Ppt Case Keratitis

53
CASE REPORT KERATITIS Januariska Dwi Yanottama Anggitasari, S.Ked J510155034

description

keratitis

Transcript of Ppt Case Keratitis

Page 1: Ppt Case Keratitis

CASE REPORT

KERATITIS

Januariska Dwi Yanottama Anggitasari, S.KedJ510155034

Page 2: Ppt Case Keratitis

ANAMNESIS Identitas Pasien

• Nama : Bp. W• Umur : 37 tahun• Jenis Kelamin: Laki-laki• Pekerjaan : Petani• Alamat : Ngemplak, Mojogedang• No. RM : 351627• Tanggal Pemeriksaan : 31 Oktober 2015

Page 3: Ppt Case Keratitis

ANAMNESIS Keluhan Utama

Mata kanan merah

Page 4: Ppt Case Keratitis

ANAMNESIS Riwayat Penyakit Sekarang

2 minggu yang lalu, mata kanan terkena insektisida merah, perih membilas mata dengan air bersih dan meneteskan tetes mata pada mata kanan keluhan berkurang

3 hari yang lalu, mata kanan kembali memerah silau ketika melihat, terasa mengganjal, nyeri dan sering mengeluarkan air mata meneteskan tetes mata pada mata kanan tidak ada perbaikan

Page 5: Ppt Case Keratitis

ANAMNESIS Riwayat Penyakit Dahulu

• Riwayat penyakit mata : disangkal• Riwayat penggunaan kacamata : disangkal• Riwayat penggunaan lensa kontak : disangkal• Riwayat trauma : disangkal• Riwayat operasi mata sebelumnya : disangkal• Riwayat Hipertensi : disangkal• Riwayat Diabetes Melitus : disangkal• Riwayat alergi obat dan makanan : disangkal

Page 6: Ppt Case Keratitis

ANAMNESIS Riwayat Penyakit Keluarga

• Riwayat penyakit serupa : disangkal

• Riwayat alergi : disangkal

Riwayat Penyakit pada Lingkungan• Riwayat Penyakit Serupa :

disangkal

Page 7: Ppt Case Keratitis

PEMERIKSAAN FISIK – STATUS OFTALMOLOGIS

No.

Pemeriksaan Mata OD OS

1. VISUS 6/6 6/62. PALPEBRA Edema (-)

Hiperemis (-)Nyeri Tekan (-)Blefarospasme (-)Lagoftalmus (-)Ektropion (-)Entropion (-)Lesi Kulit (-)

Edema (-)Hiperemis (-)Nyeri Tekan (-)Blefarospasme (-)Lagoftalmus (-)Ektropion (-)Entropion (-)Lesi Kulit (-)

Page 8: Ppt Case Keratitis

No.

Pemeriksaan Mata OD OS

3 KONJUNGTIVA

Hiperemis (+)Anemis (-)Infiltrat (-)Injeksi siliar (-)Injeksi Konjungtiva (-)

Hiperemis (-)Anemis (-)Infiltrat (-)Injeksi siliar (-)Injeksi Konjungtiva (-)

4 KORNEA

Jernih (-)Edema (-)Infiltrat (+), titik putih di arah jam 5

Jernih (-)Edema (-)Infiltrat (-)

5 COAJernih (+)Kedalaman cukup

Jernih (+)Kedalaman cukup

Page 9: Ppt Case Keratitis

No. Pemeriksaan Mata OD OS

6 IRISEdema (-)Warna hitam

Edema (-)Warna hitam

7 PUPIL

BulatCentralRC D/I (+/+)Diameter 3mm

BulatCentralRC D/I (+/+)Diameter 3mm

Page 10: Ppt Case Keratitis

NO PEMERIKSAAN MATA OD OS

8 LENSA Jernih Jernih

9 FUNDUS MEDIA Tidak dilakukan Tidak dilakukan

10 PAPIL N.OPTICUS Tidak dilakukan Tidak dilakukan

11 MACULA LUTEA Tidak dilakukan Tidak dilakukan

12 RETINA Tidak dilakukan Tidak dilakukan

13 TIO Tidak dilakukan Tidak dilakukan

14 SISTEM LAKRIMASI Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Page 11: Ppt Case Keratitis
Page 12: Ppt Case Keratitis

