Pemeriksaan Fisik Pada Bayi

11
pemeriksaan fisik pada bayi PEMERIKSAAN FISIK PADA BAYI I. Dasar Teori Pemeriksaan bayi dilakukan sesaat sesudah bayi lahir pada saat kondisi atau suhu tubuh bayi sudah stabil dan setelah dilakukan pembersihan jalan napas/resusitasi, pembersihan badan bayi, perawatan tali pusat dan bayi ditempatkan ditempat yang hangat. Maksud pemeriksaan adalah untuk mengenal/menemukan kelainan yang perlu mendapat tindakan segera. Selama proses pengkajian perhatikan keadaan umum bayi, cegah agar bayi tidak hipotermi. 1. Persiapan Alat a. Kapas b. Senter c. Thermometer d. Stetoskop e. Flanel/Selimut Bayi f. Bengkok g. Timbangan Bayi h. Pita meter (Metylen) i. Pengukur Panjang Badan j. Sarung Tangan k. Buku Catatan 2. Prosedur a. Menjelaskan pada ibu atau keluarga maksud dan tujuan dilakukan pemeriksaan. b. Mendekatkan alat kesamping klien. c. Mencuci tangan menggunakan sabun di bawah air mengalir keringkan dengan handuk bersih, dan memakai sarung tangan. d. Letakkan bayi pada tempat yang rata. Upayakan tempat pemeriksaan aman, menghindari bayi jatuh. e. Pastikan bahwa pencahayaannya baik dan bayi dalam keadaan hangat. Pajankan hanya bagian yang diperiksa dan segera selimuti kembali dengan cepat. f. Menjelaskan pada ibu/keluarga tentang hasil pemeriksaannya. g. Rapikan bayi h. Bereskan alat-alat. i. Melakukan pendokumentasian tindakan dan hasil pemeriksaan.

description

pemeriksaan fisik pada bayi

Transcript of Pemeriksaan Fisik Pada Bayi

Page 1: Pemeriksaan Fisik Pada Bayi

pemeriksaan fisik pada bayi

PEMERIKSAAN FISIK PADA BAYII. Dasar TeoriPemeriksaan bayi dilakukan sesaat sesudah bayi lahir pada saat kondisi atau suhu tubuh bayi sudah stabil dan setelah dilakukan pembersihan jalan napas/resusitasi, pembersihan badan bayi, perawatan tali pusat dan bayi ditempatkan ditempat yang hangat. Maksud pemeriksaan adalah untuk mengenal/menemukan kelainan yang perlu mendapat tindakan segera.Selama proses pengkajian perhatikan keadaan umum bayi, cegah agar bayi tidak hipotermi.1. Persiapan Alata. Kapas b. Senterc. Thermometerd. Stetoskope. Flanel/Selimut Bayif. Bengkokg. Timbangan Bayih. Pita meter (Metylen)i. Pengukur Panjang Badanj. Sarung Tangank. Buku Catatan2. Prosedura. Menjelaskan pada ibu atau keluarga maksud dan tujuan dilakukan pemeriksaan.b. Mendekatkan alat kesamping klien.c. Mencuci tangan menggunakan sabun di bawah air mengalir keringkan dengan handuk bersih, dan memakai sarung tangan.d. Letakkan bayi pada tempat yang rata.Upayakan tempat pemeriksaan aman, menghindari bayi jatuh.e. Pastikan bahwa pencahayaannya baik dan bayi dalam keadaan hangat. Pajankan hanya bagian yang diperiksa dan segera selimuti kembali dengan cepat.f. Menjelaskan pada ibu/keluarga tentang hasil pemeriksaannya.g. Rapikan bayih. Bereskan alat-alat.i. Melakukan pendokumentasian tindakan dan hasil pemeriksaan.3. a. Penimbangan Berat Badan.Periksa alat timbangan, posisi, seimbangkan timbangan dan atur skala timbangan ke titik nol sebelum penimbangan. Baca hasil timbangan sampai ketelitian 0,1 kg, hasil timbangan dikurangi dengan berat alas dan pembungkus bayi.Berat badan normal adalah 2500-3500 gram, apabila berat badan kurang dari 2500 gram disebut bayi prematur dan apabila berat badan lahir lebih dari 3500 gram maka bayi disebut macrosomia.b. Pengukuran Panjang Badan.Letakkan bayi ditempat datar. Ukur panjang badan bayi menggunakan pengukur panjang badan dari kepala sampai tumit dengan kaki atau badan bayi diluruskan. Pegangi kepala dan lutut agar kaki tetap lurus. Baca hasil pengukuran sampai ketelitian 0,1 cm.Panjang badan normal adalah 45-50 cm.c. Ukur lingkar kepala

