PKMM Pelatihan Daur Ulang Limbah Industri Kerajinan Batu Tabas Didanai Tahun 2010

18
1 A. JUDUL: PELATIHAN DAUR ULANG LIMBAH INDUSTRI KERAJINAN BATU TABAS (Upaya Kreatif Penanggulangan Berkurangnya Lahan Produktif dan Penyempitan Daerah Aliran Sungai di Desa Amerta Bhuana, Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem) B. LATAR BELAKANG MASALAH Desa Amerta Bhuana merupakan satu dari sembilan desa yang terdapat di Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem. Desa ini terletak di kaki Gunung Agung, yang dahulu sempat dilalui oleh aliran lahar ketika terjadi letusan Gunung Agung tahun 1963. Adanya bekas aliran lahar gunung berapi ini menyebabkan kondisi tanah di wilayah Desa Amerta Bhuana mengandung berbagai mineral penting bagi tumbuhan sehingga tanahnya tergolong subur dan produktif sebagai lahan pertanian. Kehidupan masyarakat Desa Amerta Bhuana sebagian besar masih mengandalkan bidang pertanian, perkebunan salak, dan peternakan, sedangkan sebagian lagi bergerak di bidang kerajinan anyaman bambu, industri batu tabas (batu hitam), dan berbagai pekerjaan lainnya. Akan tetapi lahan yang produktif untuk pertanian semakin berkurang seiring dengan adanya alih fungsi lahan pertanian menjadi perumahan dan yang paling marak saat ini adalah pengalihfungsiannya ke bidang industri. Padahal kebutuhan akan bahan pangan semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk. Industri yang banyak dibangun di Desa Amerta Bhuana adalah industri kerajinan bangunan yang berasal dari bahan batu tabas (batu hitam). Bangunan yang dimaksud adalah berupa candi, tembok dengan ukiran khas Bali, dan patung- patung yang dipergunakan untuk melengkapi pembangunan pura maupun dinding rumah bernuansa Bali. Gudang atau tempat industri ini sebagian besar dibangun di sekitar areal persawahan, perkebunan, pinggiran sungai, dan areal-areal produktif lainnya. Industri ini terus berkembang yang disebabkan oleh bertambahnya permintaan masyarakat akan bangunan berbahan batu tabas, baik berasal dari Bali maupun luar Bali. Permasalahan utama yang ditimbulkan oleh industri ini adalah limbah yang berupa pecahan-pecahan batu dan lumpur yang mengumpul dan menutupi lahan yang ada, sehingga lahan tersebut tidak dapat dimanfaatkan untuk sektor

Transcript of PKMM Pelatihan Daur Ulang Limbah Industri Kerajinan Batu Tabas Didanai Tahun 2010

Page 1: PKMM Pelatihan Daur Ulang Limbah Industri Kerajinan Batu Tabas Didanai Tahun 2010

1

A. JUDUL:

PELATIHAN DAUR ULANG LIMBAH INDUSTRI KERAJINAN BATU TABAS (Upaya Kreatif Penanggulangan Berkurangnya Lahan Produktif dan Penyempitan Daerah Aliran Sungai di Desa Amerta Bhuana, Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem)

B. LATAR BELAKANG MASALAH

Desa Amerta Bhuana merupakan satu dari sembilan desa yang terdapat di

Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem. Desa ini terletak di kaki Gunung

Agung, yang dahulu sempat dilalui oleh aliran lahar ketika terjadi letusan Gunung

Agung tahun 1963. Adanya bekas aliran lahar gunung berapi ini menyebabkan

kondisi tanah di wilayah Desa Amerta Bhuana mengandung berbagai mineral

penting bagi tumbuhan sehingga tanahnya tergolong subur dan produktif sebagai

lahan pertanian.

Kehidupan masyarakat Desa Amerta Bhuana sebagian besar masih

mengandalkan bidang pertanian, perkebunan salak, dan peternakan, sedangkan

sebagian lagi bergerak di bidang kerajinan anyaman bambu, industri batu tabas

(batu hitam), dan berbagai pekerjaan lainnya. Akan tetapi lahan yang produktif

untuk pertanian semakin berkurang seiring dengan adanya alih fungsi lahan

pertanian menjadi perumahan dan yang paling marak saat ini adalah

pengalihfungsiannya ke bidang industri. Padahal kebutuhan akan bahan pangan

semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk.

Industri yang banyak dibangun di Desa Amerta Bhuana adalah industri

kerajinan bangunan yang berasal dari bahan batu tabas (batu hitam). Bangunan

yang dimaksud adalah berupa candi, tembok dengan ukiran khas Bali, dan patung-

patung yang dipergunakan untuk melengkapi pembangunan pura maupun dinding

rumah bernuansa Bali. Gudang atau tempat industri ini sebagian besar dibangun di

sekitar areal persawahan, perkebunan, pinggiran sungai, dan areal-areal produktif

lainnya. Industri ini terus berkembang yang disebabkan oleh bertambahnya

permintaan masyarakat akan bangunan berbahan batu tabas, baik berasal dari Bali

maupun luar Bali.

