Pkmm 11 Uns Rif'Atur Pelatihan Pembuatan Handcraft

download Pkmm 11 Uns Rif'Atur Pelatihan Pembuatan Handcraft

of 17

Transcript of Pkmm 11 Uns Rif'Atur Pelatihan Pembuatan Handcraft

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENGABDIAN MASYARAKAT

JUDUL PROGRAM PELATIHAN PEMBUATAN HANDCRAFT BERBAHAN DASAR CLUMPRING BAMBU; PELUANG MEMBUKA LAPANGAN KERJA BARU DI DUSUN KALISALAK DESA SUMURARUM GRABAG, KABUPATEN MAGELANG

Diusulkan oleh : 1. RIFATUR ROHMAH 2. RIFAATUL MAULIDAH 3. YULIAN ADI SETYONO (K2309063/2009) (K2309064/2009) (K2308063/2008)

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

HALAMAN PENGESAHAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA LAPORAN AKHIR 1. Judul Kegiatan: Pelatihan Pembuatan Handcraft Berbahan Dasar Clumpring Bambu; Peluang Membuka Lapangan Kerja Baru Di Dusun Kalisalak Desa Sumurarum Grabag, Kabupaten Magelang Bidang Kegiatan : ( ) PKM-P ( ) PKM-K ( ) PKM-T () PKM-M Bidang Ilmu : ( ) Kesehatan ( ) Pertanian ( ) MIPA ( ) Teknologi dan Rekayasa () Sosial Ekonomi ( ) Humaniora ( ) Pendidikan Ketua Pelaksana Kegiatan a. Nama Lengkap : Rifatur Rohmah b. NIM : K2309063 c. Jurusan : P. MIPA/Fisika d. Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Sebelas Maret e. Alamat Rumah dan No HP : Kliwonan II Grabag 33 Kabupaten Magelang, Jawa Tengah/085643755781 f. Alamat email : [email protected] Anggota Pelaksana Kegiatan : 2 orang Dosen Pendamping a. Nama Lengkap dan Gelar : Dwi Teguh Rahardjo, S.Si, MSi b. NIP : 19680403 199802 1001 c. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jalan Mondokaki No 5 Perum Jaten Permai Indah (JPI) Karanganyar Surakarta/ 085293639515 Biaya Kegiatan Total a. DIKTI : Rp 5.850.000,00 b. Sumber lain : Jangka Waktu Pelaksanaan : 5 bulan Surakarta, 3 Juni 2011 Menyetujui Pembantu Dekan III FKIP UNS Ketua Pelaksana

2. 3.

4.

5. 6.

7.

8.

Drs. Amir Fuady, M.Hum NIP 195207291980101001 Pembantu Rektor III UNS

Rifatur Rohmah NIM K2309063 Dosen Pembimbing

Drs. Dwi Tiyanto, S.U. NIP 195404141980031007

Dwi Teguh Rahardjo, S.Si, M.Si 19680404 199802 1001

ABSTRAK PELATIHAN PEMBUATAN HANDCRAFT BERBAHAN DASAR CLUMPRING BAMBU; PELUANG MEMBUKA LAPANGAN KERJA BARU DI DUSUN KALISALAK DESA SUMURARUM GRABAG, KABUPATEN MAGELANG Rifatur Rohmah, Rifaatul Maulidah, dan Yulian Adi Setyono Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Dusun Kalisalak, Desa Sumurarum Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang, merupakan salah satu lokasi pedesaan di pegunungan yang cukup jauh dari keramaian atau pusat kota. Sumber daya alamnya cukup potensial, namun belum dimanfaatkan secara optimal. Selama ini pohon bambu hanya dimanfaatkan pada bagian batang, akar, atau daun saja untuk peralatan rumah tangga, bahan bangunan, hingga kerajinan tangan. Tetapi ada salah satu bagian dari pohon bambu yaitu clumpring (bahasa Jawa) atau rangrang (bahasa Sunda), merupakan bagian yang menyerupai daun, ada pada setiap buku bambu tua yang masih dipandang sebelah mata dan bahkan tidak berharga. Clumpring hingga kini belum dimanfaatkan, walaupun sebenarnya clumpring ini cukup unik dan menarik. Jika dibuat kerajinan tangan (handcraft) yang dipadukan dengan bagian-bagian bambu lainnya akan memiliki nilai seni dan nilai jual yang tinggi. Kurangnya keterampilan dan kemampuan masyarakat untuk mengembankan potensi yang mereka miliki menjadi suatu kendala yang menyebabkan potensipotensi tersebut belum memberikan manfaat yang berarti. Pendidikan yang dikenyam oleh masyarakat di dusun ini tidaklah terlalu rendah, mereka telah mengikuti program wajib belajar sembilan tahun. Dari fakta ini dapat disimpulkan bahwa jika mereka diberikaan suatu pelatihan keterampilan, maka tidaklah terlalu sulit untuk mendapatkan suatu hasil yang dituju. Melihat adanya potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang keduanya belum termanfaatkan secara optimal di daerah ini, maka kami melakukan pelatihan keterampilan membuat kerajinan tangan (handcraft) berbahan baku clumpring bambu. Melalui pelatihan ini peserta yang terdiri dari ibu rumah tangga dan pelajar ini diharapkan dapat menambah keahlian dan keterampilan mereka dalam membuat kerajinan tangan (handcraft) dengan bahan baku clumpring bambu. Jika keahlian dan kerampilan ini dikembangkan, akan menjadi peluang membuka lapangan pekerjaan baru yang berbasis home industry. Kami menilai kegiatan ini mampu membantu seluruh elemen masyarakat desa dalam mengatasi kurangnya lapangan pekerjaan dan mampu mengurangi banyaknya pengangguran yang ada di desa tersebut. Kata kunci: Clumpring bambu, keterampilan, handcraft, lapangan pekerjaan

