Pengkfdajian Gerontik Iki

61
FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN GERONTRIC HARI/TANGGAL PENGKAJIAN : KAMIS/28 OKTOBER 2015 TEMPAT : Paguyaman, Desa tangkobu. Kab. Boalemo WAKTU : 18- 30 WITA A. KARAKTERISTIK DEMOGRAFI 1. Identitasdiriklien - Nama lengkap : Maryam Polamolo - Tempa ttanggal lahir : Paguyaman, 8 februari 1934 - Jenis kelamin : Perempuan - Status perkawinan : Menikah - Agama : Islam - Suku bangsa : Gorontalo - Pendidikan terakhir : SD - Diagnose medis : Hipertensi - Alamat : Paguyaman, Desa tangkobu. Kab. Boalemo 2. Keluargaatau orang lain yang penting/dekat yang dapatdihubungi - Nama : Ina Maleba

description

reffgtg

Transcript of Pengkfdajian Gerontik Iki

FORMAT PENGKAJIAN

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTRIC

HARI/TANGGAL PENGKAJIAN : KAMIS/28 OKTOBER 2015

TEMPAT : Paguyaman, Desa tangkobu. Kab. Boalemo

WAKTU : 18- 30 WITA

A. KARAKTERISTIK DEMOGRAFI

1. Identitasdiriklien

- Nama lengkap : Maryam Polamolo

- Tempa ttanggal lahir : Paguyaman, 8 februari 1934

- Jenis kelamin : Perempuan

- Status perkawinan : Menikah

- Agama : Islam

- Suku bangsa : Gorontalo

- Pendidikan terakhir : SD

- Diagnose medis : Hipertensi

- Alamat : Paguyaman, Desa tangkobu. Kab. Boalemo

2. Keluargaatau orang lain yang penting/dekat yang dapatdihubungi

- Nama : Ina Maleba

- Alamat : Desa Titidu, kec kwandang. Kab Gorontalo

Utara

- No.telpon : 085399204858

- Hubungan dengan klien: Anak mantu

3. Riwayat pekerjaan dan status ekonomi

- Pekerjaan saat ini : klien mengatatakan yaitu sebagai Tukang urut

dan bidan kampung

- Pekerjaan sebelumnya: klien mengatakan yaitu sama sebagai tukang

urut dan juga bidan kampung, yang sudah ditekuni sejak klien berusia

30tahun.

- Sumber pendapatan : klien mengatakan dari pekerjaan saat ini

merupakan sumber pendapatan satu-satunya

- Kecukupan pendapatan : klien mengatakan dari sumber

pendapatan klien sudah merasa cukup memenuhi kebutuhannya

sendiri.

4. Aktivitas rekreasi

- Hobi : klien mengatakan hobi dulunya klien suka

memasak makanan-makanan tradisional gorontalo diantaranya kue-

kue seperti : kue onde-onde, popolulu dll. Untuk mengisi waktu

luangnya , tapi sekarang karena usia sudah tak muda lagi klien sudah

tidak lagi menekuni hobinya tersebut.

- Bepergian/wisata : klien mengatakan jarang sekali berpergian

untuk berwisata, paling tidak jika berpergian ia hanya mengunjungi

sanak saudaranya.

- Keangotaan organisasi : klien mengatakan tidak mengikuti

keanggotaan organisasi, tapi hubungannya dengan masyarakat di

kampungnya tetap terjalin baik.

- Lain-lain : -

5. Riwayat keluarga

a. Saudarakandung

- Nama :Jano Polamolo

- Umur : 65

- Keadaan saat ini : masih hidup sama seperti klien

b. Riwayatkematiandalamkeluarga (1 tahunterakhir)

- Nama : Laguni Polamolo

- Umur : 60 tahun

- Penyebab kematian : sakit

B. POLA KEBIASAAN SETIAP HARI

1. Nutrisi

- Frekuensi makan : klien mengatakan klien makan 1-3

sehari pada pagi, siang, dan malam harinya.

- Nafsu makan : klien mengatakan nafsu makannya baik

tapi untuk porsi makannya klien sering makan setengah porsi

- Jenis makanan : klien mengatakan jika makan, klien

menyukai makan lauk pauk

- Kebiasaan sebelum makan : klien mengatakan sebelum makan

kebiasaannya itu minum kopi

- Makanan yang tidakdisukai : klien mengatakan klien tidak suka

makan ikan cakalang , ikan garam, dan daging

- Alergi terhadap makanan : klien mengatakan alergi terhadap

makanan yang tidak disukai tersebut

- Pantangan makanan : daging

- Keluhan berhubungan dengan makanan : klien mengatakan jika

makan makanan yang mengandung lemak dan garam,berkolestrol

tinggi dan mengandung kafein seperti daging, ikan garam. Dan kopi .

2. Eliminasi

a. BAK :

- Frekuensi danwaktu : klien mengatakan untuk

BAKnya 2-3 kali sehari ,pokoknya disaat klien ingin miksi

- Kebiasaan BAK malamhari : klien mengatakan tidak

memiliki kebiasaan BAK pada malam hari, klien BAK pada

waktu bangun untuk sholat subuh biasanya jam 4 pagi.

- Keluhan yang berhubungan BAK : klien mengatakan tidak

memiliki keluhan BAK.

b. BAB :

- Frekuensi dan waktu : klien mengatakan untuk BAB 1

hari sekali , misalnya pada waktu pagi

- Konsistensi :klien mengatakan konsistensinya itu

berbentuk padat , kuning kecoklatan, dan tidak encer.

- Keluhan berhubungan BAB : tidak lancer

- Pengalaman memakai obatpencahar/laxantif : klien mengatakan

tidak memakai obat pencahar

3. Personal hygiene

a. Mandi

- Ferkuensi dan waktu mandi :klien mengatakan waktu

mandinya 2 kali sehari pada saat pagi dan sore hari

- Pemakaian sabun (ya/tidak) :klien mengatakan ya, lansia M

mandi menggunakan sabun

b. Oral hygiene

- Frekuensi dan gosok gigi :klien mengatakan 2 kali sehari

pada saat mandi pagi dan sore hari

- Menggunakan pasta gigi :klien mengatakan ya, ;klien

menggosok gigi menggunakan pasta gigi

- Memeriksakan gigi ke klinik :klien mengatakan klien belum

pernah memeriksakan gigi ke klinik karena memang tidak ada

masalah dengan giginya.

c. Cucirambut

- Frekuensi :klien mengatakan 1 minggu 3

kali pada saat mandi

- Penggunaan sampo) :klien mengatakan ya, klien

menggunakan shampoo untuk membersihkan rambutnya ketika

mandi

d. Kuku dan tangan

- Frekuensi gunting kuku :klien mengatakan 1 minggu 1

kali klien menggunting kukunya, biasanya klien meminta tolong

anak atau cucunya

- Kebiasaan cuci tangan :klien mengatakan sebelum

makan dan sesudah makan klien mencuci dan membersihkan

tangannya.

