Case Uveitis Ppt

24
LAPORAN KASUS

Transcript of Case Uveitis Ppt

Page 1: Case Uveitis Ppt

LAPORAN KASUS

Page 2: Case Uveitis Ppt

IDENTITAS PASIEN

• Nama : Tn. A• Jenis Kelamin : Laki-laki• Usia : 27 tahun• Alamat : Solok• Status : Menikah

Page 3: Case Uveitis Ppt

ANAMNESIS

Seorang pasien laki-laki usia 27 tahun datang ke Bangsal Mata, RSUP M.Djamil Padang dengan:

KELUHAN UTAMA: Mata kanan merah dan semakin bertambah sejak 1 bulan yang lalu

Page 4: Case Uveitis Ppt

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

• Mata kanan merah dan semakin bertambah sejak 1 bulan yang lalu. Mata kanan merah mucul sejak 4 tahun yang lalu, kemudian hilang timbul dan membaik dengan pengobatan.

• Awalnya, pasien mengeluhkan mata kabur mendadak. Pasien tiba-tiba merasa pandangan gelap saat bangun tidur saat 4 tahun yang lalu, kemudian muncul mata merah.

• Terdapat nyeri pada mata kanan, hilang timbul, muncul pada saat mata merah. Nyeri tidak menyebar dan nyeri tidak hilang dengan istirahat.

• Mata kanan juga berair dan perih serta dirasakan silau saat melihat benda atau orang

Page 5: Case Uveitis Ppt

Con’t• Pasien mengeluhkan pernah adanya kilauan cahaya seperti

kilat pada matanya• Pasien mengeluhkan penglihatan berawan atau berkabut

pada mata kanan• Pasien sebelumnya telah berobat ke praktik dokter umum,

dan diberikan 3 jenis obat yaitu 1 obat tetes mata dan 2 obat makan. Pasien lupa nama obatnya. Setelah pengobatan, mata pasien tidak merah lagi dan penglihatan mulai membaik. Namun, keluhan mata merah dan penglihatan gelap yang mendadak muncul lagi beberapa bulan kemudian dan hilang timbul.

Page 6: Case Uveitis Ppt

Con’t

• Pada mata kiri, pasien mengeluhkan mata yang mengecil dan menciut ke dalam rongga mata. Awalnya, pasien mengeluhkan penglihatan gelap mendadak pada mata kiri setelah bangun tidur saat 8 tahun yang lalu. 6 bulan kemudian, muncul mata merah, kemudian mata merah tersebut hilang timbul, kemudian 2 tahun kemudian mata pasien mengecil dan menciut ke dalam rongga mata hingga sekarang

• Pasien juga mengeluhkan mata belekan, dengan warna kotoran mata putih

• Pasien mengeluhkan nyeri kepala, tidak ada mual dan muntah• Tidak ada pandangan seperti melihat pelangi pada saat melihat

lampu

Page 7: Case Uveitis Ppt

Con’t

• Demam tidak ada• Tidak ada riwayat merah, nyeri dan bengkak pada sendi• Tidak ada riwayat alergi obat, makanan atau cuaca tertentu• Tidak ada riwayat penggunaan obat-obatan tertentu dalam

jangka waktu yang lama• Tidak ada riwayat batuk lama lebih dari 2 minggu yang tidak

sembuh dengan pengobatan• Tidak ada riwayat mata terbentur, luka tembus pada mata

atau trauma lainnya pada mata• Tidak ada riwayat operasi pada mata sebelumnya

Page 8: Case Uveitis Ppt

Con’t

• Tidak ada riwayat memelihara kucing sebelumnya• Tidak ada riwayat pandangan seperti tertutup tirai• Tidak ada riwayat penyakit kelamin sebelumnya• Tidak ada riwayat penyakit cacar atau bintik-bintik

merah di kulit sebelumnya • Tidak ada riwayat berat badan menurun drastis.

Nafsu makan biasa.