Permasalahan utama yang ditimbulkan oleh industri ini adalah limbah

yang berupa pecahan-pecahan batu dan lumpur yang mengumpul dan menutupi

lahan yang ada, sehingga lahan tersebut tidak dapat dimanfaatkan untuk sektor

Page 2: PKMM Pelatihan Daur Ulang Limbah Industri Kerajinan Batu Tabas Didanai Tahun 2010

2

pertanian. Selain itu, industri yang mengambil tempat di pinggiran sungai,

sebagian besar membuang limbah yang dihasilkannya langsung ke sungai,

padahal limbah ini tidak seperti sampah lainnya yang mampu dihanyutkan oleh

aliran air sungai. Limbah yang berupa batu dan lumpur ini akan mengendap di

sekitar sungai sehingga menyebabkan terjadinya pendangkalan dan penyempitan

daerah aliran sungai. Tentunya hal ini dapat membahayakan masyarakat yang

berada di sekitar sungai, karena pendangkalan dan penyempitan daerah aliran

sungai sangat berpotensi menimbulkan terjadinya banjir.

Selama ini limbah industri batu tabas belum dimanfaatkan secara optimal,

sehingga limbah terus menumpuk menutupi lahan yang ada, sedangkan pemilik

industri menanggulanginya dengan hanya mencari lahan-lahan baru yang akan

menjadi tempat pembuangan limbah berikutnya. Pemanfaatan limbah yang berupa

serpihan batu, baru hanya terbatas untuk bahan pondasi bangunan dengan jumlah

yang sangat kecil dibandingkan dengan limbah yang ditimbulkan, belum ada

usaha lain yang dilakukan untuk memanfaatkannya lebih jauh. Sedangkan limbah

yang berupa lumpur (percampuran antara pasir halus hasil pemotongan batu

dengan air pendingin dari alat pemotong) belum termanfaatkan sama sekali. Hal

ini berdampak pada semakin sempitnya lahan produktif yang ada, mengingat

banyaknya pemilik industri batu tabas yang terus mencari lahan baru sebagai TPA

(tempat pembuangan akhir) dari limbah industrinya. Jika hal ini terus berlanjut

tanpa ada upaya serius untuk mengatasinya, maka pengurangan lahan produktif

serta penyempitan daerah aliran sungai akan semakin parah, yang tentunya akan

berdampak buruk pada lingkungan dan masyarakat Desa Amerta Bhuana.

Berdasarkan permasalahan yang ada, penulis berupaya memberikan suatu

solusi kreatif. Solusi yang penulis tawarkan adalah pendaurulangan limbah batu

tabas dengan manfaat ganda. Manfaat yang diperoleh dari kegiatan ini yaitu di

satu sisi akan mengurangi dampak penyempitan lahan produktif dan penyempitan

daerah aliran sungai, dan di sisi lain menghasilkan produk daur ulang yang dapat

dilanjutkan pemanfaatannya sebagai bahan kerajinan bangunan yang bernilai jual

tinggi melalui pengolahan yang sesuai. Upaya pengolahan inilah yang perlu

dioptimalkan.

Page 3: PKMM Pelatihan Daur Ulang Limbah Industri Kerajinan Batu Tabas Didanai Tahun 2010

3

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka perlu dilakukan sosialisasi

kepada para pemilik industri batu tabas pada khususnya dan masyarakat Desa

Amerta Bhuana pada umumnya mengenai proses pendaurulangan yang sesuai

untuk menghasilkan manfaat ganda. Selain itu, perlu digambarkan pula

pentingnya pendaurulangan limbah industri batu tabas terkait dengan

permasalahan lingkungan.

C. PERUMUSAN MASALAH

Masalah utama yang ingin dipecahkan melalui program ini adalah dampak

negatif limbah industri batu tabas yang mengancam kondisi lingkungan di Desa

Amerta Bhuana. Dampak negatif limbah industri batu tabas perlu segera

ditanggulangi sekaligus diarahkan menuju pemanfaatan yang dapat dioptimalkan

untuk membantu perekonomian masyarakat. Berdasarkan latar belakang masalah

yang diuraikan sebelumnya, maka dapat dirumuskan masalah-masalah yang

diangkat berkaitan dengan pelaksanaan program ini adalah sebagai berikut.

1. Bagaimanakah upaya yang dapat ditempuh untuk menyosialisasikan

keuntungan yang akan diperoleh dengan pendaurulangan ini kepada

masyarakat dan para pemilik industri batu tabas di Desa Amerta Bhuana,

Kecamaan Selat, Kabupaten Karangasem?

2. Bagaimanakah upaya yang dapat ditempuh untuk menyosialisasikan teknik

pendaurulangan limbah industri batu tabas yang sesuai kepada masyarakat dan

para pemilik industri batu tabas di Desa Amerta Bhuana, Kecamatan Selat,

Kabupaten Karangasem?

