FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN...

41
LAPORAN PENGEMBANGAN DESA BINAAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA BERBASIS TRI HITA KARANA Pemberdayaan Masyarakat dalam Mewujudkan Kesejahteraan Berkelanjutan Berbasis Potensi Desa Di Desa Binaan Tembok Kecamatan Tejakula Oleh: I Gede Astra Wesnawa (Ketua) Dewa Bagus Sanjaya (Anggota) Luh Gede Erni Sulindawati (Anggota) Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Universitas Pendidikan Ganesha dengan SPK Nomor: 248/UN48.15/LPM/2015 Tanggal 5 Maret 2015 FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2015

Transcript of FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN...

Page 1: FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_196204251990031002... · seperti pelatihan, pendampingan, penyuluhan, dan penghijauan.

LAPORAN

PENGEMBANGAN DESA BINAAN UNIVERSITAS PENDIDIKANGANESHA BERBASIS TRI HITA KARANA

Pemberdayaan Masyarakat dalam Mewujudkan KesejahteraanBerkelanjutan Berbasis Potensi Desa Di Desa Binaan Tembok

Kecamatan Tejakula

Oleh:

I Gede Astra Wesnawa (Ketua)Dewa Bagus Sanjaya (Anggota)

Luh Gede Erni Sulindawati (Anggota)

Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)Universitas Pendidikan Ganesha dengan SPK Nomor: 248/UN48.15/LPM/2015

Tanggal 5 Maret 2015

FAKULTAS ILMU SOSIALUNIVERSITAS PENDIDIKAN

GANESHA2015

Page 2: FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_196204251990031002... · seperti pelatihan, pendampingan, penyuluhan, dan penghijauan.

HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN P2MPENGEMBANGAN DESA BINAAN UNDIKSHA

1 Judul Pemberdayaan Masyarakat dalam MewujudkanKesejahteraan Berkelanjutan Berbasis PotensiDesa Di Desa Binaan Tembok KecamatanTejakula.

2. Ketua Tim Pengusula. Nama : Prof. Dr. I Gede Astra Wesnawa, M.Sib. NIDN : 0025046203c. Bidang Keahlian : Geografi Lingkungand. Jabatan/Pangkat : Guru Besar/Pembina Utama Madyae. Jurusan : Pendidikan Geografi FIS Undiksha

3. Jumlah anggota Tim : 2 oranga. Nama anggota I : Drs. Dewa Bagus Sanjaya, M.Sib. Nama anggota II : Luh Gede Erni Sulindawati, SE. AK, M.Pd

4. Lokasi Kegiatan : Desa Tembok

5. Jumlah biaya : Rp. 40.000.000

Singaraja, 5 Oktober 2015

Page 3: FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_196204251990031002... · seperti pelatihan, pendampingan, penyuluhan, dan penghijauan.

Pemberdayaan Masyarakat dalam Mewujudkan KesejahteraanBerkelanjutan Berbasis Potensi Desa Di Desa Binaan Tembok

Kecamatan Tejakula

OlehI Gede Astra Wesnawa, dkk

Email: [email protected]

Program Desa Binaan di Desa Tembok ini bertujuan untuk (1) meningkatkankualitas sumber daya manusia melalui pelatihan dan pendampingan keaksaraaanusaha mandiri, (2) meningkatkan kesadaran masyarakat akan potensi alam danlingkungan melalui kegiatan pembibitan dan penghijauan untuk mewujudkanlingkungan yang lestari, (3) Mendorong tumbuhnya kreativitas, motivasi daninovasi masyarakat dalam mengatasi permasalahan melalui pelatihan danpendampingan pengembangan usaha ekonomi kreatif, seperti kreasi produk ingkedan pembuatan VCO, (4) Peningkatan kesadaran masyarakat untuk mendorongterwujudnya kemandirian, kenyamanan dan kesejahteraan masyarakat desa dalambidang adat dan agama. Program ini dilaksanakan melalui: Partisipatory RuralAppraisal (PRA), Enthrepreneurship Capasity Building (ECB), TechnologyTransfer (TT), dan Information Technology (IT), dalam berbagai bentuk kegiatanseperti pelatihan, pendampingan, penyuluhan, dan penghijauan. Hasil kegiatanadalah (1) meningkatnya keterampilan masyarakat sesuai minatnya sambil merekabelajar membaca dan berhitung; (2) meningkatnya pengetahuan masyarakattentang pentingnya penghijauan baik sebagai kelestarian lingkungan maupuninvestasi jangka panjang, cara pembibitan, dan menanam 250 bibit kelapa, (3)meningkatnya pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu rumah tangga masyarakatdalam bidang industri rumahan, seperti ingke, minyak kelapa, dan (4)meningkatnya pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam pembuatan alatupakara adat Hindu.

Kata kunci: Pemberdayaan Masyarakat, Potensi Desa, Pelatihan

Iii

Page 4: FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_196204251990031002... · seperti pelatihan, pendampingan, penyuluhan, dan penghijauan.

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang

Hyang Widhi Wasa, karena atas berkat-Nya kegiatan P2M dengan skim

Pengembangan Desa Binaan Undiksha berbasis Tri HIta Karana dapat

dilaksanakan dengan baik, hingga tersusunnya laporan kegiatan yang berjudul :

Pemberdayaan Masyarakat dalam Mewujudkan Kesejahteraan Berkelanjutan

Berbasis Potensi Desa Di Desa Binaan Tembok Kecamatan Tejakula

Terlaksananya kegiatan ini berkat bantuan dan kerjasama yang baik dari

berbagai pihak. Untuk itu sudah selayaknya melalui kesempatan ini kami

menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Rektor Universitas Pendidikan Ganesha, atas kesempatan yang diberikan

untuk melaksanakan kegiatan Pengabdian pada Masyarakat.

2. Ketua LPM Universitas Pendidikan Ganesha, yang telah membantu dalam

memfasilitasi kegiatan dan kesediaan untuk membuka kegiatan P2M.

3. Jajaran aparat pemerintahan di tingkat Kecamatan Tejakula dan Desa

Tembok

4. Dosen dan mahasiswa Undiksha atas peran sertanya dalam kegiatan ini.

5. Seluruh masyarakat di Desa Tembok Kecamatan Tejakula

6. Ketua dan Anggota Kelompok Tani di Desa Tembok Kecamatan

Tejakula.

Bantuan dan kerjasama yang baik selama ini diharapkan tetap dapat

berlanjut di masa mendatang. Semoga hasil kegiatan ini bermanfaat bagi

Kelompok tani ternak, kelompok Belajar keaksaraan usaha Mandiri, masyarakat

sekitar, dan pembangunan, khususnya pembangunan dalam bidang pemberdayaan

ekonomi masyarakat berdasarkan potensi yang dimiliki.

Singaraja, 5 Oktober 2015.

Ketua Pelaksana,

Prof. Dr. I Gede Astra Wesnawa, M.Si.

iv

Page 5: FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_196204251990031002... · seperti pelatihan, pendampingan, penyuluhan, dan penghijauan.

