LAPORAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PROGRAM...

31
i LAPORAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PROGRAM P2M DANA DIPA Pendampingan Pembuatan Nata de Coco dan Minyak Kelapa Hemat Energi Bagi Kelompok WanitaTani di Desa Petak Kaja I Nyoman Sukarta., S.Pd., M.Si. /NIP:197602062005011002 Dr. I Wayan Puja Astawa, S.Pd., M.Stat.Sci/NIP: 196901161994031001 I Putu Pasek Suryawan, S.Pd., M.Pd / NIP: 198806172014041001 I Wayan Mudianta, S.Pd., M.Phil., PhD/198008302002121001 Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Universitas Pendidikan Ganesha SPK No.119/UN48.16/PM/2016 Tanggal 25 Februari 2016 JURUSAN ANALIS KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2016

Transcript of LAPORAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PROGRAM...

Page 1: LAPORAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PROGRAM …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · 2017-12-01 · i LAPORAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PROGRAM P2M DANA DIPA Pendampingan

i

LAPORAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS

PROGRAM P2M DANA DIPA

Pendampingan Pembuatan Nata de Coco dan Minyak Kelapa

Hemat Energi Bagi Kelompok WanitaTani di Desa Petak Kaja

I Nyoman Sukarta., S.Pd., M.Si. /NIP:197602062005011002

Dr. I Wayan Puja Astawa, S.Pd., M.Stat.Sci/NIP: 196901161994031001

I Putu Pasek Suryawan, S.Pd., M.Pd / NIP: 198806172014041001

I Wayan Mudianta, S.Pd., M.Phil., PhD/198008302002121001

Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)

Universitas Pendidikan Ganesha

SPK No.119/UN48.16/PM/2016 Tanggal 25 Februari 2016

JURUSAN ANALIS KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

2016

Page 2: LAPORAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PROGRAM …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · 2017-12-01 · i LAPORAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PROGRAM P2M DANA DIPA Pendampingan

ii

P2M

Pelaksana

Page 3: LAPORAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PROGRAM …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · 2017-12-01 · i LAPORAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PROGRAM P2M DANA DIPA Pendampingan

iii

RINGKASAN DAN SUMMARY

RINGKASAN

Kegiatan pengabdian pada masyarakat (P2M) telah dilakukan dalam bentuk

pendampingan dan pelatihan pembuatan nata de coco dan minyak kelapa di banjar Padpadan Desa Petak Kaja Kecamatan Gianyar kabupaten Gianyar. Pengabdian

dilakukan pada bulan mei sampai juli 2016. Pengabdian dilakukan dalam bentuk pelatihan dan pendampingan pembuatan nata de coco dan minyak kelapa terhadap masyarakat sasaran yaitu kelompok wanita tani di banjar padpadan petak kaja. Hasil

dari pengabdian ini adalah masyarakat sasaran menjadi mengerti dan bisa membuat nata de coco dan minyak kelapa dengan baik. Masyarakat sangat antusias dalam

mengikuti pelatihan ini. Kata-kata kunci: pelatihan, nata de coco dan minyak kelapa

SUMMARY

Community service activities has been carried out in the form of mentoring and training making nata de coco and coconut oil in Petak Kaja village, District of

Gianyar regency of Gianyar. Dedication conducted in May until July 2016. The dedication is in the form of training and mentoring making nata de coco and coconut

oil to target communities that women farmers in banjar padpadan Petak kaja village plot. The results of this dedication is to understand the target communities and can make nata de coco and coconut oil well. People are very enthusiastic about this

training. Key words: training, nata de coco, coconut oil

Page 4: LAPORAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PROGRAM …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · 2017-12-01 · i LAPORAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PROGRAM P2M DANA DIPA Pendampingan

iv

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Wiidhi

Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat serta bimbingan-Nya

penulis dapat menyelesaikan laporan kegiatan P2M ini yang berjudul

”PENDAMPINGAN DAN PELATIHAN PEMBUATAN NATA DE COCO

DAN MINYAK KELAPA RENDAH ENERGI BAGI KELOMPOK WANITA

TANI DI DESA PETAK KAJA GIANYAR” tepat pada waktunya.

Dalam perencanaan, pelaksanaan P2M, sampai dengan penulisan laporan ini,

penulis banyak menerima bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu ijinkan kami

menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Undiksha yang telah mendanai

dan memfasilitasi kegiatan ini.

2. Temen-teman dosen serta mahasiswa Jurusna Pendidikan Kimia dan Analis

Kimia FMIPA Undiksha yang telah membantu kegiatan ini.

3. Kepala Desa Petak Kaja yang sudah membantu kegiatan ini.

4. Semua pihak yang telah membantu dalam kegiatan ini yang tidak dapat

penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempura. Oleh sebab itu sega

kritik dan saran yang bersifat positif dan mambangun dari pembaca sangat penulis

perlukan demi kesempurnaan laporan ini. Akhirnya kami berharap semoga laporan

ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan informasi oleh semua pihak.

Singaraja, Oktober 2016

Penulis

Page 5: LAPORAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PROGRAM …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · 2017-12-01 · i LAPORAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PROGRAM P2M DANA DIPA Pendampingan

v

DAFTAR ISI

Hal JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ii RINGKASAN DAN SUMMRY ............................................................................ iii

PRAKATA ............................................................................................................iv DAFTAR ISI ......................................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1 1.1. Analisis Situasi ..................................................................... 1

1.2. Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah ........................ 3 1.3. Tujuan Kegiatan ................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 5 2.1. Minyak Kelapa dan Teknik Produksinya .............................. 5

2.2. Nata De Coco dan Teknik Produksinya ................................ 6 2.3. Khalayak Sasaran Strategis ................................................... 9

BAB III. METODE PELAKSANAAN .................................................... 11 3.1. Kerangka Pemecahan Masalah ............................................ 11

3.2. Metode Pelaksanaan Kegiatan ............................................ 12 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................... 14

4.1. Hasil Pelaksanaan Kegiatan ............................................... 14 4.2. Pembahasan ......................................................................... 18

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 20

5.1. Simpulan .............................................................................. 20

5.2. Saran ................................................................................... 20

Page 6: LAPORAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PROGRAM …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · 2017-12-01 · i LAPORAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PROGRAM P2M DANA DIPA Pendampingan

- 1 -

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Analisis Situasi

Desa Petak Kaja adalah sebuah desa di kecamatan Gianyar Kabupaten

Gianyar Provinsi Bali, merupakan daerah yang pertanian yang subur dengan mata

pencaharian utama pendudukanya adalah petani. Selain bertani sebagian besar

penduduk juga menghandalkan hidupnya dalam bidang kerajinan terutama kerajinan

ukir kayu dan pertukangan. Suburnya daerah pertanian di desa petak kaja khususnya

di banjar padpadan yang merupakan salah satu dusun di desa ini menyebabkan

banyak para petani menanam tanaman baik berupa pertanian basah seperti padi

maupun pertanian kering (di tegalan) dengan tanaman utama kelapa. Kelapa

merupakan salah satu komoditi pertanian yang dapat diandalkan oleh masyarakat

Desa Petak kaja, yaitu buah kelapa. Tanaman kelapa dapat tumbuh subur di daerah

ini karena cuaca yang sejuk dan daerah yang subur. Hampir semua keluarga di desa

ini mempunyai pohon kelapa, mengingat kelapa mempunyai banyak fungsi tidak saja

untuk dikonsumsi buahnya, tetapi juga semua bagian kelapa dibutuhkan oleh

masyarakat seperti daun kelapa yang muda (busung) untuk sarana upakara,

pohonnya untuk bangunan dan buahnya bulai dari yang muda (bungkak) sampai

yang tua diperlukan untuk upakara (yadnya). Hal itu lah yang menyebabkan

tanaman kelapa sangat banyak ada di daerah ini.

