APLIKASI E-PROCUREMENT DALAM SISTEM INFORMASI …
Transcript of APLIKASI E-PROCUREMENT DALAM SISTEM INFORMASI …
Governance, Jurnal S1 Ilmu Pemerintahan Volume 2 Nomor 2, Agustus 2013http://jurmafis.untan.ac.id ; http://jurnalmhsfisipuntan.co.nr
Karina Oktriastra 1
Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Tanjungpura
APLIKASI E-PROCUREMENT DALAM SISTEM INFORMASI MANAJEMENPEMERINTAHAN DI UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH (UPTD)
LAYANAN PENGADAAN BARANG DAN JASA ELEKTRONIK (LPSE)KOTA PONTIANAK
Karina Oktriastra
Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpuradengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
E-mail : [email protected]
AbstrakKarina Oktriastra: Aplikasi e-Procurement dalam Sistem Informasi Manajemen Pemerintahan di UnitPelaksana Teknis Daerah (UPTD) Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kota Pontianak.Skripsi. Pontianak: Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu PolitikDengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat. Aplikasi e-procurement dalam sistem informasimanajemen pemerintahan di unit pelaksana teknis daerah (UPTD) layanan pengadaan secara elektronik(LPSE) Kota Pontianak mengalami kendala seperti kurangnya sosialisasi, pelatihan dan pendidikan bagipengguna, akses website yang sering mengalami gangguan dan kurangnya koordinasi antar stakeholdersdalam penyediaan infrastruktur.Keberhasilan aplikasi e-procurement dapat dilihat melalui tiga faktorpenting yaitu regulasi, sumber daya manusia dan infrastruktur. Yaitu dari aplikasi yang berjalan sesuaidengan standar operasi prosedur, sumber daya aparatur yang professional serta infrastruktur yangmemadai untuk mengoptimalkan berjalannya aplikasi e-procurement di UPTD. LPSE Kota Pontianak.Untuk mengoptimalkan aplikasi e-procurement, perlu menyelaraskan kinerja antar departemenpemerintah, kemudian menjalankan standar yang telah ditetapkan, serta terus menerus melakukanpengembangan sistem sesuai dengan kapasitas yang diperlukan hingga dapat mewujudkan terciptanyagood governance dan clean government.
Kata Kunci: Aplikasi, Regulasi, Sumber Daya Manusia, Infrastruktur, Good Governance dan CleanGovernment.
AbstractKarina Oktriastra:e-Procurement Application in Management Information Systems of Governance inDistrict Technical Implementing Units Electronic Procurement Service. Script. Pontianak: GovernmentsScience’s Program, Faculty of Social Politic Science Collaborate with West Borneo ProvinceGovernment.E-procurement application in management information systems of Governance in UPTD.LPSE Pontianak experiencing problems such as lack of socialization, training and education for users,the disruption of website and lack of coordination among stakeholders in provision of infrastructure.Thesuccessfulness of e-procurement applications can be viewed through three important factors, Policy,People and Infrastructure. Which of the applications running in accordance with standard operatingprocedures, professional personnel resources and adequate infrastructure to optimize the passage of e-procurement in UPTD. LPSE Pontianak.To optimize the application of e-procurement, it is necessary toalign the performance between government departments, then run the established standards, and ongoingdevelopment of a system in accordance with the required capacity to be able to realize the creation ofgood governance and clean government.
Keywords: Application, Policy, People, Infrastructure, Good Governance and Clean Government
Governance, Jurnal S1 Ilmu Pemerintahan Volume 2 Nomor 2, Agustus 2013http://jurmafis.untan.ac.id ; http://jurnalmhsfisipuntan.co.nr
Karina Oktriastra 1
Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Tanjungpura
APLIKASI E-PROCUREMENT DALAM SISTEM INFORMASI MANAJEMENPEMERINTAHAN DI UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH (UPTD)
LAYANAN PENGADAAN BARANG DAN JASA ELEKTRONIK (LPSE)KOTA PONTIANAK
Karina Oktriastra
Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpuradengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
E-mail : [email protected]
AbstrakKarina Oktriastra: Aplikasi e-Procurement dalam Sistem Informasi Manajemen Pemerintahan di UnitPelaksana Teknis Daerah (UPTD) Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kota Pontianak.Skripsi. Pontianak: Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu PolitikDengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat. Aplikasi e-procurement dalam sistem informasimanajemen pemerintahan di unit pelaksana teknis daerah (UPTD) layanan pengadaan secara elektronik(LPSE) Kota Pontianak mengalami kendala seperti kurangnya sosialisasi, pelatihan dan pendidikan bagipengguna, akses website yang sering mengalami gangguan dan kurangnya koordinasi antar stakeholdersdalam penyediaan infrastruktur.Keberhasilan aplikasi e-procurement dapat dilihat melalui tiga faktorpenting yaitu regulasi, sumber daya manusia dan infrastruktur. Yaitu dari aplikasi yang berjalan sesuaidengan standar operasi prosedur, sumber daya aparatur yang professional serta infrastruktur yangmemadai untuk mengoptimalkan berjalannya aplikasi e-procurement di UPTD. LPSE Kota Pontianak.Untuk mengoptimalkan aplikasi e-procurement, perlu menyelaraskan kinerja antar departemenpemerintah, kemudian menjalankan standar yang telah ditetapkan, serta terus menerus melakukanpengembangan sistem sesuai dengan kapasitas yang diperlukan hingga dapat mewujudkan terciptanyagood governance dan clean government.
Kata Kunci: Aplikasi, Regulasi, Sumber Daya Manusia, Infrastruktur, Good Governance dan CleanGovernment.
AbstractKarina Oktriastra:e-Procurement Application in Management Information Systems of Governance inDistrict Technical Implementing Units Electronic Procurement Service. Script. Pontianak: GovernmentsScience’s Program, Faculty of Social Politic Science Collaborate with West Borneo ProvinceGovernment.E-procurement application in management information systems of Governance in UPTD.LPSE Pontianak experiencing problems such as lack of socialization, training and education for users,the disruption of website and lack of coordination among stakeholders in provision of infrastructure.Thesuccessfulness of e-procurement applications can be viewed through three important factors, Policy,People and Infrastructure. Which of the applications running in accordance with standard operatingprocedures, professional personnel resources and adequate infrastructure to optimize the passage of e-procurement in UPTD. LPSE Pontianak.To optimize the application of e-procurement, it is necessary toalign the performance between government departments, then run the established standards, and ongoingdevelopment of a system in accordance with the required capacity to be able to realize the creation ofgood governance and clean government.
Keywords: Application, Policy, People, Infrastructure, Good Governance and Clean Government
Governance, Jurnal S1 Ilmu Pemerintahan Volume 2 Nomor 2, Agustus 2013http://jurmafis.untan.ac.id ; http://jurnalmhsfisipuntan.co.nr
Karina Oktriastra 1
Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Tanjungpura
APLIKASI E-PROCUREMENT DALAM SISTEM INFORMASI MANAJEMENPEMERINTAHAN DI UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH (UPTD)
LAYANAN PENGADAAN BARANG DAN JASA ELEKTRONIK (LPSE)KOTA PONTIANAK
Karina Oktriastra
Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpuradengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
E-mail : [email protected]
AbstrakKarina Oktriastra: Aplikasi e-Procurement dalam Sistem Informasi Manajemen Pemerintahan di UnitPelaksana Teknis Daerah (UPTD) Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kota Pontianak.Skripsi. Pontianak: Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu PolitikDengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat. Aplikasi e-procurement dalam sistem informasimanajemen pemerintahan di unit pelaksana teknis daerah (UPTD) layanan pengadaan secara elektronik(LPSE) Kota Pontianak mengalami kendala seperti kurangnya sosialisasi, pelatihan dan pendidikan bagipengguna, akses website yang sering mengalami gangguan dan kurangnya koordinasi antar stakeholdersdalam penyediaan infrastruktur.Keberhasilan aplikasi e-procurement dapat dilihat melalui tiga faktorpenting yaitu regulasi, sumber daya manusia dan infrastruktur. Yaitu dari aplikasi yang berjalan sesuaidengan standar operasi prosedur, sumber daya aparatur yang professional serta infrastruktur yangmemadai untuk mengoptimalkan berjalannya aplikasi e-procurement di UPTD. LPSE Kota Pontianak.Untuk mengoptimalkan aplikasi e-procurement, perlu menyelaraskan kinerja antar departemenpemerintah, kemudian menjalankan standar yang telah ditetapkan, serta terus menerus melakukanpengembangan sistem sesuai dengan kapasitas yang diperlukan hingga dapat mewujudkan terciptanyagood governance dan clean government.
Kata Kunci: Aplikasi, Regulasi, Sumber Daya Manusia, Infrastruktur, Good Governance dan CleanGovernment.
AbstractKarina Oktriastra:e-Procurement Application in Management Information Systems of Governance inDistrict Technical Implementing Units Electronic Procurement Service. Script. Pontianak: GovernmentsScience’s Program, Faculty of Social Politic Science Collaborate with West Borneo ProvinceGovernment.E-procurement application in management information systems of Governance in UPTD.LPSE Pontianak experiencing problems such as lack of socialization, training and education for users,the disruption of website and lack of coordination among stakeholders in provision of infrastructure.Thesuccessfulness of e-procurement applications can be viewed through three important factors, Policy,People and Infrastructure. Which of the applications running in accordance with standard operatingprocedures, professional personnel resources and adequate infrastructure to optimize the passage of e-procurement in UPTD. LPSE Pontianak.To optimize the application of e-procurement, it is necessary toalign the performance between government departments, then run the established standards, and ongoingdevelopment of a system in accordance with the required capacity to be able to realize the creation ofgood governance and clean government.
