Pemeriksaan Fisik Pada Bayi Baru Lahir Revisi

25
Pemeriksaan Fisik pada Bayi Baru Lahir A. Pengertian Pemeriksaan Fisik atau Pemeriksaan Klinis Pemeriksaan fisik atau pemeriksaan klinis adalah sebuah proses dari seorang ahli medis memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit. hasil pemeriksaan akan di catat dalam rekam medis. Rekam medis dan pemeriksaan fisik akan membantu dalam penegakkan diagnosis dan perencanaan perawatan pasien. pemeriksaan fisik pada bayi dapat dilakukan oleh bidan, perawat atau dokter untuk menilai status kesehatannya. Waktu pemeriksaan dapat di lakukan saat bayi baru lahir, 24 jam setelah lahir (sesaat sesudah bayi lahir pada saat kondisi atau suhu tubuh sudah stabil dan setelah di lakukanpembersihan jalan nafas/resisutasi, pembersihan badan bayi, perawatan tali pusat ) dan akan pulang pulang dari rumah sakit. B. Tujuan dari Pemeriksaan Fisik Tujuan Dari Pemeriksaan Fisik adalah : 1. Untuk menentukan status kesehatan klien 2. Mengidentifikasi masalah 3. Mengambil data dasar untuk menentukan rencana tindakan 4. Untuk untuk mengenal dan menemukan kelainan yang perlu mendapat tindakan segera. 5. Untuk menentukan data objektif dari riwayat keperawatan klien.

Transcript of Pemeriksaan Fisik Pada Bayi Baru Lahir Revisi

Page 1: Pemeriksaan Fisik Pada Bayi Baru Lahir Revisi

Pemeriksaan Fisik pada Bayi Baru Lahir

A.    Pengertian Pemeriksaan Fisik atau Pemeriksaan Klinis

Pemeriksaan fisik atau pemeriksaan klinis adalah sebuah proses dari seorang ahli

medis memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit. hasil pemeriksaan

akan di catat dalam rekam medis. Rekam medis dan pemeriksaan fisik akan membantu dalam

penegakkan diagnosis dan perencanaan perawatan pasien. pemeriksaan fisik pada bayi dapat

dilakukan oleh bidan, perawat atau dokter untuk menilai status kesehatannya.

Waktu pemeriksaan dapat di lakukan saat bayi baru lahir, 24 jam setelah lahir (sesaat

sesudah bayi lahir pada saat kondisi atau suhu tubuh sudah stabil dan setelah di

lakukanpembersihan jalan nafas/resisutasi, pembersihan badan bayi, perawatan tali pusat )

dan akan pulang pulang dari rumah sakit.

B.     Tujuan dari Pemeriksaan Fisik

Tujuan Dari Pemeriksaan Fisik adalah :

1. Untuk menentukan status kesehatan klien

2. Mengidentifikasi masalah

3. Mengambil data dasar untuk menentukan rencana tindakan

4. Untuk untuk mengenal dan menemukan kelainan yang perlu mendapat tindakan

segera.

5. Untuk menentukan data objektif dari riwayat keperawatan klien.

Pada Pengkajian ini dapat ditemukan indikasi tentang seberapa baik bayi melakukan

penyesuaian terhadap kehidupan di luar uterus dan bantuan apa yang diperlukan. Dalam

pelaksanaannya harus diperhatikan agar bayi tidak kedinginan, dan dapat ditunda apabila

suhu tubuh bayi rendah atau bayi tampak tidak sehat.

Sebelum melakukan pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir ada beberapa hal yang

perlu di perhatikan, antara lain :

1.         Bayi sebaiknya dalam keadaan telanjang di bawah lampu terang sehingga bayi tidak mudah

kehilangan panas atau lepaskan  pakaian hanya pada daerah yang di periksa.

2.         Lakukan prosedur secara berurutan dari kepala ke kaki atau lakukan prosedur yang

memerlukan observasi ketat lebih dahulu, seperti paru, jantung dan abdomen.

Page 2: Pemeriksaan Fisik Pada Bayi Baru Lahir Revisi

3.         Lakukan prosedur yang menggangu bayi, seperti pemeriksaan refleks pada tahap akhir bicara

lembut, pegang tangan bayi di atas dadanya atau lainnya.

