Lap Akhir PKMM

25
LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PELATIHAN KETERAMPILAN MERAWAT DIRI PADA PENDERITA KUSTA DAN KELUARGANYA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN PADAS KABUPATEN NGAWI JAWA TIMUR BIDANG KEGIATAN : PKM-M oleh : Qori Pratiwi J410080008/2008 Nasrudin Purwonugroho J410090041/2009 Bherta Eka Andryani J410090044/2009 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2011

description

laporan

Transcript of Lap Akhir PKMM

Page 1: Lap Akhir PKMM

i

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PELATIHAN KETERAMPILAN MERAWAT DIRI PADA PENDERITA

KUSTA DAN KELUARGANYA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

KECAMATAN PADAS KABUPATEN NGAWI JAWA TIMUR

BIDANG KEGIATAN :

PKM-M

oleh :

Qori Pratiwi J410080008/2008

Nasrudin Purwonugroho J410090041/2009

Bherta Eka Andryani J410090044/2009

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

SURAKARTA

2011

Page 2: Lap Akhir PKMM

i

HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN AKHIR PKM-M

1. Judul Kegiatan : Pelatihan Merawat Diri pada Penderita Kusta

dan Keluarganya di Wilayah Kerja Puskesmas

Kecamatan Padas Kabupaten Ngawi Jawa

Timur

2. Bidang Kegiatan : PKMM

3. Bidang Ilmu : Kesehatan

4. Ketua Pelaksana Kegiatan

a. Nama Lengkap : Qori Pratiwi

b. NIM : J 410 080 008

c. Program Studi : Kesehatan Masyarakat S1

d. Universitas : Universitas Muhammadiyah Surakarta

e. Alamat Rumah / No. HP : Sendang RT 01, RW 02, Kepuhsari, Manyaran,

Wonogiri / 087836247940

f. Alamat email : [email protected]

5. Anggota Pelaksana Kegiatan : 2 orang.

6. Dosen Pendamping

a. Nama Lengkap dan Gelar : Dwi Linna Suswardany, SKM, MPH

b. NIK : 862

7. Alamat Rumah dan No.Telp : Jiwan RT 02, RW 06, Ngemplak,

Kartasura, Sukoharjo / 081804539132

8. Biaya Kegiatan Total : Rp 7.491.750,00

Dikti : 6 bulan

Surakarta, Juni 2011

Menyetujui

Ketua Program Studi

( Yuli kusumawati, SKM, M.Kes (Epid))

NIK. 863

Ketua Pelaksana Kegiatan

(Qori Pratiwi )

NIM. J 410 080 008

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan

(Prof. Dr. H. Absori, SH, M.Hum)

NIK. 535

Dosen Pendamping

(Dwi Linna Suswardany, SKM, MPH)

NIK. 862

Page 3: Lap Akhir PKMM

ii

ABSTRAK

Pelatihan Keterampilan Merawat Diri pada Penderita Kusta dan

Keluarganya di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Padas

Kabupaten Ngawi Jawa Timur

Tingkat kecacatan penderita kusta di Puskesmas Padas lebih tinggi dari tingkat

kecacatan penderita kusta di Kabupaten Ngawi. Kecacatan dapat dicegah,

diantaranya dengan melakukan perawatan diri secara tepat dan teratur, serta

disertai dukungan keluarga yang kuat. Tujuan PKMM ini adalah untuk melatih

penderita kusta agar mampu merawat diri dengan tepat dan meningkatkan

dukungan keluarga penderita dalam upaya perawatan diri penderita kusta. Metode

yang digunakan dalam kegiatan adalah pelatihan dengan praktik yang terbagi

menjadi tiga tahap, yaitu tahap persiapan, pelaksanaan, dan follow up. Dari 110

undangan yang disebarkan, sebanyak 76 (69%) penderita kusta dan 47 (42,17%)

keluarga penderita kusta mendapat manfaat pelatihan. Setelah penyuluhan,

keluarga kusta mulai mengenal penyakit kusta dan mengetahui cara perawatan diri

dengan rata-rata skor pengetahuan lebih dari 50% benar sebanyak 72%,

sedangkan pada penderita kusta, skor benar meningkat dari rata-rata 50% benar

menjadi rata-rata di atas 60% benar. Keterampilan penderita kusta diuji saat post-

test dan hanya 16,7% yang tidak menjawab dengan lengkap dan tepat. Setelah

satu bulan pelatihan, hasil follow up menunjukkan bahwa dari 35 penderita kusta

yang diwawancarai, 74,3% memiliki pengetahuan yang baik. Penderita yang telah

melakukan perawatan diri dengan tepat untuk cacat pada tangan sebanyak 60%,

cacat pada kaki sebanyak 58%, dan cacat pada mata sebanyak 60%. Dari 25

keluarga penderita kusta yang diwawancarai saat follow up, sebanyak 72%

memiliki pengetahuan yang cukup baik tentang kusta dan 56% menyatakan telah

mendukung dan mengingatkan penderita kusta untuk merawat diri dengan benar

dan teratur.

Kata Kunci : Kusta, Cacat Kusta, Keterampilan merawat diri.