Keywords: Application, Policy, People, Infrastructure, Good Governance and Clean Government
Governance, Jurnal S1 Ilmu Pemerintahan Volume 2 Nomor 2, Agustus 2013http://jurmafis.untan.ac.id ; http://jurnalmhsfisipuntan.co.nr
Karina Oktriastra 2
Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Tanjungpura
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Penelitian
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN)
merupakan salah satu permasalahan krusial di
Indonesia yang erat kaitannya dengan kualitas
sumber daya manusia yang masih rendah
dibandingkan negara lain di dunia. Hal tersebut
tercermin dalam Laporan Corruption Perception
Index Tahun 2012 dimana Indonesia menempati
posisi ke-118 dari 176 negara dan Kota Pontianak
menempati posisi ke-36 dari 50 kota.
Adapun dari temuan Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK) sebanyak 70-80% kasus korupsi
di Indonesia yang ditangani oleh Komisi
Pemberantasan Korupsi adalah di bidang barang
dan jasa karena adanya penunjukan langsung
terhadap pemenang lelang dan penggelembungan
harga barang dan jasa (Johan Budi S.P, Juru
Bicara KPK kepada Koran Tempo,18 April
2012).
Maraknya praktek korupsi, rendahnya
kualitas layanan publik yang tidak memenuhi
harapan masyarakat, birokrasi pemerintahan yang
tidak efisien dan efektif, transparansi dan
akuntabilitas yang rendah, serta rendahnya
disiplin dan etos kerja aparatur negara menjadi
dasar perlunya reformasi untuk mencapai
pemerintahan yang bersih. Pemerintah Indonesia
saat ini memang berusaha mewujudkan
pemerintahan yang bersih (clean government)
dan menerapkan tata kelola pemerintahan yang
baik (good governance). Kedua hal ini baru bisa
tercapai apabila penyelenggaraan pemerintahan
diterapkan pada prinsip kepastian hukum,
professional, visioner, efisien, akuntabel,
transparan dan partisipatif.
Sistem manajemen pemerintah yang pada
mulanya merupakan sistem hirarki kewenangan
dan komando sektoral yang mengerucut dan
panjang harus mampu diubah dengan
mengembangkan sistem manajemen modern
dengan organisasi berjaringan sehingga dapat
memperpendek lini pengambilan keputusan serta
memperluas rentang kendali. Salah satu bentuk
dari sistem manajemen modern tersebut adalah
dengan pengembangan e-government yang
merupakan upaya untuk mengembangkan
penyelenggaraan kepe-merintahanyang berbasis
elektronik dalam rangka meningkatkan kualitas
pelayanan publik secara efektif dan efisien.
Melalui pengembangan e-government dilakukan
penataan sistem manajemen dan proses kerja di
lingkungan pemerintah dengan mengopti-
malisasikan pemanfaatan teknologi informasi
yang mencakup 2 aktivitas yang berkaitan
(Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 tentang
Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan
e-government) yaitu :
(1) Pengolahan data, pengelolaan
informasi, sistem manajemen dan proses kerja
secara elektronis;
(2) Pemanfaatan kemajuan teknologi
informasi agar pelayanan publik dapat diakses
secara mudah dan murah oleh masyarakat di
seluruh wilayah negara.
Proses transformasi menuju e-government
sesuai dengan Instruksi Presiden Republik
Indonesia Nomor 3 Tahun 2003 tentang
Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan
e-government juga telah mengarahkan agar
pemerintah dapat mengoptimalisasikan
Governance, Jurnal S1 Ilmu Pemerintahan Volume 2 Nomor 2, Agustus 2013http://jurmafis.untan.ac.id ; http://jurnalmhsfisipuntan.co.nr
Karina Oktriastra 2
Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Tanjungpura
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Penelitian
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN)
merupakan salah satu permasalahan krusial di
Indonesia yang erat kaitannya dengan kualitas
sumber daya manusia yang masih rendah
dibandingkan negara lain di dunia. Hal tersebut
tercermin dalam Laporan Corruption Perception
Index Tahun 2012 dimana Indonesia menempati
posisi ke-118 dari 176 negara dan Kota Pontianak
menempati posisi ke-36 dari 50 kota.
Adapun dari temuan Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK) sebanyak 70-80% kasus korupsi
di Indonesia yang ditangani oleh Komisi
Pemberantasan Korupsi adalah di bidang barang
dan jasa karena adanya penunjukan langsung
terhadap pemenang lelang dan penggelembungan
harga barang dan jasa (Johan Budi S.P, Juru
Bicara KPK kepada Koran Tempo,18 April
2012).
Maraknya praktek korupsi, rendahnya
kualitas layanan publik yang tidak memenuhi
harapan masyarakat, birokrasi pemerintahan yang
tidak efisien dan efektif, transparansi dan
akuntabilitas yang rendah, serta rendahnya
disiplin dan etos kerja aparatur negara menjadi
dasar perlunya reformasi untuk mencapai
pemerintahan yang bersih. Pemerintah Indonesia
saat ini memang berusaha mewujudkan
pemerintahan yang bersih (clean government)
dan menerapkan tata kelola pemerintahan yang
baik (good governance). Kedua hal ini baru bisa
tercapai apabila penyelenggaraan pemerintahan
diterapkan pada prinsip kepastian hukum,
professional, visioner, efisien, akuntabel,
transparan dan partisipatif.
Sistem manajemen pemerintah yang pada
mulanya merupakan sistem hirarki kewenangan
dan komando sektoral yang mengerucut dan
panjang harus mampu diubah dengan
mengembangkan sistem manajemen modern
dengan organisasi berjaringan sehingga dapat
memperpendek lini pengambilan keputusan serta
memperluas rentang kendali. Salah satu bentuk
dari sistem manajemen modern tersebut adalah
dengan pengembangan e-government yang
merupakan upaya untuk mengembangkan
penyelenggaraan kepe-merintahanyang berbasis
elektronik dalam rangka meningkatkan kualitas
pelayanan publik secara efektif dan efisien.
Melalui pengembangan e-government dilakukan
penataan sistem manajemen dan proses kerja di
lingkungan pemerintah dengan mengopti-
malisasikan pemanfaatan teknologi informasi
yang mencakup 2 aktivitas yang berkaitan
(Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 tentang
Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan
e-government) yaitu :
(1) Pengolahan data, pengelolaan
informasi, sistem manajemen dan proses kerja
secara elektronis;
(2) Pemanfaatan kemajuan teknologi
informasi agar pelayanan publik dapat diakses
secara mudah dan murah oleh masyarakat di
seluruh wilayah negara.
Proses transformasi menuju e-government
sesuai dengan Instruksi Presiden Republik
Indonesia Nomor 3 Tahun 2003 tentang
Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan
e-government juga telah mengarahkan agar
pemerintah dapat mengoptimalisasikan
Governance, Jurnal S1 Ilmu Pemerintahan Volume 2 Nomor 2, Agustus 2013http://jurmafis.untan.ac.id ; http://jurnalmhsfisipuntan.co.nr
Karina Oktriastra 2
Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Tanjungpura
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Penelitian
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN)
merupakan salah satu permasalahan krusial di
Indonesia yang erat kaitannya dengan kualitas
sumber daya manusia yang masih rendah
dibandingkan negara lain di dunia. Hal tersebut
tercermin dalam Laporan Corruption Perception
Index Tahun 2012 dimana Indonesia menempati
posisi ke-118 dari 176 negara dan Kota Pontianak
menempati posisi ke-36 dari 50 kota.
Adapun dari temuan Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK) sebanyak 70-80% kasus korupsi
di Indonesia yang ditangani oleh Komisi
Pemberantasan Korupsi adalah di bidang barang
dan jasa karena adanya penunjukan langsung
terhadap pemenang lelang dan penggelembungan
harga barang dan jasa (Johan Budi S.P, Juru
Bicara KPK kepada Koran Tempo,18 April
2012).
Maraknya praktek korupsi, rendahnya
kualitas layanan publik yang tidak memenuhi
harapan masyarakat, birokrasi pemerintahan yang
tidak efisien dan efektif, transparansi dan
akuntabilitas yang rendah, serta rendahnya
disiplin dan etos kerja aparatur negara menjadi
dasar perlunya reformasi untuk mencapai
pemerintahan yang bersih. Pemerintah Indonesia
saat ini memang berusaha mewujudkan
pemerintahan yang bersih (clean government)
dan menerapkan tata kelola pemerintahan yang
baik (good governance). Kedua hal ini baru bisa
tercapai apabila penyelenggaraan pemerintahan
diterapkan pada prinsip kepastian hukum,
professional, visioner, efisien, akuntabel,
transparan dan partisipatif.
Sistem manajemen pemerintah yang pada
mulanya merupakan sistem hirarki kewenangan
dan komando sektoral yang mengerucut dan
panjang harus mampu diubah dengan
mengembangkan sistem manajemen modern
dengan organisasi berjaringan sehingga dapat
memperpendek lini pengambilan keputusan serta
memperluas rentang kendali. Salah satu bentuk
dari sistem manajemen modern tersebut adalah
dengan pengembangan e-government yang
merupakan upaya untuk mengembangkan
penyelenggaraan kepe-merintahanyang berbasis
elektronik dalam rangka meningkatkan kualitas
pelayanan publik secara efektif dan efisien.
Melalui pengembangan e-government dilakukan
penataan sistem manajemen dan proses kerja di
lingkungan pemerintah dengan mengopti-
malisasikan pemanfaatan teknologi informasi
yang mencakup 2 aktivitas yang berkaitan
(Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 tentang
Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan
e-government) yaitu :
(1) Pengolahan data, pengelolaan
informasi, sistem manajemen dan proses kerja
secara elektronis;
(2) Pemanfaatan kemajuan teknologi
informasi agar pelayanan publik dapat diakses
secara mudah dan murah oleh masyarakat di
seluruh wilayah negara.
