam pelayanankesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 22 mengakibatkan terganggunya kesehatan,cacat atau kematian yang terjadi karena kesehatan atau kelalaian

    Dalam perikatan sebagaimana diatur di dalam KUHPerdata dikenaladanya dua macam perjanjian, yaitu:

    Inspanningverbintenis: perjanjian upaya, artinya kedua belah pihak yangberjanji berdaya upaya secara maksimal untuk mewujudkan apa yangdiperjanjikan

    Resultaatbintennis: perjanjian bahwa pihak yang berjanji akanmemberikan result, yaitu sesuatu hasil yang nyata sesuai dengan apayang diperjanjikan.

  • 8/10/2019 PPT MEDIKOLEGAL SKENARIO 1

    15/32

    PENCEGAHAN MALPRAKTIK

    Tidak menjanjikan atau memberi garansi akan keberhasilan

    upayanya, karena perjanjian berbentuk daya upaya (inspaning

    verbintenis) bukan perjanjian akan berhasil (resultaat

    verbintenis).

    Sebelum melakukan intervensi agar selalu dilakukan informedconsent.

    Mencatat semua tindakan yang dilakukan dalam rekam medis.

    Apabila terjadi keragu-raguan, konsultasikan kepada senior atau

    dokter. Memperlakukan pasien secara manusiawi dengan

    memperhatikan segalakebutuhannya.

    Menjalin komunikasi yang baik dengan pasien, keluarga dan

    masyarakat sekitarnya.

  • 8/10/2019 PPT MEDIKOLEGAL SKENARIO 1

    16/32

    INFORMED CONSENT

  • 8/10/2019 PPT MEDIKOLEGAL SKENARIO 1

    17/32

    DEFINISI INFORMED CONSENT

    Persetujuan yang diberikan oleh pasien atau

    keluarga terdekat setelah mendapat penjelasan

    secara lengkap mengenai tindakan kedokteran

    yang dilakukan terhadap pasien tersebut.

  • 8/10/2019 PPT MEDIKOLEGAL SKENARIO 1

    18/32

    BENTUK INFORMED CONSENT

    Implied Constructive Consent (Keadaan

    Biasa)

    Implied Emergency Consent (Keadaan Gawat

    Darurat)

    Expressed Consent (Bisa Lisan/Tertulis

    Bersifat Khusus)

  • 8/10/2019 PPT MEDIKOLEGAL SKENARIO 1

    19/32

    MANFAAT INFORMED CONSENT

    Melindungi pasien terhadap segala tindakan

    medik yang dilakukan tanpa sepengetahuan

    pasien. Misalnya tindakan medik yang tidak

    perlu atau tanpa indikasi, penggunaan alatcanggih dengan biaya tinggi dsbnya.

    Memberikan perlindungan hukum bagi dokter

    terhadap akibat yang tidak terduga dan bersifat

    negatif. Misalnya terhadap resiko pengobatanyang tidak dapat dihindari walaupun dokter telah

    bertindak seteliti mungkin.

  • 8/10/2019 PPT MEDIKOLEGAL SKENARIO 1

    20/32

    INFORMASI YANG HARUS

    DIBERIKAN DOKTER KEPADA

    PASIEN

    Diagnosis dan tata cara tindakan kedokteranTujuan

    tindakan kedokteran yang dilakukan

    Alternatif tindakan lain dan risikonya

    Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi

    Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan

    Perkiraan pembiayaan

  • 8/10/2019 PPT MEDIKOLEGAL SKENARIO 1

    21/32

    TATA CARA INFORMED CONSENT

    Semua tindakan kedokteran yang akan dilakukan terhadap pasienharus mendapat persetujuan secara tertulis atau lisan dan diberikansetelah pasien mendapat penjelasan yang diperlukan tentangperlunya tindakan kedokteran yang dilakukan

    Setiap tindakan kedokteran yang mengandung risiko tinggi harusmemperoleh persetujuan tertulis yang tertuang dalam formulir

    khusus yang ditanda tangani oleh yang berhak memberikanpersetujuan

    Dalam keadaan gawat darurat untuk menyelamatkan jiwa pasiendan / atau mencegah kecacatan tidakdiperlukan tindakan keokteran

    Tindakan penghentian / penundaan bantuan hidup pada seorangpasien harus mendapat persetujuan keluarga terdekat pasiensetelah mendapat penjelasan dari tim dokter yang bersangkutan

