PPT CASE

29
TETANUS Oleh: Novi Auliya Dewi 04084821517033 Fitri Nurrahmi 04054821517073 Pembimbing: Drg. Emilia Chrystiana Prasetyanti, Sp.Ort Laporan Kasus

description

PPT casep

Transcript of PPT CASE

TETANUS

Oleh:Novi Auliya Dewi 04084821517033

Fitri Nurrahmi 04054821517073 

Pembimbing:Drg. Emilia Chrystiana Prasetyanti, Sp.Ort

Laporan Kasus

IDENTIFIKASI PASIEN

Nama : An. Aryansah bin Tri Irwanto

Tanggal Lahir / Umur: 5 Mei 2009 / 6 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Status Perkawinan : Belum kawin Agama : Islam Alamat : Kelurahan Karang Tirta,

Kecamatan Lalan, Kabupaten Musi Banyuasin Kebangsaan : Indonesia

ANAMNESIS

Keluhan Utama: Pasien dikonsulkan dari Bagian Ilmu

Kesehatan Anak RSUP MH Palembang untuk dilakukan pemeriksaan terhadap adanya fokal infeksi dari gigi dan mulut.

Keluhan Tambahan: -

Riwayat Perjalanan Penyakit

Pasien dirawat di Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUPMH Palembang dan didiagnosis dengan tetanus anak. Pasien direncanakan untuk dilakukan pemeriksaan gigi mulut untuk mengetahui sumber infeksi. Berdasarkan alloanamnesis, keluarga mengakui bahwa pasien sering makan permen dan jarang menggosok gigi.

Tiga hari SMRS, pasien mengeluh mulut sulit dibuka. Selain itu, pasien mengalami kejang yang berlangsung ± 5 menit. Pasien dirawat di RS Swasta selama 1 hari. Pasien kemudian dirujuk ke RSUP Moh. Hoesin Palembang.

Penyakit atau Kelainan Sistemik Ada Disangkal

Alergi: debu, dingin √

Penyakit jantung √

Hipertensi √

Penyakit diabetes melitus √

Penyakit kelainan darah √

Penyakit hepatitis A/B/C/D/E/F/G/H √

Kelainan hati lainnya √

HIV/AIDS √

Penyakit pernafasan/paru √

Kelainan pencernaan √

Penyakit ginjal √

Penyakit/kelainan kelenjar ludah √

Epilepsi √

Riwayat keluar cairan dari telinga √

Riwayat tertusuk benda berkarat √

Riwayat kejang √

Riwayat Penyakit atau Kelainan Sistemik

Riwayat Penyakit Gigi dan Mulut Sebelumnya

Riwayat pemeriksaan gigi sebelumnya (-)Riwayat trauma (-)Riwayat kebiasaan menggigit kuku (+)

PEMERIKSAAN FISIK

Status UmumRujukan: dari teman sejawat Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSMHKeadaan Umum Pasien: GCS 11 / E4M4V3

Berat Badan: 20 kgTinggi Badan: 100 cmVital Sign

Tekanan Darah : 100/60 mmHgNadi : 128 x/menitRR : 28 x/menitT : 37,6 °CPupil mata : normal

Pemeriksaan Ekstra Oral

Wajah : simetrisBibir : stomatitisKGB Submandibula : kanan dan kiri tidak teraba dan tidak ada nyeri tekanKelenjar lainnya : tampak normalTemporomandibular Junction (TMJ) : sulit dan nyeri saat digerakkan

Pemeriksaan Intra Oral

Debris : tidak adaPlak : tidak ada Kalkulus : tidak adaPerdarahan Papilla Interdental : tidak adaGingiva : tidak ada kelainanMukosa : tidak ada kelainanPalatum : tidak ada kelainanLidah : stomatitisDasar Mulut : tidak ada kelainanHubungan Rahang : ortognatiKelainan Gigi Geligi : lihat status lokalisLain-lain : tidak ada

Status Lokalis

Temuan MasalahTrismusKariesStomatitisIntrusi

Gigi Lesi Sondase CE Perkusi Palpasi Diagnosis/ICD Terapi

3.1 D4 Td Td - - Intrusi Pro reposisi

Semua

regio D4 Td Td - - Karies dentis Pro konservasi

PERENCANAAN TERAPI

Trismus :Penatalaksanaan tetanus (ATS 20.000 unit/hari selama 2 hari, metronidazole 100 mg/8 jam, fenobarbital 30 mg/4 jam, dan ceftriaxone 100 mg/8 jam)

Karies : Pro konservasi

Stomatitis : Aloclaire gel di mukosa bibir dan lidah

Intrusi ;Pro reposisi

ANALISA KASUS

An. A bin TI, perempuan berusia 6 tahun di rawat di ruangan Pediatric Intensive Care Unit (PICU) Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSMH Palembang dengan tetanus anak dan dikonsulkan ke bagian Bagian Gigi dan Mulut RSMH untuk dilakukan pemeriksaan adakah fokal infeksi pada gigi dan mulut pasien. Pasien sebelumnya tidak pernah melakukan pemeriksaan ke dokter gigi. Berdasarkan alloanamnesis, keluarga pasien mengakui bahwa pasien sering makan manis dan jarang menggosok gigi. Hal ini adalah faktor yang meningkatkan risiko terjadinya karies gigi.