Proses transformasi menuju e-government
sesuai dengan Instruksi Presiden Republik
Indonesia Nomor 3 Tahun 2003 tentang
Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan
e-government juga telah mengarahkan agar
pemerintah dapat mengoptimalisasikan
Governance, Jurnal S1 Ilmu Pemerintahan Volume 2 Nomor 2, Agustus 2013http://jurmafis.untan.ac.id ; http://jurnalmhsfisipuntan.co.nr
Karina Oktriastra 3
Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Tanjungpura
pemanfaatan kemajuan teknologi informasi untuk
mengeliminasi sekat-sekat organisasi birokrasi,
serta membentuk jaringan sistem manajemen dan
proses kerja yang memungkinkan instansi-
instansi pemerintah bekerja secara terpadu untuk
menyederhanakan akses ke semua informasi dan
layanan publik yang harus disediakan oleh
pemerintah. Dengan demikian seluruh lembaga-
lembaga negara, masyarakat, dunia usaha, dan
pihak-pihak berkepentingan lainnya dapat setiap
saat memanfaatkan informasi dan layanan
pemerintah secara optimal.
Salah satu upaya pengembangan pelayanan
publik melalui jaringan informasi dan komunikasi
adalah e-procurement yang merupakan
pengadaan barang dan jasa yang dilaksanakan
dengan menggunakan teknologi informasi dan
transaksi elektronik sesuai dengan peraturan
perundang-undangan (Peraturan Presiden Nomor
70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua atas
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010
tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah).
Suatu pengembangan sistem untuk pelayanan
barang dan jasa tersebut, dianggap penting karena
hampir 35-40% dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Tahun 2011 atau uang negara
kurang lebih senilai 450 triliun disalurkan pada
kegiatan pengadaan (Jurnal Lembaga Kebijakan
Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Tahun
2012).
e-Procurement mulai diterapkan dalam
sistem informasi manajemen pemerintahan di
Kota Pontianak melalui Peraturan Walikota
Pontianak Nomor 56 Tahun 2009 tentang Uraian
Tugas dan Jabatan Dinas Perhubungan,
Komunikasi dan Informatika Kota Pontianak
yang didukung dengan Keputusan Kepala Dinas
Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kota
Pontianak Nomor 22 Tahun 2012 tentang Uraian
Tugas Jabatan Unit Pelaksana Teknis Daerah
(UPTD) Layanan Pengadaan Secara Elektronik
(LPSE).
Aplikasi e-procurement tersebut masih
menemui berbagai macam kendala sehingga
belum optimal seperti masih kurangnya tenaga
ahli di bidang informasi dan teknologi yang
dilihat dari masih kurangnya sosialisasi, pelatihan
maupun pendidikan khusus terhadap pengelola
dan penyedia barang dan jasa, terbatasnya
bandwidth untuk mengakses website e-
procurement yang mengakibatkan akses yang
lambat maupun terganggu dankoordinasi antara
stakeholders dalam hal ini Pemerintah Kota
Pontianak dan Pemerintah Pusat dalam
menangani masalah yang muncul dalam program
e-procurement.
Oleh karena itu, peneliti merasa tertarik
untuk melakukan penelitian mengenai Aplikasi e-
Procurement dalam Sistem Informasi Manajemen
Pemerintahan di Unit Pelaksana Teknis Daerah
(UPTD) Layanan Pengadaan Secara Elektronik
(LPSE) Kota Pontianak, Kalimantan Barat yang
beralamat di Jalan Rahadi Oesman Nomor 3 Kota
Pontianak, Kalimantan Barat.
2. Rumusan Permasalahan
Adapun rumusan permasalahan yang
diambil peneliti, ialah “Mengapa aplikasi e-
procurement dalam sistem informasi manajemen
pemerintahan di Unit Pelaksana Teknis Daerah
(UPTD) Layanan Pengadaan Secara Elektronik
(LPSE) Kota Pontianak belum berjalan secara
optimal? ”
3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu:
Governance, Jurnal S1 Ilmu Pemerintahan Volume 2 Nomor 2, Agustus 2013http://jurmafis.untan.ac.id ; http://jurnalmhsfisipuntan.co.nr
Karina Oktriastra 3
Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Tanjungpura
pemanfaatan kemajuan teknologi informasi untuk
mengeliminasi sekat-sekat organisasi birokrasi,
serta membentuk jaringan sistem manajemen dan
proses kerja yang memungkinkan instansi-
instansi pemerintah bekerja secara terpadu untuk
menyederhanakan akses ke semua informasi dan
layanan publik yang harus disediakan oleh
pemerintah. Dengan demikian seluruh lembaga-
lembaga negara, masyarakat, dunia usaha, dan
pihak-pihak berkepentingan lainnya dapat setiap
saat memanfaatkan informasi dan layanan
pemerintah secara optimal.
Salah satu upaya pengembangan pelayanan
publik melalui jaringan informasi dan komunikasi
adalah e-procurement yang merupakan
pengadaan barang dan jasa yang dilaksanakan
dengan menggunakan teknologi informasi dan
transaksi elektronik sesuai dengan peraturan
perundang-undangan (Peraturan Presiden Nomor
70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua atas
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010
tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah).
Suatu pengembangan sistem untuk pelayanan
barang dan jasa tersebut, dianggap penting karena
hampir 35-40% dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Tahun 2011 atau uang negara
kurang lebih senilai 450 triliun disalurkan pada
kegiatan pengadaan (Jurnal Lembaga Kebijakan
Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Tahun
2012).
e-Procurement mulai diterapkan dalam
sistem informasi manajemen pemerintahan di
Kota Pontianak melalui Peraturan Walikota
Pontianak Nomor 56 Tahun 2009 tentang Uraian
Tugas dan Jabatan Dinas Perhubungan,
Komunikasi dan Informatika Kota Pontianak
yang didukung dengan Keputusan Kepala Dinas
Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kota
Pontianak Nomor 22 Tahun 2012 tentang Uraian
Tugas Jabatan Unit Pelaksana Teknis Daerah
(UPTD) Layanan Pengadaan Secara Elektronik
(LPSE).
Aplikasi e-procurement tersebut masih
menemui berbagai macam kendala sehingga
belum optimal seperti masih kurangnya tenaga
ahli di bidang informasi dan teknologi yang
dilihat dari masih kurangnya sosialisasi, pelatihan
maupun pendidikan khusus terhadap pengelola
dan penyedia barang dan jasa, terbatasnya
bandwidth untuk mengakses website e-
procurement yang mengakibatkan akses yang
lambat maupun terganggu dankoordinasi antara
stakeholders dalam hal ini Pemerintah Kota
Pontianak dan Pemerintah Pusat dalam
menangani masalah yang muncul dalam program
e-procurement.
Oleh karena itu, peneliti merasa tertarik
untuk melakukan penelitian mengenai Aplikasi e-
Procurement dalam Sistem Informasi Manajemen
Pemerintahan di Unit Pelaksana Teknis Daerah
(UPTD) Layanan Pengadaan Secara Elektronik
(LPSE) Kota Pontianak, Kalimantan Barat yang
beralamat di Jalan Rahadi Oesman Nomor 3 Kota
Pontianak, Kalimantan Barat.
2. Rumusan Permasalahan
Adapun rumusan permasalahan yang
diambil peneliti, ialah “Mengapa aplikasi e-
procurement dalam sistem informasi manajemen
pemerintahan di Unit Pelaksana Teknis Daerah
(UPTD) Layanan Pengadaan Secara Elektronik
(LPSE) Kota Pontianak belum berjalan secara
optimal? ”
3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu:
Governance, Jurnal S1 Ilmu Pemerintahan Volume 2 Nomor 2, Agustus 2013http://jurmafis.untan.ac.id ; http://jurnalmhsfisipuntan.co.nr
Karina Oktriastra 3
Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Tanjungpura
pemanfaatan kemajuan teknologi informasi untuk
mengeliminasi sekat-sekat organisasi birokrasi,
serta membentuk jaringan sistem manajemen dan
proses kerja yang memungkinkan instansi-
instansi pemerintah bekerja secara terpadu untuk
menyederhanakan akses ke semua informasi dan
layanan publik yang harus disediakan oleh
pemerintah. Dengan demikian seluruh lembaga-
lembaga negara, masyarakat, dunia usaha, dan
pihak-pihak berkepentingan lainnya dapat setiap
saat memanfaatkan informasi dan layanan
pemerintah secara optimal.
Salah satu upaya pengembangan pelayanan
publik melalui jaringan informasi dan komunikasi
adalah e-procurement yang merupakan
pengadaan barang dan jasa yang dilaksanakan
dengan menggunakan teknologi informasi dan
transaksi elektronik sesuai dengan peraturan
perundang-undangan (Peraturan Presiden Nomor
70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua atas
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010
tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah).
Suatu pengembangan sistem untuk pelayanan
barang dan jasa tersebut, dianggap penting karena
hampir 35-40% dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Tahun 2011 atau uang negara
kurang lebih senilai 450 triliun disalurkan pada
kegiatan pengadaan (Jurnal Lembaga Kebijakan
Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Tahun
2012).
e-Procurement mulai diterapkan dalam
sistem informasi manajemen pemerintahan di
Kota Pontianak melalui Peraturan Walikota
Pontianak Nomor 56 Tahun 2009 tentang Uraian
Tugas dan Jabatan Dinas Perhubungan,
Komunikasi dan Informatika Kota Pontianak
yang didukung dengan Keputusan Kepala Dinas
Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kota
Pontianak Nomor 22 Tahun 2012 tentang Uraian
Tugas Jabatan Unit Pelaksana Teknis Daerah
(UPTD) Layanan Pengadaan Secara Elektronik
(LPSE).
