PENERAPAN KE PROFESIONALAN GURU PENJASORKES DI...
Transcript of PENERAPAN KE PROFESIONALAN GURU PENJASORKES DI...
PENERAPAN KE PROFESIONALAN GURU PENJASORKES
DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI
KABUPATEN DHARMASRAYA
SKRIPSI
Diajukan Kepada Tim Penguji Jurusan Pendidikan Olahraga Sebagai Salah
Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
RIO HENDRA
NIM. 06651
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2013
i
ABSTRAK
Rio Hendra, 06651: Penerapan Ke Profesionalan Guru Penjasorkes Di
Sekolah Menengah Pertama Negeri Kabupaten
Dharmasraya
Penelitian ini berawal dari belum berjalannya pembelajaran penjasorkes di
Sekolah Menengah Pertama Negeri Kabupaten Dharmasraya sebagaimana
mestinya, sehingga tingkat pencapaian hasil belajar siswa belum sesuai
sebagaimana yang dharapkan. Faktor – faktor yang diduga sebagai penyebabnya
anatara lain kemampuan guru dalam merencanakan, melaksanakan dan
mengevaluasi proses pembelajaran. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui
penerapan ke profesionalan guru dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
pembelajaran penjasorkes yang dilakukan oleh guru di SMPN Kabupaten
Dharmasraya.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif, yaitu mengungkap
dan menerangkan penerapan ke profesionalan guru dalam perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran penjasorkes yang dilakukan oleh guru di
SMPN Kabupaten Dharmasraya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
guru penjasorkes di SMPN Kabupaten Dharmasraya yang berjumlah 30 orang.
Teknik sampel yang digunakan yaitu total sampling yang berjumlah 30 orang.
Alat pengumpulan data adalah angket dengan mengunakan model skala Gutman
dengan kategori jawaban „ya‟ dan „tidak‟.. Selanjutnya data diolah dan dianalisis
dengan teknik statistik deskriptif.
Hasil analisis data guru penjasorkes di SMPN Kabupaten Dharmasraya
antara lain : (1) Tingkat capaian penerapan ke profesionalan guru penjasorkes di
Sekolah Menengah Pertama Negeri Kabupaten Dharmasraya dari segi
merencanakan proses pembelajaran berada pada klasifikasi terlaksana dengan
kurang baik, dengan 63,6% responden menyatakan merencanakan proses
pembelajaran terlaksana dan 36,4% responden menyatakan merencanakan proses
pembelajaran tidak terlaksana. (2) Tingkat capaian penerapan ke profesionalan
guru penjasorkes di Sekolah Menengah Pertama Negeri Kabupaten Dharmasraya
dari segi melaksanakan proses pembelajaran berada pada klasifikasi terlaksana
dengan kurang baik, dengan 57,7% responden menyatakan melaksanakan proses
pembelajaran terlaksana dan 42,3% responden menyatakan melaksanakan proses
pembelajaran tidak terlaksana. (3) Tingkat capaian penerapan ke profesionalan
guru penjasorkes di Sekolah Menengah Pertama Negeri Kabupaten Dharmasraya
dari segi mengevaluasi proses pembelajaran berada pada klasifikasi terlaksana
dengan kurang baik, dengan 58,1% responden menyatakan mengevaluasi proses
pembelajaran terlaksana dan 41,9% responden menyatakan mengevaluasi proses
pembelajaran tidak terlaksana.
ii
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan segala puji syukur kepada Allah SWT yang telah
memberi rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi
ini. Penulisan Skripsi adalah sebagai salah satu syarat utama kelulusan di Jurusan
Pendidikan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang
(FIK UNP). Skripsi ini diberi judul “Penerapan Ke Profesionalan Guru
Penjasorkes di Sekolah Menengah Pertama Negeri Kabupaten
Dharmasraya”.
Dalam penyusunan Skripsi ini penulis menyadari masih banyak
kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca demi kesempurnaan. Dalam pelaksanaan penyusunan
Skripsi ini penulis banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan baik moril
maupun materil dari berbagai pihak. Untuk itu melalui ini penulis menyampaikan
terima kasih kepada :
1. Drs. Arsil, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas
Negeri Padang
2. Drs. Yulifri, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga Universitas
Negeri Padang
3. Bapak Dr. Zalfendi, M.kes selaku Pembimbing I dan Nurul Ihsan,S. Pd, M.Pd
selaku Pembimbing II.
4. Drs. Yulifri, M.Pd ,M.P, Drs. Hariswandi Nur, M. Pd, Dra. Darni, M.Pd
selaku tim Penguji.
iii
5. Bapak/Ibu Staf Pengajar Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri
Padang
6. Khususnya kakek dan nenek Ridwan dan Nurjaniyang telah memberikan
dorongan dan do‟a sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini.
7. Rekan-rekan mahasiswa, terutama jurusan Pendidikan Olahraga FIK UNP
Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
membantu, semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal dan Skripsi ini
bermanfaat bagi kita semua.
Padang, Januari 2013
Penulis
Rio Hendra
iv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN LULUS UJIAN SKRIPSI
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI
ABSTRAK ...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................ 4
C. Pembatasan Masalah ............................................................... 4
D. Perumusan Masalah................................................................. 5
E. Tujuan Penelitian..................................................................... 5
F. Manfaat Penelitian................................................................... 5
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN
A. Kajian Teori............................................................................. 7
1. Guru Penjasorkes Yang Profesional .................................. 7
2. Perencanaan proses pembelajaran ..................................... 9
3. Pelaksanaan proses pembelajaran ..................................... 19
4. Mengevaluasi proses pembelajaran ................................... 24
B. Kerangka Konseptual .............................................................. 25
C. Pertanyaan Penelitian .............................................................. 26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ........................................................................ 27
B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 27
C. Populasi dan Sampel ............................................................... 27
v
D. Data ......................................................................................... 29
E. Teknik Analisis Data ............................................................... 31
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Vertifikasi Data ....................................................................... 33
B. Analisis Deskriptif .................................................................. 33
C. Pembahasan ............................................................................. 36
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................ 42
B. Saran ....................................................................................... 43
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 45
LAMPIRAN .................................................................................................... 47
vi
Daftar Gambar
Gambar Halaman
1. Kerangka Konseptual ................................................................................. 26
2. Grafik Batang Tentang Merencanakan Proses Pembelajaran .................... 34
3. Grafik Batang Tentang Melaksanakan Proses Pembelajaran..................... 35
4. Grafik Batang Tentang Mengevaluasi Proses Pembelajaran ..................... 36
vii
Daftar Tabel
Tabel Halaman
1. Distribusi populasi penelitian ................................................................... 28
2. Kisi – kisi Kuesioner ................................................................................. 31
3. Deskriptif Merencanakan Proses Pembelajaran ....................................... 33
4. Deskriptif Melaksanakan Proses Pembelajaran ....................................... 34
5. Deskriptif Mengevaluasi Proses Pembelajaran ........................................ 35
viii
Daftar Lampiran
Lampiran Halaman
1. Kisi-kisi Angket Penelitian ....................................................................... 47
2. Angket ....................................................................................................... 48
3. Tabel Skor Merencanakan Proses Pembelajaran ...................................... 51
4. Tabel Skor Melaksanakan Proses Pembelajaran ....................................... 53
5. Tabel Skor Mengevaluasi Proses Pembelajaran ....................................... 55
6. Dokumentasi Penelitian ............................................................................ 56
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 menyatakan bahwa tujuan nasional adalah melindungi segenap bangsa
dan seluruh tupah dara indonesia dan untuk memajukan kesejateraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa dan seluruh tumpah dara indonesia dan dan
memajukan kesejateraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakaan ketertipan dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,
dan keadilan sosial. Untuk mewujudkan tujuan nasional tersebut, pendidikan
merupakan faktor yang sangat menentukan dalam pasal 31 Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan bahwa:
“(1) Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan; (2)
Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan; (3) Pemerintah
mengusahakan dan menyelengarakan satu sistem pendidikan
nasional, yang menigkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak
mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur
dengan undang-undang (4) Negara memprioritaskan enggaran
pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari angaran pendapatan dan
belanja negara serta dari anggaran pendapatan daerah untuk
memenuhi kebutuhan penyelengaraan pendidikan nasional; dan
Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan
menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk
kemajuan peradabaan serta kesejateraan umat manusia”.
Salah satu amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 tersebut diatur lebih lanjut dalam Undang-Undang Nomor 20
tahun 2003 tentang sitem Pendidikan Nasional, yang memiliki visi
2
terwujudnya sistem pendidikan pranata sosial yang kuat berwibawa untuk
memberdayakan semua warga negara indonesia berkembang menjadi manusia
yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman
yang selalu berubah.
