PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS 2015 - …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · PROSES...

LAPORAN AKHIR

PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS 2015

PELATIHAN PENGGUNAAN ASESMEN AUTENTIK SEBAGAI ASESMEN

PROSES DAN PRODUK DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA

MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS DI SMP SE-BULELENG

Oleh:

Prof. Dr. AAIN Marhaeni, M.A. (Ketua)

NIP. 1964031990032002

Dra. Luh Putu Artini, MA, Ph.D. (Anggota)

NIP. 196407141988102001

Ni Luh Putu Eka Sulistia Dewi, S.Pd. M.Pd. (Anggota)

NIP. 198104192006042002

A. A. Gede Yudha Paramartha, S.Pd., M.Pd. (Anggota)

NIP. 198806222014041001

I Putu Indra Kusuma, S.Pd., M.Pd. (Anggota)

NIP. 198701172014041001

Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)

Universitas Pendidikan Ganesha

SPK No.139/UN48.15/LPM/2015 Tanggal 5 Maret 2015

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

2015

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmatNya sehingga kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dapat

terlaksana dengan lancar, tanpa halangan yang berarti. Semoga kegiatan yang telah

selesai dilaksanakan ini tetap mendatangkan manfaat bagi para guru dalam

melaksanakan tugas sebagai pendidik.

Ucapan terima kasih juga kami sampaikan: pertama kepada Dekan Fakultas

Bahasa dan Seni UNDIKSHA, yang telah memberikan sarana pendukung untuk

dapat terlaksananya kegiatan ini. Kedua, kepada Ketua Lembaga Pengabdian Kepada

Masyarakat UNDIKSHA, yang telah memberikan kesempatan kepada Tim P2M

Pelatihan Penggunaan Asesmen Autentik Sebagai Asesmen Proses Dan Produk

Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris Di SMP

Se-Buleleng untuk melakukan kegiatan. ketiga, kepada guru-guru SMP Kabupaten

Buleleng yang telah berpartisipasi dengan penuh semangat dalam pelaksanaan

kegiatan.

Semoga kerjasama ini masih dapat diteruskan dimasa-masa yang akan

datang, dalam rangka penyempurnaan peran dan tugas bidang keahlian.

Tim Pelaksana,

iii

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Sampul

Halaman Pengesahan ………………………………………………….. i

Kata Pengantar ………………………………………………………… ii

Daftar Isi ………………………………………………………………. iii

Daftar Tabel…………………………………………………………… iv

Daftar Gambar…………………………………………………………. v

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………….

1.1. Analisis Situasi ………………………………………………. 1

1.2. Identifikasi dan Perumusan Masalah ………………………… 1

1.3. Tujuan Kegiatan ……………………………………………… 2

1.4. Manfaat Kegiatan ……………………………………………. 3

BAB II METODE PELAKSANAAN ………………………………..

2.1. Kerangka Pemecahan Masalah ………………………………. 5

2.2. Metode Pelaksanaan Kegiatan ……………………………….. 6

2.3. Rancangan Evaluasi …………………………………………. 6

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ……………………………..

3.1. Hasil ………………………………………………………….. 7

3.2. Pembahasan ………………………………………………….. 8

BAB IV PENUTUP …………………………………………………..

4.1. Simpulan …………………………………………………….. 12

4.2. Saran …………………………………………………………. 12

Daftar Pustaka …………………………………………………………. 14

Lampiran

iv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Keterkaitan ....................................................................................... 5

Tabel 3.1 Jadwal Kerja .................................................................................... 7

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka Pemecahan Masalah .................................................... 5

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Analisis Situasi

Pendidikan yang bermakna sangat ditekankan pada era global saat ini, yang

mengacu pada empat pilar pendidikan, yaitu (1) learning to know, (2) learning to

do, (3) learning to be, dan (4) learning to live together. Keempat pilar tersebutlah

yang akan membentuk kompetensi peserta didik. Untuk itu, pendekatan

pembelajaran haru mengacu pada kompetensi yang harus dimiliki siswa, penerapan

pembelajaran tuntas (mastery learning) dalam pembelajaran, dan asesmen/penilaian

yang bersifat utuh dan menyeluruh (holistik). Dalam kaitan dengan di atas,

pembentukan kompetensi mensyaratkan dilakukannya asesmen yang bersifat

komprehensif, dalam arti, asesmen dilakukan terhadap proses dan produk belajar.

Namun kenyataannya, terdapat kesenjangan yang lebar pada kemampuan

guru dalam menerapkan berbagai asesmen autentik yang menyatu dalam proses

pembelajaran. Sedangkan asesmen autentik yang berbasis kelas merupakan

perangkat yang harus dikuasai oleh guru dalam perancangan maupun

implementasinya. Wawancara yang telah dilakukan terhadap beberapa guru SMP

yang telah menerapkan Kurikulum 2013 di Kabupaten Buleleng menyatakan bahwa

mereka belum begitu memahami bagaimana asesmen autentik diterapkan di dalam

kelas. Tentunya, ini merupakan hal yang harus segera diperbaiki karena Kurikulum

2013 telah diimplementasikan pada sekolah-sekolah di Kabupaten Buleleng. Oleh

karena itu, sangat penting untuk melaksanakan sebuah pelatihan penggunaan

asesmen autentik sebagai asesmen proses dan produk dalam implementasi

kurikulum 2013 pada mata pelajaran bahasa Inggris di SMP se-buleleng.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan analsisi situasi di atas, dapat diidentifikasi bahwa secara umum,

dibutuhkan suatu pelatihan penggunaan asesmen autentik sebagai asesmen proses

dan produk dalam implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran bahasa

Inggris di SMP se-Buleleng. Ini mengingat pemahaman guru tentang asesmen

autentik sebagai asesmen proses dan produk di Kurikulum 2013 pada mata

2

pelajaran bahasa Inggris di SMP se-Buleleng masih rendah. Oleh karena itu,

masalah yang ingin dipecahkan dalam pelatihan ini dapat dirumuskan sebagai

berikut.