Page 9: Case Uveitis Ppt

RIWAYAT PENYAKT DAHULU• Pasien sebelumnya sudah pernah dirawat di

bangsal mata RSUP dr. M. Djamil dengan keluhan yang sama dan sudah mendapatkan pengobatan

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA• Tidak ada keluarga yang memiliki

keluhan seperti yang dirasakan pasien

Page 10: Case Uveitis Ppt

Status OftalmikusSO OD OS

Visus tanpa koreksi

Visus dengan koreksi1/300

-

0

-

Refleks fundus (+)Menurun -

Silia/supersilia madarosis (-), trkikhiasis (-), skuama (-)

districhiasis (-)

madarosis (-), trkikhiasis (-), skuama (-)

districhiasis (-)

Palpebra superiorEdema (-) Ptosis (-) Entropion (-),

Ektropion (-), Koloboma (-),

Epiblepharon (-), Epikantus (-),

Lagoftalmus (-) Massa (-), sikatrik (-)

Udem (-), enoftalmus (+),Ptosis (-)

Entropion (-), Ektropion (-), Koloboma

(-), Epiblepharon (-), Epikantus (-),

Lagoftalmus (-) Massa (-), sikatrik (-)

Palpebra inferiorEdema (-) Ptosis (-) Entropion (-),

Ektropion (-), Koloboma (-),

Epiblepharon (-), Epikantus (-),

Lagoftalmus (-) Massa (-), sikatrik (-)

Edema (-) Ptosis (-) Entropion (-),

Ektropion (-), Koloboma (-),

Epiblepharon (-), Epikantus (-),

Lagoftalmus (-) Massa (-), sikatrik (-)

Page 11: Case Uveitis Ppt

Con’tMargo palpebra Hordeolum (-), tanda radang (-),

Trichiasis (-),

khalazion (-)

Hordeolum (-), tanda radang (-),

Trichiasis (-),

khalazion (-)

Aparat lakrimalis Lakrimasi N, Epifora (-) Lakrimasi N, Epifora (-)

Konjungtiva tarsalis

Konjungtiva fornic

Konjungtiva bulbiHiperemis (+), folikel (-), papil (-),

injeksi konjunctiva (+)Hiperemis (-), folikel (-), papil (-)

Sklera Putih Tidak bisa dinilai

Kornea Sikatrik (+) sentral, ± 2 x 2 mm

Sensibilitas kornea (+) menurunTidak bisa dinilai

Kamera Okuli Anterior Sudut cukup dalam, hipopion (-),

hifema (-), Flare (+), sel (-)Tidak bisa dinilai

Iris Coklat, rugae (+), atropi (-), sinekia

posterior arah jam 12-6 Tidak bisa dinilai

Page 12: Case Uveitis Ppt

Con’t

Pupil Irreguler, RP (+) Tidak bisa dinilai

Lensa Kekeruhan (+) pada korteks

dispersi pigmen irisTidak bisa dinilai

Korpus Vitreum Kekeruhan (+) Tidak bisa dinilai

Fundus

-Media

-Papila N. Optikus

-Retina

-Makula

-aa/vv Retina

-Sulit dinilai Tidak dilakukan

Tekanan bulbus okuli10/5,5 ∞ 7,1 Tidak dapat dinilai

Gerakan bulbus okuliBebas kesegala arah Tidak dapat dinilai

Posisi bulbus okuli Orthoforia Tidak dapat dinilai

Page 13: Case Uveitis Ppt

Diagnosis kerja• Panuveitis OD dan Katarak Sekunder OD• Phthisis Bulbi OS e.c susp. Uveitis

Pemeriksaan penunjangUSG Tampak kekeruhan pada vitreus humour OD

Page 14: Case Uveitis Ppt

Pemeriksaan Anjuran

• Flouresence AngiografiAngiogram dapat memberikan informasi tentang keutuhan dari pembuluh darah retina. Neovasculer retina dan edema nervus optikus dapat dikenal dengan mudah.

• B-Scan USGB-Scan USG dapat digunakan ketika media refraksi tidak jelas dengan perdarahan vitreus, inflamasi febris, membrane siklik katarak. B-Scan USG dapat digunakan pada gejala klinis yang tidak jelas seperti pada penipisan uvea, dan vitriretinal dengan traksi.