RESUME Subjektif

Keluhan UtamaMata kanan merah

Riwayat Penyakit Sekarang2 minggu yang lalu, mata kanan terkena insektisida

merah, perih membilas mata dengan air bersih dan meneteskan tetes mata pada mata kanan keluhan berkurang

3 hari yang lalu, mata kanan kembali memerah silau ketika melihat, terasa mengganjal, nyeri dan sering mengeluarkan air mata meneteskan tetes mata pada mata kanan tidak ada perbaikan

ObjektifVisus ODS 6/6, OD konjungtiva hiperemis, OD kornea jernih dan

ada infiltrat titit pada arah jam 5,

Page 13: Ppt Case Keratitis

DIAGNOSIS Diagnosis Banding

OD Keratitis OD Keratokonjungtivitis

Diagnosis Kerja OD Keratitis

Page 14: Ppt Case Keratitis

TERAPI Non Medikamentosa

Tidak mengucek mata atau mengusap mata Menjaga kebersihan mata Memakai kacamata sebagai pelindung

Medikamentosa C. LFX tetes mata per 2 jam 1 tetes OD C. Fenicol salep mata 1x/hari OD Natrium diklofenak tablet 2x1 setelah

makan

Page 15: Ppt Case Keratitis

PROGNOSIS Quo ad vitam : bonam Quo ad sanam : bonam Quo ad fungsionam : bonam

Page 16: Ppt Case Keratitis

TINJAUAN PUSTAKA

Page 17: Ppt Case Keratitis

KORNEA

Page 18: Ppt Case Keratitis

KORNEA

Page 19: Ppt Case Keratitis

KORNEA Faktor-faktor yang sering menyebabkan

kelainan pada kornea, adalah:1. Dry Eye2. Defisiensi vitamin A3. Abnormalitas ukuran dan bentuk

kornea4. Distrofi kornea5. Trauma kornea

Page 20: Ppt Case Keratitis

KERATITIS Definisi

Keratitis merupakan kelainan kornea akibat terjadinya infiltrasi sel radang pada kornea yang akan mengakibatkan kornea menjadi keruh.

Page 21: Ppt Case Keratitis

KERATITIS Etiologi

Keratitis dapat disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya:

Virus Bakteri Jamur Paparan sinar ultraviolet seperti sinar matahari Iritasi dari penggunaan berlebihan lensa kontak Mata kering yang disebabkan oleh kelopak mata

robek atau tidak cukupnya pembentukan air mata Adanya benda asing di mata Reaksi terhadap obat seperti neomisin, tobramisin,

polusi, atau partikel udara seperti debu, serbuk sari.

Page 22: Ppt Case Keratitis

KERATITIS Klasifikasi

• Berdasarkan lapisan yang terkenaa. Keratitis pungtatab. Keratitis marginalc. Keratitis interstitial

• Berdasarkan etiologia. Keratitis virusb. Keratitis bakteric. Keratitis jamurd. Keratitis Acanthamoeba

Page 23: Ppt Case Keratitis

KERATITIS PUNGTATA Definisi

Keratitis pungtata adalah keratitis dengan infiltrat halus pada kornea yang dapat terletak superfisial dan subepitel

Keratitis Pungtata

Page 24: Ppt Case Keratitis

KERATITIS PUNGTATA Etiologi

Keratitis Pungtata ini disebabkan oleh hal yang tidak spesifik dan dapat terjadi karena infeksi virus, trauma radiasi, dry eye, keratitis lagoftalmos, keracunan obat seperti neomisin, tobramisin dan bahaya pengawet lainnya.

Gejala KlinisGejala klinis dapat berupa rasa sakit,

silau, mata merah, dan merasa kelilipan.

Page 25: Ppt Case Keratitis

KERATITIS PUNGTATA Pemeriksaan Laboratorium

Penyakit ini ditandai kekeruhan epitel yang meninggi berbentuk lonjong dan jelas yang menampakkan bintik-bintik pada pemulasan dengan fluoresein, terutama di daerah pupil.