4. Istirahat dan tidur

- Lama tidur malam :klien mengatakan 8 jam , mulai

dari jam 10 malam dan bangun jam 4 atau jam 5 pagi

- Lama tidur siang :klien mengatakan 2 jam sehari

- Keluhan berhubungan dengan tidur :klien mengatakan tidak ada,

kecuali disaat klien merasakan sakit kepala saat itu klien susah tidur

5. Kebiasaan mengisi waktu luang

(olahraga, nontontv, berkebun/memasak, lain-lain) :klien mengatakan jika

tak ada kesibukan klien mengisi waktu luangnya untuk nonton tv

6. Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan (jenis/frekuensi/jumlah/lama

pakai)

- Merokok : -

- Minuman keras : -

- Ketergantungan obat : -

7. Uraian kronologis kegiatan sehari-hari

Jenis kegiatan Lama waktu untuk setiap kegiatan

1. Bangun tidur

2. Sholat subuh

3. Mandi

4. Minum kopi dan duduk

5. Sarapan pagi

6. Mencuci baju

7. Menekuni pekerjaan sebagai

tukang urut jika ada yang

memerlukan

8. Makan siang

9. Istirahat siang

10. Duduk sore

11. Makan Malam sambil menonton

12. Tidur malam

05.00 WITA

05.00 - 05.30 WITA

05.30 - 06.00 WITA

06.00 –

07.00 WITA

07.00 – 08.30 WITA

09.30 – 13.00 WITA

13.00 WITA

14.00 WITA

16.00 WITA

19.00 WITA

22.00 – 05.00 WITA

C. STATUS KESEHATAN

1. Status kesehatan saat ini

a. Keluhan utama dalam 1 tahun terakhir :klien mengatakan dalam

1 tahun terakhir ini, keluhan yang sering klien rasakan yaitu

Hipertensi

b. Gejala yang dirasakan :klien mengatakan gejala

yang sering dirasakan yakni pusing, sakit kepala, mual, pernah

mengalami sakit dada tetapi itu jarang dirasakan.

c. Factor pencetus :klien mengatakan sering emosi (jika klien

sedang marah) , dan jika klien sering makan makanan yang belemak.

d. Timbul keluhan :klien mengatakan timbul

keluhannya itu disaat klien sedang marah dan juga factor makannan

e. Waktu mulai timbulnyakeluhan :klien mengatakan

sebagian besar waktu timbulnya keluhan pada siang hari.

f. Upaya mengatasi

- Pergi ke RS/klinikpengobatan :klien mengatakan jika

timbul keluhan klien pergi ke puskesmas.

- Pergi kebidan atau perawat : -

- Mengonsumsi obatsendiri :klien mengatakan klien

mengonsumsi obat sendiri seperti catoprin

- Mengonsumsi obat tradisional : -

- Lain-lain : -

2. Riwayat kesehatan masa lalu

a. Penyakit yang pernahdiderita :klien mengatakan klien

pernah menderita penyakit gastritis. pada saat itu klien tidak

memperhatikan pola makannya sehari-hari, misalnya terlambat makan.

b. Riwayat alergi : klien mengatakan

pernah mengalami alegi pada saat makan ikan garam dan ikan

cakalang badannya terasa gatal

c. Riwayat kecelakaan yang dialami :klien mengatakan

sewaktu kecil klien pernah mengalami kecelakaan jatuh pada saat

pergi ke gunung bersama teman” masa kecilnya, akibat kecelakaan

jatuh itu lengan kiri klien mengalami fraktur, tetapi bisa sembuh

walampun sekarang lengan kirinya agak sedikit bengkok.

d. Riwayat dirawat di RS :klien mengatakan pernah

dirawat di RS karena hipertensi ringan

e. Riwayat pemakaian obat :klien mengatakan

sebagian besar klien memakai obat resep dari dokter dan RS

3. Pengkajian/pemeriksaanfisik

a. Keadaanumum

(kesadaran, TTV, penampilanumum) : TD : 140/90 , S : 36 C, RR : 20

normal,

Penampilan umum : lansia M terlihat cukup rapid an bersih, ia

menggunakan penutup kepala.

b. Beratbadan/tinggibadan : 145 / 140

c. Rambut (inspeksidanpalpasi)

- Jenis rambut : dilihat dari jenis rambut

lansia M yakni Ikal panjang dan tebal

- Warna rambut : karena sudah lansia

rambutnya sebagian besar sudah berwarna putih

- Kebersihan rambut/kulitkepala : dilihat dari kebersihan

rambut lansia, kurang dirawat karena ada sedikit kotoran rambut

seperti ketombe.

d. Mata

- Fungsi penglihatan : dari fungsi penglihatan

lansia M , yakni kabur ( mata kanan) Klien mengatakan

matanya kabur, orang yang jauh sudah tidak bisa dilihatnya,

saat dilakukan pemeriksaan klien sudah tidak bisa melihat jari

pemeriksa dengan jarak 3 meter, tidak memakai kacamata,

- Palpebra : tidak ada

- Ukuran pupil : ukuran pupilnya normal,

tapi jika terkena cahaya, ukuran pupil lansia M mengecil

- Konjungtiva : konjungtiva dari lansia

normal, tidak anemis

- Lensa/iris : yang sebelah kanan

mulai kabur

- Oedema palpebra : tidak ada

- Pupil : pupil dari lansia M

normal

- Reflex cahaya : lansia M pupilnya

mengecil jika terkena cahaya.

e. Telinga

- Fungsi pendengaran : fungsi pendengaran dari

lansia M masih normal.

