LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DANA DIPA -...

28
LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DANA DIPA PELATIHAN KETERAMPILAN MENGOLAH KUE KERING SEBAGAI PELUANG WIRAUSAHA PADA PARA SISWA SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) NEGERI BAGIAN B SINGARAJA Oleh: Luh Masdarini, S.Pd., M.Pd. NIP. 19710421 200212 2 001 (Ketua) Ni Made Suriani, S.Pd.,M.Par . NIP 197212072002122003 (Anggota) Ni Dsk Md. Sri Adnyawati, S.Pd.,M.Pd. NIP 196803091994032001 (anggota) Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Universitas Pendidikan Ganesha SPK No. 105/UN48.16/PM/2016 Tanggal 1 Maret 2016 JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA 2016

Transcript of LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DANA DIPA -...

LAPORAN AKHIRPROGRAM P2M DANA DIPA

PELATIHAN KETERAMPILAN MENGOLAH KUE KERING SEBAGAI

PELUANG WIRAUSAHA PADA PARA SISWA SEKOLAH LUAR BIASA

(SLB) NEGERI BAGIAN B SINGARAJA

Oleh:Luh Masdarini, S.Pd., M.Pd. NIP. 19710421 200212 2 001 (Ketua)

Ni Made Suriani, S.Pd.,M.Par . NIP 197212072002122003 (Anggota)Ni Dsk Md. Sri Adnyawati, S.Pd.,M.Pd. NIP 196803091994032001 (anggota)

Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)Universitas Pendidikan Ganesha

SPK No. 105/UN48.16/PM/2016 Tanggal 1 Maret 2016

JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGAFAKULTAS TEKNIK DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHASINGARAJA

2016

KATA PENGANTARDengan mengucapkan puji syukur kehadapan Ida Sanghyang Widhi Wasa,

Tuhan yang maha Esa karena berkat rahmat-Nyalah seluruh rangkaian kegiatan

pengabdian pada masyarakat dengan judul ”Pelatihanan Keterampilan Mengolah

Kue Kering Sebagai Peluang Wirausaha Pada Para Siswa Sekolah Luar Biasa

(SLB) Negeri Bagian B Singaraja

Terselenggaranya kegiatan ini adalah berkat kerja sama dengan Lembaga

Pengabdian Pada Masyarakat Undiksha Singaraja dan dorongan dari berbagai

pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini ijinkanlah penulis memberikan

penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkenan

memberikan bantuan, baik moril maupun materiil yang sangat berarti bagi

pelaksanaan kegiatan ini.

Semoga program yang telah dilaksanakan dapat bermanfaat dalam rangka

meningkatkan kualitas sumber daya manusia saat ini dan di masa datang.

Singaraja, 3 Nopember 2016

Penyusun

DAFTAR ISI

SAMPUL DEPAN ……………………………………………………………. i

HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………..ii

KATA PENGANTAR………………………………………………………. iii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………...iv

DAFTAR TABEL……………………………………………………………..v

DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………..vi

I. PENDAHULUAN………………………………………………………… 1

1.1 Analisis Situasi ……………………………………………………………1

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah......................................................... 3

II. METODE PELAKSANAAN

2.1 Kerangka Pemecahan Masalah………………………………………….. 5

2.2 Metode Pelaksanaan Kegiatan…………………………………………. 6

2.3 Rancangan Evaluasi dan Kriteria Keberhasilan………………………… 7

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Deskripsi Hasil Pelatihan ……………………………………………… 8

3.2 Pembahasan………………………………………………………………11

IV. KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan ……………………………………………………………...12

4.2 Saran ……………………………………………………………………..12

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………13

LAMPIRAN…………………………………………………………………… 14

DAFTAR TABEL

Tabel 2.3.1 Check list proses pembuatan produk kue kering………………… 7

Tabel 2.3.2 Pedoman Hasil Evaluasi ................................................................ 7

Tabel 3.1.1 Rekapitulasi Data Hasil Kegiatan Pelatihan Pengolahan Nastar..... 9

Tabel 3.1.2 Rekapitulasi Data Hasil Pelatihan Pengolahan Batang Keju……… 9

Tabel 3.1.3 Rekapitulasi Data Hasil Pelatihan Pengolahan Coklat Chip………10

Tabel 3.1.4 Rekapitulasi Data Hasil Pelatihan Pengolahan Putri Salju…………10

DAFTAR GAMBAR

Gb 1 Bahan Kue Batang Keju (Kastengels………………………………… 18

Gb 2 Bahan Kue Nastar .....................................................................................18

Gb 3 Bahan Kue Cokelat Chif ......................................................................... 18

Gb 4 Bahan Kue Putri Salju ............................................................................. 18

