LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT...

download LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_196512291990032002_2… · berbasis ICT menggunakan software Geogebra dan mengimplementasikannya

If you can't read please download the document

Transcript of LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT...

  • i

    LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKATPROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT

    (IbM)

    JUDUL

    JUDUL KEGIATAN:

    IbM MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKADI KECAMATAN PENEBEL

    Tahun ke satu dari rencana satu tahun

    Oleh:

    Dr. Ni Nyoman Parwati, M.Pd, 0029126502 Ketua Tim Pelaksana

    Drs. I Putu Wisna Ariawan, M.Si, 0019056805 Anggota Tim Pelaksana

    Dibiayai oleh:Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

    Direktorat Jenderal Pendidikan TinggiKementerian Pendidikan dan Kebudayaan

    Sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan PenugasanProgram Pengabdian kepada Masyarakat No: 384/UN48.15/LPM/2014

    LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKATUNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

    Tahun 2014

  • ii

    HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKATPROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT

    Judul : IbM MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKADI KECAMATAN PENEBEL

    Peneliti/PelaksanaNama Lengkap : Dr. Ni Nyoman Parwati, M. PdNIDN : 0029126502Jabatan Fungsional : Lektor KepalaJurusan : Pendidikan MatematikaNomor Hp : 08164727881Alamat surel (e-mail) : [email protected](1) Nama Lengkap : Drs. I Putu Wisna Ariawan, M.Si,

    NIDN : 0019056805Perguruan TinggiAnggota

    : Universitas Pendidikan Ganesha

    Institusi Mitra (jika ada) : Tidak adaPenanggung jawab : Dr. Ni Nyoman Parwati, M.PdTahun Pelaksanaan : Tahun ke satu dari rencana satu tahunBiaya Tahun Berjalan : Rp42.500.000,- (Empat puluh dua juta lima ratus

    ribu rupiah)Biaya Keseluruhan : Rp 42.500.000,- (Empat puluh dua juta lima ratus

    ribu rupiah)

    Mengetahui:Dekan FMIPA Undiksha,

    Prof. Dr. I. B. Pt. Arnyana, M. SiNIP:195812311986011005

    Singaraja, 10 Nopember 2014Ketua Pelaksana,

    (Dr. Ni Nyoman Parwati, M.Pd)NIP: 196512291990032002

    Mengetahui,Ketua LPM Undiksha,

    Prof. Dr. I Ketut Suma, M.SNIDN: 195901011984031003

  • iii

    RINGKASAN

    Tujuan kegitan P2M-IbM ini serta target khusus yang direncanakan meliputi empat halsebagai berikut. (1) Teridentifikasinya konsep-konsep matematika yang esensial yang bisadiajarkan dengan lebih mudah kalau menggunakan media pembelajaran matematika inovatif(berbasis ICT). Sebagai kriterianya adalah minimal 25% konsep matematika esensial dapatdibuatkan media berbasis ICT. (2) Adanya kelompok-kelompok kerja Guru Matematika (KKG)dengan kemampuan IPTEKS terapan dalam memproduksi media pembelajaran matematikaberbasis ICT. Sebagai kriterianya adalah minimal 60% dari guru mitra memiliki pengetahuanyang cukup dalam memproduksi media pembelajaran matematika berbasis ICT. (3) Adanyaproduk media pembelajaran matematika berbasis ICT yang eksploratif untuk memfasilitasisiswa belajar secara aktif, menyenangkan, dan dilengkapi dengan petunjuk penggunaannya,dengan target produksi media pembelajaran minimal 4 jenis konsep matematika SD dan SMPdalam bentuk CD media pembelajaran matematika eksploratif dengan kualitas baik. Mediayang dirancang menggunakan software Geogebra. (4) Adanya peluang untuk mengembangkanjiwa kewirahusahaan, dengan memproduksi berbagai media pembelajaran matematika inovatifberbasis ICT yang memiliki nilai jual. Metode yang dipakai dalam mencapai tujuan tersebut,adalah sebagai berikut. (1) Pembentukan/Pembinaan kelompok kerja guru (KKG) matematika,yang diharapkan dapat mengatasi permasalahan pembelajaran matematika dan mampu menjadiwahana dalam memfasilitasi pengembangan profesionalisme para guru di pedesaan. (2)Memberikan pelatihan kepada para guru untuk merancang media pembelajaran matematikaberbasis ICT menggunakan software Geogebra dan mengimplementasikannya dalam kegiatanpembelajaran. (3) Menambah wawasan para guru terkait dengan pengelolaan KKG secaraefektif dan optimal. Proses desain/perancangan media pembelajaran matematika berbasis ICTmeliputi dua tahap utama, yaitu: tahap analisis kebutuhan dan tahap produksi media denganIPTEKS terapan. Hasil yang dicapai dari pelaksanaan IbM ini adalah telah dibentuk 7kelompok kerja guru dengan masing-masing anggota sebanyak 4 sampai 9 orang yang dibentukberdasarkan distribusi lokasi sekolah. Media pembelajaran matematika yang dirancang dalamprogram IbM ini adalah media berbasis ICT menggunakan software GeoGebra. Ada 7 mediapembelajaran dengan kualitas baik yang telah dihasilkan selama pelaksanaan kegiatan, yaitu:Menemukan Sifat Layang-Layang, Menentukan jumlah besar sudut-sudut pada suatu segitiga,Menemukan Luas Daerah Jajar genjang, Menemukan Luas Daerah Trapesium, MenemukanVolum Limas, Menemukan Volum Balok, dan Pengenalan Pecahan. Rata-rata kemampuanmengajar guru menggunakan media pembelajaran matematika yang telah dikembangkan danRPP yang disusun guru, berkualitas baik. Rata-rata hasil belajar matematika siswamengalami peningkatan dari 6,5 sebelum pelaksanaan pembelajaran berbantuan media menjadi7,6 setelah pelaksanaan pembelajaran berbantuan media.