Aplikasi e-procurement tersebut masih
menemui berbagai macam kendala sehingga
belum optimal seperti masih kurangnya tenaga
ahli di bidang informasi dan teknologi yang
dilihat dari masih kurangnya sosialisasi, pelatihan
maupun pendidikan khusus terhadap pengelola
dan penyedia barang dan jasa, terbatasnya
bandwidth untuk mengakses website e-
procurement yang mengakibatkan akses yang
lambat maupun terganggu dankoordinasi antara
stakeholders dalam hal ini Pemerintah Kota
Pontianak dan Pemerintah Pusat dalam
menangani masalah yang muncul dalam program
e-procurement.
Oleh karena itu, peneliti merasa tertarik
untuk melakukan penelitian mengenai Aplikasi e-
Procurement dalam Sistem Informasi Manajemen
Pemerintahan di Unit Pelaksana Teknis Daerah
(UPTD) Layanan Pengadaan Secara Elektronik
(LPSE) Kota Pontianak, Kalimantan Barat yang
beralamat di Jalan Rahadi Oesman Nomor 3 Kota
Pontianak, Kalimantan Barat.
2. Rumusan Permasalahan
Adapun rumusan permasalahan yang
diambil peneliti, ialah “Mengapa aplikasi e-
procurement dalam sistem informasi manajemen
pemerintahan di Unit Pelaksana Teknis Daerah
(UPTD) Layanan Pengadaan Secara Elektronik
(LPSE) Kota Pontianak belum berjalan secara
optimal? ”
3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu:
Governance, Jurnal S1 Ilmu Pemerintahan Volume 2 Nomor 2, Agustus 2013http://jurmafis.untan.ac.id ; http://jurnalmhsfisipuntan.co.nr
Karina Oktriastra 4
Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Tanjungpura
1. Untuk mengetahui bagaimana
regulasidalam e-procurement di Sistem Informasi
Manajemen Pemerintahan di Unit Pelaksana
Teknis Daerah (UPTD) Layanan Pengadaan
Secara Elektronik (LPSE) Kota Pontianak.
2. Untuk mengetahui bagaimana sumber
daya manusiadalam e-procurement di Sistem
Informasi Manajemen Pemerintahan di Unit
Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Layanan
Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kota
Pontianak.
3. Untuk mengetahui bagaimana
infrastruktur dalam e-procurement di Sistem
Informasi Manajemen Pemerintahan di Unit
Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Layanan
Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kota
Pontianak
4. Manfaat Penelitian
Manfaat teoritis penelitian yang diharapkan
adalah dapat memperluas khasanah ilmu
pengetahuan khususnya di bidang pemerintahan.
Manfaat praktis penelitian, bagi pemerintah
adalah sebagai masukan kepada UPTD. LPSE
sehingga dapat memberikan pelayanan yang
transparan, efektif dan akuntabel, bagi
masyarakat secara luas adalah agar mendapatkan
kesempatan untuk dapat mengakses dan
mengetahui mengenai proses pengadaan barang
dan jasa di Kota Pontianak, bagi mahasiswa
(peneliti) adalah untuk memiliki pemahaman
mengenai aplikasi e-procurement dalam sistem
manajemen pemerintahan di UPTD. LPSE Kota
Pontianak.
B.Kerangka Teori dan Metodologi
1. Kerangka Teori
Adapun dalam aplikasi e-procurement dapat
dikatakan berhasil apabila telah berhasil
memenuhi tiga faktor penting (Robb dalam
MacManus, 2002:10) yaitu regulasi (policy),
sumber daya manusia (people) dan infrastruktur.
Regulasi (policy), yaitu peraturan yang mengatur
mengenai standar operasi prosedur (SOP) dalam
melaksanakan e-procurement sehingga satuan
kerja perangkat daerah mendapatkan barang dan
jasa yang murah namun tetap berkualitas, sumber
daya manusia (people) yaitu pengelola maupun
penyedia barang dan jasa yang menguasai sistem
informasi teknologi sehingga dapat
mengoperasikan e-procurement dengan baik, dan
infrastruktur yaitu ketersediaan sarana dan
prasarana untuk menunjang pengaplikasian e-
procurement.
Walaupun tentu tidak hanya hal di atas,
tetapi diharapkan pula aplikasi e-procurement
tersebut dapat berhasil dalam mengatasi masalah-
masalah yang terjadi dalam aplikasinya seperti
memberikan sosialisasi, pelatihan maupun
pendidikan khusus terhadap pengelola dan
penyedia barang dan jasa, menerapkan standar
bandwidth untuk mengakses website e-
procurement sehingga upload dan download data
dapat berjalan lancar sertakoordinasi yang baik
antara stakeholders dalam hal ini Pemerintah
Kota Pontianak dan Pemerintah Pusat dalam
menangani masalah infrastruktur yang muncul
dalam e-procurement sehingga dapat segera
diatasi.
2. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode
penelitian deskriptif kualitatif, kemudian
melakukan empat langkah yaitu pre-survey,
membuat usulan penelitian, pengambilan data
primer dan sekunder kemudian membuat laporan
penelitian (skripsi).
Lokasi penelitian adalah di UPTD. LPSE
Kota Pontianak. Subjek penelitian adalah
Governance, Jurnal S1 Ilmu Pemerintahan Volume 2 Nomor 2, Agustus 2013http://jurmafis.untan.ac.id ; http://jurnalmhsfisipuntan.co.nr
Karina Oktriastra 4
Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Tanjungpura
1. Untuk mengetahui bagaimana
regulasidalam e-procurement di Sistem Informasi
Manajemen Pemerintahan di Unit Pelaksana
Teknis Daerah (UPTD) Layanan Pengadaan
Secara Elektronik (LPSE) Kota Pontianak.
2. Untuk mengetahui bagaimana sumber
daya manusiadalam e-procurement di Sistem
Informasi Manajemen Pemerintahan di Unit
Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Layanan
Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kota
Pontianak.
3. Untuk mengetahui bagaimana
infrastruktur dalam e-procurement di Sistem
Informasi Manajemen Pemerintahan di Unit
Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Layanan
Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kota
Pontianak
4. Manfaat Penelitian
Manfaat teoritis penelitian yang diharapkan
adalah dapat memperluas khasanah ilmu
pengetahuan khususnya di bidang pemerintahan.
Manfaat praktis penelitian, bagi pemerintah
adalah sebagai masukan kepada UPTD. LPSE
sehingga dapat memberikan pelayanan yang
transparan, efektif dan akuntabel, bagi
masyarakat secara luas adalah agar mendapatkan
kesempatan untuk dapat mengakses dan
mengetahui mengenai proses pengadaan barang
dan jasa di Kota Pontianak, bagi mahasiswa
(peneliti) adalah untuk memiliki pemahaman
mengenai aplikasi e-procurement dalam sistem
manajemen pemerintahan di UPTD. LPSE Kota
Pontianak.
B.Kerangka Teori dan Metodologi
1. Kerangka Teori
Adapun dalam aplikasi e-procurement dapat
dikatakan berhasil apabila telah berhasil
memenuhi tiga faktor penting (Robb dalam
MacManus, 2002:10) yaitu regulasi (policy),
sumber daya manusia (people) dan infrastruktur.
Regulasi (policy), yaitu peraturan yang mengatur
mengenai standar operasi prosedur (SOP) dalam
melaksanakan e-procurement sehingga satuan
kerja perangkat daerah mendapatkan barang dan
jasa yang murah namun tetap berkualitas, sumber
daya manusia (people) yaitu pengelola maupun
penyedia barang dan jasa yang menguasai sistem
informasi teknologi sehingga dapat
mengoperasikan e-procurement dengan baik, dan
infrastruktur yaitu ketersediaan sarana dan
prasarana untuk menunjang pengaplikasian e-
procurement.
Walaupun tentu tidak hanya hal di atas,
tetapi diharapkan pula aplikasi e-procurement
tersebut dapat berhasil dalam mengatasi masalah-
masalah yang terjadi dalam aplikasinya seperti
memberikan sosialisasi, pelatihan maupun
pendidikan khusus terhadap pengelola dan
penyedia barang dan jasa, menerapkan standar
bandwidth untuk mengakses website e-
procurement sehingga upload dan download data
dapat berjalan lancar sertakoordinasi yang baik
antara stakeholders dalam hal ini Pemerintah
Kota Pontianak dan Pemerintah Pusat dalam
menangani masalah infrastruktur yang muncul
dalam e-procurement sehingga dapat segera
diatasi.
2. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode
penelitian deskriptif kualitatif, kemudian
melakukan empat langkah yaitu pre-survey,
membuat usulan penelitian, pengambilan data
primer dan sekunder kemudian membuat laporan
penelitian (skripsi).
Lokasi penelitian adalah di UPTD. LPSE
Kota Pontianak. Subjek penelitian adalah
Governance, Jurnal S1 Ilmu Pemerintahan Volume 2 Nomor 2, Agustus 2013http://jurmafis.untan.ac.id ; http://jurnalmhsfisipuntan.co.nr
Karina Oktriastra 4
Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Tanjungpura
1. Untuk mengetahui bagaimana
regulasidalam e-procurement di Sistem Informasi
Manajemen Pemerintahan di Unit Pelaksana
Teknis Daerah (UPTD) Layanan Pengadaan
Secara Elektronik (LPSE) Kota Pontianak.
2. Untuk mengetahui bagaimana sumber
daya manusiadalam e-procurement di Sistem
Informasi Manajemen Pemerintahan di Unit
Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Layanan
Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kota
Pontianak.
3. Untuk mengetahui bagaimana
infrastruktur dalam e-procurement di Sistem
Informasi Manajemen Pemerintahan di Unit
Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Layanan
Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kota
Pontianak
4. Manfaat Penelitian
Manfaat teoritis penelitian yang diharapkan
adalah dapat memperluas khasanah ilmu
pengetahuan khususnya di bidang pemerintahan.