Gb 5 Peralatan Kue Kering …………………………………………………… 19

Gb 6 Pembuatan Kue Nastar…………………………………………………… 19

Gb 7 Pembuatan Kue Cokelat Chif……………………………………………. 19

Gb 8 Pembauatn Kue Batang Keju …………………………………………… 19

Gb 9 Pembuatan Kue Putri Salju………………………………………………. 19

Gb 10 Hasil Produk Kue Kering……………………………………………… 20

ABSTRAK: Pelatihan Keterampilan Mengolah Kue Kering Sebagai PeluangWirausaha Para Siswa Sekolah Luar Biasa (SLB) Bagian B Singaraja.Pengabdian pada Masyarakat ini bertujuan untuk memberikan keterampilankepada pasa siswa Sekolah Luar Biasa (SLB) bagian B Singaraja tentangpengolahan kue kering yang meliputi nastar, batang keju (kastengels), coklat chip(chocolate chips), dan putri salju. Kegiatan ini menggunakan metode pelatihanketerampilan melalui ceramah, demontrasi, dan tanya jawab. Evaluasi dilakukanselama proses pelatihan pada siswa sesuai metode dan materi yang diberikan.Tingkat keberhasilan program pelatihan ini dilakukan melalui evaluasi padatingkat kehadiran, motivasi peserta, dan tingkat keterampilan (kinerja) siswadalam proses persiapan hingga penyelesaian produk. Hasil pelatihan keterampilanpada siswa SLB bagian B dinyatakan berhasil. Hal tersebut dapat ditunjukkanbahwa tingkat kehadiran peserta 100% hingga pelatihan berakhir. Hasil pelatihanketerampilan pada tahap persiapan hingga penyelesaian produk tergolong berhasilkarena semua peserta mampu membuat produk sesuai dengan kriteria yangdiharapkan. Di samping itu para peserta juga sangat antusias dan aktif dalammengikuti kegiatan pelatihan dari awal sampai akhir. Hal ini nampak melaluiinteraksi intensif yang terjadi antara peserta dengan instruktur, serta semua pesertamenyatakan senang dengan pelaksanaan kegiatan pelatihan yang diberikan. Halini menunjukkan respon peserta terhadap kegiatan pelatihan sangat positif.Kata-kata kunci: Keterampilan mengolah kue kering

ABSTRACT: Pastry Skills Training Cultivating EntrepreneurialOpportunity For Students School (SLB) Part B Singaraja. CommunityServices aims to provide skills to pasa school students (SLB)section B Singaraja on processing that includes nastar pastries,cheese stem (kastengels), chocolate chips (chocolate chips), and asnow princess. This activity using skills training throughlectures, demonstrations, and question and answer. The evaluationwas done during the training on the students according to themethods and materials provided. The success rate of this trainingprogram is done through an evaluation at the level of attendance,motivation of the participants, and the skill level (performance)of students in the preparatory process until the completion of theproduct. The results of the students' skills training SLB part Bdeclared successful. It can be shown that the rate of attendanceof 100% until the training is over. Results of skills training inthe preparation phase until the completion of a product classifiedas successful as all participants are able to make productsaccording to the criteria expected. In addition, the participantsalso very enthusiastic and active in participating in trainingactivities from beginning to end. This is apparent throughintensive interaction that occurs between the participants andinstructors, as well as all participants expressed pleasure withthe implementation of the training provided. This shows theresponses of participants to the training activities are verypositive.Key words: Skills cultivate pastries

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Analisis Situasi

Salah satu sekolah luar biasa (SLB) yang ada di Propinsi Bali adalah

SLB Negeri Singaraja yang beralamat di Jl. Veteran No 11 A Singaraja. SLB ini

merupakan SLB Bagian B yaitu Sekolah yang menampung anak-anak yang

menderita tuli bisu sedangkan kondisi mentalnya normal. Di SLB bagian B ini

terdapat tingkatan sekolah mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah

Menengah Atas (SMA).

Sekolah Luar Biasa Bagian B Singaraja Bali adalah sekolah khusus

untuk anak-anak tuli bisu. Tuli bisu adalah individu yang memiliki hambatan

dalam berbicara dan pendengaran baik permanen maupun tidak permanen. Di

Sekolah ini terdapat siswa Sekolah Dasar 60 orang, Sekolah Menengah Pertama

15 orang dan Sekolah Menengah Atas 12 orang.

SLB ini berdiri sejak tahun 1958 dan satu-satunya di Kabupaten

Buleleng. Dilihat dari kurikulum yang ada pembelajarannya terdiri dari 70 %

praktik dan 30% teori. Berbagai keterampilan diberikan pada siswa yang

tujuannya untuk memberikan bekal hidup kelak bila siswa tersebut sudah lulus

dan kembali ke masyarakat.