Page 2: Pemeriksaan Fisik Pada Bayi

Pengukuran dilakukan dari dahi kemudian melingkari kepala kembali lagi ke dahi. Lingkar kepala normal adalah 33-35 cm.d. Ukur lingkar dadaLingkar dada diukur dari daerah dada ke punggung kembali ke dada (pengukuran dilakukan melalui kedua putting susu). Lingkar dada normal adalah 30-33 cm, apabila diameter kepala lebih besar 3 cm dari lingkar dada maka bayi mengalami hidrocephalus dan apabila diameter kepala lebih kecil 3 cm dari lingkar dada maka bayi mengalami microcephalus.e. Lakukan Pemeriksaan Kepala- Fontanel anterior, Fontanel posterior, Caput Succedaneum, Cephal Hematoma.- Lakukan pemeriksaan kepala, lakukan pengecekan kontur tulang tengkorak, penonjolan daerah yang cekung, perhatikan juga hubungan kedua telinga simetris atau tidak, dan keadaan mata, apakah ada tanda-tanda infeksi, perhatikan juga bibir dan mulut.• Maulage yaitu tulang tengkorak yang saling menumpuk pada saat lahir asimetri atau tidak.• Ada tidaknya caput succedaneum, yaitu edema pada kulit kepala, lunak dan tidak berfluktuasi, batasnya tidak tegas, dan menyeberangi sutura dan akan hilang dalam beberapa hari.• Ada tidaknya cephal haematum, yang terjadi sesaat setelah lahir dan tidak tampak pada hari pertama karena tertutup oleh caput succedaneum. Cirinya konsistensi lunak, berfluktuasi, berbatas tegas pada tepi tulang tengkorak, tidak menyeberangi sutura dan apabila menyeberangi sutura kemungkinan mengalami fraktur tulang tengkorak. Cephal haematum dapat hilang sempurna dalam waktu 2-6 bulan• Ada tidaknya perdarahan, yang terjadi karena pecahnya vena yang menghubungkan jaringan di luar sinus dalam tengkorak. Batasnya tidak tegas sehingga bentuk kepala tanpak asimetris, scring diraba terjadi fiuktuasi dan edema.• Adanya fontanel dengan cara palpasi dengan menggunakan jari tangan. Fontanel posterior akan dilihat proses penutupan setelah umur 2 bulan dan fontanel anterior menutup saat usia 12-18 bulan. Bagian tengkorakBagian ini yang terpenting pada persalinan karena biasanya bagian tengkoraklah yang paling depan.Yang membentuk bagian tengkorak adalah:- Tulang dahi (os frontale) 2 buah.- Tulang ubun-ubun (os parletal) 2 buah.- Tulang pelipis (os temporale) 2 buah.- Tulang belakang kepala (os occipidale) 1 buah.Yang penting dalam persalinan yaitu 7 tulang tersebut di atas. Diantara tulang-tulang tersebut terdapat sela tengkorak yang disebut sutura, yang mana ini membantu dalam persalinan. Kalau kepala anak tertekan pada waktu kepala bergeser/bergerak di bawah kedua tulang ubun-ubun, ini salah satu tanda untuk mengenal tulang belakang kepala pada pemeriksan dalam.Sutura dan ubun-ubun penting diketahui untuk menetukan presentasi/bagian terendah dari kepala anak dalam jalan lahir. Sutura : Penyatuan tulang pipih pada bagian tepinya, mis: tulang-tulang tengkorak Periksa adanya tanda-tanda kaput suksedanium dan moulding : Perubahan bentuk dan besar kepala janin ketika dipaksa melewati jalan lahir. Tulang-tulang tengkorak mungkin saling bertumpukl pada sutura yang fibrous.Karena Hal ini dapat menyebabkan kepala tampak asimetris dan mempengaruhi ukuran lingkar kepala.