Selama ini, buah kelapa yang dihasilkan oleh masyarakat Desa Petak Kaja

hanya dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga walaupun ada

beberapa kelompok masyarakat yang mengolah kelapa menjadi minyak kelapa dan

kopra. Pada proses pengolahan tersebut, air kelapa sering menjadi limbah yang

dibuang secara percuma. Hal ini selain berdampak pada pencemaran lingkungan,

juga berdampak pada merosotnya nilai jual buah kelapa. Untuk produksi minyak

kelapa, masyarakat masih menggunakan teknik tradisioanal yang memerlukan

banyak energi sehingga biaya produksi menjadi sangat besar.

Seiring dengan kemajuan teknologi, pembuatan minyak kelapa dapat dibuat

menjadi lebih efisien dengan memanfaatkan kerja mikroorganisme (seperti ragi)

sehingga keperluan energi dapat ditekan. Selain itu, air kelapa yang umumnya

Page 7: LAPORAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PROGRAM …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · 2017-12-01 · i LAPORAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PROGRAM P2M DANA DIPA Pendampingan

- 2 -

menjadi limbah dapat dimanfaatkan menjadi produk makanan nata de coco yang

bergizi dan bernilai jual tinggi. Teknologi pembuatan nata de coco cukup sederhana

sehingga dapat dilakukan dalam skala rumah tangga. Namun masyarakat awam pada

umumnya belum mengetahui teknologi tepat guna ini. Untuk itu diperlukan kegiatan

untuk membuka wawasan serta melatih kemampuan dan keterampilan masyarakat

Desa Petak Kaja khususnya di Banjar padpadan dalam mengolah hasil pertanian,

khususnya buah kelapa.

Melalui teknologi tepat guna, buah kelapa yang dihasilkan oleh masyarakat

Desa Petak Kaja akan memiliki nilai komersial yang tinggi, sehingga minat dan

semangat masyarakat akan kembali tumbuh untuk menggeluti usaha produksi

minyak kelapa serta membuat produk baru dengan memanfaatkan air kelapa sebagai

bahan bakunya. Kegiatan ini diharapkan dapat memicu tumbuhnya unit-unit industri

rumah tangga di Desa Petak Kaja secara berkelanjutan dengan memanfaatkan

potensi daerah yang dimiliki terutama yang berbahan baku dari kelapa.

Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini akan dilaksanakan bagi kelompok wanita

tani Banjar padpadan kawan yang berlokasi di banjar dinas Padpadan Desa Patak

Kaja, kecamatan Gianyar kabupaten Gianyar provinsi Bali. Sampai saat ini

kelompok tani ini memiliki anggota sejumlah 25 orang. Seperti halnya masyarakat

Desa Petak Kaja secara umum, hasil pertanian kelompok ini juga sangat kurang

memadai. Selain mengandalkan dari hasil kerajinan, masyarakat desa juga masing

mengandalkan pertanian seperti buruh tani dan peternakan. Sebagian besar

masyarakat Desa Petak Kaja menghadalkan hidupnya dalam bidang pertanian seperti

bertanam padi, singkong, cabai, dan pertanian dalam arti luas.

Tanaman kelapa di daerah kelompok tani Kembang Sari tergolong cukup

banyak dan subur. Kebun kelapa di daerah ini tergolong cukup luas karena hampir

semua lahan di desa ini terdapat tanaman pohon kelapa. Selain itu, buah kelapa yang

telah digunakan utuk upakara yadnya (nyuh lungsuran daksina ) juga banyak karena

hamper tiap hari di desa ini ada upakara yang menggunakan kelapa. Sehingga para

petani berusaha mengolah buah kelapa tersebut untuk dijadikan minyak kelapa.

Sebagian besar petani dari kelompok wanita tani Kembang Sari pada

mulanya memproduksi sendiri minyak kelapa untuk memenuhi kebutuhan minyak

goreng rumah tangga mereka disamping untuk dipasarkan. Produksi minyak kelapa

dilakukan secara tradisional dimana memerlukan waktu dan energi yang sangat besar

Page 8: LAPORAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PROGRAM …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · 2017-12-01 · i LAPORAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PROGRAM P2M DANA DIPA Pendampingan

- 3 -

untuk memanaskan santan kelapa sampai dihasilkan minyak. Seiring munculnya

produk minyak goreng kemasan yang relatif lebih murah, banyak petani kemudian

berhenti memproduksi minyak kelapa. Hal ini disebabkan oleh biaya produksi yang

tinggi akibat teknik produksi yang kurang efisien, sehingga tidak bisa bersaing

dengan minyak goreng kemasan.

Menurut keterangan Ni Wayan Sriasih ketua kelompok Tani Kembang Sari,

saat ini buah kelapa yang dihasilkan di daerah ini sebagaian besar dijual langsung ke

pengepul-pengepul yang ada di daerah Desa Petak Kaja Kecamatan Gianyar dan

Kelungkung dengan harga relatif rendah. Satu butir kelapa saat ini Cuma dihargai

senilai Rp. 2.000,- dan kalau dijual dalam jumlah banyak sering dibayar dengan

harga lebih rendah. Salah seorang warga menyatakan harga minyak kelapa di daerah

Desa Petak Kaja relatif mahal, dijual dengan harga Rp. 20.000,- per liter. Namun,

biaya produksi yang mahal akibat teknik produksi yang kurang efisien menyebabkan

warga enggan menggeluti usaha produksi minyak kelapa ini.

Sementara itu, sampai saat ini belum ada anggota kelompok wanita tani

Kembang Sari yang memanfaatkan air kelapa untuk kepentingan komersial. Padahal

air kelapa yang dibuang dari usaha pembuatan minyak kelapa sangat melimpah.

Sebagian air kelapa tersebut memang dimanfaatkan oleh sebagian petani sebagai air

minum sapi, dan bahan campuran untuk pakan babi, namun sebagian besar masih

dibuang secara percuma. Dapat dikatakan air kelapa hanya menjadi limbah yang

tidak memiliki nilai ekonomis. Dengan potensi sebagai daerah penghasil buah

kelapa, sangat cocok dikembangkan usaha pengolahan kelapa menjadi produk-

produk bernilai jual tinggi dengan memanfaatkan teknologi sederhana dan tepat

guna, salah satunya adalah nata de coco dan minyak kelapa.