Sebagai pribadi yang memiliki kekurangan maka mereka pada

umumnya sering dianggap kurang memiliki rasa percaya diri dan cenderung

menutup diri dari lingkungannya. Di tambah dengan pandangan masyarakat yang

kurang menghargai para penyandang cacat cenderung menambah beban

permasalahan bagi mereka. Seharusnya dengan keterbatasan yang ada pada

mereka hendaknya disikapi secara positif karena setiap individu memiliki

kekurangan dan kelebihan, dalam hal ini kelebihan yang dimiliki hendaknya dapat

dikembangkan seoptimal mungkin dan diharapkan dapat memberikan kontribusi

positif bagi keluarga, lingkungan, masyarakat, serta pembangunan bangsa.

Berbagai upaya telah banyak dan tak pernah berhenti dilakukan mulai

dari tingkat pusat hinggga di tingkat sekolah untuk mengembangkan pendidikan

bagi anak yang memeliki keterbatasan di SLB Negeri bagian B Singaraja yang

semakin bermutu, namun realita yang ada masih menunjukkan belum tercapainya

apa yang dicita-citakan. Hal ini merupakan tantangan dan kewajiban bagi

Universitas Pendidikan Ganesha, melalui Lembaga Pengabdian SLB.

Dipandang perlu untuk memberdayakan anak-anak SLB Negeri

Bagian B Singaraja untuk meningkatkan keterampilan di bidang Boga, mengingat

mereka sudah memiliki ketrampilan dasar bidang boga, dan tersedianya alat-alat

memasak di sekolah. Hal yang dapat kita lakukan dalam pembinaan anak-anak

cacat adalah melakukan pendampingan pada mereka dalam upaya peningkatan

kualitas sumberdaya manusia, sehingga pada waktunya nanti mereka bisa

memasuki atau justru dapat menciptakan lapangan kerja (Sutrisno dalam

Angendari 2012). Adapun program pelatihan yang akan diberikan adalah

keterampilan berupa pembuatan kue kering yang berupa nastar, batang keju

(kastengels), coklat chip (chocolate chips), dan putri salju.

Universitas Pendidikan Ganesha, membawahi Fakultas Teknik dan

Kejuruan (FTK) yang memiliki jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga

(PKK). Dalam kurikulum Jurusan PKK 70 % terdiri dari praktek baik bidang

boga. Berbagai keterampilan akan diterapkan pada bidang tersebut. Dilihat dari

aneka keterampilan yang akan dilatihkan, seperti nastar, batang keju, coklat chip

dan putri salju merupakan hasil penelitian yang telah teruji dan layak untuk

diterapkan kepada masyarakat. Melalui kegiatan ini akan diperoleh beberapa

keunggulan yaitu bagi para siswa, keterampilan yang diperoleh dapat dijadikan

bekal setelah lulus untuk membuka usaha sekaligus menciptakan lapangan kerja.

Hal yang dapat kita lakukan dalam pembinaan anak-anak cacat adalah melakukan

pendampingan pada mereka dalam upaya peningkatan kualitas sumberdaya

manusia, sehingga ke depannya mereka bisa memasuki atau justru dapat

menciptakan lapangan kerja. Oleh karena itu kegiatan dalam bentuk Pengabdian

Masyarakat ini sangat relevan untuk memecahkan permasalahan yang ada Sekolah

Luar Biasa Bagian B Singaraja.

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian analisis situasi, dapat dikemukanan bahwa anak-anak

Sekolah Luar Biasa Bagian B memiliki kekurangan. Kekurangan yang dimiliki

menimbulkan pandangan masyarakat bahwa mereka pada umumnya kurang

memiliki rasa percaya diri dan cenderung menutup diri dari lingkungannya.

Mereka perlu bekal keterampilan untuk kelangsungan hidunya setelah lulus dari

sekolah. Berdasarkan hasil survei menunjukkan bahwa keterampilan dalam

pengolahan makanan yang berupa produk olahan kue kering yang berupa kue

batang keju, kue nastar, putri salju, dan chocochif pada siswa SLB belum pernah

diberikan, sedangkan peralatan yang tersedia cukup memadai untuk menunjang

bidang tersebut. Selain itu anak-anak Sekolah Luar Biasa Bagian B Singaraja

sangat membutuhkan keterampilan tersebut, karena diharapkan setelah mereka

lulus dan kembali ke masyarakat sudah mempunyai bekal keterampilam yang

memadai, sehingga mereka merupakan aset bangsa yang diperhitungkan, bukan

sebaliknya dianggap beban bangsa.

Sehubungan dengan hal tersebut untuk dapat memiliki sejumlah

keterampilam maka diperlukan sejumlah pelatihan keterampilan yaitu:

a. Mengidentifikasi dan mempersiapkan bahan-bahan kue kering yang dibuat

menjadi nastar, batang keju (kastengles), coklat chip (chocolate chips)

serta menghitung kebutuhan bahan untuk terwujudnya hasil.

b. Mengolah bahan-bahan menjadi produk kue kering yang berupa nastar,

batang keju (kastengles), coklat chip (chocolate chips).

c. Mengemas hasil olahan kue kering berupa nastar, batang keju

(kastengles), coklat chip (chocolate chips)

Permasalahan ini mestinya segera ditangani secara komprehensif melalui

strategi dan program yang terpadu agar dapat memberdayakan sumber daya

manusia dan sumber daya lainnya (peralatan/fasilitas) yang ada Sekolah Luar

Biasa Bagian B Singaraja.

