Pertanyaan Kelompok Gerontik

17
Pertanyaan kelompok dari Nurul Dwi Khairani: 1. Bagaimana pencegahan penurunana fungsi otot? Dijawab oleh Herlinda Lestari : pencegahan penurunan fungsi otot : 1. Olahraga yang tepat dapat meningkatkan mobilitas, kekuatan otot, dan ketahanan. semakin kurang aktif seseorang semakin besar kemungkinan untuk mengalami kehilangan kekuatan dan fleksibilitas otot. 2. Anjurkan untuk berjalan santai namun, setiap jenis olahraga, dari latihan rentang gerak pasif sampai berenang dan aerobik, dapat di lakukan bergantung pada tingkat kebugaran dan kemampuan fungsional klien. beberapa olahraga menahan beban harus dilakukan sehari- hari. 3. Hindari kelelahan dan memelihara keseimbangan yang tepat antara istirahat dan olahraga. 4. Kaji diet klien untuk membantu menurunkan berat badan sambil mempertahankan nutrisi yang tepat. 5. Tekankan perlunya menyertakan kalsium dan mineral serta vitamin yang lain. 6. Ciptakan rumah dan lingkungan sekitarnya yang aman dari kecelakaan. Pertanyaan dari Riska Amilia Haryani: 2. Kenapa osteoporosis sering terjadi di tulang belakang? Dijawab oleh Herlinda Lestari: Fraktur primer yang paling sering ditemukan pada klien dengan osteoporosis adalah vraktur vertebra, fraktur tulang panggung, dan fraktur pergelangan tangan. Fraktur osteoporosis cendrung berkelompok, dan kejadian satu jenis fraktur pada umumnya menunjukkan bahwa pasien beresiko tinggi untuk mengalami fraktur berikutnya pada lokasi yang lain.Fraktur vertebra dan lengan bagian bawah cenderung terjadi lebih awal di banding

description

Pertanyaan Kelompok Gerontik

Transcript of Pertanyaan Kelompok Gerontik

Pertanyaan kelompok dari Nurul Dwi Khairani:

1. Bagaimana pencegahan penurunana fungsi otot?

Dijawab oleh Herlinda Lestari :

pencegahan penurunan fungsi otot :

1. Olahraga yang tepat dapat meningkatkan mobilitas, kekuatan otot, dan ketahanan. semakin kurang aktif seseorang semakin besar kemungkinan untuk mengalami kehilangan kekuatan dan fleksibilitas otot.

2. Anjurkan untuk berjalan santai namun, setiap jenis olahraga, dari latihan rentang gerak pasif sampai berenang dan aerobik, dapat di lakukan bergantung pada tingkat kebugaran dan kemampuan fungsional klien. beberapa olahraga menahan beban harus dilakukan sehari-hari.

3. Hindari kelelahan dan memelihara keseimbangan yang tepat antara istirahat dan olahraga.

4. Kaji diet klien untuk membantu menurunkan berat badan sambil mempertahankan nutrisi yang tepat.

5. Tekankan perlunya menyertakan kalsium dan mineral serta vitamin yang lain.

6. Ciptakan rumah dan lingkungan sekitarnya yang aman dari kecelakaan.

Pertanyaan dari Riska Amilia Haryani:

2. Kenapa osteoporosis sering terjadi di tulang belakang?

Dijawab oleh Herlinda Lestari:

Fraktur primer yang paling sering ditemukan pada klien dengan osteoporosis adalah vraktur vertebra, fraktur tulang panggung, dan fraktur pergelangan tangan. Fraktur osteoporosis cendrung berkelompok, dan kejadian satu jenis fraktur pada umumnya menunjukkan bahwa pasien beresiko tinggi untuk mengalami fraktur berikutnya pada lokasi yang lain.Fraktur vertebra dan lengan bagian bawah cenderung terjadi lebih awal di banding fraktur tulang yang lain, karenan fraktur tersebut terjadi akibat dari stress cidera yang berulang-ulang atau akibat trauma akut. Misalnya: mengangkat beban yang berat pada punggung belakang, sering membungkukkan badan.

Pertanyaan dari Rani Apriyani:

3. Konsumsi susu yang mengandung tinggi kalsium mempunyaoi efekkah untuk mencegah berbagai masalah gangguan tulang pada lansia?

Dijawab oleh Herlinda Lestari:

Asupan kalsium dan vitamin D yang adekuat sangat penting untuk mempertahankan struktur dan integritas tulang.Namun kemampuan gastrointestinal pada lansia untuk mengabsorbsi dan menggunakan diet kalsium menunjukkan suatu kemunduran yang jelas. Oleh karnanya rekomendasi terbaru untuk asupan kalsium bagi lansia adalah antara 1000-1500 mg/hari. Oleh karna itu susu tinggi kalsium juga memiliki efek dalam mencegah masalah pada tulang.