Saat dikonsulkan ke Poli Gigi dan Mulut keadaan umum penderita tampak sakit berat, nadi 128 x/menit, pernapasan 28 x/menit, suhu 37,6 °C, dan tekanan darah 100/60 mmHg. Pada pemeriksaan ekstra oral ditemukan stomatitis di mukosa bibir dan trismus di rahang atau TMJ. Pemeriksaan intra oral tidak dapat dilakukan sepenuhnya karena pasien mengalami trismus yang menyebabkan pasien sulit untuk membuka mulut, namun ditemukan gigi 3.1 intrusi, karies di semua regio, dan stomatitis di mukosa lidah.

Rencana terapi yang diberikan pada pasien ini adalah Aloclaire gel untuk stomatitis mukosa bibir dan lidah, pro konservasi pada karies dentis, pro reposisi pada gigi intrusi, dan penatalaksanaan tetanus untuk trimus. Edukasi juga diberikan kepada keluarga pasien dalam pemilihan makanan seperti menghindari makan makanan yang mengandung banyak sukrosa seperti permen dan perlunya membiasakan menggosok gigi secara teratur.

Keluarga pasien juga diajarkan cara menyikat gigi yang benar dan teratur dan menganjurkan keluarga pasien untuk melakukan kunjungan teratur ke dokter gigi setiap 6 bulan.

TINJAUAN PUSTAKA

TETANUS

Penyakit yang mengenai sistem saraf disebabkan oleh tetanospasmin yaitu

neurotoksin yang dihasilkan oleh Clostridium tetani.

Sering progresif menjadi spasme otot umum yang berat serta diperberat

dengan kegagalan respirasi dan ketidakstabilan kardiovaskular.

Ditandai oleh adanya trismus, disfagia, dan rigiditas otot lokal yang dekat dengan

tempat luka.

 

Gambar Mikroskopik Clostridium tetani

PORT D’ENTRE

• Luka tusuk, patah tulang komplikasi kecelakaan, gigitan binatang, luka bakar yang luas

• Luka operasi, luka yang tak dibersihkan (debridement) dengan baik.

• Otitis media, karies gigi, luka kronik

• Pemotongan tali pusat yang tidak steril yang menyebabkan terjadinya kasus tetanus

neonatorum.

PATOGENESIS

MANIFESTASI KLINIS

Trismus (kesukaran membuka mulut)

Kaku kuduk sampai epistotonus

Ketegangan otot dinding perut

Kejang tonik terutama bila dirangsang

Risus sardonikus

CONT..

Kesukaran menelan, gelisah, nyeri anggota badan

Spasme yang khas

Asfiksia dan sianosis

Panas biasanya tidak tinggi dan terdapat pada stadium akhir

Biasanya terdapat leukositosis ringan dan kadang-kadang peninggian tekanan cairan otak

KLASIFIKASI TETANUS

Derajat I(tetanus ringan)

•Trismus ringan sampai sedang (3cm) •Kekakuan umum: kaku kuduk, opistotonus, perut papan •Tidak dijumpai disfagia atau ringan •Tidak dijumpai kejang •Tidak dijumpai gangguan respirasi

Derajat II(tetanus sedang)

•Trismus sedang (3cm atau lebih kecil) •Kekakuan jelas •Dijumpai kejang rangsang, tidak ada kejang spontan •Takipneu •Disfagia ringan

CONT..

Derajat III(tetanus berat)

•Trismus berat (1cm) •Otot spastis, kejang spontan •Takipne, takikardia •Serangan apne (apneic spell) •Disfagia berat •Aktivitas sistem autonom meningkat

Derajat IV(stadium terminal)

•Gangguan autonom berat •Hipertensi berat dan takikardi, atau •Hipotensi dan bradikardi •Hipertensi berat atau hipotensi berat

PENATALAKSANAAN

Tetanus Ringan

• Diberikan penanganan dasar dan umum, meliputi pemberian antibiotik, HTIG/anti toksin, diazepam, membersihkan luka dan perawatan suportif

Tetanus Sedang

• Bila diperlukan dilakukan intubasi atau trakeostomi dan pemasangan selang nasogastrik. Pemberian cairan parenteral, bila perlu diberikan nutrisi secara parenteral.

Tetanus Berat

• Perawatan pada ruang perawatan intensif, trakeostomi atau intubasi dan pemakaian ventilator sangat dibutuhkan serta pemberikan cairan yang adekuat.

• Bila spasme sangat hebat dapat diberikan pankuronium bromid 0,02 mg/kgBB IV diikuti 0,05 mg/kg/dosis diberikan setiap 2-3 jam.

• Bila terjadi aktivitas simpatis yang berlebihan dapat diberikan beta bloker seperti propanolo atau alfa dan beta bloker labetolol

PENCEGAHAN

Perawatan luka

Pemberian ATS dan toksoid Tetanus pada

luka

Imunisasi aktif

PROGNOSIS

• masa tunas pendek ( kurang dari 7 hari )• usia yang sangat muda

• disertai Frekuensi kejang yang tinggi • pengobatan terlambat

• period of onset yang pendek• adanya komplikasi terutama spasme otot

pernapasan • abstruksi jalan napas

Dubia ad malam

TERIMA KASIH