Penggolongan Obat Dan Cara Mendapatkannya

22
PENGGOLONGAN OBAT DAN CARA MENDAPATKANNYA Yang dimaksud obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi untuk manusia. (UU No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan) Untuk peningkatan keamanan dan ketepatan penggunaan serta pengamanan lalu lintas obat dan hubungannya dengan aksi obat yang dapat ditimbulkan didalam tubuh, serta bahayanya obat tersebut bagi pasien, maka obat dibagi menjadi beberapa golongan sebagai berikut : 1. Obat Bebas Obat bebas adalah obat yang bebas/dapat diperoleh tanpa resep dari dokter, sehingga dapat dibeli langsung melalui Apotek, Toko Obat Berizin, Toko Modern maupun warung kelontong. Cara mengenali obat bebas adalah terdapat tanda logo lingkaran berwarna HIJAU dengan garis tepi berwarna hitam pada kemasannya. Contoh Obat Bebas : Parasetamol (penurun demam dan pereda sakit kepala) Vitamin-Vitamin Ferrosulfat (penambah darah) Sediaan obat mengandung Calcium Antasid (untuk sakit maag) Ex : promag, mylanta 2. Obat Bebas Terbatas Obat bebas terbatas adalah obat yang dapat diperoleh tanpa resep dokter, sehingga dapat dibeli langsung melalui Apotek maupun Toko Obat Berizin namun memperolehnya dalam jumlah terbatas. Terdapat sediaan Obat Bebas Terbatas adalah campuran obat bebas dan obat keras. Cara mengenali obat bebas terbatas adalah terdapat tanda logo lingkaran berwarna BIRU dengan garis tepi berwarna hitam pada kemasannya.

Transcript of Penggolongan Obat Dan Cara Mendapatkannya

Page 1: Penggolongan Obat Dan Cara Mendapatkannya

PENGGOLONGAN OBAT DAN CARA MENDAPATKANNYAYang dimaksud obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi untuk manusia. (UU No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan)

Untuk peningkatan keamanan dan ketepatan penggunaan serta pengamanan lalu lintas obat dan hubungannya dengan aksi obat yang dapat ditimbulkan didalam tubuh, serta bahayanya obat tersebut bagi pasien, maka obat dibagi menjadi beberapa golongan sebagai berikut :

1. Obat Bebas

Obat bebas adalah obat yang bebas/dapat diperoleh tanpa resep dari dokter, sehingga dapat dibeli langsung melalui Apotek, Toko Obat Berizin, Toko Modern maupun warung kelontong. Cara mengenali obat bebas adalah terdapat tanda logo lingkaran berwarna HIJAU dengan garis tepi berwarna hitam pada kemasannya.

Contoh Obat Bebas :

Parasetamol (penurun demam dan pereda sakit kepala)

Vitamin-Vitamin Ferrosulfat (penambah darah) Sediaan obat mengandung

Calcium Antasid (untuk sakit maag) Ex

: promag, mylanta

2. Obat Bebas Terbatas

Obat bebas terbatas adalah obat yang dapat diperoleh tanpa resep dokter, sehingga dapat dibeli langsung melalui Apotek maupun Toko Obat Berizin namun memperolehnya dalam jumlah terbatas. Terdapat sediaan Obat Bebas Terbatas adalah campuran obat bebas dan obat keras. Cara mengenali obat bebas terbatas adalah terdapat tanda logo lingkaran berwarna BIRU dengan garis tepi berwarna hitam pada kemasannya.

Biasanya pada kemasan golongan obat ini terdapat peringatan-peringatan berkaitan dengan pemakaian/penggunaannya yang ditulis dalam kotak, supaya pasien/masyarakat dapat menggunakan obat ini dengan benar. Ada 6 macam tanda peringatan antara lain :

a. P.No.1 Awas! Obat Keras, Bacalah Aturan Pemakaiannya

Contoh :

Sediaan Obat Pereda Flu / Pilek (Ex : Neozep, Ultraflu, Procold)

Sediaan Obat Batuk (Ex : OBH, Woods, Komix, Actifed)

b. P.No.2 Awas! Obat Keras, Hanya untuk kumur, jangan ditelan

Contoh :

Page 2: Penggolongan Obat Dan Cara Mendapatkannya

Sediaan obat kumur mengandung Povidone Iodine (Ex : Betadine)

Sediaan obat kumur yang mengandung Hexetidine (Ex : Hexadol)

c. P.No.3 Awas! Obat Keras, Hanya untuk bagian luar dari badan

Contoh :

Betadine Kalpanax Albothyl Sediaan salep/krim untuk

penyakit kulit yang tidak mengandung antibiotik

Sediaan tetes mata yang tidak mengandung antibiotik (Insto, Braito)

d. P.No.4 Awas! Obat Keras, Hanya untuk dibakar

Contoh :

Sediaan untuk obat asma (berbentuk rokok) à sudah tidak ada

e. P.No.5 Awas! Obat Keras, Tidak boleh ditelan

Contoh :

Sediaan obat Sulfanilamid puyer 5 g steril à antibiotik untuk infeksi topikal/kulit termasuk untuk infeksi vagina

Sediaan ovula

f. P.No.6 Awas! Obat Keras, Obat wasir, jangan ditelan

Contoh :

Sediaan suppositoria untuk wasir/ambeien

3. Obat Keras atau Daftar G (Gevaarlijk) atau berbahaya

Obat Keras adalah obat yang hanya dapat diperoleh dengan resep dokter, dan resep hanya dapat ditebus di Apotek atau diserahkan melalui Rumah Sakit,

Puskesmas, maupun Klinik. Namun demikian ada beberapa macam obat keras yang dapat diperoleh tanpa resep dokter yaitu obat-obat yang masuk dalam Obat Wajib Apotek (OWA).

