Penerimaan Dunia Bisnis Terhadap Penerapan e-Procurement di Kabupaten Belitung

66
MAKALAH PENELITIAN ANALISIS TINGKAT PENERIMAAN DUNIA BISNIS TERHADAP PENERAPAN E-PROCUREMENT PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG Disusun oleh: Tito Erza Laksana (19851227 200912 1 001)

description

Setiap penerapan suatu sistem yang baru dalam suatu badan usaha atau instansi pemerintah sudah tentu dilakukan suatu analisis. Analisis yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana sistem tersebut dapat diterima oleh pelaku bisnis atau pengusaha, dalam hal ini adalah e-procurement. E-procurement merupakan suatu sistem yang menawarkan kemudahan kepada penggunannya yaitu pelaku bisnis atau pengusaha tentang pelaksanaan proses pengadaan barang dan jasa yang diharapkan dapat memperkecil peluang terjadinya praktek kecurangan/korupsi.Kata kunci: analisis, pengusaha/pelaku bisnis, e-procurement.

Transcript of Penerimaan Dunia Bisnis Terhadap Penerapan e-Procurement di Kabupaten Belitung

  • MAKALAH PENELITIANANALISIS TINGKAT PENERIMAAN DUNIA BISNIS

    TERHADAP PENERAPAN E-PROCUREMENTPEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

    Disusun oleh:

    Tito Erza Laksana(19851227 200912 1 001)

  • KATA PENGANTAR

    Assalamualaikum wr. wb

    Alhamdulillahirrabilalamien, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telahmelimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga dapat terselesaikannyaMakalah Penelitian yang telah saya kerjakan.

    Penulis menyadari bahwa dalam mengerjakan penelitian dan penyusunanmakalah ini tidak dapat lepas dari bimbingan, dorongan, dan bantuan baik materilmaupun spirituil dari berbagai pihak, oleh karena itu perkenankanlah penulismenghaturkan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

    1. Yth. Kepala Pelabuhan Perikanan Nusantara Tanjungpandan dan sekaligus sebagaiPembina, Sutardjo, A.Pi, MM

    2. Seluruh Kepala Seksi Pelabuhan Perikanan Nusantara Tanjungpandan yang telahmemberikan masukan yang sangat bermanfaat.

    3. Keluargaku tercinta, ayah, ibu dan kedua kakaku tercinta Avika Kusuma Jati, SE. nDrg. Dicsi Mesrawati yang selalu memberikan kasih sayang, doa serta dorongandan dukungan yang tanpa henti.

    4. Istriku tercinta Wanda Saraswati dan kedua anaku tersayang Calista EfrandaLaksana dan Abimanyu Samudra Laksana yang selalu memberikan warna warnidalam hidupku.

    5. Seluruh staff serta karyawan Pelabuhan Perikanan Nusantara Tanjungpandanterima kasih atas bantuannya.

    6. Pengusaha-pengusaha di Kabupaten Belitung yang telah bersedia menjadiresponden, terima kasih banyak atas segala partisipasinya.

    7. Semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis baik secaralangsung maupun tidak langsung dalam penulisan makalah penelitian ini yangtidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

  • Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah tersebutbanyak kekurangan dan kekeliruan. Untuk itu Penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Semoga hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yangmembutuhkan.

    Wassalamualaikum wr. wb.

    Tanjungpandan, Juli 2015

    Tito Erza laksana

  • DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR i

    DAFTAR ISI ii

    DAFTAR TABEL iii

    DAFTAR GAMBAR iv

    BAB I PENDAHULUAN 1

    1.1. Latar Belakang 1

    1.2. Rumusan Masalah 2

    1.3. Batasan Masalah 2

    1.4. Tujuan penelitian 31.5. Manfaat Penelitian 3

    1.6. Metodologi Penelitian 3

    1.7. Sistematika Penulisan 4

    BAB II LANDASAN TEORI 6

    2.1. E-procurement 6

    2.1.1 Definisi E-procurement 6

    2.2. Klasifikasi Penerapan e-Procurement 8

    2.3. Perceived Characteristics of Innovating 10

    2.4. Good Governance 11

    2.5. Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) 132.5.1 Unit Layanan LPSE 15

    2.5.2 LPSE di Pemerintahan Kota Yogyakarta 17

    2.5.3 Fungsi dan Fasilitas LPSE 19

    2.5.3.1 Fungsi LPSE 19

    2.5.3.2 Fasilitas LPSE 20

    2.5.4 Alur Proses Pendaftaran Rekanan 20

  • BAB III METODOLOGI 22

    3.1. Jenis Penelitian 22

    3.2. Teknik Pengumpulan Data, Jenis, dan Sumber Data 22

    3.2.1 Teknik Pengumpulan Data 22

    3.2.2 Jenis dan Sumber Data 23

    3.3. Lokasi Penelitian 24

    3.4. Populasi dan Sampel 25

    3.5. Definisi Operasional 25

    3.6. Metode Analisis Data 32

    BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 34

    4.1. Hasil Survei 34

    4.1.1 Analisis Data Pribadi (Karakteristik) Responden 354.1.2 Analisis Uji Validitas Pertanyaan dalam Kuesioner 374.1.3 Analisis Uji Reliabilitas Jawaban Responden 444.1.4 Analisis Uji Regresi 45

    4.2. Hasil Analisis 46

    BAB V PENUTUP 49

    5.1. Simpulan 49

    5.2. Saran 50

    DAFTAR PUSTAKA 51

    LAMPIRAN

  • DAFTAR TABEL

    Tabel 3.1 Daftar pertanyaan variabel relative advantage. 26

    Tabel 3.2 Daftar pertanyaan variabel complexity. 27

    Tabel 3.3 Daftar pertanyaan variabel ease of use. 28

    Tabel 3.4 Daftar pertanyaan variabel image. 28

    Tabel 3.5 Daftar pertanyaan variabel communicability........................................ 29

    Tabel 3.6 Daftar pertanyaan variabel trialability................................................. 30

    Tabel 3.7 Daftar pertanyaan variabel voluntariness............................................. 31

    Tabel 3.8 Daftar pertanyaan variabel use intention.............................................. 31

    Tabel 4.1 Analisis data pribadi (karakteristik) responden... 36

    Tabel 4.2 Analisis uji validitas terhadap dimensi relative advantage. 37

    Tabel 4.3 Analisis uji validitas terhadap dimensi complexity.. 38

    Tabel 4.4 Analisis uji validitas terhadap dimensi ease of use.. 49

    Tabel 4.5 Analisis uji validitas terhadap dimensi image. 40

    Tabel 4.6 Analisis uji validitas terhadap dimensi communicability 41

    Tabel 4.7 Analisis uji validitas terhadap dimensi trialability. 42

    Tabel 4.8 Analisis uji validitas terhadap dimensi voluntariness. 43

    Tabel 4.9 Analisis uji validitas terhadap dimensi use intention.. 43

    Tabel 4.10 Analisis uji reliabilitas.. 44

    Tabel 4.11 analisis regresi... 45

  • DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Website LPSE Kabupaten Belitung.......19

    Gambar 2.2 Diagaram proses pendaftaran rekanan...... 21

  • SARI

    Setiap penerapan suatu sistem yang baru dalam suatu badan usaha atau instansipemerintah sudah tentu dilakukan suatu analisis. Analisis yang dilakukan untukmengetahui sejauh mana sistem tersebut dapat diterima oleh pelaku bisnis ataupengusaha, dalam hal ini adalah e-procurement. E-procurement merupakan suatusistem yang menawarkan kemudahan kepada penggunannya yaitu pelaku bisnisatau pengusaha tentang pelaksanaan proses pengadaan barang dan jasa yangdiharapkan dapat memperkecil peluang terjadinya praktek kecurangan/korupsi.

    Kata kunci: analisis, pengusaha/pelaku bisnis, e-procurement.

  • 1BAB IPENDAHULUAN

    1.1 Latar BelakangTidak dapat dipungkiri lagi bahwa kemajuan teknologi komputer dan

    telekomunikasi (teknologi informasi) telah membawa suatu revolusi tersendiri didalam dunia bisnis. Dari sekian banyak teknologi yang dikembangkan, mungkinteknologi internet yang paling banyak menawarkan berbagai perubahan-perubahan signifikan terkait dengan cara praktisi bisnis menjalankan aktivitassehari-harinya. Teknologi informasi ini memungkinkan perdagangan, perniagaan,melakukan transaksi melalui media elektronik. Termasuk di dalamnya adalahaplikasi pengadaan barang dan jasa yang disebut e-procurement (Indrajit, 2007).

    Pengadaan barang dan jasa pemerintah yang efisien dan efektif merupakansalah satu bagian yang penting dalam perbaikan pengelolaan keuangan Negara.Salah satu perwujudannya adalah dengan pelaksanaan proses pengadaan barangdan jasa pemerintah secara elektronik (elektronik government procurement atauPPE), yaitu dengan memanfaatkan fasilitas teknologi komunikasi dan informasi.Proses pengadaan barang dan jasa pemerintah secara elektronik ini akan lebihmeningkatkan dan menjamin terjadinya efisiensi, efektifitas, transparansi, danakuntabilitas dalam pembelanjaan uang Negara. Selain itu, proses pengadaanbarang dan jasa pemerintah secara elektronik ini juga dapat lebih menjamintersedianya informasi, kesempatan dan peluang usaha, serta mendorong terjadinyapersaingan yang sehat dan terwujudnya keadilan (non discriminative) bagi seluruhpelaku usaha yang bergerak di bidang pengadaan barang dan jasa pemerintah.

    Aplikasi Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Nasional dibuatuntuk mewujudkan harapan pelaksanaan pengadaan barang dan jasa pemerintahsecara elektronik.

    Pengadaan barang dan jasa pemerintah secara elektronik meliputi e-lelangumum (e-reguler tendering), e-lelang penerimaan (e-reverse tender), e-pembelian

  • 2(e-purchasing), e-penawaran berulang (e-reverse auction), dan e-seleksi (e-selection).

    E-procurement menjadi topik popular setelah dihubungkan dengan otonomidaerah. Hampir setiap daerah mencoba mengimplementasikan dengan kebijakanmasing-masing.

    Pada prinsipnya e-procurement merupakan pemanfaatan. PemerintahKabupaten Belitung menerapkan Teknologi Informasi dan komunikasi padapenyelenggaraan pengadaan barang dan jasa pemerintah, seluruh pelaku usahayang bergerak di bidang pengadaan barang dan jasa pemerintah dapat mengetahuiapa saja kebijakan, program, dan kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka ikutberpartisipasi, baik dalam bentuk dukungan, sanggahan, maupun kritikan.

    Dengan e-procurement diharapkan proses informasi kepada rekanan dapatlebih cepat, efektif dan efisien. Sehingga rekanan dapat dengan lancar dalamberkomonikasi dengan Pemerintah Kabupaten Belitung khususnya dalampengadaan barang dan jasa.

    1.2 Rumusan MasalahBerdasarkan uraian latar belakang yang sudah disampaikan pada sub bab

    sebelumnya maka penelitian dapat dirumuskan menjadi beberapa permasalahanyang akan menjadi topik bahasan yaitu:a. Bagaimanakah penerapan e-procurement ditinjau dari infrastruktur dan

    pengelolaan pada Pemerintah Kabupaten Belitung.b. Bagaimanakah tingkat penerimaan dunia bisnis terhadap penerapan e-

    procurement di Pemerintah Kabupaten Belitung.

    1.3 Batasan MasalahUntuk mempersempit ruang lingkup permasalahan yang akan dikaji dan

    diteliti maka penelitian ini terfokus pada penerapan e-procurement yaitu:

    a. Tata kelola penyelenggaraan e-procurement yang diterapkan PemerintahDaerah Kabupaten Belitung pada bidang pelayanan publik pada dunia bisnis.

  • 3b. Responden penelitian adalah Pemerintah Kabupaten Belitung pada divisiBidang Informasi Daerah (BID), Bagian Pengendalian Pembangunan(DALBANG), ULP (Unit Layanan Pengadaan) dan Pengusaha KabupatenBelitung.

    1.4 Tujuan PenelitianAdapun tujuan dari penelitian ini adalah:

    a. Menambah wawasan dan informasi tentang kebijakan tata kelolapenyelenggaraan e-procurement yang diterapkan oleh Pemerintah KabupatenBelitung.

    b. Mengetahui seberapa besar tingkat penerimaan dan pemahaman pengusaha(dunia bisnis) pada penerapan e-procurement pada Pemerintah KabupatenBelitung.

    1.5 Manfaat PenelitianManfaat yang dapat diambil dari penelitian e-procurement pada

    Pemerintahan Kabupaten Belitung yaitu:a. Pada Pemerintah Kabupaten Belitung. Diharapkan penelitian ini dapat

    memberikan sumbangan pemikiran dalam penyusunan perencanaan danpengambilan keputusan dalam usaha mengoptimalkan pengelolaan danpengembangan e-procurement pada pelayanan publik.

    b. Pada masyarakat dan pengusaha dengan adanya penelitian ini diharapkandapat menambah wawasan dan informasi tentang e-procurement pada bidangbirokrasi pelayanan publik di Kabupaten Belitung.