1) Bagaimana cara meningkatkan penguasaan konsep guru bahasa Inggris SMP

se-Buleleng tentang asesmen autentik sebagai asesmen proses dan produk

dalam implementasi Kurikulum 2013? Penguasaan konsep yang dimaksud

meliputi:

a. Asesmen autentik dalam Kurikulum 2013,

b. Hakikat asesmen berbasis kelas,

c. Asesmen dan peningkatan kualitas pembelajaran,

d. Jenis-jenis asesmen autentik dan konsep implementasinya.

2) Bagaimana cara meningkatkan keterampilan guru bahasa Inggris SMP se-

Buleleng dalam mengimplementasikan asesmen autentik sebagai asesmen

proses dan produk dalam implementasi Kurikulum 2013? Keterampilan yang

dimaksud meliputi:

a. Cara penentuan assessment task sesuai dengan hakikat keterampilan

yang akan dinilai dan indikator pencapaian yang ditetapkan,

b. Cara pembuatan rubrik, ceklis, skala rating, yang meliputi:

i. Penetapan aspek-aspek yang akan dinilai,

ii. Penetapan descriptor dari aspek-aspek tersebut,

iii. Penetapan pedoman penskoran.

.

C. Tujuan Kegiatan

Mengacu pada permasalahan yang diajukan untuk dipecahkan, maka tujuan

utama kegiatan ini adalah mendiseminasikan hasil penelitian oleh Marhaeni, dkk

(2014) dengan judul “Pengembangan Perangkat Asesmen Autentik sebagai Asesmen

Proses dan Produk dalam Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) Mata Pelajaran Bahasa Inggris di SMP Provinsi Bali”. Secara operasional,

kegiatan ini bertujuan untuk:

1) meningkatkan penguasaan konsep guru bahasa Inggris SMP se-Buleleng

tentang asesmen autentik sebagai asesmen proses dan produk dalam

implementasi Kurikulum 2013. Penguasaan konsep yang dimaksud meliputi:

3

a. Asesmen autentik dalam Kurikulum 2013,

b. Hakikat asesmen berbasis kelas,

c. Asesmen dan peningkatan kualitas pembelajaran,

d. Jenis-jenis asesmen autentik dan konsep implementasinya.

2) meningkatkan keterampilan guru bahasa Inggris SMP se-Buleleng dalam

mengimplementasikan asesmen autentik sebagai asesmen proses dan produk

dalam implementasi Kurikulum 2013? Keterampilan yang dimaksud

meliputi:




iv. Penetapan aspek-aspek yang akan dinilai,

v. Penetapan descriptor dari aspek-aspek tersebut,

vi. Penetapan pedoman penskoran.

D. Manfaat Kegiatan

Kegiatan Pengabdian pada Masyarakat ini diharapkan memberi manfaat yang

signifikan terhadap pihak-pihak sebagai berikut:

a. Bagi guru-guru SMP se-Buleleng: Kegiatan ini mebekali para guru dalam

meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan tentang penggunaan


Kurikulum 2013

b. Bagi siswa: Kegiatan ini mebekali guru supaya mampu menjadi lebih

professional dalam penilaian bahasa Inggris. Sehingga kualitas siswa yang

dididik menjadi lebih baik dan dapat menumbuhkan motivasi dan

semangat belajar yang lebih baik untuk para siswa.

c. Bagi sekolah: Kegiatan ini diharapkan berkontribusi positif terhadap

kualitas guru bahasa Inggris terutama dalam kaitannya dengan penggunaan

autentik asesmen yang bedampak terhadap citra sekolah tersebut di mata

masyarakat.

4

d. Bagi Undiksha: Sebagai sebuah LPTK, kegiatan ini menjadi salah satu

wujud pengabdian lembaga pendidikan ini utuk berperan aktif dalam

meningkatkan kualitas guru di Bali umumnya dan Buleleng khususnya.

A. Kerangka Pemecahan Masalah

Gambar 1.1 Kerangka Pemecahan Masalah

B. Khalayak Sasaran

Sasaran pengabdian pada

kelas X, XI, dan XII se-Kabupaten Buleleng. Sasaran kegiatan ini ditujukan untuk 40

guru SMP negeri maupun swasta.

C. Keterkaitan

Tabel 2.1 Keterkaitan

No Institusi

1 Kepala Dinas Pendidikan

2 Rektor Universitas Pendidikan Ganesha3 Para guru Bahasa Inggris SMP se

Buleleng

5

BAB II

METODE PELAKSANAAN

Kerangka Pemecahan Masalah

Gambar 1.1 Kerangka Pemecahan Masalah

Sasaran pengabdian pada masyarakat ini adalah guru bahasa Inggris SMP

Kabupaten Buleleng. Sasaran kegiatan ini ditujukan untuk 40

guru SMP negeri maupun swasta.

Tabel 2.1 Keterkaitan

Peran dan Manfaat

Kepala Dinas Pendidikan Buleleng Koordinasi

Rektor Universitas Pendidikan Ganesha Koordinasi dan PengawasanPara guru Bahasa Inggris SMP se- Sasaran Program

u bahasa Inggris SMP

Kabupaten Buleleng. Sasaran kegiatan ini ditujukan untuk 40

Peran dan Manfaat

Koordinasi dan Pengawasan Sasaran Program

6

4 Para Kepala sekolah Pengawasan

D. Metode Pelaksanaan Kegiatan

Metode pelaksanaan yang digunakan untuk mendukung keberhasilan program

ini antara lain sebagai berikut:

1) Ceramah dan Tanya Jawab

Metode ini memberikan pemahaman konsep kepada para guru mengenai

penggunaan asesmen autentik sebagai asesmen proses dan produk pada

mata pelajaran Bahasa Inggris di SMP dalam implementasi Kurikulum

2013.

2) Demonstrasi

Metode ini digunakan untuk menjelaskan suatu proses kerja secara

bertahap sehingga dapat memberi kemudahan bagi peserta dapat

mengamati secara cermat mengenai pengembangan dan penggunaan

asesmen autentik sebagai asesmen proses dan produk pada mata pelajaran

Bahasa Inggris di SMP dalam implementasi Kurikulum 2013.