Page 4: Lap Akhir PKMM

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin. Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah

SWT atas rahmat serta hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan

Akhir Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Pengabdian Masyarakat ini.

Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW.

Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Orang Tua yang selalu mendoakan dan mendukung kami dalam

menyelesaikan kegiatan pengabdian masyarakat ini.

2. Masyarakat anggota Paguyuban Harapan Kita yang dengan sabar mengikuti

pelatihan serta menerima kedatangan kami dengan baik.

3. Dwi Linna Suswardany, SKM, MPH, selaku dosen pembimbing PKM-M

yang selalu mengarahkan, mendukung dan memotivasi kami dalam

melaksanakan pengabdian masyarakat ini .

4. Yuli Kusumawati, SKM,M.Kes(Epid), selaku Kepala Program Studi

Kesehatan Masyarakat FIK UMS.

5. Arif Widodo,A.Kep., M.Kes, selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Surakarta.

6. dr. Heri Nurfahrudin, Selaku Kepala Puskesmas Kecamatan Padas Kabupaten

Ngawi yang telah memberikan izin untuk melaksanakan Pengabdian

Masyarakat.

7. Katon Prasetya, S.Kep,Ners, selaku pembimbing di Paguyuban Harapan Kita

di Puskesmas Padas dan pembimbing kami selama di Puskesmas Padas.

8. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ngawi yang telah memberikan izin untuk

melaksanakan Pengabdian Masyarakat dan pembekalan.

9. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI), LPPM UMS, dan Prodi

Kesehatan Masyarakat FIK UMS yang telah mendukung dan mendanai

kegiatan pengabdian masyarakat.

10. Dan semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung turut

membantu dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini.

Surakarta, Juni 2011

Penulis

Page 5: Lap Akhir PKMM

iv

DAFTAR ISI

LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN ................................... i

ABSTRAK .............................................................................................. iii

KATA PENGANTAR ............................................................................ iv

I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1

Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1

Perumusan Masalah ............................................................................. 2

Tujuan Program ................................................................................... 3

Luaran yang Diharapkan ..................................................................... 3

Kegunaan Program ............................................................................... 4

II. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN .................... 4

III. METODE PENDEKATAN ............................................................. 4

IV. PELAKSANAAN PROGRAM ........................................................ 7

Waktu dan Tempat Pelaksanaan .......................................................... 7

Tahapan Pelaksanaan/Jadwal Faktual Pelaksanaan ............................ 7

Instrumen Pelaksanaan ....................................................................... 8

Rancangan dan Realisasi Biaya ........................................................... 8

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 11

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 13

LAMPIRAN

Page 6: Lap Akhir PKMM

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penyakit kusta pada saat ini masih menjadi salah satu masalah

kesehatan di dunia. Kecacatan yang sering timbul akibat penyakit Kusta

merupakan ancaman terhadap sumber daya manusia baik dari segi

kesehatan maupun sosial dan ekonomi (Amiruddin, 2005). Penyakit ini

umumnya masih terdapat di negara-negara sedang berkembang (Siregar,

2004), beriklim tropis atau subtropsis (Brown, 2005) serta hidup dengan

tingkat sosial ekonomi rendah (Kosasih et al., 2007). Prevalensi kusta di

seluruh dunia pada awal tahun 2009 mengalami peningkatan 0,11%

(213.036 kasus) (WHO, 2009), dibandingkan pada awal tahun 2008

(212.802 kasus) (WHO, 2008). Mayoritas penderita kusta berasal dari

negara India sebesar 134.184 kasus, Brazil 38.914 kasus (WHO, 2009),

dan Indonesia (17.441 kasus) (Depkes RI, 2009).

Indonesia telah mencapai indikator eliminasi kusta yang ditetapkan

World Health Organization (WHO) yaitu kurang dari 1 per 10.000

penduduk pada 2008 (Kosasih et al., 2007), namun belum berhasil

menurunkan tingginya angka kecacatan akibat kusta. Cacat tingkat dua

merupakan salah satu indikator lanjutan untuk melihat keberhasilan

eleminasi kusta (Rachmat, 2006; Depkes, 2007). Proporsi kecacatan

tingkat dua di Indonesia tahun 2008 adalah 9,56% (Depkes RI, 2009).

Tingginya proporsi kecacatan tingkat 2 yang ditandai terjadinya

kerusakan fisik pada tubuh yang terlihat oleh mata ini menunjukkan

kinerja petugas dalam upaya penemuan kasus masih kurang efektif

(Depkes RI, 2007) serta tindak lanjut hasil penemuan kasus yang kurang

diperhatikan.

Propinsi Jawa Timur pada tahun 2009 memiliki proporsi cacat

tingkat dua tertinggi di Indonesia, yaitu sebesar 572 kasus (11,64%)

dengan Prevalensi Rate (PR) 1,62 per 10.000 penduduk (Depkes RI,

2009). Meskipun di Kabupaten Ngawi memiliki jumlah penderita kusta

dengan tingkat kecacatan yang lebih rendah dari standard nasional,

namun tidak demikian dengan kejadian cacat kusta tingkat dua di wilayah

Page 7: Lap Akhir PKMM

2

kerja Puskesmas Padas. PR di Puskesmas Padas sebesar 0,9 per 10.000

penduduk (Dinkes, 2009), dengan proporsi penderita cacat tingkat dua

yang tergolong tinggi sebanyak 35 orang (30,43%) (Puskesmas Padas,

2009).