1.2. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Rendahnya minat kelompok wanita tani “Kembang Sari” menggeluti usaha

produksi minyak kelapa berakar dari kurangnya pengetahuan dan keterampilan

mereka tentang teknologi pengolahan kelapa menjadi berbagai produk komersial

bernilai jual tinggi. Dengan teknik produksi tradisional yang diwariskan secara turun

temurun, biaya yang diperlukan untuk produksi terlalu tinggi, sehingga harga jual

minyak kelapa tidak mampu berkompetisi dengan minyak goreng kemasan. Di

samping itu, masyarakat juga belum mengetahui bahwa air kelapa yang pada

Page 9: LAPORAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PROGRAM …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · 2017-12-01 · i LAPORAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PROGRAM P2M DANA DIPA Pendampingan

- 4 -

umumnya menjadi limbah ternyata dapat dimanfaatkan menjadi produk makanan

berkualitas dan bernilai jual tinggi, sebagai contoh menjadi produk makanan nata de

coco. Padahal, hasil panen kelapa di daerah ini cukup melimpah karena tanaman

kelapa pada umumnya cukup subur tumbuh di daerah ini.

Berdasarkan analisis situasi dan potensi yang dimiliki oleh kelompok tani

“Kembang Sari” di Banjar Padpadan, Desa Petak Kaja Kecamatan Gianyar

Kabupaten Gianyar, maka permasalahan pokok yang akan dicarikan solusinya

melalui kegiatan Pengabdian pada masyarakat ini adalah kurangnya pengetahuan dan

keterampilan masyarakat setempat mengenai teknologi pengolahan buah kelapa

menjadi produk berkualitas dan bernilai komersial tinggi. Dengan pengetahuan dan

keterampilan yang memadai maka potensi yang dimiliki akan dapat digali dan

dikembangkan dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat

1.3. Tujuan Kegiatan

Berdasarkan permasalahan yang dirumuskan, tujuan kegiatan pengabdian

kepada masyarakat ini adalah sebagai berikut.

1.3.1. Meningkatkan wawasan dan pengetahuan kelompok tani “Kembang Sari” di

Banjar Padpadan, Desa Petak Kaja Kecamatan Gianyar Kabupaten Gianyar,

tentang teknologi pembuatan minyak kelapa hemat energi dan pembuatan produk

makanan nata de coco dari limbah air kelapa

1.3.2. Melatih kemampuan dan keterampilan kelompok tani “Kembang Sari” di

Banjar Padpadan, Desa Petak Kaja Kecamatan Gianyar Kabupaten Gianyar,

dalam produksi minyak kelapa hemat energi dan produk makanan nata de coco

dari limbah air kelapa

Page 10: LAPORAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PROGRAM …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · 2017-12-01 · i LAPORAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PROGRAM P2M DANA DIPA Pendampingan

- 5 -

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Pelatihan pembuatan nata de coco dan pembuatan minyak hemat energi secara

enzimatis telah dilakukan di beberapa daerah di Buleleng, antara lain di Desa Bulian

Kecamatan Gianyartambahan dan di Kecamatan Gerokgak Kabupaten Buleleng.

Kegiatan tersebut telah berhasil memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan

kepada masyarakat tentang teknik pembuatan minyak hemat energi dan pembuatan

nata de coco menggunakan bahan baku air kelapa (Parwata, dkk., 2008 dan

Oviantari, dkk., 2007). Pelatihan sejenis akan diberikan pada Kelompok Wanita Tani

di Banjar Padpadan Desa Petak Kaja mengingat potensi daerah sebagai penghasil

buah kelapa. Teknik produksi minyak kelapa hemat energi dan pembuatan nata de

coco dari lair kelapa dijelaskan pada sub di bawah ini.

2.1 Minyak Kelapa dan Teknik Produksinya

Minyak kelapa merupakan bagian paling berharga dari buah kelapa.

Kandungan minyak pada daging buah kelapa tua adalah sebanyak 34,7%. Minyak

kelapa digunakan sebagai bahan baku industri atau sebagai minyak goreng. Minyak

kelapa dapat diekstrak dari daging kelapa segar, atau diekstrak dari daging kelapa

yang telah dikeringkan (kopra). Untuk industri kecil yang terbatas kemampuan

permodalannya, disarankan mengekstrak minyak dari daging buah kelapa segar.

Cara ini mudah dilakukan dan tidak banyak memerlukan biaya. Kelemahannya

adalah lebih rendahnya rendemen yang diperoleh (Anonim, 2001).

Teknik produksi minyak kelapa yang akan dilatihkan pada program

Pengabdian Pada Masyarakat bagi kelompok tani “Kembang Sari” adalah teknik

produksi minyak kelapa hemat energi dengan memanfaatkan kerja enzim yang

dihasilkan oleh ragi tapai. Melalui teknik ini, waktu dan biaya yang diperlukan untuk

produksi dapat ditekan, serta proses produksinya sangat mudah. Cara pembuatan

minyak kelapa dengan teknik enzimatis menggunakan ragi tapai adalah sebagai

berikut (Anonim, 2001):

1. Daging buah kelapa diparut. Hasil parutan (kelapa parut) dipres sehingga

mengeluarkan santan. Ampas ditambah dengan air (ampas : air = 1 : 0,2)

Page 11: LAPORAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PROGRAM …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · 2017-12-01 · i LAPORAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PROGRAM P2M DANA DIPA Pendampingan

- 6 -

kemudian dipres lagi. Proses ini diulangi sampai 5 kali. Santan yang diperoleh

dari tiap kali pengepresan dicampur menjadi satu.

2. Santan dimasukkan ke dalam wadah pemisah skim selama 12 jam. Setelah terjadi

pemisahan, kran saluran pengeluaran dari wadah pemisah dibuka sehingga skim

mengalir keluar dan menyisakan krim. Kemudian krim ini dikeluarkan dan

ditampung pada wadah terpisah dari skim.

3. Krim dicampur dengan ragi tapai (krim : ragi tapai = 1 : 0,005, atau 0,05%).

Selanjutnya, krim ini dibiarkan selama 20-24 jam sehingga terjadi proses

fermentasi oleh mikroba yang terdapat pada ragi tapai.

4. Krim yang telah mengalami fermentasi dipanaskan sampai airnya menguap dan

proteinnya menggumpal. Gumpalan protein ini disebut blondo. Pemanasan ini

biasanya berlangsung selama 15 menit.

5. Blondo yang mengapung di atas minyak dipisahkan kemudian dipres sehingga

mengeluarkan minyak. Minyak ini dicampurkan dengan minyak sebelumnya,

kemudian dipanaskan lagi selama 5 menit.

6. Minyak yang diperoleh disaring dengan kain kasa berlapis 4. Kemudian minyak

diberi BHT (200 mg per kg minyak).