Pertanyaan dari Adis perosandi dijawab oleh sulistyaningsih4. Apakah ada terapi komplementer yang dapat membantu klien mengatasi penurunan fisiologis pada lansia ?Jawab :

Ada.

Berikut adalah terapi komplementer yang dapat diberikan perawat kepada klien :

A. Kompres jahe

Kompres jahe hangat merupakan salah satu manajemen non farmakologi untuk mengurangi tingkat nyeri sendi pada lutut. Kandungan jahe terutama jahe merah (Zingiber Officinale) mengandung komponen minyak atsiri dengan zat aktif shogaol, gingerol, paradol dan zingeron yang bersifat hangat dan dapat melancarkan peredaran darah dalam tubuh. sehingga akan meredakan nyeri dengan mengurangi ketegangan dan meningkatkan perasaan lebih rileks dan nyaman yang akan berpengaruh terhadap penurunan dan pengendalian nyeri sendi. Menurut hasil penelitian Yuswanto (2007) tentang pengaruh kompres hangat terhadap penurunan intensitas nyeri pada lansia mengatakan bahwa kompres jahe hangat dapat mengurangi tingkat nyeri sendi pada lutut, karena jahe (Zingiber Officinale) mengandung komponen minyak atsiri dengan zat aktif shogaol, gingerol, paradol dan zingeron yang bersifat hangat yang dapat melancarkan peredaran darah dalam tubuh sehingga akan meredakan nyeri dengan mengurangi ketegangan dan meningkatkan perasaan lebih rileks dan nyaman.

Penelitian di jerman membuktikan bahwa pemberian jahe pada pasien rematik dan gangguan muskuluskeletal sangat bermanfaat dalam menghilangkan nyeri dan gejala yang berhubungan dengan reumatik. Beberapa pengujian telah memberikan hasil yang baik dengan menghilangnya rasa nyeri, sakit serta peradangan atau pembengkakan. Pada percobaan in vitro, jahe yang berasal dari Indonesia mengandung bahan antirhinovirus yaitu beta-sesquiphelandrone.

Cara Pembuatan Kompres Jahe :

Siapkan satu atau dua ruas rimpang jahe, panaskan rimpang jahe tersebut diatas api atau bara kemudian tumbuk. Tempelkan atau kompres tumbukkan jahe pada daerah yang sakit karena reumatik.

B. Latihan ROM ( Range of Motion)

Tujuan :

Untuk mengurangi kekakuan pada sendi dan kelemahan pada otot yang dapat dilakukan

aktif maupun pasif tergantung dengan keadaan pasien.

Gerakan-Gerakan ROM :

1. Fleksi dan Ekstensi Pergelangan Tangan

Cara :

1. Jelaskan prosedur yang kan dilakukan

2. Atur posisi lengan pasien dengan menjauhi sisi tubuh dan siku menekuk dengan lengan.

3. Pegang tangan pasien dengan satu tang dan tangan yang lain memegang

pergelangan tangan pasien.

4. Tekuk tangan pasien ke depan sejauh mungkin.

5. Catat perubahan yang terjadi.

2. Fleksi dan Ekstensi Siku

Cara :

1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.

2. Atur posisi lengan pasien dengan menjauhi sisi tubuh dengan telapak mengarah ke tubuhnya.

3. Letakkan tangan di atas siku pasien dan pegang tangannya mendekat bahu.

4. Lakukan dan kembalikan ke posisi sebelumnya.

5. Catat perubahan yang terjadi.

3. Pronasi dan Supinasi Lengan Bawah

Cara :

1. Jelaskan Prosedur yang akan dilakukan.

2. Atur posisi lengan bawah menjauhi tubuh pasien dengan siku menekuk.

3. Letakkan satu tangan perawat pada pergelangan pasien dan pegang tangan

pasien dengan tangan lainnya.

4. Putar lengan bawah pasien sehingga telapaknya menjauhinya.

5. Kembalikan ke posisi semula.

6. Putar lengan bawah pasien sehingga telapak tangannya menghadap ke

arahnya.

7. Kembalikan ke posisi semula.

8. Catat perubahan yang terjadi

4. Pronasi Fleksi Bahu

Cara :

1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.

2. Atur posisi tangan pasien disisi tubuhnya.

3. Letakkan satu tangan perawat di atas siku pasien dan pegang tangan pasien

dengan tangan lainnya.