Penatalaksanaan• Sesuai etiologi• Virus: idoxuridin, trifluridin atau asiklovir• Bakteri gram positif: cafazolin, penisilin G atau

vancomisin• Bakteri gram negatif: tobramisin, gentamisin

atau polimixin B• Terapi simptomatis: air mata buatan, sikloplegik

Page 26: Ppt Case Keratitis

KERATITIS MARGINAL Definisi

Merupakan infiltrat yang tertimbun pada tepi kornea sejajar dengan limbus.

Keratitis Marginal

Page 27: Ppt Case Keratitis

KERATITIS MARGINAL Etiologi

Strepcoccus pneumonie, Hemophilus aegepty, Moraxella lacunata dan Esrichia sp.

Gejala KlinisPenderita akan mengeluhkan sakit, seperti

kelilipan, lakrimasi, disertai fotofobia berat. Pada mata akan terlihat blefarospasme pada satu mata, injeksi konjungtiva, infiltrat atau ulkus yang memanjang, dangkal unilateral dapat tunggal ataupun multipel, sering disertai neovaskularisasi dari arah limbus.

Page 28: Ppt Case Keratitis

KERATITIS MARGINAL Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan kerokan kornea yang dipulas dengan pewarnaan Gram maupun Giemsa dapat mengidentifikasi organisme, khususnya bakteri.

PenatalaksanaanPengobatan yang diberikan adalah antibiotika

yang sesuai dengan penyebab infeksi lokalnya dan steroid dosis ringan. Pada pasien dapat diberikan vitamin B dan C dosis tinggi.

Page 29: Ppt Case Keratitis

KERATITIS INTERSTITIAL Definisi

Keratitis interstitial adalah kondisi serius dimana masuknya pembuluh darah ke dalam kornea dan dapat menyebabkan hilangnya transparansi kornea.

Page 30: Ppt Case Keratitis

KERATITIS INTERSTITIAL Etiologi

Keratitis interstisial dapat terjadi akibat alergi atau infeksi spiroket ke dalam stroma kornea dan akibat tuberculosis. Sifilis adalah penyebab paling sering dari keratitis interstitial.

Gejala KlinisBiasanya akan memberikan gejala fotofobia, lakrimasi,

dan menurunnya visus. Keratitis yang disebabkan oleh sifilis kongenital biasanya ditemukan trias Hutchinson (mata: keratitis interstisial, telinga: tuli labirin, gigi: gigi seri berbentuk obeng), sadlenose, dan pemeriksaan serologis yang positif terhadap sifilis. Pada keratitis yang disebabkan oleh tuberkulosis terdapat gejala tuberkulosis lainnya.

Page 31: Ppt Case Keratitis

KERATITIS INTERSTITIAL Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan kerokan kornea yang dipulas dengan pewarnaan gram maupun Giemsa dapat mengidentifikasi organisme, khususnya bakteri.

PenatalaksanaanDapat diberikan sulfas atropin tetes mata

untuk mencegah sinekia akibat terjadinya uveitis dan kostikosteroid tetes mata.

Page 32: Ppt Case Keratitis

KERATITIS BAKTERICauses of Bacterial KeratitisCommon Organisms Staphylococcus aureus Staphylococcus epidermidis Streptococcus pneumoniae and other Streptococcus spp Pseudomonas aeruginosa (mostcommon organism in soft contact lenswearers)Enterobacteriaceae (Proteus,Enterobacter, Serratia)

Uncommon Organisms Neisseria sppMoraxella sppMycobacterium sppNocardia sppNon-spore-forming anaerobesCorynebacterium spp

Page 33: Ppt Case Keratitis

KERATITIS BAKTERI Gejala Klinis

Pasien keratitis biasanya mengeluh mata merah, berair, nyeri pada mata yang terinfeksi, penglihatan silau, adanya sekret dan penglihatan menjadi kabur. Pada pemeriksaan bola mata eksternal ditemukan hiperemis, perikornea, blefarospasme, edema kornea, infiltrasi kornea.

Pemeriksaan LaboratoriumPemeriksaan kultur bakteri.

Page 34: Ppt Case Keratitis

KERATITIS BAKTERI Penatalaksanaan

Diberikan antibiotik spektrum luas sambil menunggu hasil kultur bakteri.