Cara mengenali obat keras adalah terdapat tanda logo lingkaran berwarna MERAH dengan garis tepi berwarna hitam dan terdapat huruf K (warna hitam) berada ditengah lingkaran dan menyentuh pada garis tepi pada kemasannya.

Pada kemasan primer, sekuner, dan etiket biasanya mencantumkan kalimat      “ Harus dengan resep dokter”

Contoh :

Sediaan Antibiotik

(Ex : Amoxicillin, Ampicillin, Ciprofloxacin, Kloramfenicol, Tetracyclin, Sefadroksil, Metronidazol dll)

Sediaan Obat Analgesik (Pereda Nyeri)

(Ex : Piroksikam, Meloksikam, Phenylbutazon dll)

Sediaan Obat Antihipertensi

(Ex : Captopril, Nifedipin, Amlodipin, Candesartan, HCT dll)

Sediaan Obat Antidiabet

(Ex : Glibenklamid, Metformin dll)

Page 3: Penggolongan Obat Dan Cara Mendapatkannya

Sediaan Obat Kortikosteroid

(Ex : Dexamethason, Metilprednison dll)

Sediaan Obat Penyakit Gout/Asam Urat

(Ex : Allopurinol)

Sediaan Obat Penurun Kolesterol

(Ex : Simvastatin, Atorvastatin, Gemfibrozil, dll)

Sedangkan contoh beberapa obat yang masuk Obat Wajib Apotek (OWA) :

Sediaan Obat Kontrasepsi

(Ex : Lyndiol tablet, Mycrogynon tablet, Endometril tablet, dll)

Sediaan Obat saluran Cerna

(Ex : Decamag tab, Gastran tab, Dulcolax tab salut, Metoclopramide, Papaverin HCl tab, dll)

Sediaan Obat Mulut dan Tenggorokan

(Ex : Hexadol solution, Bactidol solutio, dll)

Sediaan Obat Saluran Nafas

(Ex : Salbutamol tablet/sirup, Terbutaline tablet/inhaler, Bromheksin tablet dll)

Sediaan Obat Analgetik, depresan

(Ex : Asam mefenamat tablet, Aspirin+caffein tablet, Alvita kaplet (Antalgin + Vitamin B1, B6, B12) dll)

Sediaan Obat Kulit Topikal

(Ex : Tetracycline salep, Kloramfenikol salep, Decoderm-3 krim, bufacort-N krim, New-Kenacomb krim dll)

Sediaan Obat Antiparasit

(Ex : Albendazol tablet/suspensi (obat cacing) dll)

Sediaan Obat Antiradang-antireumatik

(Ex : Ibuprofen kaplet/tablet/sirup, Natrium diklofenak gel/krim dll)

4. Obat Psikotropika

Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintesis bukan narkotika yang berkhasita psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat tyang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. (UU RI No. 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika). Obat ini merupakan obat yang digunakan untuk masalah gangguan kejiwaan/mental yang biasanya disebut dengan obat penenang dan antidepresan. Penggunaan obat ini dapat menyebabkan haliusinasi, depresi, stimulasi (tidak mengantuk, tidak lapar), dan gangguan fungsi motorik/otot (kepala bergerak naik turun/geleng-geleng).

Psikotropika termasuk dalam Obat Keras Tertentu (OKT) yang logonya sama dengan obat keras yaitu lingkaran

Page 4: Penggolongan Obat Dan Cara Mendapatkannya

berwarna MERAH dengan garis tepi berwarna hitam dan terdapat huruf K (warna hitam) berada ditengah lingkaran dan menyentuh pada garis tepi pada kemasannya sehingga untuk mendapatkannya harus dengan resep dokter.

Dikarenakan obat golongan ini dapat menimbulkan ketergantungan / kecanduan, pemerintah melakukan pengawasan dengan ketat (regulasi dan sanksi hukum) supaya tidak terjadi penyalahgunaan obat.

Psikotropika digolongkan menjadi 4 (empat) golongan berdasarkan potensi efek ketergantungan :

a. Psikotropika Golongan I

Hanya digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan untuk terapi kesehatan/pengobatan karena dapat menyebabkan potensi sindrom ketergantungan yang sangat kuat.

Contoh : DMA, MDMA, Meskalin dll

b. Psikotropika Golongan II

Digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan serta berkhasiat untuk pengobatan/terapi dan dapat menyebabkan potensi ketergantungan yang kuat.

Contoh : Amfetamin, Metakualon, Sekobarbital dll

c. Psikotropika Golongan III

Digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan serta berkhasiat untuk pengobatan/terapi

dan mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindrom ketergantungan.

Contoh : Amobarbital, Flunitrazepam, Pentobarbital dll

d. Psikotropika Golongan IV

Digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan serta berkhasiat untuk pengobatan/terapi dan mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindrom ketergantungan.

Psikotropika golongan IV inilah yang banyak digunakan untuk terapi/pengobatan dikarenakan efek ketergantungan yang dihasilkan ringan.

Contoh : Diazepam, Lorazepam, Nitrazepam, Alprazolam, Klordiazepoksid, Triazolam dll.

Penyerahan obat narkotika dapat dilakukan oleh Apotek, Rumah Sakit, Puskesmas, Klinik berdasarkan resep dokter kepada pasien/pengguna langsung.

5. Obat Narkotika

Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintesis maupun semisintesis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongan-golongan. (UU RI No.35 Tahun 2009 tentang Narkotika).

