Penggolongan Obat ANTI

18
NAMA : YOVANO A. TIWOW NIM : 2011 32 019 Penggolongan Obat ANTI VIRUS Klasifikasi penggolongan obatantvirus adalah : 1. Antinonretovirus - Antivirus untuk herpers - Antivirus untuk influenza - Antivirus untuk HBV dan HCV 2. Antiretrovirus - Nukleuside reverse transcriptase inhhibiror (NRTI) - Nukleuside reverse transcriptase inhhibiror (NtRTI) - NNRTI (non neokleoside reverse transcriptase inhibitor) - Protease inhibitor (PI) - Viral entry inhibitor. GOLONGAN OBAT ANTI NONRETROVIRUS 1. ANTIVIRUS UNTUK HERPES Virus hervers dihubungkan dengan spectrum luas penyakit- penyakit, yaitu bisul dingin, essence valitis, dan infeksi genital, yang terakhir merupakan bahaya untuk bayi baru lahir selama persalinan. Obat-obat yang efektif terhadap virus ini bekerja selama fase akut infeksi virus dan tidak memberikan efek pada fase laten. Kecuali foskarnet, obat-obat tersebut adalah analokpurin atau pirimidin yang menghambat sintesis virus DNA. A. Asiklovir ( Acifar, clinofir, clopres, herax, danovir, herpiclof, licovir, molavir, palovir, quavir, scanovir, temiral, viralis, vircovir, vireth, virules, zoter, zovirax, zyrolax )

description

okk

Transcript of Penggolongan Obat ANTI

Page 1: Penggolongan Obat ANTI

NAMA : YOVANO A. TIWOW

NIM : 2011 32 019

Penggolongan Obat ANTI VIRUS

Klasifikasi penggolongan obatantvirus adalah :

1. Antinonretovirus

- Antivirus untuk herpers

- Antivirus untuk influenza

- Antivirus untuk HBV dan HCV

2. Antiretrovirus

- Nukleuside reverse transcriptase inhhibiror (NRTI)

- Nukleuside reverse transcriptase inhhibiror (NtRTI)

- NNRTI (non neokleoside reverse transcriptase inhibitor)

- Protease inhibitor (PI)

- Viral entry inhibitor.

GOLONGAN OBAT ANTI NONRETROVIRUS

1. ANTIVIRUS UNTUK HERPES

Virus hervers dihubungkan dengan spectrum luas penyakit-penyakit, yaitu bisul dingin,

essence valitis, dan infeksi genital, yang terakhir merupakan bahaya untuk bayi baru lahir

selama persalinan. Obat-obat yang efektif terhadap virus ini bekerja selama fase akut infeksi

virus dan tidak memberikan efek pada fase laten. Kecuali foskarnet, obat-obat tersebut adalah

analokpurin atau pirimidin yang menghambat sintesis virus DNA.

A. Asiklovir (Acifar, clinofir, clopres, herax, danovir, herpiclof, licovir, molavir, palovir, quavir,

scanovir, temiral, viralis, vircovir, vireth, virules, zoter, zovirax, zyrolax)

Asiklovir merupakan obat antivirus yang paling banyak digunakan karena efektif terhadap

virus hervers.

Mekanisme kerja : Asiklovir, suatu analog guanosin yang tidak mempunyai gugs glukosa,

mengalami monofosforilasi dalam sel oleh enzim yang di kode hervers virus, timidin kinase.

Karena itu, sel-sel yang di infeksi virus sangat rentan. Analok monofofat diubah ke bentuk di-

dan trifosfat oleh sel pejamu. Trifosfat asiklovir berpacu dengan deoksiguanosin trifosfat

(dGTP) sebagai suatu subsrat untuk DNA polymerase dan masuk ke dalam DNA virus yang

menyebabkan terminasi rantai DNA yang premature. Ikatan yan irrevelsibel dari template

primer yang mengandung aseklopir ke DNA polymerase melumpuhkan enzim. Zat ini kurang

efektif terhadap enzim penjamu.

Page 2: Penggolongan Obat ANTI

Indikasi : infeksi HSV-1 dan HSV-2 baik local maupun sistemik (termasuk keratitis herpetic,

herpetic ensefalitis, herpes genitalia, herpes neonatal, dan herpes labialis.) dan infeksi

VZV(varisela dan herpes zoster). Karena kepekaan asiklovir terhadap VZV kurang

dibandingkan dengan HSV, dosis yang diperlukan untuk terapi kasus varisela dan zoster lebih

tinggi daripada terapi infeksi HSV.