- Fungsi keseimbangan : antara telingan kiri dan

kanan fungsi pendengarannya masih seimbang

- Kebersihan : kebersihan telinga dari

lansia M kurang diperhatikan agak sedikit kotor

- Dauntelinga : daun telinga simteris

antara kiri dan kanan

- Mastoid :telinganya tidak bengkak

dan tidak ada nyeri tekan

- Secret : telinga lansia M tidak

terdapat secret

- Warna secret : tidak ada

f. Mulut, gigi,dan bibir

- Membrane mukosa : agak sedikit kering dan

pucat

- Kebersihan mulut : kebersihan mulut dari

lansia M kurang diperhatikan

- Keadaan gigi : jumlah dan keadaan gigi

lansia M masih utuh hanya saja 4 diantaranya sudah hitam dan

berlubang

- Tanda radang (bibir, gusi, lidah) : terdapat gigi yang hitam

- Kesulitan menelan : tidak ada

g. Dada

(inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi) :

Inspeksi ; dada lansia M ukurannya simetris yang kiri dan kanan

Palpasi : tidak terdapat benjolan atau massa

Perkusi : terdapat bunyi sonor

Auskultasi : suara bunyi nafas vasikulernya terdengar dismua lapang

paru normal bersifat halis, nada rendah, inspirasi lebih panjang dari

ekspirasi

h. Abdomen

(inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi) :

Inspeksi : bagian abdomen lansia simetris

Palpasi : tidak terdapat benjolan atau massa

Perkusi : timpani dan pekak yakni normal

Auskultasi : terdengar peristalik ususnya normal yakni 5-30 kali

permenit.

Kulit

- Warnakulit

(sianosis, ikterus, pucat, eritemadll) : warna kulit lansia M

agak sedikit pucat

- Kelembapan : kelembaban kulitnya

kurang

- Turgor kulit : kulit dari lansia M

berkeriput dan jikan dicubit kembali pada kulit kondisi normal

semula

- Edema : tidak ada

i. Ekstremitas atas dan bawah :

Pada lengan kiri terdapat bekas fraktur klien saat masih kecil,

lengannya agak sedikit bengkok. Dan ekstremitas bawah normal.

D. HASIL PENGKAJIAN KHUSUS (Format Terlampir)

1. Masalah kesehatan kronis :

Saat pengkajian masalah kesehatan kronis Lansia M didapatkan hasil 26

( masalah kesehatankronis sedang )

2. Fungsi kognitif :

Saat pengkajian fungsi kognitif lansia M didapatkan hasil 8 ( tidak ada

gangguan )

3. Status fungsional :

Saat pengkajian status fungsional lansia M didapatkan hasil 12

( ketergantungan)

4. Status psikologis (skala depresi) :

Saat pengkajian status psikologis lansia M didapatkan hasil 9 ( depresi

ringan sampai sedang )

5. Dukungan keluarga : lansia M kadang merasa sedih jika sendiri, karena

suaminya yang telah meninggal 25 tahun yang lalu. Tapi Alhamdulillah

meski hidup dalam kesederhanaan anak-anaknya tetap memperhatikan dan

member dukungan bagi kehidupan lansia.

E. LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL

1. Kebersihan dan kerapian ruangan: cukup, di dalam rumah lansia M meski

rumahnya kecil dan sederhana tetapi kebersihan dan kerapian ruangannya

cukup rapi.

2. Penerangan : di dalam ruangan penerangannya

cukup

3. Sirkulasiudara : sirkulasi udara di dalam rumah lansia

M, cukup dari jendela misalnya ada ventilasi.

4. Keadaan kamar mandi dan WC : keadaan kamar mandi dan WC meski

sederhana tapi cukup bersih

5. Pembuangan air kotor : melalui saluran air di samping rumah

lansia M

6. Sumber air minum : Sumber air minum lansia M dan

keluarganya dari sumur , dan dimasak airnya.

7. Pembuangan sampah : ada, disamping rumah lansia M jika

sudah cukup banyak sampahnya dibakar.

8. Sumber pencemaran : tidak ada

9. Penataan halaman (kalauada) : meski halamannya kecil tetapi terdapat

tanaman seperti bunga

10. Privasi : tidak ada

11. Resiko injury : tidak ada

Resume :

Ny M berusia 80 tahun dengan keluhan utama sering merasakan nyeri

kepala,terasa berat pada punggung leher dan pusing. Selain itu gejala yang sering

muncul yang dirasakan klien yakni pusing, sakit kepala, mual dan pasien pernah

mengalami sakit dada tetapi itu jarang dirasakan. Klien mengatakan waktu

timbulnya keluhan itu saat klien sedang emosi ( marah ), factor makanan. waktu

timbulnya itu pada siang hari.jika timbul keluhan klien pergi ke puskesmas dan

juga pernah dirawat di RS karena hipertensi ringan.klien juga pernah

mengonsumsi obat sendiri seperti catoprin.klien mengatakan pernah menderita

penyakit gastritis karena pola makan klien tidak teratur. Klien juga mengatakan

pernah mengalami alergi pada saat makan ikan garam dan ikan cakalang badan

klien terasa gatal. dari hasil TTV: TD : 140/90 , S : 36 C, RR : 20

normal.penampilan umun klien terlihat cukup rapih dan bersih,BB/TB : 145 /

140. Rambut klien ikal panjang dan tebal,warna rambut putih ( beruban ),

kebersihan rambut masih kurang bersih. Dari fungsi penglihatan klien yakni

kabur ( mata kanan ),palpebra tidak ada,ukuran pupil normal,konjungtiva normal

tidak anemis, lensa/iis ada gangguan ( mata sebelah kanan mulai kabur ), oedema

palpebra tidak ada. Pupil : pupil dari lansia M normal,pupil normal, reflex cahaya

pupilnya mengecil jika terkena cahaya. Pada telinga klien,fungsi pendengarannya

normal,telinga kiri dan kanan masih seimbang.mulut,kebersihan mulut kurang

diperhatikan.keadaan gigi klien masih utuh hanya saja 4 sudah hitam.pada dada

klien,ukuran dada simentris yang kiri dan kanan,tidak terdapat benjolan atau

massa,terdapat bunyi sonor,dan terdapat suara bunyi nafas vasikuler terdengar

dismua lapang paru nomal bersifat halus. Pada bagian abdomen:abdomen klien

simentris tidak terdapat benjolan atau massa,bunyi timpani dan pekak wakni

normal,peristaltic ususnya normal. Kulit, warna kulit klien sedikit

pucat,kelembabanya kurang,tidak terdapat edema. Pada ekstremitas atas dan

bawah : pada lengan kiri terdapat bekas fraktur, dan ekstremitas bawah norml.

