PENERAPAN SISTEM E-PROCUREMENT DALAM PENGADAAN …

56
PENERAPAN SISTEM E-PROCUREMENT DALAM PENGADAAN BARANG/JASA PADA PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV MEDAN TUGAS AKHIR Ditulis untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma 3 Oleh: VERONICA NIM 1605071034 PROGRAM STUDI PERBANKAN DAN KEUANGAN JURUSAN AKUNTANSI POLITEKNIK NEGERI MEDAN MEDAN 2019

Transcript of PENERAPAN SISTEM E-PROCUREMENT DALAM PENGADAAN …

Page 1: PENERAPAN SISTEM E-PROCUREMENT DALAM PENGADAAN …

PENERAPAN SISTEM E-PROCUREMENT DALAM

PENGADAAN BARANG/JASA PADA

PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV

MEDAN

TUGAS AKHIR

Ditulis untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan

Pendidikan Program Diploma 3

Oleh:

VERONICA NIM 1605071034

PROGRAM STUDI PERBANKAN DAN KEUANGAN

JURUSAN AKUNTANSI

POLITEKNIK NEGERI MEDAN

MEDAN

2019

Page 2: PENERAPAN SISTEM E-PROCUREMENT DALAM PENGADAAN …
Page 3: PENERAPAN SISTEM E-PROCUREMENT DALAM PENGADAAN …

PERNYATAAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini menyatakan, bahwa tugas akhir ini

merupakan karya s a ya sendiri (ASLI), dan isi dalam tugas akhir ini tidak terdapat

karya yang pernah diajukan oleh orang lain atau kelompok lain untuk memperoleh

gelar akademis di suatu Institusi Pendidikan, dan sepanjang pengetahuan saya juga

tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis dan/atau diterbitkan oleh

orang lain atau kelompok lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini

dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Jika kemudian hari saya terbukti melakukan plagiat terhadap tugas akhir ini, maka

saya bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang saya terima.

Demikianlah pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya, penuh kesadaran

dan tanggungjawab untuk dipergunakan dengan sebaik-baiknya.

Medan, Agustus 2019

Nama Lengkap NIM Tanda tangan

VERONICA 1605071034

Page 4: PENERAPAN SISTEM E-PROCUREMENT DALAM PENGADAAN …

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Penerapan Sistem E-Procurement Dalam Pengadaan

Barang/ Jasa Pada PT Perekebunan Nusantara IV Medan”. Tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan sistem e-procurement dalam

pengadaan barang/jasa pada PT Perkebunan Nusantara IV Medan. Data yang

dikumpulkan melalui wawancara . Jenis data yang diambil adalah data primer dan

sekunder. Metode analisis dan pengolahan data yang digunakan adalah metode

analisis deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan

bahwa penerapan sistem e procurement pada PT Perkebunan Nusantara IV Medan

sudah sesuai dengan Peraturan Presiden nomor 16 tahun 2018.

Kata Kunci : E-Procurement, Pengadaan Barang/ jasa

Page 5: PENERAPAN SISTEM E-PROCUREMENT DALAM PENGADAAN …

ABSTRACT

This research is titled "Application of E-Procurement system in the procurement of

goods/services at PT Perkebunan Nusantara IV Medan". The purpose of this

research is to know how to implement the E-procurement system in the procurement

of goods/services at PT Perkebunan Nusantara IV Medan. Data collected through

interviews. The data types that are retrieved are primary and secondary data. The

methods of analysis and data processing used are methods of qualitative descriptive

analysis. Based on the results of the interview can be concluded that the

implementation of the E-procurement system in PT Perkebunan Nusantara IV

Medan is by presidential Regulation No. 16 of 2018.

Keywords: E-Procurement, Procurement

Page 6: PENERAPAN SISTEM E-PROCUREMENT DALAM PENGADAAN …

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan pada Allah SWT, yang telah memberikan

rahmat dan karunia-Nya yang sangat sempurna, baik nikmat kesehatan maupun

kesempatan yang begitu indah sehingga penulis dapat menyelesaikan Penulisan

Tugas Akhir ini tepat pada waktunya.

Penyusunan Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan

Program Pendidikan Diploma 3 Politeknik Negeri Medan Jurusan Akuntansi

Program Studi Perbankan dan Keuangan. Dalam penulisan Tugas Akhir ini tentu

tidak terlepas dari berbagai kendala. Namun atas bimbingan, arahan dan dukungan

dari berbagai pihak, sehingga kendala tersebut dapat diatasi dengan baik. Oleh

karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak M. Syahruddin, S.T., M.T., Direktur Politeknik Negeri Medan.

2. Bapak Darwin S.H. Damanik, S.E., M.Si., Ketua Jurusan Akuntansi Politeknik

Negeri Medan.

3. Bapak Sastra Karo-Karo, S.E.Ak., M.Si., Sekretaris Jurusan Akuntansi

Politeknik Negeri Medan.

4. Bapak Jonni H. Silaen, S.E., M.Si., Kepala Program Studi Perbankan dan

Keuangan Politeknik Negeri Medan.

5. Ibu Rina Walmiaty Mardi, S.E. Ak, M.Si., Dosen Pembimbing Utama yang

telah berkenan meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran nya untuk memberikan

bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan Tugas Akhir ini.

6. Bapak Riswanto, S.E., M.M. Ak., CA. CPA., Dosen Pembimbing pendamping

yang banyak membantu penulis dalam menyelasaikan Tugas Akhir.

7. Keluarga Besar Politeknik Negeri Medan Jurusan Akuntansi Program Studi

Perbankan dan Keuangan yang telah membimbing dan membantu penulis

selama perkuliahan.

8. Ibu Siwi Peni Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara IV Medan

9. Keluarga tercinta (Bapak, Mamak, dan Adik) yang sangat luar biasa dan

senantiasa memberikan kasih sayang, doa, serta dukungan baik moril maupun

i

Page 7: PENERAPAN SISTEM E-PROCUREMENT DALAM PENGADAAN …

materil, dan memberikan bimbingan serta nasihat kepada penulis dalam

penyusunan Tugas Akhir ini.

10. Sahabat-sahabat penulis Silvia Handayani, Norma Rifa, Yuli Anra Damanik,

Rosana R. Situmorang, Riski Amalia Nasution, Dina Manullang, Yasmin

Husnul Khafifah yang selalu ada di saat suka dan duka, yang setia memberi

dukungan, semangat dan doa kepada penulis.

11. Teman-teman seperjuangan BK-6A, Nasyiatul Aisyiah Cabang Medan Barat

yang turut membantu dan memberi motivasi.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, penulis

mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak. Akhir kata,

penulis berharap kiranya Tugas Akhir ini bermanfaat bagi semua pihak yang

membaca, khusus nya bagi mahasiswa Politeknik Negeri Medan Jurusan Akuntansi

Program Studi Perbankan dan Keuangan.

Medan, September 2019

Penulis,

VERONICA

NIM 1605071034

ii

Page 8: PENERAPAN SISTEM E-PROCUREMENT DALAM PENGADAAN …

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN

ABSTRAK

ABSTRACT

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... v

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul ................................................... 1

1.2 Rumusan Masah ............................................................................ 2

1.3 Tujuan Penelitian........................................................................... 2

1.4 Manfaat Penelitian......................................................................... 3

1.5 Batasan Masalah ............................................................................ 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengadaan Barang/ Jasa ................................................................ 4

2.1.1 Pengertian Pengadaan Barang/ Jasa .............................................. 4

2.1.2 Metode Pemilihan Penyedia Barang/ Jasa .................................... 4

2.1.3 Tujuan Pengadaan Barang/ Jasa .................................................... 6

2.1.4 Prinsip Pengadaan Barang/ Jasa .................................................... 6

2.1.5 Tahapan Pengadaan Barang/ Jasa ................................................. 8

2.1.6 Etika Dalam Pengadaan Barang/ Jasa ........................................... 10

2.2 E-Procurement .............................................................................. 10

2.2.1 Pengertian E-Procurement ............................................................ 10

2.2.2 Manfaat dan Kelebihan E-Procurement ........................................ 11

2.2.2 Tujuan E-Procurement .................................................................. 13

2.2.3 Tata Cara E-Procurement.............................................................. 14

2.2.4 Tahapan E-Procurement ............................................................... 14

iii

Page 9: PENERAPAN SISTEM E-PROCUREMENT DALAM PENGADAAN …

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu penelitian ......................................................... 15

3.1.1 Lokasi Penelitian ........................................................................... 15

3.1.2 Waktu Penelitian ........................................................................... 15

3.2 Sumber dan Jenis Data .................................................................. 17

3.3 Teknik Pengumpulan Data.............................................................. 17

3.4 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ............................................ 18

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Profil PT Perkebunan Nusantara IV Medan .................................. 19

4.1.1 Sejarah PT Perkebunan Nusantara IV Medan ............................... 19

4.1.2 Visi dan Misi PT Perkebunan Nusantara IV Medan ..................... 21

4.1.3 Budaya Perusahaan ....................................................................... 21

4.1.4 Logo PT Perkebunan Nusantara IV Medan .................................. 22

4.1.5 Struktur Organisasi pada PT Perkebunan Nusantara IV Medan ... 23

4.2 Hasil Pengumpulan Data dan Pengolahan Data ............................ 25

4.3 Pembahasan ................................................................................... 35

BAB 5 SIMPULAM DAN SARAN

5.1 Simpulan........................................................................................ 38

5.2 Saran .............................................................................................. 38

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 39

iv

Page 10: PENERAPAN SISTEM E-PROCUREMENT DALAM PENGADAAN …

DAFTAR GAMBAR

No Judul Hal

2.1 Siklus Tahapan Pengadaan Barang/ Jasa Melalui Penyedia ......... 8

4.1 Logo PTPN .................................................................................... 22

4.2 Struktur Organisasi PT Perkebunan Nusantara IV Medan ............ 24

4.3 Proses Pengadaan Barang/ Jasa Pada Perusahaan ......................... 25

4.4 Contoh Pengumuman Lelang ........................................................ 27

4.5 Form Data Perusahaan .................................................................. 28

4.6 Penjelasan Pekerjaan ..................................................................... 30

4.7 Pemasukan dan Pembukaan Dokumen ......................................... 32

4.8 Evaluasi Penawaran dan Kualifikasi ............................................. 33

4.9 Pengumuman dan Penetapan Pemenang ....................................... 34

v

Page 11: PENERAPAN SISTEM E-PROCUREMENT DALAM PENGADAAN …

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

Sistem pengadaan barang/ jasa secara manual membutuhkan interaksi secara

langsung dan tatap muka antara panitia pengadaan dan penyedia jasa. Namun dalam

proses pengadaan barang dan jasa secara manual banyak ditemukan berbagai

penyimpangan. Penyimpangan tersebut sebagian besar pada proses pelaksanaan

pengadaan barang/jasa. Contoh-contoh penyimpangan dalam pengadaan brang/jasa

yang sering terjadi, yaitu: penggelembungan anggaran (mark up), panitia tidak

transparan, dokumen administratif tidak memenuhi syarat, pengumuman lelang

yang semu atau fiktif (lembaga kebijakan pengadaan barang/ jasa, 2010:35).

Dengan adanya masalah yang timbul dari sistem pengadaan barang/ jasa secara

manual dan dalam pengadaan harus berdasarkan prinsip yang ada, maka

dilaksanakan dengan sistem elektronik yang disebut e-procurement.

PT Perkebunan Nusantara IV merupakan perusahaan agroindustri yang menerapkan

sistem e-procurement. Secara garis besar alur penggunaan e- procurement yang

pada umumnya dilaksanakan mulai dari pelaksanaan kualifikasi, pengumuman dan/

atau undangan, pendaftaran dan pengambilan dokumen pemilihan, aanwijzing,

pemasukan dan pembukaan dokumen, evaluasi penawaran, penetapan dan

pengumuman pemenang. Sistem ini berjalan sejak tahun 2016, Implementasi e-

procurement di lingkup PTPN dilaksanakan berdasarkan Peraturan Direksi No

3.00/PER/42/2016 tanggal 31 Agustus 2016 tentang Pedoman Pengadaan Barang

dan Jasa Secara Elektronik pada PTPN III dan PT Perkebunan Nusantara I, II, IV

sampai dengan XIV. Dalam sistem aplikasi e-procurement ini, seluruh pengadaan

barang dan jasa PTPN I hingga PTPN XIV akan menggunakan kode barang dan

jasa yang seragam. Selain itu, dengan pengadaan barang dan jasa secara terintegrasi,

volume pengadaan dilaksanakan secara partai besar sehingga PTPN memiliki posisi

tawar yang lebih baik dengan mutu dan kualifikasi vendor terbaik.

