PEMERIKSAAN FISIK · Pemeriksaan Fisik Pada Bayi Merupakan pemeriksaan fisik yang dilakukan oleh...
Transcript of PEMERIKSAAN FISIK · Pemeriksaan Fisik Pada Bayi Merupakan pemeriksaan fisik yang dilakukan oleh...
-
Ilmu Kesehatan Anak
PEMERIKSAAN FISIK
BAYI DAN BALITA Nurun Nikmah, SST., M.Kes
NIDN. 0712028901
STIKes Ngudia Husada Madura
Nurun Nikmah, SST., M.Kes 1
-
Pemeriksaan Fisik Pada Bayi
Merupakan pemeriksaan fisik yang
dilakukan oleh bidan, perawat, atau
dokter untuk menilai status
kesehatan yang dilakukan pada
saat bayi baru lahir, 24 jam
setelah lahir, dan pada waktu
pulang dari rumah sakit.
Dalam melakukan pemeriksaan ini
sebaiknya bayi dalam keadaan
telanjang di bawah lampu
terang, sehingga bayi tidak mudah
kehilangan panas.
Nurun Nikmah, SST., M.Kes 2
-
Tujuan pemeriksaan fisik secara umum pada
bayi adalah menilai status adaptasi atau
penyesuaian kehidupan intrauteri ke
dalam kehidupan ekstrauteri serta mencari
kelainan pada bayi.
Tujuan
Nurun Nikmah, SST., M.Kes 3
-
Pemeriksaan Fisik pada Bayi
1. Hitung frekuensi napas
2. Lakukan inspeksi pada warna bayi
3. Hitung denyut jantung bayi
dengan menggunakan stetoskop
4. Ukur suhu aksila
5. Kaji postur dan gerakan
6. Periksa tonus atau kesadaran bayi
7. Pemekrisaan ekstremitas
8. Pemeriksaan kulit
9. Pemeriksaan tali pusat
10. Pemeriksaan kepala dan leher
11. Pemeriksaan abdomen dan
punggung
12. Pengukuran antropometri
13. Pemeriksaan genitalia
14. Pemeriksaan urine dan tinja
15. Pemeriksaan refleks
Nurun Nikmah, SST., M.Kes 4
-
● Hitung Frekuensi Napas
Menghitung rata-rata pernapasan dalam satu menit. Frekuensi normalnya 30-60 x/m , tanpa ada retraksi dada dan suara merintih saat ekspirasi. Jika pernapasan berhenti beberapa detik secara periodik, maka masih di katakan normal. ● Lakukan Inspeksi pada
Warna Bayi
Untuk mengetahui apakah ada warna pucat, ikterus, sianosis sentral, atan tanda lainnya. Bayi aterm umumnya lebih pucat karena kondisi kulitnya lebih tebal. ● Hitung Denyut Jantung
Bayi dengan
Menggunakan Stetoskop
Frekuensi normalnya 100- 160 x/m.
Pemeriksaan Fisik pada Bayi
Nurun Nikmah, SST., M.Kes 5
-
Pemeriksaan Fisik pada Bayi
Ukur Suhu Aksila Suhu normal bayi 36,5 – 37,5 o C Kaji Postur dan Gerakan Untuk menilai ada atau tidak epistotonus/hiperektensi tubuh yang berlebihan. Postur normal apabila dalam keadaan istirajat kepala tangan longgar dengan lengan panggul dan lutut semifleksi. Bayi dengan BBL 2.500 gr atau UK
-
Pemeriksaan Fisik pada Bayi
● Pemeriksaan Tali Pusat Apakah ada kemerahan, bengkak, bernanah, berbau, atau
lainnya. Normal apa bila warna talpus putih kebiruan pada hari pertama dan mulai mengering atau mengecil pada hari ke-7 hingga ke-10
● Pemeriksaan Kepala dan Leher Rambut: jumlah dan warna, adanya lanugo. Wajah dan tengkorak: adanya maulage, caput succedaneum,
cephal hematum, fluktuasi dan edema dan menilai fontanella. Mata: ada tidaknya strabismus. Jika mata bayi jarang berkedip
atau sensitiv terhadap cahaya berkurang, kemungkinan mengalami kebutaan. Bila ditemukan epicantus melebar, kemungkinan mengalami sindrom down. Pada glaukoma kongenital dapat terlihat pembesaran dan terjadi kekeruhan pada kornea. Katarak kongenital terlihat pupil berwarna putih.