Kecacatan kusta dapat dicegah bila penderita kusta lebih cepat

ditemukan oleh petugas atau penemuan kasus secara aktif ditingkatkan,

karena metode penemuan penderita berhubungan secara signifikan

dengan tingkat kecacatan penderita kusta (Firnawati, 2010). Jika sudah

diketahui menderita kusta, pencegahan kecacatan dapat dilakukan oleh

penderita kusta dengan melakukan perawatan diri. Perawatan ini meliputi

pemeriksaan tubuh sampai merawat luka pada bagian-bagian yang terjadi

kerusakan fisik agar tidak terjadi kerusakan lebih lanjut.

Firnawati (2010) menyatakan bahwa perawatan diri merupakan

salah satu variabel penentu risiko terjadinya kecacatan pada penderita

kusta di Puskesmas Padas. Afandi (2010) menguatkan hasil penelitian

tersebut dengan mencari beberapa faktor yang berhubungan dengan

perawatan diri dan menemukan fakta rendahnya keterampilan perawatan

diri dengan benar pada penderita kusta. Hasil penelitian tersebut

menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara tingkat

kecacatan kusta dengan upaya pencegahan kecacatan kusta di Kabupaten

Ngawi. Pada penelitian tersebut peran keluarga turut menentukan

keberhasilan pelaksanaan upaya perawatan diri pada penderita kusta.

Berlandaskan pada pentingnya upaya perawatan diri untuk

mencegah kecacatan pada penderita kusta dan pentingnya peran keluarga

guna kesuksesan upaya perawatan diri, maka penulis mengadakan

pengabdian masyarakat yang berjudul “Pelatihan Keterampilan Merawat

Diri pada Penderita Kusta dan Keluarganya di Wilayah Kerja Kecamatan

Padas Kabupaten Ngawi Jawa Timur.”

B. Rumusan Masalah

Uraian ringkas dalam latar belakang masalah memberi dasar

untuk melakukan Pengabdian Masyarakat pada penderita kusta di wilayah

kerja Kecamatan Padas Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Pengabdian

Page 8: Lap Akhir PKMM

3

Masyarakat dalam program kegiatan ini memberikan keterampilan dalam

perawatan diri penyakit kusta. Hal ini mengingat masih banyaknya

penderita kusta dan keluarganya yang belum mengetahui perawatan diri

dengan benar untuk mencegah terjadinya kecacatan dan agar tidak menjadi

sumber penularan penyakit kusta pada orang lain. Pentingnya peran aktif

keluarga dalam perawatan diri menyebabkan pelatihan terhadap mereka

pun merupakan kebutuhan yang cukup mendesak.

C. Tujuan

Adapun tujuan dari program ini adalah :

1. Penderita kusta dan keluarganya mengetahui cara perawatan diri

penyakit kusta dengan benar.

2. Penderita kusta dapat menerapkan perawatan diri dengan benar.

3. Keluarga penderita kusta dapat memberikan dukungan pada penderita

untuk melakukan perawatan diri dengan benar.

D. Luaran yang Diharapkan

Luaran langsung yang telah didapatkan dari program ini adalah:

1. Penderita kusta dan keluarganya mempunyai kemampuan dalam

merawat diri dengan baik dan benar.

2. Keluarga penderita kusta mendukung pelaksanaan perawatan diri

pada penderita kusta.

Luaran jangka panjang yang diharapkan dari program ini adalah:

1. Mengurangi risiko penularan penyakit kusta pada orang lain.

2. Mencegah terjadinya kecacatan pada penderita kusta.

3. Menurunkan angka kecacatan kusta tingkat dua di wilayah kerja

Puskesmas Padas.

E. Kegunaan Program

Adapun kegunaan program kegiatan ini adalah :

1. Bagi Penderita Kusta

Memberikan keterampilan bagi penderita kusta dalam merawat diri

dengan baik, benar, dan teratur.

Page 9: Lap Akhir PKMM

4

2. Bagi Keluarga Penderita Kusta

Menambah pengetahuan keluarga tentang cara merawat penderita

kusta serta menumbuhkan perhatian keluarga dalam membantu proses

perawatan diri pada keluarganya yang menderita kusta.

II. GAMBARAN MASYARAKAT SASARAN

Sebagian besar penderita kusta di Puskesmas Padas berjenis kelamin

laki-laki dengan tingkat pendidikan SD, serta bekerja sebagai petani.

Penderita kusta pada puskesmas ini tersebar di seluruh desa dengan jumlah

terbanyak pada Desa Tambakromo. Sebagian besar penderita kusta

tersebut berumur lebih dari 17 tahun dan sudah kawin. Para penderita kusta

memiliki wadah yang difasilitasi oleh Puskesmas Padas dan dinamai

Paguyuban Harapan Kita.

Paguyuban Harapan Kita merupakan paguyuban yang diperuntukkan

bagi para penderita kusta di wilayah kerja Puskesmas Padas dan sekitarnya.