4. Angkat lengan pasien pada posisi semula.

5. Catat perubahan yang terjadi.

5. Abduksi dan Adduksi Bahu

Cara :

1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.

2. Atur posisi lengan pasien di samping badannya.

3. Letakkan satu tangan perawat di atas siku pasien dan pegang tangan pasien

dengan tangan lainnya.

4. Gerakkan lengan pasien menjauh dari tubuhnya kearah perawat (Abduksi).

5. Gerakkan lengan pasien mendekati tubuhnya (Adduksi)

6. Kembalikan ke posisi semula.

7. Catat perubahan yang terjadi.

6. Rotasi Bahu

Cara :

1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.

2. Atur posisi lengan pasien menjauhi tubuh dengan siku menekuk.

3. Letakkan satu tangan perawat di lengan atas pasien dekat siku dan pegang

tangan pasien dengan tangan yang lain.

4. Gerakkan lengan bawah ke bawah sampai menyentuh tempat tidur, telapak

tangan menghadap ke bawah.

5. Kembalikan posisi lengan ke posisi semula.

6. Gerakkan lengan bawah ke belakang sampai menyentuh tempat tidur, telapak

tangan menghadap ke atas.

7. Kembalikan lengan ke posisi semula.

8. Catat perubahan yang terjadi.

7. Fleksi dan Ekstensi Jari-jari

Cara :

1. Jelaskan prosedur yang akan di lakukan.

2. Pegang jari-jari kaki pasien dengan satu tangan, sementara tang lain

memegang kaki.

3. Bengkokkan (tekuk) jari-jari kaki ke bawah

4. Luruskan jari-jari kemudian dorong ke belakang.

5. Kembalikan ke posisi semula.

6. Catat perubahan yang terjadi.

8. Infersi dan efersi kaki

Cara :

1. Jelaskan prosedur yang akan di lakukan.

2. Pegang separuh bagian atas kaki pasien dengan satu jari dan pegang

pergelangan kaki dengan tangan satunya.

3. Putar kaki ke dalam sehingga telapak kaki menghadap ke kaki lainnya.

4. Kembalikan ke posisi semula

5. Putar kaki keluar sehingga bagian telapak kaki menjauhi kaki yang lain.

6. Kembalikan ke posisi semula.

7. Catat perubahan yang terjadi.

9. Fleksi dan ekstensi pergelangan Kaki

Cara ;

1. Jelaskan prosedur yang akan di lakukan.

2. Letakkan satu tangan perawat pada telapak kaki pasien dan satu tangan yang

lain di atas pergelangan kaki. Jaga kaki lurus dan rilek.

3. Tekuk pergelangan kaki, arahkan jari-jari kaki ke arah dada pasien.

4. Kembalikan ke posisi semula.

5. Tekuk pergelangan kaki menjauhi dada pasien.

6. Catat perubahan yang terjadi.

10. Fleksi dan Ekstensi lutut.

Cara :

1. Jelaskan prosedur yang akan di lakukan.

2. Letakkan satu tangan di bawah lutut pasien dan pegang tumit pasien dengan

tangan yang lain.

3. Angkat kaki, tekuk pada lutut dan pangkal paha.

4. Lanjutkan menekuk lutut ke arah dada sejauh mungkin.

5. Ke bawahkan kaki dan luruskan lutut dengan mengangkat kaki ke atas.

6. Kembali ke posisi semula.

7. Catat perubahan yang terjadi

11. Rotasi pangkal paha

Cara :

1. Jelaskan prosedur yang akan di lakukan.

2. Letakkan satu tangan perawat pada pergelangan kaki dan satu tangan yang lain

di atas lutut.

3. Putar kaki menjauhi perawat.

4. Putar kaki ke arah perawat.

5. Kembalikan ke posisi semula.

6. Catat perubahan yang terjadi.

12. Abduksi dan Adduksi pangkal paha.

Cara :

1. Jelaskan prosedur yang akan di lakukan.

2. Letakkan satu tangan perawat di bawah lutut pasien dan satu tangan pada

tumit.

3. Jaga posisi kaki pasien lurus, angkat kaki kurang lebih 8 cm dari tempat tidur,

gerakkan kaki menjauhi badan pasien.

4. Gerakkan kaki mendekati badan pasien.

5. Kembalikan ke posisi semula.

6. Catat perubahan yang terjadi.

Pertanyaan Lili safitri dijawab oleh Tira Rafflesia

5. Pada patoflow dijelaskan terjadinya tulang lemah atau mudah patah akabat penurunan fungsi skeletal. Apakah bisa berkembang menjadi osteoporosis? Dan apakah yang dapat dilakukan perawat untuk mengatasi hal tersebut ?