Page 3: Pemeriksaan Fisik Pada Bayi

e. Mata : Kelopak mata, terbuka/tertutup, warna, air mata, reflex cornea, refleks pupil, refleks mengedip, doll eye reflex (mata boneka). Periksa mata untuk memastikan bahwa kedua mata ada, kemudian kaji ukuran dan bentuk mata serta adanya bentuk mata yang miring. Katarak terlihat seperti kabut pada kornea. Adanya rabas dari mata juga harus dicatat, rabas tersebut merupakan hal yang tidak normal dan dapat mengindikasikan adanya infeksi. Adanya perdarahan konjungtiva. Kelopak biasanya edema, Mata biasanya tertutup, Warna agak abu,abu, biru gelap, coklat. Tidak ada airmata, Adanya refleksi merah Refleks kornea sebagai respons terhadap sentuhan. Refleks pupil refleks konstriksi dan dilatasi pupil sebagai respon terhadap cahaya yang masuk kedalam mata. Refleks pupil dikendalikan oleh nervus kranialis ke3 atau n.okulomotorius. Refleks berkedip sebagai respon terhadap cahaya atau sentuhan. Fiksasi rudimeter pada objek dan kemampuan untuk mengikuti kegaris tengah. Lakukan inspeksi daerah mata.Tentukan penilaian ada tidaknya kelainan, seperti: Strabismus (koordinasi gerakan mata yang belum sempurna), dengan cara menggoyang kepala secara perlahan-lahan sehingga mata bayi akan terbuka. Kebutaan, seperti jarang berkedip atau sensitifitas terhadap cahaya berkurang. Sindrom Down, ditemukan epicanthus melebar. Glaukoma kongenital, terlihat pembesaran dan terjadi kekeruhan pada kornea. Katarak kongenital, apabila terlihat pupil yang berwarna putih.- Uji terhadap penglihatan dengan menyorotkan cahaya terang kedalam mata atau menggerakkan benda dengan cepat kearah mata. Kedipan mata dan ekstensi kepala akan terjadi bila bayi dapat melihat.- Pemeriksaan mata bayi : gendong bayi dalam posisi berdiri, pegang aksilanya dengan tangan anda dan tahan kepalanya dengan ibu jari anda. Rentangkan tangan anda dan berputarlah perlahan bersama bayi ke satu arah. Mata bayi akan terbuka, memperlihatkan bidang sclera yang terang, iris, dan gerakan ekstraokular. Kemungkinan yang ditemukan : Mata akan melihat kearah anda berputar. Saat putaran dihentikan, mata akan melihat kea rah yang berlawanan. f. Telinga : Posisi, jumlah, dan bentuk, startle reflex, posisi pinna, fleksibilitas pinna. Bunyikan bel atau suara, apabila terjadi reflek terkejut maka pendengarannya baik, kemdian apabila tidak terjadi refleks maka kemungkinan akan terjadi gangguan pendengaran. Telinga bayi cukup bulan harus memiliki tulang rawan yang cukup agar dapat kembali keposisi semula ketika digerakkan ke depan secara perlahan. Daun telinga harus berbentuk sempurna dengan lengkungan-lengkungan yang jelas dibagian atas. Posis-puncak pinna berada pada garis horizontal ber-sama bagian luar kantus mata Refleks moro atau refleks terkejut ditimbulkan oleh bunyi keras, dan tiba-tiba Pina lentur, adanya kartilago. Startle reflex : Juga disebut reflex moro. Normalnya reflex ini terdapat pada bayi baru lahir yang ketika dikejutkan akan melontarkan ke4 anggota geraknya dan kemudian menariknya kembali seperti gerakan memeluk.