7. Minyak dikemas dengan kotak kaleng, botol kaca atau botol plastik.

2.2 Nata de Coco dan Teknik Produksinya

Nata de coco merupakan hasil fermentasi air kelapa dengan bantuan mikroba

Acetobacter xylinum. Gula pada air kelapa diubah menjadi asam asetat dan benang-

benang selulosa. Lama-kelamaan akan terbentuk suatu massa yang kokoh dan

mencapai ketebalan beberapa sentimeter. Dengan demikian, nata de coco dapat juga

dianggap sebagai selulosa bakteri yang berbentuk padat, berwarna putih, transparan,

berasa manis, bertekstur kenyal, dan umumnya dikonsumsi sebagai makanan ringan.

Starter atau biakan mikroba merupakan suatu bahan yang paling penting dalam

pembentukan nata. Sebagai starter, digunakan biakan murni dari Acetobacter

xylinum. Bakteri ini secara alami dapat ditemukan pada sari tanaman bergula yang

telah mengalami fermentasi atau pada sayuran dan buah-buahan bergula yang sudah

membusuk. Bila mikroba ini ditumbuhkan pada media yang mengandung gula,

organisme ini dapat mengubah 19 persen gula menjadi selulosa. Selulosa yang

dikeluarkan ke dalam media itu berupa benang-benang yang bersama-sama dengan

Page 12: LAPORAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PROGRAM …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · 2017-12-01 · i LAPORAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PROGRAM P2M DANA DIPA Pendampingan

- 7 -

polisakarida berlendir membentuk jalinan yang terus menebal menjadi lapisan nata

(Astawan, 2004).

Proses pembuatan nata de coco sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Hal

ini berhubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi Acetobacter xylinum

sebagai bakteri untuk proses fermentasi air kelapa. Pertumbunan Acetobacter

xylinum tersebut dipengaruhi oleh oksigen, pH, suhu, dan nutrisi. Faktor-faktor

inilah yang harus diperhatikan untuk memperoleh nata de coco yang berkualitas

baik. Di samping itu, dalam pembuatannya sangat memerlukan ketelitian dan

sterilitas alat.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Fery Ardiyanto dan Justina Dura

menyatakan bahwa penambahan asam cuka sangat berpengaruh pada kadar selulosa

nata de coco. Penambahan asam cuka sebanyak 15 mL akan mengubah pH air

kelapa yang semula 6 menjadi pH 4. Pada pH 4 ini fermentasi berlangsung optimum

sehingga nata de coco yang diperoleh kondisi fisik dan kualitas nata de coco lebih

baik yaitu nata de coco terbentuk semua dan rasanya lebih enak (Republika, 2005).

Nata de coco (NDC) adalah selulosa yang dihasilkan oleh bakteri pembentuk

selulosa, diantaranya adalah oleh bakteri Acetobacter xyllinum. Bakteri ini

menggunakan air kelapa sebagai medium untuk menghasilkan selulosa. Masalah

yang sering dihadapi oleh para pengerajin NDC adalah bibit (inokulum), di samping

tidak murni juga sulit didapat. Inokulum yang tidak murni akan menghasilkan

kualitas selulosa yang tidak baik bahkan gagal membentuk selulosa. Inokulum yang

ada di pasaran tidak terjamin murni mengandung bakteri pembentuk selulosa.

Penelitian yang telah dilakukan selama ini adalah mendapatkan bakteri lokal yang

potensial sebagai pembentuk selulosa. Inokulum cair dan inokulum pasta dari bakteri

Acetobacter lokal sudah berhasil dibuat dan siap untuk proses selanjutnya

(Melliawati, 2006).

Nata de coco diproduksi dari bahan baku utama air kelapa melalui tahapan

sebagai berikut (Diagram alir proses pembuatan nata de coco dapat dilihat pada

Gambar 1) :

1. Persiapan media starter

Starter atau biakan mikroba merupakan suatu bahan yang paling penting

dalam pembentukan nata. Sebagai starter, digunakan biakan murni dari Acetobacter

xylinum. Bakteri ini dapat dihasilkan dari ampas nenas yang telah diinkubasi

Page 13: LAPORAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PROGRAM …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · 2017-12-01 · i LAPORAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PROGRAM P2M DANA DIPA Pendampingan

- 8 -

(diperam) selama 2-3 minggu. Starter yang digunakan dalam pembuatan nata

sebanyak 170 ml.

2. Penyaringan dan pendidihan

Untuk menghilangkan kotoran yang bercampur pada air kelapa dilakukan

penyaringan air kelapa dengan menggunakan kain saring. Kemudian campurkan gula

pasir ( 100 g/l air kelapa ), dengan air kelapa lalu didihkan dan dinginkan.

4. Inokulasi (Pencampuran dengan starter)

Setelah dingin, pHnya diatur dengan menambahkan asam asetat atau asam

cuka sekitar 20 ml hingga diperoleh kisaran keasaman (pH) 3-4. Kemudian

diinokulasi dengan menambahkan starter (Acetobacter xylinum) 170 ml.

5. Fermentasi (Pemeraman)

Masukkan campuran tersebut ke dalam wadah fermentasi (baskom berukuran

34 x 25 x 5 cm). Wadah ditutup dengan kain saring dan diletakkan ditempat yang

bersih dan aman. Dilakukan pemeraman selama 8-14 hari hingga lapisan mencapai

ketebalan kurang lebih 1.5 cm.

6. Pemanenan

Setelah pemeraman selesai dengan terbentuk lapisan nata, lapisan nata

diangkat secara hati-hati dengan menggunakan garpu atau penjepit yang bersih

supaya cairan dibawah lapisan tidak tercemar. Cairan dibawah nata dapat digunakan

sebagai cairan bibit pada pengolahan berikutnya. Buang selaput yang menempel

pada bagian bawah nata, dicuci lalu dipotong dalam bentuk Gianyars dan dicuci.

Tuang dan rendam potongan nata de coco dalam ember _lastic selama 2 – 3 hari dan

setiap hari air rendaman diganti. Sesudah itu direbus selama 10 menit. Tujuan

perendaman dan perebusan untuk menghilangkan rasa asam.

7. Pembuatan sirup nata

Pembuatan sirup nata dengan perbandingan untuk 3 kg produk nata potongan

diperlukan 2 kg gula dan 4,5 liter air. Gula dituangkan ke dalam air, panaskan

sampai larut, lalu disaring. Selanjutnya nata dicampur dalam larutan sirup gula, bila

perlu tambahkan essence kemudian biarkan satu malam agar terjadi penyerapan gula

ke dalam potongan-potongan nata, lalu didihkan selama 15 menit.

8. Pengemasan

Selanjutnya nata dikemas dalam kantong _lastic atau botol selai dengan

perbandingan antara padatandan cairan 3:1, botol ditutup rapat, kemudian direbus

Page 14: LAPORAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PROGRAM …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · 2017-12-01 · i LAPORAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PROGRAM P2M DANA DIPA Pendampingan

- 9 -

dalam air mendidih selama 30 menit. Angkat dan dinginkan di udara dengan tutup

terletak pada bagian bawah, selanjutnya botol diberi label dan siap untuk dipasarkan

(BPTP Lampung, 2006).