Paguyuban ini mengadakan pertemuan bulanan setiap Selasa Pon di

Puskesmas Padas. Pada pertemuan ini diadakan silaturahim dan ceramah

pembinaan dari petugas kusta Puskesmas Padas. Materi yang diberikan

berkisar tentang penyakit kusta dan perawatan diri terhadap penyakit kusta.

Meskipun telah dilakukan ceramah bulanan, namun hasil penelitian terbaru

menunjukkan perawatan diri yang dilakukan oleh 37,5% penderita kusta

belum benar (Afandi, 2010). Hasil penelitian yang dilakukan pada

penderita kusta di Kabupaten Ngawi, termasuk di Puskesmas Padas,

tersebut juga menunjukkan masih ada 27,1% penderita yang belum

mendapatkan dukungan dari keluarganya dalam upaya perawatan diri.

Padahal, dukungan keluarga merupakan variabel yang menentukan salah

suksesnya perawatan diri. Penderita kusta yang teratur dan benar dalam

melakukan perawatan diri, memiliki keluarga yang menunjukkan dukungan

terhadap upaya perawatan diri.

III. METODE PENDEKATAN

Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah penyuluhan dan

pelatihan dengan praktik. Kegiatan PKMM ini dilaksanakan dalam tiga

tahap, yaitu tahap persiapan, pelaksanaan, dan follow up untuk mengukur

Page 10: Lap Akhir PKMM

5

keberhasilan pelatihan setelah satu bulan.

A. Tahap Persiapan dan Pre-Test

Persiapan kegiatan PKMM meliputi persiapan internal dan

eksternal. Persiapan internal berupa kegiatan peningkatan komitmen

terhadap pelaksanaan PKMM sampai akhir, pembagian tugas dan

tanggung jawab tim PKMM, pembekalan ulang materi perawatan diri

kusta, pembuatan kuesioner pre-test, post-test, materi penyuluhan dan

pelatihan, serta pembuatan form follow up. Tahap persiapan ini dilakukan

dengan terus berkonsultasi kepada pembimbing baik bertatap muka

langsung maupun melalui email. Adapun tahap persiapan eksternal

meliputi kegiatan pengurusan perizinan yang berlangsung sekitar 2

minggu, dan diselingi serta diikuti dengan kegiatan mengenal calon

peserta pelatihan. Tim PKMM berusaha mendekat dan mengenal lebih

jauh calon peserta pelatihan dengan mengunjungi calon peserta yang

sedang di rawat di rumah sakit bersama rombongan Paguyuban Harapan

Kita (1 Maret 2011). Pengenalan kedua (5 April 2011) dengan mengikuti

pertemuan rutin sekaligus menyebarkan kuesioner untuk mengetahui data

awal pengetahuan dan ketrampilan perawatan diri responden. Hasil

penyebaran kuesioner ini menunjukkan 91,67% responden memiliki

pengetahuan yang kurang tentang penyakit kusta, dan hanya 8,33% yang

melakukan perawatan diri dengan benar dan teratur.

B. Pelaksanaan

Kegiatan utama dilaksanakan selama 4 hari pada 7-10 April 2011.

Karena rangkaian kegiatan ini membutuhkan banyak orang dalam

pelaksanaannya, tim PKMM melibatkan 3 orang alumni Prodi Kesehatan

Masyarakat FIK UMS yang dulu mengambil skripsi dengan tema kusta

dan telah bergaul lebih lama dengan penderita kusta, serta 3 orang kakak

tingkat yang sedang mengerjakan skripsi dengan tema kusta dan

merupakan kelanjutan dari Program PKMM ini. Enam orang tersebut

bertugas menyiapkan snack dan uang pengganti transport peserta

pelatihan, resepsionis, serta seksi perlengkapan. Pelaksanaan kegiatan

Page 11: Lap Akhir PKMM

6

PKMM dibagi dalam beberapa tahap agar pelatihan dapat berjalan

dengan lancar sekaligus terukur hasilnya. Tahapan pelaksanaan tersebut

meliputi:

C. Penyuluhan

Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah metode

ceramah dan tanya jawab. Tim PKMM memberi materi tentang dasar-

dasar penyakit kusta, penyebabnya, bagaimana cara penularannya,

pengobatan kusta, pencegahan kecacatan kusta secara umum, dan

perawatan diri pada penderita sesuai dengan kondisi cacatnya.

Penyuluhan dilaksanakan di ruang pertemuan Puskesmas Padas dan

mendatangi rumah beberapa rumah penderita yang tidak memenuhi

undangan. Keseluruhan sebanyak 123 peserta yang mendapatkan

penyuluhan (76 penderita kusta dan 47 keluarga penderita kusta), namun

yang datang ke Puskesmas untuk mendapatkan penyuluhan dan pelatihan

hanya 66 penderita kusta dan 37 keluarganya. Sebanyak 10 penderita

kusta dan keluarganya didatangi ke rumah masing-masing (door to door)

untuk mendapatkan penyuluhan dan pelatihan ini.