C.      Prinsip Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir

1.         Jelaskan prosedur pada orang tua dan minta persetujuan tindakan .

2.         Cuci dan keringkan tangan , pakai sarung tangan .

3.         Pastikan pencahayaan baik.

4.    Periksa apakah bayi dalam keadaan hangat, buka bagian yangg akan diperiksa (jika bayi

telanjang pemeriksaan harus dibawah lampu pemancar) dan segera selimuti kembali dengan

cepat.

5.         Periksa bayi secara sistematis dan menyeluruh.

D.    Peralatan dan Perlengkapan :

a.       Kapas  alkohol dalam tempatnya.

b.      Bak instrumen

c.       Handscoon

d.      Tissue dalam tempatnya

e.       Senter

f.       Termometer

g.      Stetoskop

h.      Tongs patel

i.        Selimut bayi

j.        Bengkok

k.      Timbangan bayi

l.        Selimut bayi

m.    Bengkok

n.      Timbangan bayi

o.      Pita ukur/metlin

p.      Timer

q.      Pengukur panjang badan

r.        Buku catatan

E.     Prosedur  Pelaksanaan:

1.    Penilaian Apgar score

Page 3: Pemeriksaan Fisik Pada Bayi Baru Lahir Revisi

Pemeriksaan ini bertujuan untuk menilai kemampuan laju jantung, kemampuan bernafas,

kekuatan tonus otot, kemampuan refleks dan warna kulit. Caranya:

a.       Lakukan penilaian apgar Score dengan cara menjumlahkan hasil penilaian tanda, seperti laju

jantung, kemampuan bernafas, kekuatan tonus otot, kemampuan refleks dan warna kulit.

b.      Tentukan hasil penilaian, sebagai berikut :

       Adaptasi baik                          : skor 7-10

       Asfiksia ringan-sedang           : skor 4-6

       Asfiksia berat                          : skor 0-3

Tabel Penilaian Apgar Score

TANDA 0 1 2

Frekuensi jantung Tidak ada ≤100 ≥100

Usaha bernafas Tidak ada Lambat Menangis kuat

Tonus otot Lumpuh Ekstermitas fleksi sedikit Gerakan Aktif

Refleks Tidak bereaksi Gerakan sedikit Melawan

Warna KulitSeluruh tubuh

biru / pucat

Tubuh Kemerahan,

Ekstermitas Atas Biru

Seluruh tubuh

kemerahan

2.      Pengukuran Antropometri

a.       Lakukan Penimbangan berat badan

Letakkan kain atau kertas pelindung dan atur skala penimbangan ke titik nol sebelum

penimbangan. Hasil timbangan dikurangi berat alas dan pembungkus bayi. Berat badan

normal adalah 2500-3500 gram apabila BB kurang dari 2500 gram disebut bayi Premature

dan apabila BB bayi lebih dari 3500 gram maka bayi disebut Macrosomia.

b.      Lakukan Pengukuran panjang badan

Letakkan bayi di tempat yang datar. Ukur panjang badan dari kepala sampai tumit dengan

kaki/badan bayi diluruskan. Alat ukur harus terbuat dari bahan yang tidak lentur. Panjang

badan normal adalah 45-50 cm

c.       Ukur lingkar kepala

Pengukuran dilakukan dari dahi kemudian melingkari kepala kembali lagi ke dahi. Lingkar

kepala normal adalah 33-35 cm.

d.      Ukur lingkar dada

Page 4: Pemeriksaan Fisik Pada Bayi Baru Lahir Revisi

Ukur lingkar dada dari daerah dada ke punggung kembali ke dada (pengukuran dilakukan

melalui kedua puting susu). Lingkar dada normal adalah 30 -33 cm. Apabila diameter kepala

lebih besar 3 cm dari lingkar dada maka bayi mengalami Hidrocephalus. Dan apabila

diameter kepala lebih kecil  3 cm dari dada maka bayi mengalami Microcephalus.

e.       Mengukur Lingkar Lengan atas (LILA)

Normalnya 11-15 cm. Untuk LILA pada BBL belum mencerminkan keadaan tumbuh

kembang bayi.