    1.6 Metodologi PenelitianPenelitian yang akan dilakukan adalah bersifat deskriptif analistis, karena

    berusaha untuk mendeskripsikan serta mengkaji data yang diperoleh dari hasilobservasi, indepth interview (wawancara mendalam), kuesioner pada rekanan,data dokumentasi dan studi kepustakaan. Dengan langkah penyelesaiaan yaitu:

  • 4a. Pengumpulan data primer dilakukan melalui observasi, indepth interview(wawancara mendalam) pada Kepala Bidang Informasi Daerah (BID)Kabupaten Belitung, Bagian Pengendalian Pembangunan (DALBANG)Kabupaten Belitung, Unit Layanan Pengadaan (ULP) dan penyebaran angketkuesioner pada rekanan.

    b. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara studi literature,penelusuran internet, dan bahan-bahan dari dokumentasi atau kepustakaanmedia untuk mengetahui proses perencanaan dan pengembangan e-Procurement.

    c. Data yang diperoleh, dikumpulkan, diedit, dikategorikan, serta dicarikesesuaian dan penjodohan polanya untuk kemudian dianalisis.

    1.7 Sistematika PenulisanUntuk pembahasan dan analisis hasil penelitian bagian selanjutnya laporan

    ini akan disusun dalam beberapa bab. Pada bab 2 akan menguraikan dasar-dasarteori yang digunakan dalam penelitian, literature, penelusuran internet, dan bahan-bahan dari dokumentasi atau kepustakaan media e-procurement yaitu definisi e-procurement secara umum, klasifikasi layanan e-procurement, evaluasi e-

    procurement, good governance, e-procurement pada pelayanan publik, dan e-procurement pada Pemerintah Kabupaten Belitung serta studi pendukung yanglain yang berhubungan dengan teori yang mendukung penelitian e-procurement.

    Pada bab 3 akan memberikan penjelasan tentang langkah-langkah penelitiandari proses pengumpulan data hingga analisis yang berisi tentang jenis penelitian,teknik pengumpulan data, jenis sumber data, lokasi penelitian, populasi data,sampel dan definisi opersional variabel.

    Pada bab 4 akan membahas tentang hasil penelitian yang didapatkan baikdari observasi terhadap objek baik dari pemerintah maupun pengusaha denganmengumpulkan data-data kualitatif dari hasil observasi, kuesioner serta datadokumentasi responden dengan metode analitik menggunakan SPSS sertapembahasan hasil yang didapatkan dari penelitian.

  • 5Pada bab 5 ini merupakan kesimpulan penelitian yang telah dilakukanberdasarkan data-data yang telah didapatkan selama penelitian dengan mengambilsuatu keputusan penelitian sehingga dapat memberikan sumbang saran danpemikiran yang diperlukan untuk mengoptimalkan pengelolaan danpengembangan e-procurement pada pelayanan publik.

  • 6BAB IILANDASAN TEORI

    2.1 E-Procurement

    2.2.1 Definisi E-ProcurementKemajuan teknologi membuat sejumlah instansi meninggalkan cara

    pengadaan barang dan jasa secara konvensional. E-procurement menjadi solusiyang tepat, tanpa terbelit panjangnya birokrasi. Apalagi jalur yang dilalui sangattransparan.

    E-procurement mempunyai arti tersendiri yaitu procurement adalah usahapengadaan barang dan jasa. Penambahan huruf e (elektronik), membuat proses

    untuk pengadaan barang dan jasa tadi dipindahkan ke media elektronik, yakniinternet. Ada juga yang mengartikan e-procurement sebagai e-pembelian. Teknikdan potensi pengembangan e-procurement atau e-pembelian adalah pembeliansecara elektronik dan dilakukan melalui teknologi internet. Teknologi dimaksudtermasuk platform teknologi barang dan jasa yang ditawarkan dan disediakan olehportal bisnis (www.eBizzAsia.com).

    Dalam konsep ini, dikenal sejumlah istilah yang sering dipergunakan olehpara praktisi bisnis dan teknologi informasi. Memang karena sekilas terlihat sama,sejumlah istilah tersebut sering diputarbalikan (tergantung dengan konteks yangada), namun pada dasarnya masing-masing istilah tersebut memiliki definisi danruang lingkup arti yang cukup berbeda, seperti:a. Alpikasi e-procurement, merupakan perangkat lunak atau software yang

    dipergunakan untuk mengaplikasikan konsep e-procurement dalam suatuinstansi.

    b. E-procurement didefinisikan sebagai suatu mekanisme pembelian masa kini-atau dapat dikatakan sebagai teknik pembelian modern-dengan memanfaatkansejumlah aplikasi berbasis internet dan perangkat teknologi informasi terkaitlainnya sebagai enabler dalam menjalankan proses tersebut (Juliyanto, 2008).

  • 7c. Sistem e-procurement, merupakan kumpulan dari sejumlah komponen-komponen atau entitas-entitas di dalam sebuah instansi, yang saling terkaitsatu dengan lainnya, yang memiliki fungsi untuk menjalankan konsep e-procurement didalam suatu instansi. Adapun yang dimaksud dengankomponen terkait, misalnya perangkat keras (hardware), perangkat lunak(software), sumber daya manusia (brainware), dan pengguna (user), kebijakan(policy), tata kelola (governance), proses (business process), dan infrastrukturdari instansi tersebut (Indrajit, 2007).

    Dari beberapa definisi yang telah disampaikan di atas maka dapat ditariksebuah kesimpulan bahwa e-procurement adalah pemanfaatan TeknologiInformasi dan Telekomunikasi (IT) dalam membantu proses kerja dari sebuahpemerintahan demi terwujudnya pembaharuan sebuah sistem pemerintahan yangtransparan, efektif, efisien, dan bebas dari proses ilegal.

    E-procurement tetap berpijak pada prinsip pembelian, yakni mendapatkanbarang dengan kualitas, jumlah, waktu, tempat, harga dan sumber yang tepat.Penggunaan media elektronik membuat prinsip pengadaan barang dan jasa lebihmudah dan berjalan sesuai fungsinya. Semua aktivitas e-procurement ditunjukanuntuk mendukung terciptanya pemerintahan yang bersih, transparan danberwibawa.

    Transparansi dan akuntabilitas merupakan unsur penting dalam sistemaparatur Negara yang modern, yang dilandasi oleh derajat rasionalitas yang tinggi(Sudarto, 2005). Nilai-nilai kejujuran, kebenaran, dan keadilan harus menjiwaiaparatur Negara untuk menuju pemerintahan yang good governance, oleh karenaitu penerapan e-procurement diharapkan dapat mempercepat upaya keterbukaandan transparansi pelayanan pengadaan barang dan jasa (Depkominfo, 2003).

    Berdasarkan Keputusan Presiden No 80 Tahun 2003 yang menggariskanprinsip-prinsip pengadaan barang dan jasa yang dibiayai APBN dan APBDdengan menggunakan teknologi informasi, terbuka, bersaing, transparan dan tidakdiskriminatif. Prosedur e-procurement yang belum termuat dalam Keppres di ataskemudian dijabarkan lebih lanjut dalam Peraturan Presiden No 8 Tahun 2006(Keppres No 80 Tahun 2003).

  • 82.2 Klasifikasi Penerapan e-ProcurementPada penerapan e-procurement tujuan utama adalah penggunaan Teknologi

    Informasi yang dapat meningkatkan transparansi, sehingga persaingan sehat antarpelaku usaha dapat lebih cepat terdorong. Dengan demikian optimalisasi danefisiensi belanja negara segera dapat diwujudkan (www.lpse.jogja.go.id).

    Agar bisa masuk dalam proses e-procurement ini secara utuh, setidaknyadibutuhkan empat kesiapan. Pertama, kesiapan sumber daya manusianya,khususnya panitia pengadaan. Mereka harus memahami proses dan sistemnya,sehingga mampu menjelaskan berbagai hal yang terkait dengan proses pengadaanitu, dan juga dibutuhkan ketelitian dalam mengisi data dan informasinya. Jadi,harus ada capacity building. Kedua, infrastrukturnya. Artinya, instansi atau unitkerja yang menyelenggarakan e-procurement harus mempunyai komputer,website dan sistem online, sehingga orang bias melakukan pendaftaran danbidding dari mana saja. Ketiga, ada payung hukum yang terkait dengan KeppresNo. 80 dan Perpres No. 54 Tahun 2010 sebagai penggantinya atau amandemenpenyempurnaanya, . Keempat, tentu ada biayanya, baik untuk pengadaan maupunpelatihan SDM, kemudian biaya infrastruktur. Namun, yang juga penting adalahchange management, karena bagaimanapun diperlukan kesiapan mental dandilakukannya perubahan yang sesuai kebutuhan. Karena, selain bertujuanmenciptakan good governance, juga meningkatkan daya saing bangsa, dalamartian pengelolaannya dilakukan secara professional (Yulvidya, 2007).

    Adapun hal yang perlu diperhatikan atau prasyarat dalammengimplementasikan e-procurement di kalangan Pemerintah antara lain adalah:a. Pemerintah harus bersepakat untuk mendesain ulang rangkaian proses

    pengadaan barang dan jasa dari yang bersifat manual ke elektronik, dimanadalam perancangan rangkaian proses baru tersebut akan terjadi usahaeliminasi, simplifikasi, integrasi, dan otomatisasi terhadap sejumlah proseslama.

    b. Adanya komitmen dari segenap Pimpinan dan karyawan Pemerintahan untukmerubah budaya kerja (change management) akibat penerapan konsep e-procurement yang berbasis pada penggunaan teknologi informasi secara

  • 9optimal ini, terutama dalam kaitannya dengan menjalin kemitraan strategisdengan para penyedia barang dan jasa (rekanan).

    c. Disamping harus menguasai cara-cara menggunakan perangkat teknologi

    informasi (komputer, aplikasi, data base, dan lain sebagainya) dengan baik,SDM perusahaan yang terlibat dalam proses e-procurement harus memahamisecara sungguh-sungguh kerangka perdagangan yang terjadi di dunia maya(cyber trading) atau internet beserta karakteristiknya.

    d. Tersedianya perangkat pendukung implementasi e-procurement baik yangbersifat internal maupun external, seperti misalnya standarisasi kode barang,kerangka hukum yang berlaku, infrastruktur teknologi informasi yangmemadai, sistem aplikasi dan data base terpadu terintegrasi, dan lainsebagainya.

    Dengan demikian, sebagai kesimpulan dapat dikatakan bahwa e-procurement memberikan keuntungan-keuntungan sebagai berikut (Yuliana,2002):a. E-procurement menawarkan kesempatan seluas-luasnya untuk perbaikan

    dalam biaya dan produktivitas.b. Strategi e-procurement yang efektif merupakan kunci keberhasilan dalam

    meningkatkan daya saing di waktu yang akan datang.c. E-procurement membuat suatu instansi mempunyai satu daftar yang dapat

    digunakan untuk semua, tidak memerlukan cetakan dan pengeposan, lebihbanyak pilihan, dan bisa mendapatkan mendapatkan harga penawaaran yanglebih baik.

    d. Prosesnya lebih praktis dan akan memangkas birokrasi yang berbelit-belit.e. Semua proses pengadaan akan berjalan secara transparan dan menghindari

    adanya komisi terselubung.Oleh karena itu, semua proses dilakukan secara elektronik, penggunaan TI

    menjadi wajib. Tentu saja, harus ada intranet, extranet, dan internet yang menjaditulang punggung e-commerce. Semua sistem perangkat lunak harus terintegrasiantara pemerintah dan penyedia barang. Maka dari itu dibutuhkan tenaga kerjayang menguasai kerja jaringan. Maupun pengetahuan e-pasar. Perubahan budaya

  • 10

    organisasi harus diperhatikan secara extra karena akan terjadi perubahan dari carakerja manual atau kombinasi manual dan elektronik, menjadi elektronik. Changemanagement harus diterapkan dari pimpinan teratas, lalu mengalir ke lapisanbawah. Akan tetapi, belum semua instansi menerapkannya. Hal ini disebabkanoleh ketakutan pada hacker, ketiadaan produk yang diinginkan, tak melihatlangsung produknya, dan reputasi penyedia barang dan jasa.

    2.3 Perceived Characteristics of InnovatingBerbagai teori perilaku (behavioral theory) banyak digunakan untuk

    mengkaji proses adopsi teknologi informasi oleh pengguna akhir (end users),diantaranya adalah Theory of Reasoned Action (TRA), Theory of PlannedBehaviour (TPB), Task-Technology Fit Theory (TFT), Technology AcceptanceModel (TAM), Perceived Characteristics of Innovating (PCI) (Lee, et al., 2003).