D. Pelatihan perawatan diri

Pelatihan dilakukan di luar geduang pertemuan dengan memasang

tenda demi kenyamanan peserta dan kemudahan proses pelatihan karena

terdapat alat bantu seperti ember yang berisi air, minyak goreng, dan batu

apung, yang tidak memungkinkan bila dilaksanakan di ruang pertemuan

seperti saat penyuluhan. Peserta pelatihan dibagi menjadi tiga kelompok

cacat, yaitu cacat pada mata (10), cacat pada tangan (20), dan cacat pada

kaki (30), serta mantan penderita (6). Masing-masing tim PKMM

memberikan pelatihan pada setiap kelompok pelatihan tersebut. Para

peserta pelatihan bergiliran memasuki kelompok pelatihan karena setiap

kelompok hanya diisi maksimal 5 orang penderita beserta keluarganya.

Pelatihan ini selain dilakukan dengan peragaan oleh tim PKMM, juga

dilakukan praktik oleh setiap peserta pelatihan disaksikan oleh

keluarganya yang duduk di sebelahnya. Setelah pelatihan selesai, tim

PKMM melakukan post-test dengan pertanyaan terbuka untuk mengkaji

Page 12: Lap Akhir PKMM

7

kembali apakah materi pelatihan sudah diterima dengan baik oleh para

peserta atau belum.

E. Follow up

Follow up adalah kegiatan kunjungan ke pertemuan rutin Selasa

Pon (10 Mei 2011), satu bulan setelah pelatihan dilakukan. Follow up

dilakukan untuk mengukur keberhasilan pelatihan jangka pendek serta

untuk mempertegas besarnya manfaat yang diperoleh penderita kusta dan

keluarganya. Tim PKMM melakukan sampling dalam pengukuran

pengetahuan dan perilaku penderita dalam merawat diri serta pengukuran

pengetahuan dan dukungan keluarga terhadap pelaksanaan perawatan diri

penderita kusta. Sebanyak 35 penderita dan 25 keluarganya dipilih secara

acak untuk diwawancarai dan diukur pengetahuan serta ketepatan dan

keteraturannya dalam perawatan diri. Tidak semua keluarga yang

mengikuti pelatihan dulu ada di rumah, sehingga hanya 25 keluarga

penderita kusta saja yang berhasil diwawancarai.

IV. PELAKSANAAN PROGRAM

A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Keseluruhan program dilaksanakan dari bulan Februari-Juni 2011

dan menggunakan aula Puskesmas Padas sebagai tempat utama kegiatan

serta rumah masing-masing warga sebagai tempat tambahan bagi

penderita kusta dan keluarganya yang tidak datang pada saat pelatihan

berlangsung.

B. Tahapan Pelaksanaan /Jadwal Faktual Pelaksanaan

NNo Kegiatan Februari Maret April Mei Juni

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Persiapan

a. Perizinan

b. Pendekatan dan

perkenalan dengan

anggota Paguyuban

Harapan Kita

N

o

Kegiatan Februari Maret April Mei Juni

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

c. Penyebaran undangan

d. Pre test

Page 13: Lap Akhir PKMM

8

C. Instrumen Pelaksanaan

Instrumen yang digunakan dalam pengabdian ini yaitu kuesioner

untuk Pre test, Post test dan Follow up kemudian intrumen yang

digunakan dalam pelaksanaan pengabdian antara lain peralatan pelatihan

perawatan diri misalnya batu apung, minyak goreng, kacamata, handuk

kecil, dll. Kemudian kami juga menyediakan tenda agar proses pelatihan

nyaman dan tidak terasa panas.

D. Rancangan dan Realisasi Biaya

1. Neraca Pemasukan dan Pengeluaran

e. Penyiapan alat dan

bahan pelatihan

2 Pelaksanaan pelatihan

3 Follow Up

4 Pembuatan laporan

kemajuan

5 Monev

6 Pembuatan laporan akhir

No Keterangan Total (Rp)

Pemasukan

1. 70 % dana dari dikti 3.291.750,00

2. Dana Pengabdian Kolaboratif Dosen-Mahasiswa 600.000,00

3. Dana dari Prodi Kesehatan Masyarakat 2.016.453,00

TOTAL 5.908.203,00

Pengeluaran

1. Konsumsi 1.327.600,00

2. Habis pakai 116.400,00

3. Peralatan penunjang PKM 3.002.900,00

4. Perjalanan 1.211.303,00

5. Lain – lain 250.000,00

TOTAL 5.908.203,00

Saldo Pemasukan-Pengeluaran 0

Page 14: Lap Akhir PKMM

9

2. Rincian Pengeluaran

a. Konsumsi

No Pengeluaran Satuan Jumlah (Rp)

1. Makan pelatihan 165.500,00

2. Makan follow up 37.500,00

3. Minum pelatihan 22.500,00

4. Air mineral 17 x @ Rp

1.300,00

22.100,00

5. Snack peserta pelatihan 1.080.000,00

TOTAL Rp 1.327.600,00

b. Habis Pakai

No Pengeluaran Satuan Jumlah (Rp)