Page 4: Pemeriksaan Fisik Pada Bayi

- Masa bayi : perhatikan apakah bagian atas dari daun telinga BBL menyambung dengan kulit kepala dibawah garis yang memanjang melewati kantus dalam dan kantus luar mata.- Lubang dan gendang telinga : masa bayi : perhatikan pada gendang telinga menggunakan otoskop anda dengan menarik pinna ke arah bawah.- Pendengaran : masa bayi : bunyi yang keras, tajam dekat telinga bayi dan perhatikan terhadap adanya kedipan mata (refleks berkedip akustik) Tidak terdapatnya refleks tersebut dapat menandakan terjadinya penurunan pendengaran. - Membran timpani = gendang telinga.g. Hidung : Passase udara, septum, secret, reflex glabelar. Memeriksa hidung bayi, meliputi bentuk dan lebar hidung. Pada bayi cukup bulan lebar hidung lebih dari 2,5 cm Memeriksa pola pernafasan, apakah melalui hidung atau mulut, apakah ada gerakan cuping hidung saat bernafas, apakah ada secret mukopurulent atau perdarahan. Amati pola pernapasan, apabila bayi bernapas melalui mulut maka kemungkinan bayi mengalami obstruksi jalan napas karena adanya atresia koana bilateral, fraktur tulang hidung, atau ensefalokel yang menojol ke nasofaring. Sedangkan pernapasan cuping hidung akan menujukkan gangguan pada paru. Cuping hidung tidak boleh mengembang, bila mengembang hal ini biasanya mengindikasikan adanya penyakit pernapasan. Amati mukosa lubang hidung, apabila terdapat sekret mukopurulen dan berdarah perlu,dipikirkan adanya penyakit sifilis kongenital dan kemungkinan lain. Septum: sekat yang memiisahkan 2 buah rongga.- Masa bayi : Uji patensi saluran hidung dengan menutup setiap lubang hidung secara bergantian sementara menahan agar mulut bayi tetap tertutup. Bayi akan tidak dapat bernapas bila terdapat atresia koanal.Atresia : keadaan tidak adanya lubang atau muara pada saluran yang alami, misalnya pada esophagus atau vagina.Anal : berkenaan dengan anus.h. Mulut dan tenggorokan : intack, refleks menghisap, rooting refleks, gag refleks, saliva axtrution reflex. Daerah antara mulut dan hidung harus diperiksa untuk adanya bibir sumbing. Bagian dalam mulut harus diperiksa dengan sumber cahaya yang baik dan pemeriksaan ini lebih mudah dilakukan ketika bayi menangis atau dengan menekan dagu bayi agar bayi membuka mulutnya. Langit-langit diperiksa keutuhannya, terutama pada persambungan antara palatum keras dan lunak, tempat kemungkinan terjadinya sumbing palatum. Tidak dianjurkan untuk memeriksa langit-langit dengan memasukkan jari kedalam mulut karena cara ini hanya dapat mendeteksi sumbing palatum keras, bukan sumbing palatum lunak. Gag reflex : kontraksi otot faring dan elevasi palatum yang terjadi secara reflex ketika palatum mole atau faring posterior disentuh. Rooting reflex : Begitu sudut bibir dan pipi bayi disentuh dengan tangan Anda, si kecil akan langsung memiringkan kepalanya ke arah datangnya sentuhan dengan mulut yang membuka.Catatan: Bila pipinya bersentuhan dengan payudara Anda, ia akan langsung memiringkan kepalanya dan mengarahkan mulutnya untuk mendapat ASI. Reflex menghisap : Bila bibirnya disentuh dengan ujung jari Anda, secara otomatis bayi akan membuka mulutnya dan mulai menghisap.Catatan: Ketika puting susu masuk ke dalam mulutnya, ia akan langsung menghisap ASI.- Memeriksa bentuk dan besar mulut, apakah simetris

Page 5: Pemeriksaan Fisik Pada Bayi

- Memeriksa bagian dalam mulut (lebih baik pada saat bayi menangis atau dengan menekan dagu bayi agar membuka), apakah ada palastochisis, labioschisis, dan labiopalatoschisis- Memeriksa apakah ada bercak putih pada mukosa mulut, gusi, palatum dan frenulum.- Memeriksa lidah, meliputi warna dan kemampuan reflex menghisap.i. Leher : Tonic neck reflex, Mengamati apakah ada pembengkakan atau pembesaran kelenjar tyroid atau vena jugularis. Tonic neck reflex : Refleks ini memang agak sulit terlihat. Meski begitu, bisa Anda amati. Caranya? Baringkan si kecil, lalu miringkan kepalanya ke kiri misalnya. Nah, tangan kiri bayi Anda akan segera merentang lurus ke luar, sedangkan tangan kanannya akan menekuk ke arah kepalanya.Catatan: Refleks ini paling jelas terlihat saat si kecil berusia 2 bulan, namun akan menghilang saat usianya 5 bulan. Amati apakah ada pembengkakan atau pembesaran kelenjar tyroid atau vena jugularis. Memeriksa leher, meliputi bentuk dan panjang pendeknya, apakah ada keterbatasan gerakan tangan mengamati, apakah bayi dapat menggerakkan kepala ke kanan dank e kiri. Palpasi leher dengan menggerakkan jari ke sekeliling leher untuk mengidentifikasi adanya pembengkakan, pembentukan selaput kulit dan lipatan kulit yang berlebihan.j. Dada : Periksa kesimetrisan gerakan dada saat bernapas, lateral, retraksi sterna processus xipoideus, pembesaran mammae, sekeresi mammae. Diameter anteroposterior dan lateral sama Retraksi sternal sedikit terlihat selama inspirasi Terlihat prosesus xifoideus Pembesaran dada Pada bayi cukup bulan, puting dan areola harus terbentuk dengan baik dan tampak simetris pada dinding dada, tetapi jaraknya tidak terlalu jauh. Bentuk dada :1. Funnel chest (dada bentuk corong) : sternum bagian bawah & iga masuk kedalam terutama saat inspirasi.2. Pigeon chest (dada burung) : Bagian sternum menonjol ke arah luar.3. Barrel chest ( dada bentuk tong) : Dada berbentuk bulat seperti tong, sternum terdorong ke arah depan dgn iga2x horizontal.- Memeriksa dada untuk menilai adanya kelainan bentuk, kesimetrisan gerakan dada saat bernafas, adanya retraksisternum atau interkostal saat inspirasi- Memeriksa payudara, meliputi : pembesaran, putting susu, areola, pengeluaran susu atau cairan yang lain- Perhatikan pola pernafasan dan gerakan kepala saat bayi bernafas.- Palpasi denyut apical- 9usia kurang dari 4 tahun teraba di interspasium ke-4, kea rah kiri garis midklavikula)- Auskultasi dengan stetoskop, meliputi : frekuensi denyut jantung, bunyi pernafasan, identifikasi hernia diafragmatika (apabila ada bisisng usus pada daerah dada).k. Paru-paru : Type respirasi, kecepatan dan kedalaman respirasi, irama, suara napas.- Pernapasan utamanya adalah pernapasan abdominal (berkenaan dengan abdomen).- Pola pernapasan / irama:1. Dispnea : Susah napas yang ditunjukkan adanya retraksi2. Bradipnea : Frekuensi pernapasan lambat yang abnormal, irama teratur, (lambat tetapi merupakan pernapasan normal).

