Pembahasan Gout

download Pembahasan Gout

of 17

Transcript of Pembahasan Gout

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di masyarakat kini beredar mitos bahwa ngilu sendi berarti asam urat. Pengertian ini perlu diluruskan karena tidak semua keluhan dari nyeri sendi disebabkan oleh asam urat. Pengertian yang salah ini diperparah oleh iklan jamu/obat tradisional. Penyakit rematik banyak jenisnya. Tidak semua keluhan nyeri sendi atau sendi yang bengkak itu berarti asam urat. Untuk memastikannya perlu pemeriksaan laboratorium. Sebenarnya yang dimaksud dengan asam urat adalah asam yang berbentuk kristal-kristal yang merupakan hasil akhir dari metabolisme purin (bentuk turunan nukleoprotein), yaitu salah satu komponen asam nukleat yang terdapat pada inti selsel tubuh. Secara alamiah, purin terdapat dalam tubuh kita dan dijumpai pada semua makanan dari sel hidup, yakni makanan dari tanaman (sayur, buah, kacang-kacangan) atau pun hewan (daging, jeroan, ikan sarden). Jadi asam urat merupakan hasil metabolisme di dalam tubuh, yang kadarnya tidak boleh berlebih. Setiap orang memiliki asam urat di dalam tubuh, karena pada setiap metabolisme normal dihasilkan asam urat. Sedangkan pemicunya adalah makanan dan senyawa lain yang banyak mengandung purin. Sebetulnya, tubuh menyediakan 85% senyawa purin untuk kebutuhan setiap hari. Ini berarti bahwa kebutuhan purin dari makanan hanya sekitar 15%. Sayangnya, fakta ini masih belum diketahui secara luas oleh masyarakat. Akibatnya banyak orang suka menyamaratakan semua makanan. Orang menyantap apa saja yang dia inginkan, tanpa mempertimbangkan kandungan di dalamnya. Makanan sumber dari produk hewani biasanya mengandung purin sangat

tinggi.Produk makanan mengandung purin tinggi kurang baik bagi orang-orang tertentu, yang punya bakat mengalami gangguan asam urat. Jika mengonsumsi makanan ini tanpa perhitungan, jumlah purin dalam tubuhnya dapat melewati ambang batas normal. Beberapa jenis makanan dan minuman yang diketahui bisa meningkatkan kadar asam urat adalah alkohol, ikan hearing, telur, dan jeroan. Ikan hearing atau sejenisnya (sarden), dan jeroan merupakan sumber senyawa sangat potensial. Yang tergolong 1

jeroan bukan saja usus melainkan semua bagian lain yang terdapat dalam perut hewan --seperti hati, jantung, babat, dan limfa. Konsumsi jeroan memperberat kerja enzim hipoksantin untuk mengolah purin. Akibatnya banyak sisa asam urat di dalam darahnya, yang berbentuk butiran dan mengumpul di sekitar sendi sehingga menimbulkan rasa sangat sakit. Jeroan memang merupakan salah satu hidangan menggiurkan, di antaranya soto babat, sambal hati, sate jantung, dan kerupuk limfa. Tetapi salah satu dampaknya, jika tubuh kelebihan senyawa purin maka si empunya diri mengalami sakit pada persendian.

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka kami membuat rumusan masalah yaitu sebagai berikut : 1. Apa definisi gout ? 2. Apa etiologi gout ? 3. Bagaimana patofisiologi gout ? 4. Apa factor predisposisi gout ? 5. Apa saja manifestasi klinis dari gout ? 6. Bagaimana penatalaksanaannya ? 7. Apa saja komplikasinya ? 8. Bagaimana Asuhan Keperawatan pada klien dengan Gout ?

1.3 Tujuan Tujuan umum penulisan makalah ini adalah sebagai pemenuhan tugas Sistem muskuloskeletal yang berjudul Asuhan Keperawatan pada Klien Gout. Tujuan khusus penulisan makalah ini adalah menjawab pertanyaan yang telah dijabarkan pada rumusan masalah agar penulis ataupun pembaca tentang konsep skoliosis serta proses keperawatan dan pengkajiannya.