4. Dosis : untuk herpes genital : 5Xsehari 200mg tablet, sedangkan untuk herpes zoster ialah

4x400mg sehari.penggunaan topical untuk keratitis herpetic adalah dalam bentuk krim

ophthalmic 3% dank rim 5% untuk herpes labialis. Untuk herpes ensefalitis, HSV berat lain

nya dan infeksi VZV digunakan asiklovir intravena 30mg/kgBB perhari.

B. Gansiklovir

Gansiklovir berbeda dari asiklovir dengan adanya penambahan gugus hidroksimetil

padaposisi 3’ rantai samping asikliknya.metabolisme dan mekanisme kerjanya sama dengan

asiklovir. Yang sedikit berbeda adalah pada gansiklovir terdapat karbon 3’ dengan gugus

hidroksil, sehingga masih memunginkan adanya perpanjangan primer dengan template jadi

gansiklovir bukanlah DNA chain terminator yang absolute seperti asklovir.

Mekanisme kerja : Gansiklovir diubah menjadi ansiklovir monofosfat oleh enzim

fospotranverase yang dihasilkan oleh sel yang terinveksi

sitomegalovirus.gansiklovirmonofospat merupakan sitrat fospotranverase yang lebih baik

dibandingkan dengan asiklovir. Aktu paruh eliminasi gangsiklovir ktrifospat sedikitnya 12

jam, sedangkan asiklovir hanya 1-2 jam.perbedaan inilah yang menjelaskan mengapa

gansiklovi lebih superior dibandingkan dengan asiklovir untuk terapi penyakit yang

disebabkan oleh sitomegalovirus.

Indikasi : Infeksi CMV, terutama CMV retinitis pada pasien immunocompromised ( misalnya

: AIDS ), baik untuk terapi atau pencegahan.

Sediaan dan Dosis : Untuk induksi diberikan IV 10 mg/kg per hari ( 2 X 5 mg/kg, setiap 12

jam) selama 14-21 hari,dilanjutkan dengan pemberian maintenance peroral 3000mg per hari (

3 X sehari 4 kapsul @ 250 mg ). Inplantsi intraocular ( intravitreal ) 4,5 mg gnsiklovir

sebagai terapi local CMV retinitis.

C. Famsiklovir

Suatu analog asiklik dari 2’ deoksiguanosin, merupakan prodruk yang dimetabolisme

menjadi siklovir aktif. Spectrum antivirus sama dengan gansiklovir tetapi wakyu ini disetujui

hanya untuk pengobatan herpes zoster akut. Obat efektif peroral.

Efek samping termasuk sakit kepala dan mual.penelitian pada hewan percobaan menujukan

peningkatan terjadinya adenokarsinoma mamae dan toksisitas testicular.

Page 3: Penggolongan Obat ANTI

D. Foskarnet

Tidak seperti kebanyakan obat antivirus lainnya, foskarnet bukan analog purin atau pirimidin,

obat ini adalah fosfonoformat, suatu derivate pirofosfat. Meskipun aktivitas antivirus in vitro

cukup luas, disetujui hanya sebagai pengobatan retinitis sitomegalic pada pasien penderita

HIV dengan tanggap imun yang lemah terytama jika infeksi tersebut resisiten terhadap

gansiklovir. Foskarnet bekerja dengan menghamabat polimerese DNA & RNA secara

reversible, yang mengakhiri elongasi rantai.

Mutasi struktur polymerase menyebabkan resistensi virus. Foskarnet sukar diabsorpsi peroral

harus disuntikan intravena, dan perlu diberikan berulang untuk menghindari relaps jika

kadarnya turun. Tersebat merata di seluruh tubuh. Lebih dari 10% masuk matriks tulang yang

secara lambat dilepaskan. Obat asli dikeluarkan oleh glamerolus dan sekresi tubular masuk

urine.

Efek samping termasuk nefrotoksisitas,anemia,mual dan demam. Karena kelasi dengan

kation divalent, hipokalsemia,hipomagnesemia juga terjadi selain itu

hipokalemia,hipofospatemia,kejang, dan aretmia juga pernah dilaporkan.

