PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1982091020050120… ·...

23
LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN MENGEMBANGKAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN ONLINE BAGI GURU-GURU SMP DI KOTA SINGARAJA Oleh: Luh Putu Putrini Mahadewi, S.Pd., M.S NIP. 198209102005012001 Adrianus I Wayan Ilia Yuda Sukmana, S.Kom., M.Pd. NIP. 198807082014041003 Alexander Hamonangan Simamora, S.E., M.Pd. NIP. 198807062015041001 Dibiayai dari Dana Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Universitas Pendidikan Ganesha SPK No. 69/UN48.16/PM/2016 Tanggal 1 Maret 2016 JURUSAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2016

Transcript of PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1982091020050120… ·...

i

LAPORAN AKHIR

PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS

PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN

MENGEMBANGKAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN

ONLINE BAGI GURU-GURU SMP DI KOTA SINGARAJA

Oleh:

Luh Putu Putrini Mahadewi, S.Pd., M.S

NIP. 198209102005012001

Adrianus I Wayan Ilia Yuda Sukmana, S.Kom., M.Pd.

NIP. 198807082014041003

Alexander Hamonangan Simamora, S.E., M.Pd.

NIP. 198807062015041001

Dibiayai dari Dana Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)

Universitas Pendidikan Ganesha

SPK No. 69/UN48.16/PM/2016 Tanggal 1 Maret 2016

JURUSAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

2016

ii

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan

rahmat-Nyalah kegiatan P2M dengan Tema “Pelatihan dan Pendampingan

Mengembangkan Aktivitas Pembelajaran Online bagi Guru-guru SMP di Kota

Singaraja” telah dilaksanakan sampai pendampingan tahap 1 sebagaimana tercantum

dalam laporan ini. Terselesaikannya laporan kemajuan ini tentulah tidak terlepas dari

bantuan berbagai pihak. Untuk itu, terima kasih disampaikan kepada:

1. Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat Universitas Pendidikan

Ganesha atas arahan dan bimbingannya,

2. Kepala Dinas Pendidikan dan Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten

Buleleng atas kerjasama dan dukungannya,

3. Rekan-rekan dosen pelaksana P2M atas ketekunan dan keuletannya melaksanakan

kegiatan P2M ini,

4. Para guru SMP 1 Singaraja dan para guru SMP 2 Singaraja atas kerjasama yang baik

dan sharing yang dilaksanakan secara kontinu,

5. serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Demikian laporan ini disusun.Saran dan masukan sangat diharapkan untuk perbaikan

pelaksanaan P2M selanjutnya. Terima kasih.