Page 35: Ppt Case Keratitis

KERATITIS BAKTERIInitial Therapy for Bacterial Keratitis

Organism Antibiotic Topical Dose SubconjunctivalDose

Gram-positive cocci

CefazolinVancomycin*Moxifloxacin orGatifloxacin

50 mg/mL25-50 mg/mL5or 3 mg/mL,respectively

100 mg in 0,5 mL25 mg in 0,5 mLNot available

Gram-negativerods

TobramycinCeftazimidineFluoroquinolones

9-14 mg/mL50 mg/mL3 mg/mL

20 mg in 0,5 mL100 mg in 0,5 mLNot available

No organism ormultiple types oforganisms

Cefazolin withTobramycin orfluoroquinolones

50 mg/mL9-14 mg/mL3 or 5 mg/mL

100 mg in 0,5 mL20 mg in 0,5 mL

Gram-negativeCocci

CeftriaxoneCeftazimidine

50 mg/mL50 mg/mL

Not available100 mg in 0,5 mL

Mycobacteria Clarithromycin Moxifloxacin orgatifloxacin

10 mg/mL 0,03%5 or 3 mg/mL, respectively

Page 36: Ppt Case Keratitis

KERATITIS JAMUR Definisi

Infeksi jamur pada kornea yang dapat disebut juga mycotic keratitis.

Page 37: Ppt Case Keratitis

KERATITIS JAMUR Etiologi

Jamur berfilamen (filamentous fungi) : bersifat multiseluler dengan cabang-cabang hifa.

Jamur bersepta : Furasium sp, Acremonium sp, Aspergillus sp, Cladosporium sp, Penicillium sp, Paecilomyces sp, Phialophora sp, Curvularia sp, Altenaria sp.

Jamur tidak bersepta : Mucor sp, Rhizopus sp, Absidia sp.

Jamur ragi (yeast) yaitu jamur uniseluler dengan pseudohifa dan tunas: Candida albicans, Cryptococcus sp, Rodotolura sp

Jamur difasik. Pada jaringan hidup membentuk ragi sedang media pembiakan membentuk miselium.

Page 38: Ppt Case Keratitis

KERATITIS JAMUR Gejala Klinis

Riwayat trauma terutama tumbuhan, pemakaian steroid topikal lama.

Lesi satelit. Tepi ulkus sedikit menonjol dan kering, tepi yang

ireguler dan tonjolan seperti hifa di bawah endotel utuh.

Plak endotel. Hipopion, kadang-kadang rekuren. Formasi cincin sekeliling ulkus. Lesi kornea yang indolen.

Page 39: Ppt Case Keratitis

KERATITIS JAMUR Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan kerokan kornea kemudian pewarnaan KOH.

Page 40: Ppt Case Keratitis

KERATITIS JAMUR Penatalaksanaan Belum diidentifikasi jenis jamur penyebabnya.

Topikal amphotericin B 1,02,5 mg/ml, thiomerosal (10 mg/ml), natamycin > 10 mg/ml, golongan imidazole.

Jamur berfilamen.Untuk golongan II: Topikal amphotericin B,

thiomerosal, natamycin (obat terpilih), imidazole (obat terpilih).

Ragi (yeast).Amphoterisin B, natamycin, imidazole.

Golongan Actinomyces yang sebenarnya bukan jamur sejati.

Golongan sulfa, berbagai jenis antibiotik.

Page 41: Ppt Case Keratitis

KERATITIS VIRUS Etiologi

Herpes simpleks virus (HSV) merupakan salah satu infeksi virus tersering pada kornea

Gejala KlinisPasien dengan HSV keratitis mengeluh

nyeri pada mata, fotofobia, penglihatan kabur, mata berair, mata merah, tajam penglihatan turun terutama jika bagian pusat yang terkena.

Page 42: Ppt Case Keratitis

KERATITIS VIRUS Pemeriksaan Laboratorium

Menurut Biswell (2010) dilakukan kerokan dari lesi epitel pada keratitis HSV dan cairan dari lesi kulit mengandung sel-sel raksasa. Virus ini dapat dibiakkan pada membran korio-allantois embrio telur ayam dan pada banyak jenis lapisan sel jaringan (misal sel HeLa, tempat terbentuknya plak-plak khas).