D. TUJUAN PROGRAM

Tujuan umum dari program kreativitas ini adalah berkurangnya dampak

negatif yang ditimbulkan oleh limbuh industri batu tabas, yakni menurunannya

pengalihfungsian lahan produktif menjadi tempat limbah industri dan

penyempitan daerah aliran sungai. Sementara itu, tujuan khususnya adalah sebagai

berikut.

Page 4: PKMM Pelatihan Daur Ulang Limbah Industri Kerajinan Batu Tabas Didanai Tahun 2010

4

1. Masyarakat dan para pemilik industri batu tabas di Desa Amerta Bhuana

mengetahui keuntungan yang akan diperoleh melalui upaya kreatif

pendaurulangan ini.

2. Masyarakat dan para pemilik industri batu tabas di Desa Amerta Bhuana

mengetahui dan mampu melakukan pendaurulangan limbah industri batu tabas

beserta pengolahan lanjutannya.

E. LUARAN YANG DIHARAPKAN

Luaran yang diharapkan dari program kreativitas mahasiswa yang

dilaksanakan dalam bentuk pengabdian masyarakat ini adalah adanya sosialisasi

tentang keuntungan yang diperoleh dari pendaurulangan limbah industri batu

tabas dan teknik pendaurulangan yang sesuai, sehingga diperoleh hasil yang

optimal. Melalui sosialisasi yang telah dilakukan diharapkan adanya luaran berupa

upaya pendaurulangan secara berkelanjutan oleh masyarakat, khususnya para

pemiliki usaha batu tabas.

F. KEGUNAAN PROGRAM

Adapun manfaat yang bisa diperoleh melalui pelaksanaan program

kreativitas mahasiswa ini adalah sebagai berikut.

1. Dilihat dari sisi pelestarian alam, pendaurulangan limbah industri batu tabas

dapat meminimalisir laju penyempitan lahan produktif di Desa Amerta

Bhuana yang disebabkan karena tertutupnya lahan oleh limbah dan mencegah

bahaya banjir yang diakibatkan oleh pembuangan limbah industri di daerah

aliran sungai.

2. Dilihat dari sisi ekonomis, hasil daur ulang limbah batu tabas dapat diolah

lebih lanjut dengan teknik yang sesuai sehingga menghasilkan produk yang

memiliki nilai estetik tinggi dan nilai jualnya juga semakin tinggi. Hal ini

tentunya dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, khususnya para pemilik

industri batu tabas dengan memberdayakan masyarakat sekitar.

3. Dilihat dari sisi pemberdayaan masyarakat, adanya usaha daur ulang limbah

industi batu tabas akan menambah lapangan usaha yang mampu menyerap

tenaga kerja untuk mengolah limbah yang ada menjadi bahan baku maupun

Page 5: PKMM Pelatihan Daur Ulang Limbah Industri Kerajinan Batu Tabas Didanai Tahun 2010

5

produk jadi yang berupa karya seni dalam bentuk candi, patung, dan lain

sebagainya.

G. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN

Desa Amerta Bhuana terletak di kaki Gunung Agung pada ketinggian ±

700 meter di atas permukaan laut. Sebagian besar masyarakat Desa Amerta

Bhuana bekerja di bidang pertanian, perkebunan salak, dan peternakan, sedangkan

sebagian lagi bergerak di bidang kerajinan anyaman bambu, industri batu tabas

(batu hitam), dan berbagai pekerjaan lainnya.

Berdasarkan wawancara penulis dengan Bapak Nengah Sarwi, Kelihan

Banjar (kepala dusun) Muntig, yang merupakan salah satu dusun di Desa Amerta

Bhuana, diperoleh informasi bahwa sempat terjadi arus alihfungsi lahan yang

sangat tinggi dari pertanian dan perkebunan menjadi industri batu tabas. Hal ini

dikarenakan industri ini menjanjikan keuntungan yang tinggi. Akan tetapi,

masalah kemudian timbul disebabkan oleh limbah industri yang bertambah sangat

pesat seiring peningkatan jumlah produksi. Para pemilik industri kerajinan

kesulitan untuk mengatur tempat pembuangan akhir limbah. Hal ini dikarenakan

limbah industri batu tabas tidak dapat diuraikan (berupa batu dan debu pasir) dan

ukurannya besar. Hal yang diupayakan adalah dengan membuka lahan

pembuangan baru, dan hal ini biasanya dilakukan di sekitar aliran sungai, bahkan

tidak jarang di daerah-daerah yang produktif untuk pertanian maupun perkebunan.

Jika hal ini terus berlanjut, tentu saja masalah akan timbul pada lingkungan tempat

tinggal masyarakat Amerta Bhuana.