Gambar 1. Diagram Alir Proses Pembuatan Nata De Coco

2.3 Khalayak Sasaran Strategis

Khalayak sasaran yang dilibatkan dalam kegiatan ini adalah masyarakat

kelompok tani “Kembang Sari” yang berlokasi di Banjar Padpadan, Desa Petak kaja,

Kecamatan Gianyar Kabupaten Gianyar. Masyarakat tersebut sebagian besar

bermarmatapencaharian pada pertanian dan sebagai buruh, kerajinan dan

menggantungkan hidup mereka dari hasil perkebunan yang sangat minim. Selain

Air Kelapa

Penyaringan

Pendidihan Gula Pasir

Pendinginan

Pencampuran Asam cuka dan cairan bibit (starter)

Masukkan dalam wadah (tutup kain saring)

Pemeraman (8-14 Hari)

Nata lembaran

Pemanenan (Iris bentuk Gianyars)

Pencucian dan perendaman biarkan dalam air (2-3 hari)

Pendidihan (10-20 menit)

Pembuatan sirup nata

dengan perbandingan 3 kg nata potongan: 2 kg

gula:4,5 liter air

Pendidihan (15 menit)

biarkan 1 malam

Pengemasan kantong plastik/botol selei)

Nata siap dikonsumsi

Page 15: LAPORAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PROGRAM …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · 2017-12-01 · i LAPORAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PROGRAM P2M DANA DIPA Pendampingan

- 10 -

bertani, masyarakat setempat juga beternak, dan sebagian kecil mengembangkan

usaha dagang. Peserta yang akan dilibatkan dalam kegiatan pengabdian pada

masyarakat ini adalah dari kalangan ibu-ibu rumah tangga dan remaja putri yang

tergabung dengan kelompok tani Kembang Sari Banjar Padpadan, Desa Petak kaja,

Kecamatan Gianyar kabupaten Gianyar. Hal ini berdasarkan pertimbangan bahwa

usaha produksi minyak kelapa dan makanan nata de coco identik dengan kegiatan

yang biasanya dilakukan oleh kaum wanita, sehingga diharapkan khalayak secara

cepat dapat mengadopsi pengetahuan dan keterampilan yang akan dilatihkan kepada

mereka, serta dapat menyebarluaskannya kepada masyarakat lainnya.

Page 16: LAPORAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PROGRAM …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · 2017-12-01 · i LAPORAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PROGRAM P2M DANA DIPA Pendampingan

- 11 -

BAB III

METODE PELAKSANAAN

3.1 Kerangka Pemecahan Masalah

Masalah pokok yang akan dipecahkan dalam pengabdian masyarakat ini

berkaitan dengan kurangnya pengetahuan dan keterampilan kelompok tani

“Kembang Sari” tentang pengolahan air kelapa menjadi produk nata de coco dan

pembuatan minyak kelapa dengan teknik efisien dan menguntungkan. Permasalahan

tersebut akan dicarikan solusi pemecahannya melalui berbagai alternatif kegiatan

seperti ditunjukkan pada Tabel 1 di bawah.

Tabel 1. Kerangka Pemecahan Masalah

No Permasalahan Akar masalah Alternatif Pemecahan

Masalah

1 Masyarakat kelompok tani “Kembang Sari”

belum mengetahui / memahami teknik pembuatan minyak

kelapa yang hemat energi serta

pengolahan limbah air kelapa menjadi produk nata de coco

Kurangnya informasi tentang

teknologi pembuatan minyak kelapa

hemat energi dan pemanfaatan air

kelapa menjadi produk nata de coco

1. Sosialisasi dan Ceramah. 2. Dialog interaktif dengan

masyarakat setempat

3 Masyarakat kelompok

tani “Kembang Sari” belum mampu dan

terampil dalam membuat minyak kelapa dengan teknik

yan efisien dan hemat energi, serta belum

mampu mengolah limbah air kelapa menjadi produk nata

de coco

Kurangnya

pelatihan bagi masyarakat

tentang teknik pembuatan minyak kelapa

hemat energi dan teknik membuat

nata de coco dari air kelapa

1. Ceramah dan diskusi

didukung peralatan audiovisual.

2. Penyebaran brosur tentang teknik produksi nata de coco dan pembuatan

minyak hemat energi 3. Demonstrasi teknik

pembuatan nata de coco 4. Demonstrasi teknik

pembuatan minyak kelapa

secara enzimatis dengan bantuan ragi tapai

Page 17: LAPORAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PROGRAM …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · 2017-12-01 · i LAPORAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PROGRAM P2M DANA DIPA Pendampingan

- 12 -

3.2 Metoda Pelaksanaan Kegiatan

Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan

adalah ceramah, diskusi, demonstrasi dan pelatihan (pendampingan). Gabungan

metode-metode tersebut diharapkan mampu meningkatkan wawasan, pemahaman

dan keterampilan masyarakat tentang pengolahan buah kelapa menjadi produk

bernilai jual tinggi, dalam hal ini produksi nata de coco dari air kelapa dan produksi

minyak kelapa dengan teknik hemat energi. Keterkaitan antara tujuan dan metode

yang digunakan dalam kegiatan pengabdian pada masyarakat ini dapat dilihat pada

Tabel 2.

Tabel 2. Keterkaitan Tujuan dan Metode Kegiatan

No Tujuan Metode Bentuk Kegiatan

1 Meningkatkan wawasan dan

pengetahuan masyarakat kelompok tani “Kembang Sari” tentang pengolahan air

kelapa menjadi nata de coco serta pembuatan minyak

kelapa hemat energi secara enzimatis

Ceramah dan Diskusi

Sosialisasi dan dialog

interaktif tentang potensi

pengolahan buah kelapa menjadi produk komersial

Penyebaran Brosur

tentang teknik pengolahan air kelapa menjadi nata de

coco dan pembuatan minyak kelapa hemat energi secara

enzimatis

2 Melatih kemampuan dan keterampilan masyarakat

kelompok tani “Kembang Sari” dalam mengolah air

kelapa menjadi nata de coco dan membuat minyak kelapa dengan teknik enzimatis

Ceramah, Diskusi dan

Demonstrasi

Sosialisasi hasil penelitian (hasil percobaan),

Demonstrasi teknik membuat nata de coco dari

bahan baku air kelapa dan pembuatan minyak kelapa hemat energi secara

enzimatis, Pelatihan pembuatan nata

de coco dan minyak kelapa hemat energi

Diskusi tentang teknik

pemasaran produk yang akan dihasilkan.