Page 43: Ppt Case Keratitis

KERATITIS VIRUS Penatalaksanaan

IDU (Idoxuridine) analog pirimidin (terdapat dalam larutan 1% dan diberikan setiap jam, salep 0,5% diberikan setiap 4 jam).

Vibrabin: sama dengan IDU tetapi hanya terdapat dalam bentuk salep.

Trifluorotimetidin (TFT): sama dengan IDU, diberikan 1% setiap 4 jam.

Asiklovir (salep 3%), diberikan setiap 4 jam. Asiklovir oral dapat bermanfaat untuk herpes mata

berat, khususnya pada orang atopi yang rentan terhadap penyakit herpes mata dan kulit agresif.

Page 44: Ppt Case Keratitis

KERATITIS VIRUS

Page 45: Ppt Case Keratitis

KERATITIS ACANTHAMOEBA

EtiologiKeratitis yang berhubungan dengan

infeksi Acanthamoeba yang biasanya disertai dengan penggunaan lensa kontak.

Page 46: Ppt Case Keratitis

KERATITIS ACANTHAMOEBA

Gejala KlinisRasa sakit yang tidak sebanding dengan

temuan kliniknya yaitu kemerahan, dan fotofobia. Tanda klinik khas adalah ulkus kornea indolen, cincin stroma, dan infiltrat perineural. Bentuk-bentuk awal pada penyakit ini, dengan perubahan-perubahan hanya terbatas pada epitel kornea semakin banyak ditemukan. Keratitis Acanthamoeba sering disalah diagnosiskan sebagai keratitis herpes.

Page 47: Ppt Case Keratitis

KERATITIS ACANTHAMOEBA

Pemeriksaan LaboratoriumDiagnosis ditegakkan dengan

pemeriksaan kerokan dan biakan di atas media khusus. Biopsi kornea mungkin diperlukan. Sediaan histopatologik menampakkan bentuk-bentuk amuba (kista atau trofozoit). Larutan dan kontak lensa harus dibiak. Sering kali bentuk amuba dapat ditemukan pada larutan kotak penyimpan lensa kontak.

Page 48: Ppt Case Keratitis

KERATITIS ACANTHAMOEBA Penatalaksanaan

Terapi dengan obat umumnya dimulai dengan isetionat, propamidin topikal (larutan 1%) secara intensif dan tetes mata neomisin. Bikuanid poliheksametilen (larutan 0,01-0,02%) dikombinasi dengan obat lain atau sendiri, kini makin populer. Agen lain yang mungkin berguna adalah paromomisin dan berbagai imidazol topikal dan oral seperti ketokonazol, mikonazol, itrakonazol.

Terapi juga dihambat oleh kemampuan organisme membentuk kista didalam stroma kornea, sehingga memerlukan waktu yang lama.

Kortikosteroid topikal mungkin diperlukan untuk mengendalikan reaksi radang dalam kornea.

Page 49: Ppt Case Keratitis

KERATITIS Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil anamnesis, gejala klinis dan hasil pemeriksaan mata. Pasien dengan keratitis biasanya datang dengan keluhan iritasi ringan, adanya sensasi benda asing, mata merah, mata berair, penglihatanyang sedikit kabur dan silau (fotofobia) serta sulit membuka mata (blefarospasme).

Page 50: Ppt Case Keratitis

KERATITIS Diagnosis Banding

Keratitis Keratokonjungtivitis Ulkus kornea

Page 51: Ppt Case Keratitis

KERATITIS Pemeriksaan Penunjang

Pemulasan fluorescein Kerokan kornea yang kemudian dipulas

dengan pulasan gram atau giemsa Kultur untuk bakteri dan fungi Pemeriksaan mikroskopik dengan KOH

10% terhadap kerokan kornea Pemeriksaan secret ditemukan

eosinofilia Tes kulit terhadap allergen yang diduga

menunjukkan hasil (+)

Page 52: Ppt Case Keratitis

KERATITIS Prognosis

Quo ad vitam : bonam Quo ad sanam : bonam Quo ad fungsionam : bonam

Page 53: Ppt Case Keratitis

TERIMA KASIH