Page 6: Pemeriksaan Fisik Pada Bayi

3. Takipnea : Frekuensi pernapasan cepat yang abnormal.(peningkatan kecepatan pernapasan)4. Hiperpnea : Pernapasan cepat dan dalam5. Apnea : Tidak ada pernapasan6. Cheyne stokes : periode pernapasan cepat dalam yang bergantian dengan periode apnea, umumnya pada bayi dan anak selama tidur nyenyak, depresi, dan kerusakan otak. (pernapasan yg secara bertahap menjadi lebih bcepat & dlm dri normal kemudian melambat & diselingi dgn periode apnea. 7. Kussmaul : Napas dalam yang abnormal bias cepat, normal atau lambat umumnya pada asidosis metabolic. (pernapasan cepat & dalam tanpa terhenti).8. Biot : Tidak teratur terlihat pada kerusakan otak bagian bawah dan depresi pernapasan. (pernapasan cepat & dalam dari normal dgn terhenti tiba-tiba diantaranya ; pernapasan mempunyai kedalaman yg sama).9. Eupnea : Irama & kecepatan pernapasan normal.10. Hiperventilasi : pernapasan dalam, kec. Normal.- perhatikan pola pernapasan :Kemungk.yg ditemukan : Perubahan pernapasan cepat (30-40/mnt) & lambat (5-10/mnt) dipertimbangkan sebagai pernapasan normal (periodic). Apnea (>20 detik) dengan penyakit kardiopulmonal atau SSP atau dengan risiko tinggi terhadap sindrom kematian bayi mendadak (SIDS).- auskultasi dada dgn bel /diafragma yg kecil, dengarkan bunyi napas.l. Jantung : Apex, S1, S2, murmur, thrill, sianosis persisten.- Apeks-ruang interkostal ke-empat sampai kelima pada garis tengah klavikula, sebelah lateral batas kiri sternum- Nada S2 sedikit lebih tajam dan lebih tinggi dari pada S1- Murmur : Suara abnormal yang terdengar dengan auskultasi seperti pada penyakit katup jantung.- Thrill : suatu impuls getaran yang dirasakan lewat palpasi.m. Abdomen : Bentuk, palpasi, keadaan tali pusat.- inspeksi tali pusat BBL:Tali pusat ini harus terdiri atas dua arteri yang berdinding tebal dan satu vena yang berdinding tipis. Arteri umbilikalis tunggal menandakan adanya berbagai anomaly congenital.Bentuk silindrisHepar-dapat diraba 2 sampai 3 cm dibawah marjin kostal kananLimpa-puncak dapat diraba pada akhir minggu pertamaGinja-dapat diraba 1 sampai 2 cm di atas umbilikusPusat umbilikus-putih kebi-ruan pada saat dan satu venaNadi femoral bilateral sama.- Inspeksi bentuk abdomen, gerakan saat bernafas.- Palpasi perlahan apakah ada hpatosplenomegali. Umumnya hepar teraba 2-3 cm di bawah arkus kosta kanan- Palpasi ginjal, dengan bayi posisi telentang, tungkai dilipat.batas ginjal dapat diraba setinggi umbilikis di antara garis tengah perut dan tepi perut. Bagian ginjal dapat diraba 2-3 cm. identifikasi adanya pembesaran ginjal- Inspeksi tali pusat. Normalnya terdapat 2 arteri berdinding tebal dan satu vena berdinding tipis. Identifikasi perdarahan tali pusat.n. Genital :