2

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Gout (pirai) merupakan kelompok keadaan heterogenous yang berhubungan dengan defek genetic pada metabolisme purin (hiperurisemia). Pada keadaan ini bisa terjadi oversekresi asam urat atau defek renal yang mengakibatkan penurunan ekskresi asam urat, atau kombinasi keduanya. Pada hipeururismia primer, kenaikan kadar urat serum atau manifestasi penumpukan urat tampaknya merupakan konsekuensi dari kesalahan metabolism asam urat. Hiperurismea primer dapat disebabkan oleh diet yang ketat atau starvasi, asupan makanan kaya purin (kerang-kerangan, jeroan) yang berlebihan atau kelainan herediter. Pada hiperurisme sekunder, penyakit gout merupakan gambaran klinik ringan yang terjadi sekunder akibat sejumlah proses genetic atau didapat , termasuk keadaan terjadinya peningkatan pergantian sel. Perubahan faal tubulus renal yang bias sebaga kerja utama atau sebagai efek samping yang tidak dikehendaki dari preparat farmakologik (diuretic seperti tiazid dan furosemid, salisilat dosis rendah) dan etanol dapat turut menyebabkan underdekresi asam urat. 2.2 Etiologi Berdasarkan penyebabnya, penyakit asam urat digolongkan menjadi 2, yaitu : 1. Penyakit gout primer Penyebabnya kebanyakan belum diketahui (idiopatik). Hal ini di duga berjaitan dengan kombinasi factor genetic dan factor hormonal yang menyebabkan gangguan metabolism yang dapat mengakibatkan meningkatnya produksi asam urat. atau bisa juga diakibatkan karena berkurangnya pengeluaran asam urat dari tubuh. 2. Penyakit gout sekunder a. Meningkatnya produksi asam urat karena pengaruh pola makan yang tidak terkontrol, yaitu dengan mengkonsumsi makanan yang berkadar purin tinggi. Purin adalah salah satu senyawa basa organic yang menyusun asam nukleat

3

(asam inti dari sel) dan termasuk dalam kelompok asam amino, yang merupakan unsure pembentukan protein. b. Produksi asam urat juga dapat meningkat. Karena penyakit pada darah (penyakit sumsum tulang, polisitemia, anemia hemolitik), obat-obatan (alcohol, obat-obat kanker, vitamin B12,diuretika, dosis rendah asam salisilat). c. Obesitas (kegemukan) d. Intoksikasi (keracunan timbal) e. Pada penderita diabetes mellitus yang tidak terkontrol dengan baik. Dimana akan ditemukan mengandung benda-benda keton (hasil buangan metabolism lemak) dengan kadar yang tinggi. Kadar benda-benda keton yang meninggi akan menyebabkan kadar asm urat juga ikut meningggi. Factor predisposisi terjadinya penyakit gout 1. Usia , umumnya pada usia pertengahan, tetapi gejala dapat terjadi lebih awal bila terdapat factor herediter. 2. Jenis kelamin , lebih sering terjadi pada pria dengan perbandingan 20 : 1 3. Iklim , lebih banyak ditemukan pad daerah dengan suhu yang lebih tinggi. 4. Herediter , factor herediter dominan autosom sangat berperan dan sebanyak 25% disertai adanya hiperurisemia.