F.     Pemeriksaan Fisik

1. Kepala

         Lakukan Inspeksi pada daerah kepala. Raba sepanjang garis sutura dan fontanel ,apakah

ukuran dan tampilannya normal. Sutura yang berjarak lebar mengindikasikan bayi

preterm,moulding yang buruk atau hidrosefalus. Pada kelahiran spontan letak kepala, sering

terlihat tulang kepala tumpang tindih yang disebut moulding/moulase. Keadaan ini normal

kembali setelah beberapa hari sehingga ubun-ubun mudah diraba. Perhatikan ukuran dan

ketegangannya. Fontanel anterior harus diraba, fontanel yang besar dapat terjadi akibat

prematuritas atau hidrosefalus, sedangkan yang terlalu kecil terjadi pada mikrosefali. Jika

fontanel menonjol, hal ini diakibatkan peningkatan tekanan intakranial, sedangkan yang

cekung dapat tejadi akibat deidrasi. Terkadang teraba fontanel ketiga antara fontanel anterior

dan posterior, hal ini terjadi karena adanya trisomi 21.

         Periksa adanya tauma kelahiran misalnya; caput suksedaneum, sefal hematoma, perdarahan

subaponeurotik/fraktur tulang tengkorak.

         Perhatikan adanya kelainan kongenital seperti ; anensefali, mikrosefali, kraniotabes dan

sebagainya.

2. Wajah

         Wajah harus tampak simetris. Terkadang wajah bayi tampak asimetris hal ini dikarenakan

posisi bayi di intrauteri.

         Perhatikan kelainan wajah yang khas seperti sindrom down atau sindrom piere robin.

         Perhatikan juga kelainan wajah akibat trauma lahir seperti laserasi, paresi N.fasialis.

3. Mata

Page 5: Pemeriksaan Fisik Pada Bayi Baru Lahir Revisi

      Goyangkan kepala bayi secara perlahan-lahan supaya mata bayi terbuka.

      Lakukan inspeksi daerah mata. Periksa jumlah, posisi atau letak mata

      Perksa adanya strabismus yaitu koordinasi mata yang belum sempurna

      Periksa adanya glaukoma kongenital, mulanya akan tampak sebagai pembesaran kemudian

sebagai kekeruhan pada kornea

      Katarak kongenital akan mudah terlihat yaitu pupil berwarna putih. Pupil harus tampak bulat.

Terkadang ditemukan bentuk seperti lubang kunci (kolobama) yang dapat mengindikasikan

adanya defek retina

      Periksa adanya trauma seperti palpebra, perdarahan konjungtiva atau retina

      Periksa adanya sekret pada mata, konjungtivitis oleh kuman gonokokus dapat menjadi

panoftalmia dan menyebabkan kebutaan

      Apabila ditemukan epichantus melebar kemungkinan bayi mengalami sindrom down.

4. Hidung

         Kaji bentuk dan lebar hidung, pada bayi cukup bulan lebarnya harus lebih dari 2,5 cm. Bayi

harus bernapas dengan hidung, jika melalui mulut harus diperhatikan kemungkinan ada

obstruksi jalan napas akarena atresia koana bilateral, fraktur tulang hidung atau ensefalokel

yang menonjol ke nasofaring.

         Periksa adanya sekret yang mukopurulen yang terkadang berdarah , hal ini kemungkinan

adanya sifilis congenital.

         Periksa adanya pernapasa cuping hidung, jika cuping hidung mengembang menunjukkan

adanya gangguan pernapasan.

5. Mulut

         Lakukan Inspeksi apakah ada kista  yang ada pada mukosa mulut.

         Perhatikan mulut bayi, bibir harus berbentuk dan simetris. Ketidaksimetrisan bibir

menunjukkan adanya palsi wajah. Mulut yang kecil menunjukkan mikrognatia.

        

        

         Periksa adanya bibir sumbing, adanya gigi atau ranula (kista lunak yang berasal dari dasar

mulut)

         Periksa keutuhan langit-langit, terutama pada persambungan antara palatum keras dan lunak.

Page 6: Pemeriksaan Fisik Pada Bayi Baru Lahir Revisi

         Perhatikan adanya bercak putih pada gusi atau palatum yang biasanya terjadi akibat

Epistein’s pearl atau gigi.

         Periksa lidah apakah membesar atau sering bergerak. Bayi dengan edema otak atau tekanan

intrakranial meninggi seringkali lidahnya keluar masuk (tanda foote).

6. Telinga

      Periksa dan pastikan jumlah, bentuk dan posisinya.

      Pada bayi cukup bulan, tulang rawan sudah matang.

      Daun telinga harus berbentuk sempurna dengan lengkungan yang jelas dibagia atas.