3) Latihan/Praktek atau tutorial

Metode ini digunakan oleh peserta untuk mempraktekkan pembuatan

asesmen autentik sebagai asesmen proses dan produk pada mata pelajaran

Bahasa Inggris di SMP dalam implementasi Kurikulum 2013.

E. Rancangan Evaluasi

Keberhasilan P2M ini akan dinilai dari:

1) Pemahaman guru tentang asesmen autentik yang datanya akan

dikumpulkan dengan menggunakan metode tes.

2) Kemampuan mengembangkan asesmen autentik (membuat rubrik

penilaian) yang datanya diambil dari penilaian dokumen (hasil karya

guru).

3) Keterampilan menggunakan asesmen autentik yang datanya dikumpulkan

dari penilaian terhadap performa guru dalam simulasi implementasi

penggunaan asesmen autentik.

7

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

3.1.1 Waktu, Peserta, dan Tempat Kegiatan

Pelaksanaan kegiatan pelatihan ini membutuhkan waktu selama 8 (delapan)

bulan yang meliputi berbagai kegiatan sebagaimana tampak pada Tabel di bawah ini.

Tabel 3.1 Jadwal Kerja

N

o

Kegia-

tan

Feb

2015

Maret

2015

April

2015

Mei

2015

Juni

2015

Juli

2015

Agust

2015

Sept

2015

1 Persia-pan

2 Seminar Proposal

3 Pelaksa-naan

4 Observa-si

5 Tabulasi data

6 Penyusu-nan Laporan

Pelatihan penggunaan asesmen autentik sebagai asesmen proses dan produk

dalam implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran bahasa inggris di smp se-

buleleng ini dilakukan pada hari Rabu, tanggal 22 Juli dan hari Rabu, tanggal 29 Juli,

bertempat di Ruang Auditorium Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Ganesha.

Kegiatan P2M ini diikuti oleh 40 orang guru SMP se-Kabupaten Buleleng

yaitu guru yang mengajar di SMPN 2 Sawan, SMPN 3 Sawan, SMPN 3 Singaraja,

SMPN 5 Singaraja, SMPN 7 Singaraja, SMP Lab UNDIKSHA, SMPN 6 Singaraja,

SMPN 1 Singaraja, SMPN 4 Singaraja, SMPN 1 Banjar, SMPN 3 Banjar, dan

8

mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris yang sedang mengambil mata kuliah

Language Assessment.

Pelatihan ini semulanya akan diisi oleh seorang narasumber yaitu Dra. Ni

Luh Putu Artini, M.A., Ph.D. yang juga diasisteni oleh beberapa panitia saat

pelaksanaan workshop berlangsung.

3.2 Pembahasan

Kegiatan P2M ini berlangsung selama dua hari yaitu tanggal 22 Juli dan 29

Juli, di mana pada hari pertama, kegiatan ditekankan pada pemaparan materi

mengenai asesmen autentik, serta pelaksanaan workshop yaitu penyusunan

instrument asesmen autentik untuk pembelajaran Bahasa Inggris SMP. Sedangkan,

pada tanggal 29 Juli, kegiatan ditekankan pada presentasi peserta mengenai

instrumen asesmen autentik yang telah dikembangkan di sekolah masinh-masing

peserta.

Kegiatan hari pertama diawali dengan penyampaian materi oleh Dra. Ni Luh

Putu Artini, M.A., Ph.D. sebagai narasumber, di mana sebelumnya peserta diberikan

sebuah game sederhana sebagai pembukaan sekaligus membangkitkan suasana yang

lebih santai dan nyaman. Materi yang dipaparkan meliputi pemberian contoh-contoh

nyata tentang pentingnya asesmen autentik dalam pembelajaran Bahasa Inggris,

instrumen-instrumen asesmen autentik yang relevan dengan pembelajaran di kelas,

dan keterkaitan antara pembelajaran autentik dan asesmen autentik. Pada pemaparan

materi ini, narasumber selalu memberikan kesempatan untuk bertanya dan berdiskusi

tentang materi yang dipaparkan, sehingga tidak terjadi komunikasi satu arah oleh

narasumber kepada peserta. Pada awalnya, peserta cendrung pasif dalam diskusi;

hanya satu-dua peserta saja yang mau mengajukan pertanyaan atau menjawab

pertanyaan dari narasumber. Namun, semangat berdiskusi para peserta semakin

terlihat disebabkan karena seringnya narasumber memberikan pertanyaan dan juga

menekankan bahwa narasumber dan peserta memiliki derajat yang sama, yaitu

sebagai pedidik dan juga belajar bersama tentang pentingnya asesmen autentik.

Banyak dari peserta mengajukan pertanyaan dalam diskusi yang berlangsung. Secara

umum pertanyaan yang diajukan oleh peserta adalah tentang: sudah autentikkah

asesmen yang selama ini diberikan oleh guru selama ini, dan instruemn autentik

9

asesmen dalam Kurikulum 2013. Pertanyaan-pertanyaan tersebut dijawab dengan

baik oleh narasumber dan peserta lainnya yang ingin juga memberikan pandangan

mereka terhadap pertanyaan yang diajukan. Pada akhir sesi penyampaian materi ini,

terlihat sudah tidak ada lagi peserta yang cendung pasif dalam diskusi.

Penyampaian materi ini dilanjutkan dengan kegiatan workshop tentang

pengembangan instrumen penilaian autentik untuk pelajaran Bahasa Inggris di SMP.

Peserta dibagi menjadi enam kelompok di mana masing-masing kelompok

bertanggung jawab untuk mengembangkan satu draf instrumen penilaian autentik

sesuai dengan tingkatan kelas yang diajar oleh guru-guru dalam kelompok tersebut.