KATA PENGANTARPuji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan akhir Program Kretivitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat dengan judul Pelatihan Pembuatan Handcraft Berbahan Dasar Clumpring Bambu; Peluang Membuka Lapangan Kerja Baru Di Dusun Kalisalak. Dalam menyusun laporan akhir ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, melalui kesempatan ini penyusun menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada : 1. Bapak Dwi Teguh Rahardjo, S.Si, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah bersedia memberikan bantuan bimbingan, arahan dan masukan selama pelaksanaan kegiatan serta dalam penyusunan laporan ini. 2. Bapak Budiarto Adnan Mawardi selaku kepala Desa Sumurarum atas izinnya, untuk melaksanakan kegitan pengabdian masyarakat di Dusun Kalisalak Desa Sumurarum. 3. Bapak Martomo selaku kepala Dusun Kalisalak atas kerjasama dan dukungannya kepada kami selama pelaksanaan kegiatan berlangsung. 4. Masyarakat Dusun Kalisalak yang telah bekerjasama dalam pelaksanaan kegiatan ini. 5. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan Nasional yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk melaksanakan kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat ini. 6. Teman-teman dan keluarga yang telah banyak memberikan dukungan dan semangat selama pelaksanaan kegiatan ini. 7. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah membantu selama pelaksanaan kegiatan ini. Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna yang semata-mata karena keterbatasan kemampuan penyusun. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan sarannya untuk perbaikan. Akhirnya, harapan penyusun semoga hasil laporan ini bermanfaat khususnya bagi penyusun, umumnya bagi semua yang memerlukan dalam kegiatan yang sama. Surakarta, 31 Mei 2011 Penyusun

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Dusun Kalisalak, Desa Sumurarum Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang, merupakan salah satu lokasi pedesaan di pegunungan yang cukup jauh dari keramaian atau pusat kota. Jumlah penduduk Dusun Kalisalak sebanyak 306 orang, yang terdiri dari 117 orang laki-laki dan 189 orang perempuan. Mata pencaharian penduduk Dusun Kalisalak adalah sebagai berikut: 17 orang PNS, 35 orang pegawai swasta, dan sisanya sebagai petani dan buruh tani. Berdasarkan data kependudukan di Dusun Kalisalak terdapat 33 orang usia muda yang masih menganggur (tidak mempunyai pekerjaan tetap).

Gambar 1 Kebun bambu di Dusun Kalisalak, Grabag

Melihat dari sumber daya alamnya, di antaranya adalah pohon bambu di Dusun Kalisalak Desa Sumurarum Grabag cukup potensial, namun pemanfaatanya belum optimal. Selama ini pohon bambu banyak dimanfaatkan untuk peralatan rumah tangga, bahan bangunan, hingga kerajinan tangan. Tetapi ada salah satu bagian dari pohon bambu yaitu clumpring (bahasa Jawa) atau rangrang (bahasa Sunda), yaitu bagian yang menyerupai daun yang ada pada setiap buku bambu tua masih dipandang sebelah mata dan bahkan tidak berharga. Clumpring hingga kini masih jarang/belum dimanfaatkan, walaupun sebenarnya clumpring ini cukup unik dan menarik. Jika dibuat kerajinan tangan (handcraft) yang dipadukan dengan bagian-bagian bambu lainnya akan memiliki nilai seni dan nilai jual yang tinggi.