4

2.3 Patofisiologi Genetic Sekresi asam urat yang berkurang Produksi asam urat yang berlebih

Gangguan metabolisme purin

gout

Hiperurisemia dan serangan sinovitis akut berulang-ulang

Penimbunan Kristal urat monohidrat monosodium

Penimbunan asam urat di korteks dan reaksi inflamasi pada ginjal

Penimbunan Kristal pada membran sinovia dan tulang rawan artikular

Terjadi hialinisasi dan fibrosis pada glomerulus

Erosi tulang rawan , proliferasi sinovia dan pembentukan panus

Pielonefritis, sklerosis arteriolar, atau nefritis ronis

Degenerasi tulang rawan sendi

Terbentuk batu asam urat , gagal ginjal kronis, hipertensi, dan sklerosis

Terbentuk tofus serta fibrosis dan ankilosis pada tulang

nyeri

Hambatan mobilitas fisik

ansietas 5

Perubahan bentuk tubuh pada tulang dan sendi

Gangguan konsep diri, citra diri

2.4 Manifestasi Klinis Manifestasi sindrom gout mencakup arthritis gout yang akut (serangan rekuren inflamasi artikuler dan periartikuler yang berat), tofus (endapan Kristal yang menumpuk dalam jaringan artikuler, jaringan eseus, jaringan lunak serta kartilago), nefropati gout (gangguan ginjal) dan pembentukan batu asam urat dalam traktus urinarius. Ada empat stadium penyakit gout yang dikenali hiperurisemia asimtomatik, arthritis gout yang kronis, gout interkritikal dan gout tofaseus yang kronik. Kurang dari satu diantara lima penderita hiperurisemia akan mengalami penumpukan Kristal urat yang tampak nyata secara klinis pada saat tertentu. Pengembangan selanjutnya penyakit gout tersebut berhubungn langsung dengan lama dan beratnya hiperurisemia jadi, komitmen pada terapi hiperurisemia yang berlangsung seumur hidup itu dapat ditangguhkan sampai terjadi derangan awal penyakit gout. Bagi penderita hiperurisemia yang akan menderit gout arthritis akut merupakan manifestasi klinis yang paling sering ditemukan. Sendi kendati bagian tarsal,

pergelangan kaki atau sendi lutut dapt pula menjadi sasarann.metatarsofalangesi pada ibu jari kaki merupakan sendi yang paling sering terkena (75% dari seluruh pasien) kendati bagian tarsa;ll, pergelangan kaki atau sendi lutut dapat pula menjadi sasaran. Serangan kut dapat dipicu oleh trauma, konsumsi alcohol, diet yang salah, obatobatan, stress bedah atau keadaan sakit. Awitan yang mendadak serig terjadi pada malam hari dan membuat pasien terbangun dengan rasa nyeri yang hebat, kemerahan, pembengkakan serta rasa hangat pada sendi yang sakit. Serangan dini cenderung sembuh spontan dalam waktu 3 hingga 10 hari sekalipun tanpa terapai. Serangan tersebut akan diikuti oleh periode tanpa gejala yaitu stadium interkritikal hingga serangan berikutnya yang mungkin belum terjadi dalam tempo beberapa bulan atau tahun. Tofus umumnya ditemukan pertama kali dalam tempo rata-rata 10 tahun sesudah awitan serangan gout. Sekitar 50% pasien yang pengobatannya tidak memadai pada akhirnya akan mengalami endapan tofaseus. Tofus umumnya disertai dengan episode inflamasi yang lebih sering dan lebih berat. Kadar asam urat yang tinggi dalam serum juga berkaitan dengan pembentukan tofus yang lebih luas. Tofus 6

paling sering terjadi dalam sinovium,bursa olekranon, tulang subkondrium, tendon intrapatela serta Achilles, jaringan subkutan pada permukaan ekstensor lengan bawah dan sendi-sendi. Tofus juga pernah ditemukan dalam dinding aorta, katup jantung, kartilaggo nasal serta telinga, elopak mata, kornea dan sclera. Pembesaran sendi dapa menyebabkan gangguan gerak. Gangguan parenkim ginjal dan batu ginjal dapat terjadi pada penderita gout. Risiko urolitiasis akan meningkat pada penderita gout. Insidensi batu renak dua kali lebih besar pada penderita gout sekunder ketimbang pada pemderita gout primer. Pembentukan batu berhubungan dengan peningkatan kadar asam urat serum, keasaman urin dan pemekatan urin. 2.5 Penatalaksanaan Pengobatan a. Pengobatan Medis (kimia) Preparat colchicine (oral atau parenteral) atau NSAID, seperti indometasin, digunakan untuk meredakan serangan akut gout. Penatalaksanaan medic hiperurisemia, tofus, penghancuran sendi dan masalah renal biasanya dimulai setelah proses inflamasi akut mereda. Preparat urikosurik seperti probenesid akan memperbaiki keadaan hiperurisemia dan melarutkan endapan urat. Alopurinol juga merupakan obat yang efektif tetepi penggunaanya terbatas karena terdapat risiko toksisitas. Kalau diperlukan penurunan kadar asam urat dalam serum, preparat urikosurik merupakan obat pilihan. Kalau pasiennya berisiko untuk mengalami insufisiensi renal atau batu ginjal (kalkuli renal), alopurinol merupakan obat pilihan. b. Pengobatan tradisional (herbal) Tanaman obat yang digunakan untuk penyakit asam urat atau gout berfungsi sebagai anti radang, penghilang rasa sakit (analgetik), membersihkan darah dari zat toksik, peluruh kemih (diuretik) sehingga memperbanyak urin, dan menurunkan asam urat. Adapun jenis tanaman berkhasiat obat yang dapat digunakan untuk mengatasi asam urat diantaranya yaitu : a) Mengkudu (morinda citrifolia). Buah ini dipercaya memiliki khasiat sebagai pengurang rasa nyeri dan anti-inflamasi alamiah. Ekstranya dapat