1. Fotocopy A4 138 18.000,00

2. Fotocopy buram 120 x @ Rp 80,00 9.600,00

3. Fotocopy A4 &

buram

48.900,00

4. Print, fotocopy, jilid 27.900,00

5. ATK 12.000,00

TOTAL Rp 116.400,00

b. Peralatan dan Administrasi Penunjang PKM

No Pengeluaran Satuan Jumlah (Rp)

1. Ember 100x @Rp 5.000,00 500.000,00

2. Minyak goreng &

dettol

33.200,00

3. Kacamata 1 x @ Rp 17.000,00 17.000,00

4. Batu apung 13.500,00

5. Sarung 29.900,00

6. Gunting kuku, dll 39.800,00

7. Tenda 500.000,00

Page 15: Lap Akhir PKMM

10

8. Vendel 50.000,00

9. Obat-obatan 39.500,00

10. Bantuan transport

penderita & keluarga

[email protected],00 1.230.000,00

11. Sumbangan untuk Kas paguyuban 100.000,00

12. Biaya administrasi pembimbing Lapangan 1

& 2 (Puskesmas), serta 3 (DKK)

450.000,00

TOTAL Rp 3.002,900,00

c. Perjalanan

No Pengeluaran Satuan Jumlah (Rp)

Kegiatan Persiapan

1. Bis PP 7 x 2 x @9.000 126.000,00

2. Bis P 1 x 1 x @9.000 9.000,00

3. Tiket peron terminal 8 x @200 1.600,00

4. Bensin 44.736,00

Kegiatan Pelaksanaan Penyuluhan dan Pelatihan

5. Bensin 70.672,00

6. Biaya sopir sewa mobil untuk dosen

pembimbing

300.000,00

Kegiatan Follow Up

7. Bensin 74.295,00

8. Bantuan transport Support Group 35.000,00

9. Bantuan transport Alumni 550.000,00

TOTAL Rp1.211.303,00

d. Lain-lain

No Pengeluaran Satuan Jumlah (Rp)

1.

2.

Sewa kos

Komunikasi

150.000,00

100.000,00

TOTAL 250.000,00

Page 16: Lap Akhir PKMM

11

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Jumlah peserta yang diundang dan yang datang

Setelah melakukan penghitungan ulang, banyaknya jumlah

penderita kusta di Paguyuban harapan kita saat pelatihan kusta dilakukan

adalah 110 orang. Tim PKMM menyebarkan undangan untuk penderita

dan keluarganya, masing-masing sebanyak 110. Yang hadir dalam

penyuluhan 66 penderita (60%) penderita kusta dan 37 (33,6%) keluarga

penderita kusta. Hal ini dinyatakan oleh pembimbing lapangan, yang juga

petugas penyuluh kusta, sebagai hal yang sangat baik karena baik

penderita dan keluarganya mau berkomitmen untuk datang dan mengikuti

acara ini. Biasanya, penderita kusta yang datang ke pertemuan rutin Selasa

Pon hanya berkisar antara 30-40 orang setiap bulannya. Apalagi penderita

juga berhasil mengajak keluarganya untuk datang, ini menunjukkan

antusias penderita untuk berhasil merawat diri dan mencegah dirinya

mengalami kecacatan yang lebih buruk. Namun, tim PKMM ingin

meningkatkan jumlah penderita dan keluarganya yang mendapatkan

manfaat pelatihan ini, oleh karena itu tim PKKM kemudian mendatangi

penderita (door to door) yang tidak hadir ke Puskesmas untuk diberi

penyuluhan dan pelatihan di rumah masing-masing. Karena letak rumah

penderita kusta yang terpencar dan jarak yang jauh antar rumah tersebut,

tim PKMM hanya mampu mendatangi 10 rumah, yang berarti

mendapatkan 20 tambahan peserta yang diberi penyuluhan dan pelatihan.

Dengan demikian, dari 110 undangan yang disebarkan, tercapai 76 (69%)

penderita kusta dan 47 (42,17%) keluarga penderita kusta yang mendapat

manfaat pelatihan. Meskipun ada sebanyak 63 (57,27%) keluarga tidak

hadir dalam pertemuan, ini menunjukkan masih adanya kesenjangan

dukungan keluarga antara penderita kusta satu dengan lainnya yang

membutuhkan tindak lanjut agar peran keluarga dalam mendukung

perawatan diri penderita kusta dapat meningkat.

Page 17: Lap Akhir PKMM

12

2. Peningkatan pengetahuan penderita kusta dan keluarganya tentang

perawatan diri

Sebelum dilakukan penyuluhan 100% keluarga penderita sama

sekali tidak tahu cara merawat diri dengan benar pada penderita kusta.

Setelah penyuluhan, keluarga kusta mulai mengenal penyakit kusta dan

mengetahui cara perawatan diri dengan rata-rata skor pengetahuan lebih

dari 50% benar sebanyak 72%. Sementara itu, pada penderita kusta,

setelah dilakukan penyuluhan, skor benar meningkat dari rata-rata 50%

benar menjadi rata-rata di atas 60% benar. Peningkatan pengetahuan

peserta pelatihan ini menunjukkan keberhasilan tim PKMM dalam transfer

materi tentang penyakit kusta dan cara merawat diri penderita kusta.