Kualitas manusia yang dibutuhkan oleh bangsa indonesia pada masa
yang akan datang adalah yang mampu menghadapi persaingan yang semakin
ketat dengan bangsa lain di dunia. Kualitas manusia Indonesia tersebut
dihasilkan melalui penyelengaraan pendidikan yang bermutu. Oleh karena itu,
guru mempunyai fungsi, peran, dan kedudukan yang sangat strategis. Pasal 39
ayat 2 Undang-Undang 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyatakan “ bahwa pendidikan merupakan tenaga profesional. Kedudukan
guru sebagai tenaga profesional mempunyai visi terwujudnya penyelengaraan
pembelajaran sesuai dengan prinsip-prinsip profesionalitas untuk memenuhi
hak yang sama bagi setiap warga negara dalam memperoleh pendidikan yang
bermutu”.
(Wirakartakusumah,1998). Untuk mencapai terselengaranya
pendidikan bermutu, dikenal dengan perlunya paradigma baru
pendidikan yang difokuskan pada otonomi, akuntasbilitas, akreditasi
dan evaluasi. Keempat pilar ini diharapkan pada akhirnya mampu
menghasilkan pendidikan bermutu.
Pendidikan jasmani merupakan salah satu bagian dari pendidikan
nasional yang mengutamakan aktivitas fisik/jasmani siswa. penerapan
pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah berdasarkan kurikulum
pendidikan nasional. Proses pembelajaran pendidikan jasmani dilaksanakan
dalam bentuk praktek dengan waktu 2 x 45 menit disetiap pertemuan. Proses
3
pembelajaran di mulai dari pemanasan, penyajian materi dan diakhiri dengan
pendinginan. Dalam memberikan pembelajaran pendidikan jasmani
dibutuhkan variasi supaya siswa tidak merasa bosan dan jenuh.Guru harus
mampu menyusun dan melaksanakan strategi dan model pembelajaran yang
aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan yang dapat mengairahkan
motivasi belajar peserta didik. guru harus menguasai berbagai macam strategi
dan pendekatan serta model pembelajaran sehingga proses belajar mengajar
berlansung dalam suasana kondusif dan menyenagkan.
Akan tetapi berdasarkan pengamatan peneliti dan wawancara singkat
dengan masing-masing kepala sekolah dan peserta didik , ternyata guru
penjasorkes Di Sekolah Menengah Pertama Kab. Dharmasraya. kurangnya
pengetahuan dan pemahaman guru penjasorkes dalam menyajikan materi
pelajaran yang mengakibatkan rendahnya motivasi siswa untuk mengikuti
pembelajaran penjasorkes. Modifikasi kurang dilakukan guru penjasorkes,
mengingat keterbatasan sarana dan pransarana pembelajaran yang dimiliki
oleh sekolah. Hal ini di sebabkan kurangnya perhatian dari dari pihak sekolah.
Selain itu guru penjasorkes dalam memberikan materi pembelajaran disetiap
pertemuan tidak berdasarkan kurikulum, silabus dan proses perencanan dan
proses pelaksanan pembelajaran. Sehingga terabaikan proses pembelajaran
yang berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pembelajaran. Oleh karena itu,
di perlukan perubahan paradigma (pola pikir) guru, dari pola pikir tradisional
menuju pola pikir professional. Atas dasar itulah, peneliti sangat tertarik untuk
4
mengetahui lebih jauh mengenai “Penerapan Ke Profesionalan Guru
Penjasorkes Di Sekolah Menengah Pertama Kab. Dharmasraya”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, ada beberapa factor yang
mempengaruhi Penerapan Ke Profesionalan Guru Pejasorkes di Sekolah
Menengah Pertama Negeri Kab.Dharmasraya yang dapat diidentifikasikan
sebagai berikut:
1. Perencanaan proses pembelajaran
2. Pelaksanakan proses pembelajaran
3. Dukungan dari pihak sekolah
4. Sarana dan pransarana dalam pembelajaran
5. Melakukan interaksi dengan peserta didik
6. Kemampuan dan keterampilan guru dalam memodifikasi pembelajaran
7. Terampil dalam Menggunakan Metode-Metode Mengajar
8. Motivasi siswa
9. Menilai hasil dan mengevaluasi pembelajaran
C. Pembatasan Masalah
Dengan berbagai pertimbangan dan keterbatasan dana dan tenaga dan
waktu yang tersedia, maka penelitian ini dibatasi pada masalah.
1. Perencanaan proses pembelajaran
2. Pelaksanaan proses pembelajaran
3. Menilai dan mengevaluasi pembelajaran
5
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka masalah yang akan
diteliti adalah:
1. Bagaimana Guru Penjasorkes dalam perencanaan proses pembelajaran
Pendidikan Jasmani di Sekolah Menengah Pertama Kab. Dharmasraya.
2. Bagaimana Guru Penjasorkes dalam pelaksananaan proses pembelajaraan
di Sekolah Menengah Pertama Kab. Dharmasraya.
3. Bagaimana Guru Penjasorkes mengevaluasi proses belajar mengajar di
Sekolah Menengah Pendidikan Jasmani Kab. Dharmasraya.
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Ke Profesionalan
Guru dalam:
1. Merencanakan proses pembelajaran
2. Melaksanakan proses pembelajaran
3. Menilai dan mengevaluasi pembelajaran
F. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan berguna bagi:
1. Guru, sebagai pedoman untuk meningkatkan kemampuan mengajar
pelajaran penjasorkes.
2. Peneliti sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana pendidikan
(SPd)
6
3. Pemerintah Daerah Kab. Dharmasraya, guna menyikapi bagaimana
Penerapan Ke Profesionalan Guru Penjasorkes dalam melaksanakan
pengajaran.
4. Untuk pihak sekolah, khususnya kepala sekolah Sekolah Menengah
Pertama Negeri Kab.Dharmasraya dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran penjasorkes.
5. Peneliti lainya, sebagai bahan masukan untuk penelitian lebih lanjut
terhadap mata pelajaran penjasorkes.
7
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
A. Kajian Teori
1. Guru Penjasorkes Yang Profesional
Guru profesional harus mampu mengembangkan persiapan mengajar
yang baik, logis dan sistematis; karena di samping untuk melaksanakan
pembelajaran, persiapan tersebut mengemban ” profesional acountability “
sehingga guru dapat mempertanggung jawabkan apa yang dilakukannya.
Persiapan mengajar yang dikembangkan guru memiliki makna yang cukup
mendalam bukan hanya kegiatan rutinitas untuk memenuhi kelengkapan
administratif, tetapi merupakan cermin dari pandangan, sikap dan
keyakinan profesional guru mengenai apa yang terbaik untuk persiapan
mengajar yang matang sebelum melaksanakan pembelajaran, baik
persiapan tertulis maupun tidak tertulis.
Untuk menjadi guru penjasorkes yang profesional seorang guru
dituntut mampu memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya (toserve the
common good) disertai dengan dedikasi kesejahteraan insani (human
welfare), yang berarti mengutamakan nilai kemanusiaan dari pada nilai
material. Untuk konteks Indonesia, dewasa ini telah dirumuskan syarat
kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru menurut Undang-
Undang Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Guru. Pada Undang-Undang
8
tersebut disebutkan bahwa kompetensi guru harus memenuhi persyaratan
tertentu antara lain harus memiliki kompetensi pokok yaitu:
a. Kompetensi Kepribadian
Adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh pendidik di sekolah
yang berupa kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif dan
berwibawah serta menjadi teladan peserta didik. Kompetensi
kepribadian ini mencakup kemantapan pribadi dan akhlak mulia,
kedewasaan dan kearifan, serta keteladanan dan kewibawaan.
Kompetensi ini biasa diukur dengan alat ukur portofolio guru / calon
guru, teskepribadian/potensi.
b. Kompetensi Pedagogik
Adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh pendidik di sekolah
yang mencakup selain pemahaman dan pengembangan potensi peserta
didik, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, serta system
evaluasi pembelajaran, juga harus menguasai ilmu pendidikan.
Kompetensi ini diukur dengan performance test atau episode
sterstruktur dalam Praktek PengalamanLapangan (PPL), dancase based
test yang dilakukan secara tertulis.
c. Kompetensi Profesionalan
Adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang pendidik di
sekolah yang berupa penguasaan materi pelajaran secara luas dan
mendalam. Dalam hal ini mencakup penguasaan materi keilmuan,
penguasaan kurikulum dan silabus sekolah, metode khusus
9
pembelajaraan bidang studi, dan wawasan etika dan pengembangan
profesi. Kompetensi ini diukur dengan tertulis baik multiple choice
maupun essay.
d. Kompetensi sosial.
Adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh pendidik di sekolah
untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan
peserta didik, sesama guru, orang tua/wali peserta didik, dan
masyarakat sekitar. Dalam hal ini berarti guru pendidikan jasmani harus
memiliki standar kompetensi minimal yang baik sesuai SKGP yang
ada. Merujuk pada konsep yang dianut oleh Depdiknas selain SKGP
yang ada.