  • iv

    PRAKATA

    Puji syukur kami panjatkat kehadapan Ida Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa

    atas berkat rahmat Nya-lah seluruh rangkaian kegiatan P2M ini dapat diselesaikan dengan baik

    dan tepat waktu.

    Kegiatan P2M ini dapat dilaksanakan berkat adanya bantuan dan kerjasama yang sangat

    baik dari semua pihak yang terlibat. Pada kesempatan ini kami mengucapkan teriamakasih

    sebesar-besarnya kepada:

    1. Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Ditjen Dikti yang telah

    memberikan dana untuk pelaksanaan kegiatan P2M ini.

    2. Ketua LP2M yang telah memberikan persetujuan untuk melaksanakan kegiatan P2M

    dalam bentuk pelatihan dan pendampingan.

    3. Kepala UPTD Disdikpora Kecamatan Penebel yang telah memberikan ijin dalam

    melaksanakan kegiatan P2M ini.

    4. Kepala SD 1 Penebel dan SD 3 Mengesta sebagai mitra kerja yang telah banyak membantu

    pelaksanaan kegiatan P2M ini.

    5. Para guru SD di Kecamatan Penebel, Pengawas, dan Kepala Sekolah yang telah membantu

    pelaksanaan kegiatan P2M ini.

    6. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu, yang telah membantu

    terlaksananya kegiatan P2M ini.

    Kami menyadari bahwa apa yang telah kami lakukan dan hasilkan selama

    melaksanakan kegiatan P2M ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami

    mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif dari semua pihak demi penyempurnaan

    kegiatan P2M selanjutnya. Kami berharap semoga P2M ini dapat memberikan manfaat bagi

    masyarakat (Sekolah Dasar) pada umumnya terutama efisiensi dan efektifitas pelaksanaan

    pembelajaran di kelas.

    Singaraja, 10 Nopember 2014

    ttd

    Ketua Pelaksana

  • v

    DAFTAR ISI

    Halaman:

    HALAMAN JUDUL i

    HALAMAN PENGESAHAN ii

    RINGKASAN iii

    PRAKATA iv

    DAFTAR ISI v

    BAB I PENDAHULUAN 1

    1.1 Analisis Situasi 1

    1.2 Permasalahan Mitra 2

    BAB II TARGET DAN LUARAN 4

    2.1 Target 4

    2.2 Luaran 4

    BAB III METODE PELAKSANAAN 5

    3.1 Solusi yang Ditawarkan 5

    3.2 Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan 8

    BAB IV KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI 11

    4.1 Kelayakan Anggota Pengusul 11

    4.2 Kelayakan LPM Undiksha 11

    4.3 Kelayakan Mitra 12

    BAB V HASIL YANG DICAPAI 13

    BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 16

    6.1 Kesimpulan 16

    6.2 Saran 16

    DAFTAR PUSTAKA 17

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Analisis Situasi

    Lokasi Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan, sekitar 80 km dari kota Singaraja,

    dengan medan yang cukup berat. Sekolah yang ada di Kecamatan Penebel, terdiri dari 34

    sekolah dasar (SD), 3 SMP Negeri, dan 1 SMA Negeri. Lokasi sekolah-sekolah tersebut

    khususnya SD dan SMP, sebagian besar terletak di daerah pedesaan sehingga kegiatan P2M di

    bidang pendidikan yang dilakukan oleh Universitas Pendidikan Ganesha ataupun Perguruan

    Tinggi lainnya sangat jarang sampai ke wilayah-wilayah tersebut. Lokasi-lokasi sekolah yang

    sebagian besar terletak pada daerah yang agak terpencil mengakibatkan para guru jarang

    terlibat dalam kegiatan-kegiatan ilmiah yang dilakukan oleh Perguruan Tinggi. Sebagai

    dampaknya pengetahuan dan pemahaman para guru di wilayah ini masih kurang terkait dengan

    desain pembelajaran ataupun inovasi-inovasi kegiatan pembelajaran lainnya.

    Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa guru dan kepala sekolah di SD 1

    Penebel dan SD 3 Mengesta yang dilakukan pada bulan April 2012, diperoleh informasi

    bahwa, pembelajaran matematika yang dilaksanakan selama ini sangat jarang menggunakan

    media, baik berupa alat peraga ataupun media-media inovatif lainnya. Siswa belajar

    matematika lebih banyak melalui penjelasan secara langsung oleh guru yang didominasi

    dengan pemberian ceramah. Hal ini terjadi sebagai akibat dari media pembelajaran yang

    tersedia sangat kurang, khususnya tentang media manipulatif dan media berbasis ICT

    belum ada dan pemahaman serta keterampilan guru untuk merancang media pembelajaran

    matematika juga sangat kurang. Sebagai akibatnya siswa belajar matematika dengan cara-cara

    yang kurang bermakna. Siswa cenderung menghafal konsep atau prosedur matematis tertentu

    dan belajar matematika lebih banyak secara mekanistik. Hal ini berdampak pada rendahnya

    prestasi belajar matematika yang dicapai siswa dan pembelajaran matematika berlangsung

    dengan membosankan.

    Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada dua sekolah mitra tersebut,

    diketahui bahwa pada kedua sekolah mitra telah tersedia beberapa unit komputer dan LCD.