1

Page 12: PENERAPAN SISTEM E-PROCUREMENT DALAM PENGADAAN …

2

Seprini dkk (2016) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa e-procurement

memiliki hubungan positif, hal tersebut menunjukkan bahwa perbaikan dari pada e-

procurement akan menimbulkan peningkatan minat. Rossita dkk (2012) dalam

penelitiannya menunjukkan bahwa penerapan e-procurement dalam pengadaan

barang/ jasa di Kabupaten Bojonegoro dapat dikatakan kurang efektif. Di kabupaten

Bojonegoro telah ditemukan adanya peluang “main mata”, yaitu dengan terjadinya

persengkongkolan dan mempengaruhi panitia.

Sistem pengadaan pekerjaan dan pemenangan tender berbasis online (e-

procurement) di kantor logistik PTPN IV dinilai tidak transparan. Disinyalir kuat

adanya permainan dari oknum tertentu. (gosumut.com/2017/05/06/sistem-

eprocurement-lelang-proyek-ptpn-iv-kantor-medan-tidak-transparan/diakses pada

tanggal 28 agustus 2019. pukul 11:47).

Berdasarkan penjelasan diatas, maka penelitian ini berjudul “ Penerapan Sistem

E-Procurement Dalam Pengadaan Barang/ Jasa Pada PT Perkebunan

Nusantara IV Medan”.

1.2 Perumusan Masalah

Penerapan sistm e-procurement dilaksanakan dengan teknologi informasi dan

transaksi elektronik tanpa tatap muka yang sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku. Tapi penerapan sistem ini pada PT Perkebunan Nusantara

IV Medan ada dugaan bahwa penerapan e-procurement tidak transparan

dikarenakan ada tatap muka antara panitia pelaksana e-procurement dengan

penyedia barang/ jasa.

Maka yang menjadi pertanyaan penelitian ini adalah bagaimana penerapan sistem

e-procurement dalam pengadaan barang/ jasa pada PT Perkebunan Nusantara IV

Medan?

1.3 Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah di atas maka tujuan penyusunan penelitian ini adalah untuk

mengetahui penerapan sistem e-procurement dalam pengadaan barang/ jasa pada

PT Perkebunan Nusantara IV Medan.

Page 13: PENERAPAN SISTEM E-PROCUREMENT DALAM PENGADAAN …

3

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan agar dapat memberi manfaat, sebagai berikut:

a. Bagi Penulis

Sebagai sumbangan bagi ilmu pengetahuan jurusan akuntansi khususnya prodi

perbankan dan keuangan tentang penerapan sistem e-procurement dalam

pengadaan barang/ jasa pada.

b. Bagi akademik

Hasil penelitian ini diharapkan sebagai refrensi penelitian di bidang perbankan

dan keuangan yang barkaitan dengan penerapan sistem e-procurement dalam

pengadaan barang/ jasa.

c. Bagi PT Perkebunan Nusantara IV Medan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan yang

bermanfaat bagi perusahaan dalam penerapan e-procurement dan peningkatan

kualitas laporan pengadaan barang, sehingga dapat membantu dalam

menentukan keputusan-keputusan pengadaan barang lebih lanjut.

1.5 Batasan Penelitian

Batasan penelitian bertujuan untuk memberikan batasan terhadap pokok

permasalahan penelitian. Ruang lingkup menentukan konsep utama dari

permasalahan sehingga masalah- masalah dalam penelitian dapat dimengerti

dengan mudah dan baik. Ruang lingkup di dalam penelitian ini adalah penerapan

sistem e-procurement dalam pengadaan barang/ jasa pada PT Perkebunan

Nusantara IV Medan.

Page 14: PENERAPAN SISTEM E-PROCUREMENT DALAM PENGADAAN …

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengadaan Barang dan Jasa

2.1.1 Pengertian Pengadaan Barang dan Jasa

Menurut Peraturan Presiden nomor 16 tahun 2018 tentang pengadaan barang dan

jasa, yang di maksud dengan pengadaan barang/ jasa pemerintah yang selanjutnya

disebut pengadaan barang/ jasa adalah kegiatan pengadaan barang/jasa oleh

kementerian/ lembaga/ perangkat daerah yang dibiayai oleh APBN/APBD yang

prosesnya sejak identifikasi kebutuhan, sampai dengan serah terima hasil pekerjaan.

Ketersediaan barang/ jasa pada perusahaan akan menjadi faktor penentu

keberhasilan pelaksanaan tugas dan fungsi di masing-masing bagian. Sutedi dalam

Rossita dkk (2012) memberikan penjelasan bahwa pengadaan barang/ jasa berisi

penjelasan dari seluruh proses sejak awal perencanaan, persiapan, perizinan,

penentuan pemenang lelang hingga tahap pelaksanaan dan proses administrasi

dalam pengadaan barang, pekerjaan atau jasa seperti jasa konsultasi hukum atau

jasa lainnya.

Dalam peraturan Menteri BUMN nomor PER-05/MBU/2008 menjelaskan bahwa

pengadaan barang/ jasa adalah kegiatan pengadaan barang/ jasa yang dilakukan

oleh Badan Usaha Milik Negara yang pembiayaannya tidak menggunakan dana

langsung dari APBN/ APBD. Di dalam pengadaan barang/ jasa ada yang disebut

dengan penyedia jasa. Penyedia jasa adalah badan usaha, termasuk BUMN, badan

hukum, atau orang perseorangan/ subjek hukum yang kegiatan usahanya

menyediakan barang dan jasa.

2.1.2 Metode Pemilihan Penyedia Barang/ Jasa

Menurut Peraturan Presiden No. 16 Tahun 2018 metode pemilihan penyedia

Penyedia barang/ pekerjaan konstruksi/ jasa lainnya yang dapat digunakan, yaitu

sebagai berikut:

4

Page 15: PENERAPAN SISTEM E-PROCUREMENT DALAM PENGADAAN …

5

a. E-purchasing sebagaimana dimaksud, menurut Perpres ini, dilaksanakan

untuk barang/ pekerjaan konstruksi/ jasa lainnya yang sudah tercantum

dalam katalog elektronik.

b. Pengadaan langsung sebagaimana dimaksud dilaksanakan untuk barang/

pekerjaan konstruksi/ jasa lainnya yang bernilai paling banyak

Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).

Üntuk pengadaan langsung dilakukan: 1) pembelian/pembayaran langsung kepada penyedia untuk pengadaan

barang/ jasa lainnya yang menggunakan bukti pembelian atau kuitansi;

atau

2) permintaan penawaran yang disertai dengan klarifikasi serta negosiasi teknis dan harga kepada pelaku usaha untuk pengadaan langsung yang

menggunakan SPK.

c. Penunjukan langsung adalah metode pemilihan untuk mendapatkan

penyedia barang/ pekerjaan konstruksi/ jasa konsultansi/ jasa lainnya dalam

keadaan tertentu. Aturan turunannya akan lebih dipertajam di dalam Perka

LKPP.

Keadaan tertentu yang bisa dijadikan dasar menggunakan metode penunjukan langsung adalah sebagai berikut.

1) Penanganan darurat yang tidak bisa direncanakan sebelumnya dan waktu

penyelesaiannya harus segera/tidak bisa ditunda untuk pertahanan

negara, keamanan dan ketertiban masyarakat, serta

keselamatan/perlindungan masyarakat yang pelaksanaannya tidak dapat

ditunda/harus dilakukan segera.

2) Penyelenggaraan penyiapan konferensi yang mendadak untuk menindaklanjuti komitmen internasional dan dihadiri Presiden/Wakil

Presiden.

3) Kegiatan bersifat rahasia untuk kepentingan intelejen dan/atau

perlindungan saksi.

4) Kegiatan menyangkut pertahanan negara yang ditetapkan oleh Menteri

Pertahanan serta kegiatan yang menyangkut keamanan dan ketertiban

masyarakat yang ditetapkan oleh kapolri.

5) Barang/ pekerjaan konstruksi/ jasa lainnya yang spesifik dan hanya dapat

dilaksanakan satu penyedia karena satu pabrikan, pemegang hak paten,

atau pihak yang telah mendapat izin dari pemegang hak paten, atau pihak

yang menjadi pemenang pelelangan untuk mendapatkan izin dari

pemerintah.

d. Tender cepat

Adapun tender cepat sebagaimana dimaksud dilaksanakan dalam hal

spesifikasi dan volume pekerjaannya sudah dapat ditentukan secara rinci,

pelaku usaha telah terkualifikasi dalam sistem informasi kinerja penyedia,

dan tender sebagaimana dimaksud dilaksanakan dalam hal tidak dapat

Page 16: PENERAPAN SISTEM E-PROCUREMENT DALAM PENGADAAN …

6

menggunakan metode pemilihan penyedia sebagaimana dimaksud dalam

keadaan tertentu.

e. Tender Menurut Perpres ini, pelaksanaan pemilihan melalui tender/ seleksi

meliputi: pelaksanaan kualifikasi, pengumuman dan/atau undangan,

pendaftaran dan pengambilan dokumen pemilihan, pemberian penjelasan,

penyampaian dokumen penawaran, evaluasi dokumen penawaran,

penetapan dan pengumuman pemenang, dan sanggah.

Adapun metode pemilihan penyedia barang/jasa dalam peraturan Menteri BUMN

nomor PER-05/MBU/2008, adalah sebagai berikut:

a. Pelelangan terbuka, atau seleksi untuk jasa konsultan, yaitu diumumkan

secara luas melalui media massa guna memberi kesempatan kepada

penyedia barang dan jasa yang memenuhi kualifikasi untuk mengikuti

pelelangan.

b. Pemilihan langsung atau seleksi langsung untuk pengadaan jasa konsultan,

yaitu pengadaan barang dan jasa yang ditawarkan kepada beberapa pihak

terbatas sekurang-kurangnya dua penawaran.

c. Penunjukan langsung, yaitu pengadaan barang dan jasa yang dilakukan secara langsung dengan menunjuk satu penyedia barang dan jasa atau

melalui beauty contest.

d. Pembelian langsung, yaitu pembelian terhadap barang yang terdapat di

pasar, dengan demikian nilainya berdasarkan harga pasar.

2.1.3 Tujuan Pengadaan Barang dan Jasa

Menurut Peraturan Presiden nomor 16 tahun 2018, adapun tujuan dari pengadaan

barang dan jasa bertujuan untuk:

a. Menghasilkan barang/jasa yang tepat dari setiap uang yang dibelanjakan,

diukur dari aspek kualitas, jumlah, waktu, biaya, lokasi, dan Penyedia;

b. Meningkatkan penggunaan produk dalam negeri;

c. Meningkatkan peran serta usaha mikro, usaha kecil, dan usaha menengah;

d. Meningkatkan peran pelaku usaha nasional;

e. Mendukung pelaksanaan penelitian dan pemanfaatan barang/jasa hasil

penelitian;

f. Meningkatkan keikutsertaan industri kreatif;

g. Mendorong pemerataan ekonomi; dan

h. Mendorong Pengadaan Berkelanjutan.

2.1.4 Prinsip Pengadaan Barang dan Jasa

Berdasarkan tujuan diatas, menurut Peraturan Presiden nomor 16 tahun 2018,

adapun prinsip dalam pengadaan barang dan jasa adalah:

Page 17: PENERAPAN SISTEM E-PROCUREMENT DALAM PENGADAAN …

7

a. Efisien

Efisien pengadaan diukur terhadap seberapa besar upaya yang dilkukan

untuk memperoleh barang dan jasa dengan spesifikasi yang sudah

ditetapkan.

b. Efektif Efektifitas pengadaan diukur terhadap seberapa jauh barang dan jasa yang

diperoleh dari proses pengadaan dapat mencapai spesifikasi yang sudah

ditetapkan.

c. Transparan

Bagaimana proses pengadaan dilakukan dapat diketahui secara luas. Proses

yang dimaksud meliputi dasar hukum, ketentuan-ketentuan, tata cara,

mekanisme, aturan main, dan semua hal yang terkait dengan bagaimana

proses pengadan barang dan jasa dilakukan.

d. Terbuka

Berarti pengadaan barang dan jasa dapat diikuti oleh semua penyedia

barang/ jasa yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan sesuai ketentuan

yang berlaku.

e. Bersaing Proses pengadaan barang dapat menciptakan iklim atau suasana persaingan

yang sehat di antara para penyedia barang/ jasa, tidak ada inervensi yang

dapat menganggu mekanisme pasar.

f. Adil dan tidak diskriminatif

Berarti proses pengadaan barang/ jasa dapat memberikan perlakuan yang

sama bagi semua calon penyedia barang/ jasa dan tidak mengarah pada

kepentingan satu pihak saja.

g. Akuntabel Berarti harus sesuai dengan aturan dan ketentuan yang berkaitan dengan

pengadaan barang/ jasa sehingga dapat dipertanggungjawabkan.