Gambar 2(a) Clumpring bambu; (b) pemanfaatan bambu yang kurang maksimal

a.

b

Kurangnya keterampilan dan kemampuan untuk mengembankan potensi yang mereka miliki menjadi suatu kendala yang menyebabkan potensi-potensi tersebut belum memberikan manfaat yang dapat dirasakan masyarakat. Pendidikan yang dikenyam oleh kebanyakan masyarakat di dusun ini sebetulnya tidaklah terlalu rendah, selama ini mereka telah mengikuti program wajib belajar sembilan tahun. Dari fakta ini dapat disimpulkan bahwa jika mereka diberikaan suatu pelatihan keterampilan, maka tidaklah terlalu sulit bagi mereka untuk mendapatkan suatu hasil yang dituju. Keinginan dan keseriusan mereka untuk bekerja sangat tinggi. Masalah yang dihadapi adalah kurangnya ide-ide kreatif yang mereka miliki untuk mengembangkan bakat diri. Melihat kondisi ini salah satu solusinya adalah diperlukan suatu kegiatan yang dapat memberikan bimbingan bagi masyarakat sehingga dapat mengembangkan diri dengan lebih optimal. Melihat adanya potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang keduanya belum termanfaatkan secara optimal di daerah ini, maka kami berupaya untuk melakukan pelatihan keterampilan membuat kerajinan tangan (handcraft) yang berbahan baku clumpring bambu bagi masyarakat di Dusun Kalisalak, Desa Sumurarum, Kecamatan Grabag. Melalui pelatihan ini diharapkan akan menambah keahlian dan keterampilan bagi masyarakat dalam membuat kerajinan tangan (handcraft) dengan bahan baku clumpring bambu. Jika keahlian dan kerampilan ini dapat dikembangkan akan menjadi peluang membuka lapangan pekerjaan baru yang berbasis home industry. Kami menilai kegiatan ini akan mampu membantu seluruh elemen masyarakat desa dalam mengatasi kurangnya lapangan pekerjaan dan mampu mengurangi banyaknya pengangguran yang ada di desa tersebut. Pengabdi sangat berharap agar kegiatan ini dapat terealisasikan. 2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut: a. apakah dengan dilaksanakan pelatihan kerampilan bagi masyarakat dalam membuat kerajinan tangan dengan memanfaatkan bahan baku clumpring bambu akan meningkatkan nilai manfaat dari bambu bagi masyarakat di Dusun Kalisalak Desa Sumurarum Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang? b. bagaimana hasil kerajinan tangan (handcraft) clumpring bambu dapat bernilai jual tinggi sehingga mampu meningkatkan penghasilan bagi masyarakat di Dusun Kalisalak Desa Sumurarum Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang? c. apakah manfaat dari hasil pelatihan ini akan menjadi peluang membuka lapangan kerja dan menambah penghasilan bagi masyarakat di Dusun Kalisalak Desa Sumurarum Grabag, Kabupaten Magelang?

3. Tujuan Program Berdasarkan perumusan masalah di atas, tujuan dari pelaksanaan program ini adalah sebagai berikut : a. melakukan pelatihan keterampilan bagi masyarakat di Dusun Kalisalak Desa Sumurarum Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang dalam membuat kerajinan tangan (handcraft) dengan bahan baku clumpring bambu menjadi barang bernilai seni dan harga jual tinggi. b. membuka peluang lapangan kerja baru bagi masyarakat di Dusun Kalisalak Desa Sumurarum Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang sebagai pengrajin kerajinan tangan dari bahan baku clumpring bambu dan mampu meningkatkan pendapatan masyarakat di Dusun Kalisalak Desa Sumurarum Grabag, Kabupaten Magelang. 4. Luaran yang Diharapkan a. Jangka Pendek 1) meningkatnya pengetahuan dan keterampilan masyarakat di Dusun Kalisalak Desa Sumurarum Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang dalam pembuatan kerajinan tangan (handcraft) berbahan dasar clumpring bambu; 2) terbentuknya produk kerajinan tangan (handcraft) berbahan baku clumpring bambu yang bernilai seni dan siap dipasarkan; b. Jangka Panjang a. dihasilkan produk kerajinan tangan (handcraft) yang mampu menjadi icon kerajinan khas Dusun Kalisalak Desa Sumurarum Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang; b. terbentuknya unit usaha home industry handcraft clumpring bambu bagi masyarakat di desa Kalisalak Desa Sumurarum Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang; c. berkembangnya Dusun Kalisalak sebagai tempat wisata kerajinan clumpring bambu yang pertama di desa Grabag, Kabupaten Magelang; dan d. membentuk hubungan kerja sama yang berkesinambungan antara UNS dengan masyarakat di Dusun Kalisalak Desa Sumurarum Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang sebagai wujud pengabdian kepada masyarakat dalam kerangka Tri Darma Perguruan Tinggi.