DAFTAR ISI

HalHALAMAN JUDUL ……………………………………………………… iHALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………. iiABSTRAK ………………………………………………………………… iiiKATA PENGANTAR ……………………………………………………. ivDAFTAR ISI ……………………………………………………………… v

BAB 1 PENDAHULUAN ……………………………………………. 11.1 Analisis situasi ……………………………………………. 11.2 Tujuan dan manfaat ……………………………………… 101.3 Target Luaran …………………………………………….. 11

BAB II METODE PELAKSANAAN ………………………………… 122.1 Metode Pelaksanaan Program …………………………… 122.2 Rencana dan Pelaksanaan Program …………………….. 14

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ………………………………. 193.1 Hasil ………………………………………………………. 193.2 Pembahasan ………………………………………………. 30

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………. 344.1 Simpulan ………………………………………………….. 344.2 Saran ………………………………………………………. 35

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………. 36LAMPIRAN ………………………………………………………………

v

Page 6: FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_196204251990031002... · seperti pelatihan, pendampingan, penyuluhan, dan penghijauan.

BAB I

PENDAHULUAN

1. Analisis Situasi

Kecamatan Tejakula merupakan salah satu dari sembilan wilayah

kecamatan di Kabupaten Buleleng, dengan luas wilayah 97,68 km2. Wilayah

Tejakula dilihat dari ketinggian tempat dapat diketahui bahwa sebagian besar

wilayahnya berada pada ketinggian 0-499,9 m di atas permukaan air laut atau

seluas 6.584 ha dan 3.184 dengan ketinggian 500-999,9 meter. Sementara itu

kemiringan lereng seluas 2.469,46 ha merupakan daerah landai dengan

kemiringan 0-25% dan 2.125,09 ha merupakan daerah miring dengan kemiringan

25-40%. Topografi wilayahnya sebagian besar merupakan daerah pantai di bagian

utara dengan panjang pantai 19 km, di sepanjang pantai ini ditemukan adanya

pasir besi (bias melele) yang digunakan sebagai bahan bangunan, khususnya

ukiran/ornamen dari pasir besi (Astra, 2013).

Di samping itu, wilayah perairan lautnya dijumpai adanya terumbu

karang yang sangat potensial untuk dikembangkan menjadi sektor pariwisata

minat khusus dan potensi ikan hias yang pernah dikembangkan untuk ekspor.

Sementara di bagian selatan merupakan daerah berbukit sampai bergunung.

Daerah berbukit sampai bergunung dengan vegetasi hutan tropis dengan topografi

kasar memungkinkan adanya daerah tangkapan air hujan (recharge area) yang

potensial, sehingga memunculkan adanya air terjun seperti di desa Les. Iklim

wilayah Tejakula secara umum beriklim tropis dengan curah hujan terendah di

Page 7: FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_196204251990031002... · seperti pelatihan, pendampingan, penyuluhan, dan penghijauan.

daerah pantai. Batas-batas wilayah Tejakula adalah sebagai berikut: di sebelah

Utara Laut Bali, sebelah Barat adalah Kecamatan Kubutambahan, sebelah Timur

adalah Kabupaten Karangasem, dan sebelah Selatan adalah Kabupaten Bangli.

Dengan berbatasan pada dua kabupaten, maka Kecamatan Tejakula memiliki

akses untuk mendistribusikan produk-produknya pada pasar di kabupaten

tersebut.

Potensi sumberdaya manusia Kecamatan Tejakula tersebar di 10 Desa

Dinas, dengan jumlah penduduk 60.525 jiwa atau 21.274 KK yang terdiri dari

laki-laki 30.300 jiwa dan perempuan 30.225 jiwa. Dari jumlah penduduk tersebut,

69,83% merupakan angkatan kerja produktif. Ini menunjukkan bahwa potensi

wilayah yang ada dikelola oleh sumberdaya manusia di Kecamatan Tejakula.

Namun, pendapatan masyarakat masih rendah (rata-rata pendapatan penduduk Rp.

202.394,-), padahal potensi yang

dapat dikembangkan sangat banyak, seperti: pertanian, perkebunan, peternakan,

perikanan, kerajinan/industri rumah tangga dan kepariwisataan.

Adapun desa yang ada di Kecamatan Tejakula adalah: Desa Sembiran,

Desa Pacung, Desa Julah, Desa Bondalem, Desa Madenan, Desa Tejakula, Desa

Les, Desa Penuktukan, Desa Sambirenteng, dan Desa Tembok. Di antara desa-

desa tersebut, pernah terkenal dengan penghasil jeruk dengan rasa yang khas

seperti Desa Bondalem, DesaTejakula dan desa Les. Namun, dengan serangan

hama CVPD diera sekarang ini, semua itu tinggal kenangan. Sehubungan dengan

potensi sumberdaya lahan, daerah tersebut potensial untuk mengembangkan

Page 8: FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_196204251990031002... · seperti pelatihan, pendampingan, penyuluhan, dan penghijauan.

sektor pertanian dan perkebunan lahan kering. Lokasi Kecamatan Tejakula dapat

dilihat seperti Gambar 1.1.

Gambar 1.1. Peta Wilayah Kecamatan Tejakula di Kab. Buleleng

Mata pencaharian utama penduduk adalah pertanian. Di sektor perikanan

jumlah rumah tangga perikanan adalah 1.569 melayan dengan dukungan armada

penangkapan ikan 664 (perahu, perahu motor tempel dan kapal motor), dengan

produksi ikan basah menurut areal penangkapan adalah tertinggi di Kabupaten

Buleleng. Sedangkan industri

pengolahan pangan (2539 perusahaan), sandang (6 perusahaan), bahan bangunan

(135 perusahaan), logam (235 perusahaan) dan kerajinan lainnya (520

perusahaan). Di samping sektor-sektor tersebut, sektor peternakan juga menjadi

komuditas andalan penduduk di Tejakula. Populasi ternak yang diusahakan antara

lain sapi potong (20.626), babi Bali (10.011), babi sadelback (6.554). babi

landrace (18.893), kambing (111), kamping PE (262), ayam (126.274) ayam ras

Tejakuka

Page 9: FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_196204251990031002... · seperti pelatihan, pendampingan, penyuluhan, dan penghijauan.

(17.500). itik (2.494), Hampir setiap keluarga memiliki ternak antara 1 sampai 3

ekor (baik sapi, induk babi, dan beberapa ekor ayam, itik). Ternak sapi khususnya,

dimanfaatkan untuk membajak tanah di musim tanam. Sedangkan ternak babi

diusahakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dalam menunjang prosesi

upacara adat dan agama yang berlangsung setiap 6 bulan sekali, dan hingga saat

ini belum ada yang menjalankan usaha ternak secara khusus (Statistik Kecamatan

Tejakula, 2013).

Sumber air di Kecamatan Tejakula untuk pertanian adalah mata air dan air

hujan. Oleh penduduk setempat air hujan ditampung dalam bentuk Cubang untuk

kebutuhan keluarga dan air minum ternak. Sebagian besar sungai yang ada di

Kecamatan tejakula, airnya mengalir sesaat pada musim hujan (pola intermitten).

Untuk memenuhi kebutuhan air dibangun sejumlah sumur bor melalui

bantuan/hibah internasional dari Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE), saat ini

berjumlah sekitar 29 sumur bor. Air tersebut dimanfaatkan untuk aktivitas

pertanian dan nonpertanian.