Telinga: dengan mebunyikan bel atau suara , jika tidak terjadi refleks kemungkinan mengalami gangguan pendengaran.
Mulut: melihat ada tidaknya kista. Pemeriksaan warna lidah dan kemampuan refleks mengisap. Bila lidah menjulur keluar kemungkinan kecacatan
kongenital. Pada gusi dilihat apakah ada penumpukan pigmen pada gigi yang tidak sempurna. Leher: melihat pergerakan, jika terjadi keterbatasan pergerakan kemungkinan terjadi kelainan tulang leher (kelainan tiroid, hemangioma, dll).
Nurun Nikmah, SST., M.Kes 7
-
Pemeriksaan Fisik pada Bayi
● Pemeriksaan Abdomen dan Punggung Inspeksi: bentuk abdomen, apabila buncit dapat diduga
kemungkinan disebabkan hepatosplenomegali. Perabaan: hati teraba 2-3 cm di bawah arkus kosta kanan, limfa 1 cm di bawah arkus kosta kiri. Palpasi: adanya pembesaran ginjal dapat disebabkan oleh neoplasma, kelainan bawaan, atau trombosis vena renalis. Punggung: ada tidaknya kelainan seperti spina bifida atau mielomeningeal.
● Pengukuran Antropometri BB normal bayi 2.500-3.500 gr, PB 45-50 cm, LK 33-35
cm, LD 30-33 cm. Apabila ditemukan diameter kepala lebih besar 3 cm dari lingkar dada maka bayi mengalami hidrosefalus dan apabila lebih kecil maka bayi mengalami mikrosefalus.
● Pemeriksaan Genitalia Untuk mengatahui keadaan labia minor tertutup labia
mayor, lubang uretra dan lubang vagina terpisah. Apabila hanya ditemukan satu lubang maka didapatkan terjadinya kelainan. Pada bayi laki-laki normalnya panjang penis 3-4 cm dan 1-1,3 cm untuk lebarnya. Kelainan pada bayi laki-laki adalah adanya hipospadia yang merupakan defek di bagian ventral ujung penis.
● Pemerksaan Urine dan Tinja Untuk menilai ada tidaknya diare serta kelainan pada
daerah anus. Normal, bila mengeluarkan feses cair antara 6-8 x/m. Adanya perdarahan per vaginam pada BBL dapat terjadi selama beberapa hari pada minggu pertama kehidupan.
Nurun Nikmah, SST., M.Kes 8
-
Pemeriksaan Fisik pada Bayi
Pemeriksaan Refleks
Nurun Nikmah, SST., M.Kes 9
-
Nurun Nikmah, SST., M.Kes 10
-
Pemeriksaan Fisik Pada Anak Merupakan pengkajian yang
dilakukan pada anak yang bertujuan
untuk memperoleh data status
kesehatan anak serta dapat
dijadikan sebagai dasar dalam
menegakkan diagnosis.
Nurun Nikmah, SST., M.Kes 11
-
Pemeriksaan Fisik pada Anak
1 Pemeriksaan Umum
2 Pemeriksaan Kulit, Kuku, Rambut,
Dan Kelenjar Getah Bening
Pemeriksaan Kepala dan Leher 3
4 Pemeriksaan Dada
5 Pemeriksaan Payudara
6 Pemeriksaan Paru
7 Pemeriksaan Jantung
8 Pemeriksaan Abdomen
9 Pemeriksaan Genitalia
10 Pemeriksaan Tulang Belakang
Dan Ekstremitas
11 Pemeriksaan Neurologis
Nurun Nikmah, SST., M.Kes 12
-
Pemeriksaan Fisik pada Anak
Pemeriksaan Keadaan Umum
Kesadaran
Compos mentis: Kesdaran penuh Apatis: Acuh terhadap sekitar Somnolen: Kesadaran rendah (tampak mengantuk, tidak responsif pada rangsangan ringan) Sopor: Tidak responsif pada rangsangan ringan maupun sedang. Ada refleks pupil. Koma: tidak dapat bereaksi terhadap stimulus apapun. Delirium: tingkat keasadaran paling rendah, disorientasi sangat iritatif, kacau, dan salah persepsi terhadap sensorik.