7

menghambat enzim siklooksigenase-2 (COX-2) yang akan menyingkirkan penimbul rasa nyeri, prostalglandin (PEG). Mengkudu juga mengandung senyawa seopoletin yang memiliki sifat anti-inflamasi. b) Sambiloto. Efeknya adalah anti radang, menghilangkan nyeri, dan penawar racun. c) Kumis kucing. Efeknnya adalah anti radang, peluruh kemih,

menghancurkan batu ginjal dari Kristal asam urat. d) e) f) Daun salam. Efeknya adalah sebagai peluruh kencing, penghilang nyeri. Alang-alang. Efeknya adalah peluruh kemih. Kunyit . efeknya adalah anti radang, menghilangkan nyeri, melancarkan darah dan vital energy. c. Pengobatan Modalitas Terapi non farmakologis yang dapat digunakan sebagai alternative pilihan dalam pengobatan diminore primer adalah : a) Kompres hangat Kompres hangat adalah pengompresan yang dilakukan dengan

mempergunakan buli-buli panas yang dibungkus kain yaitu secara konduksi dimana terjadi pemindahan panas dari buli-buli ke dalam tubuh sehingga akan menyebabkan pelebaran pembuluh darah dan akan terjadi penurunan ketegangan otot sehingga nyeri sendi yang dirasakan akan berkurang atau hilang. (perry & potter, 2005) b) Olah raga Olah raga secara teratur dapat menimbulkan aliran darah pada sendi menjadi lancer sehingga dapat mengurangi rasa nyeri. c) Berhenti merokok dan mengkonsumsi alcohol. Kebiasaan-kebiasaan buruk ini mempunyai efek negative terhadap tubuh manusia, pada perokok berat dapat meningkatkaan durasi terjadinya nyeri,hal ini berkaitan ddengan peningkatan volume dan durasi perdarahan selama nyeri.

8

2.6 Pemeriksaan Penunjang 1. Serum asam urat umumnya meningkat, diatas 7,5 mg/dl. Pemeriksaan ini mengindikasikan hiperuricemia, akibat peningkatan produksi asam urat atau gangguan ekskresi. 2. Angka leukosit menunjukkan peningkatan yang signifikan mencapai 20.000/mm3 selama serangan akut. Selama periode asimtomatik angka leukosit masih dalam batas normal yaitu 5000 - 10.000/mm3. 3. Eusinofil Sedimen rate (ESR) Meningkat selama serangan akut. Peningkatan kecepatan sedimen rate mengindikasikan proses inflamasi akut, sebagai akibat deposit asam urat di persendian. 4. Urin spesimen 24 jam urin dikumpulkan dan diperiksa untuk menentukan produksi dan ekskresi dan asam urat. Jumlah normal seorang mengekskresikan 250 - 750 mg/24 jam asam urat di dalam urin. Ketika produksi asam urat meningkat maka level asam urat urin meningkat. Kadar kurang dari 800 mg/24 jam mengindikasikan gangguan ekskresi pada pasien dengan peningkatan serum asam urat.Instruksikan pasien untuk menampung semua urin dengan peses atau tisu toilet selama waktu pengumpulan. Biasanya diet purin normal direkomendasikan selama pengumpulan urin meskipun diet bebas purin pada waktu itu diindikasikan. 5. Analisis cairan aspirasi dari sendi yang mengalami inflamasi akut atau material aspirasi dari sebuah tofi menggunakan jarum kristal urat yang tajam, memberikan diagnosis definitif gout. 6. Pemeriksaan radiografi dilakukan pada sendi yang terserang, hasil pemeriksaan akan menunjukkan tidak terdapat perubahan pada awal penyakit, tetapi setelah penyakit berkembang progresif maka akan terlihat jelas/area terpukul pada tulang yang berada di bawah sinavial sendi 2.7 Komplikasi 1. Radang sendi akibat asam urat (gouty arthritis) 2. Komplikasi hiperurisemia pada ginjal (batu ginjal, gangguan ginjal akut dan kronis akibat asam urat). 3. Deformitas pada persendian yang terserang 4. Urolitiasis akibat deposit kristal urat pada saluran kemih.