      Perhatikan letak daun telinga. Daun telinga yang letaknya rendah (low set ears) terdapat pada

bayi yangmengalami sindrom tertentu (Pierre-robin).

      Perhatikan adanya kulit tambahan atau aurikel hal ini dapat berhubungan dengan

abnormalitas ginjal.

      Bunyikan bel atau suara. Apabila terjadi refleks terkejut maka pendengarannya baik,

kemudian apabila tidak terjadi refleks maka kemungkinan terjadi gangguan pendengaran.

7. Leher

         Leher bayi biasanya pendek dan harus diperiksa kesimetrisannya. Pergerakannya harus baik.

Jika terdapat keterbatasan pergerakan kemungkinan ada kelainan tulang leher.

         Periksa adanya trauma leher yang dapat menyebabkan kerusakan pad fleksus brakhialis

         Lakukan perabaan untuk mengidentifikasi adanya pembengkakan.periksa adanya

pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis

         Adanya lipata kulit yang berlebihan di bagian belakang leher menunjukkan adanya

kemungkinan trisomi 21.

         Raba seluruh klavikula untuk memastikan keutuhannya terutama pada bayi yang lahir

dengan presentasi bokong atau distosia bahu. Periksa kemungkinan adanya fraktur.

8. Dada, Paru dan Jantung

         Periksa kesimetrisan gerakan dada saat bernapas. Apabila tidak simetris kemungkinan bayi

mengalami pneumotoraks, paresis diafragma atau hernia diafragmatika. Pernapasan bayi

yang normal dinding dada dan abdomen bergerak secara bersamaan. Tarikan sternum atau

interkostal pada saat bernapas perlu diperhatikan. Frekuensi pernapasan bayi normal antara

Page 7: Pemeriksaan Fisik Pada Bayi Baru Lahir Revisi

40-60 kali permenit. Perhitungannya harus satu menit penuh karena terdapat periodic

breathing, dimana pola pernapasan pada neonatus terutama pada premature ada henti nafas

yang berlangsung 20 detik dan terjadi secara berkala. Pada bayi cukup bulan, puting susu

sudah terbentuk dengan baik dan tampak simetris

         Payudara dapat tampak membesar tetapi ini normal.

         Lakukan palpasi pada daerah dada, untuk menentukan ada tidaknya fraktur klavikula dengan

cara meraba ictus cordis dengan menentukan posisi jantung.

         Lakukan Auskultasi paru dan jantung dengan menggunakan stetoskop untuk menlai

frekuensi dan suara napa/jantung. Secara normal frekuensi denyut jantung antara 120-160 x /

menit.

9. Abdomen

         Abdomen harus tampak bulat dan bergerak secara bersamaan dengan gerakan dada saat

bernapas. Kaji adanya pembengkakan

         Lakukan pemeriksaan pada tali pusat bertujuan untuk menilai ada tidaknya kelainan pada tali

pusat seperti, ada tidaknya vena dan arteri, tali simpul pada tali pusat dan lain-lain.

         Jika perut sangat cekung kemungkinan terdapat hernia diafragmatika

         Abdomen yang membuncit kemungkinan karena hepato-splenomegali atau tumor lainnya

         Jika perut kembung kemungkinan adanya enterokolitis vesikalis, omfalokel atau ductus

omfaloentriskus persisten.

         Lakukan Auskultasi adanya bising Usus.

         Lakukan perabaan hati, umumnya teraba 2-3 cm di bawah arkus kosta kanan. Limpa teraba 1

cm di bawah arkus kosta kiri.

         Lakukan palpasi ginjal, dengan cara atur posisi terlentang dan tungkai bayidi lipat agar otot-

otot dinding perut dalam keadaan relaksasi, batas bawah ginjal dapat di raba setinggi

umbilikus di antara garis tengah dan tepi perut bagian ginjal dapat di raba sekitar 2-3 cm.

Adanya pembesaran pada ginjal dapat di sebabkan oleh neoplasma, kelainan bawaan, atau

trombosis vena renalis

10. Ekstermitas Atas

         Kedua lengan harus sama panjang, periksa dengan cara meluruskan kedua lengan ke bawah

         Kedua lengan harus bebas bergerak, jika gerakan kurang kemungkinan adanya kerusakan

neurologis atau fraktur

Page 8: Pemeriksaan Fisik Pada Bayi Baru Lahir Revisi

         Periksa jumlah jari. Perhatikan adanya polidaktili atau sidaktili

         Telapak tangan harus dapat terbuka, garis tangan yang hanya satu buah berkaitan dengan

abnormaltas kromosom, seperti trisomi 21

         Periksa adanya paronisia pada kuku yang dapat terinfeksi atau tercabut sehingga

menimbulkan luka dan perdarahan.