Menurut Bapak Ketut Kompyang Yasa, salah satu pemilik industri

kerajinan batu tabas, upaya lain yang pernah dilakukan adalah dengan

memanfaatkan limbah industri yang berupa serpihan-serpihan batu sebagai bahan

pondasi bangunan, pengurug (pengisi dasar), bahan dasar pembuatan jalan raya,

dan sebagainya. Akan tetapi hal ini tidaklah efektif karena jumlahnya tidak bisa

mengimbangi laju pertambahan limbah. Bapak Ketut berharap ada solusi yang

bisa diberikan untuk mengatasi permasalahan ini. Solusi yang diharapkan bukan

hanya untuk mengatasi permasalahan sulitnya mencari lahan pembuangan agar

Page 6: PKMM Pelatihan Daur Ulang Limbah Industri Kerajinan Batu Tabas Didanai Tahun 2010

6

tidak merusak lingkungan, akan tetapi juga mampu memberikan keuntungan dari

segi ekonomi.

H. METODE PELAKSANAAN PROGRAM

Adapun langkah-langkah pelaksanaan program kreativitas mahasiswa ini

adalah sebagai berikut.

1. Tahap pertama meliputi hal-hal sebagai berikut.

a. Melakukan observasi yang dilanjutkan membuat kerjasama dengan warga

Desa Amerta Bhuana, yang meliputi pemilik industri batu tabas dan warga

di sekitar tempat industri. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk membina

kerjasama antara mahasiswa dengan masyarakat di sekitar tempat

pelaksanaan program, sehingga masyarakat dapat mendukung jalannya

program.

b. Mengobservasi sekaligus mengumpulkan data mengenai lokasi industri

batu tabas di Desa Amerta Bhuana, Kecamatan Selat, Kabupaten

Karangasem, yang meliputi jumlah gudang (istilah bagi tempat pengolahan

batu tabas), luas gudang, kondisi areal pembuangan limbah, proses

pembuangan limbah, dan kuantitas limbah yang dihasilkan per harinya.

Proses observasi ini dilakukan pada waktu yang sesuai agar proses

pembuangan limbah dapat diamati secara langsung.

2. Tahap ke dua, yaitu menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk

melakukan pengolahan limbah. Alat tersebut berupa alat cetak yang

ukurannya disesuaikan dengan ukuran produk yang diinginkan.

3. Tahap ketiga yang meliputi:

a. Penyosialisasian pentingnya pendaurulangan limbah industri batu tabas

kepada para pemilik industri dan warga di sekitarnya serta teknik-teknik

yang digunakan dalam mengolah limbah hingga menjadi bahan bangunan

maupun bahan kerajinan siap jual. Sosialisasi ini bertujuan untuk

menciptakan kesadaran dalam diri masyarakat tentang kerugian yang

ditimbulkan oleh limbah industri batu tabas jika tidak diolah, sehingga

dapat membangkitkan keinginan masyarakat untuk melakukan

pendaurulangan terhadap limbah tersebut. Selain itu sosialisasi ini juga

Page 7: PKMM Pelatihan Daur Ulang Limbah Industri Kerajinan Batu Tabas Didanai Tahun 2010

7

bertujuan untuk memberikan gambaran kepada warga mengenai teknik

pendaurulangan limbah industri batu tabas yang baik, sehingga diperoleh

hasil yang optimal. Proses sosialisasi ini dilakukan melalui kerjasama

dengan salah satu pemilik usaha kerajinan batu tabas dan pihak Banjar

(dusun) Muntig.

b. Mengadakan pelatihan tentang teknik pendaurulangan limbah, yaitu

menyangkut segala sesuatu yang perlu disiapkan, teknik pembuatan dan

penggunaan alat cetak, teknik pembuatan adonan, teknik pengolahan

selanjutnya setelah adonan mengering dan terbentuk balok-balok batu

buatan hingga terbentuk produk siap jual berupa patung, ukiran untuk

tembok, bagian-bagian candi, dan lain-lain.

4. Tahap ke empat yang meliputi:

a. Pengawasan dan evaluasi terhadap keterlaksanaan dan keberlanjutan

program.

b. Penyusunan laporan dan pendokumentasian kegiatan. Penyusunan laporan

dan pendokumentasian dilakukan sejalan dengan tahap pertama hingga

tahap ke tiga.

b. Pengumpulan laporan.

I. JADWAL KEGIATAN PROGRAM

Pelaksanaan program direncanakan seperti jadwal dalam tabel berikut.

No. Kegiatan yang Dirancang Bulan (Tahun 2010) I II III IV V

1 Tahap Pertama Bersosialisasi dengan para pemilik

industri pengerajin batu tabas di Desa Amerta Bhuana-Karangasem, dan warga di sekitar industri.

Observasi dan mencari data tentang kondisi industri pengerajin batu tabas di Desa Amerta Bhuana-Karangasem

2 Tahap Kedua Penyiapan alat cetak. 3 Tahap ketiga Sosialisasi kepada masyarakat akan

pentingnya pendaurulangan limbah industri batu tabas serta teknik yang

Page 8: PKMM Pelatihan Daur Ulang Limbah Industri Kerajinan Batu Tabas Didanai Tahun 2010

8

digunakan dalam pendaurulangan. Pelaksanaan pendaurulangan melalui

bekerjasama dengan masyarakat

3 Tahap Ketiga Penyusunan laporan dan dokumentasi

kegiatan

Pengawasan dan evaluasi terhadap keterlaksanaan dan keberlanjutan program

Pengumpulan laporan

J. RANCANGAN BIAYA

Anggaran biaya pelaksanaan yang diusulkan untuk melaksanakan Program

Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat ini (PKMM) adalah sebesar Rp

9.980.000,- dengan rincian sebagai berikut.