E. Trifluridin

Trifluridin telah menggantikan obat terdahulu, idoksuridin, pada pengobatan topical

keratokonjungtivitis yang disebabkan virus herpes simpleks. Seperti idoksuridin, analog

pirimidin ini masuk dalam DNA virus dan menghentikan fungsinya.

2. ANTIVIRUS UNTUK INFLUENZA

Pengobatan untuk infekksi antivirus pada saluran pernapasan termasuk influenza tipe A & B,

virus sinsitial pernapasan (RSV).

A. Amantadin dan Rimantadin

Amantadin & rimantadin memiliki mekanisme kerja yang sama. Efikasi keduanya terbatas

hanya pada influenza A saja.

Mekanisme kerja : Amanatadin dan rimantadin merupakan antivirus yang bekerja pada

protein M2 virus, suatu kanal ion transmembran yang diaktivasi oleh pH. Kanal M2

merupakan pintu masuk ion ke virion selama proses uncoating. Hal ini menyebabkan

destabilisasi ikatan protein serta proses transport DNA virus ke nucleus. Selain itu, fluks

kanal ion M2 mengatur pH kompartemen intraseluler, terutama aparatus Golgi.

Indikasi : Pencegahan dan terapi awal infeksi virus influenza A ( Amantadin juga diindikasi

untuk terapi penyakit Parkinson ).

Page 4: Penggolongan Obat ANTI

Dosis : Amantadin dan rimantadin tersedia dalam bentuk tablet dan sirup untuk penggunaan

oral. Amantadin diberikan dalam dosis 200 mg per hari ( 2 x 100 mg kapsul ). Rimantadin

diberikan dalam dosis 300 mg per hari ( 2 x sehari 150 mg tablet ). Dosis amantadin harus

diturunkan pada pasien dengan insufisiensi renal, namun rimantadin hanya perlu diturunkan

pada pasien dengan klirens kreatinin ≤ 10 ml/menit.

B. Inhibitor Neuraminidase ( Oseltamivir, Zanamivir )

Merupakan obat amtivirus dengan mekanisme kerja yang sam terhadap virus influenza A

dan B. Keduanya merupakan inhibitor neuraminidase; yaitu analog asam N-asetilneuraminat

( reseptor permukaan sel virus influenza ), dan disain struktur keduanya didasarkan pada

struktur neuraminidase virion.

Mekanisme kerja : Asam N-asetilneuraminat merupakan komponen mukoprotein pada

sekresi respirasi, virus berikatan pada mucus, namun yang menyebabkan penetrasi virus ke

permukaan sel adalah aktivitas enzim neuraminidase. Hambatan terhadap neuraminidase

mencegah terjadinya infeksi. Neuraminidase juga untuk penglepasan virus yang optimaldari

sel yang terinfeksi, yang meningkatkan penyebaran virus dan intensitas infeksi. Hambatan

neuraminidase menurunkan kemungkinan berkembangnya influenza dan menurunkan tingkat

keparahan, jika penyakitnya berkembang.

Indikasi : Terapi dan pencegahan infeksi virus influenza A dan B.

Dosis : Zanamivir diberikan per inhalasi dengan dosis 20 mg per hari ( 2 x 5 mg, setiap 12

jam )selama 5 hari. Oseltamivir diberikan per oral dengan dosis 150 mg per hari ( 2 x 75 mg

kapsul, setiap 12 jam ) selama 15 hari. Terapi dengan zanamivir /oseltamivir dapat diberikan

seawal mungkin, dalam waktu 48 jam, setelah onset gejala.

C. Ribavirin

Ribavirin merupakan analog sintetik guanosin, efektif terhadap virus RNA dan DNA.

Mekanisme kerja : Ribavirin merupakan analog guanosin yang cincin purinnya tidak lengkap.

Setelah mengalami fosforilasi intrasel , ribavirin trifosfat mengganggu tahap awal transkripsi

virus, seperti proses capping dan elongasi mRNA serta menghambat sintesis

ribonukleoprotein.