    Persetujuan tindakan kedokteran dapat dibatalkan atau ditarikkembali oleh yang memberi persetujuan secara tertulis sebelumdimulainya tindakan

  • 8/10/2019 PPT MEDIKOLEGAL SKENARIO 1

    22/32

  • 8/10/2019 PPT MEDIKOLEGAL SKENARIO 1

    23/32

    KETENTUAN & DASAR HUKUM

    INFORMED CONSENT

    Ketentuan persetujuan tidakan medik berdasarkan SKDirjen Pelayanan Medik No.HR.00.06.3.5.1866 Tanggal21 April 1999

    DASAR HUKUM

    Pasal 1320 KUHPerdata

    KUHPidana pasal 351

    UU No. 23/1992 tentang kesehatan pasal 53

    UU No. 29/2004 tentang Praktik Kedokteran pasal 45ayat (1), (2), (3), (4), (5,) (6).

    Permenkes No. 585/1989 tentang persetujuantindakan medis.

  • 8/10/2019 PPT MEDIKOLEGAL SKENARIO 1

    24/32

    REKAM MEDIK

  • 8/10/2019 PPT MEDIKOLEGAL SKENARIO 1

    25/32

    DEFINISI REKAM MEDIK

    Rekam Medis adalah berkas yang berisikan

    catatan dan dokumen tentang identitas pasien,

    pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan

    lain yang telah diberikan kepada pasien(Permenkes No.269/Menkes/Per/III/2008)

  • 8/10/2019 PPT MEDIKOLEGAL SKENARIO 1

    26/32

    ISI REKAM MEDIK

    Isi rekam medis untuk pasien rawat jalansekurang-kurangnya memuat:

    Identitas pasien

    Tanggal dan waktu

    Hasil anamnesis mencakup sekurang-kurangnya keluhandan riwayat penyakit

    Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik

    Rencana penatalaksanaan

    Pengobatan dan / atau tindakan

    Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien

    Untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram

    klinik, dan

    Persetujuan tindakan bila diperlukan

  • 8/10/2019 PPT MEDIKOLEGAL SKENARIO 1

    27/32

    Isi rekam medis untuk pasien rawat inapsekurang-kurangnya

    memuat:

    Identitas pasien

    Tanggal dan waktu

    Hasil anamnesis mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan

    riwayat penyakit

    Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik

    Diagnosis

    Rencana penatalaksanaan

    Pengobatan dan / atau tindakan

    Persetujuan tindakan bila diperlukan

    Catatan observasi klinis dan hasil pengobatan

    Ringkasan pulang

    Nama dan tandatangan dokter, dokter gigi atau tenaga

    kesehatan tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan

    Pelayanan lain yang dilakukan oleh tenaga kesehatan tertentu

    Untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik

  • 8/10/2019 PPT MEDIKOLEGAL SKENARIO 1

    28/32

    Isi rekam medis untuk pasien gawat daruratsekurang-kurangnyamemuat:

    Identitas pasien

    Kondisi saat pasien tiba di sarana pelayanan kesehatan

    Identitas pengantar pasien

    Tanggal dan waktu

    Hasil anamnesis mencakup sekurang-kurangnya keluhan danriwayat penyakit

    Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik

    Diagnosis

    Pengobatan dan / atau tindakan

    Ringkasan kondisi pasien sebelum meninggalkan pelayanan unitgawat darurat dan rencana tindak lanjut

    Nama dan tandatangan dokter, dokter gigi atau tenagakesehatan tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan

    Sarana transportasi yang digunakan pasien yang akandipindahkan ke sarana pelayanan kesehatan lain

    Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien

  • 8/10/2019 PPT MEDIKOLEGAL SKENARIO 1

    29/32

  • 8/10/2019 PPT MEDIKOLEGAL SKENARIO 1

    30/32

  • 8/10/2019 PPT MEDIKOLEGAL SKENARIO 1

    31/32

    BENTUK TANGGUNG JAWAB

    MALPRAKTEK

    Qishash.

    Dhaman(tanggung jawab materiil berupa ganti

    rugi atau diyat).

    Ta'zirberupa hukuman penjara, cambuk, atau

    yang lain.

  • 8/10/2019 PPT MEDIKOLEGAL SKENARIO 1

    32/32

    TERIMA KASIH