Page 5: Penggolongan Obat Dan Cara Mendapatkannya

Cara mendapatkan Obat Narkotika harus dengan resep dokter dan obat dapat diserahkan melalui Apotek, Rumah sakit, Puskesmas ataupun Klinik.

Logo obat narkotika adalah seperti tanda plus warna merah dalam lingkaran warna putih dengan garis tepi warna merah.

Obat narkotika sangat bermanfaat dan diperlukan di bidang ilmu pengetahuan maupun bidang kesehatan. Meskipun demikian, masih ada yang menggunakan tidak sesuai dengan standar pengobatan maupun sengaja disalahgunakan bahkan disertai peredaran narkotika secara gelap. Penyalahgunaan Narkotika serta Psikotropika merupakan kejahatan krimial dikarenakan hal tersebut merupakan ancaman yang dapat melemahkan ketahanan nasional dikarenakan dapat merusak moral/mental masyarakat khususnya generasi muda penerus bangsa. Pemerintah melakukan pengawasan dan pengendalian peredaran obat narkotika dengan membuat Undang-undang Nomor 22 Tahun 1997 yang diperbarui menjadi UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.

Berdasarkan potensi yang dapat mengakibatkan ketergantungan, Narkotika digolongkan menjadi 3 (tiga) yaitu :

a. Narkotika Golongan I

Hanya digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan untuk terapi kesehatan/pengobatan karena dapat menyebabkan potensi sindrom ketergantungan yang sangat tinggi.

Contoh : Tanaman Papaver Somniferum L, Opium mentah, Opium masak, tanaman koka (Erythroxylum coca), daun koka, kokain mentah, kokain, tanaman ganja, Heroin, THC dll.

b. Narkotika Golongan II

Berkhasiat untuk pengobatan tetapi digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan.

Contoh : Morfin, Opium, Petidin, Ekgonin, Hidromorfinol dll.

c. Narkotika Golongan III

Berkhasiat untuk pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan.

Contoh : Kodein, Dihidrokodein, Etilmorfin, Doveri dll.

Kodein dan Doveri biasa digunakan untuk obat batuk yang parah.

Dari penggolongan obat diatas kita hanya dapat membeli obat dengan tujuan untuk pengobatan sendiri (self-medication) dari golongan obat bebas, obat bebas terbatas serta obat wajib apotek (OWA). Untuk memperoleh obat-obatan tersebut sebaiknya membeli di Toko Obat Berizin atau Apotek, dikarenakan di sarana tersebut mutu obat lebih terjaga (karena

Page 6: Penggolongan Obat Dan Cara Mendapatkannya

penyimpanan yang tepat, pemeriksaan masa kadaluarsa yang rutin) serta terhindar dari obat-obat palsu yang beredar. Adanya Tenaga Teknis Kefarmasian di Toko Obat atau Apoteker di Apotek dapat kita mintai saran dan informasi mengenai penggunaan dan keamanan obat yang akan kita digunakan. Namun perlu diingat bahwa masa pengobatan sendiri adalah 3 hari, jika selama 3 hari tidak sembuh maka harus berobat ke dokter.

Jika kita tidak paham dengan obat yang diterima, kita wajib mengetahui/bertanya kepada dokter / apoteker mengenai aturan pakai, dosis, serta efek samping yang mungkin terjadi.

Jenis Obat Analgesik : Fungsi, Efek Samping, Dosisnya

Analgesik adalah sejenis obat yang dibuat untuk menghilangkan rasa nyeri tanpa harus menghilangkan kesadaran seseorang. Analgesik memiliki sifat seperti narkotik, yaitu menekan sistem saraf pusat dan mengubah persepsi terhadap rasa sakit yang diderita. Analgesik sering kali digunakan bersamaan dengan beberapa jenis obat-obatan lainnya seperti parasetamol dan kodein.

1. NONSTEROIDAL ANTI-INFLAMMATORY DRUGS (NSAID)

Merupakan jenis obat analgesik yang memiliki reaksi tubuh terhadap gangguan organ tubuh (inflamasi) yang tidak terlalu kuat. Obat ini sangat tidak dianjurkan untuk dikonsumsi oleh wanita hamil dan ibu menyusui.

Cara Kerja NSAIDCara kerja obat ini adalah dengan menghalangi kerja enzim prostaglandin (zat kimia yang dihasilkan tubuh yang membuat rasa nyeri, demam, dan peradangan) sehingga menghasilkan tingkatan yang lebih rendah. Akibatnya dapat mengurangi peradangan, rasa nyeri, dan demam itu sendiri.

Beberapa jenis obat-obatan yang termasuk golongan ini antara lain :

AspirinDigunakan untuk mengurangi rasa nyeri, demam, serta saat terjadinya suatu peradangan. Obat ini juga bisa digunakan untuk mengobati serta mencegah apabila terjadi serangan jantung, stroke ataupun rasa nyeri pada dada.

Beberapa merk dagang untuk aspirin antara lain, Arthritis Pain, Ascriptin Enteric, Aspir 81, Aspir-Low, Bayer Aspirin, Bayer Childrens Aspirin, Bufferin, Easprin, Ecotrin, Ecpirin, Fasprin, Halfprin, Miniprin, St. Joseph Aspirin.

Page 7: Penggolongan Obat Dan Cara Mendapatkannya

Penggunaan Aspirin

Sebaiknya obat ini tidak diberikan pada anak-anak maupun remaja yang sedang terkena demam, gejala flu, maupun cacar air, karena obat ini dapat menimbulkan efek samping yang fatal bagi mereka. Seperti mereka akan mengalami syndrom reye, yaitu semcm penyakit langka dimana cara kerjanya dengan mempengaruhi cara kerja otak dan hati.