11. Ekstermitas Bawah

         Periksa kesimetrisan tungkai dan kaki. Periksa panjang kedua kaki dengan meluruskan

keduanya dan bandingkan

         Kedua tungkai harus dapat bergerak bebas. Kuraknya gerakan berkaitan dengan adanya

trauma, misalnya fraktur, kerusakan neurologis.

         Periksa adanya polidaktili atau sidaktili padajari kaki.

12. Spinal

         Periksa spina dengan cara menelungkupkan bayi, cari adanya tanda-tanda abnormalitas

seperti spina bifida, pembengkakan, lesung atau bercak kecil berambut yang dapat

menunjukkan adanya abdormalitas medula spinalis atau kolumna vertebra

13. Genetalia

         Pada bayi laki-laki panjang penis 3-4 cm dan lebar 1-1,3 cm.Periksa posisi lubang uretra.

Prepusium tidak boleh ditarik karena akan menyebabkan fimosis

         Periksa adanya hipospadia dan epispadia

         Skrotum harus dipalpasi untuk memastikan jumlah testis ada dua

         Pada bayi perempuan cukup bulan labia mayora menutupi labia minora

         Lubang uretra terpisah dengan lubang vagina

         Terkadang tampak adanya sekret yang berdarah dari vagina, hal ini disebabkan oleh

pengaruh hormon ibu (withdrawl bedding)

14. Anus dan Rectum

      Periksa adanya kelainan atresia ani , kaji posisinya

      Mekonium secara umum keluar pada 24 jam pertama, jika sampai 48 jam belum keluar

kemungkinan adanya mekonium plug syndrom, megakolon atau obstruksi saluran pencernaan

Page 9: Pemeriksaan Fisik Pada Bayi Baru Lahir Revisi

15. Kulit

         Perhatikan kondisi kulit bayi.

         Periksa adanya ruam dan bercak atau tanda lahir

         Periksa adanya pembekakan

         Perhatinan adanya vernik kaseosa ( zat yang bersifat seperti lemak berfungsi sebagai pelumas

atau sebagai isolasi panas yang akan menutupi bayi cukup bulan).

         Perhatikan adanya lanugo(rambut halus yang terdapat pada punggung bayi) jumlah yang

banyak terdapat pada bayi kurang bulan daripada bayi cukup bulan.

16. Refleks-Refleks

Pemeriksaan

RefleksCara Pengukuran Kondisi Normal Kondisi Patologis

Berkedip Sorotkan cahaya ke

mata bayi.

Dijumpai pada tahun

pertama

Jika tidak di jumpai

menunjukkan

kebutaan.

Tanda babinski Gores telapak kaki

sepanjang tepi luar, di

ulai dari tumit

Jari kaki mengembang

dan ibu jari kaki

dorsofleksi, di jumpai

sampai umur 2 tahun.

Bila pengembangan

jari kaki dorsofleksi

setelah umur 2 tahun

adanya tanda lesi

ekstrapiramidal.

Moro’s Ubah posisi dengan

tiba-tiba atau pukul

meja/tempat tidur.

Lengan Ekstensi, jari-

jari mengembang

kepala terlempar ke

belakang, tungkai

sedikit ekstensi, lengan

kembali ke tengah

dengan tangan

menggenggam tulang

belakang dan

ekstermitas bawah

ekstens. Lebih kuat

selama 2 bulan

Refleks yang

menetap  lebih 4

bulan adanya

kerusakan otak,

respon tidak simetris

adanya hemiparesis,

fraktur klavikula, atau

cidera fleksus

brachialis. Tidak ada

respons ekstermitas

bawah adanya

dislokasi pinggul atau

Page 10: Pemeriksaan Fisik Pada Bayi Baru Lahir Revisi

menghilang pada umur

3-4 bulan.

cidera medulla

spinalis.

Mengenggam

(palmar grap’s)

Letakkan jari di telapak

tangan bayi dari sisi

ulnar, jika refleks

lemah atau tidak ada

berikan bayi botol atau

dot, karena mengjisap

akan mengeluarkan

refleks.