No Jenis Anggaran Besarnya Biaya 1 Transportasi, meliputi:

a. Uang pengganti bensin untuk 5 orang dari Singaraja ke Desa Amerta Bhuana, sebanyak 2 kali kegiatan pada Tahap I (Sosialisasi dan Observasi) @ Rp 100.000,- pulang-pergi = 5x2xRp 100.000,-= Rp 1.000.000,-

Rp 1.000.000,-

b. Uang pengganti bensin untuk 5 orang pada tahap penyiapan alat @ Rp 50.000,- = 5xRp 50.000,-= Rp 250.000,-

Rp 250.000,-

c. Uang pengganti bensin untuk 5 orang dari Singaraja ke Desa Amerta Bhuana pada Tahap III sebanyak 2 kali kegiatan @ Rp 100.000,- pulang-pergi = 5x2xRp 100.000,- = Rp 1.000.000,-

Rp 1.000.000,-

d. Uang pengganti bensin untuk 5 orang pada tahap pengawasan dan evaluasi keberlanjutan program sebanyak 3 kali kegiatan @ Rp 100.000,- pulang-pergi = 5x3xRp 100.000,- = Rp 1.500.000,-

Rp 1.500.000,-

2 Konsumsi, meliputi:

a. Konsumsi anggota, 7 kali kegiatan di Desa Amerta Bhuana x Rp 15.000,- (nasi dan air mineral) x 3 (1 hari makan 3 kali) x 5 orang = 7x3x5xRp 15.000,- = Rp 1.575.000,-

Rp 1.575.000,-

b. Konsumsi anggota pada tahap pembuatan alat cetak 2 kali makan x 3 hari x 5 orang x Rp 15.000,- = Rp 450.000,-

Rp 450.000,-

Page 9: PKMM Pelatihan Daur Ulang Limbah Industri Kerajinan Batu Tabas Didanai Tahun 2010

9

c. Konsumsi untuk pekerja yang membantu kegiatan (pada tahap III) sebanyak 5 orang @Rp 15.000,00 (2 kali sehari) untuk 5 hari = 5x5x2xRp 15.000,- = Rp 750.000,-

Rp 750.000,-

d. Konsumsi peserta (snack) untuk 2 kali kegiatan (sosialisasi dan pelatihan) @ Rp 4.000,- x 30 orang x 2 = Rp 240.000,-

Rp 240.000,-

3

Perlengkapan , meliputi: a. Penyiapan alat cetak @ Rp 300.000,- (balok kayu) +

Rp 20.000,- (paku) + Rp 250.000,- (5 buah palu) + Rp 300.000,- (3 buah gergaji) = Rp 870.000,-

Rp 870.000,-

b. Kertas semen/karung beras Rp 100.000,-

c. Cangkul @ Rp 100.000,- x 5 Rp 500.000,- d. Skop Besar @ Rp 100.000,- x 3 Rp 300.000,-

e. Skop kecil @ Rp 30.000,- x 4 Rp 120.000,-

f. Saringan pasir @Rp 75.000,- x 3 Rp 225.000,- g. Semen @ Rp 100.000,- x 5 sak Rp 500.000,- h. Sewa areal tempat pencetakan @ Rp 600.000,- Rp 600.000,-

TOTAL Rp 9.980.000,-

Page 10: PKMM Pelatihan Daur Ulang Limbah Industri Kerajinan Batu Tabas Didanai Tahun 2010

10

K. LAMPIRAN

K.1. NAMA DAN BIODATA KETUA SERTA ANGGOTA

Ketua Kelompok Nama : Ni Luh Ely Parmawati

NIM : 0813021049

Tempat, tanggal lahir : Amlapura, 24 Mei 1989

Alamat : Jln. Udayana No. 5 Singaraja

Jenis Kelamin : Perempuan

Jurusan/ Fakultas : Pendidikan Fisika/ MIPA

Waktu untuk PKM : 6 jam/minggu

Riwayat Pendidikan :

No Sekolah Tahun

1 SD N 1 Tiyingtali 1996-2002

2 SMP Negeri 1 Amlapura 2002 – 2005

3 SMA Negeri 1 Amlapura 2005 – 2008

4 UNDIKSHA 2008 – sekarang

Pengalaman organisasi:

1. Koordinator Bidang IV HMJ Pendidikan Fisika Tahun 2009

Singaraja, 10 Oktober 2009

Yang tersebut di atas,

Ni Luh Ely Parmawati NIM 0813021049

Page 11: PKMM Pelatihan Daur Ulang Limbah Industri Kerajinan Batu Tabas Didanai Tahun 2010

