PPT CASE GA

download PPT CASE GA

of 42

description

xx

Transcript of PPT CASE GA

Slide 1

REGIONAL ANASTESI DENGAN METODE SUB ARACHNOID BLOCK PADA PASIEN LAKI-LAKI DENGAN HERNIA INGUINALIS LATERALIS (HIL) SINISTRADisusun Oleh:Annisa Nurul Lathifah, S.KedJ510155080Azhim Rahmawati, S.KedJ510155025Katerin Indah Islami, S.KedJ510155048Nur Ikhwana Tri Nugroho, S.KedJ510155050

Pembimbing :dr. Suko Basuki, M. Kes, Sp. AnCASE REPORT1IDENTITASIDENTITAS PENDERITANama : Tn. WJenis kelamin: Laki-lakiUmur: 52 tahunAlamat: Bajang Kidul, Ngrayun, PonorogoPekerjaan: SwastaAgama: IslamStatus Pernikahan: MenikahNo. Rekam Medis: 34 xx xxTanggal Masuk RS: 18 november 2015

2IDENTITASIDENTITAS PENDERITABangsal : FlamboyanDokter yang merawat: dr. Saut Idoan Sijabat, Sp.BDokter Anestesi: dr. Suko Basuki, M. Kes, Sp. AnDiagnosis pre operatif: HIL sinitra Macam operasi: Herniotomi LichtensteinMacam anestesi: Anastesi Regional metode SAB (Sub Arachnoid Block)Tanggal operasi: 1 Februari 2016

3KELUHAN UTAMA4RIWAYAT PENYAKIT Riwayat Penyakit Sekarang Tn. W datang ke IGD RSUD Dr. Hardjono Ponorogo dengan keluhan nyeri paha skrotum bagian kiri sebesar telur ayam dan makin membesar jika pasien berdiri dan mengedan, benjolan mengecil pada saat pasien tidur. Benjolan sudah dirasakan 2 tahun yang lalu, benjolan semakin lama dan semakin membesar dan terkadang terasa nyeri. Nyeri memberat dalam 1 minggu terakhir dan mengganggu aktivitas sehari-hari. Tidak ada keluhan seperti sulit buang air besar/kecil. Sekarang (2-2-2016) pasien mengeluhkan masih lemas, masih terasa mual muntah setelah operasi. Makan sedikit, minum banyak.5RIWAYAT PENYAKIT DAHULURiwayat TBC: disangkalRiwayat asma: diakuiRiwayat hipertensi: diakuiRiwayat DM: disangkalRiwayat sakit serupa: disangkalRiwayat sakit jantung: disangkalRiwayat alergi obat & makanan: disangkal Riwayat trauma: disangkalRiwayat operasi: disangkal6RIWAYAT KELUARGARiwayat TBC: disangkalRiwayat asma: diakui (ibu)Riwayat hipertensi: diakui (ayah)Riwayat DM: disangkalRiwayat sakit serupa: disangkalRiwayat sakit jantung: disangkalRiwayat alergi obat & makanan: disangkal7RIWAYAT KEBIASAANMerokok: diakuiMinum alkohol: disangkalMinum teh/ kopi: diakui, frekuensi hampir tiap hariMakan pedas: diakui, frekuensi jarang8ANAMNESIS SISTEMSistem CerebrospinalGelisah (-), lemah (-), demam (-)Sistem KardiovaskulerAkral hangat (+), berdebar (-), sianosis (-), anemis (-)Sistem RespiratoriusBatuk(-), sesak napas(-), ronkhi(-/-), wheezing (+/+)Sistem GenitourinariusBAK (baik), perdarahan (-)Sistem GastrointestinalNyeri perut (-),mual (+), muntah (+)Sistem MuskuloskeletalLemas (-), atrofi (-)Sistem IntegumentumSikatrik (-), dermatitis seboroika (-)Sistem GenitaliaNyeri (skrotum kiri), udema (+)Ekstremitas atas dan bawahNyeri (-), udema (-), clubbing finger (-)9PEMERIKSAAN FISIKKeadaan UmumKU: BaikKesadaran : CM (E4V5M6)Visual Analog Scale : 6Gizi: Kesan cukupVital SignTekanan Darah: 130/80 mmHgNadi: 88 x/menitRespiration rate: 20 x/menitSuhu: 36 C

10Pemeriksaan FisikKepala: Konjungtiva palpebra anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), sianosis (-), nafas cuping hidung (-)

Leher: leher simetris, retraksi suprasternal (-), deviasi trakhea (-), pembesaran kelenjar getah bening (-), JVP (-)11ThoraxParuInspeksiBentuk dada simetris, retraksi interkostalis (-), ketinggalan gerak (-)Palpasi Fremitus (N), benjolan (-)Perkusi Sonor disemua lapang paruAuskultasiSuara dasar vesikuler (+), ronkhi (-/), wheezing (+/+)12ThoraxCORInspeksiIktus kordis tidak nampakPalpasi Iktus kordis tidak kuat angkatPerkusi RedupAuskultasiBunyi jantung 1-2 reguler, suara tambahan (-)13AbdomenInspeksi dinding abdomen simetris, distended (-), Auskultasi peristaltik (+) normalPalpasi Timpani Perkusi supel, defans muskuler (-), nyeri tekan (-), lien tidak teraba, hepar tidak teraba14EkstremitasClubbing finger (-/-)palmar eritema (-/-)edema ekstremitas superior et inferior (+/-)pitting oedem (-/-)akral hangat (+/+)nyeri tekan (+/-)15Pemeriksaan Penunjang (28/1/2016)KeteranganHasilNilai NormalInterprestasiHematologiWBC5.94.0 - 10.0DbnLymph#2.20.8-4.0Dbn Mid #0.60.1-1.5DbnGran #3.12.0 7.0DbnRBC4.583.50 5.50DbnHGB13.511.0 16.0DbnHCT38.237.0 54.0DbnMCV 83.580.0 100.00DbnMCH 29.527.0 34.0DbnMCHC35.332.0 36.0Dbn PLT229100 300Dbn MPV8.36.5 12.0DbnPDW15.89.0 17.0DbnPCT1.901.08 2.82Dbn16Pemeriksaan Penunjang