Kualitatif
Nurun Nikmah, SST., M.Kes 13
-
Kualitatif
Untuk menentukan nilainya dengan cara menjumlahkan masing-masing aspek penilaian, yaitu
aspek membuka mata + respons verbal + respons motorik.
Penilaian kesadaran secara kuantitatif diukur melalui penilaian sekala koma (Glasgow) yang dinyatakan dengan
GCS (Glasgow coma scale) dengan nilai di bawah 10 disebut koma.
Nurun Nikmah, SST., M.Kes 14
-
Pemeriksaan Fisik pada Anak
Pemeriksaan Keadaan Umum
Status Gizi
Dapat dilakukan dengan beberapa pemeriksaan, seperti pemeriksaan antropometri, pemeriksaan klinis dan laboratorium.
Nadi
Dapat dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan denyut jantung untuk mengetahui adanya pulsus defisit. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan frekuensi nadi. Terjadinya takikardi dapat terjadi pada keadaan hipertermia, aktivitas tinggi, ansietas, tirotoksikosis, miokarditis, gagl jantung, serta dehidrasi atau renjatan.
Nurun Nikmah, SST., M.Kes 15
-
Pemeriksaan Fisik pada Anak
Pemeriksaan Keadaan Umum
Tekanan Darah
Posisi saat diperiksa mempengaruhi hasil penilaian. Pemeriksaan ini untuk menilai adanya kelainan pada gangguan sistem kaardiovaskular. Apabila didapatkan perbedaan TD sistolik pada saat inspirasi dan saat ekspirasi lebih dari 10 mmHg, dapat dikatakan anak mengalami pulsus paradoksus yang kemungkinana terjadnya temponade jantung, gagal jantung, dll.
Pernapasan
Dilakukan dengan cara menilai frekuensi, irama, kedalaman, dan tipe atau pola pernapasan.
Nurun Nikmah, SST., M.Kes 16
-
Pemeriksaan Fisik pada Anak
Pemeriksaan Keadaan Umum
Suhu
Pemeriksaan ini dilakukan melalui rektal, aksila, dan oral yang digunakan untuk menilai keseimbangan suhu tubuh yang dapat digunakan untuk membantu menentukan diagnosis dini suatu penyakit.
Nurun Nikmah, SST., M.Kes 17
-
Pemeriksaan Fisik pada Anak
Pemeriksaan Kulit, Kuku, Rambut, dan Kelenjar
Getah Bening
Untuk menilai warna, adanya sianosis, ikterus, ekzema, pucat, purpura, eritema, makula, papula,
vesikula, pustula, ulkus, turgor kulit, kelembapan kulit, tekstur kulit, dan edema.
Kulit
Dilakukan dengan cara inspeksi terhadap warna, bentuk, dan keadaan kuku. Adanya jari tabuh dapat
menunjukkan penyakit pernapasan kronis atau penyakit jantung serta bentuk kuku yang cekung atau
cembung menunjukkan adanya cedera, defisiensi besi, dan infeksi.
Kuku
Normalnya, rambut menutupi semua permukaan tubuh, kecuali telapak tangan dan kaki serta
permukaan labisa sebelah dalam. Rambut kepala normalnyaberkilauan dan kuat. Rambut yang
kering, rapuh, dan kurang pigmen dapat menunjukkan adanya malnutrisi, penyakit
hipotiroidisme, efek obat, dll
Rambut
Dilakukan dengan cara palpasi pada daerah leher, inguinal, atau kelenjar lainnya. Bila diameter lebih
dari 10 mm hal ini menunjukkan kemungkinan adanya ketidaknormalan.
Kelenjar Getah Bening
Nurun Nikmah, SST., M.Kes 18
-
Pemeriksaan Fisik pada Anak
Pemeriksaan Kepala dan Leher
Kepala Pemeriksaan lingkar kepala, bila didapatkan Lk lebih besar dari normal dinamakan makrosefali, bila lebih kecil dinamakan mikrosefali. Pemeriksaan pada ubun-ubun atau fontanel ubun-ubun besar, normalnya bertekstur rata dan sedikit cekung, bila UUB menonjol menunjukkan adanya peningkatan tekanan intrakanial, bila cekung kemungkinan terjadi dehidrasi dan malnutrisi.