11

Anggota Pelaksana I Nama Lengkap : I Ketut Putra Wiratha NIM : 0613021003 Tempat dan tanggal lahir : Selat, 30 Oktober 1988 Alamat : Jl. G. Rinjani, Singaraja Jenis Kelamin : Laki-laki Jurusan/Fakultas : Pendidikan Fisika/ MIPA Waktu untuk PKM : 6 jam/minggu Riwayat Pendidikan :

No Sekolah Tahun

1 Sekolah Dasar Negeri No. 3 Selat 1994 – 2000

2 SMP N 2 Selat 2000 – 2003

3 SMA N 1 Selat 2003 – 2006

4 UNDIKSHA 2006 - sekarang

Pengalaman Menulis:

1. Pengajuan Proposal PKMM “ Rejeki Berlimpah di Balik Sarang Lebah” tahun 2006

2. Pengajuan Proposal PKMM “Pemanfaatan Media Web untuk Publikasi dan Pemasaran Hasil Kerajinan Album & Bingkai Foto” tahun 2007

3. Pengajuan KPKM “Problematika Pendidikan Gratis di Indonesia” tahun 2007

4. Finalis LKTM Lingkungan Hidup Tahun 2008 5. Pengajuan KKTM Bidang IPS “Pemberdayaan LPD dalam Pendanaan

Pendidikan” tahun 2008 6. Pengajuan Proposal PKMM “Pelatiahan Pembudidayaan Rumput

Hermada (Sorghum bicolor L. Monech) sebagai Penanggulangan Lahan Kering dan Kritis di Desa Sebudi” didanai Dikti tahun 2008

7. Juara I Sayembara Esai dalam rangka Dies Natalis III Undiksha Tahuun 2009.

8. Juara III penulisan artikel dalam Putaran I Kompetisi Jurnalistik Antar Pelajar dan Mahasiswa Se-Bali tahun 2009.

9. Pengajuan PKM GT “Pengoptimalan Tugas dan Fungsi Pecalang Hutan Guna Menjaga Eksistensinya sebagai Komponen Sistem Keamanan Masyarakat Hukum Adat dalam Pelestarian Hutan Bali” tahun 2009

10. Pengajuan PKM AI “Pelatihan pembuatan Dulang di Tesa Tingkad batu Bangli” tahun 2009

Singaraja, 10 Oktober 2009

Yang tersebut di atas,

I Ketut Putra Wiratha NIM 0613021003

Page 12: PKMM Pelatihan Daur Ulang Limbah Industri Kerajinan Batu Tabas Didanai Tahun 2010

12

Anggota Pelaksana II Nama Lengkap : I Wayan Suastika NIM : 0613021032 Tempat dan tanggal lahir : Pesangkan Anyar, 17 Agustus 1987 Alamat : Jl. Nusa Indah, Singaraja Jenis Kelamin : Laki-laki Jurusan/Fakultas : Pendidikan Fisika/ MIPA Waktu untuk PKM : 6 jam/minggu Riwayat Pendidikan :

No Sekolah Tahun

1 SD No. 7 Duda Timur 1994 – 2000

2 SMP N 2 Selat 2000 – 2003

3 SMA N 1 Selat 2003 – 2006

4 UNDIKSHA 2006 - sekarang

Pengalaman Menulis:

1. Finalis KKTM Bidang Pendidikan Tingkat Universitas tahun 2008 2. Finalis KKTM Intim Tingkat Nasional tahun 2008 3. Pengaju Proposal PKMK “ Rejeki Berlimpah di Balik Sarang Lebah”

tahun 2006. 4. Pengaju Proposal PKMM ’Pelestarian permainan cungklik melalui CD

di Desa Manggis Kecamatan Manggis Kabupaten Karangasem” tahun 2007

5. Penulis KKTM Bidang Pendidikan dengan judul ”Penggunaan permainan tradisional dalam meningkatkan motivasi belajar fisika siswa” tahun 2008.

6. Pengaju Proposal PKMM ”Pelatihan pembuatan kerajinan tangan dari limbah salak di Desa Duda Timur, Kecamatan Selat Kabupaten Karangasem” tahun 2008.

7. Penulis KKTM Intim ”Kesepekang dari Desa Adat (Relevansi pelaksanaan sanksi kesepekang di era Globalisasi” tahun 2008

8. Pengaju proposal PKMM “Pelatihan budidaya Rumput Hermada (Sorghum bicolor (L) Monech) dalam Upaya Konservasi Lahan Kering dan Kritis di Desa Sebudi, Karangasem, Bali”tahun 2008.

Singaraja, 10 Oktober 2009 Yang tersebut di atas,

I Wayan Suastika NIM 0613021032

Page 13: PKMM Pelatihan Daur Ulang Limbah Industri Kerajinan Batu Tabas Didanai Tahun 2010

13

Anggota Pelaksana III Nama Lengkap : I Wayan Adi Saputra NIM : 0613011082 Tempat dan tanggal lahir : Padangtunggal, 13 Januari 1988 Alamat : Jl. Gunung Rinjani, Singaraja Jenis Kelamin : Laki-laki Jurusan/Fakultas : Pendidikan Matematika/MIPA Waktu untuk PKM : 6 jam/minggu Riwayat Pendidikan :

No Sekolah Tahun

1 SD No. 3 Duda 1994 – 2000

2 SMP N 2 Selat 2000 – 2003

3 SMA N 1 Selat 2003 – 2006

4 UNDIKSHA 2006 - sekarang

Pengalaman Menulis:

1. Anggota Tim Penyusun Buku Persiapan Olimpiade Matematika yang

diterbitkan oleh HMJ Pendidikan Matematika Undiksha.