Singaraja, Nopember 2016

Tim Pelaksana

iv

DAFTAR ISI

Halaman Muka ……………………………………………...........i

Pengesahan …………………………………………………..ii

Kata Pengantar ………………………………………………….iii

Daftar Isi ……………………………………………….…iv

Daftar Gambar ………………………………………………..…v

Bab I Pendahuluan

a. Analisis Situasi ………………………………………………..…1

b. Identifikasi dan Perumusan Masalah ...…………....…………………..……3

c. Tujuan Kegiatan ………………………………………………..…3

d. Manfaat Kegiatan ………………………………………………..…3

Bab II Metode Pelaksanaan ………………………………………………..…4

Bab III Hasil dan Pembahasan ………………………………………………..…6

Bab IV Penutup ……………………………………..………..…11

a. Simpulan …………………………………………………11

b. Saran …………………………………………………11

Daftar Pustaka

Lampiran

a. Absensi Peserta Kegiatan

b. Foto-Foto Kegiatan

c. Peta Lokasi

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar

2.1 Kerangka Pemecahan Masalah …………………………………………..4

3.1 Platform e-Learning Sistem Dinamis Edmodo ………………………….......8

3.2 Contoh Produk Peserta (Menciptakan Mata Pelajaran Baru) …………..8

3.3 Contoh Produk Peserta (Aktivitas Membaca) …………………………..9

3.4 Contoh Produk Peserta (Aktivitas Menonton Video) …………………..9

3.5 Contoh Produk Peserta (Aktivitas Mengerjakan Latihan Soal) …………10

3.6 Contoh Produk Peserta (Aktivitas Tes Ulangan Harian) …………10

1

BAB I

Pendahuluan

Salah satu karakteristik kunci dari Asean Economic Community atau masyarakat

ekonomi ASEAN (MEA) adalah pasar tunggal dan basis produksi untuk barang-barang

perdagangan. Sebagaimana disebutkan dalam ASEAN Blueprint (2008), salah satu

elemen inti dari karakteristik kunci MEA tersebut adalah diperbolehkannya tenaga kerja

yang memiliki skills/keterampilan untuk meraih peluang kerja di negara manapun di

kawasan ASEAN. Hal ini merupakan tantangan bagi dunia pendidikan di Indonesia.

Tantangan-tantangan yang muncul dalam mempersiapkan SDM yang terampil menuntut

adanya berbagai upaya nyata dalam memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses

pembelajaran di setiap jenjang pendidikan, termasuk di sekolah menengah. Guru sebagai

pendidik dituntut keprofesionalannya dalam berbagai aspek untuk mengantarkan anak

didiknya mencapai tujuan pendidikan yang ditetapkan, termasuk keprofesionalan guru

dalam menginterasikan teknologi dalam pembelajaran.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia (Permendiknas)

Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru

menyebutkan bahwa guru SMP/MTs harus memiliki kompetensi dalam memanfaatkan

teknologi informasi dan komunikasi/information and communication technology (ICT)

untuk kepentingan pembelajaran serta untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.

Berdasarkan Permendikbud tersebut sangat nyata tuntutan kompetensi profesional yang

harus dimiliki guru terkait dengan pemanfaatan ICT. Kompetensi dimaksud adalah guru

SMP/MTs memiliki pengetahuan dan keterampilan memanfaatkan ICT untuk

kepentingan pembelajaran.

Pengintegrasian ICT dalam pembelajaran memberikan berbagai kemudahan tidak

hanya dalam bentuk perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software)

melainkan juga dalam bentuk sistem, strategi, metode dan teknik berkomunikasi.

Penggunaan ICT dalam proses pembelajaran, utamanya terlihat pada adanya perubahan

seting pembelajaran, dari tatap muka (face-to-face) ke seting online melalui e-learning,

baik dalam takarannya sebagai tambahan pembelajaran (suplemen), pelengkap

pembelajaran (komplemen) maupun sebagai pengganti (substitusi) pembelajaran tatap

muka. Guru sebagai ahli isi pelajaran (subject matter expert), baik bekerja secara sendiri

maupun berdampingan dengan tenaga pengembang teknologi pembelajaran, diharapkan

dapat merancang, mengembangkan, dan memanfaatkan e-learning dalam pembelajaran.

2

a. Analisis Situasi

Lima puluh empat persen SMP (tujuh dari 13 SMP yang ada) di Kota Singaraja

secara aktif dan berkelanjutan mengembangkan e-learning untuk berbagai mata

pelajaran, yaitu: (1) SMP N 1 Singaraja, (2) SMP N 3 Singaraja, (3) SMP N 6 Singaraja,

(4) SMP Laboratorium Undiksha, (5) SMP Mutiara Singaraja, (6) SMP Saraswati

Singaraja dan (7) SMP Bhaktiyasa. SMP-SMP ini merupakan sekolah-sekolah yang aktif

mengirimkan para gurunya mengikuti pelatihan e-Learning, baik yang diselenggarakan

oleh Undiksha maupun pihak lain.