Namun dalam peraturan Menteri BUMN nomor PER-05/MBU/2008 prinsip dalam

pengadaan barang/jasa adalah:

a. Efisien berarti pengadaan barang/ jasa harus diusahakan untuk mendapatkan hasil

yang optimal dan terbaik dalam waktu yang cepat dengan menggunakan

dana dan kemampuan seminimal mungkin secara wajar dan bukan hanya

didasarkan pada harga terendah;

b. Efektif

Berarti pengadaan barang/ jasa harus sesuai dengan kebutuhan yang telah

ditetapkan dan memberikan manfaat yang sebesar-besamya sesuai dengan

sasaran yang ditetapkan;

Page 18: PENERAPAN SISTEM E-PROCUREMENT DALAM PENGADAAN …

8

c. Kompetitif

Berarti pengadaan barang/ jasa harus terbuka bagi penyedia barang dan jasa

yang memenuhi persyaratan dan dilakukan melalui persaingan sehat di

antara barang/ jasa yang setara dan memenuhi syarat/kriteria tertentu

berdasarkan ketentuan dan prosedur yang jelas dan transparan;

d. Transparan Berarti semua ketentuan dan informasi mengenai pengadaan barang dan jasa

termasuk syarat teknis administrasi pengadaan, tata cara evaluasi, hasil

evaluasi penetapan calon penyedia barang/ jasa, sifatnya terbuka bagi

peserta penyedia barang dan jasa yang berminat;

e. Adil dan wajar

Berarti memberikan perlakuan yang sama bagi semua calon penyedia

barang dan jasa yang memenuhi syarat.

2.1.5 Tahapan Pengadaan Barang/ Jasa

Pengadaan barang/ jasa merupakan salah satu tahapan siklus proyek yang

diperlukan oleh instansi pemerintah yang prosesnya dimulai dari perencanaan

kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh kegiatan untuk memperoleh barang dan

jasa antara dua pihak sesuai dengan perjanjian atau kontrak. Berikut ini dapat dilihat

siklus tahapan pengadaan barang/ jasa pada Gambar 2.1 dibawah ini.

Gambar 2.1

Siklus Tahapan Pengadaan Barang/Jasa Melalui Penyedia Sumber: Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah

Nomor 9, 2018

Dalam peraturan lembaga kebijakan pengadaan barang/ jasa pemerintah nomor 9

(2018) secara umum prosesnya dapat dilihat pada gambar 2.1 di bawah ini dan dapat

dijelaskan sebagai berikut:

a. Perencanaan Pengadaan Perencanaan pengadaan disusun oleh PPK dan ditetapkan oleh PA/ KPA

yang meliputi identifikasi kebutuhan, penetapan barang/ jasa, cara, jadwal

dan anggaran pengadaan barang/ jasa.

b. Persiapan Pengadaan

Persiapan pengadaan dilakukan oleh PPK meliputi:

1) Penetepan spesifikasi teknis/ Kerangka Acuan Kerja (KAK)

2) Penetapan HPS

3) Penetapan rancangan kontrak, dan

Page 19: PENERAPAN SISTEM E-PROCUREMENT DALAM PENGADAAN …

9

4) Penetapan uang muka, jaminan uang muka, jaminan pelaksanaan,

jaminan pemeliharaan, sertifikasi garansi, dan / atau penyesuaian.

c. Persiapan Pemeliharaan Persiapan pemilihan penyedia oleh Pokja Pemilihan/ Pejabat Pengadaan

dilaksanakan setelah Pokja Pemilihan/ Pejabat Pengadaan menerima

permintaan pemilihan penyedia dari PPK yang dilampiri dokumen

persiapan pengadaan barang/ jasa melalui penyedia yang disampaikan oleh

PPK kepada Kepala UKPBJ/ Pejabat Pengadaan. Persiapan pengadaan

barang/ jasa melalui penyedia yang dilakukan oleh Pokja Pemilihan/ Pejabat

Pengadaan meliputi:

1) Penetapan metode pemilihan penyedia

2) Penetapan metode kualifikasi

3) Penetapan metode evaluasi penawaran

4) Penetapan metode penyampaian dokumen penawaran

5) Penetapan jadwal pemeliharaan, dan

6) Penyusunan dokumen pemilihan.

d. Pelaksanann pemilihan

Pelaksanaan pemilihan Penyedia dilakukan oleh PPK dan Pokja Pemilihan/

Pejabat Pengadaan sesuai metode pemilihan, dengan ketentuan:

1) PPK melaksanakan e-purchasing dengan nilai pagu paling banyak

Rp 200.000.000,00

2) Pejabat pengadaan melaksanakan: a) E-purchasing degan nilai pagu paling banyak Rp 200.000.000,00

b) Pengadaan dan penunjukan langsung untuk pengadaan barang/ pekerjaan konstruksi/ jasa lainnya dengan nilai HPS paling banyak

Rp 200.000.000,00, atau jasa konstruksi yang bernilai paling banyak

Rp 100.000.000,00

3) Pokja pemilihan melaksanakan tender/ seleksi, tender cepat, dan

penunjukan langsung

4) Pelaku pelaksanaan pengadaan khusus diatur lebih lanjut dalam

peraturan LKPP terkait pengadaan khusus.

e. Pelaksanaan Kontrak Pelaksanaan kontrak dilaksanakan oleh para pihak sesuai ketentuan yang

termuat dalam kontrak dan peraturan perundang-undangan.

f. Serah Terima Hasil Pekerjaan

Serah terima hasil pekerjaan dilaksanakan setelah pekerjaan selesai 100%

sesuai ketentuan yang termuat dalam kontrak, penyedia mengajukan

permintaan secara tertulis kepada pejabat penandatanganan kontrak untuk

serah terima barang/ jasa. Pejabat penandatanganan kontrak melakukan

pemeriksaan terhadap barang/ jasa yang diserahkan. Pejabat

penandatanganan kontrak dan penyedia menandatangani berita acara serah

terima.

Page 20: PENERAPAN SISTEM E-PROCUREMENT DALAM PENGADAAN …

10

2.1.6 Etika Dalam Pengadaan Barang/ Jasa

Dalam Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018, Semua pihak yang terlibat dalam

pengadaan barang/ jasa mematuhi etika sebagai berikut:

a. Melaksanakan tugas secara tertib, disertai rasa tanggung jawab untuk

mencapai sasaran, kelancaran, dan ketepatan tujuan pengadaan barang/ jasa;

b. Bekerja secara profesional, mandiri, dan menjaga kerahasiaan informasi

yang menurut sifatnya harus dirahasiakan untuk mencegah penyimpangan

pengadaan barang/ jasa;

c. Tidak saling mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung yang

berakibat persaingan usaha tidak sehat;

d. Menerima dan bertanggung jawab atas segala keputusan yang ditetapkan sesuai dengan kesepakatan tertulis pihak yang terkait;

e. Menghindari dan mencegah terjadinya pertentangan kepentingan pihak yang terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung, yang berakibat

persaingan usaha tidak sehat dalam pengadaan barang/ jasa.

2.2 E-Procurement

2.2.1 Pengertian E-Procurement

Sistem e-procurement sebenarnya tak ubahnya dengan sistem pengadaan barang/

jasa yang sudah dijalankan dikalangan perusahaan atau memerlukan tatap muka.

Yang membuat e-procurement berbeda adalah mulai digunakan kemajuan

teknologi informasi dan komunikasi yaitu media internet. Berkat internet antara

perusahaan dan pihak swasta tidak perlu tatap muka dalam proses pengadaan

barang/ jasa. Mulai dari pendaftran, penawaran, penyanggahan sampai penentuan

pengumuman pemenang bia dilakukan secara online atau hanya membuka alamat

web lembaga yang dituju. Kendala waktu akhirnya bias diminimalisir berkat sebuah

kemajuan teknologi (warta e-procurement dalam Seprini dkk, 2016).

Menurut Ramli dalam Seprini dkk (2016), Pengadaan secara elektronik (e-

procurement) adalah pengadaan barang/jasa yang dilaksanakan menggunakan

teknologi informasi dan transaksi elektronik sesuai dengan ketentuan perundang-

undangan. Pengadaan barang/jasa secara elektronik dilakukan dengan cara e-

tendering atau e-purchasing.

Menurut Sutedi dalam Rossita dkk (2012), e-procurement adalah sebuah sistem

lelang dalam pengadaan barang/jasa pemerintah dengan memanfaatkan teknologi,

Page 21: PENERAPAN SISTEM E-PROCUREMENT DALAM PENGADAAN …

11

informasi dan komunikasi berbasis intenet, agar dapat berlangsung secara efektif,

efisien, terbuka, dan akuntabel.

2.2.2 Manfaat dan Kelebihan E-Procurement

Dalam penerapan e-procurement telah diperoleh beberapa manfaat seperti yang

dijelaskan oleh Teo dan Lai dalam Basrie (2015) yang membagi keuntungan dari e-

procurement menjadi dua yaitu, keuntungan yang dirasakan secara langsung

(meningkatkan kevalidan data, meningkatkan efisiensi dalam proses pengadaan,

proses aplikasi yang lebih cepat, mengurangi biaya operasional juga administrasi)

dan keuntungan yang tidak langsung (e-procurement membuat pengadaan menjadi

lebih dapat berkompetisi, meningkatkan pelayanan pada konsumen, dan

meningkatkan hubungan dengan rekan kerja).

Menurut Pujawan dan Goyal dalam Basrie (2015), terdapat banyak manfaat yang

bisa direalisasikan dengan mengimplikasi e-procurement dalam proses pengadaan.

Beberapa keuntungan tersebut antara lain:

a. Proses-proses administratif dapat berlangsung lebih cepat, akurat, dan

murah, mengundang supplier untuk memasukkan proposal atau penawaran

tidak lagi dilakukan lewat surat atau fax, tetapi dapat dilakukan dengan

fasilitas yang ada di website. Calon-calon supplier dapat mendapatkan

pesan-pesan tersebut dengan cepat dan akurat dimanapun para supplier

berada dan kapan saja, asalkan tersambung dengan jaringan internet.

b. Pengadaan yang menggunakan sistem lelang bisa mendapaykan keuntungan berupa harga yang jauh lebih murah karena supplier akan sedapat mungkin

menurunkan harga penawaran agar dapat menjadi pemasok perusahaan

(pemenang).

c. K/D/L/I dapat memperoleh calon-calon supplier yang lebih banyak dari

berbagai tempat sehingga berpeluang untuk melakukan trnsaksi dengan

supplier yang lebih berkompeten.

d. K/D/L/I maupun supplier dapat menyelidiki transaksi maupun proses-

proses fisik seperti pengiriman barang, sehingga kedua belah pihak lebih

cepat mengetahui jika munculnya masalah yang membutuhkan penanganan

lebih lanjut.

Manfaat lain dari penggunaan e-procurement (sumber: Paparan pengadaan barang/

jasa melalui media elektronik, Kementrian Pekerjaan Umum, 2011 dalam Basrie,

2015)

a. Menyederhanakan proses e-procurement

Page 22: PENERAPAN SISTEM E-PROCUREMENT DALAM PENGADAAN …

12

b. Mempererat hubungan dengan pihak supplier

c. Mengurangi biaya transaksi karena mengurangi penggunaan telfon atau fax

dan dokumen-dokumen yang menggunakan kertas

d. Mengurangi waktu pemesanan barang

e. Menyediakan laporan untuk evaluasi

f. Meningkatkan kepuasan user

Manfaat adanya e-procuement bukan hanya untuk instansi maupun pengembangan

sistem itu sendiri melainkan juga bagi para penyedia barang/ jasa serta masyarakat

umum yang hendak menegetahui proses pengadaan barang/ jasa penyelenggaraan

pengadaan mendapatkan hatga penawaran yang lebih banyak dan proses

administrasi lebih sederhana. Sedangkan bagi penyedia barang/ jasa dpata

memperluas peluang usaha, menciptakan persaingan usaha yang sehat, membuka

kesempatan pelaku usaha secara terbuka bagi siapapun dan mengurangi biaya

administrasi. Teknologi informasi dapat membuat biaya lebih efektif dan sistem

pengadaan publik lebih inovatif. Salah satu tujuan dari pengadaan barang/ jasa

secara elektronik adalah memberi peluang untuk perusahaan lokal bersaing di pasar

pengadaan internasional, dan untuk meningkatkan akses pasar bagi usaha kecil dan

menengah yang biasanya tebatas (Handoko dalam Basrie, 2015).