Pembimbingan/

Pendampingan secara berkelanjutan

Page 18: LAPORAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PROGRAM …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · 2017-12-01 · i LAPORAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PROGRAM P2M DANA DIPA Pendampingan

- 13 -

1) Rancangan Evaluasi

Evaluasi kegiatan pengabdian pada masyarakat ini dilakukan terhadap proses

dan produk kegiatan. Evaluasi proses dilakukan terhadap variabel-variabel berikut :

kehadiran peserta mengikuti kegiatan, semangat/antusiasme masyarakat mengikuti

kegiatan, dan tanggapan/respon masyarakat terhadap pelaksanaan kegiatan.

Kehadiran peserta diukur dengan absensi kegiatan, kemudian dinyatakan dalam

bentuk persentase kehadiran peserta. Semangat/antusiasme peserta mengikuti

kegiatan diukur selama kegiatan berlangsung dengan skala likert, selanjutnya

dinyatakan dalam bentuk frekuensi dan dipersentasekan. Berdasarkan frekuensi

(persentase) tersebut dilakukan interpretasi sehingga diperoleh kesimpulan tentang

semangat/antusiame peserta mengikuti kegiatan. Tanggapan/respon peserta terhadap

pelaksanaan kegiatan diukur di akhir kegiatan dengan angket tertutup menggunakan

skala Likert (SS = sangat setuju, S = setuju, TT = tidak tentu, TS = tidak setuju, STS

= sangat tidak setuju). Evaluasi produk dilakukan terhadap

kemampuan/keterampilan peserta mengolah air kelapa menjadi nata de coco dan

membuat minyak kelapa dengan teknik hemat energi. Evaluasi produk diukur

dengan skala Likert, selanjutnya dinyatakan dalam bentuk frekuensi

(dipersentasekan), dan hasilnya diinterpretasikan untuk memperoleh kesimpulan.

Indikator yang digunakan sebagai ukuran keberhasilan kegiatan yang

dilakukan sebagai berikut.

1. Kehadiran peserta mengikuti kegiatan lebih dari 85 %

2. Semangat/antusiasme peserta mengikuti kegiatan baik

3. Kemampuan/keterampilan peserta mengolah air kelapa menjadi nata de coco dan

membuat minyak kelapa secara enzimatis baik

4. Tanggapan/respon peserta terhadap pelaksanaan kegiatan positif

Page 19: LAPORAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PROGRAM …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · 2017-12-01 · i LAPORAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PROGRAM P2M DANA DIPA Pendampingan

- 14 -

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Kegiatan

Pada kegiatan pengabdian pada masyarakat yang dilaksanakan di desa petak

kaja yang menyasar kelompok wanita tani banjar Padpadan Desa Petak Kaja

kabupaten Gianyar telah ditempuh dengan beberapa cara untuk meningkatkan

pengetahuan, pemahaman dan keterampilan masyarakat (kelopok wanita Tani)

dalam membuat nata de coco dan pembutan minyak kelapa hemat energi. Materi

ceramah dan diskusi tentang manfaat dan cara pembuatan (prosedur kerja)

pembuatan Nata de coco dan Minyak Kelapa Hemat Energi disampaikan oleh I

Nyoman Sukata, S.Pd., M.Si., I Wayan Mudiantha, S.Pd., M.Phil., PhD. dan Putu

Rahmadewa Eka Karma.

Pada sesi ceramah dan diskusi ini pemakalah lebih banyak menjelaskan

tentang penggunaaan seluruh bagian pohon kelapa untuk menunjang kehidupan

manusia, kemudian dilanjutkan dengan bagian buah kelapa tentang manfaat dari

daging dan air kelapa yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal oleh

masyarakat, dan bahkan air kelapa masih banyak dibuang begitu saja. Padahal

manfaat dari daging buah kelapa dan air buah kelapa masih banyak bisa di

manfaatkan seperti misalnya airnya bisa dimanfaatkan sebagai produk nata de coco

yang bernilai jual tinggi. Selama ini masyarakat (kelompok wanita tani ) di Banjar

Padpadan desa Petak Kaja belum banyak yang tahu bahwa air buah kelapa masih

bisa dimanfaatkan sebagai produk minuman yang bermanfaat bagi tubuh dan bernilai

jual tinggi. Hal ini terlihat dari penjelasan beberapa anggota masyarakat yang

manyatakan bahwa mereka belum tahu tentang pengolahan air buah kelapa.

Sementara untuk daging buah kelapa sudah banyak dimanfaatkan terutama untuk

minyak kelapa seperti minyak tandusan. Namun demikian, masyarakat belum bisa

membuat minyak kelapa dengan menggunakan energi yang hemat, karena salama ini

masyarakat masih menggunakan cara tradisional. Pada acara tersebut penceramah

Page 20: LAPORAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PROGRAM …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · 2017-12-01 · i LAPORAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PROGRAM P2M DANA DIPA Pendampingan

- 15 -

menjelaskan beberapa cara yang bisa digunakan dalam membuat minyak kelapa

seperti cara pancingan dan fermentasi.

Setelah sesi ceramah dan diskusi dilanjutkan dengan praktek pembuatan nata

de coco dan membuat minyak dengan teknik pancingan dan fermentasi. Pada sesi

ini dipandu oleh I Nyoman Sukarta, S.Pd., dan di bantu oleh Putu Rahmadewa Eka

Karma dan I Wayan Mudiantha, S.Pd., M.Phil., PhD. pembuatan santan dilakukan

oleh peserta, menggunakan 10 butir buah kelapa. Santan yang dihasilkan selanjutnya

dibagi dua dan ditaruh dalam wadah transfaran. Setelah didiamkan selama 1 jam,

kedua santan tersebut memisah menjadi dua (lapisan atas berupa krim mengandung

minyak dan blondo, serta skim di lapisan bawahnya yang kaya akan air). Lapisan

skim dipisahkan dengan jalan mengalirkan keluar menggunakan plastik.

Salah satu krim santan diberikan perlakuan pembuatan VCO dengan teknik

fermentasi. Caranya, ke dalam krim santan tersebut ditambahkan ekstrak nenas

sedikit demi sedikit sambil diaduk, kemudian didiamkan selama 20 jam. Krim santan

yang lainnya ditambahkan minyak kelapa juga sedikit demi sedikit sambil diaduk,

selanjutnya dibiarkan selama 8 jam. Pengamatan dan perlakuan diserahkan kepada

peserta. Setelah didiamkan selama kurun waktu yang telah ditentukan tersebut,

terbentuk tiga lapisan; dari atas ke bawah secara berturut-turut adalah lapisan

minyak, lapisan protein (blondo) dan lapisan air. Lapisan air dipisahkan dengan

bantuan selang, sedangkan lapisan minyaknya dengan disendok secara berhati-hati.