2. Perencanaan proses pembelajaran
Commbs Philips dalam Harnjanto (1997:6), mengemukakan
perencanaan pengajaran dalam arti luas adalah “suatu penerapan yang
rasional dari analisis sistematis proses perkembangan pendidikan dengan
tujuan agar pendidikan itu lebih efektif dan efisien sesuai dengan
kebutuhan tujuan para peserta didik dan masyarakat”. Perencanaan
pengajaran di indonesia merupakan suatu proses penyusunan alternatif
kebijaksanaan mengatasi masalah yang akan dilaksanakan dalam rangka
pencapaian tujuan pembangunan pendidikan Nasional dengan
mempertimbangkan kenyataan-kenyataan yang ada di bidang sosial,
ekonomi, budaya dan kebutuhan pembagunan secara menyeluruh terhadap
Pendidikan Nasional. Rencana pelaksanaan pembelajaran adalah rencana
10
yang mengambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk
mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan
dijabarkan dalam silabus. Lingkup rencana pembelajaran paling luas
mencakup satu kompetensi dasar yang terdiri atas satu indikator atau
beberapa indikator untuk satu kali pertemuan atau lebih.
Persiapan di sini dapat diartikan persiapan tertulis maupun persiapan
mental, situasi emosional yang ingin dibagun, lingkungan belajar yang
produktif, termasuk menyakinkan pembelajaran untuk mau terlibat secara
penuh. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan silabus
mempunyai perbedaan, meskipun dalam hal tertentu mempunyai
persamaan. Silabus membuat hal-hal yang perlu dilakukan siswa untuk
menuntaskan suatu kompetensi secara utuh, artinya di dalam suatu silabus
adakalah beberapa kompetensi yang sejalan akan disatukan sehingga
perkiraan waktunya belum tau pasti beberapa pertemuan yang akan
dilakukan. Sementara itu, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah
penggalan-penggalan kegiatan yang perlu dilakukan oleh guru untuk setiap
pertemuan. Di dalamnya harus terlihat tindakan apa yang perlu dilakukan
oleh guru untuk mencapai ketuntasan kompetensi serta tindakan
selanjutnya setelah pertemuan selesai. Perencanaan pembelajaran oleh
Guru yang tertuang dalam RPP tidak dapat lepas dari silabus yang di
siapkan untuk setiap semester dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga
penulis juga akan membahas tentang silabus yang dimaksud sesuai dengan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007.
11
a. Silabus
Berdasarkan pedoman khusus pengembangan silabus dan penilaian
maka silabus dan penilaian dapat disusun melalui tahap-tahap yaitu :
1) Identitas Mata Pelajaran
Silabus yang dibuat perlu di identifikasih mengenai identitas
sekolah, identitas mata pelajaran, kelas dan semester.
2) Standar Kompetensi
Standar kompetensi merupakan kompetensi yang harus
dilakukan dan harus di miliki siswa setelah lulus dalam mata
pelajaran tertentu. Standar kompetensi mata pelajaran Pendidikan
jasmani terdiri 6 aspek (enam), aspek, (1) aktivitas pengembangan
(2) aktivitas permainan (3) aktivitas senam (4) aktivitas
pengembangan (5) akuantik dan (6) pendidikan luar sekolah.
( Standar kompetensi,2004 )
3) Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar merupakan kompetensi minimal yang harus
dapat dilakukan siswa untuk standar kompetensi tertentu.
Kompetensi dasar ini dilakukan siswa sesuai standar kompetensi
yang diharapkan dan berada pada satu aspek pembelajaran.
4) Materi Pembelajaran
Materi Pembelajaran merupakan pokok bahasan dan sub
pokok bahasan suatu kemampuan dasar. Materi pokok dijabarkan
12
untuk memudahkan siswa sehingga siswa memperoleh kompetensi
yang diharapkan.
5) Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan fisik maupun
mental yang dilakukan siswa dalam berinteraksi dengan bahan ajar.
Pengalaman belajar dilakukan oleh siswa untuk menguasai
kompetensi dasar yang telah ditentukan. Pembelajaran yang
diberikan dengan metode yang bervariasi sehingga siswa dapat
menguasai materi yang disajikan, pembelajaran ini juga membuat
kecakapan hidup yang harus dimiliki siswa sehingga siswa dapat
mengali informasi, mengelolah informasih dan komunikasih
tulisan.
6) Indikator Pencapain Kompetensi
Indikator merupakan karakteristik, tanda-tanda yang harus
dapat dilakukan siswa untuk menunjukan bahwa siswa telah
memiliki kemampuan dasar tertentu maka siswa telah sampai pada
indikator pencapaian.
7) Penilaian
Sistem penilaian merupakan metode yang digunakan untuk
menetukan mutu unjuk kerja individu yang berdasarkan fakta-fakta
sehingga memperoleh hasil pengukuran. Untuk mendapatkan hasil
pengukuran yang valid maka ada ada jenis tagihan yang diajukan
kepada siswa berupa kuis, ulangan harian, tugas individu, laporan
13
pratikum dan berbagai jenis kegiatan lain yang dilakukan siswa
untuk menunjukan hasil belanjanya.
8) Alokasi Waktu
Alokasi waktu adalah perkiraan berapa lama siswa
mempelajari satu materi pelajaran, alokasi waktu yang dapat
ditentukan dengan memperhatikan tingkat kesukaran materi,
cakupan materi, frekuensi penggunaan materi baik didalam maupun
di luar kelas serta tingkat pentingnya meteri yang dipelajari.
9) Sumber Belajar
Sumber yang digunakan berarti rujukan, refrensi atau literatur
baik dalam menyusun silabus maupun mengajar. Sedangkan bahan
dan alat-alat yang diperlukan dalam pratikum atau proses
pembelajaran lainya, dapat divariasikan sesuai dengan kompetensi
dasar, materi serta pengalaman belajar mata pelajaranya.
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP)
Prinsip-prinsip rencana pelaksanaan pembelajaran menurut
Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang standar proses terdiri
dari:
1) Identitas mata pelajaran
Identitas mata pelajaran, meliputi: satuan pendidikan, kelas,
semester, program/program keahlian, mata pelajaran atau tema
pelajaran, jumlah pertemuan.
14
2) Standar Kompetensi
Standar kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan
minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan
pengetahuan, sikap, dan keterlampilan yang diharapkan dicapai
pada setiap kelas dan semester pada suatu mata pelajaran.
3) Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus
dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai
rujukan penyusun indikator kompetensi dalam suatu pelajaran.
4) Indikator Pencapain Kompotensi
Indikator kompetensi adalah prilaku yang dapat diukur dan
diobservasi untuk menunjukan ketercapaian kompetensi dasar
tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. indikator
pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata
kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup
pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
5) Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran mengambarkan proses dan hasil belajar
yang diharapkan diccapai oleh peserta didik sesuai dengan
kompetensi dasar.
15
6) Materi ajar
Materi ajar membuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur
yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan
rumusan indikator pencapaian kompetensi.
7) Alokasi Waktu
Alokasih waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk
pencapain KD dan beban belajar.
8) Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan
suasan belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indikator yang telah
ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan
setuasi dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap
indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata
pelajaran. pendekatan pembelajaran tematik digunakan untuk
peserta didik kelas 1 sampai kelas 3 SD/MI.
9) Kegiatan Pembelajaran
a) Pendahuluan
Pendahulaun merupakan kegiatan awal dalam suatu
pertemuan pembelajaran yang ditunjukan untuk membangkitkan
motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk
berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Dala kegiatan
pendahuluan, guru: (1) menyiapkan peserta didik secara psikis
16
dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran; (2) mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari; (3)
menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang
akan dicapai; dan (4) menyampaikan cakupan materi dan
penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.
b) Inti
Kegiatan inti merupakan proses untuk mencapai KD.
Kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, krearivitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat, dan perkembangan fisik serta psikologi peserta didik.
kegiatan ini dilakukan secar sistematis dan sistematik melalui
proses ekspolarasi, elaborasi, dan konfirmasi.
Dalam kegiatan eksplorasi, guru: (1) melibatkan peserta
didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik atau
tema materi yang akan dipelajaridengan menerapkan prinsip
dalam alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber;
(2) mengunakan beragam pendekatan pembelajaran, media
pembelajaran, dan sumber belajar lain; (3) memfasilitasi
terjadinya interaksi antara peserta didik dengan guru,
lingkungan, dan sumber beajar lainya; (4) melibatkan peserta
17
didik secara aktif dalam kegiatan pembelajaran; dan (5)
memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan dilabortorium,
studio, atau lapangan.
Dengan kegiatan elaborasi, guru: (1) membiasakan peserta
didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas
tertentu yang bermakna; (2) memfasilitasi peserta didik melalui
pemberian tugas, diskusi dan lain-lain untuk memunculkan
gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis; (3) memberi
kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan
masalah, dan bertidak tanpa rasa takut; (4) memfasilitasi peserta
didik dalam pembelajaran kooperatif dan kalaboratif; (5)
memfasilitasi peserta didik berkompetensi secara sehat untuk
menigkatkan prestasi belajar; (6) memfasilitasi peserta didik
membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun
tertulis, secara individual maupun kelompok; (7) memfasilitasi
peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun
kelompok; (8) memfasilitasi peserta didik melakukan pameran,
festival, serta produk yang dihasilkan; dan (9) memfasilitasi
peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan
kebanggan dan rasa percaya diri peserta didik.