Perlu diketahui, bahwa pada pengadaan barang/ jasa secara konvensional masih

terdapat banyak kekurangan, terutama di negara-negara berkembang yang dicirikan

oleh panjangnya prosedur birokrasi (Yap dkk dalam Basrie, 2015), antara lain

prosedur yang rumit dan terkesan diperpanjang, campur tangan dari birokrat,

kemampuan birokrasi yang tidak memadai, tidak adanya kebijakan TI nasioanl

yang jelas, membutuhkan volume kertas yang cukup besar, kurangnya kontrol dari

pusat, kurangnya kualitas informasi, resistansi terhadap perubahan. Karena itu,

teknologi informasi yang muncul memberikan kesempatan bagi pemerintah untuk

mengubah itu semua termasuk cara memberikan pelayanan kepada masyarakat dan

memperbaiki kepercayaan masyarakat kepada pemerintah.

Secara umum perbedaan pengadaan barang/ jasa dengan cara konvensional dan e-

procurement dapat ditabelkan sebagai berikut:

Page 23: PENERAPAN SISTEM E-PROCUREMENT DALAM PENGADAAN …

13

Tabel 2.1

Perbedaan Sistem Pengadaan Barang dan Jasa

No Konvensional E-Procurement

1 Pemasukan dan pengambilan

dokumen dilakukan dengan tatap muka

Pemasukan dan pengambilan

dokumen dilakukan dengan melalui internet

2 Pengumuman dilakukan di media

cetak

Pengumuman dilakukan di internet

melalui website yang ada

3 Daerah cakupan pemberitahuan terbatas

Daerah cakupan pemberitahuan sangat luas

4 Terbukanya kesempata untuk

berkolusi antara panitia dan penyedia

Kesempatan untuk berkolusi antara

panitia dan penyedia sangat kecil

5 Kurang transparan Lebih transparan

Sumber: Modul e-procurement LKPP dalam Basrie, 2015

(Modul e-procurement LKPP dalam Basrie, 2015), dapat diketahui beberapa

kelebihan penggunaan e-procurement, yaitu:

a. layanan lebih cepat dikarenakan peserta lelang tidak memerlukan waktu

untuk mengadakan perjalanan ke tempat pengadaan barang dan jasa

dilaksanakan dan tidak perlu melakukan birokrasi yang sering

menghabiskan banyak waktu

b. Transparansi, akuntabel, terbuka dan efisien karena dapat diakses siapa saja

c. Salah satu upaya untuk mempersiapkan para penyedia jasa nasional untuk menghadapi tantangan dan perkembangan global.

2.2.3 Tujuan E-Procurement

Internet telah muncul sebagai media efektif dari segi biaya dan dapat diandalkan

untuk melakukan transaksi bisnis online. Semakin banyak perusahaan yang

mengadopsi media ini dalam melakukan pengadaan barang. Seth Miller dalam

Zailani dkk (2019), keuntungan utama e-procurement meliputi menghemat uang,

waktu, dan beban kerja tambahan yang normalnya berhubungan dengan pekerjaan

tulis menulis. Proses pengadaan konvensional biasanya melibatkan banyak

pemprosesan kertas-kertas, yang mana menghabiskan sejumlah besar waktu dan

uang.

Keuntungan e-procurment tidak hanya meliputi penghematan uang tetapi

penyederhanaan keseluruhan proses. Rencana-rencana yang optimal dapat

Page 24: PENERAPAN SISTEM E-PROCUREMENT DALAM PENGADAAN …

14

dikomunikasikan dengan cepat kepada penyedia-penyedia jasa, oleh karena itu

dapat mengurangi biaya dan pemborosan. Keuntungan e-procurement meliputi

pengurangan biaya overhead seperti pembelian agen, juga peningkatan kendali

inventori, dan keseluruhan peningkatan siklus manufaktur. Sistem e-procurement

membantu perusahaan-perusahaan mengkonsolidasikan data tentang pengadaan

bermacam-macam barang baik secara langsung maupun tidak langsung. Tujuan dari

e-procurement, menurut Ramli dalam Seprini dkk (2016), sebagai berikut:

a. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas b. Menigkatkan akses pasar dan persaingan usaha yang sehat

c. Memperbaiki tingkat efisiensi proses pengadaan

d. Mendukung proses monitoring dan audit

e. Memenuhi kebutuhan akses informasi yang real time.

2.2.4 Tata Cara E-Procurement

Lembaga kebijakan pengadaan barang/ jasa (2 0 1 0 : 8 ), p e n g a d a a n b

a r a n g / j a s a pemerintah secara elektronik dapat dilakukan dengan e- tendering

atau e-purchasing:

a. E-tendering merupakan tata cara pemilihan penyedia barang/jasa yang

dilakukan secara terbuka dan dapat diikuti oleh semua penyedia barang/jasa

yang terdaftar pada sistem elektronik dengan cara menyampaikan satu kali

penawaran sampai dengan waktu yang telah ditentukan.

b. E-purchasing merupakan tata cara pembelian barang/jasa melalui sistem katalog elektronik.

2.2.5 Tahapan E-Procurement

Tahapan pelaksanaan pemilihan melalui tender/ seleksi dalam Keputusan Presiden

nomor 16 tahun 2018, meliputi:

a. Pelaksanaan Kualifikasi b. Pengumuman dan / atau Undangan

c. Pendaftaran dan Pengambilan Dokumen Pemilihan

d. Aanwijzing (Pemberian Penjelasana)

e. Penyampaian Dokumen Penawaran

f. Evaluasi Dokumen Penawaran

g. Pengumuman Pemenang

h. Sanggah

Page 25: PENERAPAN SISTEM E-PROCUREMENT DALAM PENGADAAN …

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.1.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di PT Perkebunan Nusantara IV Medan berlamat di

Jalan Letjend Suprapto No.2 Medan, Sumatera Utara. Dimana penulis

melaksanakan Praktik Kerja Lapangan. Penentuan lokasi ini diharapkan mampu

memberikan kemudahan khususnya menyangkut proses pengumpulan data – data

yang dibutuhkan dalam penelitian.

3.1.2 Waktu Penelitian

Tabel 3.1

Waktu Kegiatan Penulisan Tugas Akhir

No

Kegiatan

Waktu Kegiatan Penulisan Tugas Akhir

April Mei Juni Juli Agustus

3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Persiapan

2 Pengumpulan Data

3 Tabulasi Dan Analisa

Data

4 Menyusun Konsep

Laporan

5 Konsultasi pada

Pembimbing

6 Sidang Tugas Akhir

7 Perbaikan Laporan

Tugas Akhir

8 Penggandaan Laporan

Sumber: Pedoman Penulisan Tugas Akhir Jurusan Akuntansi, 2019

Keterangan rincian kegiatan:

1. Persiapan

Pada tahap ini, mahasiswa melakukan persiapan dalam pengajuan outline TA

kepada Jurusan Akuntansi.

15

Page 26: PENERAPAN SISTEM E-PROCUREMENT DALAM PENGADAAN …

16

2. Pengumpulan Data

Pada tahap ini, mahasiswa melakukan pengumpulan data dan menentukan teknik

pengolahan data yang akan dipakai dalam penelitian sesuai dengan judul yang

telah disetujui oleh Kepala Program Studi (KPS).

3. Tabulasi dan Analisa Data

Pada tahap ini, mahasiswa melakukan tabulasi data dan menganalisis data yang

diperoleh.

4. Menyusun Konsep Laporan

Setelah data ditabulasi dan dianalisa, kemudian akan disusun konsep laporan

tugas akhir berdasarkan data yang dianalisa tadi. Dalam menyusun konsep

laporan tugas akhir harus berdasarkan Pedoman Penulisan Tugas Akhir dari

Jurusan Akuntansi.

5. Konsultasi pada Pembimbing

Pada tahap ini, mahasiswa melakukan konsultasi mengenai Tugas Ahir kepada

Dosen Pemimbing utama dan Dosen Pembimbing Pendamping sesuai dengan

jadwal yang telah ditetapkan. Mekanisme pelaksanaan bimbingan langsung

dikomunikasikan dengan Dosen Pembimbing mengikuti jadwal proses belajar

mengajar dikampus.

6. Sidang Tugas Akhir

Pada saat sidang Tugas Akhir mahasiswa harus mempertanggungjawabkan isi

Laporan Tugas Akhir. Sidang dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah

ditetapkan dan mahasiswa tersebut telah memenuhi syarat untuk melakukan

ujian sidang Tugas Akhir.

7. Perbaikan Laporan Tugas Akhir

Dosen penguji memberikan masukan kepada mahasiswa pada saat sidang agar

draft laporan Tugas Akhir menjadi lebih baik dengan mengunakan form revisi.

Jika ada perbaikan dari dosen penguji, maka mahasiswa perlu memperbaiki

laporan TA dan meminta persetujuan dosen penguji dengan menggunakan form

bebas revisi.

Page 27: PENERAPAN SISTEM E-PROCUREMENT DALAM PENGADAAN …

17

8. Penggandaan Laporan

Mahasiswa yang dinyatakan lulus dan bebas revisi, dapat memperbanyak

laporan Tugas Akhir.

3.2 Jenis Data dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Menurut

Strauss dan Corbin dalam Sujarweni (2015: 11) data yang dihasilkan dari kehidupan

masyarakat, sejarah, tingkah laku, fungsional organisasi, aktivitas social, dan lain-

lain.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder.

yang bersumber dari hasil wawancara karyawan dan kumpulan gambar yang

menangani pengadaan barang/ jasa elektronik (e-procurement). Menurut Sujarweni

(2015:89), data primer adalah data yang di peroleh dari responden melalui

kuesioner, kelompok fokus, dan panel atau juga data hasil wawancara peneliti

dengan narasumber. Data yang diperoleh dari data primer ini harus diolah lagi.

Sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpulan data.

Sedangkan data sekunder adalah data yang didapat dari catatan, buku, dan majalah

berupa laporan keuangan publikasi perusahaan, laporan pemerintah, artikel, buku-

buku sebgai teori, majalah dan lain sebagainya. Data yang diperoleh dari data

sekunder ini tidak perlu diolah lagi. Sumber yang tidak lansung memberikan data

pada pengumpulan data.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang dilakukan penelitian untuk

mengungkap atau menjaring informasi kuantitatif dari responedn sesuai lingkup

penelitian.

Untuk menjawab permasalahan yang terjadi pada tugas akhir ini, penulis

menggunakan teknik pengumpulan data. Dikarenakan penelitian ini adalah

penelitian kualitatif, maka teknik pengumpulan data yang digunakan dalam

penulisan tugas akhir ini adalah teknik wawancara.

Wawancara adalah salah satu instrumen yang digunakan untuk menggali data

secara lisan. Hal ini haruslah dilakukan mendalam agar kita mendapat data yang

Page 28: PENERAPAN SISTEM E-PROCUREMENT DALAM PENGADAAN …

18

valid dan detail (Sujarweni, 2015:94). Dalam melaksanakan penelitian, peneliti

memperoleh data penerapan sistem e-procurement dalam pengadaan barang/ jasa

pada bagian logistik dengan mewawancarai salah satu karyawan yang bernama Ibu

Gita Khairani Pulungan sebagai panitia pelaksana e-procurement di PT Perkebunan

Nusantara IV Medan yang dilakukan hari Rabu, 9 Juli 2019.

3.4 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif

kualitatif karena peneliti ingin menggambarkan atau melukiskan fakta-fakta atau

keadaan ataupun gejala. Penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian yang

menggambarkan atau melukiskan objek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang

tampak atau sebagaimana adanya (Nawawi dan Martini, 996: 73).

Page 29: PENERAPAN SISTEM E-PROCUREMENT DALAM PENGADAAN …

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Profil PT Perkebunan Nusantara IV Medan

4.1.1 Sejarah PT Perkebunan Nusantara IV Medan

PT Perkebunan Nusantara IV adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang

bergerak pada bidang usaha agroindustri. PT Perkebunan Nusantara IV

mengusahakan perkebunan dan pengolahan komoditas kelapa sawit dan teh yang

mencakup pengolahan areal dan tanaman, kebun bibit dan pemeliharaan tanaman

menghasilkan, pengolahan komoditas menjadi bahan baku berbagai industri,

pemasaran komoditas yang dihasilkan dan kegiatan pendukung lainnya.

PT Perkebunan Nusantara IV disingkat PTPN IV didirikan berdasarkan Peraturan

Pemerintah No. 09 tanggal 14 Februari 1996 tentang Peleburan Perusahaan

Perseroan. PT Perkebunan IV, Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan VII,

dan Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan VIII menjadi Perusahaaan

Perseroan (Persero) PT Perkebunan IV, serta sesuai Akta Pendirian No.37 tanggal

11 Maret 1996 yang dibuat dihadapan Notaris Harun Kamil, SH dan Anggaran

Dasar telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia

melalui Surat Keputusan Nomor : C2-8332 HT.01.01.Th.96 tanggal 08 Agustus

1996 dan telah diumumkan dalam Berita Negara RI No.81 tanggal 08 Oktobr 1996.