• Biopsi Korioretinal

Page 15: Case Uveitis Ppt

Tatalaksana

Konservatif• Ciprofloxacin 2x 500mg• Cendo lyteers 6x1 OD• Sulfas atrofin 2x1 OD• Injeksi Midrikain Subkonjunctiva OD

Operatif• Intravitreal Triamsinolon Asetat (IVTA)

Page 16: Case Uveitis Ppt

Diagnosis Banding

OD :• Konjungtivitis• Keratitis/keratokonjungtivitis• Glaukoma akut

OS :• Phthysis bulbi e.c endoftalmitis

Page 17: Case Uveitis Ppt

Prognosis

• Quo ad Vitam : Bonam• Quo ad Sanam : Dubia ad malam• Quo ad Fungsionam : Dubia ad malam

Page 18: Case Uveitis Ppt

Diskusi Kasus• Telah dilaporkan seorang pasien pria umur 27 tahun datang

ke Bangsal Mata RSUP Rr. M Djamil Padang dengan diagnosis kerja panuveitis OD dan katarak sekunder OD serta Phthisis bulbi OS.

• Dasar diagnosis tersebut ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang dilakukan terhadap pasien.

Page 19: Case Uveitis Ppt

Con’t

• Dari anamnesis didapatkan pasien mengalami mata kanan merah yang semakin lama semakin bertambah sejak 1 bulan yang lalu. Mata kanan merah muncul sejak 4 tahun yang lalu, hilang timbul dan membaik dengan pengobatan. Mata kabur dan nyeri hilang timbul, muncul pada saat mata merah. Mata kanan berair dan perih serta mata silau saat terkena cahaya. Pasien mengeluhkan pernah adanya kilauan cahaya seperti kilat pada matanya. Pasien mengeluhkan penglihatan berawan atau berkabut. Pasien tidak pernah mengalami trauma dan operasi pada mata sebelumnya.

Page 20: Case Uveitis Ppt

Con’t

• Pada mata kiri, pasien mengeluhkan mata yang mengecil dan menciut ke dalam rongga mata. Penglihatan gelap mendadak pada mata kiri saat 8 tahun yang lalu. 6 bulan kemudian, muncul mata merah, kemudian mata merah tersebut hilang timbul, kemudian 2 tahun kemudian mata pasien mengecil dan menciut ke dalam rongga mata dengan penglihatan gelap hingga sekarang.

Page 21: Case Uveitis Ppt

Con’t

• Dari pemerikasaan fisik ditemukan pada mata kanan visus 1/300, refleks fundus menurun, pada konjungtiva ditemukan hiperemis dengan injeksi konjungtiva, pada kornea terdapat sikatrik lokasi sentral ukuran 2x2 mm, kamera okuli anterior cukup dalam, flare (+), terdapat sinekia posterior pada arah jam 12-6 pada iris, pupil irreguler, lensa keruh dengan adanya dispersi pigmen iris. Pada mata kiri, didapatkan visus 0 dengan pemeriksaan refleks fundus, konjunctiva, kornea, iris, pupil, lensa dan vitreus humour tidak dapat dilakukan.

Page 22: Case Uveitis Ppt

Con’t

• Pada pasien ini diberikan terapi antibiotik, midriatik, serta kortikosteroid. Selain itu, dapat juga diberikan OAINS. Pada pengobatan yang tidak berespon terhadap kortikosteroid, dapat digunakan imunomodulator. Antibiotik yang diberikan pada pasien ini adalah Ciprofloxacin 2x500 mg. Midriatik dan sikloplegik berfungsi dalam pencegahan terjadinya sinekia posterior dan menghilangkan efek fotofobia sekunder yang diakibatkan oleh spasme dari otot siliaris. Semakin berat reaksi inflamasi yang terjadi, maka dosis sikloplegik yang dibutuhkan semakin tinggi. Pada kasus ini, pasien diberikan injeksi midrikain subkonjunctiva.

Page 23: Case Uveitis Ppt

Con’t

• Kortikosteroid merupakan terapi utama pada uveitis. pada psien ini diberikan Intravitreal Triamsinolon Asetat (IVTA). Digunakan pada inflamasi berat. Namun, karena efek sampingnya yang potensial, pemakaian kortikosteroid harus dengan indikasi yang spesifik, seperti pengobatan inflamasi aktif di mata dan mengurangi inflamasi intraokuler di retina,koroid dan N. Optik.

Page 24: Case Uveitis Ppt

Con’t

• OAINS dapat berguna sebagai terapi pada inflamasi post operatif, tapi kegunaan OAINS dalam mengobati uveitis anterior endogen masih belum dapat dibuktikan. Terapi imunomodulator digunakan pada pasien uveitis berat yang mengancam penglihatan yang sudah tidak respon terhadap kortikosteroid. Imunomodulator bekerja dengan cara membunuh sel limfoid yang membelah dengan cepat akibat reaksi inflamasi.