Bertolak pada identifikasi masalah tersebut dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana kemampuan siswa Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri bagian B

Singaraja dalam membuat produk makanan kue kering berupa nastar,

batang keju (kastengles), coklat chip (chocolate chips), dan putri salju?

2. Bagaimana tanggapan siswa Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri bagian B

Singaraja terhadap pelatihan mengenai pembuatan produk makanan kue

kering berupa nastar, batang keju (kastengles), coklat chip (chocolate

chips) dan putri salju?

BAB II METODE PELAKSANAAN

2.1 Kerangka Pemecahan Masalah

Berdasarkan kondisi ekonomi Bangsa Indonesia saat ini, bukanlah hal

yang mudah untuk memperoleh pekerjaan, apalagi bagi anak-anak Sekolah Luar

Biasa Bagian B yang memiliki kekurangan fisik. Hal ini tentunya menjadi

permasalahan yang rumit, jika anak-anak SLB bagian B tersebut tidak

dipersiapkan untuk mencari peluang di dunia usaha, dengan kata lain

berwirausaha mandiri. Oleh karena itu sudah seharusnya perguruan tinggi melalui

penerapan Dharma ke 3 yaitu Pengabdian Pada Masyarakat memberikan

kontribusi untuk memecahkan persoalan tersebut. Realisasi pemecahan masalah

terhadap kerangka pemecahan masalah dilakukan melalui peningkatan

keterampilan dalam pelatihan bidang boga berupa pembuatan kue kering yang

meliputi nastar, batang keju (kastengels), coklat chip (chocolate chips), dan putri

salju.

Dengan adanya pelatihan ini diharapkan siswa Sekolah Luar Biasa Bagian

B (siswa SMP dan SMA) dapat menerapkan berbagai keterampilan yang akan

diberikan, dan selalu menggali ide baru untuk berinovasi dalam berkarya.

Selanjutnya dengan penguasaan wawasan dan keterampilan tersebut para siswa

lebih siap untuk mandiri, dan menjadi insan yang produktif.

Kegiatan penganbdian ini dilaksanakan selama 8 bulan yang terbagi dalam

tiga tahap yaitu: (1) tahap perencanaan, (2) tahap pelaksanaan, (3) tahap evaluasi.

Tahap perencanaan telah ditetapkan hal-hal sebagai berikut: tempat/lokasi

kegiatan dipilih di Sekolah Luar Biasa Negeri Bagian B Singaraja Bali, yang

terletak di Jl Veteran Singaraja. Jenis kegiatan berupa pelatihan membuat kue

kering yang berupa nastar, batang keju (kastengels), coklat chip (chocolate chips),

dan putri salju. Tahap pelaksanaan berupa penyajian materi secara teori selama 1

hari dilanjutkan dengan membuat produk keterampilan berupa. Tahap yang

terakhir adalah evaluasi akhir dan pelaporan.

2.2. Metode Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan pengabdian pada masyarakat (P2M) menggunakan metode dalam

bentuk pelatihan keterampilan melalui ceramah, demontrasi dan tanya jawab

dilaksanakan selama 8 bulan. Adapun tahapan-tahapan dalam pelaksanaan

kegiatannya :

1. Ceramah digunakan untuk menyampaikan pengetahuan secara umum

tentang kue kering yang meliputi: tinjauan tentang kue kering dan jenis-

jenis produk kue kering

2. Demontrasi digunakan untuk memberikan keterampilan langsung

mengenai proses pembuatan kue kering berupa nastar, batang keju

(kastengels), coklat chip (chocolate chips), dan putri salju.

3. Tanya jawab digunakan untuk melengkapi hal-hal yang belum

terakomodasi oleh kedua metode di atas.

4. Pelatihan pembuatan kue kering menjadi produk nastar, batang keju

(kastengels), coklat chip (chocolate chips), dan putri salju dengan

melibatkan seluruh peserta pelatihan.