Anggaran dasar telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir berdasarkan

Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham No.16 tanggal 08

Oktober 2012 yang dibuat dihadapan Notaris Ihdina Nida Marbun, SH. Total area

konsesi yang diusahakan PT Perkebunan Nusantara IV mencapai 175.735 ha. Dari

total areal tersebut, areal tanaman menghasilkan 115.539,14 ha, tanaman belum

menghasilkan 21.583,32 ha, tanaman ulang 150,10 ha dan areal lain-lain 38.462,44

ha. Produk yang dihasilkan antara lain Minyak Sawit (Crude Palm Oil), inti Sawit

(Palm Kernel), Palm Kernel Oil (PKO), Palm Kernel Meal (PKM), dan Teh Jadi.

PT Perkebunan Nusantara IV memiliki 27 Unit Kebun yang

19

Page 30: PENERAPAN SISTEM E-PROCUREMENT DALAM PENGADAAN …

20

mengelola budidaya kelapa sawit dan dilengkapi dengan 15 unit Pabrik Kelapa

Sawit (PKS), 1 unit Pabrik Pengolahan Inti Sawit, 3 unit kebun yang mengelola

budidaya teh dan 1 unit pabrik teh, 3 unit proyek pengembangan inti kelapa sawit,

1 unit proyek pengembangan kebun plasma kelapa sawit, 1 unit perbengkelan dan

3 unit rumah sakit serta Kantor Perwakilan Jakarta.

Anggaran Dasar Perseroan telah beberapa kali mengalami perubahan terakhir

berdasarkan Keputusan Para Pemegang Saham Nomor : SK-44/MBU/03/2016 dan

Nomor : KPJAK/Hold/AD.NIV/03/2016 yang dinyatakan dalam Akta No. 05

tanggal 14 Maret 2016 yang dibuat dihadapan Notaris Nanda Fauz Iwan SH, M.Kn.

1996-2000 Peleburan Perusahaan

Peleburan perusahaan PT Perkebunan VI, VII dan VIII yang merupakan cikal

pendirian PT Perkebunan Nusantara IV . Perusahaan memulai menyusun langkah-

langkah strategis dan melakukan transformasi bisnis untuk meningkatkan

produktivitas agar dapat bersaing.

2001-2005 Perencanaan Strategi

Merencanakan strategi transformasi bisnis dimana semakin tingginya permintaan

kelapa sawit dengan merencanakan pengembangan areal kelapa sawit dan mulai

melaksanakan konversi tanaman teh dan kakao ke kelapa sawit di Unit

Balimbingan, Bah Biring Ulu dan Marjandi.

2006-2010 Pembentukan Direktorat

Perusahaan membentuk Direktorat Perencanaan dan Pengembangan Usaha dengan

mengganti Direktorat Pemasaran menjadi Direktorat Keuangan. Perusahaan mulai

melakukan pengembangan areal kelapa sawit di Kab. Labuhan Batu dan

Mandailing Natal dan Membentuk Unit Proyek Pemgembangan Batang laping,

Timur, Panai Jaya.

2011-2015 Restrukturisasi

Perusahaan mulai melakukan restruktur organisasi dan SDM untuk menuju

perusahaan best practices. Restruktur Organisasi dimulai dengan menyederhanakan

proses bisnis dan melakukan penggabungan Grup Unit Usaha yang semula ada 5

GUU menjadi 4 GUU dan melakukan penggabungan Unit Usaha PKS Sosa ke Unit

Page 31: PENERAPAN SISTEM E-PROCUREMENT DALAM PENGADAAN …

21

Usaha Sosa, melakukan spin off rumah sakit dan sekolah. perusahaan juga sedang

mempersiapkan restruktur organisasi di tingkat Bagian dan Unit Usaha. diakhir

tahun 2014 PTPN IV telah berubah status dari BUMN menjadi anak perusahaan

BUMN.

2015 Perubahan Nama Perusahaan

Pada tahun 2015 perusahan tidak melakukan perubahan nama perusahaan.

Perusahaan melakukan perubahan nama perusahaan pada tahun 2014 berdasarkan

ketentuan Pasal 1 Akta Perubahan Anggaran Dasar Nomor: 25 tanggal 23 Oktober

2014 yang dibuat dihadapan Notaris Nanda Fauz Iwan, SH,M.Kn, nama perusahaan

berubah menjadi PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV atau disingkat PTPN IV.

4.1.2 Visi dan Misi PT Perkebunan Nusantara IV Medan

Semua perusahaan harus memiliki visi dan misi untuk mengembangkan usahanya

serta mencapai tujuan perusahaannya masing-masing. Begitu juga dengan PT

Perkebunan Nusantara IV Medan, yang memiliki visi dan misi sebagai berikut:

a. Visi PT Perkebunan Nusantara IV Medan adalah menjadi perusahaan unggul

dalam usaha agroindustri yang terintegrasi.

b. Misi Perusahaan

Adapun misi yang dilakukan sebagai upaya untuk mencapai tujuan yang

diharapkan antara lain :

1) Menjalankan usaha dengan prinsip-prinsip usaha terbaik, inovatif, dan

berdaya saing tinggi.

2) Menyelenggarakan usaha agroindustri berbasis kelapa sawit, teh, dan karet.

3) Mengintegrasikan usaha agroindustri hulu, hilir dan produk baru, pendukung

agroindustri dan pendayagunaan aset dengan preferensi pada teknologi terkini

yang teruji dan berwawasan lingkungan.

4.1.3 Budaya Perusahaan

Memberi, membimbing dan mendorong perilaku seluruh karyawan perusahaan agar

dalam melaksanakan tugas selalu:

a. Berpikir positif untuk dapat menangkap setiap peluang.

Page 32: PENERAPAN SISTEM E-PROCUREMENT DALAM PENGADAAN …

22

b. Proaktif dalam menghasilkan inovasi dan prestasi.

c. Kerjasama tim untuk membangun kekuatan.

d. Menempatkan kepentingan perusahaan sebagai pertimbangan utama bagi

setiap keputusan yang diambil oleh setiap jajaran perusahaan.

Menempatkan peningkatan kesejahteraan karyawan sebagai bagian yang tidak

terpisahkan dari pencapaian sasaran perusahaan.

4.1.4 Logo PT Perkebunan Nusantara IV Medan

Gambar 4.1

Logo PT Perkebunan Nusantara IV Medan

Sumber : PT Perkebunan Nusantara IV Medan

Bentuk pohon sebagai definisi dari pohon buah yang mendekati bentuk tumbuhan

digambarkan dengan pelepah atas dan pelepah bawah. Pelepah di atas adalah

mengartikan Perkebunan Kelapa sawit dan Perkebunan Teh menjadi dua pelepah

dibawah mengartikan wadah yang mengelolah komoditi kelapa sawit dan teh.

Empat bidang lengkung yang memiliki dasar yang menunjang komoditi kelapa

sawit dan teh, dibuat masif dan kokoh yang membawa sementara ke arah yang lain

ke arah yang berbeda. Arah pengembangan/ pengembangan dan selain

mempersentasekan industri Hilir PT Perkebunan Nusantara IV Medan, empat

bidang lengkung menganalogkan pesan yang kuat angka dari PTPN maka

disebutlah PT Perkebunan Nusantara secara online logo ini mengarah ke muka atau

memusat ke satu titik, yang berarti ketajaman fokus dalam mencapai tujuan

Page 33: PENERAPAN SISTEM E-PROCUREMENT DALAM PENGADAAN …

23

bersama yang melandaskan Ketuhanan Yang Maha Esa. Melihat warna titik yang

ada pada logo, selain lambang juga sebagai tidak estetis.

a. Hijau bersifat sejuk, dingin dan keyakinan.

b. Jingga bersifat panas, semangat dan berani.

Hijau pada empat bidang yang dilengkung mengacu pada sifat tangan dingin, juga

keyakinan dalam mengelola pekerjaan yang membawa angin segar bagi keuntungan

perusahaan dan kesejahteraan karyawan, juga sejuk dalam kerukunan antar sesama

karyawan dan atasan dari timbul keakraban timbal balik, dalam hal ini PT

Perkebunan Nusantara IV yang jernih dalam pola pikir dan keyakinan dalam hasil

kerja.

Jingga pada wadah dan bentukan tiga adalah semangat untuk mempertahankan dan

meningkatkan kualitas produksi di merebut pasar dari para pesaing di tiga produk

yang dipasarkan. Dengan tangan dingin dan keyakinan dan semangat, maka akan

menjadi berkat bagi dan rahmat dari Tuhan Yang Maha Esa karena semua berasal

dari satu titik, yaitu sang maha pencipta jadi kita untuk mensyukurinya.

4.1.5 Struktur Organisasi pada PT Perkebunan Nusantara IV Medan

Setiap Perushaan di Indonesia masing-masing memiliki struktur organisasi yang

berbeda-beda. Demikian juga dengan PT Perkebunan Nusantara IV yang memiliki

struktur organiasi yang melibatkan seluruh sumber daya dan bertanggung jawab

terhadap maju mundurnya organisasi. Hal ini dimaksudkan agar tujuan yang

diharapkan dalam organisaias tercapai dengan sebagaimana mestinya

Page 34: PENERAPAN SISTEM E-PROCUREMENT DALAM PENGADAAN …

24

Gambar 4.2

Struktur Organisasi PT Perkebunan Nusantara IV Medan

Sumber : PT Perkebunan Nusantara IV Medan

Page 35: PENERAPAN SISTEM E-PROCUREMENT DALAM PENGADAAN …

25

4.2 Hasil Pengumpulan Data dan Pengolahan Data

Dari pembahasan yang akan dilakukan, maka ketersedian data yang diperlukan

untuk dianalisis adalah berasal dari wawancara karyawan bagian logistik yang

menangani sistem e-procurement pada PT Perkebunan Nusantara IV Medan.

Hasil wawancara yang dilakukan hari Rabu, 9 Juli 2019 bersama salah satu

karyawan bagian logistik yang bernama Ibu Gita Khairani Pulungan yang

menangani sistem e-procurement adalah sebagai berikut:

Sistem ini berjalan sejak tahun 2016, Implementasi e-procurement di lingkup PTPN

dilaksanakan berdasarkan Peraturan Direksi No 3.00/PER/42/2016 tanggal 31

Agustus 2016 tentang Pedoman Pengadaan Barang dan Jasa Secara Elektronik pada

PTPN III dan PT Perkebunan Nusantara I, II, IV sampai dengan XIV. Dalam sistem

aplikasi e-procurement ini, seluruh pengadaan barang dan jasa PTPN I hingga

PTPN XIV akan menggunakan kode barang dan jasa yang seragam.

Selain itu, dengan pengadaan barang dan jasa secara terintegrasi, volume pengadaan

dilaksanakan secara partai besar sehingga PTPN memiliki posisi tawar yang lebih

baik dengan mutu dan kualifikasi vendor terbaik. Tidak ada kendala sejak pertama

kali menggunakan sistem e-procurement. Karena sudah dilakukan pelatihan dan

diberikan modul penggunaan sistem tersebut. Berikut adalah skema proses

pengadaan barang/jasa yang selama ini dilaksanakan pada PT Perkebunan

Nusantara IV Medan :

Gambar 4.3

Proses Pengadaan Barang/ Jasa pada perusahaan

Sumber : PT Perkebunan Nusantara IV Medan

Keterangan:

Pengguna anggaran akan menuliskan secara manual pengadaan apa yang

dibutuhkan dan di tanda tangani pejabat terkait seperti kepala bagian, Direktur.

Setelah itu dimintalah perkiraan harga pasar,jika dibawah lima puluh juta dilakukan

penunjukan langsung vendor nya dan jika diatas lima puluh juta di teruskan ke

P2H(Panitia

Page 36: PENERAPAN SISTEM E-PROCUREMENT DALAM PENGADAAN …

26

panitia pengadaan untuk dilakukan lelang terbuka yang bisa diikuti banyak vendor

yang sesuai spesifikasi.

Pelaksanaan pengadaan barang/ jasa secara elektronik yang diselenggarakan oleh

PT Perkebunan Nusantara IV Medan ini melalui tujuh tahapan. Masing- masing

diukur dengan prinsip-prinsip pengadaan barang/ jasa, meliputi efisien, efektif,

kompetitif, transparan, adil dan wajar. Berdasarkan hasil wawancara , diperoleh

jawaban responden terhadap pelaksanaan pengadaan barang/ jasa secara elektronik

pada PT Perkebunan Nusantara IV Medan, sebagai berikut.

a. Hasil Wawancara dalam Tahap Pengumuman Lelang

Tahap pengumuman lelang pada pelaksanaan pengadaan barang/ jasa secara

elektronik di PT Perkebunan Nusantara IV Medan harus berdasarkan prinsip

pengadaan. Informan adalah panitia dalam pelaksanaan pengadaan barang/ jasa

di PT Perkebunan Nusantara IV Medan.