Bagi pasien yang mengalami gangguan perdarahan pada usus, perdarahan hemofilia, maupun penderita yang alergi terhadap NSAID, sebaiknya menghindari penggunaan obat ini.

Pada wanita hamil, obat ini bisa mengakibatkan dampak yang membahayakan bagi janin. Yaitu gangguan pada jantung serta menurunnya berat badan saat lahir nantinya. Untuk itu sebaiknya menghindari pemakaian obat ini.

Bagi pasien yang mengalami gangguan asma, maag, penyakit hati, jantung, ginjal, hipertensi, maupun polip, sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.

Efek Samping AspirinEfek samping aspirin : Gatal-gatal, gangguan pernafasan, terjadi pembengkakan (pada wajah, lidah, bibir, dan tenggorokan), mengalami sakit perut seperti mulas, mengantuk, sakit kepala ringan.

Saat pasien menghentikan penggunaan aspirin, biasanya akan muncul beberapa gejala seperti mengalami kebingungan, halusinasi, gangguan pernafasan, kejang,mual, muntah, atau sakit perut yang parah, batuk darah atau muntah yang, demam, serta mengalami pembengkakan pada bagian tertentu.

IbuprofenMerupakan salah satu anti inflamasi yang bekerja untuk mengurangi hormon penyebab demam, peradangan dan nyeri pada tingkat ringan hingga sedang, seperti pada penderita sakit kepala, sakit gigi, sakit punggung, arthritis, kram saat menstruasi, atau pada saat mengalami cedera ringan.

Tentang Ibuprofen

Beberapa merk dagangnya antara lain, Advil, Genpril, Midol, Motrin, Nuprin.

Dosis penggunaan obat ini adalah 200 hingga 400 mg setiap 4 hingga 6 jam.

Kontra indikasi :

Sebaiknya obat ini tidak digunakan sebelum maupun setelah menjalani operasi bypass jantung, karena obat ini dapat mengancam jantung seperti terjadinya serangan jantung atau stroke.

Bagi penderita yang memiliki sejarah penyakit jantung, stroke, gagal jantung, hipertensi, maag, asma, gangguan hati, ginjal, polip, maupun gangguan perdarahan sebaiknya menghubungi dokter sebelum mengkonsumsi obat ini, karena dapat mengakibatkan efek serius pada perut atau usus, termasuk perdarahan.

Bagi wanita hamil dan menyusui, penggunaan ibuprofen selama 3 bulan dapat membahayakan janin.

Efek samping :Efek samping yang bisa ditimbulkan obat ini antara lain timbulnya ruam,telinga berdenging, sakit kepala, pusing, mengantuk, sakit perut, mual, diare, sembelit, dan mulas.

Celebrex (celexocib)Digunakan untuk mengurangi hormon penyebab radang dan nyeri pada tubuh,

Page 8: Penggolongan Obat Dan Cara Mendapatkannya

seperti arthritis, ankylosing spondylitis, nyeri haid, serta polip pada usus.

Dosis pemakaian : 100 hingga 400 mg perhari.

Kontra indikasi :

Sebaiknya obat ini tidak digunakan sebelum maupun setelah menjalani operasi jantung, karena obat ini dapat menimbulkan serangan jantung atau stroke.

Bagi penderita yang memiliki riwayat sejarah serangan jantung, stroke, penyakit jantung, gagal jantung, tekanan darah tinggi, maag, gangguan hati , penyakit ginjal, epilepsi, asma, polip, gangguan pembekuan darah, maupun yang alergi terhadap jenis NSAID seperti aspirin, sulfa, dan yang lainnya sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakannya, karena obat ini dapat mengakibatkan efek serius pada perut atau usus.

Begitu juga bagi wanita hamil, maupun menyusui, sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum penggunaanya, karena dapat membahayakan kondisi janin.

Efek samping yang bisa ditimbulkan obat ini seperti timbulnya gatal-gatal, gangguan pernafasan, terjadi pembengkakan (wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan), gangguan pada perut ( seperti diare, kembung, sering buang gas), pusing, gugup, hidung meler atau tersumbat, sakit tenggorokan, dan timbulnya ruam pada kulit.

DisclofenacDigunakan sebagai obat penghilang rasa nyeri tigkat ringan hingga sedang, seperti gejala osteoporosis, rheumatoid arthritis, dan kram saat menstruasi. Disclofenak dalam bentuk serbuk atau biasa disebut

cambia dapat digunakan sebagai obat migrain.

Merk dagang obat ini antara lain voltaren, cataflam, voltaren XR, Cambia, zipsor, zorvolex.

Dosis pemakaian obat ini adalah 100 hingga 200 mg/ hari dengan jangka pemberian obat 2 hingga 4 kali sehari stelah makan.

Kontra indikasi :

Bagi penderita dengan riwayat penyakit jantung, tekanan darah tinggi, stroke,maag , gangguan hati, ginjal, asma, polip, gangguan perdarahan, ataupun bagi perokok, sebaiknya penggunaan obat ini setelah berdiskusi dengan dokter

.Hal yang sama juga berlaku bagi wanita hamil dan menyusui. Karena penggunaan obat ini bisa berakibat fatal bagi janin dan bayi yang disusui.

Efek samping : ulserasi, sensasi panas pada perut, kram, mual, gastritis, perdarahan gastrointestinal, gangguan hati, tinja berwarna hitam, lemah, pusing, munculnya ruam, gangguan ginjal, telinga berdenging, Retensi cairan, pembekuan darah, serangan jantung, hipertensi, dan gagal jantung.