Dalam kegiatan konfirmasi, guru: (1) memberikan umpan
balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan isyarat,
maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik; (2)
18
memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi
peserta didik melalui berbagai sumber: (3) memfasilitasi peserta
didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar
yang telah dilakukan; dan (4) memfasilitasi peserta didik untuk
memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai
kompetensi dasar: (a) berfungsi sebagai narasumber dan
fasilator menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi
kesulitan, dengan mengunakan bahasa yang baku dan benar; (b)
membantu menyelesaikan masalah; (c) memberi acuan agar
peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi; (d)
memberi informasi untuk berksplorasi lebih jauh; dan (e)
memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang
berpartisipasi aktif.
c) Penutup
Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam
bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi,
umpan balik, dan tindak lanjut. Dalam kegiatan penutup, guru:
(1) bersama-sama dengan peserta didik membuat rangkuman
atau kesimpulan pelajaran; (2) melakukan penilaian atau refleksi
terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan
terprogram; dan (3) memberikan umpan balik terhadap proses
dan hasil pembelajaran; (4) merencanakan kegiatan tindak lanjut
19
dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan,
layanan konseling dan memberikan tugas baik tugas individual
maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik; dan
(5) menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.
10) Penilian Hasil Belajar
Prosedur dan instrumen penilaian proses hasil belajar dan
hasil belajar disesuiakan dengan indikator pencapaian kompetensi
dan mengacu kepada Standar Penilaian.
11) Sumber Belajar
Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi
dan kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan
indikator.
3. Pelaksanaan proses pembelajaran
Pembelajaran berbasis kompetensi hendaknya dilaksanakan
berdasarkan kebutuhan dan karakteristik peserta didik, serta kompetensi
dasar pada umumnya. Oleh karena itu prinsip-prinsip dan prosedur
pembelajaran berbasis kompetensi sudah seharusnya dijadikan sebagai
salah satu acuan dan dipahami oleh para guru, fasilatator, kepala sekolah,
pengawas sekolah dan tenaga kependidikan lain di sekolah. Aspek-aspek
yang perlu dilihat dalam pelaksanaan pembelajaran, bagaimana siswa
berkerjasama dan mampu menerima pelajaran yang diberikan guru, guru
sangat berperan penting dalam keberhasilan siswa mengikuti pembelajaran
20
yang disajikan. Melalui metode-metode yang diterapkan dan dibutuhkan
bila serta keterampilan guru untuk memberikan penjelasan baik secara
verbal maupun nonverbal. Dan jika memungkinkan guru juga dapat
`mengunakan gambar atau media elektronik untuk memudahkan siswa
dalam menerima pelajaran yang diberikan. Mulyasa (2003:56)
menjelaskan bahwa : “Metode yang digunakan guru dalam pembelajaran
adalah metode deduktif atau metode perintah dan tugas yaitu dengan
demonstrasi, menjelaskan gerakan dan sebagainya. Sehingga siswa mampu
menerapkan dalam pelaksanaan dalam pelaksanaan pembelajaraan
sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai”.
Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP.
Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti
dan kegiatan penutup.
a. Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru:
1) Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti
proses pembelajaran;
2) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan
pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari;
3) Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang
akan dicapai;
4) Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan
sesuai silabus.
21
b. Kegiatan Inti
Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk
mencapai KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan inti
menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta
didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi,
elaborasi dan konfirmasi.
1) Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
a) Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam
tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan
menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari
aneka sumber;
b) Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media
pembelajaran, dan sumber belajar lain;
c) Memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara
d) Peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar
lainnya;
e) Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran;
22
f) Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di
laboratorium, studio, atau lapangan.
2) Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
a) Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang
beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna;
b) Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi,
dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan
maupun tertulis;
c) Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis,
menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;
d) Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan
kolaboratif;
e) Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk
meningkatkan prestasi belajar;
f) Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang
dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun
kelompok;
g) Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja
individual maupun kelompok;
h) Memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen,
festival, serta produk yang dihasilkan;
23
i) Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang
menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.
3) Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
a) Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk
lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan
peserta didik,
b) Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi
peserta didik melalui berbagai sumber,
c) Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk
memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan,
d) Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang
bermakna dalam mencapai kompetensi dasar:
e) Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab
pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengar
menggunakan bahasa yang baku dan benar;
f) Membantu menyelesaikan masalah;
g) Memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan
hasil eksplorasi;
h) Memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;
i) Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau
belum berpartisipasi aktif.
24
c. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
1) Bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran;
2) Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang
sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
3) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
4) Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran
remedi,
5) Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya
6) Program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas
baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar
peserta didik.
4. Mengevaluasi proses pembelajaran
Evaluasi adalah kegiatan indentifikasi untuk melihat apakah suatu
program yang telah direncankan telah tecapai atau belum, berharga atau
tidak, dan dapat pula untuk melihat tingkat efisisen pelaksanaanya.
Evaluasi berhubungan dengan keputusan nilai (value juggement). Dalam
bidang pendidikan, kita dapat melakukan evaluasi terhadap kurikulum
baru, suatu kebijakan pendidikan, sumber belajar tertentu, atau etos kerja
guru. Pengukuran (measurement) adalah proses pembverian angka atau
usaha memperoleh deskripsi numerik dari suatu tingkatan pencapaian
karakteristik oleh peserta didik.
25
Penilaian (asessment) adalah penerapan berbagai cara dan pengunaan
beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana
hasil belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian
kemampuan) peserta didik. Penilaian menjawab pertanyaan tentang sebaik
apa hasil atau prestasi seorang peserta didik. Hasil penilaian menjawab
dapat berupa nilai kualitatif (berupa angka). Pengukur berhubungan
dengan proses pencarian atau penentuan nilai kuatitatif tersebut.
Evaluasi atau penilain merupakan tugas lanjutan dari guru untuk
menilai apakah tujuan , kemajuan dalam menerima pelajaran dari hasil
belajar di kelas telah dicapai oleh siswa. penilain yang dilakukan guru
pendidikan jasmani dilihat dalam menguji siswa dalam melaksanakan
gerakan-gerakan yang telah dipelajarinya, dan bagaimana siswa
mengembangkan gerakan tersebut. Penilain ini diambil dengan
mengunakan laporan hasil pengamatan guru disetiap akhir pelajaran.
Dengan adanya lembar pengamatan tersebut, maka memudahkan guru
dalam memberikan penilaian yang objektif karena dari hasil pengamatan
tersebutlah nilai yang diperoleh siswa dijadikan sebagai patokan
keberhasilan siswa.
B. Kerangka Konseptual
Pelaksanaan pembelajaran penjasorkes di sekolah terdiri dari
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Faktor-faktor ini sangat menentukan
berhasilnya pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di
sekolah sehingga tujuan dari pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan
26
dapat tercapai sesuia dengan harapan oleh pemerintah dan masyarakat.
Komponen-komponen tersebut akan menjadi variabel dalam penelitian ini
secarah menyeluruh dan mendalam.
Antara komponen-komponen ini dapat digambarkan sebuah kerangka
tentang Ke Profesionalan Guru Penjasorkes di Sekolah Menengah Pertama
kab. Dharmasraya kerangka tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar 1: Kerangka Konseptual
C. Pertanyaan Penelitian
Yang menjadi pertanyaan dalam penelitian ini yaitu :
1. Sejauh mana perencanaan penjasorkes di sekolah menengah pertama kab.
Dharmasraya ?
2. Sejauah mana pelaksanaan pembelajaran penjasorkes di sekolah menegah
pertama kab. Dharmasraya?
3. Sejauh mana evaluasi penjasorkes di sekolah menengah pertama
menengah kab. Dharmasraya?
Penerapan ke profesionalan
guru penjasorkes
Perencanaan proses
pembelajaran
Pelaksanaan proses
pembelajaran
Mengevaluasi pembelajaran
27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian adalah deskriptif, maksudnya penelitian ini tertuju pada
pengungkapan suatu keadaan sebagaiman adanya sesuai dengan pendapat
yang dikemukakan oleh Arikunto Suharsimi (1997:291) yang mengatakan
bahwa” penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksud untuk
mengumpulkan informasi mengenai status genjala menurut apadanya pada
saat penelitian dilakukan” Penelitian ini akan mendeskripsikan, mengungkap
dan menapsirkan data yang berhubungan dengan Penerapan Ke
Profesionalan Guru Penjasorkes di SMP Negeri Kabupaten Dharmasraya.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini diambil di SekolahMenengah Pertama Negeri Kab.
