Porto Emergensi Selesai

download Porto Emergensi Selesai

of 5

description

deskripsi

Transcript of Porto Emergensi Selesai

Nama peserta : dr. Damatus tri hartanto TaopanNama wahana : RSUD SOETopik : Kejang Demam KompleksTanggal kasus : 3 maret 2014Nama presenter : dr. Damatus trihartanto taopan

Tanggal presentasi : Nama pendamping : dr. Adriany ottu

Tempat presentasi : RSUD SOEObjek presentasi : Keilmuan Ketrampilan Penyegaran Tinjauan pustaka

Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa

Neonatus Bayi Anak remaja

dewasa lansia bumil

Deskripsi: seorang anak berumur 3 tahun dibawa oleh ibunya ke IGD RSUD SOE karena kejang sejak 1 jam SMRS. Sebelumnya os demam naik turun sejak 2 hari yang lalu, batuk dan pilek, tapi tidak mual, tidak muntah, BAB/BAK dalam batas normal. 1 jam SMRS os tiba-tiba kejang seluruh tubuh yang berlangsung sekitar 5 menit, setelah kejang os sadar kembali dan menangis. Setelah berselang 10 menit os mulai kejang lagi seluruh tubuh dan berlangsung sekitar 10 menit. Oleh orang tua lalu dibawa ke RS, dalam perjalanan os kejang lagi 1 kali dan berlangsung sekitar 5 menit dan setelah kejang os langsung menangis.Tujuan

: Mendiagnosis dan menatalaksana pasien kejang demam kompleksBahan bahasan : Tinjauan pustaka Riset Kasus Audit

Cara membahas : Diskusi Presentasi dan diskusi Email Pos

Data pasien:Nama :RF (3 Tahun)

Nomor Registrasi : Data utama untuk bahan diskusi :

1. Diagnosis/gambaran klinis

seorang anak berumur 3 tahun dibawa oleh ibunya ke IGD RSUD SOE karena kejang sejak 1 jam SMRS. Sebelumnya os demam naik turun sejak 2 hari yang lalu, batuk dan pilek, tapi tidak mual, tidak muntah, BAB/BAK dalam batas normal. 1 jam SMRS os tiba-tiba kejang seluruh tubuh yang berlangsung sekitar 5 menit, setelah kejang os sadar kembali dan menangis. Setelah berselang 10 menit os mulai kejang lagi seluruh tubuh dan berlangsung sekitar 10 menit. Oleh orang tua lalu dibawa ke RS, dalam perjalanan os kejang lagi 1 kali dan berlangsung sekitar 5 menit dan setelah kejang os langsung menangis.

2. Riwayat Pengobatan : selama sakit os sudah berobat ke dokter praktek dan mendapat obat penurun panas, obat batuk pilek dalam bentuk puyer dan syrup antibiotik3. Riwayat Kesehatan/Penyakit : tidak ada riwayat kejang sebelumnya.4. Riwayat imunisasi : menurut keterangan ibu pasien, os sudah mendapat imunisasi lengkapDaftar pustaka

1. Hendarto S. K. Kejang Demam. Subbagian Saraf Anak, Bagian Ilmu Kesehatan Anak,Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, RSCM, Jakarta. Cermin Dunia Kedokteran No. 27.1982 : 6 8.

2. Pusponegoro Hardiono D, Widodo Dwi Putro, Ismael Sofyan. Konsensus PenatalaksanaanKejang Demam. Unit Kerja Koordinasi Neurologi Ikatan Dokter Anak Indonesia, Jakarta. 2006 :1 14.

3. Saharso Darto. Kejang Demam, dalam Pedoman Diagnosis dan Terapi Bag./SMF IlmuKesehatan Anak RSU dr. Soetomo, Surabaya. 2006 : 271 273.6. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. Ilmu Kesehatan Anak. Bagian Ilmu KesehatanAnak FKUI Jakarta. 1985 : 25, 847 855.