Pembuatan nata de coco lebih banyak dipandu oleh I Nyoman Sukarta,

S.Pd.,M.Si dan didemonstrasikan oleh Putu Rahmadewa Eka Karma. Pembuatan

nata de coco dimulai dengan penyaringan air kelapa menggunakan kain kasa,

selanjutnya dipanaskan sampai mendidih, dan ditambahkan gula pasir (100 g/L air

kelapa). Setelah didinginkan ditambahkan asam cuka dan stater, kemudian

difermentasi selam 20 hari dalam tempayan yang tertutup rapat dan ditempatkan

pada tempat yang aman dan bersih.setelah tiga minggu terbentuk lapisan nata, dan

cairan yang ada dibawahnya dapat digunakan sebagai bibit (stater). Lapisan nata

yang terbentuk dicuci dan dipotong berbentuk kubus. Setelah dicuci kembali,

direndam dalam air selama 3 hari. Air rendamannya dapat diganti setiap hari.

Page 21: LAPORAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PROGRAM …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · 2017-12-01 · i LAPORAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PROGRAM P2M DANA DIPA Pendampingan

- 16 -

Terakhir setelah direbus kemabali dalam larutan gula didapatkan nata de coco yang

siap dikonsumsi dan dipasarkan.

Sementara itu, kinerja peserta pelatihan diamati selama proses pelatihan

menggunakan lembar Observasi (Rubrik Kinerja). Data kinerja peserta pelatihan

disajikan pada tabel 4.1 berikut.

Tabel 3.1. Kinerja Peserta Pelatihan

No Indikator Kinerja Jumlah Peserta dengan skor (N=28)

1 2 3 4 5 Jumlah rerata

1 Kehadiran peserta selama pelatihan

(dari awal sampai akhir kegitan)

0 0 0 0 25 125 5,00

2 Ketekunan peserta dalam

mengikuti kegitan pelatihan

0 0 0 4 24 124 4,96

3 Keterampilan peserta dalam

membuat nata de coco dan minyak

kelapa

0 0 8 7 10 102 4,08

4 Kerjasama peserta pelatihan dalam

kelompoknya dalam membuat nata

de coco dan minyak kelapa

0 0 0 4 21 121 4,84

Rerata 472 4,72

Dari tabel 4.1. di atas terlihat bahwa kinerja peserta pelatihan memiliki rerata

skor kinerja sebesar 4,72 (menurut skala Likert), sehingga tergolong sangat baik.

Skor tertinggi (5,00) berkaitan dengan kehadiran peserta pelatihan, karena apa yang

disampaikan dalam pelatihan tersebut sangat bermanfaat bagi mereka, sehingga bisa

bertahan sampai akhir kegiatan. Semnetara itu, skor terendah sebesar (4,08) pada

keterampilan peserta dalam membuat nata de coco dan Minyak Kelapa Hemat

Energi. Hal ini terjadi karena mereka (pesarta) baru pertama kali belajar membuat,

sehingga pemahaman mereka masih kurang dan ada kecendrungan takut salah.

Disisi lain, tanggapan atau kesan dari peserta terhadap kegitan pengabdian

pada masyarakat ini berkaitan dengan kesiapan panitia pelaksana dalam menglola

Page 22: LAPORAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PROGRAM …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · 2017-12-01 · i LAPORAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PROGRAM P2M DANA DIPA Pendampingan

- 17 -

kegiatan mulai dari ceramah sampai simulasi pembuatan nata de coco dan minyak

kelapa hemat energi yang meliputi penyajian materi, keterampilan pelatih, dan

efektivitas kegiatan. Secara lebih lengkap data kesan peserta terhadap kegiatan

pelatihan yang dijaring lewat pemberian angket disajikan pada tabel 4.2 berikut.

Tabel 4.2 Kesan Peserta Terhadap Kegiatan Pengabdian pada Masyarakat

No Indikator Kinerja Tanggapan (N=25)

1 2 3 4 5 Jumlah rerata

1 Kesiapan panitia pelaksana P2M 0 0 0 0 25 125 5,00

2 Penyajian materi oleh penceramah 0 0 0 0 25 125 5,00

3 Keterampilan pelatih 0 0 0 0 25 125 5,00

4 Efektivitas kegiatan 0 0 1 4 20 121 4,84

Rerata 496 4,96

Dari Tabel 4.2. di atas terlihat bahwa kesan peserta terhadap seluruh kegiatan

Pengabdian pada masyarakat ini tergolong sangat baik dengan skor rata-rata

penilaian sebesar 4,96. Berdasarkan tabel 4.2 di atas juga terliahat bahwa, skor

tertinggi terhadap tanggapan kegiatan pengabdian pada masyarakat ini diperoleh

pada kesiapan panitia pelaksana P2M, penyajian materi oleh narasumber dan

keterampilan pelatih dengan skor rata-rata 5,00. Sementara itu, kesan terhadap

efektivitas kegiatan mendapatkan penilaian terendah dengan skor rata-rata 4,84. Hal

ini terjadi karena kegiatan ini tidak langsung dapat menghasilkan produk, tetapi

harus menunggu beberapa hari seperti nata de coco harus menggu sampai 20 hari.

Meskipun demikian, secara umum pendapat masyarakat sasaran tergolong sangat

baik. Di samping memberikan kesan seperti tersebut di atas, peserta pelatihan juga

menaruh harapan besar kepada LPM Undiksha agar tetap melaksanakan kegiatan-

kegiatan pengabdian untuk membuka peluang usaha demi kesejahteraan masyarakat

khususnya di desa petak kaja. Bahkan kepala desa petak kaja I Nyoman Payu secara

langsung meminta kepada panitia pelaksana kalau memungkinkan kegiatan

pengabdian masyarakat yang sejenis bisa dilaksanakan di desa petak kaja di banjar-

banjar yang dimiliki oleh desa petak kaja.

Page 23: LAPORAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PROGRAM …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · 2017-12-01 · i LAPORAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PROGRAM P2M DANA DIPA Pendampingan

- 18 -

3.2. Pembahasan

Pengabdian pada masyarakat yang dilaksanakan pada tahun ini adalah di Desa Petak

Kaja tepatnya di Bnajar Padpadan Kecamatan Gianyar kabupaten Gianyar. Yang

menjadi masyarakat sasaran adalah kelompok wanita tani yang ada di banjar

Padpadan desa petak Kaja yang mana masyarakat tersebut sebelumnya sudah

memiliki baik pengetahuan maupun keterampilan dalam membuat minyak kelapa

secara basah tradisional dengan teknik pemanasan, atau dalam istilah Bali dikenal

dengan cara nandusin. Minyak kelapa yang dihasilkan sudah banyak sekali

dimanfaatkan. Selain untuk keperluan sendiri, minyak kelapa yang dihasilkan juga

sudah dipasarkan di wilayah desa Desa Petak Kaja khususnya di Banjar Padpadan

bahkan sampai kebebrapa desa di sekitar kecamatan Gianyar. Namun demikian,

masyarakat peserta pelatihan (masyarakat sasaran) belum mengetahui teknik

pembuatan minyak kelapa yang lainnya, yang mana teknik ini lebih hemat energi

yaitu teknik pancingan dan fermentasi. Selain itu masyarakat sasaran juga belum

bisa memanfaatkan air kelapa yang dihasilakannya, dan hanya membuangnya

sebagai limbah rumah tangga.

Untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat sasaran dalam

kegiatan pengabdian pada masyarakat ini telah dilaksanakan dua bentuk kegiatan.

Pertama, ceramah dan diskusi untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang

cara membuat minyak kelapa hemat energi dan cara pembuatan nata de coco.

Kedua, pelatiahan untuk meningkatkan keterampilan masyarakat sasaran dalam

membuat minyak kelapa hemat energi dengan teknik fermentasi dan teknik

pancingan, serta memanfaatkan air limbah kelapa untuk membuat nata de coco.

Berdasarkan hasil pengamatan panitia pelaksana terhadap kinerja peserta

selama pelatihan tergolong tinggi dengan rerata skor 4,72 (menurut skala Likert).

Nilai tersebut melebihi kriteria keberhasilan minimal sebesar 3,40. Dengan

demikian, secara umum sasaran kinerja peserta dalam mengikuti pelatiham ini dapat

dicapai dengan sangat baik. Ketercapaian kriteria keberhasilan tersebut disebabkan

mereka sangat berkepentingan dengan kegiatan yang dilakukan, terutama berkaitan

dengan peluang untuk menjadi produsen nata de coco. Sejalan dengan kinerja para

Page 24: LAPORAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PROGRAM …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · 2017-12-01 · i LAPORAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PROGRAM P2M DANA DIPA Pendampingan

- 19 -

peserta pelatihan selama pelatihan, kesan mereka juga tergolong sangat baik dengan

nilai skor rata-rata sebesar 4,96.

Dari segi diskusi selama pelatihan dilaksanakan berlangsung sangat baik dan

kondusif. Hal ini terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan oleh peserta

pelatihan pelatihan seperti pertanyaan yang diajukan oleh ibu Komang wiri yang

menanyakan bagaimana resep pembuatan nata de coco dilaksanakan tanpa di isi cuka

asli apakah boleh? Ertanyaan tersebut dijawab oleh narasumber dengan mengatakan

bahwa cuka yang digunakan harus cuka asli untuk menghasilkan nata. Selain itu, ibu

made Kerni menanyakan dimana tempat membeli bahan-bahan yang digunakan

dalam pembuatan nata de coco. Selain kedua penanya tersebut juga masih banyak

para peserta pelatihan yang bertanya seputar teknis pembuatan nata de coco. Dari

diskusi yang telah dilaksanakan terlihat bahwa masyarakat sasaran lebih tertarik

dengan pembuatan nata de coco karena merupakan hal baru bagi mereka dan

berpeluang untuk dijadikan bisnis sekala rumah tangga.

Page 25: LAPORAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PROGRAM …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · 2017-12-01 · i LAPORAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PROGRAM P2M DANA DIPA Pendampingan

- 20 -

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

1.1 Simpulan

Berdasarkan hasil kegiatan dan hasil pembahasan di depan, maka dapat

dirumusakan simpulan sebagai berikut.

1) Peningkatan pemahaman dan keterampilan masyarakat sasaran dalam

membuat minyak kelapa hemat energi dan nata de coco dalam kegiatan

pengabdian pada masyarakat ini dilakukan dengan dua cara yaitu: pertama

melalui ceramah dan diskusi untuk meningkatkan pemahaman peserta

pelatihan tentang cara pembuatan nata de coco dan minyak kelapa hemat

energi. Kedua, memberikan simulasi dan pelatihanuntuk meningkatkan

keterampilan masyarakat (peserta) dalam membuat nata de coco dan minyak

kelapa hemat energi.

2) Kinerja peserta pelatihan selama pelatihan tergolong sangat tinggi dengan

rata-rata skor sebesar 4,72 (menurut skala Likert), melewati kriteria

keberhasilan minimal 3,40. Ketercapaian kriteria keberhasilan tersebut

disebabkan karena masyarakat sasaran sangat berkepentingan dengan

kegiatan yang dilakukan terutama berkaitan dengan peluang untuk menjadi

produsen nata de coco. Sejalan dengan kinerja para peserta pelatihan selama

pelatihan, kesan mereka juga tergolong sangat baik dengan nilai skor rata-

rata sebesar 4,96.

1.2 Saran

Berdasarkan simpulan dan temuan empiris selam kegiatan pengabdian pada

masyarakat ini berlangsung dapat diajukan saran sebagai berikut.

1. Kegiatan serupa sebaiknya dilakukan secara kontinu untuk

meningkatkan pemahaman dan keterampilan masyarakat sasaran

dalam berwirausaha terutama dalam bidang nata de coco.

Page 26: LAPORAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PROGRAM …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · 2017-12-01 · i LAPORAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PROGRAM P2M DANA DIPA Pendampingan

- 21 -

2. Jika memungkinkan dana untuk pelaksanaan p2m dipa ditingkatkan

sehingga kualitas dan kuantitas kegiatan menjadi lebih baik.

Page 27: LAPORAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PROGRAM …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · 2017-12-01 · i LAPORAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PROGRAM P2M DANA DIPA Pendampingan

- 22 -

Daftar Pustaka

Anonim, 2001. Minyak Kelapa. Tersedia pada http://www.ristek.go.id

Astawan Made. 2004. Nata de coco yang Kaya Serat.

http://www.kompas.com/kesehatan/news/0402/25/213558.htm

BPTP Lampung. 2006. Teknik Pembuatan Nata de Coco. Available from: http://primatani.litbang.deptan.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=80&Itemid=56

Melliawati. R. 2006. Nata de Coco. Available from:

http://www.biotek.lipi.go.id/biotek/index.php?option=content&task=view&id=69&catid=58&Itemid=48

Parwata, I Putu, dkk. 2008. Peningkatan Nilai Jual Buah Kelapa di Desa Bulian Kecamatan Kubutambahan melalui Produksi Nata de Coco dan Minyak Secara

Enzimatis. Laporan Pengabdian pada Masyarakat, Universitas Pendidikan Ganesha

Oviantari, dkk., 2007. Peningkatan Nilai Jual Air Kelapa Melalui Produksi nata de coco di Desa Gerokgak. Laporan Pengabdian pada Masyarakat. Universitas

Pendidikan Ganesha Republika on line. 2005. Penelitian Siswa SMA Piri I Yogyakarta. Available

from:http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=1&id=181395&kat_id=105&kat_id1=151&kat_id2=192

Page 28: LAPORAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PROGRAM …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · 2017-12-01 · i LAPORAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PROGRAM P2M DANA DIPA Pendampingan

- 23 -

Lampiran

Foto-Foto Kegiatan

Page 29: LAPORAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PROGRAM …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · 2017-12-01 · i LAPORAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PROGRAM P2M DANA DIPA Pendampingan

- 24 -

Page 30: LAPORAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PROGRAM …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · 2017-12-01 · i LAPORAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PROGRAM P2M DANA DIPA Pendampingan

- 25 -

Page 31: LAPORAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PROGRAM …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · 2017-12-01 · i LAPORAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PROGRAM P2M DANA DIPA Pendampingan

- 26 -