BAB 1

KONSEP MEDIS

1.      Pengertian

Beberapa definisi hipertensi adalah sebagai berikut :

Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140

mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg. (Brunner dan Suddarth, 896 ;

2002).

Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang abnormal dan diukur palingtidak pada

tiga kesempatan yang berbeda. (Elizabeth J. Corwin, 484; 2009).

Hipertensi adalah kondisi abnormal dari hemodinamik, dimana menurut WHO

tekanan saitolik ≥ 140 mmHg dan atau tekanan diastoliknya > 90 mmHg (untuk

usia < 60 tahun) dan sistolik ≥ 90 dan atau tekanan diastoliknya > 95 mmHg

(untuk usia > 60 tahun). (Taufan Nugroho, 2011).

Hipertensi adalah tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan tekanan darah

diastoliknya ≥ 90 mmHg, atau bila paien memakai obat antihipertensi. ( Arif

Mansjoer, 2001).

Dari beberapa definisi mengenai hipertensi di atas dapat disimpulkan bahwa

hipertensi adalah tekanan darah diatas 140/90 mmHg, tinggi rendahnya juga

tergantung pada usia.

2. Adapun Klasifikasi

tekanan darah orang dewasa berusia 18 tahun keatas menurut Joint National

Committee on Prevenion, Detectoion, Evaluation, and Treatment of High Blood

pressure, dalam buku Brunner dan suddarth (896, 2002). Yaitu :

Tabel 2.1. Klasifikasi Tekanan Darah

KATEGORI SISTOLIK DIASTOLIK

Normal

Tinggi Normal Hipertensi

Stadium 1 (ringan)

Stadium 2 (Sedang)

< 130

130 – 139

140 – 159

160 – 179

< 85

85 – 89

90 – 99

100 – 109

Stadium 3 (berat)

Stadium 4 (sangat berat)

180 – 209

> 210

110 – 119

> 120

Sumber : Brunner dan suddarth (896, 2002).

3.      Etiologi

Penyebab terjadinya hipertensi menurut Elizabeth J. Corwin, (2009 ; 485), antara

lain :

a.       Kecepatan denyut jantung

b.      Volume sekuncup

c.       Asupan tinggi garam

d.      Vasokontriksi arterio dan arteri kecil

e.       Stres berkepanjangan

f.       Genetik

Sedangkan menurut Jan Tambayong (2000) etiologi dari hipertensi adalah sebagai

berikut :

a.       Usia

Insidens hipertensi makin meningkat dengan meningkatnya usia. Hipertensi pada

yang kurang dari 35 tahun dengan jelas menaikkan insiden penyakit arteri

koroner dan kematian prematur.

b.      Kelamin

Pada umumnya insidens pada pria lebih tinggi daripada wanita, namun pada uia

pertengahan dan lebih tua, insidens pada waktu mulai meningkat, sehingga pada

usia diatas 65 tahun, insidens pada wanita lebih tinggi.

c.       Ras

Hipertensi pada yang berkulit hitam paling sedikit dua kalinya pada yang

berkulit putih. Akibat penyakit ini umumnya lebih berat pada ras kulit hitam.

Misalnya mmortalitas pasien pria hitam dengan diastole 115 atau lebih, 3,3 kali

lebih tinggi daripada pria berkulit putih, dan 5,6 kali bagi wanita putih.

d.      Pola hidup

Faktor seperti pendidikan, penghasilan, dan faktor pola hidup lain telah diteliti,

tanpa hasil yang jelas. Penghasilan rendah, dan kehidupan atau pekerjaan yang

penus stes agaknya berhubungan dengan insidens hipertensi yang lebih tinggi

e.       Diabetes melitus

Hubungan antara diabetes melitus dan hipertensi kurang jelas, namun secara

statistik nyata ada hubungan antara hipertensi dan penyakit arteri koroner.

f.       Hipertensi sekunder

Seperti dijelaskan sebelumnya, hipertensi dapat terjadi akibat yang tidak

diketahui. Bila faktor penyebab dapat diatasi, tekanan darah dapat kembali

normal.

4.      Insiden

Penyakit hipertensi lebih banyak menyerang wanita daripada pria, Sekitar 20%

populasi dewasa mengalami hipertensi ; lebih dari 90% diantara mereka

menderita hipertensi esensial (primer), dimana tidak dapat ditentukan penyebab

medisnya. Sisanya mengalami kenaikan tekanan darah dengan penyebab

tertentu (hipertensi sekunder), seperti penyempitan renalis atau penyakit

parenkim ginjal, berbagai obat, disfungsi organ, tumor dan kehamilan. (Brunner

& suddarth, 2001 ; 897).

5.      Patofisiologi

Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak

di pusat pasomotor, pada medula di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula

jarak saraf simpatis, yang berlanjut kebawah ke korda spinalis dan keluar dari

kolumna medula spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen.

Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak

ke bawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini,

neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf

pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilapaskannya norepinefrin

mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan

dan ketakutan dapat mempengaruhi respons penbuluh darah terhadap rangsang

vasokonstriktor.

Individu dengan hipertensi sangat sensitif terhadap norepinefrin, meskipun

tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi. Pada saat

bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah seebagai

rangsang respons emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan

tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medula adrenal mensekresi epinefrin, yang

menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kkortisol dan steroid

lainnya, yang dapat mempekuat respon vasokonsriktor pembiluh darah.

Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal,

menyebabkan pelepasan renin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I

yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriksi striktor kuat,

yang pada gilirannya merangsang sekresi aldesteron oleh korteks adenal.

Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal,

menyebabkan peningkatan volume intravaskuler. Semua faktor tersebut

cenderung mencetuskan keadaan hipertensi. (Brunner & Suddarth, 898; 2001). 

