PPT CASE

35
CASE REPORT PERIODIK PARALISIS E.C HIPOKALEMI Rizka Utami 1102010251 Pembimbing: dr. H. Nasir Okbah, Sp.S DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN BAGIAN ILMU PENYAKIT SARAF FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI RSUD DR. SLAMET GARUT MARET 2015

description

gfgfgf

Transcript of PPT CASE

CASE REPORTPERIODIK PARALISIS

E.C HIPOKALEMI

Rizka Utami 1102010251Pembimbing: dr. H. Nasir Okbah, Sp.S

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN BAGIAN ILMU PENYAKIT SARAF FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

YARSIRSUD DR. SLAMET GARUT

MARET 2015

IDENTITAS PASIENIDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. PUmur : 44 tahunJenis kelamin : PerempuanAgama : IslamAlamat : MalangbongPekerjaan : IRTPendidikan : SDNo. Medik : 7484xxTanggal Masuk : 2 Maret 2015

ANAMNESA

Dilakukan secara :

Autoanamnesis pada tanggal 4 maret 2015 pukul 09.00 WIB di bangsal cempaka RSUD dr. Slamet Garut.

Keluhan Utama

Lemah pada kedua tungkai

Riwayat penyakit sekarang

Pasien datang ke IGD RSUD dr. Slamet dengan keluhan lemah pada kedua tungkai sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit. Keluhan diawali dengan rasa nyeri pada kedua tungkai yang dirasakan tiba-tiba saat pasien beristirahat. Kemudian pasien mengaku kedua kaki terasa lemah secara tiba-tiba keesokan harinya. Dan semakin hari kelemahan tersebut terasa memberat sehinggga membuat pasien tidak mampu bangun dan berdiri untuk berjalan seperti biasanya.

Riwayat penyakit sekarang

Pasien menyangkal adanya keluhan Pingsan, kejang, demam, mual, muntah, dan nyeri kepala. Pasien juga menyangkal adanya keluhan kesemutan dan baal pada anggota gerak, gangguan menelan,bicara cadel dan wajah miring ke salah satu sisi. Buang air besar dan buang air kecil lancar, tidak ada keluhan.

Pasien mengaku pasien sering dirawat di RS dengan keluhan yang sama, sejak umur pasien kurang lebih 20 tahun,terakhir dirawat 3 bulan yang lalu .

ANAMNESA

Riwayat Penyakit Dahulu

Tidak ada riwayat penyakit khusus, hipertensi, diabetes mellitus, asma , jantung, paru

disangkal.

Riwayat Penyakit Keluarga

Orang tua pasien yaitu ibu memiliki yang sama dengan pasien.

Riwayat Alergi

Pasien tidak memiliki riwayat alergi terhadap makanan, minuman, obat-obatan, dan lain-lain.

Sosial – Ekonomi

Pasien tinggal bersama suami dan satu orang anaknya. Pasien adalah seorang ibu rumah

tangga. Biaya kehidupan sehari – hari pasien ditanggung oleh suami pasien. Pasien sehari

makan 2 kali dengan menu seadanya dan tidak bervariasi.

PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum: Sakit Sedang

Kesadaran : Compos Mentis

Tekanan darah : 90/80 mmHg

Nadi : 84 x/menit reguler

Respirasi : 20x/menit

Suhu : 36,5°C

Turgor : Baik

Gizi : Baik

STATUS GENERALIS

Status Generalis

Kepala : Normocephal

Konjungtiva : Tidak anemis

Sklera : Tidak ikterik

Leher : KGB tidak teraba, JVP tidak meningkat

Thoraks : Simetris bilateral

Jantung : BJ I, BJ II reguler murni, Murmur (-), Gallop

(-)

Paru : Vesikuler Ka = Ki ; Rhonki -/- ; Wheezing -/-

Abdomen : Datar, lembut, nyeri tekan (-), bising usus normal

Extremitas : Akral hangat, edema -/-, turgor baik

Status NeurologisKesadaran : Compos Mentis, GCS : 15 ( E4M6V5 )

Sikap tubuh : Berbaring terlentang

Cara berjalan : Tidak dilakukan

Gerakan abnormal : Tidak ada

Kepala

Bentuk : Normocephal

Simetris : Simetris

Pulsasi a.Temporalis : Teraba

Nyeri tekan : Tidak ada

Leher

Sikap : Normal

Gerakan : Bebas tak terbatas

Vertebrae : Dalam batas normal

Nyeri tekan : Tidak ada

Pulsasi a. Carotis : Teraba

Rangsang meningeal

Kanan Kiri

Kaku kuduk : ( - )

Laseque : ( - ) ( - )

Kernig : ( - ) ( - )

Brudzinsky I: ( - ) ( - )

Brudzinsky II: ( - ) ( - )

N. cranialis Kanan Kiri

N. I (Olfaktorius) Penciuman Tidak dilakukan Tidak dilakukan

 

N. II (Optikus)

Ketajaman Penglihatan

Campus (tes konfrontasi)

Refleks cahaya langsung

Fundus okuli

 

 

Tidak dilakukan

+

+

Tidak dilakukan

 