Jari-jari bayi

melengkung di sekitar

jari yang di letakkan di

telapak tangan bayi dari

sisi ulnar, refleks ini

menghilang dari umur

3-4 bulan.

Fleksi yang tidak

simetris menunjukkan

adanya paralysis,

refleks menggenggam

yang menetap

menunjukkan

gangguan serebral

Rooting Gores sudut mulut bayi

garis tengah bibir.

Bayi memutar kea rah

pipi yang di gores,

refleks ini menghilang

pada umur 3-4 bulan.

Tetapi bias menetap

sampai umur 12 bulan

khususnya selama tidur.

Tidak adanya reflek

menunjukkan adanya

gangguan neurology

berat

Kaget (startle) Bertepuk tangan

dengan keras.

Bayi mengekstensi dan

memfleksi lengan

dalam berespon

terhadap suara yang

keras tangan tetap

rapat, refleks ini akan

menghilang setelah

umur 4 bulan.

Tidak adanya refleks

menunjkkan adanya

gangguan

pendengaran

Menghisap Berikan bayi botol dan

dot.

Bayi menghisap dengan

kuat dalam berespons

terhadap stimulasi,

reflek ini menetap

selama masa bayi dan

mungkin terjadi selama

tidur tanpa stimulasi

Reflek yang lemah

atau tidak ada

menunjukkan

kelambatan

perkembangan atau

keadaan neurologi

yang abnormal

Page 11: Pemeriksaan Fisik Pada Bayi Baru Lahir Revisi

Pemeriksaan Fisik Bayi

Pemeriksaan fisik pada bayi dapat dilakukan oleh bidan, perawat atau dokter

untuk menilai status kesehatannya. Waktu pemeriksaan fisik dapat dilakukan saat bayi baru

lahir, 24 jam setelah lahir, dan akan pulang dari rumah sakit. Sebclum melakukan

pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain:

Page 12: Pemeriksaan Fisik Pada Bayi Baru Lahir Revisi

1. Bayi sebaiknya dalam keadaan telanjang di bawah lampu terang sehingga bayi tidak

mudah kehilangan panas, atau lepaskan pakaian hanya pada daerah yang diperiksa.

2. Lakukan prosedur secara berurutan dari kepala ke kaki atau lakukan prosedur yang

memerlukan observasi ketat lebih dahulu, seperti paru, jantung dan abdomen.

3. Lakukan prosedur yang mengganggu bayi, seperti pemeriksaan refleks pada tahap

akhir.

4. Bicara lembut, pegang tangan bayi di atas dadanya atau lainnya.

Penilaian Apgar Score

Pemeriksaan ini bertujuan menilai kemampuan laju jantung, kemampuan bernapas, kekuatan

tonus otot, kemampuan refieks dan warna kulit.

Cara:

1. Lakukan penilaian Apgar score dengan cara jumlahkan hasil penilaian tanda, seperti

laju jantung, kemampuan bernapas, kekuatan tonus otot, kemampuan refleks dan

warna kulit.

2. Tentukan hasil penilaian, sebagai berikut:

a. Adaptasi baik : skor 7-10

b. Asfiksia ringan-sedang : skor 4-h

c. Asfiksia berat : skor 0-3

Pemeriksaan Cairan Amnion

Pemeriksaan cairan amnion bertujuan untuk menilai ada tidaknya kelainan pada cairan

amnion, seperti jumlah volumenya. Apabila volumenya lebih dari 2000 ml bayi mengalami

polihidramnion atau disebut hidramnion, sedangkan apabila jumlahnya kurang dari 500 ml

maka bayi mengalami oligohidramnion.

Pemeriksaan plasenta

Pemeriksaan plasenta bertujuan untuk menentukan keadaan/kondisi plasenta. Pemeriksaan ini

meliputi ada tidaknya pengapuran, nekrosis, berat dan jumlah korion. Pemeriksaan ini

penting dalam menentukan terjadi kembar identik atau tidak.

Pemeriksaan Tali pusat

Pemeriksaan tali pusat bertujuan menilai ada tidaknya kelainan dalam tiali pusat, seperti ada

tidaknya vena dan arteri, tali simpul pada tali pusat, dan lain-lain.

Page 13: Pemeriksaan Fisik Pada Bayi Baru Lahir Revisi

Cara:

1. Lakukan pengukuran berat badan, panjang badan, lingkar kepala, dan lingkar dada

2. Lakukan penilaian hasil pengukuran:

Berat badan normal adalah 2500-3500 gram, apabila berat badan kurang dari 2500

gram disebut bayi prematur dan apabila berat badan lahir lebih dari 3500 maka bayi

dise°but macrosomia.