Jawab:

Tulang menjadi lemah atau mudah patah dapat berkembang menjadi osteoporosis. Osteoporosis merupakan kondisi penurunan massa tulang secara keseluruhan. Sehingga kepadatan tulang menurun. Lansia yang mengalami gangguan mobilitas sangat rentan karena osteoporosi meningkat dengan cepat. Yang dapat dilakukan oleh perawat adalah termasuk pencegahan, pendidikan kesehatan pengurangan faktor resiko, asupan ca, nutrisi yang adekuat, aktifitas fisik, dan sulih hormon.

Pertanyaan dari Annis Pertiwi Dijawab oleh : Anisa6. Apakah atrofi otot (muskuloskletal) terjadi pada seluruh atau sebagian tubuh?

Menjadi tua adalah suatu proses natural dan kadang-kadang tidak tampak mencolok. Penuaan akan terjadi pada hampir semua sistem tubuh manusia dan tidak semua sistem akan mengalami kemunduran pada waktu yang sama.Termasuk Atrofi serabut otot ( otot-otot serabut mengecil ).Otot-otot serabut mengecil sehingga seseorang bergerak menjadi lamban, otot-otot kram dan menjadi tremor. Perubahan perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan makin meningkatnya usia. Perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingga usia lanjut pada semua organ dan jaringan tubuh Pertanyaan kelompok dari dhia diana dijawab oleh anisa7. Bagaimana cara menghitung skala mobilitas (0-5) atau tingkat kemandirian?

Dijaawab oleh : Anisa

A; 100 %; 5; N (Normal) kontraksi otot pada bidang vertikal melawan gravitasi sendi bergerak penuh melawan tahanan maksimal. B; 75 %; 4; G (Good) kontraksi otot pada bidang vertikal melawan gravitasi sendi bergerak penuh melawan tahanan minimal C 50 %; 3; F (Fair) kontraksi otot pada bidang vertikal melawan gravitasi sendi bergerak penuh tanpa tahanan D; 25 %; 2; P (Poor) kontraksi otot pada bidang horizontal tanpa pengaruh gravitasi sendi bergerak penuh atau tidak penuh E; 10 %; 1; T (Trace) kontraksi otot tanpa gerakan sendi pada bidang horizontal yang dapat dirasakan dengan perabaan. 0 %; 0; Z (Zero) Tak ada kontraksi otot pada perabaanPertanyaan individu dari Rahma metalia dijawab oleh amelia

Pertanyaan :

Pada patofisilolosi musculoskeletal , terjadinya lengkung tulang konveks belakang berlebihan dan terjadi kekakuan. Apakah tulangnya menjadi bengkok atau tidak?apakah ada pencegahan yang bisa dilakukan untuk pembengkokkan tulang tersebut?

Jawaban:

Lengkung tulang konveks belakang ini bisa terjadi karena menurunnya stabilitas columna vertebralis dan aktivitas sintesis osteoblas , menurun dan terjadi kesalahan dalam aktivitas fisik serta karena hilangnya cairan pada lempeng diskus antar tulang belakang. Hal ini lebih dikenal dengan osteoporosis.

Untuk pencegahan yang paling baik dimulai waktu childhood dan youngster atau adolenscence, waktu tulang mencapai maturitas pada akhir dakede ke-3 mencapai maksimum peak bone mass .yang bisa dilakukan ialah dengan menngkonsumsi makanan yang banyak mengandung nutrisi untuk tulang seperti susu, olahraga yang teratur, menghindari predisposisi misalnya ketika duduk yang terlalu membungkuk , menghindari berdiri dengan membungkuk terlalu lama dan tidak menenggung/mengangkat beban yang berat terlalu lama.

Daftar Pustaka

Buku kompetensi I. (2006). Pembelajaran Praktik Klinik Keperawatan Kebutuhan DasarManusia, tidak dipublikasikan. Surabaya : STIKES Hang TuahHidayat, AAA. (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia, Aplikasi Konsep dan ProsesKeperawatan. Buku 2. Jakarta : Salemba MedikaPotter & Perry. (1997). Fundamentals of Nursing 3Th ed. The Art and Science of Nursing

Care. Philadelphia-New York : Lippincott

Robbins dan contran.2008.Buku Saku Dasar Patologis Penyakit.Jakarta:EGC

Prince, Sylvia .A. Wilson, Lorraine M.2005.Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses

Penyakit. Jakarta:EGC

Hanafia,Hafas.2008. Kelainan System Musculoskeletal Pada Lanjut Usia. Gelanggang

mahasiswa:Universitas Sumatera Utara.