 

Tidak dilakukan

+

+

Tidak dilakukan

 

N. III (Okulomotorius)/ N. IV

(Troklearis)/ N. VI (Abdusens)

Ptosis

Pupil

Refleks cahaya tak langsung

Posisi mata

Gerakan bola mata

Nistagmus

 

 

 

 

(-)

Isokor, D : 3mm

+

Ortoforia

+

-

 

 

 

(-)

Isokor, D : 3mm

+

Ortoforia

+

-

N. V (Trigeminus)

Sensorik

Oftalmicus

Maksillaris

Mandibularis

Refleks kornea

 

Motorik

Refleks mengunyah

 

 

+

+

+

tidak dilakukan

 

 

+

 

 

+

+

+

tidak dilakukan

 

 

+

 

Nervus Cranialis Kanan Kiri

N. VII (Facialis)

Mengangkat alis mata

Memejamkan mata

Lipatan nasolabial

Rasa kecap 2/3 bagian muka lidah

 

Simetris

+

simetris

tidak dilakukan

 

simetris

+

simetris

tidak dilakukan

 

N. VIII (Vestibulokoklearis)

Pendengaran

Keseimbangan

 

 

 

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

 

 

 

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

 

N. IX (Glosofaringeus) / N. X (Vagus)

Suara bicara

Menelan

Refleks faring

Uvula

Refleks kecap 1/3 belakang

 

+

+

tidak dilakukan

simetris

tidak dilakukan

N. XI ( Assesorius )

Menenggok kanan kiri

Mengangkat Bahu

 

+

+

 

N. XII ( Hipoglossus )

Gerakan Lidah

Atrofi otot lidah

Tremor Lidah/fasikulasi

 

simetris

-

-

 

Motorik dan sensorik

Refleks

Refleks fisiologis

Refleks patologis

Refleks Dextra / Sinistra

Biseps + / +

Triseps + / +

Brachioradialis + / +

Patella + / +

Achiles + / +

Refleks Ekstremitas Dextra Ekstremitas Sinistra

Babinski - +

Chaddock - -

Openheim - -

Gordon - -

Schaeffer - -

Koordinasi dan keseimbangan

Test romberg : Tidak dilakukan

Test tandem : Tidak dilakukan

Test fukuda : Tidak dilakukan

Disdiadokokenesis : Tidak dilakukan

Rebound phenomen: Tidak dilakukan

Dismetri : Tidak dilakukan

Test tunjuk hidung : Tidak dilakukan

Test telunjuk-telunjuk: Tidak dilakukan

Test tumit lutut : Tidak dilakukan

Fungsi Otonom dan Fungsi Luhur

PEMERIKSAAN LABORATORIUMHemoglobin 11,7 gr/dL 13.0 - 15.0

Hematokrit 33% 40 – 52

Lekosit 14.650 /mm3 3.800 - 10.500

Trombosit 394.000 /mm3 150.000 - 440.000

Eritrosit 4.34 juta /mm3 3.5 juta - 6.5 juta

AST (SGOT) 22 U/L s/d 31

ALT (SGPT) 7 U/L s/d 31

Ureum 41 mg/dL 15 – 50

Kreatinin 1,4 mg/dL 0.5 – 0.9

Natrium (Na) 142 mEq/L 135 – 145

Kalium (K) 2.1 mEq/L 3.6 – 5.5

Klorida (Cl) 112 mEq/L 98 – 108

Kalsium(Ca bebas) 4.64 mEq/L 4.7 – 5.2

DIAGNOSA KERJA

RENCANA PENGELOLAAN

PROGNOSIS

FOLLOW UP RUANGAN

Terlampir

Bagaimana penegakan diagnosa pada pasien ini ?

Penegakan diagnosa dilakukan melalui :

ANAMNESA

Pasien datang ke IGD RSUD dr. Slamet dengan keluhan lemah pada kedua tungkai sejak 4 hari SMRS sehinggga membuat pasien tidak mampu bangun dan berdiri untuk berjalan seperti biasanya.

Pasien mengaku pasien sering dirawat di RS dengan keluhan yang sama, sejak umur pasien kurang lebih 20 tahun,terakhir dirawat 3 bulan yang lalu .

Salah satu anggota keluarga pasien yaitu ibu memiliki yang sama dengan pasien.

Bagaimana penegakan diagnosa pada pasien ini ?

PEMERIKSAAN FISIK PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan laboratorium darah

Kreatinin 1,4 mg/dL (0.5 – 0.9)

Leukosit 14.650 /mm3 (3.800 - 10.500)

Kalium (K) 2.1 mEq/L (3.6 – 5.5)

Klorida (Cl) 112 mEq/L (98 – 108)

Bagaimana penegakan diagnosa pada pasien ini ?