Dharmasraya.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah seluruh data atau objek, individu, pristiwa yang
menjadi perhatian peneliti suatu ruang lingkup dan waktu yang dan waktu
yang kita tentukan. Secara rinci nawami dalam saferi (2002: 35)
menyatakan bahwa populasi adalah keseluruhan obek peneliti yang terdiri
dari manusia, banda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, genjala-genjala,
nilai tes atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang dimiliki
28
karakteristik tertentu dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini yang
akan menjadi populasi adalah guru penjas di SMP Negeri Kabupaten
Dharmasraya. Untuk lebih jelas mengenai populasi dalam penelitian ini
dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 1
Distribusi populasi penelitian
No Nama Sekolah Jumlah Guru Penjasorkes
1 SMPN 1 Pulau punjung 2
2 SMPN 2 Pulau punjung 2
3 SMPN 1 Sitiung 2
4 SMPN 2 Sitiung 2
5 SMPN 1 Koto Baru 2
6 SMPN 2 Koto Baru 2
7 SMPN 3 Koto Baru 2
8 SMPN 1 Koto Salak 2
9 SMPN 2 Koto Salak 2
10 SMPN 1 Padang Laweh 2
11 SMPN 1 Tiumang 2
12 SMPN 1 Koto Besar 2
13 SMPN 2 Koto Besar 1
14 SMPN 3 Koto Besar 1
15 SMPN 1 Sungai Rumbai 2
16 SMPN 2 Sungai Rumbai 2
Jumlah 30
Berdasarkan urain dan tabel diatas, pupolasi dalam penelitian ini
adalah 16 sekolah dan 30 Guru Penjasorkes di SMP Negeri Kabupaten
Dharmasraya.
2. Sampel
Sampel merupakan sebagian dari populasi atau yang mewakili
populasi sekaligus mengambarkan populasi itu sendiri. Sugiono
(2006:118) mengemukakan bahwa :
“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, maka penenliti dapat
29
mengunakan sampel yang diambil dari populasi. Apa yang
dipelajaridari sampel, kesimpulanya akan dapat diberlakukan untuk
populasi, untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-
betul repsentatif”.
Menurut pendapat sutrisno (19993:321) : “jika populasi kurang dari
100, lebih baik semua populasinya dijadikan sampel, selanjutnya jika
populasinya lebih dari 100 maka sampelnya minimal 10-25%. Berdasarkan
pendapat diatas maka jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu seluruh
jumlah populasi yang ada yaitu 30 orang. Dengan demikian maka teknik
pengambilan sampel adalah secara Total Sampling.
D. Data
1. Jenis Data
Jenis data yang akan diambil pada penelitian ini, yaitu:
a. Data primer, yaitu data tentang Perencanaan pembelajaran, Pelaksanaan
Pembelajaran,evaluasi. Data ini di peroleh melalui sebuah kuesioner
(penyebaran angket).
2. Sumber data
Sumber data dalam penelitian ini yaitu :
a. Kepala sekolah SMPN Di Kabupaten Dharmasraya.
b. Guru Penjasorkes SMPN Kab. Dharmasraya
3. Alat Pengumpul Data
Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian ini adalah:
30
a. Angket/kuesioner
Instrumen dalam penelitian ini adalah angket/kuesioner, angket
yang diberikan adalah angket terbuka, berupa daftar pertanyaan tentang,
perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi
pembelajaran yang diisi oleh guru penjasorkes di Sekolah Menengah
Pertama kab. Dharmasraya.
Bentuk pertanyaan bersifat mengungkap tentang perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi pembelajaran pendidikan jasmani di Sekolah
Menegah Pertama Kab. Dharmasraya, penyusunan angket mengunakan
skala Gutman langkah-langkah yang digunakan dalam pengambilan
data sebagai berikut :
1) Penyusunan Kisi-kisi Angket/Mengidentifikasi Variabel
Sebelum angket diberikan terlebih dahulu di buat kisi-kisi yang
berisi indikator variable yang telah ditentukan, indikator ini disusun
berdasarkan kajiaan teori yang telah diuraikan sebelumnya.(Arikunto
2002).
31
Tabel 2.
Kisi – kisi Kuesioner
Variabel Indikator Sub indikator
No item
Jumlah
Positif Negativ
e
Penerapan ke
profesionalan
guru
penjasorkes
1. Merencanakan
proses
pembelajaran
2. Melaksanakan
proses
pembelajaran
3. Mengevaluasi
proses
pembelajaran
- Pengembangan
silabus
- Pengembangan
RPP
- Kegiatan awal
- Inti
- Penutup
- Evaluasi hasil
- Tes
- pengamatan
- Psikomotor
- Afektif
- Kognitif
1,3,4,6,8,
10,12.
14,17,18,
20,22,25,
26,28,29.
30,31,33,
35.
2,5,7,9,1
1,13.
15,16,19
,21,23,2
4,27.
32,34,36
13
16
7
Total 36
2) Penyusunan Angket
Sehubungan dengan hal tersebut skala pengukuran yang dipakai
adalah skala Likert. Pertanyaan yang disediakan atas 2 alternatif
jawaban Yaitu YA Dan TIDAK.
E. Teknik Analisis Data
Setelah data berhasil dikumpulkan dan disusun menurut kelompok-
kelompok masing-masing, kemudian mengunakan teknik distribusi frekuensi
atau statistik deskriptif dengan rumus :
p =
x 100%
Keterangan:
P = persentase hasil yang dioeroleh
32
F = frekeensi dari masing-masing jawaban
N = jumlah responden
(Sudjana 1982;225)
Untuk menyimpulkan kajian masing-masing indikator digunakan kriteria
pembanding berikut :
90% - 100% Sangat Baik
80% - 89% Baik
65% - 79% Cukup
55% - 64% Kurang Baik
0% - 54% Tidak Baik
33
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Vertifikasi Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini diverifikasi terlebih dahulu.
Hal ini dimaksudkan untuk memeriksa kelengkapan data dari masing - masing
instrumen yang diberikan pada responden. Berdasarkan hasil verifikasi dari
jumlah sampel pada penelitian ini, maka sebanyak 30 orang sampel yang
diberikan angket.
B. Deskriptif Data
Deskriptif data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah untuk melihat
karakteristik distribusi data dari variabel pertanyaan yang meliputi aspek:
1. Merencanakan Proses Pembelajaran
Dari analisis data yang dilakukan terhadap 30 orang guru dengan
jumlah pertanyaan 36 butir ternyata yang menjawab “ya” sebanyak 248
atau dipersentasekan menjadi 63,6%. Maka dalam merencanakan proses
pembelajaran guru penjasorkes SMPN Kab. Dharmasraya termasuk
ketegori kurang baik dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 3
Deskriptif Merencanakan Proses Pembelajaran
No Kategori
Jawaban
Total Jumlah
Skor Jawaban
Peresentase
(%)
Tingkat capaian
(%)
1 Ya 248 63,6 63,6
2 Tidak 142 36,4
Jumlah 390 100
34
Untuk lebih jelas dapat dilihat pada grafik dibawah ini :
Gambar 2.
Grafik Batang Tentang Merencanakan Proses Pembelajaran
2. Melaksanakan Proses Pembelajaran
Dari analisis data yang dilakukan terhadap 30 orang guru dengan
jumlah pertanyaan 36 butir ternyata yang menjawab “ya” sebanyak 277
atau dipersentasekan menjadi 57,7%. Maka dalam melaksanakan proses
pembelajaran guru penjasorkes SMPN Kab. Dharmasraya termasuk
ketegori kurang baik dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4
Deskriptif Melaksanakan Proses Pembelajaran
No Kategori
Jawaban
Total Jumlah
Skor Jawaban
Peresentase
(%)
Tingkat capaian
(%)
1 Ya 277 57,7 57,7
2 Tidak 203 42,3
Jumlah 480 100
63.6
36.4
0
10
20
30
40
50
60
70
Ya Tidak
35
Untuk lebih jelas dapat dilihat pada grafik dibawah ini :
Gambar 3.
Grafik Batang Tentang Melaksanakan Proses Pembelajaran
3. Mengevaluasi Proses Pembelajaran
Dari analisis data yang dilakukan terhadap 30 orang guru dengan
jumlah pertanyaan 36 butir ternyata yang menjawab “ya” sebanyak 122
atau dipersentasekan menjadi 58,1%. Maka dalam mengevaluasi proses
pembelajaran guru penjasorkes SMPN Kab. Dharmasraya termasuk
ketegori kurang baik dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 5
Deskriptif Mengevaluasi Proses Pembelajaran
No Kategori
Jawaban
Total Jumlah
Skor Jawaban
Peresentase
(%)
Tingkat capaian
(%)
1 Ya 122 58,1 58,1
2 Tidak 88 41,9
Jumlah 210 100
57.7
42.3
0
10
20
30
40
50
60
70
Ya Tidak
36
Untuk lebih jelas dapat dilihat pada grafik dibawah ini :
Gambar 4.
Grafik Batang Tentang Mengevaluasi Proses Pembelajaran
C. Pembahasan
Berdasarkan analisis Deskriptif yang telah dilakukan, maka pada bagian
ini akan dilakukan pembahasan terhadap hasil temuan penelitian.
1. Merencanakan Proses Pembelajaran
Berdasarkan hasil analisis deskriptif data mengenai merencanakan
proses pembelajaran dengan 30 orang responden dan kriteria interpretasi
skor yang diperoleh berada pada klasifikasi terlaksana dengan kurang baik.