6.      Manisfestasi Klinis

Adapun manifestasi klinis yang dapat ditemukan pada penderita hipertensi menurut

Elizabeth J. Corwin (2009 ; 487), antara lain :

a.       Sakit kepala saat terjaga kadang-kadang disertai mual dan muntah, akibat

peningkatan tekanan darah intrakranium.

b.      Penglihatan kabur akibat kerusakan hipertensif pada retina.

c.       Cara berjalan yang tidak mantap karena kerusakan susuna saraf pusat.

d.      Nokturia yang disebabkan peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi

glomerulus.

e.       Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler

Sedangkan menurut Marllyn Doengoes (2000). Tanda dari hipertensi adalah

kelemahan, napas pendek, frekuensi jantung meningkat, ansietes, depresi,

obesitas, pusing, sakit kepala, tekanan darah meningkat.

7.      Komplikasi

Komplikasi yang dapat terjadi pada hipertensi menurut Elizabeth J. Corwin (2009),

antara lain :

a.       Stroke

b.      Infark miokard

c.       Gagal ginjal

d.      Ensefalopati (kerusakan otak)

e.       Kejang

Sedangkan menurut Sjaifoellah (2002) komplikasi pada hipertensi adalah angina

pectoris, infark miokard, hipertropi ventrikel kiri menyebabkan kegagalan

jantung kongestif dan kerusakan ginjal permanen menyebabkan kegagalan

ginjal.

1. Penatalaksanaan Medis & Keperawatan

Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan

mortalitas akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan

pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.

Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :

a. Terapi tanpa Obat

Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan

sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa

obat ini meliputi :

a) Diet

Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :

Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr

Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh

Penurunan berat badan

Penurunan asupan etanol

Menghentikan merokok

b) Latihan Fisik

Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan

untuk penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat

prinsip yaitu :

Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging,

bersepeda, berenang dan lain-lain

Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas

aerobik atau 72-87 % dari denyut nadi maksimal yang disebut zona

latihan.

Lamanya latihan berkisar antara 20 – 25 menit berada dalam zona

latihan

Frekuensi latihan sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5 x

perminggu

c) Edukasi Psikologis

Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :

a. Tehnik Biofeedback

Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk

menunjukkan pada subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh

yang secara sadar oleh subyek dianggap tidak normal.

Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi

gangguan somatik seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk

gangguan psikologis seperti kecemasan dan ketegangan.

b. Tehnik relaksasi

Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan

untuk mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan cara

melatih penderita untuk dapat belajar membuat otot-otot dalam

tubuh menjadi rileks

d) Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan )

Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan

pasien tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien

dapat mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih

lanjut.

b. Terapi dengan Obat

Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah

saja tetapi juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi

agar penderita dapat bertambah kuat. Pengobatan hipertensi umumnya

perlu dilakukan seumur hidup penderita. Pengobatan standar yang

dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli Hipertensi ( JOINT NATIONAL

COMMITTEE ON DETECTION, EVALUATION AND TREATMENT OF

HIGH BLOOD PRESSURE, USA, 1988 ) menyimpulkan bahwa obat

diuretika, penyekat beta, antagonis kalsium, atau penghambat ACE dapat

digunakan sebagai obat tunggal pertama dengan memperhatikan keadaan

penderita dan penyakit lain yang ada pada penderita.

Pengobatannya meliputi :

1. Step 1

Obat pilihan pertama : diuretika, beta blocker, Ca antagonis, ACE

inhibitor

2. Step 2

Alternatif  yang bisa diberikan :

Dosis obat pertama dinaikkan

Diganti jenis lain dari obat pilihan pertama

Ditambah obat ke –2 jenis lain, dapat berupa diuretika , beta

blocker, Ca antagonis, Alpa blocker, clonidin, reserphin,

vasodilator

3. Step 3

Alternatif yang bisa ditempuh

Obat ke-2 diganti

Ditambah obat ke-3 jenis lain

4. Step 4

Alternatif pemberian obatnya

Ditambah obat ke-3 dan ke-4

Re-evaluasi dan konsultasi

c. Follow Up untuk mempertahankan terapi

Untuk mempertahankan terapi jangka panjang memerlukan interaksi dan

komunikasi yang baik antara pasien dan petugas kesehatan ( perawat,

dokter ) dengan cara pemberian pendidikan kesehatan.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam interaksi pasien dengan

petugas kesehatan adalah sebagai berikut :

1) Setiap kali penderita periksa, penderita diberitahu hasil pengukuran

tekanan darahnya

2) Bicarakan dengan penderita tujuan yang hendak dicapai mengenai

tekanan darahnya

3) Diskusikan dengan penderita bahwa hipertensi tidak dapat sembuh,

namun bisa dikendalikan untuk dapat menurunkan morbiditas dan

mortilitas

4) Yakinkan penderita bahwa penderita tidak dapat mengatakan tingginya

tekanan darah atas dasar apa yang dirasakannya, tekanan darah hanya

dapat diketahui dengan mengukur memakai alat tensimeter

5) Penderita tidak boleh menghentikan obat tanpa didiskusikan lebih

dahulu

6) Sedapat mungkin tindakan terapi dimasukkan dalam cara hidup

penderita

7) Ikutsertakan keluarga penderita dalam proses terapi

8) Pada penderita tertentu mungkin menguntungkan bila penderita atau

keluarga dapat mengukur tekanan darahnya di rumah

9) Buatlah sesederhana mungkin pemakaian obat anti hipertensi misal 1 x

sehari atau 2 x sehari

10) Diskusikan dengan penderita tentang obat-obat anti hipertensi, efek

samping dan masalah-masalah yang mungkin terjadi

11) Yakinkan penderita kemungkinan perlunya memodifikasi dosis atau

mengganti obat untuk mencapai efek samping minimal dan efektifitas

maksimal

12) Usahakan biaya terapi seminimal mungkin

13) Untuk penderita yang kurang patuh, usahakan kunjungan lebih sering

14) Hubungi segera penderita, bila tidak datang pada waktu yang

ditentukan.

Melihat pentingnya kepatuhan pasien dalam pengobatan maka sangat

diperlukan sekali pengetahuan dan sikap pasien tentang pemahaman dan

pelaksanaan pengobatan hipertensi.

BAB II

KONSEP KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

1. Identitas pasien

Nama,umur, jenis kelamin, agama, alamat, pekerjaan,

2. Keluhan utama

Nyeri kepala, punggung leher, dan pusing.