    Namun, karena kurangnya pemahaman dan kemampuan para guru dalam mengoperasikannya

    alat-alat tersebut belum dapat difungsikan dalam kegiatan pembelajaran. Melalui media

    komputer, seharusnya beberapa konsep matematika yang abstrak bisa dianimasikan sehingga

  • 2

    menjadi lebih nyata dan dapat diamati langsung oleh siswa. Di samping itu, beberapa

    keunggulan yang didapat dengan memanfaatkan software komputer adalah: (1) jauh lebih

    efisien apabila dibandingkan dengan menggunakan media benda-benda konkret; (2) tidak

    memerlukan tempat penyimpanan yang luas; (3) pembelajaran menjadi lebih menarik dan tidak

    membosankan.

    Keberadaan sekolah dan guru SD dan SMP di kecamatan Penebel seperti tabel 1.

    Tabel 1. Sekolah Dasar dan Guru di Kecamatan Penebel.

    No. Kebendesaan Banyak SD Banyak Guru1. Jatiluwih 4 332. Senganan 4 343. Babahan 3 254. Penebel 5 355. Buruan 4 346. Biaung 3 277. Rejasa 3 268. Penatahan 3 269. Wongaya Gede 3 2510. Mengesta 3 25

    Jumlah 34 290Sementara itu, SMP yang ada di Kecamatan Penebel tersebar pada 3 kebendesaan, yaitu SMP

    Negeri 1 Penebel terletak di Kota Kecamatan Penebel, SMP Negeri 2 Penebel terletak di

    Kebendesaan Penatahan, dan SMP Negeri 3 Penebel terletak di Kebendesaan Senganan. Pada

    masing-masing sekolah ada sebanyak 3 sampai 5 guru matematika.

    Mempertimbangkan jumlah guru yang cukup banyak, dengan pemahaman yang masih

    kurang dalam desain pembelajaran, khususnya dalam merancang media pembelajaran yang

    berbasis ICT, maka para guru dan kepala sekolah bersama dengan pelaksana IbM ini

    memandang perlu untuk mengadakan kegiatan P2M-IbM yang melibatkan para guru di daerah

    ini, bahkan para kepala sekolah sangat berharap kegiatan ini bisa berlangsung dengan segera.

    Informasi dari kepala sekolah, para guru sangat ingin bisa mengoperasikan komputer, karena

    dengan kemajuan teknologi mereka merasa malu tidak bisa menggunakan komputer. Para guru

    dan kepala sekolah sangat antusias ketika pelaksana IbM ini menyampaikan suatu solusi

    berupa pelatihan komputer. Hal ini karena, mereka memandang sangat memerlukan

    penyegaran terkait dengan pemanfaatan komputer dan desain pembelajaran berbasis ICT,

    agar dapat mengembangkan kemampuan profesionalisme mereka yang bermuara pada

    peningkatan kualitas hasil belajar matematika siswa.

  • 3

    Kegiatan IbM ini mula-mula akan dilakukan pada 2 SD di Kecamatan Penebel yaitu SD

    1 Penebel dan SD 3 Mengesta sebagai mitra dan SMP Negeri 1 Penebel. Para guru yang

    dilibatkan dari tiga sekolah ini akan diminta untuk mendiseminasikan kegiatan ini pada

    gugus/sekolahnya masing-masing di bawah bimbingan tim pelaksana kegiatan IbM. Kegiatan

    ini dimaksudkan untuk memotivasi para guru dan siswa di sekolah tersebut agar mau

    melaksanakan kegiatan belajar dan mengajar secara lebih efektif dan inovatif. Di samping itu,

    agar para guru dalam mengajar mau melakukan inovasi-inovasi sebagai bagian dari tugas

    profesionalismenya. Media pembelajaran matematika berbasis ICT yang dikembangkan

    nantinya, diharapkan mampu memfasilitasi siswa untuk belajar matematika dengan lebih

    mudah sehingga proses dan hasil belajar dapat dicapai dengan lebih berkualitas.

    1.1 Permasalahan Mitra

    Sebagai mitra dalam pelaksanaan IbM ini adalah 2 SD di Kecamatan Penebel yaitu SD

    1 Penebel dan SD 3 Mengesta. Berdasarkan analisis situasi dapat teridentifikasi beberapa

    permasalahan yang dihadapai oleh mitra, yaitu:

    (1) Rata-rata hasil belajar matematika siswa (hasil ulangan semester) berada di bawah kriteria

    ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah, yaitu 6,0 untuk mata pelajaran

    matematika.

    (2) Siswa kesulitan belajar matematika karena konsep-konsep matematika yang dipelajari

    cenderung dihafalkan tanpa dipahami terlebih dahulu, sehingga kalau diberikan soal lain

    dari contoh yang diberikan oleh gurunya, siswa kesulitan untuk menjawabnya.

    (3) Konsep-konsep matematika yang abstrak sering membuat siswa bingung karena, mereka

    sulit untuk membayangkannya dalam pikiran. Hal ini karena siswa SD masih dalam tahap

    perkembangan kognitif konkret dan semi konkret, oleh karena itu keberadaan media sangat

    diperlukan untuk memfasilitasi hal tersebut.

    (4) Pelaksanaan pembelajaran matematika, dirasakan kurang menarik bagi siswa dan

    cenderung membosankan, karena dipenuhi oleh latihan-latihan yang bersifat mekanistik

    (hitung menghitung saja), sehingga siswa sangat jarang mendapatkan kesempatan untuk

    melakukan kegiatan eksplorasi/penemuan yang menantang dan memotivasi semangat

    belajarnya.

    (5) Motivasi para guru untuk melaksanakan inovasi pelaksanaan pembelajaran sangat rendah,

    karena mereka jarang mengikuti kegiatan-kegiatan ilmiah terkait.