Berdasarkan observasi dan wawancara awal yang dilakukan dengan para guru

peserta pelatihan e-learning yang diselenggarakan oleh berbagai pihak seperti LP3

Undiksha dan Jurusan Teknologi Pendidikan FIP Undiksha, diketahui bahwa para guru

SMP di Kabupaten Buleleng pada umumnya dan para guru SMP di Kota Singaraja pada

khususnya, telah teramat sering mengikuti pelatihan e-learning. Hanya saja, karena

keterbatasan waktu pelatihan (1-2 hari) serta tidak terpantaunya pemanfaatan e-learning

pasca pelatihan, maka sumber belajar (learning resources) dan aktivitas pembelajaran

(learning activities) tidak dapat dikembangkan dengan maksimal.

Memperkuat hasil observasi dan wawancara awal yang telah dilakukan,

berdasarkan kegiatan P2M yang dilakukan tahun 2015 dengan judul “Pelatihan dan

Pendampingan Evaluasi e-Learning bagi Guru-guru SMP di Kota Singaraja” diketahui

bahwa e-learning yang dievaluasi para guru menunjukkan masih rendahnya ragam dan

kualitas aktivitas pembelajaran online. Hal ini terjadi oleh karena belum pernah dilatih

dan didampinginya para guru secara intensif dalam hal pemilihan aktivitas pembelajaran

berdasarkan konten yang telah dikembangkan. Padahal sebagaimana diketahui, konten

pembelajaran tidak sekedar asal upload melainkan digandengkan dengan aktivitas yang

dapat membelajarkan siswa berdasarkan konten yang dikembangkan.

Berdasarkan analisis situasi yang ada, dirasa sangat perlu meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan para guru SMP dalam mengembangkan aktivitas

pembelajaran online agar e-learning yang ada dapat diberdayakan dengan baik. Hal ini

mendorong pengembangan kemampuan guru untuk secara profesional memanfaatkan

ICT dalam pembelajaran. Dengan demikian, upaya meningkatkan kualitas pembelajaran

untuk menghasilkan SDM yang berdaya saing tinggi untuk berpartisipasi dalam MEA

akan berhasil.

3

b. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Telah teridentifikasi masalah yang dihadapi oleh guru-guru SMP di Kota

Singaraja sehubungan dengan e-learning. Guru-guru tersebut belum secara maksimal

mengembangkan aktivitas pembelajaran online. Hal ini disebabkan oleh disamping

kurangnya waktu untuk mengembangkan aktivitas online, guru-guru juga memiliki

keterbatasan pengetahuan dan keterampilan dalam mengembangkan aktivitas

pembelajaran online, baik teknik maupun aspek-aspek yang harus dikembangkan.

Berdasarkan identifikasi masalah ini, maka permasalahan yang akan ditangani melalui

kegiatan P2M ini adalah:

a. Bagaimanakah cara meningkatkan pengetahuan guru-guru SMP di Kota Singaraja

dalam mengembankan aktivitas pembelajaran online?

b. Bagaimanakah cara meningkatkan keterampilan guru-guru SMP di Kota Singaraja

dalam mengembangkan aktivitas pembelajaran online?

c. Tujuan

Tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini sebagai berikut.

1). Meningkatkan pengetahuan guru-guru SMP di Kota Singaraja dalam

mengembangkan aktivitas pembelajaran online.

2). Meningkatkan keterampilan guru-guru SMP di Kota Singaraja dalam

mengembangkan aktivitas pembelajaran online.

d. Manfaat Kegiatan

Program kegiatan yang dilaksanakan ini diharapkan memberikan manfaat sebagai

berikut.

1). Bagi guru-guru peserta pelatihan, kegiatan P2M ini dapat meningkatkan pengetahuan

dan keterampilan guru untuk mengembangkan aktivitas pembelajaran online untuk

memberdayakan fasilitas e-learning yang ada di sekolahnya masing-masing.

2). Bagi dosen pelaksana, kegiatan P2M ini merupakan perwujudan tri dharma perguruan

tinggi bidang pengabdian masyarakat yang menjadi ajang untuk berbagi ilmu

pengetahuan dan keterampilan dengan masyarakat.

3). Bagi LPM Undiksha Singaraja, kegiatan P2M ini memperkuat jaringan kerjasama

dengan pihak sekolah mitra termasuk Dinas Pendidikan maupun Pemda Setempat.