Workshop dilaksanakan selama 45 menit yang dibimbing oleh narasumber. Secara

umum, peserta dapat mengerjakan draf mereka dengan baik karena semua guru telah

memiliki pengalaman tentang penggunaan asesmen autentik di sekolah mereka

masing-masing dan juga dari pemahaman materi serta diskusi yang dilakukan pada

sesi pertama. Workshop berlangsung dengan antusisas dan lancar di mana para

peserta dapat bekerja sama dalam kelompok dan sesekali mereka juga mengajukan

pertanyaan atau meminta masukan dari narasumber. Worksop dilanjutkan dengan

presentasi yang berlangsung selama 15 menit tentang draf yang telah dibuat oleh

para peserta. Saat presentasi narasumber memberikan beberapa masukan untuk

mengembangkan draf mereka agar menjadi lebih baik. Kegiatan hari pertama ini

berakhir dengan pemberian tugas kepada para peserta, yaitu mengembangkan dan

menerapkan instrument penilaian autentik mereka di sekolah masing-masing, serta

mempresentasikan hasilnya pada pertemuan selanjutnya yaitu pada tanggan 29 Juli

2015.

P2M ini dilanjutkan pada hari kedua yaitu pada tanggal 29 Juli 2015.

Kegiatan ini diawali dengan presentasi produk yang telah dibuat oleh para peserta.

Secara rinci, presentasi meliputi penjelasan mengenai indikator pembelajaran, kaitan

antara indikator pembelajaran dengan jenis instrument asesmen yang dirancang, dan

instrument penilaian yang telah dihasilkan. Presentasi ini dilakukan oleh 10 peserta

untuk mewakili masing-masing tingkatan kelas. Saat presentasi berlangsung,

narasumber dan peserta memberikan masukan tentang instrument yang telah

dikembangkan. Beberapa hal ditekankan saat diskusi tersebut adalah mengenai

penyusunan indikator yang kurang spesifik atau kurang operasional dan kegiatan

10

atau instrument penilaian yang tidak sesuai dengan indikator yang diminta. Masukan

yang diberikan oleh narasumber dapat diterima dengan baik oleh para peserta setelah

diskusi dilaksanakan. Secara umum, antusiasme para peserta sangat baik yang

dibuktikan dengan banyaknya peserta yang ikut memberi masukan saat presentasi

sedang berlangsung. Setelah presentasi berlangsung, narasumber memberikan

kesempatan bagi peserta untuk mengajukan pertanyaan. Pertanyaan yang diajukan

oleh peserta lebih banyak tentang cara penyusunan indikator berdasarkan kompetensi

dasar yang benar. Berdasarkan diskusi yang dilakukan, masih banyak peserta yang

belum mengerti mengenai penyusunan indikator berdasarkan kompetensi dasar yang

diminta. Maka dari itu, narasumber memperdalam pembahasan tentang hal tersebut

dan bersama-sama para peserta membahasnya.

Secara umum tidak ada kendala yang berarti dalam pelaksanaan P2M ini.

Semua kegiatan berjalan dengan lancar dan efektif. Berdasarkan produk yang

dihasilkan oleh guru yaitu instrument penilaian autentik untuk SMP, ini menunjukan

bahwa tujuan kegiatan ini telah tercapai. Ini ditunjukan dengan produk yang

dihasilkan secara umum memuaskan dan sudah sesuai dengan hakikat penilaian

autentik yang diharapkan. Konsep guru tentang asesmen autentik sebagai asesmen

proses dan produk dalam implementasi Kurikulum 2013 juga terlihat meningkat, ini

ditunjukan melalui kegiatan diskusi yang dilakukan saat diskusi; sebagian besar guru

secara aktif ikut dalam diskusi dan juga dapat menjawab secara tepat pertanyaan

yang diajukan oleh narasumber. Keterampilan guru dalam mengimplementasikan


Kurikulum 2013 juga terlihat dari hasil presentasi mereka di pertemuan kedua.

Keterampilan yang dimaksud di sini adalah keterampilan guru dalam menentukan

assessment task sesuai dengan hakikat keterampilan yang akan dinilai dan indikator

pencapaian yang ditetapkan, dan juga keterampilan guru dalam membuat instrument

penilaianm di mana secara spesifik meliputi penetapan aspek-aspek yang akan

dinilai, penetapan descriptor dari aspek-aspek tersebut, dan penetapan pedoman

penskoran. Saat presentasi berlangsung, para peserta dapat menjelaskan instrument

penilaian mereka secara jelas dan tepat sesuai dengan hakikat keterampilan yang

akan dinilai, di mana dalam hal ini, kemampuan bahasa Inggris siswa-siswi SMP.

11

Dari temuan di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan dan manfaat kegiatan

P2M ini telah tercapai dengan baik.

12

BAB IV

PENUTUP

4.1. Simpulan

Adapun simpulan yang dapat ditarik setelah pelaksanaan P2M pelatihan

penggunaan asesmen autentik sebagai asesmen proses dan produk dalam

implementasi Kurikulum 2013 pada mata pelajaran bahasa inggris di SMP se-

Buleleng ini adalah sebagai berikut.

1) Pelaksanaan P2M ini meningkatkan penguasaan konsep guru bahasa Inggris

SMP se-Buleleng tentang asesmen autentik sebagai asesmen proses dan

produk dalam implementasi Kurikulum 2013. Penguasaan konsep yang

dimaksud meliputi:

e. Asesmen autentik dalam Kurikulum 2013,

f. Hakikat asesmen berbasis kelas,

g. Asesmen dan peningkatan kualitas pembelajaran,

h. Jenis-jenis asesmen autentik dan konsep implementasinya.

3) Pelaksanaan P2M ini meningkatkan keterampilan guru bahasa Inggris SMP

se-Buleleng dalam mengimplementasikan asesmen autentik sebagai asesmen

proses dan produk dalam implementasi Kurikulum 2013. Keterampilan yang

dimaksud meliputi:




vii. Penetapan aspek-aspek yang akan dinilai,

viii. Penetapan descriptor dari aspek-aspek tersebut,

ix. Penetapan pedoman penskoran.

4.2 Saran

Saran yang dapat diajukan sehubungan program P2M pelatihan penggunaan


13

Kurikulum 2013 pada mata pelajaran bahasa inggris di SMP se-Buleleng ini adalah

sebagai berikut.