Gambar 3(a) produk eco-toys berbahan dasar bamboo; (b) kerajinan kapal layar berbahan dasar clumpring

5. Kegunaan Program Kegunaan dari pelaksanaan program ini dapat ditujukan kepada beberapa pihak yaitu: a. masyarakat sasaran akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam membuat kerajinan tangan (handcraft) berbahan dasar clumpring bambu; b. masyarakat sasaran akan mendapat tambahan penghasilan dari kerajinan tangan (handcraft) dari clumpring bambu; c. membuka peluang usaha baru bagi masyarakat sasaran untuk meningkatkan kesejahteraan hidup dengan cara menciptakan dan memperluas lapangan kerja produktif melalui pemberdayaan potensi kreatifitas; d. menjadikan handcraft clumpring bambu sebagai kerajinan khas Dusun Kalisalak Desa Sumurarum Grabag, Kabupaten Magelang; dan e. mewujudkan peranan perguruan tinggi dalam upaya meningkatkan kesejahteraan dan pengentasan kemiskinan dalam kerangka Tri Darma Perguruan Tinggi. II. GAMBARAN MASYARAKAT SASARAN Desa Sumurarum merupakan salah satu desa dalam wilayah kecamatan Grabag Kabupaten Magelang yang letaknya di sebelah selatan Kecamatan Grabag. Desa ini terdiri dari 9 dusun yaitu Semarum, Karang, Purwogondo, Manggung, Butuh, Sumur Bandung, Kruwet, Kalisalak, dan Pampung. Desa Sumurarum mempunyai batas wilayah sebagai berikut: sebelah utara berbatasan dengan Desa Grabag; sebelah selatan berbatasan dengan Desa Balaiagung; sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Secang; dan sebelah timur berbatasan dengan Desa Ngasinan . Dusun Kalisalak Desa Sumurarum terletak di kaki Gunung Andong dan dikelilingi oleh Gunung Telomoyo, Gunung Merbabu dan Merapi di sebelah Barat, dan Gunung Sindoro. Kondisi ini menjadikan Dusun Kalisalak merupakan daerah tangkapan air, sehingga menjadikan tanah yang subur karena berlimpahnya sumber air dan abu vulkanis. Dusun Kalisalak mempunyai iklim yang bersifat tropis dengan dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau, dengan temperatur 20 oC 27 oC. Dusun Kalisalak mempunyai curah hujan yang cukup tinggi. Disamping itu, dusun Kalisalak dekat dengan Candi Borobudur yang terkenal sebagai wisata religi bagi wisatawan mancanegara yang jaraknya kurang lebih 25 km. Tentunya masyarakat di Dusun Kalisalak memiliki peluang besar untuk memasarkan produk hasil kerajian clumpring bambu. Gambar 4 Candi Borobudur objek wisata religi yang diminati wisatawan lokal dan mancanegara.