Hal ini diketahui karena didapatkan frekuensi jawaban “ya” sebanyak 248
atau dipersentasekan menjadi 63,6% dan “tidak” sebanyak 142 atau
dipersentasekan menjadi 36,4%. Dilihat dari persentase jawaban yang
belum begitu tinggi karena masih banyak responden yang memberikan
jawaban tidak yaitu 36,4%, dapat dikatakan dalam merencanakan proses
58.1
41.9
0
10
20
30
40
50
60
70
Ya Tidak
37
pembelajaran belum terlaksana dengan baik. Hal ini terjadi karena kurang
kreatifnya para guru untuk mengembangkan silabus dan RPP. Guru
sebagai tenaga pengajar memiliki peranan yang sangat penting untuk
terlaksananya pembelajaran yang kondusif, guru harus mampu
merencanakan pembelajaran dengan sebaik mungkin agar tujuan
pembelajaran bisa tercapai dengan optimal.
Perencanaan pengajaran di indonesia merupakan suatu proses
penyusunan alternatif kebijaksanaan mengatasi masalah yang akan
dilaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan pembangunan pendidikan
Nasional dengan mempertimbangkan kenyataan-kenyataan yang ada di
bidang sosial, ekonomi, budaya dan kebutuhan pembagunan secara
menyeluruh terhadap Pendidikan Nasional. Rencana pelaksanaan
pembelajaran adalah rencana yang mengambarkan prosedur dan
pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar
yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus. Lingkup
rencana pembelajaran paling luas mencakup satu kompetensi dasar yang
terdiri atas satu indikator atau beberapa indikator untuk satu kali
pertemuan atau lebih.
Persiapan di sini dapat diartikan persiapan tertulis maupun persiapan
mental, situasi emosional yang ingin dibagun, lingkungan belajar yang
produktif, termasuk menyakinkan pembelajaran untuk mau terlibat secara
penuh. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan silabus
mempunyai perbedaan, meskipun dalam hal tertentu mempunyai
38
persamaan. Silabus membuat hal-hal yang perlu dilakukan siswa untuk
menuntaskan suatu kompetensi secara utuh, artinya di dalam suatu silabus
adakalah beberapa kompetensi yang sejalan akan disatukan sehingga
perkiraan waktunya belum tau pasti beberapa pertemuan yang akan
dilakukan. Sementara itu, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah
penggalan-penggalan kegiatan yang perlu dilakukan oleh guru untuk setiap
pertemuan. Di dalamnya harus terlihat tindakan apa yang perlu dilakukan
oleh guru untuk mencapai ketuntasan kompetensi serta tindakan
selanjutnya setelah pertemuan selesai. Perencanaan pembelajaran oleh
Guru yang tertuang dalam RPP tidak dapat lepas dari silabus yang di
siapkan untuk setiap semester dalam kegiatan belajar mengajar.
2. Melaksanakan Proses Pembelajaran
Berdasarkan hasil analisis deskriptif data mengenai pelaksanaan
proses pembelajaran dengan 30 orang responden dan kriteria interpretasi
skor yang diperoleh berada pada klasifikasi terlaksana dengan kurang baik.
Hal ini diketahui karena didapatkan frekuensi jawaban “ya” sebanyak 277
atau dipersentasekan menjadi 57,7% dan “tidak” sebanyak 203 atau
dipersentasekan menjadi 42,3%. Dilihat dari persentase jawaban yang
belum begitu tinggi karena masih banyak responden yang memberikan
jawaban tidak yaitu 42,3%, dapat dikatakan proses pembelajaran
penjasorkes belum terlaksana dengan baik. Hal ini menandakan bahwa
tujuan pembelajaran belum bisa dicapai dengan optimal, dengan kata lain
berarti pembelajaran tidak terlaksana sebagaimana mestinya. Pembelajaran
39
yang tidak terlaksana secara kondusif merupakan kegagalan guru dalam
menyelenggarakan pembelajaran, sehinnga tujuan pembelajaran tidak
tercapai dengan maksimal, hal ini di gambarkan dari presentase jawaban
„tidak‟ dari responden yang cukup tinggi yaitu 42,3 % dan ini bukanlah hal
yang baik dalam pelaksanaan pembelajaran.
Pembelajaran berbasis kompetensi hendaknya dilaksanakan
berdasarkan kebutuhan dan karakteristik peserta didik, serta kompetensi
dasar pada umumnya. Oleh karena itu prinsip-prinsip dan prosedur
pembelajaran berbasis kompetensi sudah seharusnya dijadikan sebagai
salah satu acuan dan dipahami oleh para guru, fasilatator, kepala sekolah,
pengawas sekolah dan tenaga kependidikan lain di sekolah. Aspek-aspek
yang perlu dilihat dalam pelaksanaan pembelajaran, bagaimana siswa
berkerjasama dan mampu menerima pelajaran yang diberikan guru, guru
sangat berperan penting dalam keberhasilan siswa mengikuti pembelajaran
yang disajikan. Melalui metode-metode yang diterapkan dan dibutuhkan
bila serta keterampilan guru untuk memberikan penjelasan baik secara
verbal maupun nonverbal. Dan jika memungkinkan guru juga dapat
`mengunakan gambar atau media elektronik untuk memudahkan siswa
dalam menerima pelajaran yang diberikan. Mulyasa (2003:56)
menjelaskan bahwa : “Metode yang digunakan guru dalam pembelajaran
adalah metode deduktif atau metode perintah dan tugas yaitu dengan
demonstrasi, menjelaskan gerakan dan sebagainya. Sehingga siswa mampu
40
menerapkan dalam pelaksanaan dalam pelaksanaan pembelajaraan
sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai”
3. Mengevaluasi Proses Pembelajaran
Berdasarkan hasil analisis deskriptif data mengenai mengevaluasi
proses pembelajaran dengan 30 orang responden dan kriteria interpretasi
skor yang diperoleh berada pada klasifikasi terlaksana dengan kurang baik.
Hal ini diketahui karena didapatkan frekuensi jawaban “ya” sebanyak 122
atau dipersentasekan menjadi 58,1% dan “tidak” sebanyak 88 atau
dipersentasekan menjadi 41,9%. Dilihat dari persentase jawaban yang
belum begitu tingi karena masih banyak responden yang memberikan
jawaban tidak yaitu 41,9%, dapat dikatakan dalam mengevaluasi proses
pembelajaran guru belum melaksanakannya dengan baik. Proses
pengevaluasian proses pembelajaran harus dilaksanakan dengan sebaik-
baiknya oleh guru, sesuai dengan metode penilaian yang ada. Merujuk
pada hasil sebaran angket yang telah dilakukan, terlihat bahwa 41,9% atau
hampir setengah dari jumlah responden yang tidak melakukan proses
pengevalusian dengan baik. Praktek seperti ini sangat tidak baik jika terus
dilakukan, maka sebagai guru seharusnya menambah pengetahuannya
tentang cara-cara pemberian nilai yang baik dan benar.
Evaluasi adalah kegiatan indentifikasi untuk melihat apakah suatu
program yang telah direncankan telah tecapai atau belum, berharga atau
tidak, dan dapat pula untuk melihat tingkat efisisen pelaksanaanya.
Evaluasi berhubungan dengan keputusan nilai (value juggement). Dalam
41
bidang pendidikan, kita dapat melakukan evaluasi terhadap kurikulum
baru, suatu kebijakan pendidikan, sumber belajar tertentu, atau etos kerja
guru. Pengukuran (measurement) adalah proses pembverian angka atau
usaha memperoleh deskripsi numerik dari suatu tingkatan pencapaian
karakteristik oleh peserta didik.
Penilaian (asessment) adalah penerapan berbagai cara dan pengunaan
beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana
hasil belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian
kemampuan) peserta didik. Penilaian menjawab pertanyaan tentang sebaik
apa hasil atau prestasi seorang peserta didik. Hasil penilaian menjawab
dapat berupa nilai kualitatif (berupa angka). Pengukur berhubungan
dengan proses pencarian atau penentuan nilai kuatitatif tersebut.
Evaluasi atau penilain merupakan tugas lanjutan dari guru untuk menilai
apakah tujuan , kemajuan dalam menerima pelajaran dari hasil belajar di kelas
telah dicapai oleh siswa. penilain yang dilakukan guru pendidikan jasmani dilihat
dalam menguji siswa dalam melaksanakan gerakan-gerakan yang telah
dipelajarinya, dan bagaimana siswa mengembangkan gerakan tersebut. Penilain
ini diambil dengan mengunakan laporan hasil pengamatan guru disetiap akhir
pelajaran. Dengan adanya lembar pengamatan tersebut, maka memudahkan
guru dalam memberikan penilaian yang objektif karena dari hasil pengamatan
tersebutlah nilai yang diperoleh siswa dijadikan sebagai patokan keberhasilan
siswa.