9

5. Nephrophaty akibat deposit kristal urat dalam interstisial ginjal 2.8 Asuhan Keperawatan Kasus : Seorang laki2 usia 53 th dirwt di RS krn terdpt pembengkakan dan luka pada persendian ibu jari kaki kiri sejak 2 minggu lalu.nyeri spt ditusuk2 bertambah saat digerakkan dan meningkat pada mlm hari.saat dikaji sekitar luka tampak bengkak ,tampak benjolan dan kemerahan sehingga klien tdk bisa bergerak untuk keb sehari2 di bantu kel,karena klien sudah mengalami dekubitus grade 2 pada tumit kaki kiri.td 140/90mmhg,nadi 93x/ mnt,suhu 38 oC.klien terpasang kateter dengan output 600cc /hari.hasil pemeriksaan laboratorium: hb 11,1 , ht 34,leukosit 16600,ureum

137,kreatinin 2,37 ,asam urat 14,1 ,gfr 36.terapi ranitidin 2x 30ml iv,seftriaxon 1x 2gr iv,ketorolax 2x 1amp iv,infus nacl 0,9 20gtt/mnt. Berdasarkan data yang diperoleh kecurigaan bahwa pasien mengalami gangguan metobolik muskuloskeletal,dimana pembentukan urin dan ekskresi asam urat yang kurang dari ginjal. 1. Pengkajian a. Anamnesa : identitas pasien seperti a) b) c) d) Nama jenis kelamin Usia Alamat : : Tn.t : laki laki : 53 thn :::::::: 20 febuari 2011

e) Agama f) bahasa yang digunakan

g) status perkawinan h) pendidikan i) j) k) pekerjaan nomor register tanggal masuk rumah sakit : gout

b. diagnosis medis

10

c. Keluhan utama

:

d. Riwayat penyakit sekarang Sejak 2 minggu yang lalu nyeri seperti di tusuk-tusuk,nyeri bertambah saat di gerakan dan meningkat pada waktu malam . e. Riwayat penyakit dahulu f. Pemeriksaan diagnostic Pemeriksaan lab: Hb Ht Leukosit Ureum Kreatinin Asam urat GFR :11,5 :34 :16600 :137 :2,27 :14,1 :36

g. Pemeriksaan Fisik a) Keadaan umum (TTV) Kesadaran :

Keadaan penyakit : TTV : TD : 140/90 mmhg

Nadi :98 x/menit Suhu :38,5 RR : 28 x/menit

b) Pemeriksaan fisik setempat (local) B1 (Breathing) B2 (Blood) B3 (Brain) Kepala : Leher : Wajah : Mata :

Telinga: Hidung : Mulut dan faring: 11

2. Analisa Data NO 1. DATA

B4 (Bladder) B5 (Bowel) B6 (Bone )

ETIOLOGI Penimbunan Kristal pada membran sinovia dan tulang rawan artikular

MASALAH Nyeri

DS: klien mengatakan nyeri seperti di tusuk tusuk. DO: tampak kemerahan,benjolan dan kemerahan ehingga klien tidak bias bergerak.

Erosi tulang rawan , proliferasi sinovia dan pembentukan panus

2.

DS :klien mengatakan tidak dapat bias bergerak untuk kegiatan sehari hari DO:sudah mengalami dekubitus grade II. Nyeri Hambatan mobilitas fisik Ansietas. Gangguan konsep diri, citra diri

Hambatan mobilitas fisik.

3.

DS:klien berbicara takut penyakitnya tidak sembuh,klien mengatakan takut tidak bias memnafkahi kluarga. DO:klien tidak bias bergerak untuk kegiatan sehari-hari dibantu oleh kluarga

Ansietas.

3. Diagnosa Keperawatan

12

Nyeri behubungan dengan kerusakan integritas jaringan sekunder. Gangguan mobilitas fisik b.d adanya nyeri sendi. Ansietas b.d proses penyakit.

4. Intervensi Keperawatan No 1. Diagnose Nyeri behubung NOC NIC Rasional 1. Agar kadar asam urat dalam tubuh terkontrol. 2. Untuk menormalkan asam urat analgesik dalam tubuh. 3. Untuk mengompres bagian yang bengkak dan kemerahan. 4. Supaya kebutuhan obatnya terpenuhi. 5. Supaya nutrisi dalam tubuh bisa seimbang. 2. Gangguan mobilitas fisik adanya nyeri sendi Setelah dilakukan 1. anjurkan pasien tindakan untuk melakukan gerakan-gerakan bila tidak ada rasa nyeri 1. Supaya nyeri sendi berkurang. 2. Untuk melatih supaya memper cepat