Menurut Bapak Martomo (Kepala Dusun Kalisalak) jumlah penduduk di Dusun Kalisalak sebanyak 306 orang, yang terdiri dari 117 orang laki-laki dan189 orang perempuan. Sedangkan yang memiliki pekerjaan tetap ada 52 orang yang terdiri dari: PNS sekitar 17 orang dan pegawai swasta sebanyak 35 orang. Selain itu, di Dusun ini terdaftar jumlah penduduk usia pemuda sebanyak 33 orang yang sudah tidak melanjutkan sekolah, namun hampir seluruh dari pemuda tersebut tidak memiliki pekerjaan. Rendahnya tingkat pendidikan masyarakat di Dusun Kalisalak, menyebabkan sebagian besar penduduknya tidak memiliki pekerjaan tetap atau bahkan tidak memiliki pekerjaan sama sekali. Sehingga seringkali terjadi tindakan kriminal yang dilakukan oleh masyarakat sekitar untuk mendapatkan uang. Berdasarkan fakta tersebut, diperlukan suatu terobosan baru guna membuka peluang usaha baru berbasis home industry. Sehingga masyarakat di Dusun Kalisalak memiliki pekerjaan dan penghasilan yang tetap dan tentunya halal. III. METODE PENDEKATAN Kegiatan pelatihan pembuatan handcraft ini dilaksanakan di Aula BPPK (Balai Penyuluhan Pertanian & Kehutanan) Kecamatan Grabag. Alasan pemilihan tempat didasarkan pada kedekatan tempat dengan rumah warga dan juga merupakan lokasi yang kondusif untuk melaksanakan kegiatan pelatihan. Metode pelaksanaan dalam pelatihan ini adalah 1. Pra kegiatan: (a) survey lapangan ke pengrajin di daerah Bantul, Yogyakarta dengan metode wawancara mengenai cara pembuatan kerajinan yang akan dilatih ke masyarakat sasaran. (b) survey lapangan ke Dusun Kalisalak dengan metode wawancara dan diskusi dengan masyarakat sasaran serta metode pengamatan lapangan. (c) koordinasi tim PKMM dengan dosen pembimbing melalui metode diskusi. 2. Kegiatan: (a) koordinasi Tim PKMM dengan masyarakat sasaran serta sosialisasi rencaan kegiatan pelatihan, metode yang digunakan yakni dengan diskusi. (b) pelaksanaan pelatihan dengan menggunakan metode pendekatan kelompok serta pendekatan individu (personal). Penyampaian materi disampaikan dengan demonstrasi secara langsung mengenai pembuatan kerajinan oleh tim PKMM serta dilanjutkan praktik oleh peserta pelatihan dengan mencontoh pola yang telah dibuat oleh tim PKMM. Selain itu, setiap kali kegiatan diakhiri dengan tanya jawab dan evaluasi. Di akhir pertemuan peserta pelatihan diberi lembar kritik dan saran untuk pelatihan yang telah dilakukan. 3. Pasca kegiatan dilaksanakan dengan kunjungan dan wawancara. Selain itu, tim PKMM juga melakukan survey ke tempat pemasaran produk kerajinan ini, diantaranya di Mirota Batik Jogja, kawasan

wisata Candi Borobudur dan memasarakan kepada mahasiswa UNS dengan metode wawancara. 4. Pembuatan laporan dengan metode pelaporan tertulis. Parameter keberhasilan kegiatan pelatihan dilihat dari hidupnya suasana pelatihan melalui jalannya diskusi dan tanya jawab antara peserta dengan tim PKMM. Selain itu juga diukur dengan keseriusan dari peserta pelatihan dalam pelatihan pembuatan handcraft dan kepahaman peserta terhadap apa yang telah diberikan selama pelatihan dengan melontarkan pertanyaan berhadiah kepada peserta pelatihan. Parameter keberhasilan program diukur dengan melihat seberapa banyak jumlah peserta pelatihan yang berupaya mengembangkan usaha pembuatan handcraft tersebut, serta mampu atau tidaknya handcraft yang dibuat menembus pasar. Hal ini bisa dilihat dengan kegiatan kunjungan tim PKMM pasca pelatihan ke Dusun kalisalak dan dengan memasarkan produk hasil pelatihan ke berbagai tempat penjualan kerajinan di daerah Yogyakarta, Magelang dan Surakarta. IV. PELAKSANAAN PROGRAM 1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Program Pelatihan pembuatan handcraft berbahan dasar clumpring bambu dilaksanakan di Aula BPPK (Balai Penyuluhan Pertanian & Kehutanan) Kecamatan Grabag, yang terletak di Dusun Kalisalak pada hari Sabtu, 26 Maret 2011 & Minggu, 27 Maret 2011. Pelatihan Hari Pertama Pelatihan pembuatan handcraft hari pertama dilaksanakan di Aula BPPK kecamatan Grabag hari Sabtu, 26 Maret 2011 yang dimulai pada pukul 13.00 WIB sampai pukul 17.00 WIB. Jumlah peserta pelatihan yang hadir pada hari pertama adalah 44 orang. Kegiatan yang dilaksanakan pada hari pertama antara lain : a. sambutan dari Ketua tim PKMM, dilanjutkan dengan sambutan dari Kepala Dusun Kalisalak dan Kepala Desa Sumurarum; b. doa pembuka supaya acara pelatihan dapat berjalan dengan lancar; c. perkenalan panitia pelatihan (tim PKMM); d. pemberian materi mengenai pemanfaatan bambu oleh tim PKMM; e. pembagian kelompok pelatihan; f. pelatihan pembuatan handcraft berbahan dasar clumpring bambu disertai dengan diskusi dan tanya jawab oleh peserta pelatihan; g. penutupan sementara pelatihan hari pertama. Pelatihan Hari Kedua Pelatihan hari kedua hari Minggu, 27 Maret 2011 dilaksanakan lebih pagi, yakni pukul 09.00 WIB dan selesai pada pukul 17.00 WIB. Tempat pelaksanaan pelatihan di Aula BPPK Kecamatan Grabag. Jumlah peserta