42
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang penerapan ke
profesionalan guru penjasorkes di Sekolah Menengah Pertama Negeri
Kabupaten Dharmasraya dapat diambil kesimpulan seperti berikut :
1. Tingkat capaian penerapan ke profesionalan guru penjasorkes di Sekolah
Menengah Pertama Negeri Kabupaten Dharmasraya dari segi
merencanakan proses pembelajaran berada pada klasifikasi terlaksana
dengan kurang baik, dengan 63,6% responden menyatakan
merencanakan proses pembelajaran terlaksana dan 36,4% responden
menyatakan merencanakan proses pembelajaran tidak terlaksana.
2. Tingkat capaian penerapan ke profesionalan guru penjasorkes di Sekolah
Menengah Pertama Negeri Kabupaten Dharmasraya dari segi
melaksanakan proses pembelajaran berada pada klasifikasi terlaksana
dengan kurang baik, dengan 57,7% responden menyatakan melaksanakan
proses pembelajaran terlaksana dan 42,3% responden menyatakan
melaksanakan proses pembelajaran tidak terlaksana.
3. Tingkat capaian penerapan ke profesionalan guru penjasorkes di Sekolah
Menengah Pertama Negeri Kabupaten Dharmasraya dari segi
mengevaluasi proses pembelajaran berada pada klasifikasi terlaksana
dengan kurang baik, dengan 58,1% responden menyatakan mengevaluasi
43
proses pembelajaran terlaksana dan 41,9% responden menyatakan
mengevaluasi proses pembelajaran tidak terlaksana.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan maka penulis memberikan
saran sebagai berikut :
1. Guru Penjasorkes di SMPN Kabupaten Dharmasrayaagar terus dapat
mengembangkan pengetahuan dalam hal modifikasi dalam kegiatan
pembelajaran Penjasorkes, karena itu akan menambah tingkat motivasi
siswa.
2. Kepala Sekolah diSMPN Kabupaten Dharmasraya, dalam rangka
meningkatkan kompetensi siswa dan peningkatan hasil belajar siswa,
diharapkan dapat memberikan dukungan, baik itu dalam penyediaan
sarana dan prasarana, maupun dukungan moril.
3. Siswa di SMPN kabupaten Dharmasrayaagar dapat mempertahankan
tingkat motivasi terhadap pembelajaran Penjasorkes, karena itu akan
membantu dalam pencapaian Penjas itu sendiri, yang salah satunya
adalah pencapaian tingkat kebugaran jasmani.
4. Kepada Dinas Pendidikan agar memberikan dukungan baik secara moril
dan materil, yaitu dalam penyediaan sarana dan prasarana, demi
kelancaran proses belajar mengajar Penjasorkes di SMPN Kabupaten
Dharmasraya.
44
5. Semua pihak terkait, orang tua dan masyarakat, diharapkan dapat
bekerjasama, sebagai motivator dalam rangka peningkatan moivasi, dan
peningkatan kualitas modifikasi dalam pembelajaran Penjasokes.
45
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1989.Menajemen penelitian. Jakarta: Bumi Aksara
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta
Sudjana, Nana. 1989. Metoda Statistik. Bandung. Tarsito
Suwirman (2006) Dasar-Dasar Penelitian. Fik UNP
Depdiknas (2008) Peraturan Mendiknas. Jakarta, Depdiknas
Palaning, Dio (2006) Pelaksanaan Pembelajaran Penjas Pada Siswa SMAN I
Sijunjung, Padang, UNP (Skripsi)
Zalfendi dan Hendri Neldi (2011) Perencanaan dan Telaah Kurikulum Dalam
Pembelajaran Penjasorkes. Padang.
Zalfendi, Hendri dan Willadi Rasyid (2011) Strategi Pembelajaran. Padang,
Sukabina Press.
BSNP (2008) Pedoman Penyusunan KTSP. Jakarta, Depdiknas.
Lutan, Rusli DKK (2002) Pendidikan Kebugaran Jasmani : Orientasi
Pembinaan Sepanjang Hayat. Jakarta, Depdiknas
(2006). Panduan Pengembangan Sialbus Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani,
Olahraga, dan Kesehatan, Jakarta : Depdikanas, Derektorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Lanjutan
Pertama.
Wirakartakusumah, 1998 Pengertian Mutu Dalam Pendidikan, lokalkarya MMT
IPB, Kampus Dermaga Bogor 26 maret
Depdiknas(2006) Tentang Standar Isi. jakarta Depdiknas
Salinan. Paraturan Menteri Pendidikan Rupublik Indonesia Nomor 41 Tahun
2007. Tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah
(2003). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta :CV.Eko Jaya.
(2006).Undang-Undang Republik Indonesia No 14 Tahun 2005 Tentang Guru
dan Dosen. Jakarta : Sinar Grafika
46
LAMPIRAN
Lampiran 1
Kisi-kisi Angket Penelitian
Variabel Indikator Sub indikator No item
Jumlah Positif Negatif
Penerapan
keprofesionalan
guru
penjasorkes
4. Merencanakan
proses
pembelajaran
5. Melaksanakan
proses
pembelajaran
6. Mengevaluasi
proses
pembelajaran
- Pengembangan
silabus
- Pengembangan
RPP
- Kegiatan awal
- Inti
- Penutup
- Evaluasi hasil
- Tes
- pengamatan
- Psikomotor
- Afektif
- Kognitif
1,3,4,
6,8,10
,12.
14,17,
18,20,
22,25,
26,28,
29.
30,31,
33,35.
2,5,7,9,
11,13.
15,16,1
9,21,23
,24,27.
32,34,3
6.
13
16
7
Total 36
47
Lampiran 2
ANGKET
PENERAPAN KE PROFESIONALAN GURU PENJASORKES DI
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI KAB. DHARMAS RAYA
Petunjuk Pengisian Angket:
1. Pilihlah salah satu jawaban yang sesuai dengan pendapatmu dan berilah tanda
() pada kolom yang tersedia “Ya atau Tidak”.
2. Setiap jawaban yang kamu berikan dijamin kerahasiaannya.
No Pertanyaan Ya Tidak
1 Komponen silabus : 1) Identitas mata pelajaran 2)SK 3)
KD 4) materi pembelajaran 5) kegiatan pembelajaran 6)
indikator, 7) penilaian 8) alokasi waktu 9) sumber belajar,
Apakah bapak/ibu ada membuat ke Sembilan komponen
silabus tersebut ?
2 Apakah bapak/ibu dalam merancang silabus kadang-
kadang membuat komponen di atas kurang dari Sembilan
komponen?
3 Apakah dalam menulis komponen standar kompotensi dan
kompetensi dasar bapak/ibu selalu merujuk KTSP ?
4 Komponen RPP : 1) Identitas mata pelajaran 2) SK 3) KD
4) indikator 5) tujuan pembelajaran 6) materi ajar 7)
alokasi waktu 8) metode pembelajaran 9) kegiatan
pembelajaran 10) penilaian 11) sumber belajar, apakah
bapak/ibu selalu membuat sebelas komponen RPP
tersebut?
5 Kadang-kadang bapak/ibu hanya membuat delapan atau
Sembilan komponen saja ?
6 Apakah dalam merancang RPP bapak/ibu selalu membuat
untuk satu kali tatap muka saja ?
7 Apakah dalam merancang RPP bapak/ibu selalu membuat
untuk beberapa kali tatap muka ?
8 Dalam merancang indikator pencapaian kompetensi apakah
bapak/ibu selalu menuliskan tiga indikator yaitu :
psikomotor, kognitif dan afektif ?
9 Dalam merancang indikator kompetensi apakah bapak/ibu
hanya menuliskan dua indikator saja ?
10 Dalam membuat RPP khususnya komponen materi ajar
apakah bapak/ibu menuliskan materi yang bersifat fakta,
konsep, prinsip dan prosedur ?
48
11 Apakah bapak/ibu kurang memahami istilah fakta, konsep,
prinsip dan prosedur untuk materi ajar ?
12 Apakah bapak/ibu dalam merancang RPP menuliskan lebih
dari empat metode belajar ?
13 Apakah bapak/ibu dalam merancang RPP menuliskan
kurang dari empat metode belajar ?
14 Apakah bapak/ibu di awal tahap pembukaan pelajaran
selalu melakukan 1. Melakukan pertanyaan-pertanyaan
tentang materi yang akan di pelajari 2. Menjelaskan garis
besar materi 3. menjelaskan KD 4. Memimpin
pemanasan.?
15 Berdasarkan pertanyaan no 14 di atas bapak/ibu kadang-
kadang melakukan kurang dari empat kegiatan diatas ?
16 Apakah dalam memberikan pemanasan bapak/ibu sering
memberikan permainan yang sama, untuk KD yang
berbeda ?
17 Dalam memberikan pemanasan bapak/ibu memberikan
permainan kecil yang bervariasi dalam KD yang berbeda ?
18 Kegiatan inti : 1) Eksplorasi 2) Elaborasi 3) Konfirmasi.
Apakah bapak/ibu ada membuat tiga komponen inti ini di
setiap pembelajaran ?
19 Kadang-kadang bapak/ibu membuat komponen di atas
kurang dari tiga ?
20 Apakah bapak/ibu dalam setiap pembelajaran menyiapkan
LKS ?