1) Guru-guru SMP diharapkan memiliki motivasi untuk secara aktif

mengembangkan dan menggunakan instrument penilaian autentik yang

digunakan untuk mengumpulkan data belajar siswa.

2) Pengembangan dan penggunaan instrument penilaian autentik sebagai

asesmen proses dan produk dalam implementasi Kurikulum 2013 pada mata

pelajaran bahasa inggris di SMP diharapkan mendapat dukungan dari

berbagai pihak dalam pengimplementasiannya di sekolah.

14

Daftar Pustaka

Kemendikbud. 2013. Pedoman Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta:

Kemendikbud.

Marhaeni, A. A. I. N. (2014). Pengembangan Perangkat Asesmen Autentik sebagai

Asesmen Proses dan Produk dalam Implementasi Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP) Mata Pelajaran Bahasa Inggris di SMP Provinsi

Bali. Laporan Penelitian Tim Pascasarjana Tahun I (2013).

Nitko A.J. (1996). Educational Assessment of Students, 2nd Ed. Columbus Ohio :

Prentice Hall.

Popham, W.J. (1995). Classroom Assessment, What Teachers Need to Know. Boston:

Allyn and Bacon.

Rolheiser, C. & Ross, J. A. (2005) Student Self-Evaluation: What Research Says and

What Practice Shows. Internet download.

Salvia, J. & Ysseldyke, J.E. (1996).Assessment.6th Edition.Boston: Houghton Mifflin

Company.

Wyaatt III, R.L. & Looper, S. (1999). So You Have to Have A Portfolio, a Teacher’s

Guide to Preparation and Presentation. California: Corwin Press Inc.

15

Lampiran 1

Bukti Penggunaan Anggaran

16

Lampiran 2

Foto Kegiatan

24

Lampiran 3

Peta Lokasi Kegiatan

25

Lampiran 4

Materi Pelatihan

Assessing students’ EFL competence authentically in Junior High Schools

Luh Putu Artini

[email protected]

Introduction

EFL teaching and learning has specific characteristics in comparison to other

language instructions such as the teaching of vernacular or the second language. The

distinction is mostly caused by the learning context that is more artificial in EFL

context and is more real life in the teaching of Bahasa Indonesia (the national

language) or Bahasa Bali (the vernacular of Balinese community). However, no

matter what language is taught it should be ‘oriented toward the broad goal of

communicative competence’ (i.e. ability to communicate). This concerns both

spoken or written language as well as the four language skills: reading, writing,

speaking, and listening. Oxford (1990) states:

“Development of communicative competence requires realistic interaction among learners using meaningful, contextualized language. Learning strategies help learners participate actively…”(Oxford, 1990:8).

This specific characteristic of language learning requires specific strategies to

assess students’ competence in the language. Competence here refers to

knowledge (cognitive), abilities and skills (psychomotor), and attitudes,

motivation, personality (affective). In fact, for a number of decades, teachers and

program administrators have struggled to identify appropriate procedures to assess

the knowledge, abilities and attitudes of EFL students (O’Malley & Pierce, 1996).

26

In Indonesian schools (needless to say, junior high schools), concern about

appropriate ways to assess students’ competence in EFL has just come into play in

the last few years since competence-based curriculum was introduced. This is even

more emphasized since the introduction of Curriculum 2013 that highly recommend

the implementation of authentic teaching and authentic assessment. Authentic

teaching refers to the process of teaching that connect the class with the real life.

This type of teaching goes hand and hand with authentic assessment and both involve

students to focus on the real complex problems, which are solved through role-

playing, exercises, problem-based activities, case studies, participation in virtual

communities of practices, or through direct touch to the real problem (Lombardi,

2007). Through the application of authentic learning, students can practice the skills

and knowledge that are relevant and applicable in real world situations and learn it at

the same time (Har, 2005).

Objectives

This paper is an attempt to discuss the types of authentic assessment and why they

are important for teaching English as a foreign language in junior high schools.

The discussion goes further to how they are implemented in the classroom. In a

more detailed way, the objectives of this paper are:

1. To discuss the types of authentic assessment in relation to EFL teaching and

learning in junior high schools

2. To discuss the reasons why authentic assessment is important to be employed

in EFL classes in junior high schools.

3. To illustrate how authentic assessment is implemented in EFL classes,

especially portfolios to assess communicative skills is implemented.

27

Authentic Assessment in EFL classes

The term ‘authentic assessment’ was popularized by Grant Wiggins (1989),

referring to the idea that “assessment should engage students in applying

knowledge and skills in the same way they are used in ‘real world’ outside

school” (Marzano, et.al., 1993:13). The major characteristics of this type of

assessment is that, it is based on real-world contexts, or in other words, the

learning process is moved beyond memorization of fact or theory (Custer, 2004).

Students are encouraged to create a respond based on real life situation by using

the theory that they have learned. This assessment set meaningful and engaging

tasks, in a very contextual situation, where the learner applies knowledge and

skills, and performs the task in a new situation. The purpose is to help students

rehearse for the complex situation of adult or professional world (Aitken, et.al,

2006).

The concept of authentic assessment per se has actually been known since a

few decades ago. For example, O’Malley and Pierce (1996), point out that

assessment is authentic when:

It corresponds and mirrors good classroom instruction

The results can be used to improve instructions

The two scholars implied that authentic assessment is a part of instruction, not

apart from instruction. The Relationship between assessment and instruction is

illustrated by the following figure.

LESSON PLAN

28

Figure 1: Relationship between assessment and instruction (Quoted from Penilaian

Tingkat Kelas, Depdiknas 2003)

The ‘beauty’ of authentic assessment has attracted attention of decision makers in

general and students in particular. Department of National Education (2003)

presents further details about criteria of authentic assessment as follows:

Assessment process should be a part of instruction (not apart from

instruction)

Assessment should reflect real-world problems (not school-kind problems)

Assessment should involve various measures, methods, strategies to be

compatible to learning characteristics and objectives

Assessment should be holistic, that is, to cover overall learning aspects and

goals (i.e. cognitive, affective, and sensory-motoric)

ANALYSIS &

FEEDBACK

CLASSROOM

ASSESMENT

TEACHING &

LEARNING

PROCESS

29

As seen above, the major difference between traditional assessment and

authentic assessment in the process and the focus of assessment. In traditional

assessment, the process occurs at the end of the lesson and the focus is the

product. Meanwhile, in authentic assessment, the process occurs along the

way through observing, interacting, and during activities of teaching learning,

and the focus is on the process and the product.