Setiap peserta lelang dapat melihat dengan jelas dapat diakses semua informasi

yang disampaikan oleh panitia lelang dalam aplikasi tersebut. Selain itu, dengan

membuka laman situs perusahaan, para peserta lelang tidak perlu mendatangi

perusahaan terkait informasi, informasi pengumuman lelang yang ditayangkan

meliputi: uraian kategori persyaratan kualifikasi, administrasi, teknis, teknis

nilai, dan kewajiban harga. Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara dengan

informan, seperti pernyataan dari informan selaku panitia, yang menyatakan

bahwa:

“Pengadaan secara e-procurement ini mulai dari tahapan pengumuman,

menurut saya sudah sangat terbuka karena diumumkan secara online

sehingga masyarakat dapat mengakses setiap paket pengadaan. Melalui e-

procurement setiap penyedia mempunyai kesempatan yang sama untuk

mengikuti tahapan lelang dan terpilih sebagai pemenang dengan mengklik

link sistem e-procurement karena disitu tidak ada yang ditutupi lagi.”

Dari hasil wawancara peneliti dengan informan didapatkan kesimpulan bahwa

tahapan pengumuman lelang yang dilakukan PT Perkebunan Nusantara IV

Medan sangat transparan dikarenakan semuan informasi baik itu syarat-syarat

lelang, dan peraturan lain yang terkait dengan pengadaan barang/ jasa dapat

diakses dengan cepat melalui aplikasi e-procurement. Selain itu, semua

Page 37: PENERAPAN SISTEM E-PROCUREMENT DALAM PENGADAAN …

27

peraturan dan kebijakan yang berkaitan dengan pengadaan dapat dilihat secara

jelas pada aplikasi sehingga memudahkan peserta lelang dalam menyiapkan

dokumen penawaran.

Hal ini di buktikan dengan telah diumumkan paket pengadaan di PT Perkebunan

Nusantara Maret 2019. Nilai dari HPS (Harga Perkiraan Sendiri) tergambar

sebagai berikut:

Gambar 4.4

Contoh Pengumuman Lelang

Sumber: PT Perkebunan Nusantara IV Medan

Page 38: PENERAPAN SISTEM E-PROCUREMENT DALAM PENGADAAN …

28

Dalam tahap ini juga menekankan penayangan pengumuman lelang dilakukan

secara elektronik, fille dokumen pengadaan dapat diupload (diunggah) serta

tahap pengumuman cukup memadai dan sesuai dengan ketentuan peraturan yang

berlaku. Hal ini didukung dari kutipan wawancara dengan informan, informan

mengatakan:

”Pengunduhan file dokumen pengadaan tidak ada kendala karena sudah ada

dalam sistem dan mudah untuk di akses oleh penyedia barang/ jasa yang

mengikuti pengadaan tersebut.”

Dari hasil wawancara, informan setuju bahwa tidak ada kendala dalam

pelaksanaan pengadaan barang/ jasa di PT Perkebunan Nusantara IV Medan.

Berikut bukti file dokumen dapat diupload

Gambar 4.5

Form Data Perusahaan

Sumber: PT Perkebunan Nusantara IV Medan

b. Hasil Wawancara dalam Tahap Pendaftaran Lelang

Tahap pendaftaran lelang pada pelaksanaan pengadaan barang/ jasa secara

elektronik di PT Perkebunan Nusantara IV Medan harus berdasarkan prinsip

pengadaan. Informan adalah panitia dalam pelaksanaan pengadaan barang/ jasa

di PT Perkebunan Nusantara IV Medan.

Proses pendaftaran lelang sudah cukup memadai dan sesuai dengan peraturan

berlaku. Perusahaan menggunakan Peraturan Presiden No. 16 Tahun 2018.

Karena Hal ini diperkuat dengan hasil wawncara dengan informan, seperti

pernyataan dari informan selaku panitia, yang menyatakan bahwa:

“Iya, tahap ini sudah sesuai dengan ketenutan yang berlaku. Yaitu Peraturan

Presiden Nomor 16 tahun 2018.”

Page 39: PENERAPAN SISTEM E-PROCUREMENT DALAM PENGADAAN …

29

Dari hasil wawancara peneliti dengan informan didapatkan kesimpulan bahwa

tahapan pendaftaran lelang yang dilakukan PT Perkebunan Nusantara IV Medan

mengikuti Peraturan Presiden No. 16 Tahun 2018.

Dalam pendaftaran lelang juga mengalami peningkatan pendaftar. Ini

dikarenakan dengan pendaftaran melalui e-procurment pendaftar justru lebih

terseleksi dibandingkan dengan pengadaan secara konvensional karena ketatnya

ketentuan. Hal ini diperkuat oleh hasil wawancara informan:

“Penyedia mudah mengakses informasi dengan mudah di akses dan tidak ada

indikasi rekomendasi pemenangan kepada penyedia yang sama sehingga

yang mengikuti semakin meningkat. Karena pengadaan secara e-procurement

ini secara langsung meningkatkan perekonomian masyarakat yang mengikuti

pengadaan tersebut.”

Berdasarkan hasil wawancara perusahaan memberikan kesempatan yang lebih

besar bagi seluruh peserta lelang baik usaha kecil dan menengah karena tidak

adanya kendala dalam melakukan pendaftaran. Hanya menggunakan aplikasi

semua prosedur pendaftaran dapat dilakukan.

c. Hasil Wawancara dalam Tahap Penjelasan Pekerjaan

Tahap pendaftaran lelang pada pelaksanaan pengadaan barang/ jasa secara

elektronik di PT Perkebunan Nusantara IV Medan harus berdasarkan prinsip

pengadaan. Informan adalah panitia dalam pelaksanaan pengadaan barang/ jasa

di PT Perkebunan Nusantara IV Medan.

Proses penjelasan pekerjaan sudah transparan, hal ini dikarenakan setiap

informasi tentang penjelasan pekerjaan yang disampaikan oleh panitia

pengadaan melalui media online. Dalam tahap ini pula terjadi interkasi antara

panitia dan penyedia secara langsung dan dilihat seluruh penyedia yang

mengikuti lelang. Sehingga dengan e-procurement setiap peserta mendapatkan

informasi yang jelas. Hal tersebut diperkuat dengan hasil wawancara dengan

informan, sebagai berikut:

“Informasi yang didapat sudah sangat transparan, karena informasi dilakukan secara online sehingga penyedia mempunyai kesempatan yang

sama untuk memberikan pertanyaan. Sebenarnya dalam proses penjelasan

pekerjaan ini, kami telah berusaha untuk merespons dan memberikan

Page 40: PENERAPAN SISTEM E-PROCUREMENT DALAM PENGADAAN …

30

jawaban secara jelas dan tuntas serta tentunya tidak memihak kepada salah

satu penyedia.”

Dari hasil wawancara dengan informan dan hasil penelitian, terlihat bahwa

dalam tahap penjelasan transparansi sudah dilaksanakan dengan baik.

Pertanyaan dari penyedia terkait dengan dokumen pengadaan direspon dengan

baik dan tuntas . Berikut bukti penjelasan pekerjaan:

Gambar 4.6

Penjelasan Pekerjaan

Sumber: PT Perkebunan Nusantara IV Medan

Dalam tahap penjelasan pekerjaan, panitia menjawab pertanyaan dan sudah

sesuai dengan peraturan. Dan harus berlaku adil jika menajawab pertanyaan.

Secara tidak langsung panitia harus selalu update aplikasi. Jadi bisa langsung

menjawab pertanyaan. Hal ini diperkuat oleh hasil wawancara yang dilakukan

oleh informan, sebagai berikut:

“Panitia merespon dengan baik semua peserta lelang secara adil. Karena

setiap dialog dalam pengadaan online ini dibaca oleh semua penyedia barang/

jasa. Jadi, jika salah satu penyedia barang/ jasa tidak di respon oleh panitia

maka panitia bisa terindikasi tidak adil dalam merespon.”

Dari hasil wawancara dengan informan diatas, terlihat bahwa dalam penjelasan

pekerjaan PT Perkebunan Nusantara IV Medan, interaksi antara panitia dan

penyedia hanya terjadi secara online. Panitia menjawab satu-persatu pertanyaan

dari peserta lelang. Penjelasan secara online ini, merupakan satu-satunya media

yang menghubungkan antara peserta dan panitia untuk berkomunikasi mengenai

ketentuan pengadaan.

Page 41: PENERAPAN SISTEM E-PROCUREMENT DALAM PENGADAAN …

31

d. Hasil Wawancara dalam Tahap Pemasukan dan Pembukaan Dokumen

Penawaran

Tahap pemasukan dan pembukaan dokumen penawaran pada pelaksanakan

pengadaan barang/ jasa secara elektronik di PT Perkebunan Nusantara IV Medan

harus berdasarkan prinsip pengadaan. Informan adalah panitia dalam

pelaksanaan pengadaan barang/ jasa di PT Perkebunan Nusantara IV Medan.

Dalam tahap pemasukan dan pembukaan dokumen penawaran menggunakan

sistem e-procurement, para penyedia saling bersaing dan berkompetisi dalam

memberikan harga penawaran yang kompetitif, dan bersaing mengingat dengan

sistem ini semua penyedia dapat mengakses tanpa dibatasi oleh faktor lokasi

sesuai dengan ketentuan dalam dokumen pengadaan. Tetapi, terkadang penyedia

yang mempunyai harga yang terendah tidak memenuhi kualifikasi dokumen

yang baik atau tidak memenuhi persyaratan administrasi maupun teknis. Hal ini

terungkap dalam wawancara dengan informan, sebagai berikut:

“Harga yang ditawarkan penyedia otomatis lebih kompetitif karena mereka

harus bersaing dengan penyedia lain, tentunya penyedia itu ingin menang

jadi selain harga yang terendah yang ditawarkan, barang yang berkualitas,

tetapi tetap mengacu kepada spesifikasi barang yang telah ditetapkan

panitia.”

Dari hasil pernyataan informan diatas selaku panitia, sejalan dengan hasil

penelitian bahwa para penyedia saling bersaing dan berkompetisi dalam

memberikan harga yang kompetitif. Setiap penyedia bersaing dalam

memberikan harga penawaran yang terndah dan kualitas barang sesuai dengan

spesifikasi yang ditetapkan.

Dalam tahap pemasukan dan pembukaan dokumen penawaran, panitia sudah

melakukan proses ini secara adil. Hal ini ditunjukkan dengan pernyataan bahwa

semua penyedia mendapatkan kesempatan yang sama terkait dengan ketentuan

yang berlaku serta dalam proses melakukan proses pemasukan dan pembukaan

dokumen penawaran, panitia tidak diskriminatif. Hal ini diperkuat oleh hasil

wawancara dengan informan, sebagai berikut:

“Sulit rasanya ada diskriminasi atau berpihak kepada salah satu penyedia karena panitia tidak dimungkinkan untuk mengatur jalannya lelang dengan

sistem e-procurement ini. Semuanya sudah diproses melalui aplikasi e-

procurement, terekam dalam sistem. Untuk pembukaan penawaran, seluruh

Page 42: PENERAPAN SISTEM E-PROCUREMENT DALAM PENGADAAN …

32

file yang telah dikirimkan oleh peserta dalam bentuk dokumen elektronik

hanya dapat dibuka pada waktu yang telah ditentukan. “

Dari hasil jawaban informan diatas, menunjukkan bahwa tahap pemasukan dan

pembukaan dokumen penawaran dalam pengadaan barang/ jasa secara e-

procurement di PT Perkebunan Nusantara IV Medan, bahwa tahap ini

memenuhi prinsip adil/ tidak diskriminatif. Hal ini bukti dokumen:

Gambar 4.7

Pemasukan dan pembukaan dokumen

Sumber: PT Perkebunan Nusantara IV Medan

e. Hasil Wawancara dalam Tahap Evaluasi Penawaran dan Kualifikasi

Dalam tahap ini kemungkinan untuk proses kualifikasi dibutuhkan keaslian data

berkaitan dengan dokumen penawaran sehingga penyedia harus hadir pada saat

undangan kualifikais penawaran yang bertempat di PT Perkebunan Nusantara

IV Medan. Hal ini diperkuat dari hasil wawancara dengan informan, sebagai

berikut:

“Tatap muka dalam kualifikasi dilakukan jika diperlukan. Biasanya dilakukan

jika ingin menanyakan dokumen penting ataupun keabsahan suatu dokumen.

Misalnya harga suatu produk. Ditnyakan benar-benar harga produk tersebut,

jika perlu datang ke tempat penyedia melakukan pembelian baarng tersebut

dan tanyakan kebenaran harga.”

Dari hasil wawancara terhadap informan diatas, didapatkan bahwa dalam tahap

kualifiaksi ada tatap muka antara panitia dan penyedia. Hal ini diperlukan untuk

Page 43: PENERAPAN SISTEM E-PROCUREMENT DALAM PENGADAAN …

33

mengecek langsung keabsahan dokumen penawaran pada saat pemasukan

penawawan.