    Untuk mengerti mengenai faktor yang menjelaskan mengapa inovasiteknologi informasi diadopsi dan tersebar dalam organisasi. Dua model yangdiadopsi dan dihasilkan dari instrument untuk mengukur faktor yang sesuai padalevel individu adalah TAM dan PCI. TAM berisi hanya dua faktor penjelasanyaitu manfaat atau keuntungan dan kemudahan penggunaan, sedangkan PCI berisikedua faktor tersebut ditambah lima faktor tambahan. Moore dan Benbasatmengembangkan suatu kesempurnaan yang dapat dipercaya, dan tepat untukmengambil keputusan mengadopsi suatu teknologi, PCI juga membangunkepercayaan untuk menjelaskan suatu yang lebih proporsi menyangkut perbedaanpandangan dibanding TAM.

    Kelima faktor tambahan pada PCI yang mempengaruhi adopsi inovasi yangdisajikan, dalam delapan faktor yaitu, complexity, image, communicability,trialability, voluntariness, dan use intention (Moore dan Benbasat, 1991).a. Dimensi pertama, dimensi relative advantage berhubungan dengan kualitas

    dan kuantitas layanan yang diberikan dan bagaimana rekanan mendapatkankeuntungan dari layanan tersebut.

    b. Dimensi kedua, dimensi complexity berhubungan dengan tingkat inovasidianggap sulit untuk dapat tercapai atau dimanfaatkan.

  • 11

    c. Dimensi ketiga, dimensi ease of use berhubungan dengan gambaran dimanasuatu inovasi dapat dirasa mudah untuk digunakan.

    d. Dimensi keempat, dimensi image berhubungan dengan pengguna suatuinovasi dapat meningkatkan status atau pandangan terhadap dirinya didalamperusahaannya.

    e. Dimensi kelima, dimensi communicability berhubungan dengan potensidimana hasil dari penggunaan suatu inovasi dapat dengan mudahdikomunikasikan kepada orang lain.

    f. Dimensi keenam, dimensi trialability berhubungan dengan dimana inovasidapat mencoba pada skala terbatas sebelum skala komersial, sehinggamengurangi risiko

    g. Dimensi ketujuh, dimensi voluntariness berhubungan dengan penggunaansuatu inovasi dipandang sebagai pilihan pribadi bukan karena tekanan daripihak lain.

    h. Dimensi kedelapan, dimensi use intention berhubungan niat atau kemauanpara pengguna untuk menggunakan suatu inovasi.

    2.4 Good GovernanceMewujudkan pemerintah yang bersih dan berwibawa merupakan cita-cita

    pemerintah nasional. Dalam proses demokratisasi sering mengilhami berbagaipihak untuk mewujudkan pemerintahan yang membarikan ruang partisipasi yangluas kepada semua pihak sehingga adanya pembagian peran antar Negara,pemerintah daerah, masyarakat sipil, dan mekanisme pasar.

    Belum optimalnya kinerja pelayanan pengadaan barang dalam rangkamewujudkan good governance (tata kelola pemerintah yang baik) merupakanpermasalahan pemerintah paling umum. Untuk itu upaya menciptakan tata

    pemerintahan yang bersih dan berwibawa terus ditingkatkan oleh pemerintahdaerah dengan reformasi birokrasi yang telah diterapkan pada masing-masingdaerah (Bappenas, 2003).

    Good Governance biasa diartikan sebagai penyelenggaraan pemerintah yangbaik, Bank Dunia dalam laporannya mengenai Governance and Development

  • 12

    tahun 1992 mengartikan good governance, sebagai pelayanan publik yang efisien,sistem pengadilan yang dapat diandalkan, pemerintahan yang bertanggung jawabpada publiknya. Konsep good governance dimunculkan sebagai alternative modeldan metode governing dengan lebih mengandalkan pada perlibatan seluruhelemen masyarakat, seperti pemerintah, semi pemerintah atau non pemerintah

    (World Bank, 1992).Pemerintahan yang baik (good governance) merupakan issue paling

    mengemuka dalam pengelolaan administrasi public saat ini. Masyarakat yangsemakin kritis terhadap pemerintahan untuk melaksanakan penyelenggaraanpemerintahan yang bersih didorong oleh meningkatnya pengetahuan masyarakatdan pengaruh global.

    Pola kehidupan masyarakat berubah berdampak pada timbulnya paradigmabaru dalam penyelenggaraan pemerintahan, merupakan hal yang sudahsepantasnya direspon oleh pemerintah dengan melakukan perubahan yang terarahpada terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan yang baik. Karakteristikpenyelenggaraan kepemerintahan yang baik seperti partisipasi hokum,transparansi, daya respon, orientasi kesepakatan, persamaan, efisien dan efektif,akuntabel dan visioner mensyaratkan sumber daya manusia untukmerealisasikannya (ILPPD Belitung, 2008).

    Kondisi kelembagaan, summber daya manusia aparatur, ketatalaksanaan,dan pengawasan, yang terencana dan terstruktur mampu mendukungpenyelenggaraan pelayanan pengadaan barang dan jasa secara elektronik yangberkualitas dan mendorong munculnya praktek-praktek pelayanan yang lebihmenghargai para penyedia barang dan jasa.

    Banyaknya prespektif yang berbeda dalam menjelaskan konseppemerintahan yang bersih dan berwibawa, ikut berdampak pada pemahamanmasyarakat tentang good governance yang berkembang sehingga menimbulkankebingungan pada implementasi yang diterapkan oleh pemerintah. Namun secaragaris besar ada beberapa karakteristik yang mendasar tentang good governance.

    Langkah pertama adalah adanya ruang kepada lembaga non pemerintahuntuk ikut beperan aktif dalam kegiatan pemerintahan sehingga memungkinkan

  • 13

    adanya sinergi antara lembaga pemerintahan, masyarakat dan mekanisme pasar.Langkah kedua yaitu adanya nilai-nilai yang membuat pemerintah lebih efektif,efisiensi, keadilan dan peka terhadap lingkungan untuk mewujudkankesejahteraan bersama. Langkah yang ketiga adalah mewujudkan pemerintahyang bersih dan bebas dari praktik KKN serta berorioentasi pada kepentinganpublik (Arsanto, 2007).

    2.5 Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE)Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) merupakan situs pengadaan

    barang/jasa secara elektronik (e-procurement) yang memfasilitasi lelang secaraelektronik. Landasan hukum yang mendasari lahirnya layanan ini adalah:a. Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan

    Pengadaan Barang dan Jasa Publik.b. Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 sebagai pengganti Peraturan Presiden

    Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang danJasa Publik.

    c. Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2003 tentang Paket Kebijakan EkonomiMenjelang dan Sesudah Berakhirnya Program Kerjasama denganInternational Monetary Fund (IMF).

    d. Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan PemberantasanKorupsi.

    e. Perpres Nomor 4 Tahun 2015 Tentang Perubahan Keempat Atas PerpresNomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

    Berdasarkan pengalaman sejak tahun 2011 dalam hal pemberlakuan PerpresNo. 54 Tahun 2010, efisiensi akan akan tercapai apabila proses pengadaanbarang/jasa berlangsung secara transparan dan diikuti oleh sejumlah pesertapengadaan yang cukup banyak serta mengedepankan proses persaingan yangsehat.

    Pengadaan barang/jasa secara elektronik (e-procurement) akanmeningkatkan transparansi, sehingga persaingan sehat antar pelaku usaha dapat

  • 14

    lebih cepat terdorong. Dengan demikian optimalisasi dan efisiensi belanja negarasegera dapat diwujudkan.

    Pengadaan barang/jasa secara elektronik (e-procurement) yang diterapkanmerupakan sistem pengadaan barang/jasa yang proses pelaksanaannya dilakukansecara elektronik dengan memanfaatkan fasilitas teknologi komunikasi daninformasi, dan sistem aplikasi serta layanan pengadaan elektronik yang disediakanoleh Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Nasional dari LembagaKebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP). Metode pemilihanpenyedia barang/jasa secara elektronik yang sudah digunakan saat ini adalah e-lelang umum (e-regular tendering). Metode pemilihan lainnya akan diterapkansecara bertahap sesuai dengan pengembangan sistem dan aplikasi pengadaanelektronik serta kerangka hukum yang menopangnya.

    LKPP adalah lembaga yang dibentuk oleh pemerintah dengan Keppres106/2007. Lembaga ini merupakan perluasan Pusat Pengembangan KebijakanPengadaan Barang/Jasa Publik - Bappenas.

    Aplikasi LPSE merupakan aplikasi e-procurement yang dikembangkan olehLKPP (sebelumnya adalah Pusat Pengembangan Kebijakan Pengadaan Barangdan Jasa Publik - Bappenas) untuk digunakan oleh instansi pemerintah seluruhIndonesia. Aplikasi ini dikembangkan dengan semangat efisiensi nasionalsehingga tidak memerlukan biaya apapun untuk lisensinya, baik lisensi AplikasiLPSE itu sendiri maupun perangkat lunak pendukungnya.

    LPSE merupakan unit kerja LKPP yang berada dalam naungan Direktorat e-procurement mempunyai tugas pokok melakukan pengembangan terhadapaplikasi e-procurement. Aplikasi e-procurement yang dikembangkan oleh LPSEdiharapkan dapat digunakan oleh instansi pemerintah seluruh Indonesia. Aplikasiini dikembangkan dengan semangat efisiensi nasional sehingga tidakmemerlukan biaya apapun untuk lisensinya, baik lisensi Aplikasi LPSE itu sendirimaupun perangkat lunak pendukungnya.

    Salah satu unsur penting dalam e-procurement adalah pertukaran dokumen,dan untuk menjamin keamanan dokumen penawaran rekanan, LKPP bekerja samadengan Lembaga Sandi Negara (LSN) mengembangkan suatu aplikasi yang dapat

  • 15

    mengamankan dokumen untuk kepentingan aplikasi e-procurement LPSE yangdiberi nama Apendo (Aplikasi Pengaman Dokumen) yang digunakan untukmelakukan enkripsi dan dekripsi dokumen.

    Dalam awal perkembangannya aplikasi e-procurement LPSE hanyadigunakan oleh Bappenas, dan saat ini telah mendapatkan sambutan yang luarbiasa dari berbagai pihak, untuk mengadopsi aplikasi e-procurement LPSE diinstansi masing-masing. Untuk memperluas akses e-procurement ke seluruh

    instansi pemerintah, LKPP memberi kesempatan kepada departemen,kementerian, LPND (Lembaga Pemerintah Non Departemen) pemerintahprovinsi, kabupaten, Kabupaten, dan instansi pemerintah lainnya untukmendirikan LPSE di instansi masing-masing. LPSE-LPSE ini memiliki fungsiseperti LPSE Nasional namun melayani instansi masing-masing. Dalam pendirianLPSE Regional/Departemen, LKPP akan memberikan bimbingan, petunjukteknis, pelatihan, dan Aplikasi LPSE. Hampir seluruh instansi telahmengimplementasikan aplikasi e-procurement LPSE termasuk juga KabupatenBelitung.

    Adapun spesifikasi perangkat lunak/perangkat keras untuk Aplikasi LPSEsebagai berikut (BID Kabupaten Belitung, 2008):Processor : 1.5 GHz single processor atau lebih

    Memory : 1 GB

    Hard Disk : 50 GB

    Sistem Operasi : Linux/Solaris

    Web Server : Apache 2

    Database Server : PostgreSQL 8.2Java : J2SDK 1.6

    Internet : Min 128 kbps

    Kapasitas processor, memory, hard disk, dan internet untuk kebutuhanminimum, sedangkan untuk kondisi aktual tergantung dari jumlah transaksi yangberjalan.

  • 16

    2.5.1 Unit Layanan LPSEPengadaan barang/jasa di organisasi manapun selalu mendapat perhatian

    khusus. Banyak pertimbangan sehingga dalam banyak contoh fungsi pengadaandilaksanakan secara terpisah dengan fungsi operasi. Berdasarkan Perpres 54 tahun2010 dan Perpres Nomor 4 Tahun 2015, dalam pengelolaan pengadaandiperkenalkan istilah Panitia Pengadaan, Unit Layanan Pengadaan dan PejabatPengadaan.

    Panitia Pengadaan adalah bentuk organisasi pengadaan yang utama dalamPerpres Nomor 4 Tahun 2015 karena untuk semua pengadaan wajib dibentukpanitia pengadaan. Namun, implikasi dari pilihan model ini, jumlah personelpengelola pengadaan yang dibutuhkan secara nasional akan sangat besar karenaadanya kecenderungan setiap kegiatan (termasuk kegiatan operasional) akanmembentuk panitia pengadaan.

    Berdasarkan Perpres 8 mulai diperkenalkan unit layanan pengadaan yangdapat dibentuk oleh Pengguna Anggaran, Gubernur, Bupati, WaliKabupaten danlain-lain untuk melaksanakan semua pengadaan di instansinya. Pilihan model iniakan mengurangi kebutuhan personel pengadaan, karena hanya dibutuhkan 5-7orang yang bertanggungjawab pada pelaksanaan pengadaan dengan dukunganlebih besar. Pilihan model ini juga sangat menguntungkan dari sisiterakumulasinya pengetahuan dan pengalaman, sehingga kesalahan prosesmaupun teknis dapat diperbaiki pada pengadaan selanjutnya.

