Pola Hereditas (HIjrah,Isni,Zacky)

12
TUGAS KELOMPOK BIOLOGI RESUME POLA-POLA HEREDITAS DISUSUN OLEH : HIJRATURRAHMA KHAIRY ISNI DHIYAH ALMIRA ZACKY LORENZA XII IPA 3 MAN 2 MODEL PEKANBARU 2015

description

resume biologi tentang pola hereditas oleh siswa/i man 2 model pekanbaru

Transcript of Pola Hereditas (HIjrah,Isni,Zacky)

Page 1: Pola Hereditas (HIjrah,Isni,Zacky)

TUGAS KELOMPOK BIOLOGI

RESUME POLA-POLA HEREDITAS

DISUSUN OLEH :

HIJRATURRAHMA KHAIRY

ISNI DHIYAH ALMIRA

ZACKY LORENZA

XII IPA 3

MAN 2 MODEL PEKANBARU

2015

Page 2: Pola Hereditas (HIjrah,Isni,Zacky)

Pola-Pola Hereditas

Gregor Johann Mendell (1822–1884) adalah seorang rahib dari Kota Brunn, Austria.

Beliau mengadakan percobaan terhadap kacang ercis (Pisum sativum) yang menghasilkan

prinsip-prinsip genetika. Penelitian Mendell diadakan jauh sebelum dikenal mengenai

kromosom, DNA, maupun RNA.

Hukum Mendel I (Hukum Segregesi)

Pada waktu pembentukan gamet terjadi pemisahan (segregesi) allele dari diploid menjadi haploid

Contoh percobaan Mendell pada penyilangan Antirrhinum majus berbunga merah galur murni

(MM) dengan Antirrhinum majus berbunga putih galur murni (mm) menghasilkan F1 yang

seluruhnya berbunga merah muda (Mm). Jika disilangkan sesama F1, maka F2 yang dihasilkan

berbunga merah, merah muda, dan putih dengan perbandingan 1: 2: 1. Adapun diagram

persilangannya sebagai berikut.

P : Antirrhinum majus merah >< Antirrhinum majus putih MM mm

Gamet: M mF1 : Mm

merah mudaP1 : Mm >< Mm

merah muda merah mudaGamet : M M

m mF2 : MM Mm Mm mm

merah merah muda merah muda putih

Pada eksperimen berikutnya, Mendell menyilangkan kacang ercis galur murni yang memiliki dua sifat beda (dihibrid).

Hukum Mendel II Pada waktu pembentukan gamet, alel-alel yang berbeda yang telah bersegresi dengan bebas akan bergabung secara bebas yang membentuk genotif dengan kombinasi alel yang berbeda.

Kacang ercis biji bulat warna kuning disilangkan dengan biji keriput warna hijau. Sifat bulat

dominan terhadap keriput dan sifat kuning dominan terhadap hijau sehingga F1 seluruhnya

berbiji bulat warna kuning. Pada persilangan F1 terhadap sesamanya atau jika dibiarkan

melakukan penyerbukan sendiri, akan diperoleh kombinasi keturunan sebagai berikut :

Page 3: Pola Hereditas (HIjrah,Isni,Zacky)

bulat kuning : bulat hijau : keriput kuning : keriput hijau 9 : 3 : 3 : 1 dengan diagram persilangan sebagai berikut :P : bulat kuning >< keriput hijau

BBKK bbkkGamet : BK bkF1 : BbKk

bulat kuningP1 : BbKk >< BbKk

bulat kuning bulat kuningGamet : BK BK

Bk Bk bK bK bk bk

Berdasarkan diagram di atas, disimpulkan sebagai berikut :

1. F1 seluruhnya bergenotipe BbKk dan berfenotipe bulat kuning.

2. Menghasilkan 9 macam genotipe, sedangkan fenotipenya ada 4 sebagai berikut :

a. Bulat kuning (dominan-dominan) = 9:16 bagian.

b. Bulat hijau (dominan-resesif) = 3:16 bagian

PERSILANGAN MENDEL1. Test Cross Perkawinan antara individu F1 (hybrid) dengan individu yang homozigot resesif Tujuan : untuk mengetahui individu F1 homozigot atau heterozigot

2. Back Cross Perkawinan antara individu f1 dengan salah satu induknya

BK Bk bK Bk

BK BBKK BBKk BbKK BbKk

Bk BBKk BBkk BbKk Bbkk

bK BbKK BbKk bbKK BbKk

Bk BbKk Bbkk bbKk bbkk

Page 4: Pola Hereditas (HIjrah,Isni,Zacky)

Tujuan : untuk menentukan genotif induknya3. Resiprok

Perkawinan kebalikan dari perkawinan semula yang dilakukan Tujuan : untuk membuktikan bahwa induk jantan dan betina mempunyai kesempatan

yang sama dalam pewarisan sifat

Pola-pola hereditas mempelajari berbagai macam cara pewarisan sifat, yang meliputi:

Pautan (linkage)

Pindahsilang (crossing over)

Pautan sex (sex linkage)

Gagal berpisah (non disjunction)

Determinasi sex

Gen lethal

1. Pautan

Pautan/Tautan (linkage) adalah suatu keadaan dimana terdapat banyak gen dalam satu

kromosom. Pengertian ini biasanya mengacu pada kromosom tubuh (autosom). Akibatnya bila

kromosom memisah dari kromosom homolognya, gen-gen yang berpautan tersebut selalu

bersama.