EtodolacDigunakan untuk mengurangi hormon  yang menyebabkan peradangan dan rasa nyeri pada tubuh misalnya akibat arthritis atau osteoarthritis.

Dosis yang dianjurkan untuk pemakaian obat ini adalah 200 hingga 400 mg setiap 6 hingga 8 jam setiap hari sehabis makan.

Kontra indikasi

Page 9: Penggolongan Obat Dan Cara Mendapatkannya

Penggunaan etodolac sebelum / pasca operasi bypass jantung dapat meningkatkan risiko yang dapat mengancam jiwa, seperti serangan jantung atau stroke.

Bagi penderita yang memiliki riwayat serangan jantung, stroke, tekanan darah tinggi, maag, gangguan hati, asma, polip dan juga perokok, Etodolac bisa mengakibatkan meningkatnya risiko pada perut atau usus, termasuk perdarahan atau perforasi (pembentukan lubang).

Pada wanita hamil dan menyusui, etodolak dapat mengganggu perkembangan janin, dan bayi.

Efek samping : ruam, telinga berdenging, sakit kepala, pusing, mengantuk, sakit perut, mual, diare, sembelit, mulas, retensi cairan, sesak napas, retensi cairan, pembekuan darah, serangan jantung, hipertensi, dan gagal jantung.

IndomethacinBerfungsi sebagai prostglandin yaitu  menghalangi aksi bahan-bahan kimia yang berbahaya bagi tubuh.

Kontra indikasi :

Pasien yang sedang mengkonsumsi obat, suplement, obat herbal

Alergi terhadap obat-obatan jenis NSAId, makanan, dan lainnya.

Penderita maag dan gangguan perdarahan Penderita dengan riwayat gagal jantung,

ginjal, gangguan hati, masalah kencing, tekanan darah tinggi , sariawan, kejang, atau kadar natrium darah rendah, dan infeksi.

Efek samping : Kemerahan dan rasa nyeri pada daerah bekas suntikan, alergi ( seperti ruam, gatal-gatal, gangguan pernafasan, sesak di dada, pembengkakan mulut, wajah, bibir, atau lidah), muntah darah,

Warna urine dan tinja menjadi gelap, frekuensi buang air kecil menurun, detak jantung lambat; memar, masalah berat badan.

KetoprofenDigunakan untuk mengobati nyeri dan peradangan yang terjadi pada tubuh akibat rheumatoid arthritis atau osteoarthritis, dan juga kram saat menstruasi.

Kontra indikasi :

Alergi terhadap bahan-bahan ketoprofen Penderita yang mengalami alergi yang

parah, seperti ruam, gatal-gatal, gangguan pernafasan, polip, dan pusing.

Penderita yang baru saja menjalani operasi jantung atau pernah memiiki riwayat menderita berbagai penyakit seperti ginjal, gangguan hati, diabetes, gangguan usus, asma, tekanan darah tinggi,

Wanita hamil dan menyusui Pasien yang sedang pada masa konsumsi

suatu jenis obat, suplement makanan, dan obat-obatan herbal.

Efek samping : Sembelit, diare, pusing, mengantuk, sering buang gas, sakit kepala, mulas, mual, gangguan pada perut.

KetorolacDigunakan untuk mengobati rasa nyeri pada tingkatan sedang hingga berat.

Kontra indikasi :

Alergi terhadap ketorolac Sedang pada masa konsumsi beerapa jenis

obat lainnya Wanita hamil dan menyusui Memiliki riwayat ulkus, masalah pada

ginjal, stroke, hemofilia, maupun pasien pasca melakukan operasi jantung, asma, polip, hipertensi, perokok, pecandu alkohol

Page 10: Penggolongan Obat Dan Cara Mendapatkannya

Efek samping : Sembelit, diare, pusing, mengantuk, sering buang gas, sakit kepala, gangguan pencernaan, sakit perut, mual, nyeri di tempat suntikan, berkeringat, muntah, terjadi alergi (seperti ruam, gatal-gatal, gatal, gangguan pernafasan, sesak di dada, pembengkakan mulut, wajah, bibir, atau lidah, suara serak).

NabumetoneAdalah sejenis NSAID yang juga memiliki fungsi untuk meredakan rasa nyeri dan peradangan yang terjadi pada tubuh.

Sebaiknya obat ini tidak digunakan pada :

Wanita hamil dan menyusui Seseorang yang alergi terhadap bahan

nabumetone Seseorang yang mengalami alergi seperti

ruam, gatal-gatal, gangguan pernafasan, polip, dan pusing terhadapa obat-obatan NSAID.

Gunakan obat ini sesuai dengan petunjuk dokter atau sesuai aturan pakai yang biasanya tertera pada label obat.

Efek samping penggunaan nabumeton diantaranya :

Gejala umum yang biasa dialami antara lain : Sembelit, diare, pusing, mengantuk,sering buang gas, sakit kepala, mulas, mual.

Terkadang pengguna akan mengalami reaksi alergi seperti ruam, gatal-gatal, gangguan pernafasan, terjadi pembengkakan (mulut, wajah, bibir,lidah), gangguan produksi urine, nyeri dada, merasa kebingungan, depresi, pingsan, detak jantung lebih cepat dari biasanya, demam, menggigil, sakit tenggorokan, mengalami perubahan mental atau suasana hati, mati rasa pada tangan atau kaki, mual, muntah , sesak napas, warna kulit atau mata menguning.

NaproxenJenis NSAID ini juga digunakan untuk mengurangi hormon penyebab nyeri dan peradangan pada anggota tubuh, seperti nyeri akibat gejal arthritis, ankylosing spondylitis, tendinitis, bursitis, asam urat, atau kram menstruasi.