Dalam tahap ini tidak ada terjadi intervensi, hal ini dibuktikan dengan

transparansi dan adilnya dalam pelaksanaan pengadaan ini. Pernyataan ini

diperkuat dengan wawancara dengan informan, sebagai berikut:

“Tidak mungkin ada intervensi karena semua tahapan melalui online, bisa diakses dan panitia bekerja sesuai dengan ketentuan yang ada. Apalagi

ketika pembukaan penawaran tidak menggunakan aplikasi sembarangan,

dan waktu pembukaan dokumen pun sudah ditentukan.”

Dari hasil wawancara bahwa tidak ada intervensi dalam tahap evaluasi

penawaran dan kualifikasi ini. Karena semuanya dilakukan melalui media

online. Hal ini bukti dokumen:

Gambar 4.8

Evaluasi Penawaran dan Kualifiasi

Sumber: PT Perkebunan Nusantara IV Medan

f. Hasil Wawancara dalam Tahap Penetapan dan Pengumuman Pemenang

Dalam tahap penetapan dan pengumuman pemenang, PT Perkebunan Nusantara

IV Medan telah menerapkan prinsip transparan melalui aplikasi. Semua

informasi yang dibutuhkan terkait proses pengadaan dapat dilihat secara jelas

melalui aplikasi dan mudah diakses. Informasi yang diperlukan sudah tersedia

dan sama untuk semua penyedia, tidak ada yang disembunyikan atau penyedia

yang memperoleh informasi khusus. Hal ini didukung oleh wawancara dengan

informan, sebagai berikut:

“Panitia sudah melakukan pengumuman secara terbuka pada website e-

procurement, sehingga tidak ada yang ditutup-tutupi, semua dapat diketahui

secara terbuka pada tiap tahapannya.”

Page 44: PENERAPAN SISTEM E-PROCUREMENT DALAM PENGADAAN …

34

Dari hasil wawancara diatas, terlihat bahwa dalam proses penetapan dan

pengumuman pemenang sudah dilaksanakan secara terbuka dimana

pengumuman pemenang melalui aplikasi. Semua penyedia dapat melihat

dengan jelas dan terbuka tentang pengumuman dan penetapan pemenang yang

dapat diakses oleh siapapun tanpa batas wilayah. Keterbukaan ini untuk

memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk berpartisipasi. Hal ini bukti

dokumen:

Gambar 4.9

Penetapan dan Pengumuman Pemenang

Sumber: PT Perkebunan Nusantara IV Medan

Dalam tahap ini panitia sudah berlaku adil. Hal ini dinyatakan dengan penyataan

semua penyedia mendapatkan kesempatan yang sama untuk menjadi pemenang

dalam lelang sesuai dengan ketentuan dan dalam melakukan penetapan dan

pengumuman pemenang tidak berlaku diskriminatif. Hal ini seperti yang

diungkapkan dalam wawancara terhadap informan, sebagai berikut:

“Panitia telah adil sesuai dengan ketentuan. Dalam hal pengumuman

pemenang juga tidak ada yang ditutup-tutupi semua transparan dan terbuka.

Penyedia dapat melihat secara jelas nama perusahaan yang terpilih, siapa

yang kalah, mengapa sampai kalah, gugurnya pada tahap mana, kenapa

sampai gugur dan berapa harga penawaran dari masing-masing peserta

semua bisa diakses. Dengan sistem ini, otomatis peserta akan mengetahui

kekurangannya dimana. Untuk penyedia yang merasa keberatan menerima

hasil pemenang, bisa dilakukan sanggah setelah proses ini.”

Dari pendapat informan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam penetapan dan

pengumuman pemenang telah dilakukan secara adil/ tidak diskriminatif.

Beberapa penyedia yang keberatan dengan hasil pengumuman pemenang dapat

melakukan sanggahan pada proses selanjutnya.

Page 45: PENERAPAN SISTEM E-PROCUREMENT DALAM PENGADAAN …

35

4.3 Pembahasan

Berdasarkan hasil pengumpulan dan pengolahan data diatas, maka pembahasannya

adalah sebagai berikut:

a. Pengumuman Lelang

Pengumuman lelang merupakan tahapan awal dalam pelaksanaan pemilihan

penyedia barang/ jasa. Berkenaan dengan hasil penelitian diketahui bahwa

transparansi dalam pengumuman lelang menekankan pada keterbukaan dan

kejelasan pemberian informasi berupa peket pengadaan, HPS (Harga Perkiraan

Sendiri), persyaratan kualifikasi, jenis kontrak, jadwal lelang, dan dokumen

pengadaan. Dari hasil penelitian, diketahui bahwa secara umum tahapan

pengumuman lelang pada pengadaan barang/ jasa secara e-procurement di PT

Perkebunan Nusantara IV Medan telah sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 16

Tahun 2018.

Dengan adanya prinsip transparansi dalam setiap pelaksanaan pengadaan barang/

jasa akan meciptakan sistem pengawasan publik yang efektif sehingga dapat

meminimalkan kecurigaan masyarakat. Transparansi dalam hal pengumuman

lelang dibuktikan dengan diinformasikannya melalui aplikasi e-procurement paket

pengumuman pengadaan pupuk bersama untuk semester 1 tahun 2019 dengan HPS

( Harga Perkiraan Sendiri) berjumlah Rp 51.580.262.889,00. Dari hasil penelitian,

pada penelitian ini menekankan pada aturan dan ketentuan yang terkait pada setiap

tahapan pengadaan barang/ jasa sehingga dapat dipertanggungjawabkan.

b. Pendaftaran Lelang

Pendaftaran lelang secara e-procurement dilakukan tanpa tatap muka seperti

pengadaan konvensional. Pendaftaran dilakukan secara online melalui aplikasi e-

procurement dengan melakukan registrasi menggunakan ID dan password. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa tahapan pendaftaran lelang sudah sesuai dengan

Peraturan Presiden No. 16 Tahun 2018. Hal ini ditunjukkan dengan keterbukaan,

kejelasan informasi, serta mudah diakses. Tidak ada perbedaan antara penyedia satu

dengan yang lain. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa pendaftaran

dilakukan dengan pengadaan secara e-procurement diketahui bahwa jumlah

penyedia selalu meningkat mengingat informasi pengadaan barang/ jasa dapat

Page 46: PENERAPAN SISTEM E-PROCUREMENT DALAM PENGADAAN …

36

diakses dengan cepat dan mudah sehingga setiap calon penyedia dimanapun berada

bisa mengikuti lelang.

c. Penjelasan Lelang

Penjelasan lelang dilakukan oleh panitia kepada calon penyedia yang dimaksudkan

untuk memberikan informasi terkait dengan dokumen pengadaan. Dari hasil

penelitian, diketahui bahwa secara umum tahapan penjelasan lelang pada

pengadaan barang/ jasa secara e-procurement di PT Perkebunan Nusantara IV

Medan telah sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018.

Dalam penjelasan lelang pada pengadaan barang/ jasa sangat transparan. Hal ini

ditunjukkan dengan informasi dan keterbukaan tentang penjelasan pekerjaan

dilakukan secara online tanpa tatap muka, dimana panitia dan penyedia dukup

melakukan penjelasana pekerjaan dan memberikan pertanyaan secara online.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui respon panitia baik. Adil dalam merespon

pertanyaan penyedia tidak ada didahulukan salah satu pihak. Karena proses tanya

jawab dilihat oleh semua penyedia.

d. Pemasukan dan Pembukaan Penawaran

Pada tahap pemasukan dan pembukaan penawaran, penyedia yang sudah menjadi

peserta lelang mengirim dokumen elektronik. Panitia tidak menerima langsung. Hal

ini disebabkan karena dengan pengadaan melalui e-procurement para penyedia

saling bersaing dan berkompetisi dalam memberikan harga penawaran yang

kompetitif. Tetapi terkadang, penyedia yang mempunyai harga yang terendah tidak

memenuhi persyaratan administrasi maupun teknis. Dari hasil penelitian, tidak

terdapat intervensi dalam tahapan pemasukan dan pembukaan penawaran. Hal ini

artinya panitia telah mempunyai komitmen untuk menghindari setiap bentuk

penyimpangan dan tekanan dari pihak lain. Dalam tahap ini penyedia mendapatkan

kesempatan yang sama untuk mengikuti tahapan pemasukan dan pembukaan

dokumen penawaran sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan dalam melakukan

proses pemasukan dan pembukaan penawaran, panitia tidak berlaku diskriminatif.

Page 47: PENERAPAN SISTEM E-PROCUREMENT DALAM PENGADAAN …

37

e. Evaluasi penawaran dan Kualifikasi

Tahap evaluasi penawaran dan kualifikasi dokumen dengan menggunakan e-

procurement pada PT Perkebunan Nusantara IV Medan secara umum telah

dilaksanakan dengan sangat baik. Dalam evaluasi penawaran dan kualifikasi dapat

diketahui secara jelas dan mudah diakses, tersedianya informasi yang sama dan

transparan untuk semua penyedia. Hasil dari proses evaluasi dimasukkan ke dalam

aplikasi beserta alasan dari pengguguran atau hal-hal yang kurang dari dokumen

penawaran yang dikirimkan penyedia. Sehingga evaluasi dilakukan secara

akuntabel, transparan dan dapat dilihat secara langsung keabsahan dokumen yang

telah dimasukkan oleh penyedia. Dalam tahap ini tidak ada intervensi , panitia

menyatakan telah objektif dan sesuai ketentuan karena semua penyedia bisa

mengakses alasan pengguguran baik teknis, administrasi maupun harga.

f. Penetapan dan Pengumuman Pemenang

Tahap penetapan dan pengumuman pemenang dengan menggunakan e-

procurement pada PT Perkebunan Nusantara IV Medan telah dilaksanakan dengan

baik. Hal ini dapat diketahui dari pengumuman pemenang dapat diketahui secara

jelas dan mudah diakses, tersedianya informasi yang sama dan transparan untuk

penyedia terkait penetapan dan pengumuman pemenang. Semua informasi yang

dibutuhkan terkait proses pengadaan dapat dilihat secara jelas melalui aplikasi dan

mudah diakses. Informasi yang diperlukan sudah tersedia dan sama untuk penyedia.

Dalam tahap ini panitia sudah cukup adil, dalam hal pemenang juga tidak ada yang

ditutupi semua secara transparan dan terbuka. Penyedia dapat melihat secara jelas

nama perusahaan yang terpilih, siapa yang kalah, mengapa sampai kalah, gugurnya

pada tahap mana, kenapa sampai gugur dan berapa masing-masing harga

penawaran dari masing-masing peserta semuanya bisa diakses.

Page 48: PENERAPAN SISTEM E-PROCUREMENT DALAM PENGADAAN …

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan, maka dapat diambil

kesimpulan bahwa penerapan sistem e-procurement pada PT Perkebunan Nusantara

IV Medan sudah sesuai dengan Peraturan Presiden nomor 16 tahun 2018.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dirumuskan di atas, maka

perlu kiranya untuk mengajukan saran-saran yang bersifat membangun. Adapun

saran-saran yang dapat diberikan adalah PT Perkebunan Nusantara IV Medan

sebaiknya dapat menjaga dan meningkatkan (update) dalam penerapan sistem e-

procurement yang sesuai dengan Peraturan Presiden nomor 16 tahun 2018.

38

Page 49: PENERAPAN SISTEM E-PROCUREMENT DALAM PENGADAAN …

39

Daftar Pustaka

Basrie, Homsiah. 2015. Analisis Pelaksanaan Pengadaan Barang/ Jasa Secara

Elektronik (E-Procurement) Pada Pemerintah Kota Bengkulu. Tesis.

Pascasarjana Universitas Bengkulu.

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/ Jasa. 2010. Modul Pelatihan Pengadaan

Barang/ Jasa. Jakarta.

Moest. 2010. Daftar Pustaka. (online) http://ragamkemasan.wordpress.com.

diakses pada 24 Juli 2019. pukul 11.50.

Nababan. 2017. sistem e-procurement proyek ptpn iv medan tidaktransparan.

(online) gosumut.com/2017/05/06/sistem-eprocurement-lelang-proyek-

ptpn-iv-kantor-medan-tidak-transparan/. diakses pada tanggal 28 agustus

2019. pukul 11:47.

Nawawi, Hadari dan M. Martini Hadari. 1992. Instrumen Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada.

Pemerintah Indonesia. 2016. Peraturan Direksi No 3.00/ PER/ 42/ 2016 tentang

Pedoman Pengadaan Barang dan Jasa Secara Elektronik Pada PTPN I

Sampai dengan XIV. Lembaran RI Tahun 2016 No. 03. Jakarta: Sekretariat

Negara.