Spektrum aktivitas : Virus DNA dan RNA, khusunya orthomyxovirus ( influenza A dan B ),

para myxovirus ( cacar air, respiratory syncytialvirus (RSV)

Indikasi : Terapi infeksi RSV pada bayi dengan resiko tinggi. Ribavirin digunakan dalam

kombinasi dengan interferon-α/ pegylated interferon – α untuk terapi infeksi hepatitis C.

Dosis : Per oral dalam dosis 800-1200 mg per hari untuk terapi infeksi HCV/ dalam bentuk

aerosol ( larutan 20 mg/ml ).

Page 5: Penggolongan Obat ANTI

3. ANTIVIRUS UNTUK HBV DAN HCV

A. Lamivudin  (HEPLAV)

Mekanisme kerja : Merupakan L-enantiomer analog deoksisitidin. Lamivudin dimetabolisme

di hepatositmenjadi bentuk triposfat yang aktif. Lamivudin bekerja dengan cara

menghentikan sintesis DNA, secara kompetitif menghambat polymerase virus. Lamivudin

tidak hanya aktif terhadao HBV wild-type saja, namun juga terhadap varian precorel core

promoter dan dapat mengatasi hiperresponsivitas sel T sitotoksik pada pasien yang terinfeksi

kronik.

Indikasi : Infeksi HBV ( wild-type dan precore variants).

Dosis : Per oral 100 mg per hari ( dewasa ), untuk anak-anak 1mg/kg yang bila perlu

ditingkatkan hingga 100mg/hari. Lama terapi yang dianjurkanadalah 1 tahun pada pasien

HBeAg (-) dan lebih dari 1 tahun pada pasien yang HBe(+).

B. Adefovir

Mekanisme kerja dan resistensi : adefovir merupakan analog nukleotida asiklik. Adefovir

telah memiliki satu gugus fosfat dan hanya membutuhkan satu langkah fosforilasi saja

sebelum obat menjadi aktif. Adefovir merupakan penghambat replikasi HBV sangat kuat

yang bekerja tidak hanya sebagai DNA chain terminator, namun juga meningkatkan aktivitas

sel NK dan menginduksi produksi interferon endogen.

Spektrum aktivitas : HBV, HIV, dan retrovirus lain. Adefovir juga aktif terhadap virus

herpes.

Indikasi : Adefovir terbukti efektif dalam terapi infeksi HBV yang resisten terhadap

lamivudin.

Dosis : Per oral dosis tinggal 10 mg per hari.

C. Entekavir

Mekanisme kerja dan resistensi : Entekavir merupakan analog deoksiguanosin yang memiliki

aktivitas anti-hepadnavirus yang kuat. Entekavir mengalami fosforilasi menjadi bentuk

trifosfat yang aktif, yang berperan sebagai kompetitorsubstrat natural (deoksiguanosin

trifosfat) serta menghambat HBV polymerase.

Spektrum aktivitas : Entekavir aktif terhadap CMV, HSV1 dan 2 serta HBV.

Indikasi : Infeksi HBV.

Dosis : Per oral 0,5 mg/hari dalam keadaan perut kosong, pada pasien yang gagal terapi

dengan lamivudin, pemberian entekavir ditingkatkan hingga 1 mg/hari.

Page 6: Penggolongan Obat ANTI

D. Interferon

Merupakan glikoprotein yang terjadi alamiah jika ada perangsangan dan menggangugu

kemampuan virus menginfeksi sel. Meskipun interferon menghambat pertumbuhan berbagai

virus in vitro, aktivitas in vivo pada virus mengecewakan. Pada waktu ini, interferon

disintesis dengan teknologi DNA rekombinan. Setidaknya terdapat 3 jenis interferon; alfa,

beta, gama. Satu dari 15 jenis α-interferon, α-2b telah disetujui untuk pengobatan hepatitis B

dan C. Dan terhadap kanker seperti leukemia sel berambutdan sarcoma Kaposi.

Mekanisme kerja antivirus belum diketahui seluruhnya tetapi menyangkut induksi enzim sel

pejamu yang menghambat translasi RNA virus dan akhirnya menyebabkan degadrasi mRNA

dan tRNA virus. Interferon diberikan i.v dan masuk ke cairan sum-sum tulang

Efek samping : demam, alergi, depresi sum-sum tulang, gangguan kardiovaskular seperti

gagal jantung kongestif dan reaksi hipersensitif akut, gagal hati infiltrasi paru jarang.

