Diagnosa dan Tatalaksana Perdarahan Post Partum et causa Atonia Uteri
Penatalaksanaan Atonia Uteri
description
Transcript of Penatalaksanaan Atonia Uteri
ATONIA UTERI
Atonia uteri adalah kegagalan serabut-serabut otot miometrium uterus untuk berkontraksi dan memendek. Hal ini merupakan penyebab perdarahan post partum yang paling penting dan biasa terjadi segera setelah bayi lahir hingga 4 jam setelah persalinan. Atonia uteri dapat menyebabkan perdarahan hebat dan dapat mengarah pada terjadinya syok hipovolemik
Overdistensi uterus, baik absolut maupun relatif, merupakan faktor resiko mayor terjadinya atonia uteri. Overdistensi uterus dapat disebabkan oleh kehamilan ganda, janin makrosomia, polihidramnion atau abnormalitas janin (misal hidrosefalus berat), kelainan struktur uterus atau kegagalan untuk melahirkan plasenta atau distensi akibat akumulasi darah di uterus baik sebelum maupun sesudah plasenta lahir
Penilaian Klinik Atonia Uteri
Asuhan Kebidanan Pada Persalinan 95
KOMPRESI BIMANUAL UTERUS
NO LANGKAH NILAI0 1 2
Persetujuan Tindakan Medik1 Berikan dukungan emosional dan
jaminan pelayanan 2 Perhatikan keadaan umum (kesadaran, tensi, nadi, nafas)
untuk memastikan bahwa ditemukan keadaan yang merupakan indikasi dan syarat tindakan obstetrik, atasi renjatan
3 Memberitahukan suami/keluarga terdekat akan kondisi ibu dan tindakan yang akan dilakukanPersiapan Tindakan
4 Pasien :- Perut bawah dan lipatan paha sudah dibersihkan dengan
air dan sabun- Cairan infus sudah terpasang jika diperlukan- Uji fungsi dan kelengkapan peralatan- Siapkan alas bokong, sarung kaki dan penutup perut
bawah 5 Penolong :
- Apron plastik, masker, kacamata pelindung- Sarung tangan panjang DTT/steril- Alas kaki/sepatu boot karet- Lampu sorot
Pencegahan Infeksi Sebelum Tindakan 6 Kosongkan kandung kemih 7 Setelah kandung kemih dikosongkan, cabut kateter dan
masukkan kedalam wadah yang berisi cairan klorin 0,5% 8 Pasang speculum dibawah dan diatas. Bila diperlukan,
pasang spekulum lateral kiri dan kanan. 9 Tentukan bahwa perdarahan memang keluar melalui ostium
serviks, bukan dari laserasi atau robekan jalan lahir 10 Lepaskan spekulum dan letakkan di dalam wadah yang
tersedia 11 Bersihkan sarung tangan, lepas dan rendam secara terbalik
dalam larutan klorin 0,5% 12 Cuci tangan dan lengan, keringkan dengan handuk 13 Pakai sarung tangan DTT yang baru dengan benar 14 Pastikan cairan infus berjalan baik dan uterotonika sudah
diberikanKOMPRESI BIMANUAL INTERNA
15 Penolong berdiri di depan vulva. Oleskan larutan antiseptik pada sarung tangan kanan. Dengan ibu jari dan telunjuk tangan kiri, sisihkan kedua labium mayus ke lateral dan secara obstetrik, masukkan tangan kanan melalui introitus.
16 Kepalkan tangan kanan dan letakkan dataran punggung jari
Asuhan Kebidanan Pada Persalinan 96
telunjuk hingga kelingking pada forniks anterior, dorong uterus ke kranio-anterior.
17 Tapak tangan kiri menekan bagian belakang korpus uteri. 18 Lakukan kompresi dengan jalan mendekatkan telapak tangan
kiri dengan kepalan tangan kanan pada forniks anterior. 19 Perhatikan perdarahan yang terjadi, bila perdarahan berhenti,
pertahankan posisi demikian hingga kontraksi uterus membaik. Bila perdarahan Belum berhenti, lanjutkan ke tindakan berikut.
20 Keluarkan tangan kanan, bersihkan sarung tangan dan rendam dalam klorin 0,5 %.
21 Cuci tangan dan lengan, keringkan dengan handuk. 22 Pakai sarung tangan DTT yang baru secara benar
KOMPRESI BIMANUAL UTERUSEKSTERNA
23 Penolong berdiri menghadap pada sisi kanan ibu. 24 Tekan dinding perut bawah untuk menaikkan fundus uteri
agar telapak tangan kiri dapat mencakup dinding belakang uterus
25 Pindahkan posisi tangan kanan sehingga telapak tangan kanan dapat menekan korpus uteri bagian depan
26 Tekan korpus uteri dengan jalan mendekatkan telapak tangan kiri dan kanan dan perhatikan perdarahan yangterjadi.
27 Bila perdarahan berhenti, pertahankan posisi tersebut hingga uterus dapat berkontraksi dengan baik. Bila perdarahan belum berhenti, lanjutkan ke langkah berikutKOMPRESI AORTA ABDOMINALIS
28 Raba pulsasi arteri femoralis pada lipatan paha 29 Kepalkan tangan kiri dan tekan bagian punggung jari
telunjuk hingga kelingking pada umbilikus ke arah kolumna vetebralis dengan arah tegak lurus
30 Dengan tangan lain, raba pulsasi arteri femoralis untuk mengetahui cukup tidaknya kompresi :- Jila pulsasi masih teraba, artinya tekanan kompresi masih
belum cukup- Jika kepalan tangan mencapai aorta abdominalis, maka
pulsasi arteri femoralis akan berkurang / berhenti31 Jika perdarahan pervaginam berhenti, pertahankan posisi
tersebut dan pemijatan uterus (dengan bantuanasisten) hingga uterus berkontraksi baikika perdarahan maih berlanjut :- Lakukan ligasi arteri uterina adan utero-ovarika- Jika perdarahan masih terus banyak, lakukan histerektomi
supravaginal32 Dekontaminasi dan Pencegahan Infeksi Pasca Tindakan
Perawatan Lanjutan33 Perhatikan tanda vital, perdarahan dan kontraksi uterus tiap
15 menit dalam 1 jam pertama dan 30 menit dalam 1 jam
Asuhan Kebidanan Pada Persalinan 97
kedua34 Tuliskan hasil tindakan dan instruksi perawatan lanjutan,
jelaskan dan serahkan pemantauan dan status pada petugas35 Beritahukan kepada pasien dan keluarganya tentang tindakan
dan hasilnya serta perawatan lanjutan yangmasih diperlukan
36 D0kumentasikan tindakan yangdilakukanJUMLAH
Palembang,........................................
Keterangan Evaluator0 = Tidak dilakukan sama sekali1 = Dilakukan tetapi kurang sempurna2 = Dilakukan dengan sempurna (.................................)
Nilai batas lulus = 75%
Nilai yang didapatNilai = x 100%
(Jumlah aspek yang dinilai x 2)
Catatan : ..................................................................................................................
Asuhan Kebidanan Pada Persalinan 98