Hasil pembelajaran

1. Mengetahui apa itu kejang demam2. Mengetahui jenis-jenis kejang demam

3. Membedakan kejang demam dan kejang akibat penyebab lain

4. Mengetahui penatalaksanaan kejang demam

Subjektif

seorang anak berumur 3 tahun dibawa oleh ibunya ke IGD RSUD SOE karena kejang sejak 1 jam SMRS. Sebelumnya os demam naik turun sejak 2 hari yang lalu, batuk dan pilek, tapi tidak mual, tidak muntah, BAB/BAK dalam batas normal. 1 jam SMRS os tiba-tiba kejang seluruh tubuh yang berlangsung sekitar 5 menit, setelah kejang os sadar kembali dan menangis. Setelah berselang 10 menit os mulai kejang lagi seluruh tubuh dan berlangsung sekitar 10 menit. Oleh orang tua lalu dibawa ke RS, dalam perjalanan os kejang lagi 1 kali dan berlangsung sekitar 5 menit dan setelah kejang os langsung menangis.Objektif

Pemeriksaan fisik :

Keadaan umum : berat

Kesadaran : sadar

Nadi

: 124 kali/menit

Nafas

: 36 kali/menit

Suhu

: 39,4 0 C

Berat badan

: 11,5 kg

Kepala

: simetris

Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil isokor, diameter 2mm/2mm, refleks cahaya +/+ normal

Tenggorokan : tonsil T1-T1, tidak hiperemis, faring tidak hiperemis

Leher : KGB tidak membesar Thorak :

Paru: vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/-

Jantung : irama teratur, bising (-)

Abdomen

Inspeksi : distensi (-) Palpasi : supel, nyeri tekan(-), hepar teraba 1/3-1/3, lien S0 Perkusi : tympani

Auskultasi : bising usus (+) normal

Ekstremitas : Akral hangat, refilling kapiler baik, oedem (-)

Pemeriksaan Laboratorium :

Darah :

Hb : 11,1 gr/dl

Hematokrit : 34 %

Eritrosit : 3.970.000/mm3

Leukosit : 11.600 /mm3

Trombosit : 226.000 /mm3

GDR : 170 mg/dl

Assessment

Definisi

Kejang demam adalah bangkitan kejang pada kenaikan suhu tubuh (suhu rectal > 38 C ), akibat proses ekstrakranium dimana kelainan neurologis paling sering ditemukan pada anak usia 3 bulan - 5 tahun.

Klasifikasi 1. Kejang Demam Sederhana (Simple Febrile Seizure)Kejang demam yang berlangsung singkat, kurang dari 15 menit, umum, tonik dan atau klonik, umumnya akan berhenti sendiri, tanpa gerakan fokal atau berulang dalam waktu 24 jam

2. Kejang Demam Komplek (Complex Febrile Seizure)Kejang demam dengan ciri (salah satu dibawah ini):

1. Kejang Lama >15 menit

2. Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului kejang parsial

3. Berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam

EtiologiSemua jenis infeksi yang bersumber di luar susunan saraf pusat yang menimbulkan demam dapat menyebabkan kejang demam. Penyakit yang paling sering menimbulkan kejang demam adalah infeksi saluran pernafasan atas, otitis media akut, pneumonia, gastroenteritis akut, exantema subitum, bronchitis, dan infeksi saluran kemih. Selain itu juga infeksi diluar susunan syaraf pusat seperti tonsillitis, faringitis, forunkulosis serta pasca imunisasi DPT (pertusis) dan campak (morbili) dapat menyebabkan kejang demam.

Faktor lain yang mungkin berperan terhadap terjadinya kejang demam adalah :

Produk toksik mikroorganisme terhadap otak (shigellosis, salmonellosis)

Respon alergi atau keadaan imun yang abnormal oleh karena infeksi.

Perubahan keseimbangan cairan atau elektrolit.

Gabungan dari faktor-faktor diatas.