Dilihat dari aspek sosial budaya, desa di Kecamatan Tejakula ditemukan

adanya desa Tua, seperti Desa Julah dan Desa Sembiran. Desa tersebut memiliki

kekhasan dalam aktivitas sosial budaya di daerah Bali, seperti aktivitas ritual dan

keagamaan yang memegang teguh nilai-nilai tradisional.

Melihat kondisi topografi daerah, aktivitas penduduk, dan sosial budaya

maka yang cocok dikembangkan adalah sektor pertanian, perikanan, peternakan

dan pariwisata khususnya pariwisata budaya pada desa-desa tua, seperti desa tua

Julah, desa tua Sembiran di samping objek alam berupa air terjun yeh mampeh

Desa Les.

Page 10: FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_196204251990031002... · seperti pelatihan, pendampingan, penyuluhan, dan penghijauan.

Observasi pendahuluan telah dilakukan oleh Tim LPM Undiksha ke

Tejakula pada tanggal 28 Agustus 2014. Pada acara pertemuan audensi antara Tim

Dosen Undiksha dengan kepala Desa Tembok Kecamatan Tejakula diperoleh

gambaran tentang berbagai aspek serta permasalahan yang ada, baik tentang

infrastruktur, sumberdaya manusia maupun tentang sumberdaya alam di

Kecamatan Tejakula.

Gambar 1.2. Pertemuan usulan Program Desa Binaan dengan KepalaDesa dan Tokoh Masyarakat Desa Tembok KecamatanTejakula.

Desa Tembok terletak di ketinggian 200 meter dari permukaan air laut,

memiliki topografi wilayah berupa dataran rendah, perbukitan dan pantai. Dengan

Luas Wilayah Desa Tembok: 1081 Ha. Pemanfaatan Wilayah adalah: Perkebunan:

782 Ha, Kuburan: 0,75 Ha , Perumahan: 0,60 Ha, Tegal: 0,98 Ha, Pertokoan: 0,25

Ha, Pasar Desa: 0,20 Ha, Perkantoran: 0,15 Ha, Perladangan: 0,81 Ha, Jalan: 20

Km. Desa Tembok terdiri dari 6 dusun: Dusun Tembok, Dusun Bulakan, Dusun

Page 11: FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_196204251990031002... · seperti pelatihan, pendampingan, penyuluhan, dan penghijauan.

Sembung, Dusun Dadap Tebel, Dusun Yehbau, Dusun Ngis. Jumlah penduduk:

7196 Jiwa atau 1958 KK yang terdiri dari Laki-laki: 3625 Jiwa Perempuan: 3571

Jiwa. Adapun batas-batas: Sebelah Utara: Laut Bali, Sebelah Selatan: Kec.

Kintamani Kab. Bangli, Sebelah Barat: Desa Sambirenteng, dan Sebelah Timur:

Amlapura Karangasem. Orbitasi desa dengan pusat adalah: Kecamatan: 10 Km,

Kabupaten; 45 Km, dan Provinsi: 131 Km (Data Potensi Desa Tembok, 2013).

Permasalahan-permasalahan yang dimaksud secara garis besarnya adalah

sebagai berikut:

(1) Bidang Administratif, antara lain: di tingkat kecamatan belum ada basis data

sumberdaya desa, tata layanan masyarakat masih belum optimal, RPJMD

kurang menyentuh pemberdayaan masyarakat dan lebih banyak ke arah

pembangunan fisik, penerapan sistem teknologi informasi antar desa maupun

desa dan kecamatan masih kurang efektif, data kualifikasi objek wisata belum

jelas.

(2) Bidang Pendidikan, antara lain: data Angka Partisipasi Kasar (APK) belum

terungkap karena tidak tersedianya basis data yang akurat, banyak anak putus

sekolah disebabkan faktor ekonomi dan jarak sekolah, belum ada peta lokasi

sekolah, data manajemen dan kinerja sekolah, data fasilitas sumberdaya

sekolah, administrasi sekolah, buta aksara, dan beasiswa, belum optimalnya

penyegaran dan peningkatan profesionalitas guru.

(3) Sistem informasi, antara lain: belum ada pusat informasi wisata, belum ada

basis data titik-titik lokasi wisata rekreasi, wisata relegi, informasi sejarah dan

Page 12: FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_196204251990031002... · seperti pelatihan, pendampingan, penyuluhan, dan penghijauan.

legenda, kesenian sakral Tejakula, infrastruktur wisata, pusat kerajinan rakyat,

kuliner Les dengan makanan khasnya yang bersifat vegetarian, serta

akomodasi wisata.

(4) Tatanan Masyarakat Desa, antara lain: manajemen administrasi desa, kegiatan

masyarakat desa, tata perumahan nelayan, peternakan (sapi, babi, kambing,

ayam), sistem keamanan lingkungan, pengangguran, industri rumahan.

(5) Perkebunan dan Pertanian, antara lain: belum ada pola pengaturan tanaman

keras (nangka, mangga, jeruk, kelapa, dll), sistem olah lahan dan pemeliharaan

tanaman jagung, kacang-kacangan, ketela pohon, ubi rambat, pisang, masih

tradisional.

(6) Peternakan dan Perikanan, antara lain: belum optimalnya petani peternak

melakukan pengawetan pakan dan pengolahan limbah ternak, kelompok

ternak kurang efektif, sistem integrasi peternakan dan pertanian, sistem

penangkapan ikan, pemeliharaan ikan, nelayan tidak berdaya karena

dikendalikan oleh pengepul,

(7) Industri rumahan, antara lain: desain tenun endek, pengolahan hasil tangkapan

ikan, pengolahan hasil pertanian, pengolahan hasil perkebunan (khususnya

aren menjadi gula aren/gula semut), ikan hias, bahan bangunan (paping,

batako, kusen, dll).

(8) Bidang Wisata, antara lain: masih terbatas pada wisata desa tua, belum ada

rumah penginapan yang memadai sehingga turis asing hanya lewat saja di

Tejakula, potensi pengembangan wisata bahari/pantai dengan terumbu

Page 13: FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_196204251990031002... · seperti pelatihan, pendampingan, penyuluhan, dan penghijauan.

karangnya maupun wisata spritual sangat besar, belum ada pusat informasi

wisata baik dalam bentuk pamplet maupun elektronik.