5. Evaluasi hasil akhir.

2.2 Rancangan Evaluasi dan Kriteria Keberhasilan

Tingkat keberhasilan pelatihan ini dilakukan melalui pengamatan langsung

melalui penilaian kinerja pada peserta dalam proses persiapan, pelaksanaan, dan

evaluasi dalam pembuatan kreasi produk kue kering yang dilakukan oleh

instruktur dengan mengacu pada indikator yang tercantun dalam rubrik yang

telah disiapkan. Adapun model rubrik yang digunakan adalah rubrik untuk

menilai keterampilan proses sebagai berikut:

Tabel 2.3.1 Check list proses pembuatan produk kue kering

No Ketrampilan yang diamati Skala Nilai4 3 2 1

1 Persiapan (Pemilihan bahan, pengukuran, penyiapan alat.2 Penggunaan Peralatan yang benar3 Ketepatan langkah-langkah membuat produk4 Hasil akhir yang sesuai kreteria yang diharapkan5 Pengemasan produk yang dihasilkan6 Inventarisasi peralatan setelah selesai kegiatan

4=sangat baik, 3=baik, 2=cukup, 1=kurang

Selanjutnya hasil akhir penilaian kinerja dirata-ratakan dan dikonversi

menggunakan pedoman konversi sebagai berikut:

Tabel 2.3.2 Pedoman Hasil EvaluasiNo Rentangan Nilai Katagori1 85 – 100 4 Sangat baik2 70 – 84 3 Baik3 55-69 2 Cukup4 < 54 1 Kurang

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Deskripsi Hasil Pelatihan

Pelatihan ini dilaksanakan, selama 2 hari yaitu pada hari kamis, 28 April

2016, dan hari jumat, 29 April 2016 dari pukul 08.00 sampai dengan 12.30 wita

dan diikuti oleh 30 orang peserta siswa Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri bagian

B Singaraja. . Kegiatan diawali dengan mengumpulkan peserta di aula SLB

Negeri bagian B Singaraja. Selanjutnya peserta dibagi menjadi 8 kelompok, dua

kelompok mengerjakan pembuatan nastar, dua kelompok mengerjakan

pembuatan batang keju (kastengels), dua kelompok mengerjakan pembuatan

coklat chip (chocolate chips), dan dua kelompok lagi mengerjakan pembuatan

putri salju

Selama kegiatan pelatihan berlangsung semua tetap semangat mengikuti

kegiatan pelatihan sampai selesai. Hal yang cukup menarik yaitu sebagian besar

peserta banyak yang tertarik untuk mencoba menerapkan kegiatan pelatihan

membuat produk makanan kue kering menjadi suatu bentuk wira usaha. Hal ini

menunjukkan bahwa kegiatan pelatihan ini mampu memberikan kontribusi positif

pada para siswa SLB Negeri bagian B. Pelaksanaan kegiatan berlangsung dengan

lancar dan tidak mengalami suatu hambatan.

Setelah terlaksananya kegiatan pelatihan ini, kegiatan dilanjutkan dengan

evaluasi guna memperoleh gambaran yang jelas tentang tingkat keberhasilan

pelatihan pembuatan kue kering tersebut. Tingkat keberhasilan pelatihan ini

dilakukan melalui pengamatan langsung yang dilakukan oleh instruktur melalui

penilaian kinerja para peserta dalam proses persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi

dalam pembuatan produk kue kering dengan mengacu pada indikator yang

tercantun dalam rubrik yang telah disiapkan. Selain pengamatan langsung melalui

penilaian kinerja para peserta. tingkat keberhasilan program pelatihan ini juga

dilakukan melalui evaluasi pada tingkat kehadiran dan respon peserta.

Hasil kegiatan pelatihan secara umum dapat dikatakan berhasil. Hal ini

dapat dilihat dari presensi kehadiran peserta yang mencapai 100% serta adanya

keantusiasan peserta mengikuti kegiatan pelatihan dari awal sampai akhir.

Sedangkan berdasarkan kemampuan peserta dalam persiapan, proses kerja, hasil

akhir, pengemasan, dan inventarisasi alat setelah selesai pelatihan (berkemas) dari

masing-masing produk dapat disajikan pada tabel berikut:

Tabel 3.1.1 Rekapitulasi Data Hasil Kegiatan Pelatihan Pengolahan Nastar

No Peserta Persiapan Proses Kerja Hasil Akhir Berkemas1 4 3 4 32 4 4 4 43 3 2 3 34 3 3 3 45 4 4 4 46 3 4 3 47 4 3 3 48 4 3 4 3

Total 29 26 28 29% 90,6% 81,2% 87,5% 90,6%

Berdasarkan data pada Tabel 3.1.1 tersebut di atas dapat dinyatakan bahwa

tahap persiapan pelatihan pengolahan nastar dengan persentase 90,6% berada dalam

katagori sangat baik. Pada tahap proses kerja diperoleh persentase 81,2% berada

dalam kategori baik, tahap hasil akhir diperoleh 87,5% berada dalam kategori

sangat baik, dan tahap berkemas diperoleh persentase 90,6% berada dalam kategori

sangat baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kegiatan pelatihan

pengolahan kue kering berupa nastar berhasil sangat baik sesuai harapan.