3. Pelatihan perawatan diri dan Post-Test

Seluruh peserta yang mengikuti penyuluhan tetap sabar dan

bergiliran menunggu saatnya dilatih oleh tim PKMM. Tidak ada satu pun

penderita ataupun keluarganya yang pulang sebelum berakhirnya

rangkaian acara PKMM. Langsung setelah pelatihan, tim PKMM

menanyakan kembali (post-test) cara merawat diri pada penderita kusta,

hanya 16,7% yang tidak menjawab dengan lengkap dan tepat pertanyaan

tim PKMM. Hal ini menunjukkan terjadinya penyerapan pengetahuan dan

ketrampilan pada penderita dan keluarganya dan merupakan indikator

keberhasilan pelatihan yang dilakukan saat itu.

4. Follow Up

Pengetahuan dan perilaku perawatan diri hanya akan menjadi baik

dan bermanfaat untuk mencegah kecacatan bila dilakukan secara tepat dan

terus menerus. Oleh karena itu tim PKMM melakukan follow up dengan

menyebarkan kuesioner kepada sebagian penderita dan keluarganya

(sampling) untuk mengkaji hasil pelatihan setelah satu bulan. Hasil follow

up menunjukkan bahwa dari 35 penderita kusta yang diwawancarai, 74,3%

memiliki pengetahuan yang baik dengan skor benar lebih dari 60%,

penderita yang telah melakukan perawatan diri dengan tepat untuk cacat

pada tangan sebanyak 60%, cacat pada kaki sebanyak 58, dan cacat pada

Page 18: Lap Akhir PKMM

13

mata sebanyak 60%. Sedangkan penderita yang teratur melakukan

perawatan diri sebanyak 70% pada penderita cacat mata, 75% pada

penderita cacat tangan, dan 80% pada penderita dengan cacat pada kaki.

Dari 25 keluarga penderita kusta yang diwawancarai, sebanyak 72%

memiliki pengetahuan yang cukup baik tentang kusta dan 56%

menyatakan telah mendukung dan mengingatkan penderita kusta untuk

merawat diri dengan benar dan teratur.

Selain ketiga hal tersebut, terdapat hal lain yang juga menunjukkan

keberhasilan kegiatan PKMM ini, yaitu jalinan kerjasama yang bagus antar

anggota tim PKMM, antara tim PKMM dengan dosen pembimbing,

dengan alumni dan kakak tingkat, dengan penderita kusta dan keluarganya,

serta dengan pembimbing lapangan dan pegawai Puskesmas Padas yang

terkait dengan pelaksanaan kegiatan ini.

VII. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Kegiatan pelatihan perawatan diri pada penderita kusta ini telah

meningkatkan ketrampilan penderita dalam merawat diri sesuai

dengan jenis kecacatannya.

2. Sebanyak 100% keluarga penderita yang tidak mengetahui cara

perawatan diri sebelum pelatihan dilakukan. Hasil follow up

menunjukkan dari 25 keluarga penderita kusta yang

diwawancarai, sebanyak 72% memiliki pengetahuan yang cukup

baik tentang kusta dan perawatan diri pada penderita kusta.

3. Pelatihan ini telah meningkatkan pula dukungan keluarga pada

penderita kusta dalam bentuk peringatan keteraturan perawatan

diri maupun bantuan dalam proses perawatan diri.

B. Saran

1. Pada pertemuan bulanan penderita kusta di Paguyuban Harapan

Kita sebaiknya ditambahkan praktik atau setidaknya demo untuk

meningkatkan keterampilan penderita dalam merawat diri dan

bukan hanya ceramah. Upaya peningkatan motivasi penderita

dalam merawat diri dengan teratur dan tepat juga perlu diberikan

Page 19: Lap Akhir PKMM

14

pada pertemuan rutin tersebut.

2. Puskesmas Padas sebaiknya mulai melakukan sosialisasi

pentingnya dukungan keluarga dalam perawatan diri bagi

penderita kusta beserta bentuk-bentuk dukungan yang dapat

diberikan oleh keluarga penderita kusta. Sosialisasi ini dapat

berupa spanduk, poster, ataupun leaflet sederhana.

3. Dinas Kesehatan Kabupaten Ngawi sebaiknya menyediakan buku

saku bagi penderita kusta sebagai rujukan dalam merawat diri

serta sebagai alat bantu untuk mengontrol ketepatan dan

keteraturan penderita dalam merawat diri.

Page 20: Lap Akhir PKMM

15

LAMPIRAN

Alat dan Bahan Pelatihan Formasi Tempat Pelatihan

Suasana Penyuluhan di Aula Puskesmas Padas

Pelatihan Merawat Diri Penderita Kusta dengan Cacat pada Mata

Page 21: Lap Akhir PKMM

16

Pelatihan Merawat Diri Penderita Kusta dengan Cacat pada Tangan

Pelatihan Merawat Diri Penderita Kusta dengan Cacat pada Kaki

Penderita dengan Cacat pada Kaki Ulkus pada Kaki

Page 22: Lap Akhir PKMM

17

A. BIODATA PELAKSANA KEGIATAN

I. Ketua Pelaksana Kegiatan

1. Nama Lengkap : Qori Pratiwi

2. Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 12 Mei 1990

3. Alamat : Sendang RT 01, RW 02, Kepuhsari,

Manyaran, Wonogiri

4. Fakultas/Program Studi : Ilmu Kesehatan / Kesehatan

Masyarakat S1

5. Semester : VI

6. Riwayat Pendidikan :

a. SD Negeri VI Kepuhsari Manyaran 1996 - 2002

b. SLTP Negeri II Kepuhsari Manyaran 2002 - 2005

c. SMA MTA Surakarta 2005 - 2008

d. Universitas Muhammadiyah Surakarta 2008 - Sekarang

7. No. HP / email : 085 725 516 635/

[email protected]