    Oleh karena itu, semua pihak perlu mendorong pembentukan Unit LayananPengadaan, terutama menghadapi kendala terbatasnya personel yang diyakinimemahami pengadaan.

    Sebagaimana diketahui, pengelola memiliki tugas:a. menyusun jadwal dan menetapkan cara pelaksanaan serta lokasi pengadaan.b. menyusun dan menyiapkan harga perkiraan sendiri (HPS).c. menyiapkan dokumen pengadaan.

  • 17

    d. mengumumkan pengadaan barang/jasa melalui media cetak dan papanpengumuman resmi untuk penerangan umum, dan jika memungkinkan melaluimedia elektronik.

    e. menilai kualifikasi penyedia melalui pascakualifikasi atau prakualifikasi.f. melakukan evaluasi terhadap penawaran yang masuk.g. mengusulkan calon pemenang.

    h. membuat laporan mengenai proses dan hasil pengadaan kepada penggunabarang/jasa.

    Berdasarkan Keppres 80 Tahun 2003, seseorang dapat diangkat sebagaipengelola pengadaan apabila yang bersangkutan:1. memiliki integritas moral, disiplin dan tanggung jawab dalam melaksanakan

    tugas.

    2. memahami keseluruhan pekerjaan yang akan diadakan.3. memahami jenis pekerjaan tertentu yang menjadi tugas panitia/pejabat

    pengadaan yang bersangkutan.4. memahami isi dokumen pengadaan atau metode dan prosedur pengadaan

    Dengan tugas-tugas dan tuntutan seperti diatas diperkenalkan sistemsertifikasi untuk pengelola pengadaan yang ditujukan untuk mengukur kompetensidalam bidang pengadaan barang dan jasa pemerintah (Bappenas, 2008).

    2.5.2 LPSE di Pemerintahan Kabupaten BelitungTerbentuknya LPSE di Pemerintahan Kabupaten Belitung bertujuan untuk

    meningkatkan transparansi, agar nantinya dapat terwujud persaingan yang sehatantar pelaku usaha dan dapat segera terwujudnya optimalisasi dan efisiensibelanja Negara.

    Penerapan sistem e-procurement di Pemerintahan Kabupaten Belitungdilaksanakan pada bulan Desember 2011 dengan melakukan penandatangan notakesepahaman bersama dengan Kementerian Negara Perencanaan PembangunanNasional atau Badan Perencana Pembangunan Nasional. LPSE KabupatenBelitung ini mempunyai tujuan, visi dan misi. Visinya adalah terwujudnya suatupersaingan yang sehat antar rekanan dalam mengikuti lelang pengadaan barang

  • 18

    dan jasa di Pemerintahan Kabupaten Belitung. Sedangkan misi LPSE KabupatenBelitung adalah dapat terwujudnya peningkatan akuntabilitas, efisiensi, efektifitasdan transparansi di Pemerintah Kabupaten Belitung khususnya dalam pelaksanaanpengadaan barang dan jasa.

    Pemerintah Kabupaten Belitung telah melakukan pengumuman tentangpengadaan barang dan jasa secara terbuka dan transparan melalui media massa,papan pengumuman resmi dan website Pemerintah Kabupaten Yogyakata sebagaibentuk pelaksanaan e-government pada proses pengadaan barang. WebsitePemerintah Kabupaten Belitung dapat diakses di www.belitungkab.go.id atauhttp://lpse.belitungkab.go.id/eproc/. Gambar 2.2 tampilan website LPSEKabupaten Belitung. Hingga kini LPSE Kabupaten Belitung telah melaksanakansedikitnya 503 paket pekerjaan untuk mengawali penggunaan sistem aplikasiLPSE Nasional ini sampai dengan kuartal pertama tahun anggaran 2015, danvolume penggunaan LPSE akan secara terus menerus ditingkatkan sehingganantinya seluruh paket pekerjaan dapat diproses melalui LPSE KabupatenBelitung. Selama Desember 2011 hingga Februari 2015 LPSE KabupatenBelitung telah mendata rekanan atau penyedia barang dan jasa yang telahmendaftar sebagai anggota sebanyak 543 perusahaan.

    Perlu diketahui juga bahwa Pemerintah Kabupaten Belitung dalammenerapkan sistem aplikasi LPSE tersebut dengan menggunakan dana darianggaran belanja daerah yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan BelanjaDaerah (APBD) Pemerintah Kabupaten Belitung berkisar antara Rp 500.000.000sampai dengan Rp 700.000.000. Namun dengan adanya aplikasi LPSE yangditerapkan, Pemerintah Kabupaten Belitung dapat menghemat APBD hingga30%.

  • 19

    Gambar 2.1 Website LPSE Kabupaten Belitung

    2.5.3 Fungsi dan Fasilitas LPSE2.5.3.1 Fungsi LPSE

    LPSE akan menjalankan fungsi sebagai berikut (www.lkpp.go.id):a. Mengelola sistem e-procurement,

    b. Menyediakan pelatihan kepada PPK/Panitia dan Penyedia barang dan jasa,c. Menyediakan sarana akses internet bagi PPK/panitia dan Penyedia barang dan

    jasa,d. Menyediakan bantuan teknis untuk mengoperasikan system e-procurement

    kepada PPK/Panitia dan Penyedia barang dan jasae. Melakukan pendaftaran dan verifikasi terhadap PPK/Panitia dan Penyedia

    barang dan jasa

  • 20

    2.5.3.2 Fasilitas LPSELPSE mempunyai fitur-fitur atau fasilitas sebagai berikut

    (www.pengadaannasional-bappenas.go.id):a. Pendaftaran penyedia barang dan jasa yang belum menjadi rekanan, serta

    menyediakan form pendaftaran dan keikutsertaan yang dapat didownloaduntuk keperluan verifikasi,

    b. Petunjuk bagi penyedia barang dan jasa,c. Layanan informasi pengumuman pengadaan barang dan jasa,d. Layanan informasi berita tentang pengadaan barang dan jasa,e. Daftar ahli pengadaan barang dan jasa,f. Layanan pencarian lelang,

    g. Layanan daftar hitam rekanan,h. Layanan tanya jawab seputar pengadaan barang dan jasai. Pengumuman lelang nasional

    2.5.4 Alur Proses Pendaftaran RekananUntuk dapat mengikuti lelang melalui aplikasi Layanan Pengadaan Secara

    Elektronik Nasional, terlebih dahulu perusahaan harus mendaftar untuk menjadirekanan. Proses pendaftaran untuk menjadi rekanan ini melibatkan Publik(perusahaan yang akan menjadi rekanan), PPE (Pejabat Proses PengadaanBarang/Jasa Pemerintah secara Elektronik), dan Certificate Agent. Alur prosespendaftaran rekanan dapat dilihat pada Gambar 2.1:

  • 21

    Gambar 2.2 Diagram proses pendaftaran rekanan

  • 22

    BAB IIIMETODOLOGI

    3.1 Jenis PenelitianBentuk penelitian ini adalah studi kasus (case study) yaitu suatu

    penyelidikan intensif dan komperehensif tentang individu, dan unit sosial yangdilakukan secara mendalam dengan menemukan semua variable penting tentangperkembangan individu atau unit sosial yang diteliti (Sugiyono, 1999).

    Dalam penelitian ini dimungkinkan ditemukannya hal-hal tak terdugakemudian dapat digunakan untuk membuat pendekatan yang pengelohannyasecara intensif, mendetail dan komprehensif. Dalam peneltian ini obyek yangditeliti, ditelaah dan diterusuri termasuk juga kemungkinan-kemungkinanhubungan variabel yang ada.

    Studi kasus adalah pengumpulan data dengan mengambil beberapa elemenkemudian ditelaah secara mendalam. Kesimpulan diperoleh berdasarkan elemen-elemen yang diselidiki dan diterusuri. Penelitian yang akan dilakukan ini adalahbersifat deskriptif analistis, karena berusaha untuk mendeskripsikan sertamengkaji data yang diperoleh dari hasil observasi, indepth interview (wawancaramendalam), kuesioner maupun data dokumentasi dan studi kepustakaan.

    3.2 Teknik Pengumpulan Data, Jenis, dan Sumber Data3.2.1 Teknik Pengumpulan Data

    Pada penelitian ini data dikumpulkan melalui beberapa langkah yaitu:a. Observasi, yaitu pendahuluan penelitian dan peninjauan secara umum guna

    mendapatkan informasi dan mengetahui permasalahan yang akan diangkatdalam penelitian.

    b. Pengumpulan data primer, pada penelitian ini digunakan intuk menganalisavariabel-variabel penerapan e-Procurement. Pengumpulan data dilakukanmelalui indepth interview (wawancara mendalam) pada Bagian Pengendalian

  • 23

    Pembangunan (DALBANG) dan Bidang Informasi Daerah (BID) Sub BidangPengembangan Sisten Informasi Pemerintah Kabupaten Belitung.

    c. Kuesioner dikembangkan sebagai instrument penelitian, kuesioner digunakansebagai media untuk mendapatkan masukan atas obyek yang diteliti.Penyebaran kuesioner kepada rekanan dilakukan pada bulan November 2014sampai dengan Febuari 2015 dengan cara membagikan kuesioner secaralangsung kepada rekanan yang sedang mengikuti pelatian LPSE diPemerintah Kabupaten Belitung, Mengkuti Lelang di Pelabuhan PeirkananNusantara Tanjungpandan dan penyebaran kuesioner melalui alamat e-mailpara rekanan, dari data rekanan yang didapat dari Pemerintah KabupatenBelitung tepatnya pada Bagian Pengendalian Pembangunan.

    d. Pengumpulan data sekunder dengan cara studi literatur, penelusuran internet,dan bahan-bahan dari dokumentasi atau kepustakaan media untukmengetahui proses perencanaan dan pengembangan e-ProcurementPemerintah Kabupaten Belitung.

    3.2.2 Jenis dan Sumber DataData yang diperlukan dalam penelitian ini adalah :

    a. Mengenai keadaan penerapan e-Procurement Pemerintah Kabupaten Belitungyang bersifat faktual sebagai acuan untuk membuat daftar pertanyaan terkaitdengan permasalahan.

    b. Data penunjang, yaitu data yang bersifat membantu proses penelitian datayang terkait dengan item pertanyaan pada kuesioner.

    c. Data primer, yaitu data utama yang digunakan dan dikumpulkan secaralangsung oleh peneliti untuk menjawab masalah sebagai variabel utamadalam proses penelitian, diperoleh melalui indepth interview (wawancaramendalam) dan melalui kuesioner.

    d. Data sekunder, yaitu data yang digunakan untuk mendukung penelitian,diperoleh dengan cara studi literature, penelusuran internet, dan bahan-bahandari dokumentasi atau kepustakaan media.

  • 24

    3.3 Lokasi PenelitianLokasi Penelitian ini dilakukan di kantor Pemerintahan Kabupaten Belitung,

    pada Bagian Pengendalian Pembangunan (DALBANG), Badan Informasi Daerah(BID), Sub Bagian Pengembangan Sistem Informasi, dan Bagian PerizinanSekretariat Daerah Kabupaten Belitung serta Pelabuhan Perikanan NusantaraTanjungpandan. Hal ini dilakukan karena layanan yang digunakan untukpenelitian adalah e-Procurement Pemerintah Kabupaten Belitung. Adapun layanane-Procurement Kabupaten Belitung untuk para rekanan adalah:1. Layanan informasi pengumuman pengadaan

    Pada layanan ini, Pemerintah Kabupaten Belitung memberikan informasipengumuman pengadaan barang dan jasa kepada rekanan yang inginmengetahui pelelangan yang akan diadakan oleh Pemerintah KabupatenBelitung.

    2. Layanan informasi berita tentang pengadaanPada layanan ini, Pemerintah Kabupaten Belitung memberikan informasiberita terbaru mengenai LPSE kepada rekanan.

    3. Layanan informasi pendaftaran penyedia barang dan jasaPada layanan ini, Pemerintah Kabupaten Belitung memberikan informasiprosedur pendaftaran kepada penyedia barang dan jasa yang ingin mendaftarsebagai rekanan, dan menyediakan formulir pendaftaran dan formulirkeikutsertaan yang dapat didownload.

    4. Layanan informasi daftar hitam rekananPada layanan ini, Pemerintah Kabupaten Belitung memberikan informasidaftar nama rekanan atau perusahaan yang tidak diijinkan untuk mengikutilelang pengadaan barang yang diadakan Pemerintah Kabupaten Belitung.Tidak diberikannya ijin bagi rekanan atau perusahaan untuk mengikuti lelangdikarenakan rekanan atau perusahaan tersebut telah terdaftar sebagaipemenang lelang dengan tawaran harga terendah tetapi rekanan atauperusahaan tersebut mengundurkan diri, rekanan atau perusahaan tersebuttidak diijinkan mengikuti lelang yang diadakan Pemerintah KabupatenBelitung sampai batas waktu tertentu, biasannya antara 5 sampai 10 tahun.