Panjang badan normal adalah 45-50 cm.

Lingkar kepala normal adalah 33-35 cm.

Lingkar dada normal adalah 30-33 cm, apabila diameter kepala lebih besar 3 cm dari

lingkar dada maka bayi mengalami hidrocephalus dan apabila diameter kepala lebih

kecil 3 cm dari lingkar dada maka bayi mengalami microcephalus.

Pemeriksaan Kepala

Cara:

1. Lakukan inspeksi daerah kepala.

2. Lakukan penilaian pada bagian tersebut, diantaranya:

Maulage yaitu tulang tengkorak yang saling menumpuk pada saat lahir asimetri atau

tidak.

Ada tidaknya caput succedaneum, yaitu edema pada kulit kepala, lunak dan tidak

berfiuktuasi, batasnya tidak tegas, dan menyeberangi sutura dan akan hilang dalam

beberapa hari.

Ada tidaknya cephal haematum, yang terjadi sesaat setelah lahir dan tidak tanpak

pada hari pertama karena tertutup oleh caput succedaneum. Cirinya konsistensi lunak,

berfluktuasi, berbatas tegas pada tepi tulang tengkorak, tidak menyeberangi sutura dan

apabila menyeberangi sutura kemungkinan mengalami fraktur tulang tengkorak.

Cephal haematum dapat hilang sempurna dalam waktu 2-6 bulan

Ada tidaknya perdarahan, yang terjadi karena pecahnya vena yang menghubungkan

jaringan di luar sinus dalam tengkorak. Batasnya tidak tegas sehingga bentuk kepala

tanpak asimetris, scring diraba terjadi fiuktuasi dan edema.

Adanya fontanel dengan cara palpasi dengan menggunakan jari tangan. Fontanel

posterior akan dilihat proses penutupan setelah umur 2 bulan dan fontanel anterior

menutup saat usia 12-18 bulan.

Page 14: Pemeriksaan Fisik Pada Bayi Baru Lahir Revisi

Pengukuran Fontanel dan Sutura Sumber: Wong, DL, 1996

Penatalaksaan

Mata Cara:

1. Lakukan inspeksi daerah mata.

2. Tentukan penilaian ada tidaknya kelainan, seperti:

Strabismus (koordinasi gerakan mata yang belum sempurna), dengan cara

menggoyang kepala secara perlahan-lahan sehingga mata bayi akan terbuka.

Kebutaan, seperti jarang berkedip atau sensitifitas terhadap cahaya berkurang.

Sindrom Down, ditemukan epicanthus melebar.

Glaukoma kongenital, terlihat pembesaran dan terjadi kekeruhan pada kornea.

Katarak kongenital, apabila terlihat pupil yang berwarna putih.

Pemeriksaan Telinga

Cara:

Bunyikan bel atau suara, apabila terjadi reflek terkejutmaka pendengarannya baik, kemdian

apabila tidak terjadi refleks maka kemungkinan akan terjadi gangguan pendengaran.

Pemeriksaan Hidung

Cara:

1. Amati pola pernapasan, apabila bayi bernapas melalui mulut maka kemungkinan bayi

mengalami obstruksi jalan napas karena adanya atresia koana bilateral, fraktur tulang

hidung, atau ensefalokel yang menojol ke nasofaring. Sedangkan pernapasan cuping

hidung akan menujukkan gangguan pada paru.

2. Amati mukosa lubang hidung, apabila terdapat sekret mukopurulen dan berdarah

perlu,dipikirkan adanya penyakit sifilis kongenital dan kemungkinan lain.

Pemeriksaan Mulut

Cara:

1. Lakukan inspeksi adanya kista yang ada pada mukosa mulut.

2. Amati warna, kemampuan refieks menghisap. Apabila lidah menjulur keluar dapat

dinilai adanya kecacatan kongenital.

Page 15: Pemeriksaan Fisik Pada Bayi Baru Lahir Revisi

3. Amati adanya bercak pada mukosa mulut, palatum dan pipi bisanya disebut sebagai

Monilia albicans.