Manfaat praktis penelitian, bagi pemerintah
adalah sebagai masukan kepada UPTD. LPSE
sehingga dapat memberikan pelayanan yang
transparan, efektif dan akuntabel, bagi
masyarakat secara luas adalah agar mendapatkan
kesempatan untuk dapat mengakses dan
mengetahui mengenai proses pengadaan barang
dan jasa di Kota Pontianak, bagi mahasiswa
(peneliti) adalah untuk memiliki pemahaman
mengenai aplikasi e-procurement dalam sistem
manajemen pemerintahan di UPTD. LPSE Kota
Pontianak.
B.Kerangka Teori dan Metodologi
1. Kerangka Teori
Adapun dalam aplikasi e-procurement dapat
dikatakan berhasil apabila telah berhasil
memenuhi tiga faktor penting (Robb dalam
MacManus, 2002:10) yaitu regulasi (policy),
sumber daya manusia (people) dan infrastruktur.
Regulasi (policy), yaitu peraturan yang mengatur
mengenai standar operasi prosedur (SOP) dalam
melaksanakan e-procurement sehingga satuan
kerja perangkat daerah mendapatkan barang dan
jasa yang murah namun tetap berkualitas, sumber
daya manusia (people) yaitu pengelola maupun
penyedia barang dan jasa yang menguasai sistem
informasi teknologi sehingga dapat
mengoperasikan e-procurement dengan baik, dan
infrastruktur yaitu ketersediaan sarana dan
prasarana untuk menunjang pengaplikasian e-
procurement.
Walaupun tentu tidak hanya hal di atas,
tetapi diharapkan pula aplikasi e-procurement
tersebut dapat berhasil dalam mengatasi masalah-
masalah yang terjadi dalam aplikasinya seperti
memberikan sosialisasi, pelatihan maupun
pendidikan khusus terhadap pengelola dan
penyedia barang dan jasa, menerapkan standar
bandwidth untuk mengakses website e-
procurement sehingga upload dan download data
dapat berjalan lancar sertakoordinasi yang baik
antara stakeholders dalam hal ini Pemerintah
Kota Pontianak dan Pemerintah Pusat dalam
menangani masalah infrastruktur yang muncul
dalam e-procurement sehingga dapat segera
diatasi.
2. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode
penelitian deskriptif kualitatif, kemudian
melakukan empat langkah yaitu pre-survey,
membuat usulan penelitian, pengambilan data
primer dan sekunder kemudian membuat laporan
penelitian (skripsi).
Lokasi penelitian adalah di UPTD. LPSE
Kota Pontianak. Subjek penelitian adalah
Governance, Jurnal S1 Ilmu Pemerintahan Volume 2 Nomor 2, Agustus 2013http://jurmafis.untan.ac.id ; http://jurnalmhsfisipuntan.co.nr
Karina Oktriastra 5
Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Tanjungpura
penyedia dan pengelola barang dan jasa
pemerintah. Kegiatan pengumpulan data dalam
penelitian ini melalui observasi, wawancara
mendalam dan dokumentasi. Adapun data diuji
dengan menggunakan triangulasi data, kemudian
dianalisis dengan menggunakan 3 komponen
yaitu display, reduction dan drawing and
verifying conclusions
C. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah
regulasi mengenai e-procurement di Sistem
Informasi Manajemen Pemerintahan di UPTD.
LPSE Kota Pontianak sangat baik, terlihat dari
keseluruhan prosedur dalam mengaplikasikan e-
procurement telah dirancang dari Lembaga
Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa (LKPP)
dari pelaksanaan e-tendering, e-cataloguing dan
e-purchasing yang diatur melalui Peraturan
Kepala LKPP sehingga dari UPTD.LPSE
melaksanakan keseluruhan rangkaian prose-dur
bersama Unit Layanan Pengadaan (ULP) serta
penyedia barang dan jasa sehingga ketiga pihak
dapat saling bekerja sama dan saling mengawasi
dalam proses e-procurement. Sumber Daya
Manusia dalam e-procurement di Sistem
Informasi Manajemen Pemerintahan di Unit
Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Layanan
Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kota
Pontianak telah berjalan dengan baik. Terlihat
dari tiga orang staf di UPTD LPSE yang
memiliki latar belakang pendidikan strata 1 (S1)
dan telah mengikuti pelatihan dari LKPP.
Infrastruktur dalam e-procurement di Sistem
Informasi Manajemen Pemerintahan di Unit
Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Layanan
Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kota
Pontianak telah berjalan dengan baik. Seperti
diperbaruinya hardware dan software pada bulan
Januari Tahun 2013 untuk menyesuaikan dengan
kapasitas pengguna aplikasi e-procurement. Serta
tersedianya infrastruktur di UPTD LPSE sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan LKPP yaitu
adanya ruang training, ruang bidding, ruang
server, ruang verifikasi dan helpdesk, serta daftar
kebutuhan perangkat jaringan dan server yaitu
line internet, router, switch dan server.
Hasil penelitian ini mempunyai implikasi
bahwa untuk melaksanakan aplikasi e-
procurement yang berhasil pada sistem informasi
manajemen pemerintahan di Unit Pelaksana
Teknis Daerah (UPTD) Layanan Pengadaan
Secara Elektronik (LPSE) Kota Pontianak proses
e-tendering, e-cataloguing dan e-purchasing
harus dapat berjalan dengan baik sesuai dengan
regulasi yang telah dibuat, dijalankan dengan
aparatur yang professional serta infrastruktur
yang mampu menunjang aplikasi e-procurement
yang dilaksanakan di UPTD. LPSE Kota
Pontianak.
Keterkaitan Unit Layanan Pengadaan
(ULP), penyedia barang dan jasa serta pengelola
barang dan jasa sebagai pelaksana teknis juga
diharapkan dapat bersinergi untuk dapat
menggunakan aplikasi e-procurement secara
optimal, sehingga dapat melaksanakan prinsip-
prinsip dalam tata kelola pemerintahan yang baik
(good governance) dan pemerintahan yang bersih
(clean government).
Berdasarkan hasil penelitian dan
kesimpulan yang telah diuraikan di atas maka
dapat diberikan saran sebagai berikut:
Dari regulasi, Lembaga Kebijakan
Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP)
dapat bekerja sama dengan UPTD. LPSE Kota
Pontianak untuk terus menerus melakukan
Governance, Jurnal S1 Ilmu Pemerintahan Volume 2 Nomor 2, Agustus 2013http://jurmafis.untan.ac.id ; http://jurnalmhsfisipuntan.co.nr
Karina Oktriastra 5
Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Tanjungpura
penyedia dan pengelola barang dan jasa
pemerintah. Kegiatan pengumpulan data dalam
penelitian ini melalui observasi, wawancara
mendalam dan dokumentasi. Adapun data diuji
dengan menggunakan triangulasi data, kemudian
dianalisis dengan menggunakan 3 komponen
yaitu display, reduction dan drawing and
verifying conclusions
C. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah
regulasi mengenai e-procurement di Sistem
Informasi Manajemen Pemerintahan di UPTD.
LPSE Kota Pontianak sangat baik, terlihat dari
keseluruhan prosedur dalam mengaplikasikan e-
procurement telah dirancang dari Lembaga
Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa (LKPP)
dari pelaksanaan e-tendering, e-cataloguing dan
e-purchasing yang diatur melalui Peraturan
Kepala LKPP sehingga dari UPTD.LPSE
melaksanakan keseluruhan rangkaian prose-dur
bersama Unit Layanan Pengadaan (ULP) serta
penyedia barang dan jasa sehingga ketiga pihak
dapat saling bekerja sama dan saling mengawasi
dalam proses e-procurement. Sumber Daya
Manusia dalam e-procurement di Sistem
Informasi Manajemen Pemerintahan di Unit
Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Layanan
Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kota
Pontianak telah berjalan dengan baik. Terlihat
dari tiga orang staf di UPTD LPSE yang
memiliki latar belakang pendidikan strata 1 (S1)
dan telah mengikuti pelatihan dari LKPP.
Infrastruktur dalam e-procurement di Sistem
Informasi Manajemen Pemerintahan di Unit
Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Layanan
Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kota
Pontianak telah berjalan dengan baik. Seperti
diperbaruinya hardware dan software pada bulan
Januari Tahun 2013 untuk menyesuaikan dengan
kapasitas pengguna aplikasi e-procurement. Serta
tersedianya infrastruktur di UPTD LPSE sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan LKPP yaitu
adanya ruang training, ruang bidding, ruang
server, ruang verifikasi dan helpdesk, serta daftar
kebutuhan perangkat jaringan dan server yaitu
line internet, router, switch dan server.
Hasil penelitian ini mempunyai implikasi
bahwa untuk melaksanakan aplikasi e-
procurement yang berhasil pada sistem informasi
manajemen pemerintahan di Unit Pelaksana
Teknis Daerah (UPTD) Layanan Pengadaan
Secara Elektronik (LPSE) Kota Pontianak proses
e-tendering, e-cataloguing dan e-purchasing
harus dapat berjalan dengan baik sesuai dengan
regulasi yang telah dibuat, dijalankan dengan
aparatur yang professional serta infrastruktur
yang mampu menunjang aplikasi e-procurement
yang dilaksanakan di UPTD. LPSE Kota
Pontianak.
Keterkaitan Unit Layanan Pengadaan
(ULP), penyedia barang dan jasa serta pengelola
barang dan jasa sebagai pelaksana teknis juga
diharapkan dapat bersinergi untuk dapat
menggunakan aplikasi e-procurement secara
optimal, sehingga dapat melaksanakan prinsip-
prinsip dalam tata kelola pemerintahan yang baik
(good governance) dan pemerintahan yang bersih
(clean government).