GOLONGAN OBAT ANTIRETROVIRUS

1. NUCLEOSIDE REVERSE TRANSCRIPTASE INHIBITOR ( NRTI )

Reverse transkripstase (RT ) mengubah RNA virus menjadi DNA proviral sebelum

bergabung dengan kromosom hospes. Karena antivirus golongan ini bekerja pada tahap awal

replikasi HIV, obat obat golongan ini menghambat terjadinya infeksi akut sel yang rentan,

tapi hanya sedikit berefek pada sel yang telah terinfeksi HIV. Untuk dapat bekerja, semua

obat golongan NRTI harus mengalami fosforilasi oleh enzim sel hospes di sitoplasma. Yang

termasuk komplikasi oleh obat obat ini adalah asidosilaktat dan hepatomegali berat dengan

steatosis.

A. Zidovudin

Mekanisme kerja : target zidovudin adalah enzim reverse transcriptase (RT) HIV. Zidovudin

bekerja dengan cara menghambat enzim reverse transcriptase virus, setelah gugus

asidotimidin (AZT) pada zidovudin mengalami fosforilasi. Gugus AZT 5’- mono fosfat akan

bergabung pada ujung 3’ rantai DNA virus dan menghambat reaksi reverse transcriptase.

Spektrum aktivitas : HIV(1&2)

indikasi : infeksi HIV, dalam kombinasi dengan anti HIV lainnya(seperti lamivudin dan

abakafir)

Dosis : Zidovudin tersedia dalam bentuk kapsul 100 mg, tablet 300 mg dan sirup 5 mg /5ml

disi peroral 600 mg / hari

Page 7: Penggolongan Obat ANTI

B. Didanosin

Mekanisme kerja : Obat ini bekerja pada HIV RT dengan cara menghentikan pembentukan

rantai DNA virus.

Spektrum aktivitas : HIV (1 & 2)

Indikasi : Infeksi HIV, terutama infeksi HIV tingkat lanjut, dalam kombinasi anti HIV

lainnya.

Dosis : tablet & kapsul salut enteric peroral 400 mg / hari dalam dosis tunngal atau terbagi.

C. Zalsitabin

Mekanisme kerja : Obat ini bekerja pada HIV RT dengan cara menghentikan pembentukan

rantai DNA virus.

Spektrum aktivitas : HIV (1 & 2)

Indikasi : Infeksi HIV, terutama pada pasien HIV dewasa tingkat lanjut yang tidak responsive

terhadap zidovudin dalam kombinasi dengan anti HIV lainnya (bukan zidanudin).

Dosis : Diberikan peroral 2,25 mg / hari(1 tablet 0,75 mg tiap 8 jam)

D. Stavudin

Mekanisme kerja : Obat ini bekerja pada HIV RT dengan cara menghentikan pembentukkan

rantai DNA virus.

Spektrum aktivitas : HIV tipe 1 dan 2

Indikasi : Infeksi HIV terutama HIV tingkat lanjut, dikombinasikan dengan antiHIV lainnya.

Dosis : Per oral 80 mg/hari (1 kapsul 40 mg, setiap 12 jam).

E. Lamivudin

Mekanisme kerja : Obat ini bekerja pada HIV RT dan HBV RT dengan cara menghentikan

pembentukan rantai DNA virus.

Spektrum aktivitas : HIV ( tipe 1 dan 2 ) dan HBV.

Indikasi : Infeksi HIV dan HBV, untuk infeksi HIV, dalam kombinasi dengan anti HIV

lainnya (seperti zidovudin,abakavir).

Dosis : Per oral 300 mg/ hari ( 1 tablet 150 mg, 2x sehari atau 1 tablet 300 mg 1x sehari ).

Untuk terapi HIV lamivudin, dapat dikombinasikan dengan zidovudin atau abakavir.

F. Emtrisitabin

Mekanisme kerja : Merupakan derivate 5-fluorinatedlamivudin. Obat ini diubah kebentuk

triposfat oleh ensim selular. Mekanisme kerja selanjutnya sama dengan lamivudin.

Indikasi : Infeksi HIV dan HBV.

Dosis : Per oral 1x sehari 200 mg kapsul.