  • 25

    3.4 Populasi dan SampelPopulasi adalah keseluruhan kelompok pendukung nilai variabel yang akan

    diteliti. Dalam penelitian ini populasi adalah rekanan atau para penyedia barangdan jasa di Kabupaten Belitung.

    Sampel adalah bagian dari populasi yang dapat mewakili objek yang akanditeliti, mengingat akan keterbatasan waktu dan tenaga maka sampel yang diambilsebanyak 100 responden (Arikunto, 2000), adapun cara pengambilan sampel iniadalah dengan teknik accidental sampling, yaitu individu yang dijumpai saja yangakan dijadikan responden.

    3.5 Definisi OperasionalUntuk memudahkan pemahaman dan lebih memperjelas variabel dalam

    penelitian ini maka perlu definisi operasional sebagai berikut:a. Karakteristik responden dan perusahaan berdasarkan gambaran secara umum,

    pada bagian ini ditampilkan deskripsi karakteristik responden dan perusahaanberdasarkan jenis kelamin, umur, pendidikan, bidang usaha, jabatan, umurperusahaan, dan jumlah karyawan, gambaran karakteristik responden danperusahaan ini dimaksudkan untuk melihat distribusi sebaran respondenberdasarkan karakteristik yang telah disebutkan di atas. Dengan demikianakan dapat member masukan dalam pengambilan kesimpulan penelitian atauinferensi.

    b. Minat Pemanfaatan E-ProcurementIndikator item Kuesioner dikembangkan sebagai media untuk mendapatkanmasukan yang diberikan oleh responden. Item pertanyaan diambil darimetode Perceived Characteristics of Innovating (PCI), untuk menilai kualitasdalam pelayanan pengadaan barang dan jasa. Adapun variabel-variabelPerceived Characteristics of Innovating (PCI) yang dikemukakan oleh Mooredan Benbasat (Deborah, et al., 2007) yaitu:

  • 26

    a) Relative advantageVariabel relative advantage ini digunakan untuk mengukur kualitas dan

    kuantitas layanan yang diberikan LPSE kepada para penyedia barang dan jasayang menggunakan layanan tersebut.

    Pada variabel ini, penilaian dilakukan pada: kemudahan penggunalayanan dalam melakukan proses pekerjaannya, peningkatan mutu pekerjaan,efisiensi waktu untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, peningkatanproduktifitas serta keuntungan yang diperoleh setelah menggunakan aplikasiLPSE. Pada Tabel 3.1 disebutkan item pertanyaan yang termasuk dalamvariabel relative advantage.

    Tabel 3.1 Daftar pertanyaan variabel relative advantage1 Dengan menggunakan sistem aplikasi LPSE membantu saya untuk

    menyelesaikan tugas lebih cepat.2 Dengan menggunakan sistem aplikasi LPSE, meningkatkan mutu pekerjaan

    saya.3 Dengan menggunakan aplikasi LPSE, dapat memudahkan proses pekerjaan

    saya.4 Dengan menggunakan sistem aplikasi LPSE dapat meningkatkan hasil

    pekerjaan saya.5 Secara keseluruhan dengan menggunakan aplikasi LPSE, lebih

    menguntungkan saya untuk melakukan pekerjaan.6 Dengan menggunakan sistem aplikasi LPSE dapat memperlambat waktu

    saya untuk menyelesaikan pekerjaan7 Dengan menggunakan sistem aplikasi LPSE memberi anda kendali lebih

    besar atas pekerjaan yang saya lakukan.8 Dengan menggunakan aplikasi LPSE, membuat saya lebih produktif.

    b) ComplexityVariabel complexity ini digunakan untuk mengukur tingkat penggunaan

    aplikasi LPSE dianggap sulit untuk dapat tercapai atau dimanfaatkanrekanan.

    Adapun penilaian yang dilakukan pada variabel ini meliputi: kesesuaiankinerja sistem aplikasi LPSE dengan cara bekerja sebelum menggunakanaplikasi LPSE, perbedaan kinerja aplikasi LPSE dengan cara bekerjasebelumnya, serta kesulitan yang dirasakan oleh pengguna ketika

  • 27

    menggunakan aplikasi tersebut. Pada Tabel 3.2 disebutkan item pertanyaanyang termasuk dalam variabel complexity.

    Tabel 3.2 Tabel daftar pertanyaan variabel complexity1 Penggunaan sistem aplikasi LPSE sangat sesuai dengan dengan gaya

    pekerjaan saya.2 Penggunaan sistem aplikasi LPSE sangat sesuai dibandingkan jika

    menggunakan cara sebelumnya3 Dibandingkan menggunakan sistem aplikasi LPSE anda menyukai cara

    bekerja saya sebelumnya4 Saya merasa kesulitan ketika harus menggunakan sistem aplikasi LPSE yang

    diterapkan Pemkot Belitung.5 Sistem aplikasi LPSE sesuai dengan cara bekerja yang saya lakukan

    sebelumnya.6 Dengan menggunakan sistem aplikasi LPSE, merupakan pengalaman baru

    untuk saya7 Penggunaan sistem aplikasi LPSE berbeda dari semua pekerjaan yang saya

    lakukan sebelumnya8 Saya merasa kurang mahir ketika menggunakan sistem aplikasi LPSE.9 Sistem aplikasi LPSE menyediakan kemampuan yang bertentangan dengan

    pekerjaan saya10 Penggunaan sistem aplikasi LPSE, tidak sesuai untuk seorang pekerja yang

    menggunakan peran teknologi11 Pekerjaan saya tidak sesuai bila menggunakan sistem aplikasi LPSE12 Penggunaan sistem aplikasi LPSE sangat konsisten dengan pekerjaan saya.

    c) Ease of useVariabel ease of use ini, digunakan untuk mengukur gambaran apakah

    aplikasi LPSE dapat dirasa mudah untuk digunakan oleh rekanan.Adapun penilaian yang dilakukan pada variabel ini meliputi: kemudahan

    untuk mengoperasikan sistem aplikasi LPSE, dan kemudahan untukmendapatkan apa yang pengguna inginkan dalam penggunaan aplikasi LPSEtersebut. Pada Tabel 3.3 disebutkan item pertanyaan yang termasuk dalamvariabel ease of use.

  • 28

    Tabel 3.3 Daftar pertanyaan variabel ease of use1 Saya percaya bahwa sistem aplikasi LPSE susah untuk digunakan.2 Dengan menggunakan sistem aplikasi LPSE mempermudah saya untuk

    mengingat bagaimana melakukan tugas rekan saya3 Ketika saya menggunakan sistem aplikasi LPSE, saya memerlukan banyak

    usaha untuk bisa menggunakannya.4 Penggunaan sistem aplikasi LPSE, sering membuat saya frustasi.5 Saya percaya bahwa dengan menggunakan sistem aplikasi LPSE, mudah

    untuk mendapatkan atau melakukan apa yang saya inginkan6 Secara keseluruhan saya percaya bahwa sistem aplikasi LPSE mudah untuk

    digunakan.7 Belajar untuk mengoperasikan sistem aplikasi LPSE sangatlah mudah bagi

    saya.8 Sistem aplikasi LPSE adalah sistem yang ramah.

    d) ImageVariabel image ini, digunakan untuk mengukur gambaran tentang

    penggunaan aplikasi LPSE apakah dapat meningkatkan status atau kesanterhadap dirinya didalam perusahaannya.

    Adapun penilaian yang dilakukan pada variabel ini meliputi: tanggapanorang lain di dalam perusahaan terhadap pengguna aplikasi LPSE,keuntungan yang diperoleh pengguna aplikasi LPSE di dalam perusahaannya,serta pendapat dari pengguna aplikasi tersebut bahwa dengan menggunakanaplikasi LPSE dapat meningkatkan kesan di dalam perusahaannya. PadaTabel 3.4 disebutkan item pertanyaan yang termasuk dalam variabel image.

    Tabel 3.4 Daftar pertanyaan variabel image1 Dengan menggunakan sistem aplikasi LPSE, dapat memperbaiki kesan saya

    di dalam perusahaan2 Penggunaan sistem aplikasi LPSE, dapat membantu saya memperbaiki

    sedikit kesan dalam perusahaan.3 Karena saya menggunakan sistem aplikasi LPSE, orang lain di dalam

    perusahaan saya, melihat saya menjadi seseorang yang lebih baik.4 Di dalam perusahaan saya, cukup banyak orang-orang mendapat keuntungan

    ketika menggunakan sistem aplikasi LPSE.5 Di dalam perusahaan saya, siapa yang menggunakan sistem aplikasi LPSE

    mempunyai suatu profil yang lebih tinggi.6 Menggunakan sistem aplikasi LPSE, adalah suatu tanda kebesaran di dalam

    perusahaan saya7 Karena menggunakan sistem aplikasi LPSE, saya melihat diri saya menjadi

    lebih berharga.

  • 29

    e) CommunicabilityPada variabel communicability ini, digunakan untuk mengukur apakah

    hasil dari penggunaan suatu inovasi dapat dengan mudah dikomunikasikankepada orang lain.

    Adapun penilaian yang dilakukan pada variabel ini meliputi: kemudahandan kesulitan untuk menceritakan tentang dampak dari penggunaan aplikasiLPSE, kemudahan dan kesulitan untuk mengukur atau memperkirakandengan tepat efek dari penggunaan aplikasi LPSE, serta kemauan daripengguna itu sendiri untuk meceritakan dampak dari penggunaan aplikasitesebut. Pada Tabel 3.5 disebutkan item pertanyaan yang termasuk dalamvariabel communicability

    Tabel 3.5 Daftar pertanyaan variabel communicability1 Saya akan menceritakan kepada orang lain tentang hasil yang aku rasakan

    setelah menggunakan sistem aplikasi LPSE2 Akan bersifat sulit untuk menjelaskan keuntungan dan kerugian-kerugian

    dari penggunaan sistem aplikasi LPSE.3 Saya berpikir, bahwa saya bisa dengan mudah memperlihatkan hasil dari

    penggunaan sistem aplikasi LPSE4 Seseorang dengan pengalaman menggunakan sistem aplikasi LPSE, bisa

    menjelaskan dampak nya kepada saya.5 Saya percaya,bahwa saya bisa menyampaikan ke orang lain tentang dampak

    menggunakan sistem aplikasi LPSE.6 Cukup susah untuk mengukur hasil dari penggunaan sistem aplikasi LPSE.7 Saya percaya bahwa jika seseorang bisa benar-benar menemukan cara

    mengukur keuntungan-keuntungan dari penggunaan sistem aplikasi LPSE.8 Cukup susah untuk mengukur dampak dari penggunaan sistem aplikasi

    LPSE.9 Efek menggunakan sistem aplikasi LPSE dapat diperkirakan dengan tepat10 Sangat mudah untuk menentukan dampak sistem aplikasi LPSE

    f) TrialabilityVariabel trialability ini, digunakan untuk mengukur apakah pengguna

    aplikasi LPSE ini dapat mencoba pada skala terbatas sebelum skalakomersial, sehingga mengurangi resiko.

    Adapun penilaian yang dilakukan pada variabel ini meliputi: peluangbagi pengguna untuk mencoba sistem aplikasi LPSE, ijin yang diperolehpengguna untuk mencoba aplikasi LPSE sebelum benar-benar

  • 30

    menggunakannya, serta waktu yang cukup bagi pengguna untuk mencobaatau menguji aplikasi tersebut. Pada Tabel 3.6 disebutkan item pertanyaanyang termasuk dalam variabel trialability.

    Tabel 3.6 Daftar pertanyaan variabel trialability1 Saya pasti mempunyai peluang banyak untuk mencoba sistem aplikasi LPSE2 Saya mengetahui, di mana saya dapat mencoba sistem aplikasi LPSE3 Saya tidak percaya, jika saya dapat pergi untuk mencoba sistem aplikasi

    LPSE dengan memuaskan.4 Sistem aplikasi LPSE, tersedia bagi saya untuk cukup dapat mengujinya.5 Sebelum memutuskan untuk menggunakan sistem aplikasi LPSE itu, saya

    bisa dengan baik untuk mencobanya terlebih dahulu.6 Saya telah diijinkan untuk menggunakan sistem aplikasi LPSE pada suatu

    basis percobaan yang cukup untuk melihat apa yang dapat dilakukan sistemtersebut.

    7 Saya telah diijinkan untuk menggunakan sistem aplikasi LPSE itu pada suatubasis percobaan untuk jangka waktu pendek.

    8 Saya mempunyai akses untuk mencoba sistem aplikasi LPSE, untuk periodeyang cukup panjang

    9 Suatu pekerjaan yang mustahil untuk melakukan percobaan tentang berbagaicara penggunaan sistem aplikasi LPSE

    g) VoluntarinessVariabel voluntariness ini, digunakan untuk mengukur apakah

    penggunaan aplikasi LPSE yang diterapkan Pemerintah dipandang sebagaipilihan pribadi bukan karena tekanan dari pihak lain.