Pemerintah Indonesia. 2008. Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik

Negara Nomor PER- 05/ MBU/ 2008 tentang Pedoman Umum

Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa Badan Usaha Milik Negara.

Lembaran RI Tahun 2008 No. 05. Jakarta: Sekretariat Negara.

Pemerintah Indonesia. 2012. Perubahan atas Peraturan Menteri Negara Badan

Usaha Milik Negara Nomor PER- 05/ MBU/ 2012 tentang Pedoman

Umum Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa Badan Usaha Milik

Negara. Lembaran RI Tahun 2012 No. 05. Jakarta: Sekretariat Negara.

Pemerintah Indonesia. 2018. Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan

Barang/Jasa Pemerintah Nomor 9 Tahun 2018 Tentang Pedoman

Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Melalui Penyedia. Lembaran RI

Tahun 2018 No. 09. Jakarta: Sekretariat Negara.

Pemerintah Indonesia. 2018. Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 11 Tahun 2018 Tentang Katalog

Elektronik. Lembaran RI Tahun 2018 No. 11. Jakarta: Sekretariat Negara.

Pemerintah Indonesia. 2018. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16

Tahun 2018 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintahan. Lembaran

RI Tahun 2018 No. 16. Jakarta: Sekretariat Negara.

Page 50: PENERAPAN SISTEM E-PROCUREMENT DALAM PENGADAAN …

40

PT Perkebunan Nusantara IV. Manual Book: User Manual History Pengadaan.

Indonesia.

Rossita, Arindra dkk. Efektivitas E-Procurement Dalam Pengadaan Barang/ Jasa,

E-Jurnal: Universitas Brawijaya Malang, Diunduh tanggal 13 Agustus

2019.

Seprini, dkk. Menganalisis Penerapan Sistem E-Procurement Dalam Upaya

Meningkatkan Minat Penyedia Barang/ Jasa Pemerintah Pada Unit

Layanan Pengadaan Kabupaten Rokan Hulu, E-Jurnal: Univeristas Pasir

Pengaraian, Diunduh tanggal 13 Agustus 2019.

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabets.

Sujarweni, Wiratna. 2015. Metodologi Penelitian Bisnis dan Ekonomi.

Yogyakarta: Pustakabarupress.

Wijayati, Hasna. 2018. Cara Penulisan Daftar Pustaka Lengkap dengan Contoh

Daftar Pustaka (online) https://portal-ilmu.com/cara-penulisan-daftar-

pustaka/. diakses pada 24 Juli 2019. Pukul 11.15.

Zailani, Abdul dkk. Analisis Kinerja Proses Pelelangan Pekerjaan Konstruksi

Secara Elektronik Di Kota Medan. E-Jurnal: Universitas Sumatera Utara,

Di unduh tanggal 23 September 2019.

Page 51: PENERAPAN SISTEM E-PROCUREMENT DALAM PENGADAAN …

41

Lampiran 1 Daftar Pertanyaan Wawancara

Nama : Gita Khairani Pulungan

Jabatan : Panitia pelaksana e-procurement

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA

Pertanyaan Umum:

1. Sejak kapan sistem E-Procurement digunakan di perusahaan?

2. Apakah ada kendala ketika pertama kali menggunakan sistem?

3. Siapa saja pihak yang berwenang dalam pengadaan barang/ jasa?

4. Bagaimana proses pengadaan barang/ jasa pada perusahaan?

Pertanyaan khusus:

5. Apakah menurut Bapak/ Ibu dalam tahapan pengumuman lelang, informasi

tentang pengumuman lelang dapat diketahui secara jelas dan mudah

diakses?

6. Dalam tahap pengumuman lelang, ada terjadi kendala dalam pengunduhan

file dokumen pengadaan?

7. Menurut Bapak/ Ibu apakah tahapan pedaftaran lelang sudah sesuai dengan

ketentuan yang berlaku (Perpres No. 16 Tahun 2018) ?

8. Dalam tahapan pendaftaran lelang, menurut Bapak/ Ibu apakah jumlah

penyedia yang mengikuti lelang meningkat ?

9. Dalam tahapan penjelasan pekerjaan, apakah penyedia sudah mendapatkan

informasi yang sama, transparan, diketahui secara jelas dan mudah diakses?

10. Menurut Bapak/ Ibu, dalam tahapan penjelasan pekerjaan apakah panitia

merespons jawaban dari semua peserta lelang secara adil ?

11. Dalam tahapan pemasukan dan pembukaan dokumen penawararan, apakah

harga penawaran dari peserta lelang semakin kompetitif dan bersaing ?

12. Menurut Bapak/ Ibu, dalam tahapan pemasukan dan pembukaan dokumen

penawaran apakah panitia sudah melakukan proses ini secara adil ?

13. Apakah dalam tahapan evaluasi penawaran dan kualifikasi, dilakukan tatap

muka dalam kualifikasi dokumen pemawaran peserta lelang ?

Page 52: PENERAPAN SISTEM E-PROCUREMENT DALAM PENGADAAN …

42

14. Apakah dalam tahap evaluasi penawaran terjadi intervensi? Jelaskan

15. Menurut Bapak/ Ibu dalam tahapan penetapan dan pengumuman pemenang,

apakah pengumuman pemenang sudah dilakukan secara terbuka dan sesuai

ketentuan ?

16. Dalam tahapan penetapan dan pengumuman pemenang, menurut Bapak/ Ibu

apakah panitia sudah berlaku adil ?

Page 53: PENERAPAN SISTEM E-PROCUREMENT DALAM PENGADAAN …

43

Lampiran 2 Daftar Hasil Wawancara

DAFTAR HASIL WAWANCARA

1. “Sistem ini berjalan sejak tahun 2016, Implementasi e-procurement di

lingkup PTPN dilaksanakan berdasarkan Peraturan Direksi No

3.00/PER/42/2016 tanggal 31 Agustus 2016 tentang Pedoman Pengadaan

Barang dan Jasa Secara Elektronik pada PTPN III dan PT Perkebunan

Nusantara I, II, IV sampai dengan XIV. Dalam sistem aplikasi e-

procurement ini, seluruh pengadaan barang dan jasa PTPN I hingga PTPN

XIV akan menggunakan kode barang dan jasa yang seragam.”

2. “Tidak ada kendala sejak pertama kali menggunakan sistem e- procurement.

Karena sudah dilakukan pelatihan dan diberikan modul penggunaan sistem

tersebut.”

3. “Pengguna anggaran, panitia penetapan harga, dan panitia pengadaan.”

4. “Pengguna anggaran akan menuliskan secara manual pengadaan apa yang

dibutuhkan dan di tanda tangani pejabat terkait seperti kepala bagian,

Direktur. Setelah itu dimintalah perkiraan harga pasar,jika dibawah lima

puluh juta dilakukan penunjukan langsung vendor nya dan jika diatas lima

puluh juta di teruskan ke panitia pengadaan untuk dilakukan lelang terbuka

yang bisa diikuti banyak vendor yang sesuai spesifikasi.”

5. “Pengadaan secara e-procurement ini mulai dari tahapan pengumuman,

menurut saya sudah sangat terbuka karena diumumkan secara online

sehingga masyarakat dapat mengakses setiap paket pengadaan. Melalui e-

procurement setiap penyedia mempunyai kesempatan yang sama untuk

mengikuti tahapan lelang dan terpilih sebagai pemenang dengan mengklik

link sistem e-procurement karena disitu tidak ada yang ditutupi lagi.”

6. ”Pengunduhan file dokumen pengadaan tidak ada kendala karena sudah ada

dalam sistem dan mudah untuk di akses oleh penyedia barang/ jasa yang

mengikuti pengadaan tersebut.”

Page 54: PENERAPAN SISTEM E-PROCUREMENT DALAM PENGADAAN …

44

7. “Iya, tahap ini sudah sesuai dengan ketenutan yang berlaku. Yaitu Peraturan

Presiden Nomor 16 tahun 2018.”

8. “Penyedia mudah mengakses informasi dengan mudah di akses dan tidak

ada indikasi rekomendasi pemenangan kepada penyedia yang sama

sehingga yang mengikuti semakin meningkat. Karena pengadaan secara e-

procurement ini secara langsung meningkatkan perekonomian masyarakat

yang mengikuti pengadaan tersebut.”

9. “Informasi yang didapat sudah sangat transparan, karena informasi

dilakukan secara online sehingga penyedia mempunyai kesempatan yang

sama untuk memberikan pertanyaan. Sebenarnya dalam proses penjelasan

pekerjaan ini, kami telah berusaha untuk merespons dan memberikan

jawaban secara jelas dan tuntas serta tentunya tidak memihak kepada salah

satu penyedia.”

10. “Panitia merespon dengan baik semua peserta lelang secara adil. Karena

setiap dialog dalam pengadaan online ini dibaca oleh semua penyedia

barang/ jasa. Jadi, jika salah satu penyedia barang/ jasa tidak di respon oleh

panitia maka panitia bisa terindikasi tidak adil dalam merespon.”

11. “Harga yang ditawarkan penyedia otomatis lebih kompetitif karena mereka

harus bersaing dengan penyedia lain, tentunya penyedia itu ingin menang

jadi selain harga yang terendah yang ditawarkan, barang yang berkualitas,

tetapi tetap mengacu kepada spesifikasi barang yang telah ditetapkan

panitia.”

12. “Sulit rasanya ada diskriminasi atau berpihak kepada salah satu penyedia

karena panitia tidak dimungkinkan untuk mengatur jalannya lelang dengan

sistem e-procurement ini. Semuanya sudah diproses melalui aplikasi e-

procurement, terekam dalam sistem. Untuk pembukaan penawaran, seluruh

file yang telah dikirimkan oleh peserta dalam bentuk dokumen elektronik

hanya dapat dibuka pada waktu yang telah ditentukan. “

Page 55: PENERAPAN SISTEM E-PROCUREMENT DALAM PENGADAAN …

45

13. “Tatap muka dalam kualifikasi dilakukan jika diperlukan. Biasanya

dilakukan jika ingin menanyakan dokumen penting ataupun keabsahan

suatu dokumen. Misalnya harga suatu produk. Ditnyakan benar-benar harga

produk tersebut, jika perlu datang ke tempat penyedia melakukan pembelian

baarng tersebut dan tanyakan kebenaran harga.”

14. “Tidak mungkin ada intervensi karena semua tahapan melalui online, bisa

diakses dan panitia bekerja sesuai dengan ketentuan yang ada. Apalagi

ketika pembukaan penawaran tidak menggunakan aplikasi sembarangan,

dan waktu pembukaan dokumen pun sudah ditentukan.”

15. “Panitia sudah melakukan pengumuman secara terbuka pada website e-

procurement, sehingga tidak ada yang ditutup-tutupi, semua dapat diketahui

secara terbuka pada tiap tahapannya.”

16. “Panitia telah adil sesuai dengan ketentuan. Dalam hal pengumuman

pemenang juga tidak ada yang ditutup-tutupi semua transparan dan terbuka.

Penyedia dapat melihat secara jelas nama perusahaan yang terpilih, siapa

yang kalah, mengapa sampai kalah, gugurnya pada tahap mana, kenapa

sampai gugur dan berapa harga penawaran dari masing- masing peserta

semua bisa diakses. Dengan sistem ini, otomatis peserta akan mengetahui

kekurangannya dimana. Untuk penyedia yang merasa keberatan menerima

hasil pemenang, bisa dilakukan sanggah setelah proses ini.”

Page 56: PENERAPAN SISTEM E-PROCUREMENT DALAM PENGADAAN …

46

Lampiran 3 BiodataMahasiswa

1. Nama Lengkap/Panggilan : VERONICA/ ICA

2. NIM/IPK : 1605071034/ 3.58

3. Tempat/Tgl Lahir : TANJUNG BALAI/ 24 AGUSTUS 1998

4. Agama : ISLAM

5. Asal SMA/Jurusan : SMK NEGERI 6 MEDAN/ AKUNTANSI

6. Alamat : JL. KARYA SETUJU GG. IKHLAS BARU NO. 132

7. No. HP : 0882-6480-6988

8. Alamat Rumah : JL. KARYA SETUJU GG. IKHLAS BARU NO. 132

9. E-mail/FB/Twitter : [email protected]/ Veronica (Ica)

10. Hobi : Memasak, Membuat prakarya

11. Keahlian/Keterampilan : Melukis

12. Prestasi : -

13. Motto Hidup : Do The Best All The Time

14. Nama Orang Tua : Ayah : AHMAD

Ibu : JULIANTI

15. Pekerjaan Orang Tua : Buruh Bangunan

Demikianlah biodata ini saya buat dengan sebenarnya dengan penuh tanggung jawab

untuk dapat dipergunakan sesuai keperluan.

Medan, Agustus 2019

Hormat Saya,

VERONICA