Page 8: Penggolongan Obat ANTI

G. Abakavir

Mekanisme kerja : bekerja pada HIV RT dengan cara menghentikan pembentukan rantai

DNA virus

Indikasi : Infeksi HIV.

Dosis : Per oral 600mg / hari ( 2 tablet 300 mg ).

2.NUCLEOTIDE REVERSE TRANSCRIPTASE INHIBITOR ( NtRTI )

Tenofovir disoproksil fumarat merupakan nukleutida reverse transcriptase inhibitor pertama

yang ada untuk terapi infeksi HIV-1. Obat ini digunakan dalam kombinasi dengan obat anti

retrovirus lainnya. Tidak seperti NRTI yang harus melalui tiga tahap fosforilase intraselular

untuk menjadi bentuk aktif, NtRTi hanya membutuhkan dua tahap fosforilase saja.

Diharapkan berkurangnya satu tahap fosforilase obat dapat bekerja lebih cepat dan

konversinya menjadi bentuk aktif lebih sempurna.

Tenofovir Disoproksil

Mekanisme kerja : Bekerja pada HIV RT ( dan HBV RT ) dengan cara menghentikan

pembentukan rantai DNA virus.

Spektrum aktivitas : HIV ( tipe 1 dan 2 ), serta berbagai retrovirus lainnya dan HBV.

Indikasi : Infeksi HIV dalam kombinasi dengan evafirens, tidak boleh dikombinasi dengan

lamifudin dan abakafir.

Dosis : Per oral sehari 300 mg tablet.

3. NON- NUCLEOSIDE REVERSE TRANSCRIPTASE INHIBITOR (NNRTI)

Merupakan kelas obat yang menghambat aktivitas enzim revers transcriptase dengan cara

berikatan ditempat yang dekat dengan tempat aktif enzim dan menginduksi perubahan

konformasi pada situs akif ini. Semuasenyawa NNRTI dimetabolisme oleh sitokrom P450

sehingga cendrung untuk berinteraksi dengan obat lain.

A. Nevirapin

Mekanisme kerja : Bekerja pada situs alosterik tempat ikatan non subtract HIV-1 RT.

Spektrum aktivitas : HIV ( tipe 1 ).

Indikasi : Infeksi HIV-1 dalam kombinasi dengan anti-HIV,lainnya terutama NRTI.

Dosis : Per oral 200mg /hari selama 14 hari pertama ( satu tablet 200mg per hari ), kemudian

400mg / hari ( 2 x 200 mg tablet ).

Page 9: Penggolongan Obat ANTI

B. Delavirdin

Mekanisme kerja : Sama dengan devirapin.

Spektrum aktivitas : HIV tipe 1.

Indikasi : Infeksi HIV-1, dikombinasi dengan anti HIV lainnya terutama NRTI.

Dosis : Per oral 1200mg / hari ( 2 tablet 200mg 3 x sehari ) dan tersedia dalam bentuk tablet

100mg.

C.Efavirenz

Mekanisme kerja : Sama dengan neviravin

Spektrum aktivitas : HIV 1

Indikasi : Infeksi HIV- 1, dalam kombinasi dengan antiHIV lainnya terutama NRTI dan

NtRTI.

Dosis : Peroral 600mg/hari (1Xsehari tablet 600mg), sebaiknya sebelum tidur untuk

mengurangi efek samping SSP nya.

4.PROTEASE INHIBITOR ( PI )

Semua PI bekerja dengan cara berikatan secara reversible dengan situs aktif HIV –

protease.HIV-protease sangat penting untuk infektivitas virus dan penglepasan poliprotein

virus. Hal ini menyebabkan terhambatnya penglepasan polipeptida prekusor virus oleh enzim

protease sehingga dapat menghambat maturasi virus, maka sel akan menghasilkan partikel

virus yang imatur dan tidak virulen.

A. Sakuinavir

Mekanisme kerja : Sakuinavir bekerja pada tahap transisi merupakan HIV protease

peptidomimetic inhibitor.

Spektrum aktivitas : HIV (1 & 2)

Indikasi : Infeksi HIV, dalam kombinasi dengan anti HIV lain ( NRTI dan beberapa PI

seperti ritonavir).

Dosis : Per oral 3600mg / hari (6 kapsul 200mg soft kapsul 3 X sehari ) atau 1800mg / hari

(3 hard gel capsule 3 X sehari), diberikan bersama dengan makanan atau sampai dengan 2

jam setelah makan lengkap.

