Penggolongan obat menurut undang2 ika.rtf

download Penggolongan obat menurut undang2 ika.rtf

If you can't read please download the document

Transcript of Penggolongan obat menurut undang2 ika.rtf

TUGAS

NAMA: ASIKA

NIM: PK 115 014 126

PENGGOLONGAN OBAT MENURUT UNDANG UNDANG

Obat bebas

Obat bebas adalah obat yang dapat dibeli secara bebas dan tidak membahayakan pasien dalam batas dosis yang dianjurkan; diberi tanda lingkaran bulat berwarna hijau dengan garis tepi hitam.

Obat bebas terbatas

Obat bebas terbatas (dulu disebut daftar W=Waarschuwing=peringatan) yaitu obat-obatan dalam jumlah tertentu masih bisa dibeli di apotek, tanpa resep dokter, memakai tanda lingkaran biru bergaris tepi hitam. Contohnya, obat anti mabuk (Antimo), anti flu (Noza). Pada kemasan obat seperti ini biasanya tertera peringatan yang bertanda kotak kecil berdasar warna gelap atau kotak putih bergaris tepi hitam, dengan tulisan sebagai berikut:

P.No. 1: Awas! Obat keras. Bacalah aturan pemakaiannya.P.No. 2: Awas!Obat keras, Hanya untuk obat kumur, jangan ditelan.P.No. 3: Awas! Obat keras. Hanya untuk bagian luar dari badan. P.No. 4: Awas! Obat keras. Hanya untuk dibakar. P.No. 5: Awas! Obat keras. Tidak boleh ditelan.P.No. 6: Awas! Obat keras. Obat wasir, jangan ditelan

Obat keras

Obat keras (dulu disebut obat daftar G=gevaarlijk=berbahaya) yaitu obat berkhasiat yang untuk memperolehnya harus dengan resep dokter, memakai tanda lingkaran merah bergaris tepi hitam dengan tulisan huruf K dalamnya. Obat ini bila dipakai melebihi dosis dapat menyebabkan keracunan dan kematian. Selain itu ada juga yang di sebut Obat keras tertentu (Psikotropika-UU No. 5/ 1997) yaitu zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku.

Psikotropika gol I

Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi amat kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh:Brolamfetamine (DOB)

Psikotropika gol II

Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi dan/ atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat, mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Amfetamina, Sekobarbital

Psikotropika gol III

Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan/ atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang, mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Amobarbital, Pentobarbital

Psikotropika gol IV

Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi dan/ atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan, mengakibatkan sindroma ketergantungan.Contoh : Bromazepam, Klordiasepoksida , Diazepam, Meprobamat, Klokzazolon, Nitrazepam

Narkotika

Obat narkotika adalah obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan menimbulkan ketergantungan

Contoh : Morfin, Petidin

RUTE RUTE PEMBERIAN OBATEnteralOral

Yaitu pemberian obat melalui mulut dengan cara ditelan dengan tujuan untuk memperoleh efek sistemik, yaitu obat masuk ke dalam pembuluh darah dan beredar ke seluruh tubuh setelah mengalami absorpsi . Tetapi ada sebagian obat yang hanya bekerja lokal dan tidak diabsorpsi pada rute ini, misalnya obat-obat cacing dan obat-obat untuk menetralkan asam lambung.

Sublingual

Yaitu pemberian obat dengan penempatan di bawah lidah yang memungkinkan obat tersebut berdifusi ke dalam kapiler dan secara langsung masuk ke dalam sirkulasi sistemik. Pemberian suatu obat dengan rute ini mempunyai keuntungan yaitu melakukan bypass melewati usus dan hati dan obat tidak diinaktivasi oleh metabolisme.

Bukal

Yaitu pemberian obat dengan cara meletakkan obat diantara gusi dengan membran mukosa pipi.

Rektal

Yaitu pemberian obat melalui bagian rektum untuk tujuan lokal dan sistemik dalam bentuk sediaan larutan, padat, atau setengah padat.

ParenteralIntravena (I.V)

Yaitu pemberian yang tidak mengalami fase absorpsi, karena obat disuntikkan langsung ke dalam pembuluh darah vena (sistemik) , onset of action cepat, efisien, bioavailabilitas 100 %, baik untuk obat yang menyebabkan iritasi jika diberikan dengan cara lain.

Intramuskular (I.M)

Yaitu pemberian obat yang disuntikkan ke dalam jaringan otot, umumnya di otot pantat atau paha.

Subkutan (S.C)

Yaitu pemberian obat yang disuntikkan kedalam tubuh melalui bagian yang sedikit lemaknya dan masuk ke dalam jaringan di bawah kulit; volume yang diberikan tidak lebih dari 1 ml.

Intraperitoneal (I.P)

Yaitu pemberian obat melalui rongga peritoneum, namun cara ini tidak dilakukan pada manusia karena berbahaya

Intrakardial

Yaitu pemberian obat langsung pada bagian jantung

Intratecal

Yaitu pemberian obat ke dalam cairan serebrospinal

Intrasinovial

Yaitu pemberian obat melalui rongga sendi

Lain lainInhalasi

yaitu pemberian obat yang cepat melewati permukaan luas dari saluran nafas dan epitel paru-paru, yang menghasilkan efek hampir sama dengan efek yang dihasilkan oleh pemberian obat secara intravena. Rute ini efektif dan menyenangkan penderita dengan keluhan pernafasan seperti asma atau penyakit paru obstruktif kronis karena obat diberikan langsung ke tempat kerja dan efek samping sistemis minimal.

Intranasal

Yaitu pemberian obat melalui rongga hidung dengan bentuk sediaan semprot hidung

Topikal

Yaitu pemberian secara topikal yang digunakan bila suatu efek lokal diinginkan untuk pengobatan. Misalnya, klortrimazol diberikan dalam bentuk krim secara langsung pada kulit dalam pengobatan dermatofitosis dan atropine yang diteteskan langsung ke dalam mata untuk mendilatasi pupil dan memudahkan pengukuran kelainan refraksi.

Transdermal

Yaitu rute pemberian yang mencapai efek sistemik dengan pemakaian obat pada kulit, biasanya melalui suatu transdermal patch. Cara pemberian obat ini paling sering digunakan untuk pengiriman obat secara lambat, seperti obat antiangina, nitrogliserin.