  • 4

    (6) Pengetahuan para guru dalam merancang dan menggunakan media pembelajaran

    matematika yang inovatif sangat kurang. Selain itu, dari pihak sekolah juga tidak

    menyediakan media, software komputer ataupun alat-alat peraga matematika yang dapat

    digunakan oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran. Hal ini berdampak pada

    pelaksanaan pembelajaran matematika berlangsung dengan cara yang kurang bermakna dan

    didominasi oleh ceramah langsung oleh guru.

    Berdasarkan permasalahan yang terjadi pada mitra, para guru dan kepala sekolah

    bersama tim pelaksana IbM menyepakati untuk mengadakan pelatihan merancang media

    pembelajaran berbasis ICT dan cara mengimplementasikannya dalam kegiatan pembelajaran.

  • 5

    BAB II

    TARGET DAN LUARAN

    2.1 Target

    Target yang ingin dicapai melalui kegitan P2M-IbM ini meliputi empat hal sebagai

    berikut.

    (1) Teridentifikasinya konsep-konsep matematika SD yang esensial yang bisa diajarkan dengan

    lebih mudah kalau menggunakan media pembelajaran matematika berbasis ICT. Sebagai

    kriterianya adalah minimal 25% materi matematika SD esensial dapat dibuatkan media

    berbasis ICT.

    (2) Adanya kelompok-kelompok kerja Guru Matematika (KKG) dengan kemampuan IPTEKS

    terapan dalam memproduksi media pembelajaran matematika berbasis ICT. Sebagai

    kriterianya adalah minimal 60% dari guru mitra memiliki pengetahuan yang cukup dalam

    memproduksi media pembelajaran matematika berbasis ICT.

    (3) Adanya produk media pembelajaran matematika berbasis ICT berupa CD yang dilengkapi

    dengan petunjuk penggunaannya, dengan target produksi media pembelajaran minimal 4

    CD media pembelajaran matematika yang eksploratif dengan kualitas baik.

    (4) Meningkatnya prestasi belajar matematika siswa, dengan kriteria 85% siswa memenuhi

    target KKM (nilai KKM 75).

    (5) Adanya peluang untuk mengembangkan jiwa kewirahusahaan, dengan memproduksi

    berbagai media pembelajaran matematika yang inovatif, eksploratif dan memiliki nilai jual.

    2.2 Luaran

    Luaran yang diharapkan melalui kegiatan IbM ini adalah sebagai berikut.

    1) Media/alat peraga matematika SD berbasis ICT, beserta buku petunjuk penggunaannya.

    2) Kemampuan guru yang cukup dalam memproduksi dan mengimplementasikan media

    pembelajaran matematika yang inovatif.

    3) Artikel ilmiah yang diterbitkan dalam jurnal nasional.

    4) Laporan kegiatan.

  • 6

    BAB III

    METODE PELAKSANAAN

    3.1 Solusi yang ditawarkan

    Berdasarkan permasalahan yang dihadapi oleh mitra seperti terungkap di atas, beberapa

    alternatif solusi yang dapat ditawarkan adalah sebagai berikut.

    (1) Pembentukan/Pembinaan kelompok kerja guru (KKG) matematika, yang diharapkan

    dapat mengatasi permasalahan pembelajaran matematika dan mampu menjadi wahana

    dalam memfasilitasi pengembangan profesionalisme para guru SD di pedesaan.

    (2) Menambah pengetahuan para guru tentang penerapan IPTEKS untuk merancang media

    pembelajaran matematika yang inovatif (media pembelajaran matematika eksploratif

    berbasis ICT) dan memiliki kemampuan untuk mengimplementasikannya dalam

    kegiatan pembelajaran. Hal ini dilakukan melalui pelaksanaan pelatihan.

    ANALISIS KEBUTUHAN

    PROSES PRODUKSI MEDIADENGAN IPTEKS TERAPAN

    PENYIAPAN PRODUK MEDIA

    Gambar 3.1 Proses Perancangan Media Pembelajaran Berbasis ICT

    (3) Menambah wawasan para guru terkait dengan pengelolaan KKG secara efektif dan

    optimal.

    Proses desain/perancangan media pembelajaran matematika berbasis ICT dapat

    digambarkan seperti pada gambar 3.1.

    ANALISIS KARAKTERISTIK SISWADAN KONSEP-KONSEP MATEMATIKA

    ESENSIAL YANG MEMBUTUHKANMEDIA BERBASIS ICT

    PENYIAPANPROGRAMMENGGUNAKANSOFTWAREGEOGEBRA

    PEMILIHAN MATERIMATEMATIKAESENSIAL

    PRODUKSI MEDIASESUAI DENGANKONSEP-KONSEP

    YANG TELAH DIPILIHMENGGUNAKAN

    SOFTWAREGEOGEBRA

    CD YANG MEMUATJENIS-JENIS MEDIA

    PEMBELAJARANMATEMATIKA BERBASIS

    ICT DAN PETUNJUKPENGGUNAANNYA

  • 7

    Sebagai contoh, media pembelajaran matematika dengan software geogebra menemukan luas

    daerah layang-layang menggunakan pendekatan luas daerah segitiga seperti tampilan

    berikut.

    Melalui software geogebra, gambar layang-layang di sebelah kiri dapat diubah-ubah bentuknya

    dengan men-drag titik-titik A, D, atau C, sehingga diperoleh berbagai bentuk layang-layang,

    salah satunya adalah seperti gambar layang-layang di sebelah kanan. Terlihat keunggulan

    media ini apabila dibandingkan dengan media konkret yaitu lebih efisien dan menarik, karena

    tidak memerlukan banyak kertas atau alat-alat lainnya. Siswa hanya men-drag titik-titik tadi,

    mereka telah mampu melihat berbagai bentuk layang-layang. Apabila menggunakan benda

    konkret, maka ada banyak model layang-layang yang perlu disiapkan.