yang hadir terdapat 38 peserta pelatihan. Kegiatan yang dilaksanakan pada hari kedua diantaranya : a. pembukaan pelatihan hari kedua oleh tim PKMM; b. pelatihan pembuatan handcraft berbahan dasar clumpring bambu (melanjutkan dari hari pertama pelatihan); c. diskusi dan tanya jawab; d. pembagian doorprise kepada peserta pelatihan yang terampil, giat dan rajin dalam pelaksanaan pelatihan; e. pemberian kenang-kenangan dari tim PKMM kepada Kepala Desa Sumurarum dan Kepala Dusun Kalisalak; f. penutupan pelatihan; 2. Jadwal Faktual Pelaksanaan KegiatanKonsultasi Perencanaan Survey Pembuatan Instrumen Pelaksanaan Evaluasi Penyusunan Laporan Pelaporan Kegiatan

FebruariII III IV I

MaretII III IV I

AprilII III IV I II

MeiIII IV

JuniI II

X X

X X

X X X

X X X X

X

X

X X

X

X

X X

X

X

X X

X X X X X X X X X X X X X X

3. Instrumen Pelaksanaan Alat : sound, mikrphone, whiteboard, spidol boardmarker, cutter/pemotong kertas, penggaris besi 30 cm, pensil, kuas cat (kecil, sedang), lakban bening, lem fox kuning, vernis, clear, pisau, gunting, tikar. Bahan : kertas daur ulang, bambu, clumpring. 4. Realisasi Biaya Jenis Kebutuhan Dana Hibah DIKTI 1. Alat Cutter/pemotong kertas Penggaris besi 30 cm Selang bensin Isi Cutter Pensil Penghapus karet Pemasukan (Rp) 5.850.000 Pengeluaran (Rp) Sisa (Rp) 5.850.000 225000 175000 90000 10000 125000 50000

Gunting Kuas cat kecil Kuas cat sedang Pisau Lakban Bening (ukuran besar) Lem fox kuning Vernis Clear 2. Bahan Kertas daur ulang Bambu Clumpring 3. Fasilitas Peserta Buku panduan pembuatan handcraft Kartu tanda peserta Pulpen Sertifikat pelatihan 4. Fasilitas sarana penunjang White board Spidol boardmarker Sewa Wirelles 5. Konsumsi Makan hari ke-1 Makan hari ke-2 Snack Makan besar 6. Transportasi Transportasi & monitoring Survey tempat pelatihan 7. Proposal dan Laporan Pencetakan proposal Penggandaan proposal

250000 10000 30000 60000 85000 325000 60000 95000 4.260.000 150000 15000 20000 4.075.000 250000 100000 50000 150000 3.525.000 13000 15000 150000 3.347.000 575000 575000 846000 1.351.000 405.000 540.000 406.000 10.000 15.000

Penjilidan proposal Pencetakan laporan kemajuan Penggandaan laporan kemajuan Penjilidan laporan kemajuan Pencetakan laporan akhir Penggandaan laporan akhir Penjilidan laporan akhir 8. Alat Tulis Kantor Kertas A4 80 gr 9. Dokumentasi Sewa Kamera Cetak Backdrop Cetak album photo Vendel Kepala Desa Vendel Kepala Dusun

21.000 5.000 12.500 12.000 4.000 12.500 12.000 302.000 31.000 271.000 50.000 51.000 150.000 10.000 10.000 0

V. HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan pengabdian masyarakat yang berjudul Pelatihan Pembuatan Handcraft Berbahan Dasar Clumpring Bambu; Peluang Membuka Lapangan Pekerjaan Baru Di Dusun Kalisalak Desa Sumurarum Grabag, Kabupaten Magelang dilaksanakan pada minggu keempat bulan Maret tepatnya tanggal 26-27 Maret 2011 bertempat di Aula BPPK (Balai Penyuluhan Pertanian & Kehutanan) Kecamatan Grabag. Sistem pelaksanaan pelatihan dilaksanakan secara praktek oleh tim PKMM dilanjutkan oleh peserta pelatihan dan diskusi. Sasaran pelatihan adalah pemuda dan ibu-ibu warga di Dusun Kalisalak yang belum memiliki pekerjaan tetap. Alasan pemilihan peserta ini didasarkan pada pekerjaan yang mereka miliki dan ketekunan warga. Peserta pemuda dan ibu-ibu sebagian besar memiliki keterampilan dan ketekunan dalam bekerja, namun mereka belum memiliki pekerjaan tetap sehingga kegiatan pembuatan handcraft dapat menjadi suatu aktifitas yang mampu mengisi waktu luang dan mampu memberikan tambahan pemasukan bagi pemuda dan ibu-ibu rumah tangga di Dusun Kalisalak. Selain itu, produk handcraft yang dihasilkan dapat menjadi icon Dusun Kalisalak dan menjadikannya Dusun Wisata Clumpring Bambu.

Pra Pelaksanaan Berdasarkan hasil duskusi dengan Kepala Dusun Kalisalak dan masyarakat, diperoleh informasi mengenai potensi bambu dan keterampilan masyarakat di Dusun Kalisalak yang berbeda dengan daerah lainnya. Sedangkan, hasil diskusi dengan pengrajin Adie Craft dapat diperoleh gambaran mengenai bentuk handcraft yang akan diajarkan kepada masyarakat disesuaikan dengan bahan yang tersedia di lapangan dan potensi pasar. Selain itu, berdasarkan wawancara dengan penjual handcraft di daerah wisata Candi Borobudur dapat diketahui bahwa produk handcraft yang dijual sebagian besar terbuat dari kayu, untuk handcraft berbahan clumpring bambu maupun bambu tidak tersedia. Hal itu memperlihatkan adanya potensi besar untuk pemasaran produk handcraft yang nantinya dihasilkan oleh masyarakat di Dusun Kalisalak.

Gambar 5 Produk kerajinan yang dijual di daerah wisata Candi Borobudur Pelatihan Hari Pertama Pelatihan hari pertama dilaksanakan pada hari Sabtu, 26 Maret 2011 dimulai pukul 13.00 sampai pukul 17.00 WIB yang bertempat di Aula BPPK Kecamatan Grabag. Pelatihan ini dihadiri oleh 44 orang dari 50 undangan yang diberikan pada warga. Hal ini menunjukkan besarnya antusias masyarkat untuk mengikuti pelatihan pembuatan handcraft berbahan dasar clumpring bambu. Kegiatan pelatihan pada hari pertama diawali dengan perkenalan tim PKMM dan penyampaian materi singkat mengenai pemanfaatan clumpring bambu. Dilanjutkan dengan pembagian tiga kelompok besar dan setiap kelompok didampingi oleh tim PKMM. Hal ini dilakukan bertujuan supaya pelatihan dapat berjalan secara efektif dan efisien. Antusiasme peserta semakin meningkat saat mereka mulai menyelesaikan badan kapal. Sehingga, peserta lain yang pada mulanya tidak tertarik untuk membuat rangka, dengan cepat menanyakan cara pembuatan badan kapal kepada peserta lain yang sudah bisa menyelesaikan badan kapal. Pada hari pertama terjadi banyak diskusi dan tanya jawab, karena peserta baru pertama kali mendapatkan pelatihan pembuatan handcraft kapal.

Pertanyaan yang banyak muncul mengenai pembuatan pola badan kapal yang harus teliti dan rapi dalam memotong.