Setelah dilakukan 1. Pantau kadar asam tindakankeperaw urat serum.

an dengan atan selama 3 x 2. Berikan istirahat kerusakan integritas jaringan sekunder 24 jam nyeri nyeri dengan kaki ditinggikan 3. Berikan kantung es kriteria atau panas 4. Berikan Nyeri

berkurang, hilang. Dengan hasil : -

yang deprogram

berkurang 5. Instruksikan pasien Skala nyeri dari 4 menjadi 0 untuk minim2-3 liter cairan setiap hari.

b.d keperawatan selama 2 x 24 jam hipertermia

teratasi

dengan 2. Lakukan ambulasi

13

kriteria hasil Tubuh kembali bugar. Nyeri sendi teratasi.

dengan bantuan missal dengan menggunakan walker atau tongkat 3. Lakukan ROM secara berhati-hati

penyembuhan 3. Melatih kekakuan otot dan sendi.

3.

Ansietas

Setelah dilakukan 1. Berikan pengetahuan mengenai proses penyakit 2. Berikan pengetahuan prosedur pengobatan 3. Berikan motivasi.

1. Untuk menambah pengetahuan. 2. Untuk mengetahui proses pengobatan 3. Untuk menambah rasa percaya diri pasien.

b.d proses tindakan penyakit. keperawatan selama 1 x 24 jam hipertermia teratasi dengan kriteria hasil : Ansietas teratasi Klien terlihat tenang

14

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Gout (pirai) merupakan kelompok keadaan heterogenous yang berhubungan dengan defek genetic pada metabolisme purin (hiperurisemia). Pada keadaan ini bias terjadi oversekresi asam urat atau defek renal yang mengakibatkan penurunan ekskresi asam urat, atau kombinasi keduanya. Penyebabnya kebanyakan belum diketahui (idiopatik). Hal ini di duga berjaitan dengan kombinasi factor genetic dan factor hormonal yang menyebabkan gangguan metabolism yang dapat mengakibatkan meningkatnya produksi asam urat. atau bisa juga diakibatkan karena berkurangnya pengeluaran asam urat dari tubuh Manifestasi sindrom gout mencakup arthritis gout yang akut (serangan rekuren inflamasi artikuler dan periartikuler yang berat), tofus (endapan Kristal yang menumpuk dalam jaringan artikuler, jaringan eseus, jaringan lunak serta kartilago), nefropati gout (gangguan ginjal) dan pembentukan batu asam urat dalam traktus urinarius. Ada empat stadium penyakit gout yang dikenali hiperurisemia asimtomatik, arthritis gout yang kronis, gout interkritikal dan gout tofaseus yang kronik 3.2 Saran Pada kesempatan ini kami akan mengemukakan beberapa saran sebagai bahan masukan yang bermanfaat bagi usaha peningkatan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang akan datang, diantaranya :

1. Dalam melakukan asuhan keperawatan, perawat mengetahui atau mengertitentang rencana keperawatan pada pasien dengan rheumatoid artritis, pendokumentasian harus jelas dan dapat menjalin hubungan yang baik dengan klien dan keluarga.

2. Dalam rangka mengatasi masalah resiko injuri pada klien dengan rheumatoidartritis maka tugas perawat yang utama adalah sering mengobservasi akan kebutuhan klien yang mengalami rheumatoid artritis.

15

3. Untuk perawat diharapkan mampu menciptakan hubungan yang harmonis dengankeluarga sehingga keluarga diharapkan mampu membantu dan memotivasi klien dalam proses penyembuhan.

16

DAFTAR PUSTAKA Smeltzer & Brenda G. bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.Vol III. Edisi 8. Jakarta : EGC. http://www.dexa-medica.com/images/gout_dan_hiperurisemia.pdf http://ifaria.wordpress.com/2010/01/17/asuhankeperawatangout/ Mutaqin Arief. 2008. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan

Muskuloskeletal. Jakarta : Salemba Medika http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=latar%20belakang%20makalah%20gout&source =web&cd=9&ved=0CFQQFjAI&url=http%3A%2F%2Frepository.usu.ac.id%2Fbitstream%2 F123456789%2F31060%2F5%2FChapter%2520I.pdf&ei=IFVRT7mPEIj5rQfawfTbDQ&us g=AFQjCNHUizKAsZsRUGlXxEJQiMMZKHS4Gw&cad=rja

17