Tabel 3.1.2 Rekapitulasi Data Hasil Kegiatan Pelatihan Pengolahan Batang Keju

No Peserta Persiapan Proses Kerja Hasil Akhir Berkemas1 3 4 3 32 4 3 4 43 3 3 4 34 4 3 4 45 4 4 4 46 3 4 3 47 4 4 4 48 3 3 3 4

Total 28 28 29 30% 87,5% 87,5% 90,6% 93,7%

Berdasarkan data pada tabel 3.1.2 tersebut di atas dapat dinyatakan bahwa

tahap persiapan pelatihan pengolahan batang keju (kastengels) dengan persentase

87,5% berada dalam katagori sangat baik. Pada tahap proses kerja diperoleh

persentase 87,5% berada dalam kategori sangat baik, tahap hasil akhir diperoleh

90,6% berada dalam kategori sangat baik, dan tahap berkemas diperoleh persentase

93,7% berada dalam kategori sangat baik. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa kegiatan pelatihan pengolahan kue kering berupa batang keju (kastengels)

dikatakan berhasil sangat baik sesuai harapan.

Tabel 3.1.3 Rekapitulasi Data Hasil Kegiatan Pelatihan Pengolahan Coklat ChipNo Peserta Persiapan Proses Kerja Hasil Akhir Berkemas

1 4 3 3 32 4 3 4 43 3 3 3 34 3 3 3 45 4 4 4 46 4 3 3 47 3 3 3 4

Total 25 22 23 26% 89% 78,5% 82% 92,8%

Berdasarkan data pada Tabel 3.1.3 tersebut di atas dapat dinyatakan bahwa

tahap persiapan pelatihan pengolahan coklat chip (chocolate chips) dengan

persentase 89% berada dalam katagori sangat baik. Pada tahap proses kerja

diperoleh persentase 78,5% berada dalam kategori baik, tahap hasil akhir diperoleh

persentase 82% berada dalam kategori baik, dan tahap berkemas diperoleh

persentase 92,8% berada dalam kategori sangat baik. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa kegiatan pelatihan pengolahan kue kering berupa coklat chip

(chocolate chips) dikatakan berhasil dengan baik sesuai harapan.

Tabel 3.1.4 Rekapitulasi Data Hasil Kegiatan Pelatihan Pengolahan Putri Salju

No Peserta Persiapan Proses Kerja HasilAkhir

Berkemas

1 3 4 4 32 4 3 4 43 3 4 3 34 3 4 4 45 3 4 4 46 4 3 4 47 3 4 4 4

Total 23 26 27 26% 82% 92,8% 96,4% 92,8%

Berdasarkan data pada tabel 3.1.4 tersebut di atas dapat dinyatakan bahwa

tahap persiapan pelatihan pengolahan putrid salju dengan persentase 82% berada

dalam katagori baik. Pada tahap proses kerja diperoleh persentase 92,8% berada

dalam kategori sangat baik, tahap hasil akhir diperoleh persentase 96,4% berada

dalam kategori sangat baik, dan tahap berkemas diperoleh persentase 92,8% berada

dalam kategori sangat baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kegiatan

pelatihan pengolahan kue kering berupa putri salju dikatakan berhasil dengan

sangat baik sesuai harapan.

3.2. Pembahasan

Berdasarkan hasil kegiatan yang dipaparkan di atas, dapat dinyatakan

bahwa kegiatan pelatihan pengolahan kue kering berjalan dengan lancar dan

mendapat respon yang baik dari peserta. Hasil pengamatan para instruktur

menunjukkan bahwa peserta pelatihan menunjukkan kinerja yang sangat baik mulai

dari persiapan sampai akhir pelaksanaan kegiatan, dan sebagian besar mampu

membuat produk sesuai dengan yang diharapkan. Pada tahap persiapan peserta

mampu mempersiapkan dengan cekatan dan rapi segala keperluan yang dibutuhkan

untuk kegiatan baik berupa bahan maupun alat. Pada tahap pelaksanaan (proses

kerja) peserta mampu bekerja dengan terampil dan cekatan sehingga mampu

menghasilkan produk olahan kue kering sesuai dengan kriteria yang diharapkan.

Diakhir kegiatan para peserta juga bertanggungjawab untuk membereskan semua

perlengkapan baik alat maupun bahan yang sudah selesai digunakan.

Di samping itu para peserta juga sangat antusias dan aktif dalam

mengikuti kegiatan pelatihan dari awal sampai akhir. Hal ini nampak melalui

interaksi intensif yang terjadi antara peserta dengan instruktur, serta semua peserta

menyatakan senang dengan pelaksanaan kegiatan pelatihan yang diberikan. Hal ini

menunjukkan respon peserta terhadap kegiatan pelatihan sangat positif. Dari

metode ceramah dan demontrasi yang diterapkan pada kegiatan pelatihan tersebut,

nampaknya peserta memahami materi pelatihan ini dengan baik. Hal ini terlihat dari

kemampuan peserta membuat produk yang dapat menghasilkan produk sesuai

kriteria yang diharapkan. Para peserta juga hampir semuanya tertarik untuk

mencoba dan mengembangkannya menjadi peluang usaha. Dengan demikian ke

depannya peserta pelatihan mampu menjadi insan yang mandiri dan membantu

meningkatkan pendapatan keluarga.