Gambar 6 Presensi peserta pada hari pertama pelatihan

Gambar 7 Suasana pelatihan hari pertama

Gambar 8 Kerjasama antar peserta pelatihan dalam satu kelompok

Gambar 9 Hasil pelatihan pada hari pertama

Parameter keberhasilan hari pertama dilihat dari besarnya antusiasme peserta pelatihan dalam mempraktikkan pembuatan handcraft yang diajarkan, selain itu juga dilihat dari sejauh mana peserta memahami cara pembuatan handcraft. Hal itu dapat dilihat dengan adanya hasil pelatihan pada hari pertama dan peserta yang sudah mampu menyelesaikan badan kapal. Pelatihan Hari Kedua Pelatihan hari kedua dilaksanakan pada hari Minggu, 27 Maret 2011 di Aula BPPK Kecamatan Grabag yang dimulai pada pukul 09.00 WIB sampai pukul 17.00 WIB. Kegiatan yang dilaksanakan pada hari kedua yakni melanjutkan pelatihan pembuatan kapal pada hari pertama dan menyesuaikan sampai sejauh mana peserta pelatihan menyelesaikan pembuatan handcraft kapal pada hari sebelumnya. Peserta pelatihan membagi tugas sesuai dengan kebutuhan tiap kelompoknya. Beberapa peserta menjemur clumpring yang sudah direndam dan memisahkan bagian clumpring yang kasar dengan bagian clumpring yang halus. Sementara peserta lainnya meraut bambu yang akan digunakan untuk tiang kapal dan sebagian lagi merapikan badan kapal yang telah dibuat pada hari pertama. Peserta pelatihan tidak banyak bertanya dan diskusi, mereka lebih tertarik untuk segera menyelesaikan handcraft buatan

mereka. Tim PKMM memberikan materi mengenai pengolahan clumpring sebelum digunakan dalam pembuatan handcraft kapal dan cara pemasangannya.

Gambar 10 Suasana pelatihan hari kedua

Gambar 11 Salah satu hasil handcraft oleh peserta pelatihan

Tim PKMM juga memberikan informasi mengenai pemasaran produk kerajinan handcraft kapal, yakni di daerah wisata Candi Borobudur dan di Mirota Batik Jogjakarta. Alasan pemilihan dua tempat tersebut karena dua tempat tersebut letaknya dekat deng Dusun Kalisalak, selain itu pengunjung kedua daerah tempat tersebut bukan hanya dari wisatawan dalam negeri saja namun juga wisatawan asing. Parameter keberhasilan pelatihan hari kedua yakni peserta mampu menyelesaikan pembuatan handcraft kapal sampai finishing. Kegiatan pelatihan diakhiri dengan pembagian doorprise kepada peserta pelatihan yang rajin, giat, rapi dan aktif selama pelaksanaan pelatihan. Kemudian dilanjutkan dengan pemberian kenang-kenangan kepada Kepala Desa dan Kepala Dusun Kalisalak.

Gambar 12 Pemberian doorprise kepada peserta pelatihan yang tekun selama pelatihan berlangsung Monitoring

Gambar 13 Tim PKMM bersama peserta pelatihan

Monitoring ke Dusun Kalisalak dilaksanakan beberapa pekan setelah pelatihan berlangsung dan telah dilaksanakan sebanyak tiga kali, yakni pada

tanggal 2, 23 April 2011 & 1 Juni 2011. Berdasarkan hasil monitoring terdapat 5 warga yang berupaya mengembangkan hasil pelatihan pembuatan handcraft kapal untuk dipasarkan, sedangkan warga yang lain hanya membuat handcraft kapal untuk hiasan di rumah saja dan sebatas menyalurkan kreatifitasnya. VI. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Beberapa kesimpulan yang bisa penulis berikan setelah pelaksanaan pelatihan pembuatan handcraft berbahan dasar clumpring bambu yakni : a. sebagian besar masyarakat di Dusun Kalisalak belum memiliki pekerjaan tetap, sementara mereka memiliki keterampilan dan keuletan dalam bekerja; b. potensi alam dan sumber daya manusia di Dusun Kalisalak yang belum dimanfaatkan secara optimal, sehingga perlu adanya sarana untuk memaksimalkan segala potensi yang tersedia; c. clumpring bambu belum dimanfaatkan secara maksimal, hanya dibakar dibuang bahkan hanya didiamkan membusuk di perkebunan bambu; d. pelatihan pembuatan handcraft merupakan salah satu solusi membuka lapangan pekerjaan baru di Dusun kalisalak dan memanfaatkan sampah organik (clumpring bambu) menjadi handcraft yang memiliki nilai jual yang tinggi; e. Manfaat pelatihan pembuatan handcraft berbahan dasar clumpring bambu ini dapat dilihat dengan adanya upaya peserta pelatihan untuk mengembangkan hasil pelatihan handcraft kapal untuk dipasarkan. 2. Saran Beberapa saran yang dapat diberikan berkenaan dengan kegiatan pelatihan yang telah dilaksanakan yakni : a. Pentingnya pendampingan masyarakat pasca pelatihan, supaya hasil handcraft yang dibuat dapat maksimal dan bagus; b. Perlu adanya kerjasama antara masyarakat, pemerintah desa dan tim PKMM untuk memasarkan produk handcraft hasil buatan masyarakat di Dusun Kalisalak; VII. LAMPIRAN Foto-foto kegiatan