Perhatikan hal-hal berikut sebelum mengkonsumsi obat ini :

Obat ini dapat memicu resiko terjadinya serangan jantung dan stroke. Untuk itu sangat disarankan bagi penderita jantung, maupun seseorang yang baru saja melakukan operasi pada jantung untuk menghindari pemakaian obat ini.

Bagi orang yang alergi terhadap obat ini sendiri maupun jenis NSAID lain seperti aspirin, atau bagi orang-orang yang memiliki riwayat serangan jantung, stroke, tekanan darah tinggi, maag, gangguan hati, ginjal, asma, polip, ataupun jika anda seorang perokok aktif, sebaiknya melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum menggunakan obat ini. Karena obat ini dapat menyebabkan pendarahan pada bagian perut atau usus, yang bisa berakibat pada kematian.

Bagi wanita hamil dan menyusui, mengkonsumsi naproxen di trimester akhir kehamilan bisa membahayakn janin dalam kandungan.

Efek samping yang ditimbulkan :

Sama seperti jenis NSAID yang lainnya naproxen juga memiliki efek samping yang umum terjadi seperti, gatal-gatal, gangguan pernafasan,  pembengkakan ( pada  wajah Anda, bibir, lidah, dan tenggorokan), sakit perut, sakit perut, diare, sembelit, kembung, sering buang gas, pusing, sakit kepala, gugup, penglihatan kabur, terjadi dering di telinga.

Page 11: Penggolongan Obat Dan Cara Mendapatkannya

OxaprozinObat ini digunakan untuk pengobatan penyakit rheumatoid arthritis, osteoarthritis, dan arthritis, karena obat ini dapat menghalangi zat-zat  yang dapat menimbulkan peradangan dalam tubuh.

Obat ini tidak baik digunakan untuk seseorang yang alergi terhadap jenis obat itu sendiri maupu jenis-jenis NSAID lainnya seperti ibuprofen dan celebrex, juga bagi wanita yang sedang hamil maupun menyusui dan pasien yang baru saja menjalani operasi penyakit jantung  untuk itu diperlukan konsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum mengkonsumsi obat ini.

Adapun efek samping yang umum terjadi dari pemakaian oxaproxin antara lain : pengguna bisa mengalami Sembelit, diare, pusing, mengantuk, seringnya buang gas, sakit kepala,  mulas, dan mual. Obat ini juga dapat meningkatkan resiko penyakit jantung dan gangguan pembuluh darah yang serius. Selain itu, oxaproxin juga dapat meningkatkan resiko penyakit maag.

PiroxicanObat ini digunakan untuk mengobati nyeri dan peradangan pada tahap ringan hingga sedang, seperti pada gejala artritis, pembengkakan, kaku dan nyeri pada otot.

Cara kerjanya adalah dengan menghambat prostlaglandin dalam tubuh. Dosis penggunaan piroxican pada umumnya adalah 10 hingga 20 mg perharinya.

Sebaiknya obat ini tidak digunakan pada :

Wanita yang sedang hamil dan menyusui. Pada wanita yang sedang merencanakan

kehamilan, piroxican dapat berakibat mengurangi tingkat kesuburan anda.

Bagi seseorang yang memiliki riwayat gangguan lambung, usus, asma, gangguan hati, ginjal, penyakit jantung, hipertensi, gangguan penglihatan, penggumpalan darah, serta yang alerdi terhadap anti inflamasi jenis lainnnya seperti ibuprofen dan aspirin, sebaiknya melakukan konsultasi pada dokter sebelum menggunakan obat ini.

Efek samping yang ditimbulkan : kembung, nyeri ulu hati, diare, sakit kepala, demam, dan gejala flu.

SalsalateObat ini digunakan untuk mengobati demam, nyeri, serta peradangan pada tubuh. Obat ini memiliki efek yang kuat seperti halnya  aspirin dalam mengurangi peradangan, tetapi  obat ini tidak berpengaruh pada pembekuan darah dari aspirin.

Jenis penyakit yang dapat diobati dengan salsalate antara lain : heumatoid arthritis, osteoarthritis, peradangan dan nyeri akibat cedera jaringan lunak, tendinitis, dan bursitis.

Dosis umum penggunaan obat ini adalah 3000 mg perhari yang diberikan selama 2 sampai 4 kali.

Peringatan pemakaian :

Jangan mengkonsumsi obat ini saat anda mengkonsumsi alkohol, karena dapat meningkatkan resiko sakit maag

Bagi wanita menyusui, sebaiknya jangan mengkonsumsi obat ini karena dapat mengakibatkan efek buruk bagi bayi

Efek samping yang umumnya terjadi atas penggunaan salsalate adalah gangguan

Page 12: Penggolongan Obat Dan Cara Mendapatkannya

pencernakan, dan tinnitus (telinga berdengiing). Efek lain yang mungkin timbul yaitu : sakit perut, kram, mual, muntah, gangguan pada hati, tinja berwarna hitam, lemah, pusing, ruam, gangguan ginjal, vertigo, pembekuan darah, serangan jantung, hipertensi (tekanan darah tinggi), dan gagal jantung.

Sulindac (clinoril)Sama seperti jenis NSAID lain, sulindac juga berperan untuk mengatasi rasa nyeri, nyeri dan peradangan yang dsebabkan oleh rheumatoid arthritis, ankylosing spondylitis, arthritis gout, osteoarthritis. Obat ini juga dapat  digunakan untuk mengobati peradangan yang terjadi pada jaringan lunak seperti tendinitis dan bursitis.

Peringatan sebelum penggunaan sulindac :

Dosis penggunaan obat ini adalah 150 hingga 200 mg perhari yang diberikan selama 2 kali sehari sehabis makan. Batas maximal konsumsi obat ini adalah 400 mg/ hari.