Kaji nyeri:

Apa yang dilakukan pasien sebelum dirasakan nyeri

Apakah nyeri terlokalisasi

Bagaimana pasien menjelaskan nyeri

Apakah nyeri menjalar

3. Riwayat kesehatan

a. Riwayat penyakit sekarang

Kapan keluhan dirasakan, apakah sesudah beraktivitas kerja atau setelah

beraktifitas.

Daerah mana yang mengalami nyeri

Bagaimana karakteristik nyeri yang dirasakan

b. Riwayat penyakit dahulu

Apakah klien sebelumnya pernah mengalami sakit seperti ini

c. Riwayat penyakit keluarga

Apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit seperti ini

4. Pemeriksaan fisik

a. Pemeriksaan umum

Tekanan darah

Nadi

Respirasi

Suhu

5. Pemeriksaan diagnostik

Test dignostik

Jenis pemeriksaan diagnostik pada penyakit hipertensi menurut Elizabeth J.

Corwin (2009 ; 487), antara lain :

a.   Pengukuran diagnostik pada tekanan darah menggunakan sfigmomanometer

akan memperlihatkan peningkatan tekanan sistolik dan diastolik jauh sebelum

adanya gejala penyakit.

b.  Dijumpai proteinuria pada wanita preklamsia.

Sedangkan menurut Lyndon Saputra (2009), Pemeriksaan khusus pada

penderita hipertensi antara lain :

a. Tujuan semua pemeriksaan khusus adalah untuk menemukan penyebab, derajat

dan adanya kerusakan pada ”end organ”.

b.      Kimia darah meliputi tes untuk fungsi ginjal dan elektrolit serum.

c.       Rontgen toraks.

d.      EKG

e.       Urinalisasi

f.       Tes lebih spesifik bila terdapat kecurigaan yang lebih besar, aortogram untuk

koarktasio aorta atau kelainan vaskuler ginjal.

g.      Aktivitas renin plasma dan ekskresi aldosteron untuk aldosteronisme.

h.      ”Rapid-sequnce intravenous pyelogram”, arteriogram arteri renalis, aktivitas

renin vena renalis dan biopsi ginjal untuk penyakit ginjal.

i.        Pemeriksaan terhadap asam vanillymandelic dan katekolamin pada urin

untuk mencari adanya feokromosotioma.

j.        17-hidroksikortikosteroid dalam urin untuk sindrom Cushing.

k.      Tes fungsi tiroid untuk penyakit.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Penurunan curah jantung

2. Nyeri Akut

F. DIAGNOSE MEDIC : HIPERTENSI

G. ANALISA DATA

- Nama : Maryam Polamolo

- Alamat : Desa Titidu, kec Kwandang Kab. Gorontalo Utara

- Diagnosemedis: Hipertensi

Data Etiologi Masalah

DS : lansia M mengatakan

pusing dan merasa tegang

pada punggung dan leher

DO : Kulit klien lembab

dan dingin, RR

20Xpermenit

Peningkatan tekanan darah

Peningkatan beban kerja

jantung

Dalam waktu lama jatung

mengalami kelelahan

Dekompensasi kordis

Cardiac out put menurun

Peningkatan tekanan darah

Vasokontriksi pembuluh darah

Peredaran darah ke seluruh

tubuh       berkurang sehingga

suplai o2 ke otak berkurang

Penurunan curah

jantung

DS:

- lansia M

mengatakan sakit

kepala,

-

DO:

-

-

peningkatan tekanan intra

kranial

Nyeri kepala

Nyeri akut

H. Diagnose yang muncul : Penurunan curah jantung, Nyeri akut.

I. Nursing Care Planning (NCP) : Nanda NIC NOC

DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI

Dx : Penurunan Curah

Jantung

NOC :

Cardiac Pump effectiveness

NIC :

Cardiac Care

Domain : 4 (aktivitas /

istirahat)

Kelas : IV (respon

kardiovaskular / pulmonal)

Defenisi : ketidakefektifan

pompa darah oleh jantung

untuk memenuhi

kebutuhan metabolisme

tubuh

Circulation Status

Vital Sign Status

Setelah dilakukakn tindakan

keperawatan 1 x 24 jam diharapkan

pasien :

Tanda Vital dalam rentang normal

(Tekanan darah, Nadi, respirasi)

Dapat mentoleransi aktivitas, tidak

ada kelelahan

1. Evaluasi adanya nyeri

dada

(intensitas,lokasi,

durasi)

2. Catat adanya disritmia

jantung

3. Catat adanya tanda

dan gejala penurunan

cardiac

4. Monitor status

kardiovaskuler

5. Monitor status

pernafasan yang

menandakan gagal

Jantung

1. Monitor abdomen

sebagai indicator

penurunan perfusi

2. Monitor balance

cairan

3. Monitor adanya

perubahan tekanan

darah

4. Monitor respon pasien

terhadap efek

pengobatan

antiaritmia

1. Atur periode latihan

dan istirahat untuk

menghindari

kelelahan

1. Monitor toleransi

aktivitas pasien

2. Monitor adanya

dyspneu, fatigue,

tekipneu dan ortopneu

3. Anjurkan untuk

menurunkan stress

Fluid Management

1. Pertahankan catatan

intake dan output

yang akurat

2. Pasang urin kateter

jika diperlukan

3. Monitor status hidrasi

( kelembaban

membran mukosa,

nadi adekuat, tekanan

darah ortostatik ), jika

diperlukan

4. Monitor hasil lAb

yang sesuai dengan

retensi cairan (BUN ,

Hmt , osmolalitas urin

)

5. Monitor status

hemodinamik

termasuk CVP, MAP

Fluid Monitoring

1. Tentukan riwayat

jumlah dan tipe intake

cairan dan eliminaSi

2. Tentukan

kemungkinan faktor

resiko dari ketidak

seimbangan

cairan(Hipertermia,

terapi diuretik,

kelainan renal, gagal

jantung, diaporesis,

disfungsi hati, dll )

