Penatalaksanaan Serangan Gout

6
Penatalaksanaan serangan gout - Sasaran penatalaksanaan serangan gout arthritis adalah mengurangi nyeri dan inflamasi secara cepat dan tepat. Sehingga memungkinkan untuk pentingnya menggunakan lebih dari 1 obat untuk meraih sasaran ini. Pemilihan obat-obatan yang digunakan harus mempertimbang beberapa faktor, yaitu pasien dengan resiko perdarahan, gangguan ginjal dan riwayat cuaca dan terdapat riwayat ulkus lambung. Terapi anti-inflamasi adalah penatalaksanaan terbaik untuk serangan gout akut, dan lebih baik jika diberikan secara dini pada saat serangan dimulai. Pasien dengan riwayat gout seharusnya selalu menjaga obat-obatan tetap di tangan untuk mengobati serangan karena pengobatan secara cepat merupakan faktor penting untuk mengurangi nyeri dan keparahan serangan tersebut. Obat-obatan antiinflamasi nonsteroid (NSAIDs), bekerja mengurangi pembengkakan,dan termasuk ibuprofen (Advil, Motrin) dan indomethacin (Indocin). NSAID sering direkomendasikan untuk pasien-pasien tanpa riwayat gangguan ginjal dan hati, tidak terdapat gangguan perdarahan, pasien yang tidak menggunakan obat-obatan antikoagulan (obat pengencer darah seperti warfarin atau Coumadin) dan pasien yang tidak memiliki riwayat ulkus lambung. NSAID merupakan terapi yang paling efektif jika diberikan segera, sebelum serangan menjadi lebih berat. Pasien-pasien yang pernah merasakan nyeri sebelumnya dapat diberikan NSAID pada saat serangan kembali timbul. Aspirin - Meskipun aspirin merupakan suatu NSAID, tapi aspirin biasanya tidak direkomendasikan untuk mengobati gout karena dapat meningkatkan dan menurunkan kadar asam urat di dalam darah.

Transcript of Penatalaksanaan Serangan Gout

Page 1: Penatalaksanaan Serangan Gout

Penatalaksanaan serangan gout - Sasaran penatalaksanaan serangan gout arthritis adalah

mengurangi nyeri dan inflamasi secara cepat dan tepat. Sehingga memungkinkan untuk pentingnya

menggunakan lebih dari 1 obat untuk meraih sasaran ini. Pemilihan obat-obatan yang digunakan harus

mempertimbang beberapa faktor, yaitu pasien dengan resiko perdarahan, gangguan ginjal dan riwayat

cuaca dan terdapat riwayat ulkus lambung. Terapi anti-inflamasi adalah penatalaksanaan terbaik untuk

serangan gout akut, dan lebih baik jika diberikan secara dini pada saat serangan dimulai.

Pasien dengan riwayat gout seharusnya selalu menjaga obat-obatan tetap di tangan untuk

mengobati serangan karena pengobatan secara cepat merupakan faktor penting untuk mengurangi nyeri

dan keparahan serangan tersebut.

Obat-obatan antiinflamasi nonsteroid (NSAIDs), bekerja mengurangi pembengkakan,dan

termasuk ibuprofen (Advil, Motrin) dan indomethacin (Indocin). NSAID sering direkomendasikan untuk

pasien-pasien tanpa riwayat gangguan ginjal dan hati, tidak terdapat gangguan perdarahan, pasien yang

tidak menggunakan obat-obatan antikoagulan (obat pengencer darah seperti warfarin atau Coumadin) dan

pasien yang tidak memiliki riwayat ulkus lambung.

NSAID merupakan terapi yang paling efektif jika diberikan segera, sebelum serangan menjadi

lebih berat. Pasien-pasien yang pernah merasakan nyeri sebelumnya dapat diberikan NSAID pada saat

serangan kembali timbul.

Aspirin - Meskipun aspirin merupakan suatu NSAID, tapi aspirin biasanya tidak

direkomendasikan untuk mengobati gout karena dapat meningkatkan dan menurunkan kadar asam urat di

dalam darah.

Colchicine – Colchicine dapat diresepkan bersama NSAID. Colchicine tidak meningkatkan resiko

ulkus, diketahui tidak berinteraksi dengan antikoagulan, dan dengan dosis yang disesuaikan, tidak

mengganggu fungsi ginjal. Bagaimanapun, colchicines dapat menyebabkan beberapa efek samping,

termasuk diare, mual, muntah dan nyeri abdomen. Karena alasana ini, Colchicine umumnya diberikan

pada pasien-pasien yang tidak toleransi terhadap NSAID. Beberapa pasien yang setuju berhasil dengan

terapi colchicines dan tidak memiliki efek samping, menjadikan colchicines sebagai terapi pertama yang

digunakan oleh kelompok ini. Sediaan colchicine biasanya berupa pil.

Steroid – steroid, seperti yang kita kenal sebagai glukokortikoid, adalah agen anti-inflamasi yang

efektif. Biasanya digunakan steroid oral termasuk prednisone, prednisolone dan metal prednisonolone.