4. Amati gusi dan gigi, untuk menilai adanya pigmen.

Pemeriksaan pada Leher

Cara:

Amati pergerakan leher apabila terjadi keterbatasan dalam pergerakannya maka kemungkinan

terjadi kelainan pada tulang leher, seperti kelainan tiroid, hemangioma, dan lain-lain.

Pemeriksaan Dada, Paru, dan Jantung

Cara:

1. Lakukan inspeksi bentuk dada:

Apabila tidak simetris, kemungkinan bayi mengalami pneumotoraks, paresis

diafragma atau hernia diafragmatika.

Yernapasan bayi normal pada umumnya dinding dada dan abdomen bergerak secara

bersamaan. Frekuensi pernapasan bayi normal antara 40-60 kali per menit,

perhitungannya harus satu menit penuh karena terdapat periodic breathing di mana

pola pernapasan pada neonatus terutama pada prematur ada henti napas yang

berlangsung 20 detik dan terjadi secara berkala.

2. Lakukan palpasi daerah dada, untuk menentukan ada tidaknya fraktur klavikula dengan

cara meraba ictus kordis dengan menentukan posisi jantung.

3. Lakukan auskultasi paru dan jantung dc:ngan menggunakan stetoskop untuk menilai

frekuensi, dan suara napas/jantung. Secara normal frekuensi denyut jantung antara 120-160

kali per menit. Suara bising sering ditemukan pada bayi, apabila ada suara bising usus pada

daerah dada menunjukkan adanya hernia diafragmatika.

Pemeriksaan Abdomen

Cara:

1. Lakukan inspeksi bentuk abdomen. Apabila abdomen membuncit kemungkinan

disebabkan hepatosplenomegali atau cairan di dalam rongga perut, dan adanya

kembung.

2. Lakukan auskultasi adanya bising usus.

Page 16: Pemeriksaan Fisik Pada Bayi Baru Lahir Revisi

3. Lakukan perabaan hati. Umumnya teraba 2-3 cm di bawah arkus kosta kanan. Limpa

teraba 1 cm di bawah arkus kosta kiri.

4. Lakukan palpasi ginjal, dengan cara atur posisi telentang dan tungkai bayi dilipat agar

otot-otot dinding perut dalam keadaan relaksasi. Batas bawah ginjal dapat diraba

setinggi umbilikus diantiara garis tc;ngah dan tepi perut. Bagian ginjal dapat diraba

sekitar 2-3 cm, adaya peembesaran pada ginjal dapat disebabkan oleh neoplasma,

kelainan bawaan atau trombosis vena renalis.

Pemeriksaan Tulang Belakang dan Ekstremitas

Cara:

1. Letakkan bayi dalam posisi tengkurap, raba sepanjang tulang bclakang untuk mencari

ada tidaknya kelainan, seperti skoliosis, meningokel, spina bifida, dan lain-lain.

2. Amati pcrgerakan ekstremitas. Untuk mengetahui adanya kelemahan, kelumpuhan,

dan kelainan bentuk jari.

Pemeriksaan Genetalia

Cara:

1. Lakukan inspeksi pada genitalia wanita, seperti keadaan labiominora, labio mayora,

lubang uretra dan lubang vagina.

2. Lakukan inspeksi pada genitalia laki-laki, sepe°.rti keadaan penis, ada tidaknya

hipospadia (defek di bagian ventral ujung penis atau defek sepanjang penis), dan

epispadia (defek pada dorsum penis).

Pemeriksaan Anus dan Rektum

Cara:

1. Lakukan inspeksi pada anus dan rektum, untuk menilai adanya kelainan atresia ani

atau posisi anus.

2. Lakukan inspeksi ada tidaknya mekonium (umumnya keluar pada 24 jam) apabila

ditemukan dalam waktu 48 jam belum keluar maka kemungkinan adanya mekonium

plug syndrome, megakolon atau obstruksi saluran pencernaan.

Pemeriksan Kulit

Cara:

Page 17: Pemeriksaan Fisik Pada Bayi Baru Lahir Revisi

1. Lakukan inspeksi ada tidaknya verniks kaseosa (zat yang bersifat seperti lemak

berfungsi sebagai pelumas atau sebagai isolasi panas yang akan menutupi bayi yang

c;ukup bulan).

2. Lakukan inspeksi ada tidaknya lanugo (rambut halus yang terdapat pada punggung

bayi). hanugo ini jumlahnya lebih banyak pada bayi kurang bulan dari pada bayi

cukup bulan. (Corry S Matondang dkk, 2000)