BAB IV PENUTUP

4.1 SimpulanBerdasarkan hasil dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Pelaksanaan kegiatan pelatihan pengolahan kue kering berupa nastar,

batang keju (kastengels), coklat chip (chocolate chips), dan putri salju

pada para siswa Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Bagian B Singaraja

dapat dinyatakan berhasil dengan sangat baik. Hal ini ditunjukkan dari

hasil evaluasi mulai dari tahap persiapan, proses kerja, hasil akhir, dan

inventarisasi alat (berkemas) berada dalam kategori sangat baik.

2. Tanggapan atau respon para peserta terhadap pelaksanaan kegiatan

pelatihan juga sangat baik atau sangat positif. Hal ini dapat dilihat dari

kehadiran peserta yang mencapai 100%, dan selama kegiatan berlangsung

mereka sangat antusias mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

kegiatan.

4.2 Saran

Kegiatan P2M pada para siswa Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Bagian

B Singaraja mendapat respon yang positif, tentunya hal ini bisa ditindaklanjuti

pada waktu berikutnya, dengan keterampilan-keterampilan lain sehingga nantinya

dapat dijadikan peluang untuk berwirausaha

DAFTAR PUSTAKA

Angendari, Diah, 2012. Pelatihan Membuat Kreasi Benda Fungsional dari Kain

Flanel untuk Menumbuhkan Jiwa Wirausaha di Sekolah Luar Biasa

Bagian B Singaraja.

Ariani, Risa Panti, 2007. Modul Pelatihan Keterampilan Boga (Kue dan Rori),

Undiksha (tidak diterbitkan).

Marsiti, Raka Cok Istri. 2005. Patiseri I. Buku Ajar. Institut Keguruan dan IlmuPendidikan Singaraja (tidak diterbitkan)

Sohardjito,YB. 2006. Pastry dalam Perhotelan. Yogjakarta: ANDWahidin, nur. Jenis adonan.

http://nrwahidah.blogspot.com/2014/05/macam- macam-adonan.html (Diakses tanggal 15 maret 2015)

Lampiran 1

RESEP-RESEP KUE KERING

Kue Batang Keju

Bahan:

500 gram margarin 6 butir kuning telur 600 gram tepung biji nangka dan di ayak 80 gram tepung maizena 350 gram keju tua parut

Hiasan :

100 gram chedar, parut 2 butir kuning telur yang berwarna merah tua

Cara Membuat:

1. Kocok margarin hingga lembut. Masukkan kuning telur satu per satusambil terus di kocok.

2. Tambahkan tepung terigu, tepung maizena, dan keju tua. Aduk rata.3. Pipihkan hingga ketebalan 8 mm. Cetak adonan menggunakan cetakan

kaastengels, lalu taburkan kejua parut diatasnya. Oleskan dengan kuningtelur.

4. Letakkan kue di loyang yang telah di olesi margarin, panggang dalamoven bersuhu 190 derajat celcius selama 25 menit dan angkat.

KUE NASTAR

Bahan -bahan:

Susu bubuk sebanyak 2 sdm (satu sendok makan ) Tepung biji nangka sebanyak 500 gr (dua ratus lima puluh gram) gula halus sebanyak 100 gr (lima puluh gram) Margarin yang dilelehkan sebanyak 200 gr (dua ratus gram) Maizena sebanyak 20 gr (satu sendok makan) Kuning telur sebanyak 6 (tiga butir) Olesan kue (terbuat dari satu kuning telur dan satu sendok makan madu

murni)

Bahan selai nanas untuk nastar :

Gula pasir sebanyak 400 gr (sepuluh sendok makan) Cengkeh sebanyak 5 butir Nanas matang sebanyak 2 buah (nanas diparut) Kayu manis sepanjang 5 cm

Cara membuat selai nanas untuk nastar :

Masukkanlah nanas ke dalam wajan atau teflon yang sudah disiapkan. Nanas dimasak dengan api kecil saja, masukkan juga bahan lainnya, aduk-

aduk hingga nanas tidak berair dan kesat. Dinginkan dan ambil adonan selai sedikit lalu bikin bulatan kecil-kecil. Jika anda malas buat selai, silakan beli di supermarket. Dan sebelum

dipakai, keringkan terlebih dahulu di penggorengan agar tidak gampangmenjamur.

Cara Membuat Kue Nastar :

Gula halus, kuning telor, serta margarin cair dicampur dan diaduk/dikocokhingga rata memakai mixer.

Lalu tepung biji nangka dan maizena dimasukkan, putar lagi mixernyahingga merata.