21 Bapak/ibu hanya membuat LKS untuk materi tertentu saja?
22 Apakah bapak/ibu pada setiap kegiatan inti membuat
rancangan waktunya ?
23 Apakah bapak/ibu hanya memperkirakan waktu pada
kegiatan inti ?
24 Apakah bapak/ibu tidak memperhatikan aktif peserta didik
dalam proses pembelajaran ?
25 Adakah dalam kesulitan pembelajaran peserta didik
melakukan kerja sama dalam bentuk kelompok melakukan
gerakan ?
26 Apakah peserta didik tidak berani melakukan suatu
kegiatan gerakan jika mengalami kesulitan ?
27 Apakah bapak/ibu ada melibatkan peserta didik mengambil
kesimpulan pelajaran yang telah selesai di laksanakan ?
28 Apakah bapak/ibu ada menyampaikan materi pelajaran
untuk pertemuan berikutnya ?
29 Apakah bapak/ibu mengevaluasi hasil belajar untuk
mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik ?
49
30 Bapak/ibu melakukan evaluasi materi pembelajaran pada
waktu tertentu saja ?
31 Adakah bapak/ibu mencantumkan ranah psikomotor,
kognitif dan afektif di dalam melakukan evaluasi ?
32 Kadang-kadang bapak/ibu hanya menilai dari aspek
psikomotor saja ?
33 Apakah bapak/ibu ada melakukan tes dari ketiga aspek
ranah di atas ?
34 Bapak/ibu hanya melakukan tes terhadap aspek ranah
afektif saja ?
35 Apakah bapak/ibu ada memberikan remedial kepada
peserta didik yang belum bisa dan memberikan pengayaan
kepada peserta didik yang telah bisa ?
36 Dari pertanyaan no 35 bapak/ibu hanya memberikan
pengayaan saja kepada peserta didik ?
50
Lampiran 3
Tabel Skor Merencanakan Proses Pembelajaran
No Pertanyaan Ya Tidak
Skor Tingkat
Pencapaian F % F %
1 Komponen silabus : 1)
Identitas mata pelajaran
2)SK 3) KD 4) materi
pembelajaran 5) kegiatan
pembelajaran 6) indikator,
7) penilaian 8) alokasi
waktu 9) sumber belajar,
Apakah bapak/ibu ada
membuat ke Sembilan
komponen silabus tersebut ?
30 100 0 0 30 100
2 Apakah bapak/ibu dalam
merancang silabus kadang-
kadang membuat komponen
di atas kurang dari Sembilan
komponen?
0 0 30 100 0 0
3 Apakah dalam menulis
komponen standar
kompotensi dan kompetensi
dasar bapak/ibu selalu
merujuk KTSP ?
30 100 0 0 30 100
4 Komponen RPP : 1)
Identitas mata pelajaran 2)
SK 3) KD 4) indikator 5)
tujuan pembelajaran 6)
materi ajar 7) alokasi waktu
8) metode pembelajaran 9)
kegiatan pembelajaran 10)
penilaian 11) sumber
belajar, apakah bapak/ibu
selalu membuat sebelas
komponen RPP tersebut?
30 100 0 0 30 100
5 Kadang-kadang bapak/ibu
hanya membuat delapan
atau Sembilan komponen
saja ?
5 16,7 25 83,3 5 16,7
6 Apakah dalam merancang
RPP bapak/ibu selalu
membuat untuk satu kali
tatap muka saja ?
30 100 0 0 30 100
7 Apakah dalam merancang
RPP bapak/ibu selalu 2 6,67 28 93,3 2 6,67
51
membuat untuk beberapa
kali tatap muka ?
8 Dalam merancang indikator
pencapaian kompetensi
apakah bapak/ibu selalu
menuliskan tiga indikator
yaitu : psikomotor, kognitif
dan afektif ?
30 100 0 0 30 100
9 Dalam merancang indikator
kompetensi apakah
bapak/ibu hanya menuliskan
dua indikator saja ?
0 0 30 100 0 0
10 Dalam membuat RPP
khususnya komponen materi
ajar apakah bapak/ibu
menuliskan materi yang
bersifat fakta, konsep,
prinsip dan prosedur ?
30 100 0 0 30 100
11 Apakah bapak/ibu kurang
memahami istilah fakta,
konsep, prinsip dan
prosedur untuk materi ajar ?
27 90 3 10 27 90
12 Apakah bapak/ibu dalam
merancang RPP menuliskan
lebih dari empat metode
belajar ?
4 13,3 26 86,7 4 13,3
13 Apakah bapak/ibu dalam
merancang RPP menuliskan
kurang dari empat metode
belajar ?
30 100 0 0 30 100
JUMLAH 248 63,6 142 36,4 248 63,6
52
Lampiran 4
Tabel Skor Melaksanakan Proses Pembelajaran
No Pertanyaan Ya Tidak
Skor Tingkat
Pencapaian F % F %
14 Apakah bapak/ibu di awal
tahap pembukaan
pelajaran selalu melakukan
1. Melakukan pertanyaan-
pertanyaan tentang materi
yang akan di pelajari 2.
Menjelaskan garis besar
materi 3. menjelaskan KD
4. Memimpin pemanasan.?
30 100 0 0 30 100
15 Berdasarkan pertanyaan no
14 di atas bapak/ibu
kadang-kadang melakukan
kurang dari empat kegiatan
diatas ?
26 86,7 4 13,3 26 86,7
16 Apakah dalam
memberikan pemanasan
bapak/ibu sering
memberikan permainan
yang sama, untuk KD
yang berbeda ?
8 26,7 22 73,3 8 26,7
17 Dalam memberikan
pemanasan bapak/ibu
memberikan permainan
kecil yang bervariasi
dalam KD yang berbeda ?
22 73,3 8 26,7 22 73,3
18 Kegiatan inti : 1)
Eksplorasi 2) Elaborasi 3)
Konfirmasi. Apakah
bapak/ibu ada membuat
tiga komponen inti ini di
setiap pembelajaran ?
30 100 0 0 30 100
19 Kadang-kadang bapak/ibu
membuat komponen di
atas kurang dari tiga ?
0 0 30 100 0 0
20 Apakah bapak/ibu dalam
setiap pembelajaran
menyiapkan LKS ?
0 0 30 100 0 0
21 Bapak/ibu hanya membuat
LKS untuk materi tertentu
saja?
13 43,3 17 56,7 13 43,3
22 Apakah bapak/ibu pada 30 100 0 0 30 100
53
setiap kegiatan inti
membuat rancangan
waktunya ?
23 Apakah bapak/ibu hanya
memperkirakan waktu
pada kegiatan inti ?
0 0 30 100 0 0
24 Apakah bapak/ibu tidak
memperhatikan aktif
peserta didik dalam proses
pembelajaran ?
0 0 30 100 0 0
25 Adakah dalam kesulitan
pembelajaran peserta didik
melakukan kerja sama
dalam bentuk kelompok
melakukan gerakan ?
27 90 3 10 27 90
26 Apakah peserta didik tidak
berani melakukan suatu
kegiatan gerakan jika
mengalami kesulitan ?
25 83,3 5 16,7 25 83,3
27 Apakah bapak/ibu ada
melibatkan peserta didik
mengambil kesimpulan
pelajaran yang telah
selesai di laksanakan ?
30 100 0 0 30 100
28 Apakah bapak/ibu ada
menyampaikan materi
pelajaran untuk pertemuan
berikutnya ?
6 20 24 80 6 20
29 Apakah bapak/ibu
mengevaluasi hasil belajar
untuk mengukur tingkat
pencapaian kompetensi
peserta didik ?
30 100 0 0 30 100
JUMLAH 277 57,7 203 42,3 277 57,7
54
Lampiran 5
Tabel Skor Mengevaluasi Proses Pembelajaran
No Pertanyaan Ya Tidak
Skor Tingkat
Pencapaian F % F %
30 Bapak/ibu melakukan
evaluasi materi
pembelajaran pada waktu
tertentu saja ?
30 100 0 0 30 100
31 Adakah bapak/ibu
mencantumkan ranah
psikomotor, kognitif dan
afektif di dalam
melakukan evaluasi ?
29 96,7 1 3,33 29 96,7
32 Kadang-kadang bapak/ibu
hanya menilai dari aspek
psikomotor saja ?
2 6,67 28 93,3 2 6,67
33 Apakah bapak/ibu ada
melakukan tes dari ketiga
aspek ranah di atas ?
29 96,7 1 3,33 29 96,7
34 Bapak/ibu hanya
melakukan tes terhadap
aspek ranah afektif saja ?
0 0 30 100 0 0
35 Apakah bapak/ibu ada
memberikan remedial
kepada peserta didik yang
belum bisa dan
memberikan pengayaan
kepada peserta didik yang
telah bisa ?
30 100 0 0 30 100
36 Dari pertanyaan no 35
bapak/ibu hanya
memberikan pengayaan
saja kepada peserta didik ?
2 6,67 28 93,3 2 6,67
JUMLAH 122 58,1 88 41,9 122 58,1
55
Lampiran 6
Dokumentasi Penelitian
56
57
58