4

BAB II

Metode Pelaksanaan

Adapun tahapan-tahapan dalam pelaksanaan pelatihan dan pendampingan ini

dapat disajikan pada diagram alir dalam Gambar 1 di bawah ini.

Gambar 2.1. Kerangka Pemecahan Masalah

Berdasarkan kerangka pemecahan masalah, maka metode pelaksanaan kegiatan

yang digunakan adalah sebagai berikut.

a. Pelatihan

(1) Metode Ceramah

Metode ceramah digunakan pada saat penyampaian materi pelatihan

mengembangkan aktivitas pembelajaran online.

Menetapkan jumlah peserta pelatihan

Menghubungi dan mengkonfirmasi kehadiran peserta pelatihan

Menghubungi narasumber yang berkompeten

Memberikan materi pelatihan mengembangkan aktivitas pembelajaran online

Memberikan kesempatan kepada peserta untuk melakukan tanya jawab

Melatih para guru mengembangkan aktivitas pembelajaran online

Analisis kebutuhan

Mendampingi para guru mengembangkan aktivitas pembelajaran online

5

(2) Metode Tanya Jawab

Metode tanya jawab digunakan setelah metode ceramah. Metode ini dipilih untuk

memberikan kesempatan kepada peserta pelatihan mengajukan berbagai

pertanyaan seputar materi yang disajikan oleh penyaji materi (narasumber).

(3) Praktek Langsung

Setelah mendengarkan ceramah dan melakukan tanya jawab, peserta pelatihan

dapat mempraktekkan langsung materi yang diperoleh pada saat ceramah.

b. Pendampingan

Praktek langsung setelah pelatihan dilanjutkan melalui proses pendampingan

sebanyak 2 kali. Pendampingan ke-1 adalah pemantapan mapping aktivitas pembelajaran

online dan pendampingan ke-2 adalah pengembangan aktivitas pembelajaran online pada

platform Edmodo berdasarkan pada mapping yang telah dikerjakan pada pendampingan

ke-1.

6

BAB III

Hasil dan Pembahasan

Sebelum pelaksanaan pelatihan dan pendampingan dilaksanakan berbagai

persiapan termasuk koordinasi dengan Dinas Pendidikan Kabupeten Buleleng yang

menaungi sekolah-sekolah tempat para peserta bertugas serta koordinasi dan audiensi

dengan Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Buleleng yang memiliki

kewenangan dalam hal pengembangan e-government termasuk di dalamnya

pengembangan e-learning. Hasil koordinasi hari Rabu tanggal 25 Mei 2016 hari

menunjukkan kerjasama antara Pemda Kabupaten Buleleng dengan Undiksha sangat

perlu ditingkatkan khususnya dalam hal pendampingan Perguruan Tinggi terhadap

pelaksanaan berbagai kegiatan di Dinas Pendidikan dan juga di Dinas Komunikasi dan

Informatika, khususnya pengembangan e-learning untuk masyarakat Buleleng.

a. Pelatihan

Sebagai tindak lanjut koordinasi dan audiensi, Kepala Dinas Komunikasi dan

Informatika mendukung pelaksanaan pelatihan dengan hadir langsung ke lokasi pelatihan

di Kampus Fakultas Ilmu Pendidikan Undiksha pada hari Sabtu tanggal 28 Mei 2016.

Beliau turut memotivasi para guru melalui sambutan singkatan beliau agar para guru

tekun mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran.

Materi pelatihan disampaikan oleh tim P2M dan juga oleh seorang narasumber

yang merupakan praktisi e-learning tingkat provinsi Bali yakni Bapak I Komang

Purwata, S.Pd., M.Pd. (Operator Dapodik Provinsi Bali). Kedua makalah terlampir.

Pelatihan ini turut didokumentasikan melalui photo-photo (terlampir) dan juga

dokumentasi serta di-broadcast oleh Nirwana TV (dapat disimak pada uniform resource

locator/URL: https://youtu.be/zuLPP6ed1sE).