    Langkah-langkah kerja yang dilakukan oleh siswa, seperti pada LKS berikut.

    A. Kompetensi Dasar

    Menentukan luas daerah bangun segitiga dan segiempat

    B. Indikator

    1. Menurunkan rumus luas daerah bangun segitiga dan segiempat.

    2. Menghitung luas daerah bangun segitiga dan segiempat

    3. Menerapkan konsep luas daerah bangun segitiga dan segiempat untuk menyelesaikan

    masalah sehari-hari.

  • 8

    C. Kegiatan Pembelajaran

    1. Menurunkan Rumus Luas Daerah Layang-layang

    Materi prayarat adalah luas daerah segitiga.

    a. Perhatikan media pembelajaran dengan cermat dan teliti.

    b. Silakan atur panjang sisi layang-layang ABCD. Kemudian tekan button do,

    sehingga akan muncul segitiga-segitiga yang kongruen dengan segitiga ABO dan

    segitiga BCO.

    c. Geserlah titik-titik A, C, atau D, bandingkan luas daerah segitiga ABC dengan

    segitiga ADC yang muncul. Apakah luasnya sama? (sama)

    d. Bangun apakah yang terbentuk dari segitiga ABC dan segitiga ADC tersebut?

    (layang-layang).

    e. Luas bangun daerah segitiga ABC adalah: ...x.x..

    f. Jadi hubungan yang diperoleh antara luas daerah segitiga dengan luas daerah

    bangun yang terbentuk adalah:

    Beberapa media yang memuat konsep yang lain, diantaranya adalah: luas daerah jajar

    genjang, luas daerah segitiga, luas daerah belah ketupat, luas daerah trapesium, luas daerah

    lingkaran, dan keliling lingkaran, akan diberikan analog dengan contoh ini.

    Produksi media pembelajaran matematika inovatif dan cara mengimplemen-tasikannya

    dalam kegiatan pembelajaran akan dilakukan melalui kegiatan pelatihan. Pelatihan dilakukan

    dalam beberapa tahap, seperti diuraikan berikut ini.

    3.2 Tahap Kegiatan

    Rancangan mekanisme pelaksanaan kegiatan IbM ini terdiri dari 4 (empat) tahapan,

    yaitu: perencanaan, tindakan, observasi dan evaluasi, dan refleksi. Kegiatan-kegiatan atau

    aktivitas-aktivitas dari masing-masing tahapan adalah sebagai berikut.

    a. Perencanaan

    Kegiatan perencanaan berlangsung dalam kurun waktu 2 bulan. Kegiatan-kegiatan yang

    dilakukan pada tahap perencanaan adalah:

    (1) Pembentukan dan pembekalan kelompok kerja guru (KKG) matematika

    Pelaksanaan kegiatan pada tahap ini dimulai dengan, mengundang tim pelaksana untuk

    mengadakan pertemuan persiapan pelaksanaan dengan melibatkan LPM Undiksha, Tim

    Luas Daerah layang-layang = Luas Daerah Segitiga ABC= ..

  • 9

    pelaksana kemudian diberikan pembekalan mengenai maksud, tujuan, rancangan

    mekanisme program P2M, dan beberapa hal teknis berkaitan dengan metode/teknik

    pelaksanaan.

    (2) Sosialisasi program P2M pada sekolah mitra (khalayak sasaran)

    Sosialisasi dilakukan dalam bentuk koordinasi dengan mengundang semua guru,

    Kepala Sekolah, dan UPTD Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olah Raga Kecamatan

    Penebel yang berkenaan dengan program yang akan dilaksanakan. Kegiatan sosialisasi

    dilakukan oleh Tim Pelaksana didampingi oleh LPM Undiksha.

    (3) Penyusunan program pelatihan komputer menggunakan software geogebra

    Berdasarkan hasil identifikasi, hasil analisis permasalahan yang ada, hasil analisis

    kebutuhan, dan hasil analisis potensi sekolah, selanjutnya disusun program pelatihan.

    b. Tindakan

    Tindakan dalam kegiatan ini berupa implementasi Program, yang direncanakan

    berlangsung selama 2 bulan. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam implementasi program

    adalah (a) pembentukan kelompok-kelompok kerja guru, (b) meningkatkan pengetahuan dan

    keterampilan para guru tentang pembuatan media pembelajaran matematika dengan pendekatan

    IPTEKS terapan, (c) mendemonstrasikan teknologi pembuatan media pembelajaran

    matematika menggunakan software geogebra, (d) pembimbingan dan praktek pembuatan

    media pembelajaran matematika, dan (e) pembimbingan cara penggunaan media pembelajaran

    berbasis ICT dalam pembelajaran matematika di kelas. Sebelum pelaksanaan pelatihan

    dilakukan koordinasi pelaksanaan dengan kepala UPTD Disdikpora Kecamatan Penebel dan

    kepala SD 1 Penebel dan SD 3 Mengesta. Dalam rapat koordinasi, disepakati pelaksanaan

    pelatihan dilakukan mulai tanggal 19 Juli 2014.

    c. Observasi dan Evaluasi

    Obervasi dan evaluasi berlangsung dalam kurun waktu 3 bulan. Observasi dilakukan

    terhadap proses pembuatan media pembelajaran matematika oleh para guru mitra. Instrumen

    yang digunakan berupa catatan lapangan. Beberapa hal yang diobservasi adalah kendala-

    kendala, kekurangan-kekurangan, dan kelemahan-kelemahan yang muncul dalam proses

    pembuatan di lapangan maupun dalam proses penggunaan di kelas.