Sehingga didapatkan diagnosa yaitu

Periodik paralisis e.c hipokalemi

PEMBAHASAN KASUS

Paralisis periodik hipokalemik (PPH) adalah kelainan yang ditandai kelemahan otot akut karena hipokalemia yang terjadi secara episodik. Sebagian besar PPH merupakan PPH primer atau familial. PPH sekunder bersifat sporadik dan biasanya berhubungan dengan penyakit tertentu atau keracunan

Manifestasi klinis

• kelemahan atau paralisis episodik yang intermiten pada tungkai, kemudian menjalar ke lengan. Serangan muncul setelah tidur/istirahat dan jarang timbul saat, tetapi dapat dicetuskan oleh, latihan fisik.

• Kelainan nya ditandai dengan kadar kalium yang rendah (kurang dari 3.5 mmol/L) pada saat serangan, disertai riwayat episode kelemahan sampai kelumpuhan otot skeletal. Pada hipokalemia sedang kadar kalium serum 2,5-3 mEq/L, dan hipokalemia berat kadar kalium serumnya kurang dari 2,5 mEq/L.

Bagaimana penatalaksaan pada pasien ini ?

IVFD RL 20 tts / menit

Koreksi KCL 25 mEq/ kolf. 12 jam

Efek samping : menyebabkan mual dan muntah (gejala yang berat dapat merupakan tanda obstruksi) sehingga rendahnya kepatuhan pengobatan merupakan kendala utama efektifitas obat; jika memungkinkan penggunaan diuretik hemat kalium;lebih dianjurkan (lihat juga diatas). Efek samping yang lain berupa ulserasi pada oesophagus dan usus kecil. Efek samping yang jarang terjadi skin rash

 

Cefotaxime 2 x 1gr (IV)

Indikasi : infeksi bakteri gram positif pada saluran nafas bawah, saluran kemih, ginekologi, kulit, tulang, dan rawan sendi, bakterimia dan septikemia

Bagaimana penatalaksaan pada pasien ini ?

Mecobalamin 2 x 1 (IV)

Indikasi : neuropati perifer

Efek samping : mual, penurunan nafsu makan, diare dan gejala lain karena pengaruh gangguan gastrointestinal, kemerahan pada kulit, dan sakit kepala

 

Ketorolac 2 x 1 (IV)

Indikasi : penatalaksaan nyeri akut sedang s.d berat dalam jangka pendek (< 5 hari)

Efek samping : mual, muntah, diare, dispepsia, konstipasi, pusing, sakit kepala, ulkus peptik, pendarahan, perforasi, ruam kulit, gangguan fungsi ginjal dan hati, nyeri abdomen, konvusi ringan, vertigo, udem, insomnia, trombositopenia, bronkospasme, anafilaksis.

KSR 3 X 1 Tablet (PO)

Indikasi : pencegahan hipokalemia spesifik

Efek samping : mual, muntah, sakit pinggang, dan diare

PEMBAHASAN KASUS

Bagaimana prognosis pada pasien ini ?

PEMBAHASAN KASUS

Paralisis periodik hipokalemik familial biasanya berespons baik terhadap terapi. Terapi dapat

mencegah kelemahan otot lebih lanjut. Serangan terus-menerus dapat menyebabkan kelemahan

otot permanen, tetapi jarang dijumpai.

DAFTAR PUSTAKA1. Ahlawat SK, Sachdev A. Classic diseases revisited: hypokalaemic paralysis. Postgrad Med J 1999;75:193-7.

2. Anonim. Hipokalemic periodic paralisys. Available from http://emedicine.medscape.com/article/1171678-overview diakses tanggal 7 maret

2015.

3. Moxley RT, Tawil R, Thornton CA. Channelopathies: myotonic disorders and periodic paralysis. Dalam: Swaiman KF, Ashwal S,

penyunting. Pediatric Neurology. Edisi ke-3. St Louis: Mosby;1999.h.1299-1310.

4. Nand B, Vohra SK. Hypokalemic periodic paralysis: an usual cause. Diunduh dari : http://www.turner-white.com/pdf/hp_jan03_unusual.pdf.

Diakses tanggal 7 Januari 2006.

5. Pardede S, Fahriani Reni. Paralisis periodik hipokalemik familial. 2012. Available from

http://www.kalbemed.com/Portals/6/198_CMEParalisis%20Periodik%20Hipokalemik%20Familial.pdf diakses tanggal 7 maret 2015.

6. Phakdeekitcharoen B, Ruangraksa C, Radinahamed P. Hypokalaemia and paralysis in the Thai population. Nephrol Dial Transplant 2004

19:20 13-8.

7. Price S A, Wilson L M. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi VI. Jilid II Penerbit Buku Kedokteran Jakarta; EGC, 2004.

8. Scott, M.G., Heusel, J.W., Leig, V.A., Anderson, O.S., 2001, Electrolytes and Blood Gases. In Burtis CA, Ashwood ER. 5th eds. Tietz

Fundamentals of Clinical Chemistry. Philadelphia: WB Saunders 494-517.

9. Sudoyo A. W, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata K. M, Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I, Edisi IV. Jakarta : Pusat Penerbitan

Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI, 2006

10. Touru, O., Keita, K., 1999, Hypokalaemic periodic paralysis associated with Hypophosphatemia in Patient with Hyperinsulinemia. American

journal of Medical Sciences, 69: 318 (1) (abstract)