(9) bidang sosial dan hukum, di daerah ini pernah terjadi konflik antar desa, benih

konflik harus diupayakan untuk ditekan, sehingga situasi ke depan selalu menjadi

kondusif, untuk itu diperlukan penyuluhan-penyuluhan tentang sosial dan hukum.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, kondisi Desa Tembok dapat

diilustrasikan sebagai berikut. (1) Potensi sumberdaya alam/lingkungan yang ada

di desa Tembok pada umumnya berupa lahan pertanian dan perkebunan,

umumnya kurang subur untuk cocok tanam karena berada pada daerah dataran

tinggi dengan iklim kering, sehingga banyak lahan yang “nganggur” karena

kekurangan air, oleh karena itu dapat dinyatakan bahwa potensi sumberdaya alam

dan lingkungan dapat dikategorikan kurang produktif, (2) Kondisi lingkungan

nampak luas. Namun kurang mendukung laju pembangunan secara serentak dan

cepat dalam waktu yang singkat, (3) Interaksi social antar warga masyarakat desa

sangat terbatas karena letak rumah yang satu dengan yang lainnya berjauhan. Hal

ini tentu berpengaruh terhadap laju informasi yang semestinya bisa diterima dan

diketahui bersama, (4) mata pencaharian penduduk desa Tembok secara umum

adalah Pertanian / Perkebunan, Peternakan dan Nelayan. Sektor pertanian dan

perkebunan ditunjang oleh adanya lembaga subak, yaitu : Subak Uma Wangi Bd

Selonding dan Subak Ulun Tirta Bd Kanginan, dan (5) Prospek potensi desa yang

dikembangkan: Pariwisata Bahari, Home Industri Jajan Bali, Dodol, Kerupuk

Manuk, Kerajinan ingke, dan gula semut.

Page 14: FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_196204251990031002... · seperti pelatihan, pendampingan, penyuluhan, dan penghijauan.

Potensi desa yang prospektif tersebut belum dapat dikembangkan

mengingat adanya sejumlah keterbatasan, di antaranya adalah sumberdaya

manusia yang belum mampu memberdayakan potensi yang ada di desa. Dengan

pengalaman yang dimiliki oleh tim P2M Undiksha, maka kemampuan dan

pengalaman yang dimiliki diharapkan dapat bersama-sama membantu masyarakat

dalam memberdayakan potensi, sehingga terjadi peningkatan kapasitas dan

akhirnya mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Tembok.

Berdasarkan hal tersebut di atas, dan harapan dari masyarakat dan aparatur

desa, maka focus bidang garapan yang dibutuhkan oleh desa untuk segera

mendapatkan pemecahan adalah sebagai berikut:

(1) Pengembangan sumber daya manusia melalui pelatihan (pembelajaran

keaksaraan usaha mandiri),

(2) Penyuluhan akan pentingnya menumbuhkan kesadaran masyarakat

mengenai pemberdayaan potensi alam dan lingkungan dengan lebih

mementingkan pemeliharaan, pengolahan, pemanfaatan potensi alam dan

lingkungan secara maksimal yang didasarkan pada azas kebersamaan,

gotong royong dan kekeluargaan, sehingga alam dan lingkungan tetap

lestari,

(3) Upaya peningkatan ekonomi rumah tangga melalui wirausaha, penerapan

teknologi tepat guna, pola tanam yang memadai dan berupaya membangun

potensi ekonomi berdasarkan pembangunan ekonomi berbasis

masyarakjat, dan

Page 15: FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_196204251990031002... · seperti pelatihan, pendampingan, penyuluhan, dan penghijauan.

(4) Penyuluhan adat dan agama bagi masyarakat desa yang ditekankan pada

pembentukan masyarakat adat.

1.2 Tujuan dan Manfaat

Program pemberdayaan masyarakat pada desa binaan, pada tahun pertama

bertujuan untuk:

(1) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pelatihan dan pendampingan

keaksaraaan usaha mandiri,

(2) meningkatkan kesadaran masyarakat akan potensi alam dan lingkungan

melalui kegiatan pembibitan dan penghijauan untuk mewujudkan

lingkungan yang lestari/berkelanjutan,

(3) Mendorong tumbuhnya kreativitas, motivasi dan inovasi masyarakat dalam

mengatasi permasalahan-permasalahan yang dihadapinya melalui pelatihan

dan pendampingan pengembangan usaha ekonomi kreatif, seperti kreasi

produk ingke dan pembuatan VCO, dan

(4) Peningkatan kesadaran masyarakat melalui penyuluhan untuk mendorong

terwujudnya kemandirian, kenyamanan dan kesejahteraan masyarakat desa

dalam bidang adat dan agama.

Manfaat dari pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat pada desa

binaan adalah sebagai berikut :

(1) Masyarakat desa Tembok mendapatkan wawasan pengetahuan dan

keterampilan tentang usaha mandiri melalui pelatihan dan pendampingan

keaksaraan usaha mandiri,

Page 16: FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_196204251990031002... · seperti pelatihan, pendampingan, penyuluhan, dan penghijauan.

(2) Kelompok tani ternak mendapatkan informasi dan keterampilan dalam

pembibitan dan penghijauan, sehingga kesadaran mereka meningkat dalam

mewujudkan lingkungan yang lestari/berkelanjutan,

(3) Ibu-ibu rumah tangga (kelompok Sekarsari Jaya) mendapatkan informasi dan

keterampilan dalam mengkreasikan produk, seperti kreasi produk ingke serta

keterampilan dalam pembuatan VCO, dan

(4) Warga masyarakat mendapatkan informasi dan pengetahuan melalui penyuluhan

sehingga mendorong terwujudnya kemandirian, kenyamanan dan kesejahteraan

masyarakat desa dalam bidang adat dan agama.

1.3 Target Luaran

Target luaran program pemberdayaan masyarakat desa binaan pada tahun

pertama adalah sebagai berikut.

1. Minimal 50% peserta pelatihan terampil mengembangkan variasi desain ingke

dan membuat VCO.

2. Minimal 250 pohon hasil pembibitan penghijauan ditanam di daerah tandus

desa lokasi dengan tanaman keras, seperti: Kelapa Genyah (Nyuh Gading).

3. Minimal 10 orang penduduk buta aksara dan anak-anak putus sekolah dapat

mengikuti Keaksaraan usaha mandiri.

4. Minimal 20 orang masyarakat mengikuti penyuluhan adat dan agama.

Di samping produk tersebut di atas, target luaran lain adalah artikel

ilmiah yang dipublikasikan pada jurnal pengabdian pada masyarakat.

Page 17: FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_196204251990031002... · seperti pelatihan, pendampingan, penyuluhan, dan penghijauan.

BAB II

METODE PELAKSANAAN

2.1 Metode Pelaksanaan Program

a. Indentifikasi masalah menggunakan model partisipatory rural appraisal

(PRA)

PRA adalah suatu teknik untuk menyusun dan mengembangkan program

operasional dalam pembangunan tingkat desa. Metode ini ditempuh dengan

memobilisasi sumberdaya manusia dan alam setempat, serta lembaga lokal guna

mempercepat peningkatan produktivitas, menstabilkan, dan meningkatkan

pendapatan masyarakat serta mampu pula melestarikan sumberdaya setempat.

Bertolak dari konsep PRA, maka tahapan kegiatan dalam model ini adalah

melaksanakan identifikasi masalah setiap program baik program bidang

pendidikan, bidang pertanian/peternakan maupun bidang ekonomi, juga dalam

perumusan program dan pendanaan dilakukan secara terarah dengan berpihak dan

melibatkan masyarakat. Dengan demikian dalam merumuskan masalah, mengatasi

masalah, penentuan proses dan kriteria masalah harus mengikutsertakan bahkan

ditentukan oleh masyarakat/kelompok sasaran.