Faktor resiko

Riwayat kejang demam pada orang tua atau saudara kandung Perkembangan terlambat

Problem pada masa neonatus

Anak dalam perawatan khusus

Kadar natrium rendah

Lainnya berupa Demam, Umur, Genetik, Prenatal, Perinatal

Faktor resiko terjadinya epilepsy

1. Kelainan neurologis atau perkembangan yg jelas sebelum kejang demam pertama

2. Kejang demam kompleks

3. Riwayat epilepsi pada org tua atau saudara kandung

Masing-masing faktor resiko meningkatkan kemungkinan epilepsi 4-6 %,

Kombinasi faktor tersebut meningkatkan resiko 10-49 %

Kemungkinan menjadi epilepsi tidak bisa dicegah dengan pemberian obat rumat pada kejang demam

Penatalaksanaan

1. Pengobatan fase akut

Pada waktu kejang pasien dimiringkan untuk mencegah aspirasi ludah dan muntah. Jalan nafas harus bebas agar oksigen terjamin. Pehatikan keadaaan vital seperti kesadaran , tekanan darah, suhu, pernafasan dan fungsi jantung. Suhu tubuh yang tinggi diturunkan dengan kompres hangat dan pemberian antipiretik.

2. Adapun tatalaksana kejang adalah :

Berikan diazepam intravena 0,3-0,5 mg/kg BB atau diazepam rectal. Bila kejang tidak berhenti, tunggu 15 menit dan ulangi pemberian diazepam dengan dosis yang sama. Bila kejang belum juga berhenti setelah 15 menit, dapat diberikan diazepam dengan dosis yang sama tapi lewat intra muscular.

Bila kejang berhenti lanjutkan pemberian fenobarbital intra muscular dengan dosis 30 mg pada neonatus, bayi 1 buan 1 tahun 50 mg dan lebih dari 1 tahun 75 mg. Setelah 4 jam kemudian dilanjutkan dengan pengobatan fenobarbital oral dengan dosis 8-10 mg / kg BB dibagi dalam 2 dosis selama 2 hari. Hari selanjutnya berikan dosis 4 5 mg/ kg BB. Bila diazepam tidak tersedia dapat langsung menggunakan fenobarbital dengan dosis awal dan selanjutnya diteruskan dengan pengobatan rumatan.

Mencari dan mengobati penyebab

Mencari sumber infeksi pada organ lain dan melakukan lumbal pungsi untuk menyingkirkan kemungkinan meningitis, terutama pada pasien kejang demam pertama.Pengobatan profilaksis

Pengobatan profilaksis intermiten dan terus menerus :

Profiaksis intermiten diberikan diazepam secara oral dengan dosis 0,3 0,5 mg/ kg BB / hari dibagi dalam 3 dosis saat pasien demam.

Profilaksis terus menerus diberikan fenobarbital 4 5 mg/kg BB/hari dalam 2 dosis setiap hari selama 1 tahun, berguna untuk mencegah terjadinya kerusakan otak pada pasien dengan :

Sebelum kejang demam sudah ada kelainan neurologis

Kejang demam lebih dari 15 menit, fokal diikuti kelainan neurologis

Ada riwayat kejang demam pada keluarga

Kejang demam terjadi pada bayi berumur kurang dari 12 bulan.

Prognosis

Dengan penanggulangan yang cepat dan tepat

Prognosisnya baik dan tidak menyebabkan kematian.

Angka kematian berkisar 0,46 0,74 %

Frekuensi kejang berulang 25 50 %

umumnya 6 bulan pertama.

Plan

O2 2 L/ menit

Antipiretik 120 mg (iv)IVFD D5 NS 1200cc/24 jam

Diazepam 2,5 mg setiap kali kejang (iv pelan-pelan)Advise Residen Anak :Pasang infus klemPuasa

Amipicillin 2x400 mg

Diazepam 2,5 mg setiap kali kejang pelan-pelan IVPulvis ambroxol 6 mg/ salbutamo 0,6 mg/ paracetamol 120 mgLuminal 2 x 6 mg (pulv) 2 hari pertama

Kompres air hangat pada kening dan ketiak anakPeserta

dr. Damatus TaopanSoe,

Pembimbing,

dr. Adriany Ottu