Bagi pasien dengan riwayat penyakit asma, dan alergi seperti gatal-gatal, atau alergi terhadap jenis obat-obatan lain, penderita ulkus peptikum (gangguan fungsi ginjal), obat ini sebaiknya dihindari. karena dapat memperburuk kondisi pasien seperti Retensi cairan, pembekuan darah, serangan jantung, hipertensi.

Wanita hamil dan menyusui sebaiknya menghindari pemakaian obat ini.

Efek samping penggunaan obat ini antara lain :

Sama seperti efek samping antibiotik, jenis obat ini dapat menyebabkan gangguan pencernakan (seperti gangguan pada lambung dan usus kecil), nyeri perut,

kram, mual, peradangan selaput lendir pada lambung (gastritis), perdarahan gastrointestinal, gangguan hati, lemah, pusing, timbulnya ruam, gangguan ginjal, telinga berdenging.

TolmetinMerupakan sejenis anti inflamasi NSAID yang berguna untuk pengobatan demam, nyeri, dan peradangan seperti pada gejala rheumatoid arthritis, arthritis juvenile, atau osteoarthritis.

Penggunaan Tolmetin :

Dosis yang dianjurkan untuk jenis obat ini adalah 200 hingga 600 mg perhari selama tiga kali minum setelah makan. Dosis maximum adalah 1800 mg perhari.

Penggunaan tolmetin pada pasien yang sedang mengkonsumsi jenis obat-obatan antikoagulan dapat meningkatkan resiko terjadinya perdarahan. Begitu juga bagi pasien yang memakai lithium atau methotrexate, dapat mengembangkan kadar racun obat itu sendiri.

Pencampuran penggunaan tolmetin dengan valsartan, losartan, irbesartan atau angiotensin converting enzyme inhibitor, kaptopril pada lansia yang mengalami gangguan fungsi ginjal dapat menyebabkan berkurangnya fungsi ginjal yang akhirnya bisa mengakibatkan gagal ginjal.

Wanita hamil dan ibu menyusui sebaiknya menghindari penggunaan obat ini.

Efek samping yang umumnya terjadi pada pasien yang menggunakan obat ini adalah gangguan pencernakan, nyeri perut, kram, mual, gastritis, perdarahan gastrointestinal, gangguan hati, terjadi ulserasi lambung, tinja berwarna hitam, lemah, pusing, munculnya ruam, telinga berdenging.

Page 13: Penggolongan Obat Dan Cara Mendapatkannya

2. ACETHAMINOPHEN (PARACETAMOL)

Merupakan jenis obat-obatan yang paling sering dikonsumsi masyarakat, yaitu untuk meredakan rasa nyeri dan demam.

Penggunaan analgesic ini antara lain untuk pengobatan sakit kepala, nyeri otot, arthritis, sakit punggung, sakit gigi, pilek, dan juga demam.

Acethaminophen kadang-kadang disingkat APAP yang terkandung dalam berbagai jenis obat-obatan. Untuk itu sebelum menggunakan obat-obatan, telitilah dulu kandungan yang biasa tertera pada labelnya. Jangan sampai kita mengkonsumsi obat ini dalam melebihi dosis yang nantinya akan berakibat fatal.

Sebaiknya obat ini digunakan selain untuk pasien dengan gangguan fungsi hati dan juga pengonsumsi alkohol. Penggunaan obat ini untuk wanita yang sedang hamil, ibu menyusui, dan anak-anak dibawah 2 tahun, harus sesuai dengan petunjuk dokter.

Obat ini biasanya digunakan untuk menurunkan panas badan yang disebabkan oleh infeksi atau yang lainnya. Selain itu, obat ini juga bisa meredakan rasa nyeri pada tingkat rendah hingga sedang. Analgesik ini bekerja langsung pada pusat pengatur panas tubuh di hipotalamus.

Adapun beberapa merk dagang dari acethaminophen antara lain paracetamol, sanmol, pamol, fasidol, panadol, itramol, dan masih banyak lagi.

Acethaminophen diberikan pada pasien secara oral

Efek samping penggunaan acethaminophen :

1. Hilangnya nafsu makan2. Mual3. Muntah4. Sakit perut5. Berkeringat6. Mengalami kebingungan7. Kelelahan8. Urine berwarna gelap9. Kulit mata menguning10. Penggunaan acethaminophen pada

pecandu alkohol dapat meningkatkan resiko kerusakan hati.

11. Obat ini juga bisa mengakibatkan alergi seperti gatal-gatal, Pembengkakan pada wajah, bibir, lidah, dan tenggorokan

12. Dapat menimbulkan gangguan pernafasan13. Ruam pada kulit yang berakibat melepuh

dan mengelupas.

3. KODEIN

Merupakan sejenis obat yang digunakan untuk meredakan rasa nyeri pada stadium sedang hingga berat. Selain itu obat ini juga berguna untuk meredakan batuk, diare, dan iritasi.

Kodein sendiri merupakan salah satu jenis narkotika, karena saat berada pada saluran pencernakan (hati), fungsi obat ini akan diubah ke bentuk aslinya yaitu morfin.

Bentuk tampilan obat ini biasanya pil dan cairan. Dalam dunia kesehatan pemakaiannya biasa digabungkan dengan jenis analgesik lainnya seperti aspirin, ibuprofen, acethaminophen, dan juga kafein.