Wajah Untuk menilai pembengkakan daeha wajah dan kesimetrisan wajah. Asimetris wajah dapat disebabkan oleh adanya paralisis fasialis.
Mata Untuk menilai visus atau ketajaman penglihatan. Kemudian pemeriksaan palpebra dilihat apakah simetris atau tidak, kelainan yang muncul yaitu adanya ptosis, lagoftalmos, pseudolagoftalmos, dan epifora. Pemeriksaan konjungtiva dapat dilihat apakah ada perdarahan subkonjungtiva. Pemeriksaan sklera normalnya berwarna putih. Pada kornea, apabila terjadi peradangan maka tampak adanya kekeruhan. Pemeriksaan pupil yang normal yaitu berbentuk bulat dan simetris, dan akan mengecil bila diberikan sinar. Pemeriksaan lensa dapat dilihat jernih tidaknya lensa, apabila ditemukan kekeruhan maka kemungkinan mengalami katarak. Bola mata menonjol dinamakan eksoftalmos, bila mengecil dinamakan enoftalmos. Pemeriksaan strabismus atau juling ditentukan bila diemukan sumbu visual yang tidak sejajar lapang gerakan bola mata. Nistagmus merupakan gerakann bola mata degan ritmis yang cepat dan horizontal.
Nurun Nikmah, SST., M.Kes 19
-
Pemeriksaan Fisik pada Anak
Pemeriksaan Kepala dan Leher
Telinga Pemeriksaan telinga bagian luar dari daun dan liang telinga dengan menentukan bentuk, besar, serta posisinya. Pemeriksaan membran timpani dikatakan normal bila sedikit cekung dan mengkilap, dan dilihat adakah perforasi. Pemeriksaan mastoid, adakah pembengkakan pada daerah mastoid. Kemudian pemeriksaan pendengaran dengan bantuan alat gaputala.
Hidung Untuk menilai adanya kelainan bentuk hidung dan adakah epistaksis
Mulut Untuk menentukan ada tidaknya trismus (kesulitan membuka mulut), halitosis (bau mulut tidak sedap), labiokisis (bibir tidak simetris). Pada gusi diinilai adanya edema atau tanda peradangan. Pada lidah dilihat adakah kelainan kongenital (makroglosia, mikroglosia, dan glosoptosis) dan adakah tremor lidah dengan menjulurkannya. Pemeriksaan gigi dinilai pertumbuhannya dan adakah hipersalivasi yang kemugkinan akibat gigi anak akan tumbuh atau karena adanya peradangan.
Faring Untuk melihat adanya hiperemia, edema, serta abses.
Laring Pemeriksaan ini sangat berhubungan dengan pemeriksaan pernapasan. Bida ada obstruksi pada laring, aka suara terdengan stridor yang disertai dengan batuk dan suara serak.
Leher Untuk menilai adakah distensi pada vena jugularis, adakah massa dalam leher, dan pergerakan tiroid ke atas bila pasien menelan.
Nurun Nikmah, SST., M.Kes 20
-
Pemeriksaan Fisik pada Anak
Pemeriksaan Dada
Pemeriksaan dilakukan dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi. Yang perlu diperhatikan adalah betuk dan besar dada, kesimetrisan dan gerakan dada, adanya deformitas atau tidak, adanya penonjolan, serta adanya pembengkakan atau kelainan yang lain.
Pemeriksaan Payudara
Untuk mengetahui perkembangan atau kelainan payudara anak (ginekomastia patologis atau terjadi galaktire sebelum pubertas)
Pemeriksaan Paru
Inspeksi: apakah terdapat kelainan patologis atau hanya fisiologis dengan melihat pengembangan paru saat bernapas. Palpasi: Simetris/asimetris dada, vocal fremitus, adanya krepitasi subkutis. Perkusi: Sonor (suara paru normal), redup/pekak, dan hipersonor atau timpani. Auskultasi: menilai suara napas dasar (vesikular, bronkial, amforik, cog wheell breath sound) dan suara napas tambahan (ronki basah (rales)/ronki kering, wheezing, krepitasi, dan bunyi gesekan pleura (pleural friction rub)).