3. Monitor berat badan

4. Monitor serum dan

elektrolit urine

5. Monitor serum dan

osmilalitas urine

6. Monitor BP<HR, dan

RR

7. Monitor tekanan

darah orthostatik dan

perubahan irama

jantung

8. Monitor parameter

hemodinamik infasif

9. Catat secara akutar

intake dan output

10. Monitor membran

mukosa dan turgor

kulit, serta rasa haus

11. Catat monitor warna,

jumlah dan

12. Monitor adanya

distensi leher, rinchi,

eodem perifer dan

penambahan BB

13. Monitor tanda dan

gejala dari odema

14. Beri cairan sesuai

keperluan

15. Kolaborasi pemberian

obat yang dapat

meningkatkan output

urin

16. Lakukan hemodialisis

bila perlu dan catat

respons pasien

Vital Sign Monitoring

1. Monitor TD, nadi,

suhu, dan RR

2. Catat adanya fluktuasi

tekanan darah

3. Monitor VS saat

pasien berbaring,

duduk, atau berdiri

4. Auskultasi TD pada

kedua lengan dan

bandingkan

5. Monitor TD, nadi,

RR, sebelum, selama,

dan setelah aktivitas

6. Monitor kualitas dari

nadi

7. Monitor adanya

pulsus paradoksus

8. Monitor adanya

pulsus alterans

9. Monitor jumlah dan

irama jantung

10. Monitor bunyi

jantung

11. Monitor frekuensi dan

irama pernapasan

12. Monitor pola

pernapasan abnormal

13. Monitor suhu, warna,

dan kelembaban kulit

14. Monitor sianosis

perifer

15. Monitor adanya

cushing triad (tekanan

nadi yang melebar,

bradikardi,

peningkatan sistolik)

16. Identifikasi penyebab

dari perubahan vital

sign

Nyeri akut (00132)

Domain 12 :

kenyamanan

Kelas 1 : kenyamanan

fisik

Definisi :

Sensori yang tidak

menyenangkan dan

pengalaman emosional

yang muncul secara aktual

atau potensial kerusakan

jaringan atau

menggambarkan adanya

kerusakan (Asosiasi Studi

Nyeri Internasional):

serangan mendadak atau

pelan intensitasnya dari

ringan sampai berat yang

dapat diantisipasi dengan

akhir yang dapat diprediksi

dan dengan durasi kurang

NOC :

Pain Level,

Pain control,

Comfort level

Kriteria Hasil :

Mampu mengontrol nyeri (tahu

penyebab nyeri, mampu

menggunakan tehnik

nonfarmakologi untuk

mengurangi nyeri, mencari

bantuan)

Melaporkan bahwa nyeri

berkurang dengan menggunakan

manajemen nyeri

Mampu mengenali nyeri (skala,

intensitas, frekuensi dan tanda

nyeri)

Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri

berkurang

NIC:

Pain Management

Lakukan pengkajian

nyeri secara

komprehensif termasuk

lokasi, karakteristik,

durasi, frekuensi,

kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi

nonverbal dari

ketidaknyamanan

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon

nyeri

Evaluasi pengalaman

nyeri masa lampau

Bantu pasien dan

keluarga untuk mencari

dan menemukan

dukungan

Kontrol lingkungan yang

dari 6 bulan.

Batasan karakteristik :

Laporan secara

verbal atau non

verbal

Posisi antalgic

untuk menghindari

nyeri

Gangguan tidur

(mata sayu, tampak

capek, sulit atau

gerakan kacau,

menyeringai)

Tingkah laku

distraksi, contoh :

jalan-jalan,

menemui orang

lain dan/atau

aktivitas, aktivitas

berulang-ulang)

Respon autonom

(seperti

diaphoresis,

perubahan tekanan

darah, perubahan

nafas, nadi dan

dilatasi pupil)

Perubahan dalam

nafsu makan dan

minum

Faktor yang

berhubungan :

dapat mempengaruhi

nyeri seperti suhu

ruangan, pencahayaan

dan kebisingan

Kurangi faktor

presipitasi nyeri

Pilih dan lakukan

penanganan nyeri

(farmakologi, non

farmakologi dan inter

personal)

Berikan analgetik untuk

mengurangi nyeri

Evaluasi keefektifan

kontrol nyeri

Monitor penerimaan

pasien tentang

manajemen nyeri

Analgesic Administration

Tentukan lokasi,

karakteristik, kualitas,

dan derajat nyeri

sebelum pemberian obat

Pilih analgesik yang

diperlukan atau

kombinasi dari analgesik

ketika pemberian lebih

dari satu

Tentukan pilihan

analgesik tergantung tipe

dan beratnya nyeri

Tentukan analgesik

pilihan, rute pemberian,

Agen injuri (biologi,

kimia, fisik, psikologis)

dan dosis optimal

Monitor vital sign

sebelum dan sesudah

pemberian analgesik

pertama kali

Evaluasi efektivitas

analgesik, tanda dan gejala

(efek samping)

Lampiran

1. Masalah kesehatan kronis

No Keluhan kesehatan atau gejala yang

dirasakan klien dalam waktu 3

bulan terakhir berkaitan dengan

fungsi-fungsi

Selalu

( 3 )

Sering

( 2 )

Jarang

( 1 )

T. pernah

( 0 )

A. Fungsi penglihatan

1. Penglihatan kabur

2. Mata berair

3. Nyeri pada mata

3

1

1

B. Fungsi pendengaran

4. Pendengaran berkurang

5. Telinga berdenging

1

1

C. Fungsi paru ( pernapasan )

6. Batuk lama disertai keringat

malam

7. Sesak nafas

8. Berdahak atau spatum 1

0

0

D. Fungsi jantung

9. Jantung berdebar-debar

10. Cepat lelah

11. Nyeri dada

2

2

1

E. Fungsi pencernaan

12. Mual/muntah

13. Nyeri ulu hati

14. Makan dan minum banyak (

berlebihan )

15. Perubahan kebiasaan buang

air besar ( mencret atau

sembelit )

2

2

1

1

G. Fungsi pendengaran

16. Nyeri kaki saat berjalan

17. Nyeri pinggang atau tulang

belakang

1

1

1

18. Nyeri persendian/bengkak

H. Fungsi persarafan

19. Lumpuh/kelemahan pada

kaki atau tangan

20. Kehilangan rasa

21. Gemetar/tremor

22. Nyeri/pegal pada daerah

tengkuk

1

0

0

0

I. Fungsi saluran perkemihan

23. Buang air kecil banyak

24. Sering buang air kecil pada

malam hari

25. Tidak mampu mengontrol

pengeluaran air kemih

(ngompol )

2

1

0

Jumlah 26

Analisis hasil

Skor : < 25 : tidak ada masalah kesehatan kronis s.d masalah kesehatan kronis ringan

Skor : 26-50 : masalah kesehatan kronis sedang

Skor : > 51 : masalah kesehatan kronis berat

2. Fungsi Kongnitif

Pengkajian fungsi kongnitif dilakukan dalam rangka mengkaji kemampuan

klien berdasarkan daya orientasi terhadap waktu, orang, tempat, serta daya ingat.