Semisal suatu genotif AaBb mengalami pautan antar gen dominan dan antar gen resesif, maka

A dan B terdapat dalam satu kromosom, sedangkan a dan b terdapat pada kromosom

homolognya. Bila terjadi pembelahan meiosis maka gamet yang terbentuk ada dua macam,

yaitu AB dan ab.

Ciri Pautan:

– semisal pada AaBb, gamet hanya 2 macam

– jika di test cross hasilnya adalah 1 : 1

2. Pindah Silang (crossing over)

Page 5: Pola Hereditas (HIjrah,Isni,Zacky)

Pindah silang (crossing over) merupakan peristiwa pertukaran gen karena kromosom homolog

saling melilit saat meiosis. Misalkan suatu genotif AaBb mengalami pindah silang saat

pembelahan meiosis akan diperoleh gamet sebanyak empat macam, yaitu AB, ab, Ab, dan aB.

Dua yang pertama (homogamet) disebut kombinasi parental (KP) yang merupakan hasil

peristiwa pautan, dan

dua yang terakhir (heterogamet) disebut kombinasi baru (KB) atau rekombinan (RK)

yang merupakan hasil peristiwa pindahsilang.

Prosentase terbentuknya kombinasi baru saat terjadi pindah silang disebut Nilai Pindah Silang

(NPS) yang dapat dihitung dengan rumus berikut:

Ciri Pindah silang:

– semisal pada AaBb, gamet 4 macam

– jika di test cross hasilnya adalah 1 : 1 : 1 : 1

3. Pautan Sex

Pautan sex (sex linkage) merupakan suatu keadaan dimana terdapat banyak gen tertentu

yang selalu terdapat pada kromosom sex. Adanya pautan sex menyebabkan suatu sifat muncul

hanya pada jenis kelamin tertentu. Ada dua jenis pautan sex, yaitu pautan X dan pautan Y.

Contoh: persilangan antara lalat Drosophilla melanogaster bermata merah dan putih.

P : jantan mata putih X betina mata merah

XmY XMXM

Page 6: Pola Hereditas (HIjrah,Isni,Zacky)

F1 : XMY : jantan mata merah

XMXm : betina mata merah

P2 : XMY x XMXm

FZ : XMY : jantan mata merah

XmY : jantan mata putih

XMXM : betina mata merah

XMXm : betina mata merah

Dari contoh di atas dapat dilihat bahwa gen yang menyebabkan warna mata pada lalat terdapat

pada kromosom X. Mata merah disebabkan gen dominan M, dan mata putih disebabkan gen

resesif m. Hasil persilangan pada F, induk jantan yang bermata putih mewariskan gen m pada

anak betina, sedangkan induk betina yang bermata merah mewariskan gen M pada anak

jantan.

Ingat

Pada anak jantan, X berasal dari induk betina

Pada anak betina, X berasal dari kedua induk

Inilah yang disebut konsep pewarisan sifat menyilang (criss cross inheritance)

4. Gagal Berpisah (non disjunction)

Gagal berpisah (non disjunction) merupakan kegagalan kromosom homolog untuk memisahkan

diri saat pembelahan meiosis. Akibatnya terdapat gamet yang lebih atau kurang jumlah

kromosomnya.

Contohnya persilangan antara Drosophilla melanogaster dimana lalat betina mengalami gagal

berpisah. Lalat betina yang mengalami gagal berpisah membentuk tiga macam kemungkinan

gamet yaitu X, XX, dan 0. Bila lalat jantan yang mengalami gagal berpisah kemungkinan

gametnya adalah X, Y, XX, YY, dan 0.

P : XY x XX (gagal berpisah)

Page 7: Pola Hereditas (HIjrah,Isni,Zacky)

G : X X

Y XX

0

F : XX : betina normal

XY : jantan normal

XXX : betina super (biasanya mati)

XXY : betina (fertil)

XO : jantan (steril)

YO : jantan (lethal)

Gamet hasil gagal berpisah pada:

– betina : X, XX, 0

– jantan : X, Y, XX, YY, 0

5. Determinasi sex

Determinasi sex adalah cara penentuan jenis kelamin pada hewan dan manusia yang

dilambangkan dengan huruf tertentu.