Nurun Nikmah, SST., M.Kes 21
-
Nurun Nikmah, SST., M.Kes 22
-
Pemeriksaan Fisik pada Anak
Jantung
Inspeksi dan palpasi: Denyut apeks, detak pulmonal, dan getaran bising (trill). Perkusi: Untuk menilai adanya pembesaran pada jantung (kardiomegali) serta batasan dari organ jantung. Auskultasi: Bunyi jantung I, irama derap (galllops), dan bising jantung.
Abdomen
Inspeksi: untuk menilai ukuran dan bentuk perut membuncit simetris atau tidak. Auskulatsi: untuk mengetahui suara peristaltik usus normal (setiap 10-30 detik) Perkusi: normal (bunyi timpani) bila terdengar pada seluruh lapangan abdomen. Palpasi: adakah nyeri tekan, ketegangan dinding perut, palpasi pada hati (normal usia 5-6 th teraba 1/3 dengan tepi tajam, konsistensi kenyal, permukaan rata, dan tidak ada nyeri tekan), palpasi limfa (normal tidak teraba, kecuali pada neonatus).
Genitalia
Anak laki-laki: Perhatikan ukuran, bentuk penis, dan testis, serta adakah kelainan. Anak perempuan: Perhatikan adanya epispadia (terbelahnya mons pubis dan klitoris serta uretra membuka di bagian dorsal), adanya tanda-tanda seks sekunder, serta cairan yang keluar dari lubang genital.
Nurun Nikmah, SST., M.Kes 23
-
Penilaian adanya kelainan tulang belakang, seperti lordosis, kifosis, skoliosis, kelemahan, serta perasaan nyeri. Penilaian tulang, otot, dan sendi dimulai dengan inspeksi pada jari-jari, seperti pada jari tubuh (clubbed fingers) dapat dijumpai pada penyakit jantung bawaan atau penyakit paru kronis, adanya nyeri tekan, gaya berjalan, ataksia (inkoordinasi hebat), spasme otot, paralisis, atrofi/hipertrofi otot, kontraktur, dll.
Pemeriksaan dapat dilakukan secara inspeksi dengan mengamati berbagai kelainan neurologis, seperti kejang, tremor, twitching (gerakan spasmodik yang berlangsung singkat, seperti otot lelah serta nyeri setempat), korea (gerakan involunter kasar, tanpa tujuan, cepat dan tersentak-sentak, serta tidak terkoordinasi), parese (kelumpuhan otot tidka sempurna), paralisis (kelumpuhan anggota gerak bawah), tetraplegia/parese (kelumpuhan pada keempat aggota gerak), hemiparese/plegi. Pemeriksaan refleks: superfisial, tendon dalam, refleks patologis (reaksi ekstensi ibu jari positif pada refleks Babinzki) Pemeriksaan rangsang maningeal (kaku kuduk) Pemeriksaan kekuatan dan tonus otot
Pemeriksaan Fisik pada Anak
Tulang Belakang dan Ekstremitas
Neurologis
Nurun Nikmah, SST., M.Kes 24
-
Referensi 1. Allen, C.V. 1991. Memahami Proses Keperawatan
dengan Pendekatan Latihan. Diterjemahkan oleh Cristantie Effendi. Jakarta: EGC
2. Btz, C.L dan L.A. Sowden. 2002. Mosby’s Pediatric Nursing Reference. 3rd ed. St. Louis Missouri: Mosby Year Book, Inc.
3. Behrman, R.E. 1996. Textbook of Pediatric. Philadelphia: W.B. Saunders Company.
4. Engel, J. 1995. Pocket Guide to Pediatric Assessment. St. Louis Missouri: Mosby Year Book, Inc.
5. Jane Ball. 1999. Pediatric Nursing Caring of Children. Singapura: A Simon & Schuster Company.
6. Matondang, C.S. Dkk. 2000. Diagnosis Fisik pada Anak. Jakarta: PT Sagug Seto.
7. Wong, D.L. 1996. Essensials of Pediatric Nursing. 4th ed. St. Louis Missouri: Mosby Year Book, Inc.
Nurun Nikmah, SST., M.Kes 25
-
Thanks ! Any Question?
You can find me at • scienceofmidwife.wordpress.com • [email protected]
Nurun Nikmah, SST., M.Kes 26