Beberapa efek yang ditimbulkan oleh obat ini antara lain :

Euforia Gatal-gatal

Page 14: Penggolongan Obat Dan Cara Mendapatkannya

Mual Muntah Mengantuk Mulut terasa kering Hipotensi Sulit buang air kecil Depresi Sembelit Bila over dosis, bisa mengakibatkan

gangguan saluran pernafasan Kecanduan jika digunakan dalam jangka

panjang.

Bila penggunaan dihentikan, pasien biasanya akan mengalami withdrawal syndrome, yaitu gelisah dan berkeringat.

Demikian beberapa jenis analgesik, semoga bermanfaat.

Jenis-jenis Golongan Antibiotik dan FungsinyaAntibiotik merupakan salah satu jenis obat yang sering diresepkan untuk mengobati infeksi bakteri dan beberapa parasit tertentu. Obat ini sangat banyak macamnya yang terkadang dapat membingungkan, sehingga penting sekali mengetahui golongan antibiotik serta fungsinya masing-masing.

Antibiotik merupakan golongan obat yang digunakan untuk mengobati infeksi bakteri seperti penyakit tipes, selulitis, bisul, dan beberapa infeksi oleh parasit tertentu. Antibiotik disebut juga sebagai antibakterial. Tersedia dalam bentuk sirup, tablet, kapsul, injeksi (suntik), krim atau salep dan lotion.

ilustrasi antibiotikIngat, fungsi antibiotik adalah membunuh bakteri sehingga tidak dapat digunakan untuk mengobati infeksi virus seperti batuk pilek, DBD, cacar air, dll. ataupun infeksi jamur kecuali ada infeksi skunder oleh bakteri yang menyertainya. Untuk virus dan jamur sudah tersedia obat khusus yaitu anti virus dan anti jamur (anti fungi).

Jenis-Jenis Golongan Antibitoik

Ada banyak jenis antibiotik dengan berbagai nama dan merek. Penggolongan antibiotik berdasarkan mekanisme kerja nya. Setiap jenis antibiotik hanya bekerja terhadap beberapa jenis bakteri atau parasit tertentu. Inilah sebabnya mengapa antibiotik yang berbeda digunakan untuk mengobati berbagai jenis infeksi yang berbeda. Jenis golongan antibiotik yang utama meliputi:

Penicillins, contohnya penicillin V, flucloxacillin, and amoxicillin.

Cephalosporins, contohnya cefaclor, cefadroxil, cefalexin.

Tetracyclines, contohnya tetracycline, doxycycline, and minocycline.

Page 15: Penggolongan Obat Dan Cara Mendapatkannya

Aminoglycosides, contohnya gentamicin, amikacin, and tobramycin.

Macrolides, contohnya erythromycin, azithromycin, and clarithromycin.

Clindamycin. Sulfonamides and trimethoprim,

contohnya co-trimoxazole. Metronidazole and tinidazole. Quinolones, contohnya

ciprofloxacin, levofloxacin, and norfloxacin.

Kebanyakan antibiotik memiliki 2 nama, yaitu nama generik dan nama dagang (merek atau nama paten). Nama dagang atau merek diciptakan oleh perusahaan obat yang memproduksi obat. Sedangkan nama generik merupakan nama asli struktur kimia antibiotik itu sendiri. Misalnya amoxicillin (generik), memiliki banyak nama dangang seperti Yusimox, Etamox, Brodamox, dll tergantung produsen obat.

Fungsi atau Mekanisme Kerja Antibiotik

Ada dua mekanisme kerja utama antibiotik yaitu membunuh (bakterisidal) dan menghambat bakteri (bakteriostatik). Antibiotik yang memiliki mekanisme kerja berfungsi membunuh bakteri sering dilakukan dengan cara merusak struktur dinding sel bakteri sehingga bakteri akan mati dengan antibiotik tersebut. Sedangkan antibiotik yang menghambat

bakteri yaitu dengan cara menghentikan perkembangbiakan bakteri sehingga sisa bakteri akan dibunuh oleh sistem pertahanan tubuh manusia.

Kapan Antibiotik Digunakan?

Antibiotik biasanya hanya untuk diresepkan infeksi bakteri yang lebih serius, dan untuk beberapa infeksi parasit.

Penyakit infeksi yang sering disebabkan oleh virus, maka tidak memerlukan antibiotik. Bahkan penyakit infeksi bakteri yang ringan, juga tidak perlu karena sistem kekebalan tubuh dapat mengusirnya.

Jadi, jangan heran jika dokter tidak merekomendasikan antibiotik untuk kondisi yang disebabkan oleh virus atau infeksi non-bakteri, atau bahkan untuk infeksi bakteri yang ringan. Namun, Anda perlu antibiotik jika mengalami infeksi bakteri yang serius seperti meningitis atau pneumonia.

Dengan begitu banyaknya jenis antibiotik manakah yang kita pilih?

Pilihan antibiotik terutama tergantung pada infeksi bakteri yang menyebabkannya. Hal ini karena setiap antibiotik hanya efektif terhadap bakteri dan parasit tertentu. Misalnya, jika seseorang mengalami pneumonia, dokter tahu bakteri apa yang biasanya menyebabkan pneumonia. Sehingga dokter akan memilih antibiotik yang paling efektif membasmi jenis bakteri tersebut.

Page 16: Penggolongan Obat Dan Cara Mendapatkannya

Selain itu, ada faktor lain yang menjadi pertimbangan dalam memilih antibiotik, Antara lain: seberapa parah infeksinya, seberapa baik fungsi ginjal dan hati, jadwal dosis, obat lain yang diminum, efek samping, riwayat alergi terhadap jenis antibiotik tertentu, atau jika hamil atau menyusui.

Itulah mengapa penggunaan antibiotik harus berdasarkan rekomendasi atau resep dokter.