Jangan lama-lama dalam mengkocok adonan karena adonan bisa menjadikeras.

Adonan kemudian diamkan sebentar lalu dicetak. Ambil sedikit adonan, pipihkan, dan masukkan selai yang dibentuk bulat-

bulat tadi. Lalu buat adonan menjadi bulat juga. Taruh adonan yang sudah dicetak ke dalam wadah, antara kue satu dengan

kue yang lain kasih jarak sekitar 1 cm agar tidak melekat. Panggang adonan dalam oven dengan suhu 180 derajat C sekitar 25 menit,

lalu keluarkan. Bagian atas kue diolesi kuning telur dan madu, kemudian masukkan ke

dalam oven lagi selama 10 menit, lebih cantik apabila olesan diulang duakali.

KUE SEMPRIT

Bahan -Bahan :

1. Tepung Maizena atau Tepung jagung sebanyak 40 gram.2. Vanili bubuk sebanyak seperempat sendok kecil atau sendok teh.3. Gula Pasir Bubuk atau Gula Halus sebanyak 150 gram.4. 2 butir telur ayam. Pisahkan bagian kuning telur dan putih telurnya. Yang

dibutuhkan nanti adalah 2 butir kuning telur dan 1 butir putih telurnya.5. Mentaga sebanyak 200 gram.

6. Kismis secukupnya atau kurang lebih 90-110 gram. Bahan kismis untukhiasan di atas kue bisa diganti dengan selai strawbery atau selai nanas.

7. Tepung biji nangka sebanyak 380 gram.

Cara membuat Resep Semprit Gurih dan Enak

1. Ambil satu wadah untuk mencampurkan 40 gram tepung maizena dantepung biji nangka. Campur sampai rata dan ayak.

2. Ambil lagi satu wadah kecil. Masukkan putih telur dan rendam kismis didalamnya.

3. Ambil tempat lagi yang ukurannya cukup besar. Masukkan 200 grammargarin, 150 gram gula bubuk, vanili dan 2 butir kuning telur ayamnya.Kocok dan mixer semua bahan di atas sampai rata.

4. Masukkan sedikit demi sedikit campuran tepung terigu dan tepungmaizena di atas sambil tetap di aduk. Ulangi sampai campuran tepunghabis dan semua bahan tercampur sempurna dan tidak ada gumpalan.

5. Olesi loyang yang akan di gunakan untuk memanggang kue dengan sedikitmargarin supaya tidak lengket.

6. Siapkan plastik buat membuat cetakan kue kering sempritnya. Masukkanbahannya ke dalam plastiknya dan semprot berbentuk seperti bungamawar yang merekah sampai semua loyang terisi adonan setengah jadi.

7. Ambil satu kismis atau selai strawberynya. Letakkan di atas kue tepat ditengahnya.

8. Masukkan ke dalam oven dengan suhu sekitar 165 derajat sampai 175derajat. Panggang kurang lebih sekitar 21 menit sampai matang danberwarna kuning kecoklatan.

9. Tunggu Kue Kering Sempritnya dingin terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke dalam toples kue kering yang kedap udara.

KUE PUTRI SALJU

Bahan-Bahan:

400 gram tepung biji nangka, ayak 60 gram tepung maizena, ayak 200 gram margarin 6 kuning telur 100 gram keju cheddar parut 1/2 sendok teh garam 100 gram gula halus atau gula halus mint untuk taburan

Cara Membuat:

1. Kocok margarin hingga lembut, masukkan telur dan kocok terus hinggamengembang.

2. Masukkan sedikit demi sedikit tepung terigu dan tepung maizena. Adukhingga rata.

3. Masukkan keju edam, keju cheddar dan garam. Aduk hingga menjadiadonan yang bisa dibentuk.

4. Ambil adonan dengan ukuran satu sendok teh, bentuk menjadi bulatan lalubentuk menjadi bulan sabit.

5. Susun adonan yang telah dicetak di atas loyang yang sudah dioles denganmentega.

6. Panggang kue dalam oven dengan suhu 170 derajat celsius selama 15 – 20menit atau hingga matang.

7. Keluarkan kue, dinginkan dalam suhu ruangan.8. Saat kue sudah dingin, beri taburan gula halus. Susun dalam toples dengan

tutup rapat.

Lampiran 2FOTO – FOTO KEGIATAN PELATIHAN

Gb: 1 Bahan Kue Batang Keju (Kastengels) Gb: Bahan Kue Nastar

Gb: 3 Bahan Kue Cokelat Chif Gb: 4 Bahan Kue Putri Salju

Gambar 5 Peralatan Kue Kering

Gb. 6 Pembuatan Kue Nastar Gb 7 Pembuatan Kue CokelatChif

Gb 8 Pembuatan Kue Batang Keju Gb 9 Pembuatan Kue Putri salju

Gb 10 Hasil Produk Kue Kering