2. Koordinator Tim Soal SMP dalam Gema Lomba Matematika Undiksha

Singaraja, 10 Oktober 2009

Yang tersebut di atas,

I Wayan Adi Saputra NIM 0613011082

Page 14: PKMM Pelatihan Daur Ulang Limbah Industri Kerajinan Batu Tabas Didanai Tahun 2010

14

Anggota Pelaksana IV Nama Lengkap : Putu Eppy Yuniana NIM : 0803051002 Tempat dan tanggal lahir : Negara, 1 Juni 1990 Alamat : Jl. Sri Kandi Gang Mangga No. 11A, Singaraja Jenis Kelamin : Perempuan Jurusan/Fakultas : Analis Kimia/MIPA Waktu untuk PKM : 6 jam/minggu Riwayat Pendidikan :

No Sekolah Tahun

1 SD No. B.B. Agung 1996 – 2002

2 SMP N 1 Negara 2002 – 2005

3 SMA N 2 Negara 2005 – 2008

4 UNDIKSHA 2008 - sekarang

Pengalaman Organisasi:

1. Pengurus Senat Mahasiswa Fakultas MIPA Tahun 2009

2. Koordinator Sie Penggalian Dana Himpunan Mahaiswa Jurusan Analis

Kimia Tahun 2009.

Singaraja, 10 Oktober 2009

Yang tersebut di atas,

Putu Eppy Yuniana NIM 0803051002

Page 15: PKMM Pelatihan Daur Ulang Limbah Industri Kerajinan Batu Tabas Didanai Tahun 2010

15

Biodata Dosen Pembimbing

Nama lengkap dan gelar : Drs. I Ketut Tika,M.Pd. Tempat,Tgl. Lahir : Bangli, 25 November 1946 NIP : 130369698 Jabatan Fungsional : Lektor Kepala Pangkat / Golongan : Pembina Tk. I /IVb Fakultas / Jurusan : MIPA / Pend.Fisika Institusi / Perguruan Tinggi : UNDIKSHA Singaraja Alamat : Jl. Tikukur, Kaliuntu, Singaraja Riwayat Pendidikan

Tahun Lulus

Jenjang Perguruan Tinggi Jurusan/ Bidang Studi

1971 Sarjana Muda F Kg Univ. Udayana Pend. Fisika 1982 S1 FKIP Univ. Udayana Pend. Fisika 2005 S2 IKIP Negeri Singaraja PEP

Pengalaman Pengabdian Masyarakat

Tahun Kegiatan 25-11-2004 Pelatihan Pemanfaatan Komputer Sebagai Alat Bantu Pembelajaran Untuk

Guru-Guru 6-12-2004 Sosialisasi dan Pelatihan Penyusunan Petunjuk Praktikum Fisika Bebarsis

Kompetensi Kepada Guru-Guru Fisika SMP dan SMA di Kota Singaraja 13-7-2005 Program Percepatan Pendidikan Interpreneur bidang Instalasi dan Jringan

Listrik 21-12-2005 Program Percepatan Pendidikan Interpreneur Bidang Instalasi Listrik dan

MesinPendingin 2-12-2006 Pelatihan Strategi Pemecahan Masalah Menuju Olimpiade Fisika bagi Guru-

Guru SMP di Kota Singaraja 6-12-2006 Peningkatan Kualitas Penguasaan Bidang Studi IPA(Astronomi) Bagi Guru-

Guru SMP di Kabupaten Buleleng untuk Mengantisipasi Olimpiade Astronomi

12-8-2008 Pelatihan Pengembangan Media Pembelajaran Fisika dan Lembar Kerja Siswa Bebasis Lingkungan untuk Meningkatkan Profesionalisme Guru-Guru IPA SD Gugus 4-5 Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng

5-9-2008 Peningkatan Pengetahuan dan Ketrampilan tentang Portopolio dan Penelitian Tindakan Kelas untuk Menyongsong Sertifikasi Guru bagi guru-Guru SD dan SMP di Kecamatan Buleleng

Pengalaman Penelitian

Tahun Judul Penelitian Jabatan Sumber Dana 2004 Pengembangan Model dan Strategi Pembelajaan Fisika

di Sekolah Menengah Umum (SMU) untuk Memperbaiki Miskonsepsi Siswa

Anggota Dirjen Dikti, 2004

Page 16: PKMM Pelatihan Daur Ulang Limbah Industri Kerajinan Batu Tabas Didanai Tahun 2010