Penggunaan model pendekatan di atas diharapkan akan: (1) dikenalnya

masalah secara tepat/efektif sesuai dengan pesepsi, kehendak, dan ukuran/

kemampuan serta kebutuhan mereka, (2) tumbuhnya kekuatan (empowering)

masyarakat atau kelompok sasaran dalam pengalaman merancang, melaksanakan,

mengelola dan mempertanggungjawabkan upaya peningkatan/pertumbuhan diri

Page 18: FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_196204251990031002... · seperti pelatihan, pendampingan, penyuluhan, dan penghijauan.

dan ekonominya, dan (3) efektifitas dan efisiensi penggunaan sumberdaya

masyarakat atau kelompok sasaran. Selanjutnya melalui analisis akan

terinventarisir keterbatasan dan keterpenuhan berbagai sumberdaya, sarana dan

prasarana, maupun jenis-jenis usaha masyarakat. Di samping itu, akan ditemukan

berbagai jenis kesenjangan dan kemiskinan secara mendalam baik secara natural,

struktural, ataupun kultural. Berdasarkan identifikasi masalah akan dirancang

berbagai perencanaan profil wilayah berupa program aksi. Rencana program aksi

sebelum disosialisasikan kepada masyarakat atau kelompok sasaran, terlebih

dahulu dikonsultasikan dengan Bappeda, Camat, dan Kepala Desa untuk

kemudian memperoleh tanggapan/umpan balik/masukkan dari masyarakat atau

kelompok sasaran yang akan digunakan sebagai bahan revisi dari rancangan

program aksi.

b. Pelaksanaan program dengan model enthrepreneurship capasity building

(ECB) dan model Technology Transfer (TT) serta menerapkan Teknologi

Tepat Guna (TTG).

Model ECB terkait erat dengan kemampuan berwirausaha dari masyarakat,

dengan model ini diharapkan: (1) memberikan wawasan, sikap, dan keterampilan

usaha, (2) memberikan peluang, (3) memfasilitasi (modal pinjamaan dsb.), dan (4)

memonitor dan mengevaluasi bagaimana perkembangan usahanya. Model TT

dilakukan agar masyarakat atau kelompok sasaran: (1) menguasai prinsip-prinsip

penerapan teknologi terutama yang berkaitan dengan proyek yang sedang/akan

dilaksanakan, (2) kalau teknologinya dirasakan terlalu rumit untuk menyelesaikan

masalah/kebutuhan, maka ketua proyek mempunyai kewajiban untuk

menyederhanakan melalui penerapan TTG, (3) memproduk yang bersifat

Page 19: FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_196204251990031002... · seperti pelatihan, pendampingan, penyuluhan, dan penghijauan.

mereplikasi/modifikasi dengan alat sederhana yang dapat menyelesaikan

masalah/kebutuhan.

c. Penyebarluasan informasi dan dan sosialisasi program dengan menggunakan

model Information Technology (IT).

TTG yang telah diujicobakan dengan hasil yang cukup layak dan

memuaskan dapat dikemas dalam kemasan informasi media cetak/elektronik,

kemudian disebarluaskan kepada kelompok pengguna yang lain melalui IT.

Dengan demikian model IT dalam program desa binaan digunakan untuk

menyebarluaskan hasil replikasi dan modifikasi TTG yang aplikasinya benar-

benar telah teruji secara layak dan memuaskan.

2.2 Rencana dan Pelaksanaan Program Desa Binaan

Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan melalui program desa binaan di

Desa Tembok Kecamatan Tejakula dapat dikemukakan seperti pada tabel berikut.

Tabel 1. Program kegiatan desa Binaan Desa Tembok Kecamatan Tejakula

No Program desa binaan Tahun

I

1 Sosialisasi x

2 Konsolidasi dan koordinasi dengan pihak desa dinas dan

kelompok-kelompok usaha pendukung pengembangan potensi

sesuai bidang kegiatan di desa lokasi

x

3 Penyusunan indikator dan instrumen program desa binaan x

4 Pembekalan peserta/pelatihan pelaksanaan teknis lapangan x

Page 20: FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_196204251990031002... · seperti pelatihan, pendampingan, penyuluhan, dan penghijauan.

5 Penyelenggaraan keaksaraan usaha mandiri (Kelompok ibu

rumah tangga)

x

6 Pelatihan/pendampingan industri rumahan (kelompok

Sekarsari Jaya)

x

7 Penyuluhan adat (masyarakat adat) x

8 Penyuluhan lingkungan dan Penghijauan (kelompok tani

ternak)

x

10 Laporan x

Tabel 2 Rencana Jadwal Tahun I (Tahun 2015)

BulanNO KEGIATAN

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Sosialisasi program desabinaan tahun I kepadakecamatan dan desalokasi

2 Konsultasi-Konsolidasiprogram dengan Desa

3 Penyusunan Instrumenprogram

4 Pelatihan TeknisLapangan bagi dosen danmahasiswa pelaksanaprogram.

5 Pembelajaran keaksaraanusaha mandiri

6 Pelatihan industrirumahan.

7 Penghijauan lahan tandus

Page 21: FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_196204251990031002... · seperti pelatihan, pendampingan, penyuluhan, dan penghijauan.

8 Penyuluhan adat

9 Pembuatan Laporan

2.3. Organisasi Pelaksana

Ketua Pelaksana : Prof. Dr. I Gede Astra Wesnawa, M.Si

Koordinator Bidang SDM : Drs. Dewa Bagus Sanjaya, M.Si

Koordinator Bidang Ekonomi : Luh Gede Erni Sulindawati, SE.AK. M.Pd

1. Ketua Pelaksana Kegiatan

1. Memiliki pengalaman dalam kegiatan P2M, baik yang didanai dari DIPA,

Diknas maupun dari DP2M DIKTI, seperti: Life Skill, Ipteks, Vucer, dan

KAM.

2. Memimpin dan menjalankan wewenang Program desa binaan

3. Melaksanakan fungsi sebagai pengelola yang meliputi: perencanaan,

pengambilan keputusan, pengarahan, koordinasi, pengawasan monitoring

dan evaluasi (monev), dan penyempurnaan bagi tercapainya tujuan desa

binaan.

4. Melaksanakan hubungan keluar dengan Pemkab, Dikti dan Dinas Instansi

terkait.

5. Menyusun perencanaan kegiatan (action plan) tahun I dan II.

6. Bertanggung jawab kepada Ketua LPM Undiksha Singaraja.

1.1. Koordinator Program Bidang SDM (Pendidikan, Pelatihan, Penyuluhan)

1. Bertindak sebagai ketua program bidang pendidikan dalam tugas-tugas

pelaksanaan program desa binaan.

Page 22: FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_196204251990031002... · seperti pelatihan, pendampingan, penyuluhan, dan penghijauan.

2. Merencanakan, membuat keputusan, mengarahkan, mengkoordinasi,

mengawasi dan menyempurnakan kegiatan pelaksanaan program.

3. Mengatasi dan membuat keputusan terhadap masalah-masalah yang tidak

dapat diselesaikan oleh pelaksana program.

4. Menyusun perencanaan kegiatan (action plan) tahun I dan II berkaitan

dengan bidang pendidikan.

5. Bertanggung jawab atas terlaksanannya program bidang pendidikan

dengan sebaik-baiknya kepada Koordinator Pelaksana Kegiatan.