In addition to the criteria, it is important to understand the purpose as well, as detiled

below.

The Purpose of Assessment

Chittenden (1991) suggested four purposes of assessment:

Keeping track: to keep the teaching and learning process on the right track

(i.e. to follow the plan)

Checking-up: to check problems encountered by the students prior or after the

learning process. This includes the checking of what students have been

competent at and what they have not been.

Finding-out: to find out reasons for low or unsatisfactory competence or

ineffective pedagogical processes.

Summing up: to draw a conclusion whether or not the students, in overall,

have achieved the intended goals as the data to report the students’ reports to

parents, schools and others.

O’Malley and Pierce (1995), further, argue that there are at least six reasons why

we need to assess our students.

1. Screening and Identification: to identify students’ eligibility to receive special

language and / or content area support program

30

2. Placement: to determine the language proficiency and content area

competencies of students in order to recommend an appropriate educational

program

3. Reclassification or exit: to determine if a student has gained the language

skills and content area competencies needed to benefit from instruction in

grade-level classroom (not specially address students’ need)

4. Monitoring students’ progress: to review students’ language and content area

learning in classrooms

5. Program evaluation: to determine effects of federal, state, or local

instructional programs.

6. Accountability: to guarantee that students attain expected educational goals or

standards, including testing for school graduation.

Up to this point, it is clear that authentic assessment is very important because it can

provide true indicators of how well students have progress within the continuum of

instructional objectives and targeted competence. The progress is not merely about

cognitive, but also affective, psychomotor and also character education.

Authentic Assessment in EFL Teaching and Learning: How?

Authentic assessment describes the multiple forms of assessment that are consistent

with classroom goals, curriculum and instruction. This method of assessment gains

its popularity because conventional assessment procedures:

1. do not assess the full range of essential student outcomes

2. do not provide teachers with adequate information for instructional planning.

3. do not represent recent improvements in our understanding of what and how

students learn

4. do not contain authentic representations of classroom activities

5. do not ensure student interest and motivation during assessment

31

The weaknesses of conventional assessment methods mentioned above implies how

authentic assessment should be implemented. This is discussed from both students,

and teachers’ sides below.

Implementation in Class

When implemented in the classroom, authentic assessment procedures require

students to:

Apply their knowledge and skills from several areas to demonstrate they can

perform a learning target.

Make something (build a finger puppet), produce a report (a report on a group

project surveying parents’ attitudes towards the national examination system),

and demonstration (show how to make photo album using recycle paper).

From teachers side, authentic assessment procedures require teachers to:

Change teaching philosophy from ‘transmission-oriented’ to learner-centered

Apply effective time and management

Develop professional skills

Craft and administer the task(s) so that what a student does is the actual

performance that the learning target specifies.

Properly evaluate the quality of that student’s performance.

Clearly define scoring scheme or rubric

Authentic Assessment in EFL Teaching and Learning: Types

In most references consulted in the writing of this paper, types of authentic

assessment cover the following:

1. Performance Assessment

32

A performance assessment requires students to perform a task or generate

their own responses. One of the examples is producing a piece of writing to assess

their own writing rather than answering a series of multiple-choice questions about

grammar or the structure of a paragraph. Performance assessment is authentic when

it mimics the kind of work that is done in real-world contexts. For example, an

authentic performance assessment in speaking requires students to mimic some kind

of conversation that happened in certain location.

2. Portfolios

The other most popular method of assessing EFL learners’ communicative skills if

portfolios. This method has special characteristics in which they always include three

aspects:

Samples of student work

Student self-assessment

Clearly stated criteria

There are a number of portfolio types as follow

1) Best work portfolios (select your best writing in each of several

categories: such as poems, narratives, letters, and describe why each

piece was included)

2) Growth and learning-progress portfolios (e.g. develop a portfolio to

show how your writing has developed over the semester: include early

drafts, rewrite your own criticism of earlier work and your evaluation

of how your writing has improved).

To give a better understanding about portfolio, the comparison between this type of

portfolio and traditional assessment is presented below.

33

Portfolios Traditional Assessment

Represents the range of reading and writing students are engaged in

Engages students in assessing their progress and / or accomplishments ands establishing ongoing learning goals

Measures each student’s achievement while allowing for individual differences between students

Represents a collaborative approach to assessment

Has a goal of student self-assessment

Addresses improvement, effort, and achievement

Link assessment and teaching to learning

Assesses students across a limited range of reading and writing assignments which may not match what students do

Mechanically scored or scored by teachers who have little input

Assesses all students on the same dimensions

Assessment process is not collaborative

Addresses achievement only

Separate learning, testing, and teaching.

Figure 2: Differences between portfolios and Traditional assessment (Quoted from

Popham, 1995)

Authentic Assessment in EFL Teaching and Learning: Examples

34

The following is how communication skills are assessed through carefully deigned

tasks. The skills include listening, writing, reading and speaking

Listening / Writing

Task Outcomes:

(1) Observe and discuss how effective music is used in TV shows

(2) Through research, select relevant information to answer specific questions

(3) Used listening skills by observing and commenting on the musical concepts

used in a theme from a TV show.

The Task:

Choose a popular TV Show that you would like to research and answer the following

questions.

(1) Name the TV Show you have chosen to research

(2) Why did you choose this TV Show?

(3) Briefly describe what the TV show is about.

(4) Describe the Theme Song for this TV Show

(5) How effective do you think the theme song is in representing the mood and

character of the show?

(6) What style of music is used for the theme song? Why do you think this style

of music was chosen?