16

2006 Implementasi Strategi 5E dengan Bahan Ajar Bermuatan Perubahan Konseptual Sebagai Upaya Mengubah Miskonsepsi, dan Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMP Negeri 6 Singaraja

Ketua DIPA 2006

2007 Pengembangan Model Pembelajaran IPA Bagi Pengembangan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Sekolah dasar (anggota peneliti)

Anggota Dirjen Dikti, 2007

2007 Penerapan Problem Based Learning Berorientasi Penilaian kinerja dalam Pembelajaran Fisika untuk Meningkatkan Kompetensi Kerja Ilmiah Siswa

Ketua DIPA 2007

2008 Implementasi PBL Berbantuan Hipermedia untuk Meningkatkan Motivasi dan Pemahaman Konsep Sains Siswa SMPN 6 Singaraja

Ketua DIPA 2008

Pengalaman Membimbing Program Kreativitas Mahasiswa

Tahun Pembimbingan/Pembinaan 2008 Membimbing mahasiswa dalam rangka PKM dengan tema

“Pelatihan Pembuatan Dulang dan Bokor Kayu Sebagai Upaya Peningkatan Kesejahtraan Masyarakat di Desa Tingkad Batu Bangli”

2008 Membimbing mahasiswa dalam rangka KPKM dengan judul “Problematika Pendidikan Gratis di Indonsesia”

Singaraja, 17 Oktober 2009 Dosen Pendamping,

Drs. I Ketut Tika. M.Pd. NIP. 130369698

Page 17: PKMM Pelatihan Daur Ulang Limbah Industri Kerajinan Batu Tabas Didanai Tahun 2010

17

K.2. GAMBARAN TEKNOLOGI YANG AKAN DITERAPKAN

Proses pendaurulangan dilakukan dengan menggunakan cetakan-cetakan

yang dibuat dari papan kayu. Ukuran cetakan menyesuaikan dengan kebutuhan.

Secara umum cetakan yang akan dibuat adalah berukuran panjang 50 sentimeter,

lebar 40 sentimeter, dan tinggi 30 sentimeter. Pemilihan ukuran ini didasarkan

pada kemudahannya dalam pengolahan bahan hasil cetakan untuk proses

selanjutnya. Alat cetak dirancang sedemikian rupa yakni sambungan antar kayu

dilakukan dengan teknik ekor burung sehingga mudah untuk dilepaskan saat

adonan (campuran serpihan batu tabas, lumpur batu tabas, pasir halus hasil

pemotongan batu tabas, dan semen) telah kering. Adapun perbandingan komposisi

antara serpihan batu tabas : lumpur atau pasir halus : semen adalah 3 : 5 : 1.

Dengan perbandingan komposisi ini diharapkan balok yang dihasilkan tidak

terlalu keras sehingga mudah dalam pengolahan selanjutnya, namun tetap kokoh.

Selain cetakan, alat-alat yang diperlukan adalah kertas semen atau karung

beras, cangkul, sekop besar dan sekop kecil, saringan pasir, dan semen.

Sedangkan untuk limbah yang akan diolah diperoleh secara langsung di tempat

pelaksanaan program. Proses pengolahan limbah industri batu tabas adalah

sebagai berikut.

1) Menyiapkan alat dan bahan, yakni alat cetak, kertas semen atau karung

beras, cangkul, sekop besar dan sekop kecil, saringan pasir, semen,

serpihan batu tabas dan pasir debu hasil pemotongan batu tabas.

2) Menyiapkan tempat pencampuran. Ukuran tempat pencampuran

menyesuaikan dengan kebutuhan dan ketersediaan lahan.

3) Mencampurkan serpihan batu, lumpur/pasir halus dari batu tabas,

semen dan air dengan komposisi serpihan batu tabas : lumpur atau pasir

halus : semen adalah 3 : 5 : 1.

4) Memasang kertas semen pada bagian dalam cetakan. Tujuannya adalah

agar cetakan mudah dibuka ketika adonan telah mengering.

5) Memasukkan adonan yang telah terbentuk pada cetakan.

6) Adonan dalam cetakan dibiarkan hingga mongering. Proses ini rata-rata

memerlukan waktu 2 hari jika cuaca panas dan lebih jika sedang hujan.

Page 18: PKMM Pelatihan Daur Ulang Limbah Industri Kerajinan Batu Tabas Didanai Tahun 2010

18

7) Jika adonan telah kering, cetakan kemudian dibuka, sehingga diperoleh

balok-balok yang menyerupai batu tabas. Balok-balok ini akan

memiliki motif-motif yang disebabkan oleh bebatuan yang ada di

dalamnya.

8) Selanjutnya pengolahan balok-balok ini sama seperti pengolahan bahan

baku yang berupa batu tabas mentah.

Balok-balok yang telah diperoleh dapat diolah seperti halnya batu tabas

mentah. Akan tetapi, bahan ini memiliki keunggulan dibandingkan batu tabas

karena adanya motif-motif unik di dalamnya. Balok-balok ini dapat diolah

menjadi patung, bagian-bagian candi, hiasan dinding bangunan, lantai, dan

sebagainya.