Page 7: Pemeriksaan Fisik Pada Bayi

Wanita : Labia dan klitoris, meatus uretral, vernix kaseosa, miksi dalam 24 jam.- Labia dan klitoris biasanya edema- Labia minora lebih besar dari labia mayora- Meatus uretral dibelakang klitoris- Verniks kaseosa diantara labia- Berkemih dalam 24 jamLaki-laki : Lubang uretra pada puncak glen penis, palpasi skrotum, miksi dalam 24 jam.- Lubang uretra pada puncak glen penis- Testis dapat diraba didalam setiap skrotum- Skrotum biasanya besar, edema, pendulus, dan tertutup dengan rugae; biasanya pigmentasi lebih gelap pada kulit kelompok etnik- Smegma- Berkemih dalam 24 jamp. Bokong dan rectum : spina intack, reflex anal, refleks perez, anus terbuka, pengeluaran meconium dalam 24 jam. Memeriksa urine dan mekoneum untuk menilai kepatenana ginjal dan saluran gastrointestinal bagian bawah.Spina utuh, tidak ada lubang, massa, atau kurva menonjol Refleks melengkung batang tubuhLabung anal patenLintasan mekonium dalam 36 jam.Reflex anal : berkenaan dengan anus (lubang pelepasan), menggores kulit anal, positif bila ada kontraksi spincter ani.Refleks perez : letakkan ibu jari di sakrum bayi & gerakkan keatas menuju kepala.Sakrum : Tulang berbentuk baji/pasak yang terdiri atas 5 buah vertebra yang menyatu & membentuk bagian posterior pelvis.• Memeriksa tulang belakang. Posisi bayi tengkurap, satu tangan menyangga kepala bayi, jari tangan yang lain menyusuri sepanjang tulang belakang untuk mengkaji kurvatura kolumna vertebra, mencari adanya kelainan seperti skoliosis, meningokel, spina bifida, pembengkakan, lesung, bercak kecil berambut.• Secara perlahan membuka lipatan bokong, cari adanya lesung/sinus, pastikan adanya sfingter ani. Apakah ada atresia ani. Pastikan mekoneum keluar dalam waktu 24 jam. Apabila dalam 48 jam mekoneum belum keluar, kemungkinan ada mekoneum plug syndrome, megakolon atau obstruksi saluran pencernaan.q. Ekstremitas : Jumlah jari, ROM, scarf sign, kuku, grasf reflex, babinski refleks, stef refleks, morro refleks.- Sepuluh jari tangan dan jari kaki- Rentang gerak penuh- Punggung kuku merah muda, dengan sianosis sementara segera setelah lahir- Fleksi ekstremitas atas dan bawah- Telapak biasanya datar- Ekstremitas simetris- Tonus otot sama secara bilat-eral terutama tahanan pada fleksi berlawanan- Nadi brakialis bilateral sama- Memeriksa tungkai, untuk mengkaji kesimetrisan, ukuran, bentuk dan posturnya. Periksa panjang kedua kaki dengan meluruskan keduanya dan membanding. Kedua tungkai harus bisa

Page 8: Pemeriksaan Fisik Pada Bayi

bergerak bebas. Apakah ada kelainan posisi kaki yang diakibatkan deformitas anatomi (memutar ke dalam, ke atas atau ke bawah). Apakah ada edema kaki, hitung juga jumlah jari-jari kaki dan penyelaputan di antara jari, adakah sindaktili atau polidaktili yaitu keadaan terdapatnya jari tangan tambahan.r. Kulit : warna, milia, erythema, turgor, Mongolian spot.- Pada saat lahir, merah terang, mengembung halus- Hari kedua sampai ketiga,- merah muda, mengelupas, kering- Verniks kaseosa, Lanugo- Edema disekitar mata, wajah, kaki, punggung tangan, telapak dan skrotum atau labia- Perubahan warna normal.- Akrosianosis-sianosis tangan dan kaki