6. Melaksanakan tugas-tugas lain atas perintah Koordinator Pelaksana

Kegiatan.

1.2.Koordinator Program Bidang Ekonomi

1. Bertindak sebagai ketua program bidang ekonomi dalam tugas-tugas

pelaksanaan Program desa binaan.

2. Merencanakan, membuat keputusan, mengarahkan, mengkoordinasi,

mengawasi dan menyempurnakan kegiatan program bidang ekonomi.

3. Mengatasi dan membuat keputusan terhadap masalah-masalah yang tidak

dapat diselesaikan oleh pelaksana program.

4. Menyusun perencanaan pelaksanaan program (action plan) tahun I dan II

untuk program bidang ekonomi.

5. Bertanggung jawab atas terlaksanannya program Sarana dan Prasarana

dengan sebaik-baiknya kepada Koordinator Pelaksana Kegiatan.

6. Melaksanakan tugas-tugas lain atas perintah Koordinator Pelaksana

Kegiatan.

Page 23: FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_196204251990031002... · seperti pelatihan, pendampingan, penyuluhan, dan penghijauan.

1.3.Koordinator Program Bidang Hukum

1. Bertindak sebagai ketua program bidang hukum dalam tugas-tugas

pelaksanaan Program desa binaan.

2. Merencanakan, membuat keputusan, mengarahkan, mengkoordinasi,

mengawasi dan menyempurnakan kegiatan program bidang hukum.

3. Mengatasi dan membuat keputusan terhadap masalah-masalah yang tidak

dapat diselesaikan oleh pelaksana program.

4. Menyusun perencanaan pelaksanaan program (action plan) tahun I dan II

untuk program bidang hukum.

5. Bertanggung jawab atas terlaksanannya program Sarana dan Prasarana

dengan sebaik-baiknya kepada Koordinator Pelaksana Kegiatan.

6. Melaksanakan tugas-tugas lain atas perintah Koordinator Pelaksana

Kegiatan.

1.4. Mahasiswa

1. Mengumpulkan dan merekapitulasi semua hasil kegiatan program desa

binaan di tingkat desa atau banjar/dusun.

2. Ikut aktif melaksanakan kegiatan program yang berada di desa maupun

Banjar/dusun.

3. Dapat menyusun kegiatan program melalui PKM pada tahun berikutnya.

4. Melaporkan kegiatan kepada Kepala Desa maupun Dosen Pelaksana/

Pembimbing.

5. Bertanggung jawab kepada Dosen Pelaksana Program.

Page 24: FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_196204251990031002... · seperti pelatihan, pendampingan, penyuluhan, dan penghijauan.

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

3.1.1 Pelatihan dan pendampingan keaksaraaan usaha mandiri.

Kegiatan pelatihan dan pendampingan keaksaraan usaha mandiri

melibatkan kelompok wanita Sekarsari Jaya di dusun Ngis Desa Tembok

Kecamatan Tejakula Kabupaten Buleleng yang berjumlah 10 orang. Kegiatan ini

menunjukkan hasil yang sangat baik dilihat dari kehadiran dan keterlibatan

peserta. Kegiatan pendampingan dilakukan dengan pelibatan instruktur teman

sebaya dengan memanfaatkan tenaga terampil yang ada di masing-masing

kelompok yang ada di lokasi kegiatan Desa Binaan Desa Tembok Kecamatan

Tejakula Kabuaten Buleleng.

Gambar 2.1: Instruktur teman sebaya sedang melatih ibu rumah tangga dalam menulisangka dan huruf (dok. I Gede Astra Wesnawa, 2015)

Page 25: FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_196204251990031002... · seperti pelatihan, pendampingan, penyuluhan, dan penghijauan.

Gambar 2.2: Pembelajaran keaksaraan Usaha Mandiri oleh insrruktur teman sebaya (dok. IGede Astra Wesnawa, 2015)

3.1.2 Pelatihan pembibitan dan penghijauan

Kegiatan pelatihan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran

masyarakat akan potensi alam dan lingkungan untuk mewujudkan lingkungan

yang lestari/berkelanjutan, sesuai hasil rembug dengan kelompok tani dusun Ngis,

disepakati membuat bibit kelapa gading (Nyuh Gading).

Gambar 2.3: Kegiatan pelatihan penghijauan dan pembibitan

Page 26: FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_196204251990031002... · seperti pelatihan, pendampingan, penyuluhan, dan penghijauan.

3.1.3 Pengembangan usaha ekonomi kreatif

Mendorong tumbuhnya kreativitas, motivasi dan inovasi masyarakat

dalam mengatasi permasalahan-permasalahan yang dihadapinya melalui pelatihan

dan pendampingan pengembangan usaha ekonomi kreatif, seperti kreasi produk

dodol dan pembuatan VCO. Pelatihan pembuatan ingke merupakan salah satu dari

kegiatan industri rumahan yang dikembangkan pada program Binaan Desa

Tembok Kecamatan Tejakula. Kegiatan industri rumahan lainnya adalah

pembuatan minyak kelapa.. Kerajinan rumah tangga yang pertama-tama

dikembangkan dalam program Desa Binaan adalah kerajinan ingke. Hal ini

dilakukan mengingat adanya potensi daun lontar. Sementara ini belum optimal

upaya pemanfaatannya. Program Desa Binaan Kecamatan Tejakula

mengembangkan program untuk pembuatan ingke dengan pengembangan motif

dan bentuk yang prospektif. Kerajinan ini sudah ada sebelumnya. Namun, motif

yang ada masih sederhana dan produksi hanya untuk memenuhi kebutuhan lokal.

Melalui kelompok kerajinan yang ada di Desa Tembok yang berada di bawah

naungan kelompok Sekarsari Jaya dengan jumlah anggota kelompok 47 orang,

mulai mengkreasikan produknya di bawah binaan program desa binaan. Usahanya

atau kegiatannya di samping pembuatan ingke juga membuat produk lain seperti

membuat lengis (minyak kelapa). Ketua Kelompoknya adalah Luh Ngawi dan

Bendahara Ibu Nyoman Nila.

Pelatihan pembuatan ingke mulai dilaksanakan tanggal 31 Mei 2015

dengan menggunakan instruktur/tutor teman sebaya yang ada di Desa Tembok.

Adapun kegiatan yang telah dilaksanakan tampak pada gambar berikut.

Page 27: FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_196204251990031002... · seperti pelatihan, pendampingan, penyuluhan, dan penghijauan.

Gambar 2.4 : Pengarahan dari Ketua Tim Desa Binaan Desa Tembok sebelum pelaksanaanpelatihan program-program desa binaan bagi kelompok wanita/ibu rumah tanggadi dusun Ngis Desa Tembok (Dok. I Gede Astra Wesnawa, 2015)

Gambar 2.5: Instruktur teman sebaya sedang melatih peserta dalam pembuataningke (Dok. I Gede Astra Wesnawa, 2015)

Page 28: FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_196204251990031002... · seperti pelatihan, pendampingan, penyuluhan, dan penghijauan.

Gambar 2.6: Pelatihan pembuatan kreasi produk dengan memanfaatkan lidi daunlontar disaksikan oleh Ibu Kepala Desa Tembok Ibu Jero Padmawati(Dok. I Gede Astra Wesnawa, 2015)

Usaha ekonomi kreatif lain yang dikembangkan adalah pembuatan VCO.