(7) Is background music used during the TV show? If yes, describe at least one

example of how it was used and its effect on the viewer. If no, why do you

think it was not used?

(8) Describe how music is used to end the show?

(9) Find out 5 interesting facts about this TV show.

Marking Sheet

35

Research Points

(1) Name the TV Show you have chosen to research

(2) Your reasons for choosing this TV Show?

(3) Description of what the TV show is about.

(4) Description of the Theme Song

(5) How effective is the theme song?

(6) Style of music is used? Why?

(7) Is background music used? Give example.

(8) Description of the end theme song.

(9) 5 interesting facts about this TV show.

*

* * *

* * * * *

* * * * *

* * *

* * *

* * * * *

* * * * *

TOTAL

Overall Grade for the Task

O Outstanding (56-65)

H High (51-55)

C Considerable (40-50)

S Satisfactory (25-40)

E Elementary (Below 25)

N Non-Attempt (0)

Student Self-Assessment

36

(1) The skills and techniques I learned from completing this task:

_______________

(2) The steps I took to complete this task:

__________________________________

(3) Some problems I faced:

_____________________________________________

(4) I overcame them by:

________________________________________________

(5) My personal rating for this task is:

Very High High Medium Low Very Low

(6) Which statement below is closest to the way you feel?

□ I am really proud of my effort. I don’t think I could have done much better

□ I like my work a lot. I know how I could make it even better.

□ I think my effort is OK, and I know that I could have made it better with

more

effort.

□ I know I can do better than this. The result doesn’t show what I am capable

of.

□ I am not at all happy with my effort. I didn’t try as hard as I could.

□ I didn’t make a serious effort, and it shows in the end product.

□ This task confused me. I couldn’t really do it.

□ Other:

___________________________________________________________

37

Reading / Speaking

Task Outcomes

(1) A student responds to and composes texts for understanding, interpretation,

critical analysis and pleasure [1]

(2) A student makes informed language choices to shape meaning with accuracy,

clarity and coherence [5]

(3) A student draws on experience, information and ideas to imaginatively and

interpretively respond to and compose texts [6]

(4) A student demonstrates understanding that texts express views of their

broadening world and their relationships within it [9]

The Task

Imagine you are a character from a novel studied in class. Compose a three minute

speech on how experiences from the novel have changed you as a person and life

lessons you have learned.

Guidelines:

You will be evaluated on:

- understanding of chosen character

- ability to use appropriate examples, experiences, memories from the novel

- ability to reflect on the character’s whole experience (themes)

- choice of what to focus on in the speech

- grammar/language usage

Marking Criteria

38

4 3 2 1

SPEAKS

CLEARLY

Speaks clearly

and distinctly

all the time,

mispronounce

s no word

Speaks clearly

and distinctly

all the time,

but

occasionally

mispronounce

s words

Speaks clearly

and distinctly

some of the

time,

mispronounce

s a few words

Difficult to

understand,

mispronounce

s words

VOLUME Volume is

loud enough

to be heard by

all the

audience

throughout the

presentation

Volume is

loud enough

to be heard by

all the

audience at

least 80% of

the time

Volume is

loud enough

to be heard by

all the

audience at

least 60% of

the time

Volume is

often too soft

to be heard by

all audience

members

POSTURE

AND EYE

CONTACT

Stands up

straight, looks

relaxed and

confident,

establishes

eye contact

with audience

Stands up

straight,

establishes

eye contact

with audience

Stands up

straight and

establishes

eye contact

occasionally

Stands

slouched and

makes no eye

contact

TIME LIMIT Presentation is

3 minute long

Presentation is

2 minutes, 30

seconds to 3

minutes long

Presentation is

1 to 2 minutes

long

Presentation is

less than 1

minute

CONTENT Shows a full,

complex

understanding

of character

Shows a good

understanding

of character

Shows a

satisfactory

understanding

of character

Does not seem

to understand

the character

VOCABULAR

Y

Uses

appropriate

vocabulary,

extends

audience

vocabulary

with new

Uses

appropriate

vocabulary,

includes 1-2

words that

might be new

to audience

Uses

appropriate

vocabulary,

does not

include any

new words

Uses several

(5 or more)

words or

phrases not

understood by

audience

39

words

STAYS ON

TOPIC

Stays on topic

all the time

Stays on topic

most (85%-

99%) of the

time

Stays on topic

some (60%-

85%) of the

time

Difficult to

tell what the

topic was

PROPS Uses several

props that

show

considerable

work/creativit

y and which

make the

presentation

better

Uses 1 prop

that shows

considerable

work/creativit

y and which

make the

presentation

better

Uses one prop

which makes

the

presentation

better

Uses no props

or props

chosen detract

from

presentation

Discussion

The examples of tasks and methods of assessing them engaged the students to use

not only their knowledge but also skills in the language. Besides, the tasks revolved

around real life and students are encouraged to self-direct their learning and work

autonomously. Even though they work on the same task, it can be expected that

students will vary in topic, strategy to go about it, and also goals. Instructions can be

adjusted to students’ needs when completing these tasks. A lesson might need to be

planned on discussing about music, language usage to describe a music type, or

exercises about language use in argumentative type of writing.

The task is about ‘real life’ and the assessment method applied can be structured,

natural and portfolio. Students are provided with opportunities to self-access their

performance and express their attitude or perception about the task. Through this

assessment, EFL teachers can evaluate what students know, what they are competent

at, how much they know and to what extent their competence in the topic, and what

40

they are not competent at and why. In addition, the marking criteria are clear that it is

not difficult for the students to know where they are in their learning span.

Conclusion

Authentic assessment in EFL teaching and learning has just been recently introduced.

This method of assessment requires an EFL teacher to deliberately change their

philosophy of teaching, from teacher centered to student centered learning. Teacher

should be creative in designing their instructional so that the assessment become the

integral part, closer to real life and providing space for students to be involved in

deciding on their learning goals.