    Evaluasi dilakukan terhadap kuantitas dan kualitas produk yang dihasilkan. Produk

    yang dihasilkan dalam kegiatan pelatihan ini adalah media pembelajaran matematika

  • 10

    eksploratif berbasis ICT. Kuantitasnya dilihat dari banyaknya konsep matematika yang

    disajikan dalam media berbasis ICT yang dihasilkan oleh para guru (disajikan dalam CD),

    sedangkan kualitas media minimal berkualitas baik yang diambil dengan lembar penilaian

    media pembelajaran menggunakan skala Likert dan rubrik penskoran. Disamping itu, kualitas

    juga dilihat dari dampak penggunaan media dalam pembelajaran yaitu meningkatnya hasil

    belajar matematika siswa dari sebelum pembelajaran berbantuan media berbasis ICT dengan

    setelah dilaksanakan pembelajaran berbantuan media berbasis ICT.

    d. Refleksi

    Refleksi dilakukan terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan. Hal ini dilakukan untuk

    mengetahui kekurangan-kekurangan atau keberhasilan terhadap kegiatan-kegiatan yang telah

    dilakukan, dalam rangka menetapkan rekomendasi terhadap keberlangsungan atau

    pengembangan kegiatan-kegiatan berikutnya.

  • 11

    BAB IV

    KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI

    4.1 Kelayakan LPM Undiksha

    Komitmen Undiksha, khususnya LPM Undiksha dalam mengembangkan potensi

    masyarakat baik dalam dunia pendidikan maupun bidang-bidang lainnya berkaitan dengan

    perluasan mandat yang sedang dikembangkan Undiksha sebagai satu-satunya Universitas

    Negeri di Bali Utara sangatlah tinggi. Hal ini dapat dilihat dengan dibentuknya Pusat-Pusat

    Layanan yaitu Pusat Layanan Pendidikan Sekolah dan Masyarakat, Pusat Layanan KKN/KKL,

    Pusat Layanan Penerapan IPTEKS dan Dampak Lingkungan, dan Pusat Layanan

    Kewirausahaan dan Konsultasi Bisnis. Di samping itu Lembaga Penelitian Undiksha memiliki

    beberapa pusat kajian lingkungan, IPTEKS dan pemberdayaan masyarakat diantaranya Pusat

    Kajian Lingkungan Hidup, Pusat Kajian Sains, Pusat kajian Pembangunan Pedesaan dan Pusat

    Kajian Pemberdayaan Wanita. Semua pusat layanan dan pusat kajian didukung sumber daya

    manusia yang sangat memadai dan pendanaan operasional bersumber pada dana DIPA. Hal ini

    menunjukkan Undiksha sangat responsif terhadap isu-isu lingkungan dan pemberdayaan

    masyarakat. Kiranya komitmen Undiksha untuk mendukung program-program IbM sangatlah

    memadai.

    4.2 Kelayakan Anggota Pengusul

    Ketua dan anggota tim pengusul kegiatan IbM ini, telah berpengalaman dalam kegiatan

    kemasyarakatan terkait dengan produksi media pembelajaran matematika. Ketua tim pengusul

    pernah sebagai instruktur dalam program Mathematics Education Quality Improvement

    Program (MEQIP) pada dinas pendidikan Provinsi Bali, sehingga pelaksanaan program IbM

    ini tidak akan banyak mengalami kendala teknis karena sudah pernah menangani kegiatan

    serupa pada kabupaten lainnya di Bali. Ketua pelaksana bersama anggota adalah tim pengajar

    mata kuliah media pembelajaran matematika berbasis ICT (salah satunya adalah pemanfaatan

    software geogebra) di Jurusan Pendidikan Matematika Undiksha. Selain itu, ketua tim adalah

    alumni dari salah satu SD Mitra dan sangat tahu dengan situasi dan kondisi sekolah mitra.

    Dengan pengalaman yang dimiliki oleh ketua tim, maka pelaksanaan kegiatan IbM di

    kecamatan Penebel akan bisa berjalan dengan lancar dan mendapat sambutan yang baik oleh

    para guru mitra. Anggota tim 1, adalah tenaga profesional dalam bidang Matematika dan

    Pendidikan Matematika. Telah disebutkan bahwa, anggota tim adalah tim pengajar mata kuliah

  • 12

    media pembelajaran matematika berbasis ICT. Dalam perkuliahan banyak dibahas tentang

    pembuatan animasi dari media-media konkret maupun semi konkret. Dengan demikian,

    tenaganya dapat diandalkan dalam rangka memberikan pelatihan dan pembinaan kepada guru

    mitra dalam pembinaan materi dan produksi media pembelajaran dan telah berpengalaman

    dalam menangani kegiatan P2M dalam penerapan IPTEKS. Dengan demikian keberlanjutan

    kegiatan IbM ini dapat dijamin, sehingga diharapkan akan terbentuk kelompok-kelompok kerja

    guru matematika yang profesional dan produktif.