    Adapun penilaian yang dilakukan pada variabel ini meliputi: keputusanpengguna untuk menggunakan aplikasi PLSE atau tidak, serta kebijakan daripimpinan kepada pengguna untuk memilih apakah akan menggunakanaplikasi LPSE atau tidak. Pada Tabel 3.7 disebutkan item pertanyaan yangtermasuk dalam variabel voluntariness.

  • 31

    Tabel 3.7 Daftar pertanyaan variabel voluntariness1 Para pimpinan didalam organisasi saya, mengharapkan saya untuk

    menggunakan sistem aplikasi LPSE2 Penggunaan sistem aplikai LPSE merupakan pekerjaan sukarela dibanding

    pekerjaan pimpinan saya.3 Pimpinan saya, mengijinkan saya untuk memutuskan apakah akan

    menggunakan sistem aplikasi LPSE atau tidak.4 Walaupun itu bisa sangat menolong, menggunakan sistem aplikasi LPSE itu

    adalah pilihan bagi pekerjaan saya.5 Keputusan untuk menggunakan sistem aplikasi LPSE itu seluruhnya terserah

    saya6 Penggunaan sistem aplikasi LPSE, adalah wajib untuk perusahaan saya7 Perusahaan saya, memerlukan saya untuk menggunakan sistem aplikasi

    LPSE dalam melakukan pekerjaan.

    h) Use intentionPada variabel use intention ini, digunakan untuk mengukur minat atau

    kemauan para pengguna untuk menggunakan sistem aplikasi LPSE yang

    diterapkan oleh Pemerintah Kabupaten Belitung.Adapun penilaian yang dilakukan pada variabel ini meliputi: kemauan

    dari para rekanan untuk menggunakan aplikasi LPSE ketika diberi aksesuntuk menggunakannya, serta minat dari rekanan untuk lebih memilihmenggunakan aplikasi LPSE dibandingkan cara konvensional dalammengikuti lelang. Pada Tabel 3.8 disebutkan item pertanyaan yang termasukdalam variabel use intention.

    Tabel 3.8 Daftar pertanyaan variabel use intention1 Seandainya saya mempunyai akses untuk menggunakan LPSE, maka saya

    akan menggunakannya2 Jika saya diberi akses ke LPSE, saya kira, saya akan menggunakannya3 Saya lebih memilih menggunakan LPSE dibandingkan cara kovensional

    dalam mengikuti tender

    c. Skala Pengukuran penelitian menggunakan Skala Likert yang didesain untukmenguji seberapa kuat presepsi subyek yaitu jawaban setuju dan tidak setujuterhadap pernyataan dengan melihat lima skala pilihan yang ada, yaitu mulaidari sangat setuju mendapat skor 5, setuju mendapat skor 4, netral

  • 32

    mendapat skor 3, tidat setuju mendapat skor 2, sangat tidak setuju

    mendapat skor 1.

    3.6 Metode Analisis DataAnalisis data yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah:

    a. Untuk mengetahui bagaimana latar belakang responden yang memberikanjawaban akan obyek yang diteliti. Metode analisis dengan menggunakandistribusi frekuensi.

    b. Untuk mengukur suatu kestabilan dan konsisten responden dalam menjawabhal yang berkaitan dengan konstruk-konstruk pertanyaan yang merupakandimensi suatu variabel yang disusun dalam kuesioner dengan menggunakanuji realibilitas. Uji realibilitas dapat dilakukan secara bersama-sama terhadapseluruh butir pertanyaan untuk lebih dari satu variabel, namun sebaiknya ujirealibilitas sebaiknya dilakukan dilakukan pada masing-masing variabel padalembar kerja yang berbeda sehingga dapat diketahui konstruk variabel manayang tidak reliable. Realibilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik jikamemiliki nilai Cronbachs alpha > dari 0,6 (Triton, 2005).

    c. Untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar pertanyaan dalammendefinisikan suatu variabel maka perlu dilakukan uji validitas denganmenggunakan faktor analisis. Untuk menilai kevalidan masing-masing butirpertanyaan dapat dilihat dari nilai component matrix masing-masing butirpertanyaan. Suatu butir pertanyaan dikatakan valid jika nilai componentmatrix yang dihasilkan lebih besar atau bersesuaian dengan 0,3 (Nunally,1978).

    d. Untuk menguji hubungan pengaruh antara satu variabel terhadap variabellainnya dengan menggunakan uji regresi. Variabel yang dipengaruhi disebutvariabel tergantung atau dependen, sedangkan variabel yang mempengaruhidisebut variabel bebas atau variabel independen. Pada penelitian inidigunakan uji regresi berganda karena variabel yang digunakan lebih dari 2atau lebih. Metode regresi yang digunakan untuk menganalisis data penelitianini adalah metode stepwise, dimana metode tersebut menganalisis variabelsecara step by step, artinya variabel independen yang mempunyai korelasi

  • 33

    paling tinggi terhadap variabel dependen akan dimasukan terlebih dahulu,kemudian menyusul variabel-variabel lainnya, proses akan berhenti ketikavariabel yang akan dimasukan ternyata tidak signifikan pengaruhnyaterhadap variabel dependen.

  • 34

    BAB IVANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

    Analisis pada layanan e-Procurement yang belum lama diterapkan olehPemerintah Kabupaten Belitung untuk dunia bisnis, persepsi pengguna sangatdiperlukan untuk mengetahui seberapa besar tingkat penerimaan dunia bisnis agarnantinya Pemerintah Kabupaten Belitung dapat mengoreksi kekurangan-kekurangan yang ada demi kemajuan layanan e-Procurement untuk dunia bisnis.

    Seluruh hasil dari peenelitian tersebut dijelaskan dala suatu analisis baikanalisis secara kualitatif maupun analisis secara kuantitatif.

    4.1 Hasil SurveiData dari lapangan yang diolah secara statistik, memberikan gambaran

    (deskripsi) tentang permasalahan yang dikemukakan dalam bagian awal penelitianini. Melalui pengolahan data dengan SPSS PC 17.0 didapat data yangmemberikan gambaran tentang penelitian ini. Pada penelitian ini mengambillokasi di Bagian Pengendalian Pembangunan, dan Pengusaha Kabupaten Belitung,mengingat akan keterbatasan waktu dan tenaga dengan menyebarkan sebanyak130 lembar kuesioner namun sebanyak 40 lembar tidak dikembalikan, dansebanyak 3 lembar kuesioner dianggap kurang valid dan rusak maka sampel yangdiambil sebanyak 87 lembar yang dianggap benar-benar valid. Adapun carapengambilan sampel ini adalah dengan teknik accidental sampling, yaitu individuyang dijumpai saja yang akan dijadikan responden dan juga melalui alamat e-mailpara rekanan dari data rekanan yang diperoleh dari Pemerintah KabupatenBelitung tepatnya pada Bagian Pengendalian Pembangunan. Beberapa hal yangakan dijelaskan dalam bagian ini akan meliputi hal-hal seperti gambarankarakteristik responden, dan analisis deskriptif persepsi dan penerimaan rekananatau dunia bisnis pada penerapan e-procurement menggunakan kuesioner yangdiambil dari metode Perceived Characteristics of Innovating (PCI), disamping ituakan diuraikan pula pembahasan hasil penelitian secara umum.

  • 35

    4.1.1 Analisis Data Pribadi (Karakteristik) RespondenAnalisis data pribadi (karakteristik) responden dilakukan dengan

    mengindetifikasi karakteristik responden yang meliputi jenis kelamin, umurresponden, pendidikan terakhir, jabatan diperusahaan, umur perusahaan, umurperusahaan menjadi rekanan, bidang usaha, jumlah tenaga kerja di dalamperusahaan, rata-rata waktu mengakses internet dalam 1 minggu, dan jumlahtender yang telah diikuti perusahaan sejak diterapkannya LPSE di PemerintahanKabupaten Belitung.

    Pada Tabel 4.1 terlihat bahwa terdapat responden laki-laki sebanyak 79orang atau 90,8% dari sample yang diambil. Usia responden antara 25-30 tahunsebanyak 46 orang atau 52,9%. Responden dari penelitian ini mempunyaipendidikan terakhir Diploma sebanyak 34 orang. Responden memiliki bidangusaha sebagai kontraktor sebanyak 45 orang. Responden memiliki posisi sebagaikaryawan/staff di Perusahaanya sebanyak 64 orang. Reponden yang pertama kalimenggunakan internet pada 5-8 tahun terakhir sebanyak 66 orang, dan rata-rataresponden mengakses internet 19 jam dalam 1 minggu.

    Dari Tabel 4.1 terdapat kolom jumlah yang menyatakan jumlah responden,sementara kolom persen (%) menyatakan jumlah responden tetapi dipersentasekan. Perusahaan yang berdiri pada 5-10 tahun terakhir sebanyak 68 atau78,2% perusahaan, dimana dari semua perusahaan yang dijadikan sampel, 41perusahaan atau 47,1% terdaftar menjadi rekanan antara 5-7 tahun terakhir.Perusahaan yang memperkejakan karyawan sebanyak 10 orang bejumlah 75 atau86,2% perusahaan, dan 34 perusahaan atau 39,1% perusahaan yang baru 1 kalimengikuti tender dengan menggunakan LPSE yang diterapkan PemerintahKabupaten Belitung.

  • 36

    Tabel 4.1 Analisis data pribadi (karakteristik) respondenKarakteristik Rata-rata Jumlah %

    Jenis kelamin:- Laki-laki- Perempuan

    - 798

    90,89,2

    Umur responden:- 40 tahun

    30,61446198

    16,152,921,89,2

    Pendidikan terakhir:- SMU/SMK- Diploma- S1

    -

    213432

    24,139,136,8

    Bidang usaha:- Kontraktor- Supplier- Kontruksi

    -

    45339

    51,737,910,4

    Jabatan diperusahaan:- Manager/Direktur- Staff

    - 2364

    26,473,6

    Umur perusahaan:- 10 tahun

    8,476812

    878,213,8

    Lama menjadi rekanan- 7 tahun

    7,174139

    847,144,9

    Jumlah karyawan diperusahaan- 10 orang- >10 orang

    7,57512

    86,213,8

    Lama penggunaan internet- 8 tahun

    6,776614

    875,916,1

    Rata-rata responden mengakses internet dalam 1 minggu 19 - -Banyak tender yang sudah diikuti dengan menggunakanLPSE:- Belum pernah- 1 kali- 2 kali- 3 kali

    1,22334228

    26,439,125,39,2

  • 37

    4.1.2 Analisis Uji Validitas Pertanyaan dalam KuesionerAnalisis uji validitas pertanyaan kuesioner dinilai berdasarkan semua

    dimensi pertanyaan yang terdapat dalam metode Perceived Characteristics ofInnovating (PCI), yaitu: relative advantage, complexity, ease of use, image,communicability, trialability, voluntariness, dan use intention. Uji validitas inidilakukan karena ingin mengetahui kelayakan butir-butir pertanyaan yangdiberikan kepada rekanan melalui kuesioner. Untuk mengetahui valid tidaknyabutir-butir pertanyaan pada tiap variabel, dengan melihat nilai component matrixdari setiap butir pertanyaan, apabila nilai component matrix bersesuaian dengan0,3 atau > 0,3 maka butir pertanyaan tersebut dapat dinyatakan valid, begitu jugasebaliknya apabila nilai component matrix < 0,3 maka butir pertanyaan tersebuttidak valid.a. Analisis uji validitas berdasarkan pertanyaan dalam dimensi relative

    advantage.

    Tabel 4.2 Analisis uji validitas terhadap dimensi relative advantageNo Kode Pertanyaan Rata-

    rata*DeviasiStandar

    ComponentMatrix

    1 RA1 Dengan menggunakan sistem aplikasi LPSEmembantu anda untuk menyelesaikan tugas lebihcepat.

    4,25 0,53 0,691

    2 RA2 Dengan menggunakan sistem aplikasi LPSE,meningkatkan mutu pekerjaan anda.

    4,03 0,51 0,443

    3 RA3 Dengan menggunakan aplikasi LPSE, dapatmemudahkan proses pekerjaan anda.

    4,05 0,46 0,635

    4 RA4 Dengan menggunakan sistem aplikasi LPSEdapat meningkatkan hasil pekerjaan anda.

    3,80 0,54 0,744

    5 RA5 Secara keseluruhan dengan menggunakanaplikasi LPSE, lebih menguntungkan anda untukmelakukan pekerjaan.

    4,04 0.48 0,770

    6 RA6 Dengan menggunakan sistem aplikasi LPSEdapat memperlambat waktu anda untukmenyelesaikan pekerjaan

    2,08 0,65 0,300

    7 RA7 Dengan menggunakan sistem aplikasi LPSEmemberi anda kendali lebih besar atas pekerjaanyang anda lakukan.

    3,79 0,46 0,591

    8 RA8 Dengan menggunakan aplikasi LPSE, membuatanda lebih produktif.

    3,88 0,35 0.634

    Catatan: * skala 1 5 , (1: sangat tidak setuju, 5: sangat setuju).