B. Ritonavir

Mekanisme kerja : Sama dengan sakuinavir.

Spektrum aktivitas : HIV (1 & 2 )

Indikasi :Infeksi HIV, dalam kombinasi dengan anti HIV lainnya (NRTI dan PI seperti

sakuinavir ).

Page 10: Penggolongan Obat ANTI

5. Dosis : Per oral 1200mg / hari (6 kapsul 100mg, 2 X sehari bersama dengan makanan )

C. Indinavir

Mekanisme kerja :Sama dengan sakuinavir.

Spektrum aktivitas : HIV (1 & 2 )

Indikasi : Infeksi HIV, dalam kombinasi dengan anti HIV lainya seperti NRTI.

Dosis : Peroral 2400mg / hari (2 kapsul 400mg setiap 8jam, dimakan dalam keadaan perut

kosong, ditambah dengan hidrasi(sedikitnya 1.5L air / hari). Obat ini tersedia dalam kapsul

100,200, 333,dan 400mg.

D. Nelfinavir

Mekanisme kerja : Sama dengan sakuinavir.

Spektrum aktivitas : HIV (1 & 2 )

Indikasi : Infeksi HIV, dalam kombinasi dengan anti HIV lainya seperti NRTI.

Dosis : Per oral 2250 mg / hari (3 tablet 250mg 3 X sehari) atau 2500mg / hari (5 tablet

250mg 2 X sehari )bersama dengan makanan.

E. Amprenavir

Mekanisme kerja : Sama dengan sakuinavir.

Spektrum aktivitas : HIV (1 & 2 )

Indikasi : Infeksi HIV, dalam kombinasi dengan anti HIV lainnya seperti NRTI.

Dosis : Per oral 2400mg/ hari (8kapsul 150 mg 2 X sehari, diberikan bersama atau tanpa

makanan, tapi tidak boleh bersama dengan makanan.

F. Lopinavir

Mekanisme kerja : Sama dengan sakuanavir.

Spektrum aktivitas : HIV (tipe 1dan 2)

Indikasi : Infeksi HIV dalam kombinasi dengan anti HIV lainnya seperti NRTI.

Dosis : Per oral 1000mg / hari(3kapsul 166.6mg 2 X sehari, setiap kapsul mengandung

133.3mg lopinavir + 33.3mg ritonavir), diberikan bersamaan dengan makanan.

G. Atazanavir

Mekanisme Kerja : Sama dengan sakuinavir.

Spectrum Aktivitas : HIV tipe 1 dan 2.

Indikasi : Infeksi HIV, dalam kombinasi dengan HIV lainnya seperti NRTI.

Dosis : Per oral 400 mg per hari (sekali sehari 2 kapsul 200 mg), diberikan bersama dengan

makanan.

Page 11: Penggolongan Obat ANTI

5.VIRAL ENTRY INHIBITOR

Enfuvirtid merupakan obat pertama yang masuk ke dalam golongan VIRAL ENTRY

INHIBITOR. Obat ini bekarja dengan cara menghambat fusi virus ke sel. Selain enfuvitid ;

bisiklam saat ini sedang berada dalam study klinis. Obat ini bekerrja dengan cara

menghambat masukan HIV ke sel melalui reseptor CXCR4.

Enfurtid

Mekanisme kerja : Menghambat masuknya HIV-1 ke dalam sel dengan cara menghanbat fusi

virus ke membrane sel.

Indikasi :Terapi infeksi HIV-1 dalam kombinasi dengan antiHIV-lainnya.

Dosis : Enfurtid 90 mg (1ml) 2 kali ssehari diinjeksikan subkutan dengan lengan atas bagian

paha enterior atau abdomen.

OBAT ANTI RABIES : Verorab inj

DAFTAR PUSTAKA

- Farmakologi dan terapi ed.5 FKUI 2007 jakarta.

- Drs.Tan Hoan Tjay dan Drs. Kirana Rahardja. 2007. Obat-obat Penting ed. 6 depkes RI.

Jakarta.

- Mary J. Mycek, Ph.D. dkk. 1995. Ed. 2. Farmakologi Ulasan bergambar. Jakarta.