Berdasarkan hasil penelitian dan
kesimpulan yang telah diuraikan di atas maka
dapat diberikan saran sebagai berikut:
Dari regulasi, Lembaga Kebijakan
Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP)
dapat bekerja sama dengan UPTD. LPSE Kota
Pontianak untuk terus menerus melakukan
Governance, Jurnal S1 Ilmu Pemerintahan Volume 2 Nomor 2, Agustus 2013http://jurmafis.untan.ac.id ; http://jurnalmhsfisipuntan.co.nr
Karina Oktriastra 5
Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Tanjungpura
penyedia dan pengelola barang dan jasa
pemerintah. Kegiatan pengumpulan data dalam
penelitian ini melalui observasi, wawancara
mendalam dan dokumentasi. Adapun data diuji
dengan menggunakan triangulasi data, kemudian
dianalisis dengan menggunakan 3 komponen
yaitu display, reduction dan drawing and
verifying conclusions
C. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah
regulasi mengenai e-procurement di Sistem
Informasi Manajemen Pemerintahan di UPTD.
LPSE Kota Pontianak sangat baik, terlihat dari
keseluruhan prosedur dalam mengaplikasikan e-
procurement telah dirancang dari Lembaga
Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa (LKPP)
dari pelaksanaan e-tendering, e-cataloguing dan
e-purchasing yang diatur melalui Peraturan
Kepala LKPP sehingga dari UPTD.LPSE
melaksanakan keseluruhan rangkaian prose-dur
bersama Unit Layanan Pengadaan (ULP) serta
penyedia barang dan jasa sehingga ketiga pihak
dapat saling bekerja sama dan saling mengawasi
dalam proses e-procurement. Sumber Daya
Manusia dalam e-procurement di Sistem
Informasi Manajemen Pemerintahan di Unit
Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Layanan
Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kota
Pontianak telah berjalan dengan baik. Terlihat
dari tiga orang staf di UPTD LPSE yang
memiliki latar belakang pendidikan strata 1 (S1)
dan telah mengikuti pelatihan dari LKPP.
Infrastruktur dalam e-procurement di Sistem
Informasi Manajemen Pemerintahan di Unit
Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Layanan
Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kota
Pontianak telah berjalan dengan baik. Seperti
diperbaruinya hardware dan software pada bulan
Januari Tahun 2013 untuk menyesuaikan dengan
kapasitas pengguna aplikasi e-procurement. Serta
tersedianya infrastruktur di UPTD LPSE sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan LKPP yaitu
adanya ruang training, ruang bidding, ruang
server, ruang verifikasi dan helpdesk, serta daftar
kebutuhan perangkat jaringan dan server yaitu
line internet, router, switch dan server.
Hasil penelitian ini mempunyai implikasi
bahwa untuk melaksanakan aplikasi e-
procurement yang berhasil pada sistem informasi
manajemen pemerintahan di Unit Pelaksana
Teknis Daerah (UPTD) Layanan Pengadaan
Secara Elektronik (LPSE) Kota Pontianak proses
e-tendering, e-cataloguing dan e-purchasing
harus dapat berjalan dengan baik sesuai dengan
regulasi yang telah dibuat, dijalankan dengan
aparatur yang professional serta infrastruktur
yang mampu menunjang aplikasi e-procurement
yang dilaksanakan di UPTD. LPSE Kota
Pontianak.
Keterkaitan Unit Layanan Pengadaan
(ULP), penyedia barang dan jasa serta pengelola
barang dan jasa sebagai pelaksana teknis juga
diharapkan dapat bersinergi untuk dapat
menggunakan aplikasi e-procurement secara
optimal, sehingga dapat melaksanakan prinsip-
prinsip dalam tata kelola pemerintahan yang baik
(good governance) dan pemerintahan yang bersih
(clean government).
Berdasarkan hasil penelitian dan
kesimpulan yang telah diuraikan di atas maka
dapat diberikan saran sebagai berikut:
Dari regulasi, Lembaga Kebijakan
Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP)
dapat bekerja sama dengan UPTD. LPSE Kota
Pontianak untuk terus menerus melakukan
Governance, Jurnal S1 Ilmu Pemerintahan Volume 2 Nomor 2, Agustus 2013http://jurmafis.untan.ac.id ; http://jurnalmhsfisipuntan.co.nr
Karina Oktriastra 6
Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Tanjungpura
perbaikan dalam perancangan Standar Operasi
Prosedur (SOP) sehingga dapat menunjang proses
berjalannya aplikasi e-procurement. Bagi
penyedia barang dan jasa juga dapat bekerja sama
dalam ikut serta dan mengawasi proses
berjalannya prosedur dalam sistem e-procurement
sehingga dapat memberikan masukan untuk
pembentukan regulasi ke depannya.
Dari sumber daya manusia, Kepala UPTD.
LPSE dapat secara berkala memberikan
sosialisasi dan edukasi kepada penyedia barang
dan jasa, serta kepada staf UPTD.LPSE Kota
Pontianak untuk diikutsertakan dalam Bimtek
(Bimbingan Teknis) maupun pelatihan-pelatihan
serupa untuk meningkatkan kemampuan staf
dalam mewujudkan good governance dan clean
government dalam pelaksanaan manajemen
informasi sistem pemerintahan di UPTD. LPSE
Kota Pontianak. Bagi penyedia barang dan jasa
dapat memanfaatkan fasilitas yang telah
disediakan di UPTD.LPSE yaitu training
mengenai aplikasi e-procurement.
Dari infrastruktur, Kepala UPTD. LPSE dan
Kepala LKPP dapat selalu mengupdatehardware
maupun software agar aplikasi e-procurement di
UPTD. LPSE Kota Pontianak dapat digunakan
sebagaimana tujuan dibentuknya program ini
yaitu terlaksananya sistem informasi manajemen
yang menunjang terwujudnya good governance
dan clean government. Bagi penyedia barang dan
jasa juga dapat memanfaatkan segala fasilitas
yang tersedia di UPTD. LPSE apabila jaringan
internet sedang mengalami gangguan sehingga
dapat langsung mengakses dokumen di UPTD.
LPSE Kota Pontianak.
DAFTAR REFERENSI
Adinegoro, Himawan. 2008. Modul Strategi
Pengembangan dan Implementasi e-
Procurement di Indonesia. Jakarta: Lembaga
Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa
Pemerintah
Croom, Simon R dan Brandon-Jones, Alistair. 2005.
Key Issues in e-Procurement: Procurement
Implementation and Operation In The Public
Sector. Journal of Public Procurement. V 5
Danim, Sudarwan. 2000. Metode Penelitian untuk
Ilmu-Ilmu Perilaku.Jakarta: Bumi Aksara.
Djojosoekarto, Agung. (ed). 2008. e-Procurement di
Indonesia. Jakarta: LPSE Nasional Jakarta
Dunn, Willian. 2003. Pengantar Analisis Kebijakan
Publik.Jakarta: Gadjah Mada University
Press
Dwiyanto, Agus, dkk. 2002. Reformasi Birokrasi
Publik di Indonesia. Yogyakarta: Gajahmada
University Press.
Faisal, Sanapiah. 2005. Format-Format Penelitian
Sosial: Dasar-Dasar dan Aplikasi. Jakarta :
Rajawali Press
Macmanus, Susan A. 2002. “Understanding The
Incremental Nature Of E-Procurement
Implementation at The State and Local
Level”. Journal of Public Procurement. Vol.
4.
Marimin, Hendri Tanjung dan Haryo Prabowo. 2006.
Sistem Informasi Manajemen: Sumber Daya
Manusia. Surabaya : Grasindo
Moleong, Lexy J. 2010. Metode Penelitian Kualitatif.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Oliveira, Luis M.S dan Amorim, Pedro Patricio. 2001.
Public e-Procurement. International
Financial Law Review. V 43.
Parwito. 2007. Penelitian Komunikasi Kualitatif.
Yogyakarta: LKis Yogyakarta.
Governance, Jurnal S1 Ilmu Pemerintahan Volume 2 Nomor 2, Agustus 2013http://jurmafis.untan.ac.id ; http://jurnalmhsfisipuntan.co.nr
Karina Oktriastra 6
Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Tanjungpura
perbaikan dalam perancangan Standar Operasi
Prosedur (SOP) sehingga dapat menunjang proses
berjalannya aplikasi e-procurement. Bagi
penyedia barang dan jasa juga dapat bekerja sama
dalam ikut serta dan mengawasi proses
berjalannya prosedur dalam sistem e-procurement
sehingga dapat memberikan masukan untuk
pembentukan regulasi ke depannya.
Dari sumber daya manusia, Kepala UPTD.
LPSE dapat secara berkala memberikan
sosialisasi dan edukasi kepada penyedia barang
dan jasa, serta kepada staf UPTD.LPSE Kota
Pontianak untuk diikutsertakan dalam Bimtek
(Bimbingan Teknis) maupun pelatihan-pelatihan
serupa untuk meningkatkan kemampuan staf
dalam mewujudkan good governance dan clean
government dalam pelaksanaan manajemen
informasi sistem pemerintahan di UPTD. LPSE
Kota Pontianak. Bagi penyedia barang dan jasa
dapat memanfaatkan fasilitas yang telah
disediakan di UPTD.LPSE yaitu training
mengenai aplikasi e-procurement.
Dari infrastruktur, Kepala UPTD. LPSE dan
Kepala LKPP dapat selalu mengupdatehardware
maupun software agar aplikasi e-procurement di
UPTD. LPSE Kota Pontianak dapat digunakan
sebagaimana tujuan dibentuknya program ini
yaitu terlaksananya sistem informasi manajemen
yang menunjang terwujudnya good governance
dan clean government. Bagi penyedia barang dan
jasa juga dapat memanfaatkan segala fasilitas
yang tersedia di UPTD. LPSE apabila jaringan
internet sedang mengalami gangguan sehingga
dapat langsung mengakses dokumen di UPTD.