  • 38

    Dengan melihat nilai component matrix yang dihasilkan dari setiap butirpertanyaan pada Tabel 4.2, dengan pengujian menggunakan faktor analisiskedelapan butir tersebut menghasilkan nilai yang mengumpul pada satu varianantara 0,300 sampai dengan 0,691 yang dapat menyatakan kedelapan butirpertanyaan tersebut valid.

    b. Analisis uji validitas berdasarkan pertanyaan dalam dimensi complexity.Tabel 4.3 Analisis uji validitas terhadap dimensi complexityNo Kode Pertanyaan Rata-

    rata*DeviasiStandar

    ComponentMatrix

    1 CO1 Penggunaan sistem aplikasi LPSE sangatsesuai dengan dengan gaya pekerjaan anda.

    3,93 0,52 0.644

    2 CO2 Dengan menggunakan sistem aplikasi LPSEsangat sesuai dibandingkan jika menggunakancara sebelumnya

    4,13 0,51 0.598

    3 CO3 Dibandingkan menggunakan sistem aplikasiLPSE anda menyukai cara bekerja andasebelumnya

    2,39 0,77 -0.501

    4 CO4 Anda merasa kesulitan ketika harusmenggunakan sistem aplikasi LPSE yangditerapkan Pemkot Belitung.

    2,31 0,70 0.693

    5 CO5 Sistem aplikasi LPSE sesuai dengan carabekerja yang anda lakukan sebelumnya.

    3,83 0,45 0.713

    6 CO6 Dengan menggunakan sistem aplikasi LPSE,merupakan pengalaman baru untuk anda

    4,04 0,50 0.172

    7 CO7 Penggunaan sistem aplikasi LPSE berbeda darisemua pekerjaan yang saya lakukansebelumnya

    3,81 0,42 0.448

    8 CO8 Anda merasa kurang mahir ketikamenggunakan sistem aplikasi LPSE.

    2,24 0,82 0.752

    9 CO 9 Sistem aplikasi LPSE menyediakankemampuan yang bertentangan denganpekerjaan anda

    2,05 0,47 0.828

    10 CO10 Penggunaan sistem aplikasi LPSE, tidak sesuaiuntuk seorang pekerja yang menggunakanperan teknologi

    1,97 0,55 0.706

    11 CO11 Pekerjaan anda tidak sesuai bila menggunakansistem aplikasi LPSE

    2,24 0,57 0.775

    12 CO12 Penggunaan sistem aplikasi LPSE sangatkonsisten dengan pekerjaan anda.

    3,79 0,51 0.825

    Catatan: * skala 1 5 , (1: sangat tidak setuju, 5: sangat setuju).

  • 39

    Dari Tabel 4.3 diatas uji validitas terhadap butir-butir pertanyaan dimensicomplexity, ke-12 butir pertanyaan tersebut menghasilkan nilai component matrixyang berkisar antara -0,501 sampai 0,828. Dengan adanya 2 butir pertanyaan yangmempunyai nilai negatif atau < 0,3 maka kedua butir tersebut dinyatakan tidakvalid yaitu butir pertanyaan CO3 dan CO6, sedangkan 10 butir lainnya dapatdinyatakan valid.

    c. Analisis uji validitas berdasarkan pertanyaan dalam dimensi ease of use.Tabel 4.4 Analisis uji validitas terhadap dimensi ease of useNo Kode Pertannyaan Rata-

    rata*DeviasiStandar

    ComponentMatrix

    1 EU1 Anda percaya bahwa sistem aplikasi LPSEsusah untuk digunakan.

    2,22 0,79 0.761

    2 EU2 Dengan menggunakan sistem aplikasi LPSEmempermudah anda untuk mengingatbagaimana melakukan tugas rekan anda

    3,85 0,56 0.849

    3 EU3 Ketika anda menggunakan sistem aplikasiLPSE, anda memerlukan banyak usaha untukbisa menggunakannya.

    2,72 0,95 0.464

    4 EU4 Penggunaan sistem aplikasi LPSE, seringmembuat anda frustasi.

    1,92 0,75 0.759

    5 EU5 Anda percaya bahwa dengan menggunakansistem aplikasi LPSE, mudah untukmendapatkan atau melakukan apa yang andainginkan

    3,83 0,51 0.686

    6 EU6 Secara keseluruhan anda percaya bahwa sistemaplikasi LPSE mudah untuk digunakan.

    4,05 0,61 0.843

    7 EU7 Belajar untuk mengoperasikan sistem aplikasiLPSE sangatlah mudah bagi anda.

    3,97 0,78 0.549

    8 EU8 Sistem aplikasi LPSE adalah sistem yangramah.

    4,26 0,62 0.163

    Catatan: * skala 1 5 , (1: sangat tidak setuju, 5: sangat setuju).Pada Tabel 4.4 menghasilkan nilai-nilai component matrix yang bervariasi

    antara 0,163 0,849 dimana ada 1 butir yang tidak valid yaitu butir pertanyaanEU8, sedangkan ketujuh butir pertanyaan lainnya dapat dinyatakan valid.

  • 40

    d. Analisis uji validitas berdasarkan pertanyaan dalam dimensi image.Tabel 4.5 Analisis uji validitas terhadap dimensi imageNo Kode Pertanyaan Rata-

    rata*DeviasiStandar

    ComponentMatrix

    1 IM1 Dengan menggunakan sistem aplikasi LPSE,dapat memperbaiki kesan saya di dalamperusahaan

    4,09 0,45 -0.315

    2 IM2 Penggunaan sistem aplikasi LPSE, dapatmembantu saya memperbaiki sedikit kesandalam perusahaan.

    3,64 0,68 0.548

    3 IM3 Karena saya menggunakan sistem aplikasiLPSE, orang lain di dalam perusahaan saya,melihat saya menjadi seseorang yang lebihbaik.

    3,82 0,42 0.026

    4 IM4 Di dalam perusahaan saya, cukup banyakorang-orang mendapat keuntungan ketikamenggunakan sistem aplikasi LPSE.

    3,94 0,38 -0.769

    5 IM5 Di dalam perusahaan saya, siapa yangmenggunakan sistem aplikasi LPSEmempunyai suatu profil yang lebih tinggi.

    2,29 0,51 0.793

    6 IM6 Menggunakan sistem aplikasi LPSE, adalahsuatu tanda kebesaran di dalam perusahaansaya

    2,31 0,56 0.779

    7 IM7 Karena menggunakan sistem aplikasi LPSE,saya melihat diri saya menjadi lebih berharga.

    4,06 0,38 -0.177

    Catatan: * skala 1 5 , (1: sangat tidak setuju, 5: sangat setuju).Dari Tabel 4.5 diatas uji validitas terhadap butir-butir pertanyaan dimensi

    image, ketujuh butir pertanyaan tersebut menghasilkan nilai component matrixyang berkisar antara -0,769 sampai 0,793. Dengan adanya empat butir pertanyaanyang mempunyai nilai negatif atau < 0,3 maka keempat butir tersebut dinyatakantidak valid yaitu butir pertanyaan IM1, IM3, IM4 dan IM7, sedangkan tiga butirlainnya dapat dinyatakan valid yaitu butir pertanyaan IM2, IM5 dan IM6, dimanaketiga butir pertanyaan tersebut mempunyai nilai component matrix sebesar 0,548hingga 0,793.

  • 41

    e. Analisis uji validitas berdasarkan pertanyaan dalam dimensi communicability.Tabel 4.6 Analisis uji validitas terhadap dimensi communicabilityNo Kode Pertanyaan Rata-

    rata*DeviasiStandar

    ComponentMatrix

    1 CM1 Saya akan menceritakan kepada orang laintentang hasil yang aku rasakan setelahmenggunakan sistem aplikasi LPSE

    4,01 0,19 0.294

    2 CM2 Akan bersifat sulit untuk menjelaskankeuntungan dan kerugian-kerugian daripenggunaan sistem aplikasi LPSE.

    2,47 0,79 0.552

    3 CM3 Saya berpikir, bahwa saya bisa denganmudah memperlihatkan hasil daripenggunaan sistem aplikasi LPSE

    3,89 0,48 0.677

    4 CM4 Seseorang dengan pengalaman menggunakansistem aplikasi LPSE, bisa menjelaskandampak nya kepada saya.

    3,71 0,76 0.496

    5 CM5 Saya percaya,bahwa saya bisamenyampaikan ke orang lain tentang dampakmenggunakan sistem aplikasi LPSE.

    3,56 0,68 0.697

    6 CM6 Cukup susah untuk mengukur hasil daripenggunaan sistem aplikasi LPSE.

    2,57 0,92 0.873

    7 CM7 Saya percaya bahwa jika seseorang bisabenar-benar menemukan cara mengukurkeuntungan-keuntungan dari penggunaansistem aplikasi LPSE.

    3,97 0,36 0.121

    8 CM8 Saya percaya bahwa jika seseorang bisabenar-benar menemukan cara mengukurkeuntungan-keuntungan dari penggunaansistem aplikasi LPSE.

    2,40 0,59 0.544

    9 CM9 Efek menggunakan sistem aplikasi LPSEdapat diperkirakan dengan tepat

    3,39 0,77 0.695

    10 CM10 Sangat mudah untuk menentukan dampaksistem aplikasi LPSE

    3,64 0,73 0.785

    Catatan: * skala 1 5 , (1: sangat tidak setuju, 5: sangat setuju).Dengan melihat nilai component matrix dari Tabel 4.6 terdapat 2 butir

    pertanyaan yang tidak valid yaitu butir pertayaan CM1 dan CM7, sedangkan butirpertanyaan yang lain dapat dinyatakan valid karena menghasilkan nilai sebesar0,496 hingga 0,873.

  • 42

    f. Analisis uji validitas berdasarkan pertanyaan dalam dimensi trialability.Tabel 4.7 Analisis uji validitas terhadap dimensi trialabilityNo Kode Pertanyaan Rata-

    rata*DeviasiStandar

    ComponentMatrix

    1 TR1 Saya pasti mempunyai peluang banyak untukmencoba sistem aplikasi LPSE

    4,08 0,46 0.785

    2 TR2 Saya mengetahui, di mana saya dapat pergiuntuk mencoba sistem aplikasi LPSE

    4,00 0,37 0.793

    3 TR3 Saya tidak percaya, jika saya dapat pergi untukmencoba sistem aplikasi LPSE denganmemuaskan.

    2,36 0,78 0.132

    4 TR4 Sistem aplikasi LPSE, tersedia bagi saya untukcukup dapat mengujinya.

    4,03 0,52 0.701

    5 TR5 Sebelum memutuskan untuk menggunakansistem aplikasi LPSE itu, saya bisa dengan baikuntuk mencobanya terlebih dahulu.

    4,16 0,48 0.713

    6 TR6 Saya telah diijinkan untuk menggunakansistem aplikasi LPSE pada suatu basispercobaan yang cukup untuk melihat apa yangdapat dilakukan sistem tersebut.

    3,76 0,65 0.298

    7 TR7 Saya telah diijinkan untuk menggunakansistem aplikasi LPSE itu pada suatu basispercobaan untuk jangka waktu pendek.

    3,08 0,99 0.066

    8 TR8 Saya mempunyai akses untuk mencoba sistemaplikasi LPSE, untuk periode yang cukuppanjang

    3,82 0,72 0.653

    9 TR9 Suatu pekerjaan yang mustahil untukmelakukan percobaan tentang berbagai carapenggunaan sistem aplikasi LPSE

    2,18 0,56 0.720

    Catatan: * skala 1 5 , (1: sangat tidak setuju, 5: sangat setuju).Dari Tabel 4.7 uji validitas terhadap butir-butir pertanyaan dimensi

    trialability, dari 9 butir pertanyaan tersebut hanya menghasilkan 6 butir yangdapat dinyatakan valid dengan nilai berkisar antara 0,653 0,793 sedangkan 3butir lainnya dinyatakan tidak valid karena hanya menghasilkan nilai < 3 yaitubutir pertanyaan TR3, TR6, dan TR7.