Berdasarkan evaluasi kegiatan pelatihan P2M yang meliputi: evaluasi program,

evaluasi proses dan evaluasi hasil diperoleh hasil-hasil sebagai berikut.

1) Evaluasi terhadap program pelatihan dilakukan melalui pemberian kuesioner/angket

kepada peserta. Berdasarkan respon peserta pelatihan dapat disajikan data-data

sebagai berikut.

(1) Seluruh peserta (100%) menyatakan bahwa pelatihan yang dilaksanakan

mendukung pengembangan profesi guru.

(2) Seluruh peserta (100%) menyatakan bahwa materi pelatihan menambah wawasan

guru tentang pengintegrasian teknologi dalam proses pembelajaran.

7

(3) Seluruh peserta (100%) menyatakan bahwa pelatihan yang dilaksanakan

meningkatkan keterampilan guru dalam merancang dan mengembangkan

aktivitas-aktivitas pembelajaran online.

(4) Seluruh peserta (100%) menyatakan bahwa pelatihan pengembangan aktivitas

pembelajaran online sebagai wujud nyata kerjasama antara sekolah, kampus dan

dinas terkait sangat bermanfaat bagi guru dalam menciptakan suasana belajar

yang inovatif.

(5) Seluruh peserta (100%) menyatakan bahwa pelatihan sejenis perlu ditingkatkan

kuantitas dan kualitasnya untuk mendukung guru mengembangkan pengetahuan

dan keterampilan tentang e-learning secara berkelanjutan.

Berdasarkan tanggapan peserta pelatihan ini dapat disimpulkan bahwa

pelatihan mengembangkan aktivitas pembelajaran online ini sangat berguna bagi

guru dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya mengembangkan

aktivitas pembelajaran online. Oleh karena itu pelatihan sejenis perlu secara kontinu

dilaksanakan sesuai perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di lapangan.

2) Evaluasi proses bertujuan untuk mengetahui keberhasilan pelaksanaan kegiatan

pelatihan. Keberhasilan pelaksanaan kegiatan dapat dilihat dari kehadiran peserta

yang mencapai 100% dan partisipasi aktif (kegiatan bertanya dan antusiasme peserta)

selama berlangsungnya pelatihan. Daftar hadir peserta terlampir.

b. Pendampingan

Pendampingan tahap 1 dilaksanakan pada tanggal menunjukkan bahwa

peserta memahami tahapan-tahapan yang sistematis dalam mengembangkan aktivitas

pembelajaran online. Hal ini mengindikasikan bahwa peserta pelatihan telah memiliki

pengetahuan yang diharapkan dalam mengembangkan aktivitas pembelajaran online.

Disamping itu, para peserta telah pula menunjukkan keterampilan mapping aktivitas

pembelajaran online dan tatap muka yang mencirikan bahwa peserta telah memiliki

keterampilan mengembangkan aktivitas pembelajaran online dalam hal perancangan

(desain). Dikatakan demikian sebab peserta baru pada tahap mendesain (merancang)

belum meng-online-kan pada platform yang dipilih aktivitas-aktivitas yang telah di-

mapping tersebut. Keterampilan ini dilanjutkan dengan pendampingan yang ke-2 yakni

pemilihan aktivitas dan pengunggahan materi pada platform online yang digunkan

sekolah yakni Edmodo.

8

Gambar 3.1 Platform e-Learning Sistem Dinamis Edmodo

Pendampingan tahap ke-2 dilakukan di sekolah tempat para peserta bertugas.

Berbeda halnya dengan pendampingan tahap ke-1 (mendesain/mapping aktivitas

pembelajaran online), pendampingan tahap ke-2 ini bertujuan memandu para peserta

secara langsung untuk mengunggah aktivitas-akttivitas pembelajaran online yang telah

dipilih pada platform online yang dimiliki atau yang telah ditetapkan oleh sekolah

Edmodo. Berikut screenshots contoh-contoh produk peserta.