Sasaran dalam program pengabdian pada masyarakat ini adalah meningkatkan

kemampuan dan keterampilan peserta pelatihan dalam memanfaatkan buah kelapa

sebagai penghasil minyak, yaitu dengan pelatihan pembuatan VCO, sehingga

memiliki nilai ekonomiss yang lebih tinggi yang selanjutnya diharapan dapat

meningkatkan kesejahteraan peserta. Berdasarkan hasil pengamatan dan evaluasi

terlihat para peserta mengikuti pelatihan dengan sangat antusias. Pelatihan

pembuatan VCO ini telah dilaksanakan selama 2 dua hari yaitu pada tanggal 15

Juni 2015 dan tanggal 16 Juni 2015 dengan jumlah peserta 10 orang. Selama dua

hari tersebut, hari pertama peserta diberikan materi kemudian diperagakan teknik

Page 29: FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_196204251990031002... · seperti pelatihan, pendampingan, penyuluhan, dan penghijauan.

dan cara pembuatan VCO. Pada hari kedua peserta mempraktekkan sendiri cara

pembuatan VCO

Berikut adalah gambar kegiatan pelatihan pembuatan VCO di desa lokasi

pelaksanaan program desa binaan.

Page 30: FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_196204251990031002... · seperti pelatihan, pendampingan, penyuluhan, dan penghijauan.
Page 31: FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_196204251990031002... · seperti pelatihan, pendampingan, penyuluhan, dan penghijauan.

Gambar 2.7: Pelaksannaan pembuatan VCO

Page 32: FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_196204251990031002... · seperti pelatihan, pendampingan, penyuluhan, dan penghijauan.

3.1.4 Pelatihan pembuatan alat upakara agama Hindu

Kegiatan awal yang dilakukan sebelum pelatihan adalah penyuluhan untuk

peningkatan kesadaran masyarakat tentang adat dan agama untuk mendorong

terwujudnya kemandirian, kenyamanan dan kesejahteraan masyarakat desa dalam

bidang adat dan agama. Selanjutnya dilaksanakan pelatihan pembuatan sesajen

yang terdiri dari pembuatan pejatian, prayascita durmanggala, dan biakkawon.

Kegiatan pelatihan ini diikuti oleh kelompok tani dusun Ngis yang dilaksanakan

tanggal 31 Mei 2015 dan 7 Juni 2015 yang hasilnya tampak seperti gambar

berikut.

Gambar 2.8: Instruktur Teman Sebaya (Ibu Wayan Merta) sedang membericontoh pembuatan alat upakara “pejatian” (Dok. I Gede AstraWesnawa, 2015)

Page 33: FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_196204251990031002... · seperti pelatihan, pendampingan, penyuluhan, dan penghijauan.

Gambar 2.9: Pelatihan pembuatan alat upakara “pejatian” (Dok. I Gede AstraWesnawa, 2015)

Gambar 2.10: Bentuk rangkaian dari alat upakara pejatian lokasi di Balai

Kelompok Dusun Ngis (Dok I Gede Astra Wesnawa, 2015)

Page 34: FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_196204251990031002... · seperti pelatihan, pendampingan, penyuluhan, dan penghijauan.

Gambar 2.11: Kelompok Sekarsari Jaya dan ibu rumah tangga membuat alatupakara di bawah bimbingan instruktur teman sebaya (Dok IGede Astra Wesnawa, 2015)

Gambar 2.12: Kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat pada kelompok SekarsariJaya dalam pembuatan alat upakara dipantau oleh Kepala DesaTembok Ibu Jero padmawati (Dok. I Gede Astra Wesnawa, 2015)

Page 35: FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_196204251990031002... · seperti pelatihan, pendampingan, penyuluhan, dan penghijauan.

Gambar 2.13 : Hasil kerja Kelompok Ibu rumah tangga dalam pelatihan

pembuatan prayascita durmanggala di Desa Tembok (Dok.

IGede Astra Wesnawa, 2015)

Selanjutnya untuk meningkatkan keterampilan anggota kelompok dalam

pembuatan alat upakara tersebut dilanjutkan dengan kegiatan pendampingan.

Pendampingan dilakukan dengan memanfaatkan tokoh masyarakat yang biasa

membuat alat upakara yang dikoordinir oleh Ibu Wayan Merta dari dusun Ngis.

3.2 Pembahasan

3.2.1 Pelatihan dan pendampingan keaksaraaan usaha mandiri.

Kecamatan Tejakula merupakan wilayah yang memiliki jumlah penduduk

yang tidak melek huruf dan putus sekolah yang tinggi di Kabupaten Buleleng.

Dalam upaya menurunkan tingkat tidak melek huruf ini, program desa binaan

Kecamatan Tejakula mencanangkan program pembelajaran keaksaraan usaha

Page 36: FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_196204251990031002... · seperti pelatihan, pendampingan, penyuluhan, dan penghijauan.

mandiri di kelompok usaha yang ada di desa binaan. Penanganan tidak melek

huruf dan putus sekolah ini dilakukan pembelajaran dan pelatihan dengan

memberdayakan masyarakat yang memiliki kemampuan dalam olah keterampilan

dan memanfaatkan instruktur dari Undiksha. Hasilnya menunjukkan peningkatan

kemampuan calistung dan melahirkan berbagai kreasi dalam kerajinan rumah

tangga.

3.2.2 Pelatihan pembibitan dan penghijauan

Pada bidang pertanian dalam arti luas, dilakukan pembibitan tanaman

penghijauan dengan menyemai tanaman multi kultur. Pembibitan dan penghijauan

ini diawali dengan memberikan penyuluhan dan dilanjutkan dengan pelatihan

pembibitan tanaman penghijauan. Kegiatan ini dilaksanakan tidak hanya untuk

memberikan pengetahuan dan keterampilan, namun lebih jauh untuk

membangkitkan kesadaran masyarakat untuk melestarikan kawasan hutan dengan

melakukan penghijauan pada lahan kering dan tandus. Secara fisiografis

Kecamatan Tejakula memiliki daerah perbukitan dan pegunungan yang kering dan

sangat berpotensi untuk terjadinya longsor lahan pada saat musim

penghujan.melalui penyuluhan telah muncul pemahaman dan kesadaran

masyarakat untuk ikut menjaga kawasan hutan. Di samping itu, adanya upaya

untuk menggeser kebiasaan masyarakat dari pemanfaatan kayu bakar yang

diperoleh di kawasan perbukitan dan pegunungan dengan perambasan pohon

untuk bahan bakar, hal ini sangat riskan terhadap bencana ekologis. Dengan

melakukan upaya tersebut dapat mengurangi beban hutan dalam memenuhi

kebutuhan masyarakat terhadap bahan pakan ternak dan bahan kayu bakar.

Page 37: FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_196204251990031002... · seperti pelatihan, pendampingan, penyuluhan, dan penghijauan.

Respon masyarakat di lokasi kegiatan desa binaan terhadap penyuluhan dan

pelatihan yang dilaksanakan sangat positif, dan mereka berjanji untuk menjaga

kawasan hutan yang akan ditanami tanaman penghijauan.