LPSE Kota Pontianak.
DAFTAR REFERENSI
Adinegoro, Himawan. 2008. Modul Strategi
Pengembangan dan Implementasi e-
Procurement di Indonesia. Jakarta: Lembaga
Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa
Pemerintah
Croom, Simon R dan Brandon-Jones, Alistair. 2005.
Key Issues in e-Procurement: Procurement
Implementation and Operation In The Public
Sector. Journal of Public Procurement. V 5
Danim, Sudarwan. 2000. Metode Penelitian untuk
Ilmu-Ilmu Perilaku.Jakarta: Bumi Aksara.
Djojosoekarto, Agung. (ed). 2008. e-Procurement di
Indonesia. Jakarta: LPSE Nasional Jakarta
Dunn, Willian. 2003. Pengantar Analisis Kebijakan
Publik.Jakarta: Gadjah Mada University
Press
Dwiyanto, Agus, dkk. 2002. Reformasi Birokrasi
Publik di Indonesia. Yogyakarta: Gajahmada
University Press.
Faisal, Sanapiah. 2005. Format-Format Penelitian
Sosial: Dasar-Dasar dan Aplikasi. Jakarta :
Rajawali Press
Macmanus, Susan A. 2002. “Understanding The
Incremental Nature Of E-Procurement
Implementation at The State and Local
Level”. Journal of Public Procurement. Vol.
4.
Marimin, Hendri Tanjung dan Haryo Prabowo. 2006.
Sistem Informasi Manajemen: Sumber Daya
Manusia. Surabaya : Grasindo
Moleong, Lexy J. 2010. Metode Penelitian Kualitatif.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Oliveira, Luis M.S dan Amorim, Pedro Patricio. 2001.
Public e-Procurement. International
Financial Law Review. V 43.
Parwito. 2007. Penelitian Komunikasi Kualitatif.
Yogyakarta: LKis Yogyakarta.
Governance, Jurnal S1 Ilmu Pemerintahan Volume 2 Nomor 2, Agustus 2013http://jurmafis.untan.ac.id ; http://jurnalmhsfisipuntan.co.nr
Karina Oktriastra 6
Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Tanjungpura
perbaikan dalam perancangan Standar Operasi
Prosedur (SOP) sehingga dapat menunjang proses
berjalannya aplikasi e-procurement. Bagi
penyedia barang dan jasa juga dapat bekerja sama
dalam ikut serta dan mengawasi proses
berjalannya prosedur dalam sistem e-procurement
sehingga dapat memberikan masukan untuk
pembentukan regulasi ke depannya.
Dari sumber daya manusia, Kepala UPTD.
LPSE dapat secara berkala memberikan
sosialisasi dan edukasi kepada penyedia barang
dan jasa, serta kepada staf UPTD.LPSE Kota
Pontianak untuk diikutsertakan dalam Bimtek
(Bimbingan Teknis) maupun pelatihan-pelatihan
serupa untuk meningkatkan kemampuan staf
dalam mewujudkan good governance dan clean
government dalam pelaksanaan manajemen
informasi sistem pemerintahan di UPTD. LPSE
Kota Pontianak. Bagi penyedia barang dan jasa
dapat memanfaatkan fasilitas yang telah
disediakan di UPTD.LPSE yaitu training
mengenai aplikasi e-procurement.
Dari infrastruktur, Kepala UPTD. LPSE dan
Kepala LKPP dapat selalu mengupdatehardware
maupun software agar aplikasi e-procurement di
UPTD. LPSE Kota Pontianak dapat digunakan
sebagaimana tujuan dibentuknya program ini
yaitu terlaksananya sistem informasi manajemen
yang menunjang terwujudnya good governance
dan clean government. Bagi penyedia barang dan
jasa juga dapat memanfaatkan segala fasilitas
yang tersedia di UPTD. LPSE apabila jaringan
internet sedang mengalami gangguan sehingga
dapat langsung mengakses dokumen di UPTD.
LPSE Kota Pontianak.
DAFTAR REFERENSI
Adinegoro, Himawan. 2008. Modul Strategi
Pengembangan dan Implementasi e-
Procurement di Indonesia. Jakarta: Lembaga
Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa
Pemerintah
Croom, Simon R dan Brandon-Jones, Alistair. 2005.
Key Issues in e-Procurement: Procurement
Implementation and Operation In The Public
Sector. Journal of Public Procurement. V 5
Danim, Sudarwan. 2000. Metode Penelitian untuk
Ilmu-Ilmu Perilaku.Jakarta: Bumi Aksara.
Djojosoekarto, Agung. (ed). 2008. e-Procurement di
Indonesia. Jakarta: LPSE Nasional Jakarta
Dunn, Willian. 2003. Pengantar Analisis Kebijakan
Publik.Jakarta: Gadjah Mada University
Press
Dwiyanto, Agus, dkk. 2002. Reformasi Birokrasi
Publik di Indonesia. Yogyakarta: Gajahmada
University Press.
Faisal, Sanapiah. 2005. Format-Format Penelitian
Sosial: Dasar-Dasar dan Aplikasi. Jakarta :
Rajawali Press
Macmanus, Susan A. 2002. “Understanding The
Incremental Nature Of E-Procurement
Implementation at The State and Local
Level”. Journal of Public Procurement. Vol.
4.
Marimin, Hendri Tanjung dan Haryo Prabowo. 2006.
Sistem Informasi Manajemen: Sumber Daya
Manusia. Surabaya : Grasindo
Moleong, Lexy J. 2010. Metode Penelitian Kualitatif.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Oliveira, Luis M.S dan Amorim, Pedro Patricio. 2001.
Public e-Procurement. International
Financial Law Review. V 43.
Parwito. 2007. Penelitian Komunikasi Kualitatif.
Yogyakarta: LKis Yogyakarta.
Governance, Jurnal S1 Ilmu Pemerintahan Volume 2 Nomor 2, Agustus 2013http://jurmafis.untan.ac.id ; http://jurnalmhsfisipuntan.co.nr
Karina Oktriastra 7
Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Tanjungpura
Ratminto, Winarsih Atik Septi. 2005. Manajemen
Pelayanan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Scott, George M. 2004. Prinsip-Prinsip Sistem
Informasi Manajemen. Jakarta: Rajawali
Press.
Sudarwan, Danim. 2005. Pengantar Studi Penelitian
Kebijakan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Cetakan ke – 111
Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif.
Bandung: Alfabeta
Suharto, Edi. 2005. Analisis Kebijakan Publik.
Bandung: Alfabeta.
Sulistiyani, Ambar Teguh, 2004. Memahami Good
Governance: Dalam Perspektif Sumber Daya
Manusia. Yogyakarta: Gava Media.
Vaidya, Kishor,et. Al. 2006. “Critical factors that
Influence e-Procurement Implementation
Success in The Public Sector”. Journal of
Public Procurement. V.6
Winardi, J. 2004. Manajemen Perilaku Organisasi.
Edisi Revisi. Jakarta:Kencana
Sumber Internet
Transparency International. 2012. “Corruption
Perceptions Index 2012”.
www.issuu.com/tranparencyinternational/do
cs/cpi_2012_report/i.
Tanggal akses: 22 April 2013
UPTD. LPSE Kota Pontianak. 2013. “Pengumuman”.
www.lpse.pontianakkota.go.id/eproc/publicb
erita?j=pengumuman.
Tanggal akses: 22 April 2013
Undang-Undang dan Peraturan
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik
Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 58,
tambahan lembaran negara nomor 4843
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik
Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Presiden
Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang dan Jasa Pemerintah
Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2007, Peraturan
Presiden Nomor 106 Tahun 2007 tentang
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah
Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun 2007 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden
Nomor 54 Tahun 2012 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 tentang
Kebijakan dan Strategi Nasional
Pengembangan e-Government.
Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang
Percepatan Pemberantasan Korupsi
Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2008 tentang
Fokus Program Ekonomi Tahun 2008-2009
Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang
Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah (Lampiran I Bab IV
Huruf D)
Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Peraturan Walikota Pontianak Nomor 56 Tahun 2009
tentang Uraian Tugas Jabatan Dinas
Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
Kota Pontianak
Peraturan Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi
dan Informatika Kota Pontianak Nomor 22
Tahun 2012 tentang Uraian Tugas dan
Jabaran Unit Pelaksana Teknis Daerah
Governance, Jurnal S1 Ilmu Pemerintahan Volume 2 Nomor 2, Agustus 2013http://jurmafis.untan.ac.id ; http://jurnalmhsfisipuntan.co.nr
Karina Oktriastra 7
Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Tanjungpura
Ratminto, Winarsih Atik Septi. 2005. Manajemen
Pelayanan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Scott, George M. 2004. Prinsip-Prinsip Sistem
Informasi Manajemen. Jakarta: Rajawali
Press.
Sudarwan, Danim. 2005. Pengantar Studi Penelitian
Kebijakan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Cetakan ke – 111
Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif.
Bandung: Alfabeta
Suharto, Edi. 2005. Analisis Kebijakan Publik.
Bandung: Alfabeta.
Sulistiyani, Ambar Teguh, 2004. Memahami Good
Governance: Dalam Perspektif Sumber Daya
Manusia. Yogyakarta: Gava Media.
Vaidya, Kishor,et. Al. 2006. “Critical factors that
Influence e-Procurement Implementation
Success in The Public Sector”. Journal of
Public Procurement. V.6
Winardi, J. 2004. Manajemen Perilaku Organisasi.
Edisi Revisi. Jakarta:Kencana
Sumber Internet
Transparency International. 2012. “Corruption
Perceptions Index 2012”.
www.issuu.com/tranparencyinternational/do
cs/cpi_2012_report/i.