  • 43

    g. Analisis uji validitas berdasarkan pertanyaan dalam dimensi voluntariness.Tabel 4.8 Analisis uji validitas terhadap dimensi voluntarinessNo Kode Pertanyaan Rata-

    rata*DeviasiStandar

    ComponentMatrix

    1 VO1 Para pimpinan didalam organisasi anda,mengharapkan anda untuk menggunakansistem aplikasi LPSE

    3,83 0,65 0.015

    2 VO2 Penggunaan sistem aplikai LPSE merupakanpekerjaan sukarela dibanding pekerjaanpimpinan anda.

    2,87 0,94 -0.688

    3 VO3 Pimpinan anda, mengijinkan anda untukmemutuskan apakah akan menggunakan sistemaplikasi LPSE atau tidak.

    3,74 1,02 0.800

    4 VO4 Walaupun itu bisa sangat menolong,menggunakan sistem aplikasi LPSE itu adalahpilihan bagi pekerjaan anda.

    3,87 0,57 0.669

    5 VO5 Keputusan untuk menggunakan sistem aplikasiLPSE itu seluruhnya terserah anda

    4,31 0,47 0.426

    6 VO6 Penggunaan sistem aplikasi LPSE, adalahwajib untuk perusahaan anda

    3,62 0,70 -0.507

    7 VO7 Perusahaan anda, memerlukan anda untukmenggunakan sistem aplikasi LPSE dalammelakukan pekerjaan.

    3,64 0,73 0.044

    Catatan: * skala 1 5 , (1: sangat tidak setuju, 5: sangat setuju).Dengan melihat nilai component matrix pada Tabel 4.8 hanya ada 3 butir

    pertanyaan yang dinyatakan valid yaitu butir pertanyaan VO3, VO4, dan VO5yang mempunyai nilai berkisar antara 0,426 hingga 0,800.

    h. Analisis uji validitas berdasarkan pertanyaan dalam dimensi use intention.Tabel 4.9 Analisis uji validitas terhadap dimensi use intentionNo Kode Pertanyaan Rata-

    rata*DeviasiStandar

    ComponentMatrix

    1 UI1 Seandainya saya mempunyai akses untukmenggunakan LPSE, maka saya akanmenggunakannya

    4,11 0,52 0.947

    2 UI2 Jika saya diberi akses ke LPSE, saya kira, sayaakan menggunakannya

    4,08 0,55 0.930

    3 UI3 Anda lebih memilih menggunakan LPSEdibandingkan cara kovensional dalam mengikutitender

    4,16 0,65 0.709

    Catatan: * skala 1 5 , (1: sangat tidak setuju, 5: sangat setuju).

  • 44

    Dengan melihat nilai component matrik yang dihasilkan dari setiap butirpertanyaan pada Tabel 4.9, dengan pengujian menggunakan faktor analisis ketigabutir tersebut menghasilkan nilai yang mengumpul pada satu varian antara 0,709sampai dengan 0,947 dengan varian nilai sebesar itu maka dapat menyatakanbahwa ketiga butir pertanyaan tersebut valid.

    4.1.3 Analisis Uji Reliabilitas Jawaban RespondenAnalisis uji reliabilitas jawaban responden dilakukan untuk mengukur

    kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab pertanyaan yang diberikanmelalui kuesioner. Uji reliabilitas dapat dilakukan secara bersama-sama terhadapseluruh butir pertanyaan untuk lebih dari satu variabel, namun sebaiknya ujireliabilitas sebaiknya dilakukan pada masing-masing variabel pada lembar kerjayang berbeda, sehingga dapat diketahui konstruk variabel mana yang reliabel dantidak reliabel dengan melihat nilai Cronbachs Alpha dari masing-masing variabel.Apabila nilai Cronbachs Alpha positif dan > 0,6 maka variabel tersebut reliabel, danjika nilai Cronbachs Alpha negatif atau < dari 0,6 maka variabel tersebut tidak reliabel.Tabel 4.10 Analisis uji reliabilitas

    Variabel N of Items Rata-rata Deviation Std Cronbachs Alpha

    Relative advantage 8 31,793 2,397 0,733

    Complexity 10 37,644 4,253 0,855

    Ease of use 7 26,713 3,501 0,802

    Image 3 6,966 1,342 0,640

    Communicability 8 28,701 3,897 0,821

    Trialability 6 23,908 2,281 0,810

    Voluntariness 3 11,919 1,542 0,508

    Use intention 3 12,356 1,470 0,814

    Dengan melihat nilai Cronbachs Alpha yang dihasilkan dari setiap variabelpada Tabel 4.10, dengan pengujian menggunakan reliability analisis kedelapanvariabel tersebut terdapat satu variabel yang bersifat tidak reliabel yaitu variabelvoluntariness karena hanya menghasilkan nilai sebesar 0,508, sedangkan ketujuhvariabel lainnya menghasilkan nilai yang mengumpul pada satu varian antara

  • 45

    0,640 sampai dengan 0,855 dengan varian nilai sebesar itu maka dapatmenyatakan bahwa ketujuh variabel tersebut bersifat reliabel.4.1.4 Analisis Uji Regresi

    Uji regresi dilakukan untuk menguji hubungan pengaruh antara satu variabelterhadap variabel lainnya. Variabel yang dipengaruhi disebut variabel tergantungatau dependen, sedangkan variabel yang mempengaruhi disebut variabel bebasatau variabel independen. Berdasarkan semua dimensi pertanyaan yang terdapatdalam metode Perceived Characteristics of Innovating (PCI) yang akan dijadikanvariabel dependen adalah dimensi use intention, sedang untuk variabelindependen terdapat 6 dimensi lainnya yaitu: relative advantage, complexity, easeof use, image, communicability, dan trialability.Tabel 4.11 analisis regresi

    Variabel T

    Relative advantage - -

    Complexity - -

    Ease of use 0,428 4,230**

    Image - -

    Communicability 0,267 2,638*

    Trialability - -

    Keterangan: * p < 0,05 , ** p < 0,01Dengan menggunakan metode stepwise, analisis dilakukan step by step.

    Variabel independen yang mempunyai korelasi paling tinggi terhadap variabeldependen akan dimasukan terlebih dahulu, kemudian menyusul variabel-variabelyang lain. Proses akan berhenti ketika variabel yang akan dimasukan ternyatatidak signifikan pengaruhnya terhadap variabel dependen. Yang intinya adalahterciptanya persamaan regresi yang mengandung variabel-variabel independenyang berpengaruh kuat terhadap variabel dependen. Digunakannya metodestepwise tersebut dikarenakan metode tersebut sangat efisien, out put yangdihasilkan hanya variabel-variabel independen yang dianggap berpengaruhterhadap variabel dependen, sehingga peneliti mudah untuk menganalisis out putdari uji regresi tersebut.

  • 46

    Berdasarkan hasil analisis yang ada pada Tabel 4.4 dapat dilihat hanya adadua variabel independen yang memiliki nilai hasil uji t dan nilai probabilitas,yaitu: variabel ease of use dan communicability sedangkan variabel independenlainya yaitu: relative advantage, complexity, image, trialability, dan voluntarinesstidak disebutkan nilai hasil uji t dan nilai probabilitasnya dikarenakan variabel-variabel tersebut tidak mempunyai pengaruh kuat yang signifikan terhadapvariabel dependen.

    4.2 Hasil AnalisisDari data hasil analisis yang didapat dari ketiga uji analisis yaitu uji analisis

    validitas dan reliabilitas, serta uji analisis regresi maka dapat diketahui jawabandari hasil survey pada penelitian ini.

    Dengan dilakukannya uji validitas terhadap butir-butir pertanyaan padamasing-masing variabel dari metode Perceived Characteristics of Innovating(PCI), yaitu: relative advantage, complexity, ease of use, image, communicability,trialability, voluntariness, dan use intention, maka dapat diketahui butir-butirpertanyaan yang tidak valid, yang kemudian butir-butir pertanyaan tersebutdikeluarkan/dibuang dan tidak dimasukan kedalam uji analisis berikutnya yaitu ujianalisis reliabilitas.

    Pada uji reliabilitas ada beberapa butir pertanyaan pada setiap variabel yangtidak diikutsertakan karena butir-butir pertanyaan tersebut dianggap tidak valid,antara lain pada variabel complexity dan communicability masing-masing terdapatdua butir pertanyaan yang dibuang, pada variabel ease of use hanya satu butiryang tidak diikutsertakan, untuk variabel image dan voluntariness masing-masingempat butir pertanyaan yang dihapus, sedangkan variabel trialability terdapat tigabutir pertanyaan yang dihapus. Ada juga varibel-variabel yang masih tetaputuh/lengkap untuk jumlah butir pertanyaannya, yaitu variabel relative advantagedan use intention.

    Setelah semua butir-butir pertanyaan pada setiap variabel yang dinyatakanvalid dimasukan dalam uji reliabilitas, didapat hasil yang cukup baik dimanakedelapan variabel dari metode Perceived Characteristics of Innovating tujuh

  • 47

    diantarnya dinyatakan reliabel, sehingga ketujuh variabel tersebut dapatdigunakan untuk uji analisis regresi, sedangkan untuk variabel voluntariness tidakdiikutsertakan pada pengujian regresi..

    Setelah uji regresi dilakukan ternyata hanya ada dua variabel yangmempunyai nilai signifikan, maka dapat ditarik kesimpulan dari uji regresitersebut bahwa variabel ease of use dan communicability sangat mempengaruhivariabel use intention. Sedangkan variabel lainnya yaitu: relative advantage,complexity, image, trialability, dan voluntariness tidak mempengaruhi variabeluse intention.

    Hasil dari analisis regresi dapat menjadi tolak ukur untuk mengukurvariabel-variabel mana saja yang mempengaruhi penerimaan dunia bisnisterhadap penerapan e-procurement di Pemerintahaan Kabupaten Belitung, denganhanya ada dua variabel yaitu variabel ease of use dan variabel communicabilityyang dianggap sangat mempengaruhi niat atau kemauan dunia bisnis untukmenggunakan layanan e-procurement, dapat diartikan bahwa penerimaan duniabisnis terhadap penerapan aplikasi e-procurement di Pemerintahan KabupatenBelitung tidak bisa lepas dari kemudahan aplikasi e-procurement tersebut untukdigunakan, atau bisa dikatakan bahwa kemudahan suatu aplikasi untuk dapatdigunakan sangat berpengaruh besar terhadap tingkat kemauan/niat daripenggunanya untuk menggunakan aplikasi tersebut, dimana apabila aplikasitersebut semakin mudah untuk digunakan maka kemaunan/niat dari penggunauntuk menggunakan aplikasi tersebut akan semakin besar, begitu juga sebaliknyaapabila suatu inovasi semakin sulit untuk digunakan maka semakin kecilkemauan/niat dari pengguna untuk menggunakan aplikasi tersebut.

    Besarnya tingkat penerimaan dunia bisnis terhadap penerapan aplikasi e-procurement di Pemerintahan Kabupaten Belitung untuk menggunakan aplikasi e-procurement tersebut juga tidak bisa lepas dari kemudahan aplikasi tersebut untukdapat dikomunikasikan kepada orang lain, dimana apabila dampak penggunaanaplikasi tersebut baik kemudahan maupun kesulitannya dapat dengan mudahdikomunikasikan kepada orang lain maka akan semakin besar pengaruhnyaterhadap kemauan/niat dari orang lain untuk menggunakannya. Semakin

  • 48

    mudahnya suatu aplikasi dapat dikomunikasikan/disampaikan kepada orang lainmaka akan semakin besar tingkat penggunanya, begitu juga sebaliknya semakinsulit suatu aplikasi untuk disampaikan kepada orang lain semakin kecil/sedikitpeminatnya.

    Kedua hal diatas bisa dilihat dari karakteristik responden dimana rata-rataumur responden 30,6 , lama responden menggunakan internet 6,7 tahun terakhirdan banyaknya tender yang sudah diikuti dengan menggunakan LPSE sebanyak1,2 yang berarti rata-rata responden sudah berpengalaman dan mampumenggunakan teknologi informasi dan komunikasi, seperti komputer, daninternet.

  • 49

    BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 KesimpulanPenerapan e-Procurement pada pelayanan pengadaan barang di Pemerintah

    Kabupaten Belitung sangat membantu pengusaha dan aparat pemerintah dalambidang pengadaan barang, hal ini dapat dibuktikan melalui survei secara langsungkepada para pelaku bisnis yang terdaftar sebagai rekanan di PemerintahKabupaten Belitung bagaimana tanggapan mereka dengan diterapkannya aplikasie-procurement dengan menggunakan metode Perceived Characteristics ofInnovating.

    a. Secara keseluruhan penilaian butir-butir pertanyaan pada variabel relativeadvantage dan use intention sudah cukup baik, karena nilai yang dihasilkanpada uji validitas dapat menyatakan bahwa seluruh butir pertanyaan darikedua variabel tersebut valid.

    b. Dari penerapan e-procurement yang paling dapat diterima pelaku bisnis adalahpada dimensi ease of use dan communicability, karena dari hasil uji regresihanya kedua variabel tersebut yang menghasilkan nilai uji t dan nilaiprobabilitas yang berpengaruh kuat terhadap variabel use intention.

    c. Masih kurangnya sosialisasi dan pelatihan penggunaan LPSE merupakan salahsatu faktor penghambat pengimplementasian e-procurement di PemerintahKabupaten Belitung.

    d. Belum lama diterapkannya aplikasi e-procurement tersebut membuat masihbanyaknya rekanan yang belum pernah mengikuti lelang pengadaan barangdengan menggunakan aplikasi LPSE.

  • 50

    5.2 SaranSesuai dengan hasil wawancara secara informal dengan pelaku bisnis, Badan

    Informasi Daerah, dan Badan Pengendalian Pembangunan, penerapan e-procurement pada Pemerintah Kabupaten Belitung diharapkan lebihmencerminkan prinsip-prinsip good governanve dan memperhatikan hal-hal yangdibutuhkan pelaku bisnis dalam pelayanan kepada dunia bisnis, sehinggadiperlukan penyempurnaan di berbagai sektor melip