8. Pengalaman Organisasi :

a. DPM FIK 2010 - sekarang

b. UKM PKMD 2008 - sekarang

c. PAMI 2010 - sekarang

d. ISMKMI 2008 - sekarang

e. Ketua HMP Kesehatan Masyarakat 2008 - 2010

9. Karya Tulis yang pernah dibuat :

a. Upaya Pencegahan Penularan Penyakit HIV dan AIDS dengan

Peningkatan Keterampilan Personal pada Wanita Pekerja Seks

Komersial (WPS) di LSM SPEK HAM Surakarta

b. Nasi Sebagai Bahan Dasar Empek – Empek

Surakarta, Juni 2011

(Qori Pratiwi)

Page 23: Lap Akhir PKMM

18

II. Anggota Pelaksana Kegiatan I

1. Nama Lengkap : Nasrudin Purwonugroho

2. Tempat/Tanggal Lahir : Muara Bungo, 20 November 1990

3. Alamat : Jl. Yogyakarta RT.15 RW.05,

Kuamang Kuning, Muara Bungo,

Jambi

3. Fakultas/Program Studi : Ilmu Kesehatan/ Kesehatan

Masyarakat S1

4. Semester : III

5. Riwayat Pendidikan :

a. SD 185 1997 - 2003

b. SMP Negeri 3 Pelepat Ilir 2003 - 2006

c. SMA Negeri 1 Pelepat Ilir 2006 - 2009

d. Universitas Muhammadiyah Surakarta 2009 - sekarang

6. No. HP / email : 081 274 108 366

7. Pengalaman Organisasi :

a. HMP Kesehatan Masyarakat 2009 - sekarang

b. ISMKMI 2009 - sekarang

c. PAMI 2010 - sekarang

d. UKM PKMD 2010 - sekarang

8. Karya Tulis yang pernah dibuat : -

Surakarta, Juni 2011

(Nasrudin Purwonugroho)

Page 24: Lap Akhir PKMM

19

III. ANGGOTA PELAKSANA II

1. Nama Lengkap : Bherta Eka Andryani

2. Tempat/Tanggal Lahir : Pekanbaru, 01 Maret 1991

3. Alamat : Perumahan Persada Indah I Jl. Dua.

Blok. C2 No. 60 RT.03 RW. 07,

Perawang, Siak, Riau.

4. Fakultas/Program Studi : Ilmu Kesehatan/ Kesehatan

Masyarakat S1

5. Semester : III

6. Riwayat Pendidikan :

a. SD YPPI 1997 - 2003

b. SLTP YPPI 2003 - 2006

c. SMA Negeri 1 Tualang 2006 - 2009

d. Universitas Muhammadiyah Surakarta 2009 - sekarang

7. No. HP / email : 085 271 421 716

8. Pengalaman Organisasi

a.Muhammadiyah English Course 2009

b.HMP Kesehatan Masyarakat 2009 - sekarang

c.ISMKMI 2009 - sekarang

d.PAMI 2010 - sekarang

9. Karya Tulis yang pernah dibuat : -

Surakarta, Juni 2011

(Bherta Eka Andryani)

Page 25: Lap Akhir PKMM

20

BIODATA

Nama : Dwi Linna Suswardany, SKM, MPH.

Alamat korespondensi : Prodi Kesehatan Masyarakat Fak. Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Surakarta. Jl. A. Yani,

Tromol Pos I, Pabelan, Surakarta

Telp./Faks (kantor) : (0271) 717417/ Fax (0271) 715448

HP : 0818 045 39 132/ 081 328 540 543

E-mail : [email protected] atau [email protected]

Pengalaman Mendampingi Mahasiswa PKM:

1. Ani Setyaningsih, dkk. Pembuatan Briket Biomassa dari Sampah Organik,

Peserta Pameran Teknologi PIMNAS IX, Surakarta, 2004. Didanai UMS.

2. Ani Setyaningsih, dkk. PKM Penulisan Artikel Ilmiah. Hubungan antara Lama

Kerja dengan Penurunan Kapasitas Fungsi Paru pada Pekerja Perajin Tembaga

di Boyolali. Juara III. PIMNAS X, Bandung 2005. Didanai Dikti.

3. Novita dkk. PKMM. Penerapan Reduce, Reuse, dan Recycle pada sampah

organik di Kelurahan Gilingan, Surakarta. 2006. Didanai Dikti.

Surakarta, Juni 2011

Dosen Pendamping

Dwi Linna Suswardany, SKM, MPH.