Khusus pada Drossophila, penentuan jenis kelamin didasarkan pada Index Kelamin yang

merupakan rasio antara jumlah kromosom X dengan jumlah pasangan autosom. Bila rasionya

lebih besar atau sama dengan setengah, jenis kelaminnya jantan. Bila lebih besar atau sama

dengan satu jenis kelaminnya betina. Dan bila lebih besar dari setengah dan lebih kecil dari satu

lalat tersebut merupakan lalat intersex.

Contoh: AAXX IK = 2X/2A = 1 lalat betina

AAXY IK = X/2A = 0,5 lalat jantan

AAXXX IK = 3X/2A = 1,5 lalat betina

AAXXY IK = 2X/2A = 1 lalat betina

Page 8: Pola Hereditas (HIjrah,Isni,Zacky)

AAXO IK = X/2A = 0,5 lalat jantan

AAAXX IK = 2X/3A = 0,6 lalat intersex

Pada makhluk hidup lain penentuan jenis kelaminnya seperti pada tabel berikut:

6. Gen Lethal

Gen lethal merupakan gen yang menyebabkan kematian individu yang memilikinya bila dalam

keadaan homozigot. Ada dua jenis gen lethal, yaitu lethal dominan dan lethal resesif.

Lethal dominan menyebabkan kematian dalam keadaan homozigot dominan.

Contoh: persilangan antara tikus kuning dengan sesamanya

p : tikus kuning x tikus kuning

Kk Kk

F : KK : tikus kuning (lethal)

2Kk : tikus kuning

kk : normal

Rasio fenotif yang hidup antara tikus kuning : normal = 2 : 1 karena tikus kuning homozigot

dominan selalu lethal.

Lethal resesif menyebabkan kematian dalam keadaan homozigot resesif.

Contoh: persilangan antara jagung berdaun hijau dengan sesamanya

p : jagung berdaun hijau x jagung berdaun hijau

Hh Hh

Page 9: Pola Hereditas (HIjrah,Isni,Zacky)

F : HH : berdaun hijau

2Hh : berdaun hijau

hh : berdaun pucat (albino) – lethal

Dari pesilangan di atas hanya tiga yang kemungkinannya dapat hidup yaitu yang bergenotif HH

dan Hh. Sedangkan yang bergenotif hh mati karena tidak dapat membentuk klorofil.

KELAINAN/ PENYAKIT MENURUN PADA MANUSIA

1. Penyakit Terpaut Kromosom Seksa. Hemofilia

Darah yang sukar membeku, disebabkan gen resesif h pada kromosom XXHXH, XHY : NormalXHXh : CarierXhXh, XhY : Penderita

b. Buta Warna Tidak bias membedakan warna merah dengan biru, kuning dengan hijau disebabkan

gen resesif c pada kromosom X Dise

XCXC, XCY : NormalXCXc : CarierXcXc, XcY : Penderita

c. Anodontia Manusia yang tidak memiliki gigi Disebabkan gen resesif a, terpaut kromosom X

XAXA, XAXa : NormalXaXa : Penderita

d. Hypertrichosis Tumbuhnya rambut di telinga dan wajah Disebabkan gen resesif h terpaut kromosom Y

XYH : NormalXYh : Penderita

Page 10: Pola Hereditas (HIjrah,Isni,Zacky)

2. Penyakit Terpaut Kromosom Autosoma. Albino

Tubuh tidak mampu memproduksi figmen melanin, gen resesif aAA, Aa : Normalaa : Penderita

b. Polidaktili Kelebihan jumlah Jari tangan dan kaki, gen dominan P

PP, Pp : Penderitapp : Normal

c. Fenilketonuria Ketidakmampuan melakukan metabolism Fenilalanin Fenilalanin tertimbun di darah dan dibuang bersama urin Fenilalanin merupakan asam amino esensial Perderita mengalami keterbelakangan mental dan IQ rendah Disebabkan gen resesif ph

PhPh, Phph : Normalphph : Penderita

d. Brachidaktili Ruas jari memendek, gen dominan B

BB : LetalBb : Penderitabb : Normal

e. Thalasemia Rendahnya kemampuan pembentukan hemoglobin, gen dominan Th

ThTh : Thalasemia MayorThth : Thalasemia Minorthth : Normal

f. Kebotakan Kepala botak, disebabkan gen dominan B

BB : BotakBb pada laki-laki : BotakBb pada wanita : Normalbb : normal

g. Anonychia Kelainan dimana jari tidak berkuku, disebabkan gen dominan

AcAc : Penderita

Page 11: Pola Hereditas (HIjrah,Isni,Zacky)

Acac : Penderitaacac : Normal

h. Sickle cell anemia Kelainan dimana eritrosit bentuk bulan sabit, disebabkan gen dominan

SS : LetalSs : Penderitass : Normal