    4.3 Kelayakan Mitra

    Sebagai mitra dari kegiatan IbM ini adalah 2 sekolah, yaitu SD 1 Penebel dan SD 3

    Mengesta di kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan. SD 1 Penebel terletak di kota kecamatan

    dan SD 3 Mengesta terletak di pedesaan. Dua sekolah ini mewakili populasi SD yang ada di

    kecamatan Penebel, disamping itu diikutkan juga para guru dari SMP Negeri 1 dan SMP

    Negeri 3 Penebel. Hampir semua sekolah dasar yang ada di kecamatan Penebel memiliki

    permasalahan dalam pembuatan dan penggunaan media pembelajaran matematika, namun

    karena keterbatasan anggaran, tenaga, dan waktu, maka pada kegiatan kali ini hanya diusulkan

    untuk dua sekolah mitra dan beberapa SMP saja. Informasi dari para kepala sekolah, mereka

    sangat mengharapkan adanya penyegaran materi dari para pakar pendidikan khususnya, karena

    sebagian besar (80%) tenaga guru yang ada di daerah ini sudah berumur 40 tahun ke atas.

    Bahkan beberapa sekolah berinisiatif untuk mengundang beberapa nara sumber untuk sekali-

    sekali memberikan penyegaran materi, baik terkait dengan materi mata pelajaran ataupun

    desain pembelajaran dengan swadana. Dari sini tampak bahwa motivasi para guru untuk

    berupaya meningkatkan profesionalisme mereka sangat tinggi. Mereka sering menghadapi

    kendala mencari nara sumber karena kurangnya informasi yang mereka miliki. Kehadiran tim

    pelaksana IbM ini ke daerah sasaran sangat disambut positif oleh para guru dan Kepala

    Sekolah, bahkan mereka berharap agar kegiatan ini bisa segera dilaksanakan.

  • 13

    BAB V

    HASIL YANG DICAPAI

    Hasil yang ditargetkan dicapai melalui pelaksanaan program IbM ini adalah (1)

    Media/alat peraga matematika SD berbasis ICT, beserta buku petunjuk penggunaannya; dan (2)

    Kemampuan guru dalam memproduksi dan mengimplementasikan media pembelajaran di

    kelas. Hasil yang dicapai melalui kegiatan IbM ini dituangkan dalam bentuk hasil kegiatan

    pada setiap tahap pelaksanaan sebagai berikut.

    5.1 Perencanaan

    Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah sebagai berikut.

    (1) Pembentukan dan pembekalan kelompok kerja guru (KKG) matematika

    Pelaksanaan tahap ini didahului dengan mengundang tim pelaksana untuk mengadakan

    pertemuan persiapan pelaksanaan dengan melibatkan LPM Undiksha. Kegiatan ini

    dilakukan pada bulan Mei sampai dengan bulan Juli 2014. Tim pelaksana diberikan

    pembekalan mengenai maksud, tujuan, rancangan mekanisme program P2M, dan

    beberapa hal teknis berkaitan dengan metode/teknik pelaksanaan.

    (2) Sosialisasi program P2M pada dua sekolah mitra (khalayak sasaran)

    Sosialisasi dilakukan pada bulan Juli 2014 dalam bentuk rapat koordinasi dengan

    mengundang semua guru pada sekolah mitra yaitu SD 1 Penebel dan SD 3 Mengesta,

    Kepala Sekolah, dan Kepala UPTD Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olah Raga

    Kecamatan Penebel, berkenaan dengan program yang dilaksanakan. Kegiatan

    sosialisasi dilakukan oleh Tim Pelaksana didampingi oleh LPM Undiksha.

    (3) Penyusunan program pelatihan

    Berdasarkan hasil identifikasi, hasil analisis permasalahan yang ada, hasil analisis

    kebutuhan, dan hasil analisis potensi sekolah, selanjutnya disusun program pelatihan.

    Pelaksanaan pelatihan dilakukan selama 1 hari tatap muka, dengan mengundang 50

    orang guru SD dan SMP yang ada di kecamatan Penebel. Pelatihan yang diberikan

    berupa penyusunan RPP berdasarkan kurikulum 2013 dan prosedur pembuatan media

    pembelajaran matematika berbasis ICT serta cara mengimplementasikannya dalam

    kegiatan pembelajaran.

  • 14

    1. Tindakan

    Tindakan dalam kegiatan ini berupa implementasi Program. Kegiatan-kegiatan yang

    dilakukan dalam implementasi program adalah sebagai berikut. (a) Pembentukan kelompok-

    kelompok kerja guru, kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Juli 2014. Berdasarkan distribusi

    lokasi sekolah, dibentuk 7 kelompok kerja guru dengan masing-masing anggota sebanyak 4

    sampai 9 orang. (b) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para guru tentang

    pembuatan media pembelajaran matematika dengan pendekatan IPTEK terapan. Kegiatan ini

    dilakukan melalui pemberian pelatihan tentang pembuatan media pembelajaran matematika

    berbasis ICT menggunakan bantuan software GeoGebra dan penyusunan buku petunjuk

    penggunaannya, serta penyusunan RPP. Pemberian teori dilakukan dalam satu hari kegiatan

    pelaksanaan dilakukan pada tanggal 19 Juli 2014 bertempat di SD 2 Penebel, dilanjutkan

    dengan kegiatan penyempurnaan pada masing-masing KKG, dibawah bimbingan tim pelaksana

    IbM. (c) mendemonstrasikan teknologi pembuatan media pembelajaran matematika dengan

    pendekatan IPTEKS terapan, dilakukan dalam kegiatan pelatihan. (d) Pembinaan dan pelatihan

    teknologi pembuatan media pembelajaran matematika, dan (e) pelatihan cara penggunaan

    media pembelajaran dalam pembelajaran matematika di kelas. Kegiatan ini dilakukan sampai

    akhir bulan Oktober 2014.