No Item pertanyaan Benar Salah

1. Jam berapa sekarang ?

2. Tahun berapa sekarang ?

3. Kapan bapak/ibu lahir ?

4. Berapa umur bapak/ibu sekarang ?

5 Dimana alamat bapak/ibu sekarang ?

6. Berapa jumlah anggota keluarga yang tinggal bersama

bapak/ibu sekarang ?

7. Siapa nama anggota keluarga yang tinggal bersama

bapak/ibu ?

8. Tahun berapa hari kemerdekaan Indonesia ?

9. Siapa nama presiden Indonesia sekarang ?

10. Coba hitung angka terbalik dari angka 20 ke 1

JUMLAH BENAR 8 benar

Analisa hasil :

Skor benar : 8-10 : tidak ada gangguan

Skor salah : 0-7 : ada gangguan

3. Status Fungsional

Modifikasi indeks kemandirian katz

Pengkajian status fungsional didasarkan pada kmandirian klien dalam,

menjalankan aktivitas sehari-hari. Kemandirian berarti tanpa pengawasan,

pengarahan, atau bantuan orang lain. Pengkajian ini didasarkan pada kondisi actual

klien dan bukan pada kemampuan, artinya jika klien menolak untuk melakukan suatu

fungsi, dianggap sebagai tidak melakukan fungsi meskipun ia sebenarnya mampu.

No AktivitasMandiri

(nilai 1)

Tergantung

(0)

1. Mandi dikamar mandi (menggosok,

membersihkan, dan mengeringkan badan )1

2. Menyiapkan pakaian, membuka dan

mengenakannya1

3. Memakan makanan yang telah disiapkan 1

4. Memelihara kebersihan diri untuk penampilan

diri (menyisir rambut, mencuci rambut,

menggosok gigi, mencukur kumis).

1

5. Buang air besar di WC (membersihkan dan

mengeringkan daerah bokong)1

6. Dapat mengontrol pengeluaran feses (tinja) 1

7. Buang air kecil dikamar mandi (membersihkan

dan membersihkan daerah kemaluan)1

8. Dapat mengontrol pengeluaran air kemih 1

9. Berjalan dilingkungan tempat tinggal atau keluar

ruangan tanpa alat bantu, seperti tongkat1

10. Menjalankan ibadah sesuai agama dan

kepercayaan yang dianut1

11. Melakukan pekerjaan rumah seperti : merapikan

tempat tidur, mencuci pakaian, memasak, dan

membersihkan ruangan.

1

12. Berbelanja untuk kebutuhan sendiri atau

kebutuhan keluarga0

13. Megelolah keuangan (menyimoan dan

menggunakan uang sendiri)1

14. Menggunakan sarana transportasi umum untuk

berpergian 0

15. Menyiapkan obat dan minum obat sesuai dengan

aturan (takaran obat dan waku minum obat

0

tepat )

16. Merencanakan dan mengambil keputusan untuk

kepentingan keluarga dalamhal penggunaan

uang, aktivitas social yang dilakukan dan

kebutuhan akan pelayanan kesehatan

0

17. Melakukan aktivitas diwaktu luang (kegiatan

keagamaan, social, rekreasi, olahraga, dan

menyalurkan hobi).

1

JUMLAH POIN MANDIRI 12 poin

Analisa Hasil :

Point : 13-17 : mandiri

Point : 0-12 : ketergantungan

4. Status psikologis (skala depresi geriantik yesavage, 1983 )

No Apakah bapak ibu dalam satu minggu terakhir Ya Tidak

1. Merasa puas dengan kehidupan yang dijalani ya

2. Banyak meninggalkan kesenangan/ minat dan aktifitas ya

anda ?

3. Merasa bahwa kehidupan anda hampa ? ya

4. Sering merasa bosan ? Tidak

5. Penuh pengharapan akan masa depan ? ya

6. Mempunyai semangat yang baik setiap waktu ? ya

7. Diganggu oleh pikiran-pikiran yang tidak dapat

diungkapkan ?

ya

8. merasa bahagia disebagian besar waktu ?

9. Merasa takut sesuatu akan terjadi pada anda ? ya

10. Sering kali tidak merasa berdaya ? ya

11. Sering merasa gelisa dan gugup ? ya

12. Memilih tinggal dirumah dari pada pergi melakukan

sesuatu yang bermanfaat ?

tidak

13. Sering kali kawatir aan masa depan ? tidak

14. Merasa mempunyai lebih banyak masalah dengan daya

ingat dibandingkan orang lain ?

ya

15. Berfikir bahwa hidup ini sangat menyenangkan

sekarang ?

ya

16 Sering kali merasa merana ? tidak

17. merasa kurang bahagia ?

18. Sangat kawatir terhadap masa lalu ? tidak

19. Merasa bahwa hidup ini sangat menggairahkan ? tidak

20. Merasa berat untuk melalui sesuatu yang baru ? tidak

21. Merasa dalam keadaan penuh semangat ? ya

22. Berfikir bahwa keadaan anda tidak ada harapan ? tidak

23. Berfikir bahwa banyak orang yang lebih baik dari pada

anda ?

ya

24. Seringkali kesal dengan hal sepele ? ya

25. Sering kali merasa ingin menangis ? tidak

26. merasa sulit untuk berkonsentrasi ? ya

27. Menikmati tidur ? ya

No Apakah bapak / ibu dalam satu minggu terakhir :

28. Memilih menghindari dari perkumpulan social ? tidak

29. Mudah mengambil keputusan ? ya

30. Mempunyai fikiran yang jernih ? ya

Jumlah item yang terganggu 9

Analisa hasil :

Tergantung nilai 1

Normal nilai 0

Nilai : 6-15 : depresi ringan sampai sedang

Nilai : 16-30 : depresi berat

Nilai :0-5 : normal