Kimia Darah (29 Januari 2016)Glukosa sewaktu159< 140Dbn2. SGOT24,80 383. SGPT13,20 404. HbsAgNegatif 17Pemeriksaan PenunjangEKG : dalam batas normalFoto Rontgen Thorak : dalam batas normal18KesimpulanSeorang laki-laki usia 75 tahun dengan diagnosis hernia ingunalis lateralis (HIL) sinistra yang akan dilakukan dengan Herniotomi Lichtenstein . Hasil laboratorium dalam batas normal.Kegawatan bedah: -ASA: I19Rencana AnastesiPersetujuan operasi tertulisPuasa 10 jam pre operasiInfus RL 20 tetes/menitPersiapan OperasiRegional AnastesiJenis AnastesiRegional Anastesi dengan tehnik Sub Arachnoid BlockTeknik Anastesi20Rencana AnastesiCeftriaxone 2gr 2 jamPremedikasiBupivacaine Obat anastesi regionalO2 3 liter/menit, epinefrin, atropinMaintenancetanda vital selama anestesi setiap 5 menitMonitoring21Tatalaksana Anestesia.Cek persetujuan operasib.Periksa tanda vital dan keadaan umumc.Lama puasa 10 jamd. Cek obat-obatan dalam anestesiInfus RL 20 tetes/menit, fimahes Posisi supineKatater terpasang

Di Ruang OperasiAnestesi mulai : 11.15Operasi mulai : 11.45Anestesi selesai :12.10Operasi selesai : 12.0022Jam 11.00 pasien masuk kamar operasi, infus diganti dengan RL, manset dan monitoring dipasang. Tekanan darah 120/80 mmHg, HR 88x/menit, saturasi oksigen 99%Jam 11.15 mulai dilakukan anestesi regional dengan tehnik sub arahnoid blok, dengan prosedur sebagai berikut :Pasien duduk dengan tenangTahap pertama pasien sedikit menundukkan kepala, dokter anastesi/perawat memasukkan bupivacain melalui celah L2-3Membaringkan pasien kembaliMemasangkan kanul oksigenTahap selanjutnya maintenance dengan pemberian O2 3 liter/menit, Epinefrin bila tensi rendah, dan atropin bila nadi rendahDimonitoring keadaan pasien beserta tanda-tanda vital.23Monitoring Selama AnestesiWaktu (menit)Nadi (x/menit)TD (mmHg)SpO2 (%)Keterangan088120/8099587120/80991085120/80991587120/80992085120/80992588120/80993088120/80993587110/70994084120/70994585110/7099 24Intake cairan :Infus RL: 1 fl 500 cc

Cairan keluarUrine: 30ccDarah : kira-kira 400cc25Pasien diberi oksigen 3 liter/menit nasal kanulMonitoring tanda-tanda vital Pasien diberikan : Ceftriaxone 2x2grRanitidin 2x1ampKetorolac 2x1amp

Di Recovery Room26Pagi: CM: 800CK: 300Siang: CM: 1100CK: 800Sore: CM: 2000CK: 190027CM: 250x 5 gelas air = 1250Cairan infus 2fl= 1000Total 2.250mlCK: Urin: 1200+250Total: 1.450mlDi Bangsal28Tetesan infus: 2000 (cairan yang dibutuhkan ) x 20 (faktor tetesan / 24 (jam) x 60 (menit) = 28 tetes/mntTerapi Cairan29TINJAUAN PUSTAKADEFINISIINDIKASIKontra indikasi relatif :ANATOMI

Susunan anatomis pada bagian yang akan dilakukan anestesi spinalKutisSubkutis Ligamentum SupraspinosumLigamentum interspinosumLigamentum flavum Epidural DuramaterSubarachnoid

PERSIAPAN ANESTESI SPINALTEKNIK ANESTESI SPINALPasang IV line. Berikan Infus Dextrosa/NaCl/Ringer laktat sebanyak 500 - 1500 ml (pre-loading).Oksigen diberikan dengan kanul hidung 2-4 L/MenitSetelah dipasang alat monitor, pasien diposisikan dengan baik. Dapat menggunakan 2 jenis posisi yaitu posisi duduk dan berbaring lateral.Raba krista. Perpotongan antara garis yang menghubungkan kedua krista iliaka dengan tulang punggung ialah L4 atau L4-L5.Palpasi di garis tengah akan membantu untuk mengidentifikasi ligamen interspinous.Cari ruang interspinous cocok. Pada pasien obesitas anda mungkin harus menekan cukup keras untuk merasakan proses spinosus.Sterilkan tempat tusukan dengan betadine atau alkohol.Beri anastesi lokal pada tempat tusukan,misalnya dengan lidokain 1-2% 2-3mlCara tusukan adalah median atau paramedian

Contoh Sediaan ObatFAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANESTESI SPINALKomplikasi Anastesi SpinalTerima Kasih42