References

Depdiknas. (2003). Penilaian Tingkat Kelas. Pedoman bagi guru. Jakarta: Pusat Penilaian Pendidikan, Badan Penelitian dan Pengembangan. Johnson, K. and Morrow, K. (1981. Communication in the Classroom. Application and Methods for a Communicative Approach. Essex: Longman. Killen, R. (1996). Effective Teaching Strategies. Lessons from Research to Practice. Maryborough: Social Science Press. O’Malley, J.M. and Pierce, L.V. (1996). Authentic Assessment for English Language Learners. Practical Approaches for Teachers. Ontario: Addison-Wesley Publishing Company. Nitko, A.J. (1996). Educational Assessment of Students. Englewood Cliffs: Prentice- Hall Inc. Marzano, R.J., Pickering, D., and McTighe, J. (1993). Assessing Student Outcomes. Performance Assessment using the Dimension of Learning Model. Alexandria: ASCD. Popham, W.J. (1975). Educational Evaluation. Englewood Cliffs: Prentice- Hall Inc. Popham, W.J. (1995). Classroom Assessment. What Teachers need to know. Boston: Allyn and Bacon.

41

Lampiran 5

Contoh Produk Peserta PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG

DINAS PENDIDIKAN

SMP NEGERI 1 SINGARAJA Jl. Gajah Mada No. 109 Telp. (0362) 22441 Fax. (0362) 25970

Website: http://www.smpn1singaraja.sch.id E-mail: [email protected]

Authentic Assessment

Standar Kompetensi:

3.1 Menerapkan struktur teks dan unsur kebahasaan untuk melaksanakan fungsi sosial

dari ungkapan harapan atau doa dan ucapan selamat atas suatu kebahagiaan dan

prestasi, serta responnya, sesuai dengan konteks penggunaannya.

4.1 Menyusun teks lisan dan tulis sederhana untuk mengucapkan dan merespon

ungkapan harapan atau doa dan ucapan selamat atas suatu kebahagiaan dan

prestasi, dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur

kebahasaan yang benar dan sesuai konteks

Indikator:

3.1.1 Menggunakan ungkapan-ungkapan untuk menyatakan ucapan selamat atas

suatu kebahagiaan dan prestasi (expressions of congratulation) sesuai dengan

konteks penggunaan yang tepat.

Topic/Material:

Teks tulis untuk mengucapkan ucapan selamat atas suatu kebahagiaan dan

prestasi, serta responnya.

Expressions:

CONGRATULATING RESPONDING

I’d be the first to congratulate you on…. It’s very good of you to say so

I’d like to congratulate you on….. How nice of you to say so

Please accept my warmest Thank you very much for saying so

42

congratulations.

May I congratulate you on… I’m glad you think so

I must congratulate you. Oh, it’s nothing special actually

It was great to hear about… Oh, I have a lot to learn yet

Congratulations! Oh, not really

Congratulations on….! Oh, nothing to it, actually

Well done! / Fantastic! Oh, thanks

STEPS:

1. OBSERVING

Presenting some pictures of various situations such as a birthday party,

celebration of special holiday, a graduation party, and someone who holds a

trophy as the winner of certain competition.

2. QUESTIONING

- What are they doing in the pictures?

- Why do they look happy?

- What will you say if one of your friends were in that situation?

3. VOCABULARY/EXPRESSIONS

CONGRATULATING RESPONDING

I’d be the first to congratulate you on…. It’s very good of you to say so

I’d like to congratulate you on….. How nice of you to say so

Please accept my warmest

congratulations.

Thank you very much for saying

so

May I congratulate you on… I’m glad you think so

I must congratulate you. Oh, it’s nothing special actually

It was great to hear about… Oh, I have a lot to learn yet

Congratulations! Oh, not really

Congratulations on….! Oh, nothing to it, actually

43

Well done! / Fantastic! Oh, thanks

4. COLLECTING INFORMATION

- NAMING AND FIGURING SOME EXAMPLES OF GREETING CARDS BASED ON

CERTAIN SITUATION (group work)

5. ASSOCIATING (PROJECT)

- 17 August 2015 is the 70th Indonesia Independence Day or 57th of School

Anniversary. To celebrate these special days, the Students’ committee holds

a competition on writing and designing a greeting card to celebrate the

Indonesia Independence Day or School Anniversary. All students are allowed

to participate in this competition. The best greeting card will be published in

our school magazine and will get some prize money.

RUBRIC ON LINGUSITIC ASPECT:

ASPEK SKOR KETERANGAN

Struktur Teks

4

3

2

1

- 100% tulisan memiliki struktur yang tepat




Pilihan Kata

4

3

2

1

- 100% pilihan kata tepat




Keterpaduan

Kalimat

4

3

2

1

- 100% kalimat terpadu dan runtut




Penulisan Kosa

Kata

Keterpaduan Tata

Bahas

Originalitas

Penulisan

RUBRIC ON NON-LINGUSITIC ASPECT:

NO ASPECT

1 Learning Management

2 Communication Strategy

3 Respect

4 Team work

5 Creativity

6 Enthusiasm

Mengetahui

Kepala SMP Negeri 1 Singaraja,

I Ketut Bawa, M.Pd.

M.Pd.NIP. 19730305 199802 1 003

44

4

3

2

1

- 100% penulisan kosa kata tepat




4

3

2

1

- 100% penggunaan tata bahasa tepat




4

3

2

1

- 100% tulisan hasil pemikiran sendiri




LINGUSITIC ASPECT:

ASPECT Very Much Much

Learning Management

Communication Strategy

Team work

Enthusiasm

Singaraja, Agustus 2015

Singaraja, Guru Mapel Bahasa Inggris,

Gede Putu Mahagiantara,

NIP. 19730305 199802 1 003 NIP. 19780804200801 1 016

100% penulisan kosa kata tepat




100% penggunaan tata bahasa tepat

bahasa tepat



100% tulisan hasil pemikiran sendiri




Little

Singaraja, Agustus 2015

Guru Mapel Bahasa Inggris,

Gede Putu Mahagiantara,

NIP. 19780804200801 1 016

PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS 2015 - …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · PROSES...

Documents

Transcript of PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS 2015 - …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · PROSES...