Steroid dapat digunakan jika NSAID dan colchicines tidak dapat digunakan. Dapat diinjeksikan secara

Page 2: Penatalaksanaan Serangan Gout

langsung ke dalam sendi yang terkena (disebut sebagai injeksi intraartikular) atau dapat juga diberikan

seperti pil atau dengan injeksi intramuscular. Pasien yang mengalami peradangan sendi multipel atau

pasien yang tidak dapat diterapi dengan NSAID atau Colchicine bisa diberikan steroid oral. Walaupun,

terdapat peningkatan angka kekambuhan serangan gout (disebut rebound) pada pasien yang

mengkonsumsi steroid oral. Karena alasan ini, steroid harus diturunkan dosisnya secara perlaha-lahan

selama 1 periode 7 sampai 10 hari.

Terapi profilaksis gout – terapi profilaksis bertujuan untuk mencegah atau mengurangi penyebaran gout

arthritis akut. Colchicine biasanya disarankan sebagai terapi profilaksis, diberikan setiap hari dengan

dosis rendah untuk menghindari efek samping terhadap gastrointestinal. Colchicines mengurangi

frekuensi serangan gout akut, terutama saat obat-obatan lain mulai mengurangi kadar asam urat.

Colchicine profilaktik biasa tidak digunakan sebagai penanganan jangka panjang (bertahun-tahun), tapi sangat membantu pasien yang awalnya akut menjadi terapi pencegahan. Meskipun tercatat tidak sebaik colchicines,NSAID harian terkadang juga digunakan sebagai terapi profilaksis dan lebih berpengalaman (karena sifatnya sebagai penghilang nyeri) untuk pasien-pasien yang juga mengalami osteoarthritis.

Terapi Preventif – Terpi preventif termasuk obat-obatan dan perubahan pola diet dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama untuk menurunkan kadar asam urat dan mencegah progresifitas dari gout. Gout yang progresif dapat menyebabkan destruksi tulang dan deformitas (gout arthtropathy) , ketidakmampuan, pembentukan batu ginjal dan memungkinkan kerusakan ginjal. Pasien yang memiliki satu atau lebih komplikasi ini disarankan untuk segera mengkonsumsi obat penurun kadar asam urat.

Pengobatan – kadar asam urat atau obat antihiperuremik penurun kadar asam urat yang membantu mengeliminasi atau menurunkan produksi asam urat. Terapi antihiperuremik biasanya dimulai setelah serangan gout teratasi. Contoh obat-obatan yang digunakan adalah Probenecid, Losartan, Allopurinol. Menurunkan kadar asam urat membutuhkan waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan. Penurunan kadar asam urat yang sangat cepat dapat menyebabkan penyebaran gout akut. pengobatan untuk menurunkan kadar asam urat biasanya dimulai dari dosis rendah dan dinaikkan dosisnya secara perlahan-lahan hingga kadar asam urat darah telah berkurang dan dapat dimaintenance pada level dimana pembentukan kristal asam urat tidak mungkin terjadi.

Lowering urate levels is a process that can take weeks or months. Very rapid urate lowering can cause acute flares of gout. Medications to lower urate are generally started at a low dose and increased slowly until the blood urate level is reduced and maintained at a level where urate crystal formation is unlikely. Increased fluids are recommended during this time (at least two liters per day are recommended).

Page 3: Penatalaksanaan Serangan Gout

The prophylactic therapy (colchicine or NSAIDs, (see 'Prophylactic gout therapy' above") may be discontinued when blood levels of urate are normal and have been stable for about six months. Longer prophylactic therapy may be needed, as in patients with tophi. Blood levels of urate are monitored periodically to ensure that the goal urate level is maintained.

• Febuxostat (Uloric®) works similarly to allopurinol to lower urate levels. Although it is a more expensive alternative, it may be useful for people who need treatment to prevent repeated attacks of gout but who cannot take probenecid, benzbromarone, or allopurinol. Periodic measurement of liver function is recommended during treatment with febuxostat.

Dietary changes — Changing your diet may reduce the frequency of gout attacks. Because obesity is a risk factor for gout, as well as for many other health conditions (heart disease, diabetes, high blood pressure), losing weight is an important goal. However, starvation or fad diets are not recommended [2]. (See "Patient information: Weight loss treatments".)

Diet guidelines for patients with gout have changed over time, and it is not completely clear which combination of foods is best. The current recommendations include eating less (table 2):

• Red meat

• Seafood

• Beer and hard alcohol (eg, gin, vodka)

• Foods and drinks that contain high-fructose corn syrup (found in some non-diet sodas)

Page 4: Penatalaksanaan Serangan Gout

You are encouraged to eat and drink:

• Low fat dairy products

• Foods made with complex carbohydrates (whole grains, brown rice, oats, beans)

• A moderate amount of wine (one to two 5 ounce servings per day) is not likely to increase the risk of a gout attack.

• Coffee may decrease the risk of gout attacks

• Vitamin C (500 mg per day) has a mild urate-lowering effect and may be recommended.

Changes in diet are often recommended along with medications. Making changes in your diet, without taking a medicine, is not likely to make a big difference in your blood urate levels; following a very strict gout diet only lowers blood urate levels slightly (15 to 20 percent).