Tanggal akses: 22 April 2013
UPTD. LPSE Kota Pontianak. 2013. “Pengumuman”.
www.lpse.pontianakkota.go.id/eproc/publicb
erita?j=pengumuman.
Tanggal akses: 22 April 2013
Undang-Undang dan Peraturan
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik
Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 58,
tambahan lembaran negara nomor 4843
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik
Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Presiden
Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang dan Jasa Pemerintah
Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2007, Peraturan
Presiden Nomor 106 Tahun 2007 tentang
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah
Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun 2007 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden
Nomor 54 Tahun 2012 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 tentang
Kebijakan dan Strategi Nasional
Pengembangan e-Government.
Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang
Percepatan Pemberantasan Korupsi
Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2008 tentang
Fokus Program Ekonomi Tahun 2008-2009
Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang
Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah (Lampiran I Bab IV
Huruf D)
Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Peraturan Walikota Pontianak Nomor 56 Tahun 2009
tentang Uraian Tugas Jabatan Dinas
Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
Kota Pontianak
Peraturan Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi
dan Informatika Kota Pontianak Nomor 22
Tahun 2012 tentang Uraian Tugas dan
Jabaran Unit Pelaksana Teknis Daerah
Governance, Jurnal S1 Ilmu Pemerintahan Volume 2 Nomor 2, Agustus 2013http://jurmafis.untan.ac.id ; http://jurnalmhsfisipuntan.co.nr
Karina Oktriastra 7
Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Tanjungpura
Ratminto, Winarsih Atik Septi. 2005. Manajemen
Pelayanan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Scott, George M. 2004. Prinsip-Prinsip Sistem
Informasi Manajemen. Jakarta: Rajawali
Press.
Sudarwan, Danim. 2005. Pengantar Studi Penelitian
Kebijakan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Cetakan ke – 111
Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif.
Bandung: Alfabeta
Suharto, Edi. 2005. Analisis Kebijakan Publik.
Bandung: Alfabeta.
Sulistiyani, Ambar Teguh, 2004. Memahami Good
Governance: Dalam Perspektif Sumber Daya
Manusia. Yogyakarta: Gava Media.
Vaidya, Kishor,et. Al. 2006. “Critical factors that
Influence e-Procurement Implementation
Success in The Public Sector”. Journal of
Public Procurement. V.6
Winardi, J. 2004. Manajemen Perilaku Organisasi.
Edisi Revisi. Jakarta:Kencana
Sumber Internet
Transparency International. 2012. “Corruption
Perceptions Index 2012”.
www.issuu.com/tranparencyinternational/do
cs/cpi_2012_report/i.
Tanggal akses: 22 April 2013
UPTD. LPSE Kota Pontianak. 2013. “Pengumuman”.
www.lpse.pontianakkota.go.id/eproc/publicb
erita?j=pengumuman.
Tanggal akses: 22 April 2013
Undang-Undang dan Peraturan
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik
Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 58,
tambahan lembaran negara nomor 4843
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik
Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Presiden
Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang dan Jasa Pemerintah
Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2007, Peraturan
Presiden Nomor 106 Tahun 2007 tentang
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah
Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun 2007 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden
Nomor 54 Tahun 2012 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 tentang
Kebijakan dan Strategi Nasional
Pengembangan e-Government.
Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang
Percepatan Pemberantasan Korupsi
Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2008 tentang
Fokus Program Ekonomi Tahun 2008-2009
Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang
Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah (Lampiran I Bab IV
Huruf D)
Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Peraturan Walikota Pontianak Nomor 56 Tahun 2009
tentang Uraian Tugas Jabatan Dinas
Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
Kota Pontianak
Peraturan Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi
dan Informatika Kota Pontianak Nomor 22
Tahun 2012 tentang Uraian Tugas dan
Jabaran Unit Pelaksana Teknis Daerah
Governance, Jurnal S1 Ilmu Pemerintahan Volume 2 Nomor 2, Agustus 2013http://jurmafis.untan.ac.id ; http://jurnalmhsfisipuntan.co.nr
Karina Oktriastra 8
Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Tanjungpura
(UPTD) Layanan Pengadaan Secara
Elektronik (LPSE).
Sumber Jurnal
Jurnal Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan
Jasa Pemerintah Tahun 2012
Sumber Media
Paraqbueq, Rusman. Pengadaan Barang dan Jasa
Paling Rawan Korupsi. Koran Tempo Rabu, 18 April
2012.
Penelitian
Haryati,. Anditya, Wibowo. 2009. Pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa Secara Elektronik (e-
Procurement) pada Pemerintah Kota Yogyakarya.
Melalui
<http://www.mimbar.hukum.ugm.ac.id/index.php/jmh/
article/view/50>
Andriyani, Yenny. 2011. Tesis: Kinerja Layanan
Pengadaan Secara Elektronik di Lingkungan
Pemerintah Kota Pontianak. Universitas
Tanjungpura.
Governance, Jurnal S1 Ilmu Pemerintahan Volume 2 Nomor 2, Agustus 2013http://jurmafis.untan.ac.id ; http://jurnalmhsfisipuntan.co.nr
Karina Oktriastra 8
Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Tanjungpura
(UPTD) Layanan Pengadaan Secara
Elektronik (LPSE).
Sumber Jurnal
Jurnal Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan
Jasa Pemerintah Tahun 2012
Sumber Media
Paraqbueq, Rusman. Pengadaan Barang dan Jasa
Paling Rawan Korupsi. Koran Tempo Rabu, 18 April
2012.
Penelitian
Haryati,. Anditya, Wibowo. 2009. Pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa Secara Elektronik (e-
Procurement) pada Pemerintah Kota Yogyakarya.
Melalui
<http://www.mimbar.hukum.ugm.ac.id/index.php/jmh/
article/view/50>
Andriyani, Yenny. 2011. Tesis: Kinerja Layanan
Pengadaan Secara Elektronik di Lingkungan
Pemerintah Kota Pontianak. Universitas
Tanjungpura.
Governance, Jurnal S1 Ilmu Pemerintahan Volume 2 Nomor 2, Agustus 2013http://jurmafis.untan.ac.id ; http://jurnalmhsfisipuntan.co.nr
Karina Oktriastra 8
Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Tanjungpura
(UPTD) Layanan Pengadaan Secara
Elektronik (LPSE).
Sumber Jurnal
Jurnal Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan
Jasa Pemerintah Tahun 2012
Sumber Media
Paraqbueq, Rusman. Pengadaan Barang dan Jasa
Paling Rawan Korupsi. Koran Tempo Rabu, 18 April
2012.
Penelitian
Haryati,. Anditya, Wibowo. 2009. Pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa Secara Elektronik (e-
Procurement) pada Pemerintah Kota Yogyakarya.
Melalui
<http://www.mimbar.hukum.ugm.ac.id/index.php/jmh/
article/view/50>
Andriyani, Yenny. 2011. Tesis: Kinerja Layanan
Pengadaan Secara Elektronik di Lingkungan
Pemerintah Kota Pontianak. Universitas
Tanjungpura.
NamaLeagkap
NIM / Periode lulus
Fakultas / Jtnusan
Email address/IlP
KEMENTERTAN PENDIDIKAN DA}I KEBI]DAYAANUNTVERSITAS TANJI.]NGPURA
FAKI]LTAS ILMU SOSIAL DA}I ILMU POLITIK
PENGELOLA JURNAL MAHASISWAJaIm A Yad Pmtiarah Koeak Pos 78124
Homepage : h@://junalmahasiswa.fuip.untan.ac.idEmail :iwnalrnhs@,fi sip.untan.acfi
LEMBAR PERNYATAAN PENSETUJUAI\I I'NGGAE/PTIBLIKASIKARYA ILMIAE T]NTI}K JTJBNAL ELEIilRONIK MAHASISWA
Sebagai civitas akademika Universias Tmjnngrur4 yang bertanda tangan di bawah ini, saya:
KARTNA OKTRIASTRA
E42009084/ 2013
FISIP / ILMU ADMINISTRASI
[email protected] / 085750029683
demi pngembangan ilmu pengetahuan.lan memenuhi syarat administrasi kelulusan malrasiswa (S1),
menyetujui untuk memberikan kepada Pengelola Jurnal Malusiswa Ilmu Adminismasi pada Program
Studi Ilmu Pemerintahan Falrrltas Ilmu Sosial Dan llmu Politik Unive,rsias Tanjungprna, Hak Bebas
Royalti Non-Fksklusrf (Non-Exlusive Rayalti-Free Righ| atas karya ilmiah saya yang berjudul :
APLIKASI E-PRMAREMENT I'AUIM SISTEM INFARI}ASI MANATEMENPEMERINTAIUN DI UNIT PELAXSANA TEK/^{/S DAEMH (UPTD) I-.+YANAN
PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE) KOTA MNTIANAN
beserta perangkat yang dipedukan Oila ada). Dengan Hak Bebas Royalti Non-EksHusif ini,Pengelola Jurnd b€rhak menyiryan, mengalih-mediafformatkan, mengelolanya dalam bentukpangkalan data (database), mendistribusikannya, dan menampilkan/mempublikasikamya di internetatau media lain:
I-l fullterf content etikel sesuai dengan standar penulisanjurnal yang berlaku.
untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta iin Ari saya selanna tetap mencantumkan rulmasaya sebagai penuli# pemcipta dan atau penerbit yang bersangtutan.
Saya bersedia untuk menang$mg secara pribadi, tmpa meliktkan pihak pengelola jurnal, segala
bentuk trmartan huhm yang timbut atas pelanggaran hak cipta dalam karya saya ini.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya
Dibuatdi : PontimakPadaTanggal : 7Februari2014
141986031001(KARTNA OKTRTASTRA)