3.2.3 Pengembangan usaha ekonomi kreatif

Industri rumahan yang disasar pada tahun kedua adalah pelatihan

pembuatan ingke, dengan melakukan variasi produk. Pelatihan dilaksanakan di

balai pertemuan kelompok tani Mekarsari Jaya untuk Desa Tembok. Sementara

itu, kelompok tani Desa Tembok dilatih oleh instruktur dari Undiksha dalam

mengkreasikan produknya dengan bahan baku lidi dari daun lontar.

Pelatihan pembuatan VCO, hasilnya cukup baik karena kelompok tani

yang disasar mampu melaksanakan kegiatan pelatihan dan terus dilakukan

pendampingan dalam pembuatan VCO.Namun, permasalahan yang dipantau oleh

tim pelaksana desa binaan Kecamatan Tejakula bahwa VCO yang dibuat harus

benar-benar hygine. Hal ini harus didukung dengan peralatan yang hygine serta

didukung oleh kejujuran terhadap kebersihan diri dari pembuat dan kesehatan

lingkungan tempat bekerja.

3.2.4. Pelatihan pembuatan alat upakara agama Hindu

Peserta pelatihan yang disasar adalah ibu-ibu rumah tangga dan kelompok

tani Sekarsari Jaya Dusun Ngis Desa Tembok yang berjumlah 15 orang. Tempat

pelaksanaan pelatihan di Bale Kelompok Dusun Ngis. Instruktur yang ditugaskan

untuk melatih ibu-ibu rumah tangga adalah warga masyarakat Dusun Ngis (Ibu

Wayan Merta). Pertimbangan menggunakan instruktur lokal dikarenakan aktivitas

Page 38: FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_196204251990031002... · seperti pelatihan, pendampingan, penyuluhan, dan penghijauan.

adat dan budaya yang berlaku di desa lokasi, sehingga jika mendatangkan

instruktur luar desa, dikhawatirkan informasi dan bentuk-bentuk alat upakara

tidak sesuai dengan kondisi lokal (desa kala patra).

Kegiatan pelatihan meliputi materi: pembuatan alat upakara: pejatian,

prayascita durmanggala, dan biakawon. Berdasarkan evaluasi proses, peserta

antusias mengikuti pelatihan yang dibuktikan oleh kehadiran 100% dan hasil kerja

berupa alat upakara: pejatian, prascita durmanggala. Kegiatan pelatihan

dilaksanakan selama 2 hari yang dipandu oleh instruktur, selanjutnya dilakukan

kegiatan pendampingan pada ibu-ibu rumah tangga dalam pembuatan pejatian,

prascita durmanggala dan biakawon.

Page 39: FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_196204251990031002... · seperti pelatihan, pendampingan, penyuluhan, dan penghijauan.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Simpulan

Kegiatan P2M desa binaan Desa Tembok Kecamatan Tejakula tahun

pertama difokuskan pada: (1) Pengembangan sumber daya manusia melalui

pelatihan (pembelajaran keaksaraan usaha mandiri), (2) Penyuluhan akan

pentingnya menumbuhkan kesadaran masyarakat mengenai pemberdayaan potensi

alam dan lingkungan dengan lebih mementingkan pemeliharaan, pengolahan,

pemanfaatan potensi alam dan lingkungan secara maksimal yang didasarkan pada

azas kebersamaan, gotong royong dan kekeluargaan, sehingga alam dan

lingkungan tetap lestari, (3) Upaya peningkatan ekonomi rumah tangga melalui

wirausaha, penerapan teknologi tepat guna, pola tanam yang memadai dan

berupaya membangun potensi ekonomi berdasarkan pembangunan ekonomi

berbasis masyarakjat, dan (4) Penyuluhan adat dan agama bagi masyarakat desa

yang ditekankan pada pembentukan masyarakat adat. Kegiatannya meliputi: (1)

kegiatan pelatihan penghijauan, (2) pelatihan keaksaraan usaha mandiri. (3)

pelatihan industry rumahan (pelatihan pembuatan ingke dan VCO), dan (4)

pelatihan pembuatan alat upakara (banten) Secara umum evaluasi terhadap hasil

kegiatan desa binaan di DesaTembok Kecamatan Tejakula tahun pertama

menunjukkan terjadinya (1) peningkatan pengetahuan dan keterampilan peserta

melalui pembelajaran keaksaraan usaha mandiri, (2) peningkatan kesadaran

masyarakat terhadap upaya pelestarian lingkungan sekitar, (4) peningkatan kreasi

Page 40: FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_196204251990031002... · seperti pelatihan, pendampingan, penyuluhan, dan penghijauan.

dalam pembuatan kerajinan tangan (ingke dan VCO), (4) peningkatan pemahaman

dan keterampilan dalam membuat alat upakara (banten).

4.2 Saran

Bercermin pada kebermanfaatan yang dirasakan oleh masyarakat Tejakula

khususnya pada lokasi pelaksanaan program desa binaan, dapat dikatakan bahwa

keberlanjutan proram desa binaan sangat penting dilihat dari (a) kecenderungaan

kearah positif dinamika perubahan perilaku masyarakat dalam memanfaatkan

inovasi-inovasi yang diberikan oleh tim maupun instruktur dari masing-masing

pelaksanaan program desa binaa Kecamatan Tejakula, (b) kelompok tani yang ada

di desa lokasi memiliki komitmen untuk menggerakkan warganya dalam

menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang diberikan oleh tim dan instruktur

kegiatan yang memacu aktivitas ekonomi kreatif secara berkelanjutan, (c)

dukungan komitmen pemerintah daerah dan penyediaan dana pendamping untuk

mengembangkan kawasan desa mandiri di wilayah Tejakula sangat dibutuhkan,

(d) respon masyarakat sangat tinggi, ini sebagai modal social budaya untuk

menjamin keberlanjutan program sejenis, dan (e) komitmen Undiksha, untuk

penetapan wilayah Tejakula sebagai desa binaan dan tempat penyelenggaraan

program pengabdian masyarakat.

Page 41: FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_196204251990031002... · seperti pelatihan, pendampingan, penyuluhan, dan penghijauan.

DAFTAR PUSTAKA

Astra Wesnawa, I Gede, dkk. 2014. IbW Kecamatan Tejakula KabupatenBuleleng. Laporan Pengabdian Pada Masyarakat. LPM UndikshaSingaraja.

Astra Wesnawa, I Gede. 2011. Pengembangan Potensi Pariwisata BerkelanjutanBagi Peningkatan Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat pada KoridorBali Sebagai Pintu Gerbang Pariwisata Nasional. Laporan Penelitian.FIS Undiksha: Singaraja

Statistik Kecamatan Tejakula, 2013

Data Potensi Desa Tembok, 2013

Rijanta, R dan M Baiquni. 2003. Otonomi daerah. Transisi Masyarakat danKonflik Pemanfaatan Sumberdaya: pemahaman Teoritis danPemaknaan Empiris. Paper disajikan dalam Seminar NasionalOtonomi dan Konflik Pemanfaatan Sumberdaya Alam dalam rangkaDies Natalis Fakultas Geografi UGM Yogyakarta 1 September 2003.