Gambar 3.2 Contoh Produk Peserta (Menciptakan Mata Pelajaran Baru)

9

Gambar 3.3 Contoh Produk Peserta (Aktivitas Membaca)

Gambar 3.4 Contoh Produk Peserta (Aktivitas Menonton Video)

10

Gambar 3.5 Contoh Produk Peserta (Aktivitas Mengerjakan Latihan Soal)

Gambar 3.6 Contoh Produk Peserta (Aktivitas Tes Ulangan Harian)

Berdasarkan kegiatan pendampingan dapat dinyatakan bahwa pengetahuan dan

keterampilan para Guru SMP 1 Singaraja dan SMP 2 Singaraja dalam mengembangkan

aktivitas pembelajaran online meningkat walaupun belum 100%. Dikatakan demikian

sebab peserta hanya didampingi dua kali dan mereka baru berlatih merancang (me-

mapping) dan memilih aktivitas serta mengunggah konten berdasarkan mapping tersebut

yang biasanya mereka hanya mengunggah teks disertai sedikit gambar.

11

BAB IV

PENUTUP

4.1 Simpulan

Berdasarkan hasil yang dicapai dapat dirumuskan simpulan sementara sebagai

berikut.

a. Kegiatan pelatihan dan pendampingan ini dapat meningkatkan pengetahuan

guru-guru SMP di Kota Singaraja dalam mengembangkan aktivitas

pembelajaran online.

b. Kegiatan pelatihan dan pendampingan ini dapat meningkatkan keterampilan

guru-guru SMP di Kota Singaraja dalam mengembangkan aktivitas

pembelajaran online.

4.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan dapat diajukan saran-saran sebagai berikut.

a. Pelatihan dan pendampingan sejenis perlu secara kontinu dilaksanakan sebagai

wujud darma dosen di Perguruan Tinggi.

b. Undiksha sebagai Perguruan Tinggi terdekat/pendamping dalam hal

pengembangan dan peningkatan profesionalitas guru dalam hal e-learning di

Kabupaten Buleleng hendaknya meningkatkan kerjasama secara lebih intensif

tidak hanya dengan Dinas Pendidikan tetapi juga dengan Dinas Komunikasi dan

Informatika.

12

Daftar Pustaka

Ali, M.B., & Nair, D. 2010. Web Based Learning on KBSM Chemical Formula

Incorporating Selected Multiple Intelegences. Tersedia pada

http://eprints.utm.my/10167/1/Divya_Nair_G.pdf., diakses tanggal 17 April

2014.

ASEAN. 2008. Asean Economic Community Blueprint. Jakarta: ASEAN Secretariat.

Mahadewi, L.P.P. & Sukmana, I W.I.Y. 2014. Pengembangan Aktivitas Pembelajaran

Online Mata Kuliah Pemrograman II (Object-Oriented Programming). Laporan

Penelitian. Singaraja: FIP Undiksha.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007

tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.

Qureshi, E. 2004. Instructional Design Models. Tersedia pada, http://web2.uwindsor.ca/

courses/edfac/morton/instructional_design.htm, diaksed tanggal 17 April 2014.

Rice IV, M.H. 2008. Moodle 1.9 E-Learning Course Development. Birmingham, UK:

Packt.

13

LAMPIRAN

a. Daftar Hadir Peserta

2

b. Foto-foto Kegiatan

(1) Foto-foto Audiensi ke Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Buleleng

Rabu, 25 Mei 2016

3

(2) Foto-foto Pelaksanaan Pelatihan

Sabtu, 28 Mei 2016

4

(3) Foto-foto Pendampingan Tahap 2

Senin, 15 Agustus 2016

5

Photo-photo Pendampingan Tahap 2

Rabu, 16 Nopember 2016

6

c. Peta Lokasi Daerah Sasaran

Keterangan:

= Undiksha

= Lokasi pendampingan (SMP 1 Singaraja dan SMP 2

Singaraja)