    Media Pembelajaran Matematika yang Dihasilkan

    Media pembelajaran matematika yang dirancang dalam program IbM ini adalah media

    berbasis ICT menggunakan software GeoGebra. Ada 7 media pembelajaran dengan kualitas

    baik yang telah dihasilkan selama pelaksanaan kegiatan, yaitu: Menemukan Sifat Layang-

    Layang, Menentukan jumlah besar sudut-sudut pada suatu segitiga, Menemukan Luas Daerah

    Jajar genjang, Menemukan Luas Daerah Trapesium, Menemukan Volum Limas, Menemukan

    Volum Balok, dan Pengenalan Pecahan.

    Media 1: Menemukan Sifat-Sifat Dan Luas Daerah Layang-Layang MenggunakanPendekatan Segitiga

  • 15

    Gambar 5.1 Bermacam-macam bentuk Layang-layangMEDIA 2: MENEMUKAN JUMLAH BESAR SUDUT-SUDUT PADA SUATU SEGITIGA

    Gambar 5.2 Bermacam-macam Ukuran Besar Sudut pada Suatu Segitiga

    MEDIA 3: MENEMUKAN LUAS DAERAH JAJAR GENJANG DENGAN PENDEKATAN PERSEGIPANJANG

    Gambar 5.3 Jajar genjang mula-mula

    Gambar 5. 4 Jajar genjang setelah diubah bentuknya menjadi Persegi Panjang

  • 16

    Media 4: Menemukan Luas Daerah Trapesium Menggunakan Pendekatan PersegiPanjang

    Gambar 5.5 Trapesium mula-mula

    Gambar 5.6 Trapesium setelah diubah menjadi persegi panjang

  • 17

    MEDIA 5: MENEMUKAN VOLUM LIMAS DENGAN PENDEKATAN VOLUMKUBUS

    Gambar 1: Kubus sebelum dibuka

    MEDIA 6: MENEMUKAN VOLUM BALOK

    Gambar 5.7 Kubus dan limas yang terbentuk

    Gambar 5.7 Kubus setelah dibuka, membentuk 6 buah limas segi empat beraturan.

  • 18

    MEDIA 6: MENEMUKAN VOLUM BALOK

    Gambar 5.8 Bermacam-macam Ukuran Balok.

    MEDIA 7: PENGENALAN PECAHAN

    Gambar 5.9 Daerah Lingkaran Satuan

    Gambar 5.10 Pecahan6

    1

  • 19

    Gambar 5.11 Pecahan8

    2

    2. Observasi dan Evaluasi

    Observasi dilakukan terhadap kualitas dan kuantitas media yang dihasilkan, dan

    kemampuan penerapannya di kelas oleh para guru mitra. Produk yang dihasilkan dalam

    kegiatan pelatihan ini adalah media pembelajaran matematika berbasis ICT menggunakan

    software GeoGebra. Kuantitasnya dilihat dari banyaknya jenis media yang dihasilkan oleh para

    guru, sedangkan kualitasnya terlihat dari terpenuhinya kriteria, yaitu: valid, efektif, dan praktis

    dari media pembelajaran yang dihasilkan (Nieeven, 1999). Kualitas media yang dihasilkan

    dinilai berdasarkan deskriptor yang disajikan pada tabel 5.1. Validitas media yang dihasilkan

    dilihat dari validitas isi dan validitas konstruk. Kepraktisan dari media yang dihasilkan dilihat

    berdasarkan kemudahan penggunaan bagi guru dan siswa serta kesesuaian dengan tujuan

    pembelajaran. Keefektifan media yang digunakan dilihat berdasarkan hasil belajar yang dicapai

    siswa dan respon siswa terhadap media yang digunakan. Berdasarkan penilaian yang dilakukan

    oleh validator (tim pelaksana IbM), media yang dihasilkan oleh para guru mitra telah

    memenuhi validitas isi dan konstruk.

    Tabel 5.1 Komponen Penilaian Kualitas Media

    NOKOMPONEN PENILAIAN

    KUALITAS MEDIA1 2 3 4

    A. VALIDITAS:

    1. Keterbacaan

    2. Penggunaan bahasa yang mudahdipahamiKetepatan penggunaan alokasi waktu

    3. Kejelasan petunjuk kerja

    4. Tata letak gambar

    5. Pewarnaan

    6. Kesesuaian warna teks denganbackground

    7. Kualitas Teks (jenis dan ukuranhuruf)

    8. Kejelasan tampilan

  • 20

    NOKOMPONEN PENILAIAN

    KUALITAS MEDIA1 2 3 4

    9. Kesuaian antara materi dan media

    10. Kejelasan materi

    11. Kesesuaian dengan SK, KD

    12. Membantu siswa lebih mudah belajar

    B. Keefektifan

    13 Prestasi belajar siswa

    14 Respon siswa

    C. Kepraktisan

    15. Petunjuk penggunaan ada padamedia/LKS

    16. Kejelasan navigator yang digunakan

    17. Kemudahan penggunaan secarakeseluruhan

    Sebagai instrumen evaluasi adalah lembar penilaian berupa alat penilaian kemampuan

    mengajar guru (APKG) termasuk rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dibuat oleh

    guru. Penilaian terhadap kualitas RPP dan kemampuan mengajar guru dilakukan menggunakan

    rubrik penskoran dengan skala Likert dengan rentangan skor 1 sampai 5.

    Beberapa hal yang diobservasi adalah kendala-kendala, kekurangan-kekurangan, dan

    kelemahan-kelemahan yang muncul dalam proses pembelajaran berbantuan media ICT di

    kelas. Kendala yang dihadapi oleh sebagian besar guru dalam pelaksanaan pembelajaran

    matematika berbantuan media ICT adalah penguasaan terhadap materi matematika masih

    kurang. Media yang digunakan masih secara klasikal, penggunaannya belum bisa dimanipulasi

    langsung oleh siswa. Namun melalui penggunaan media yang dipandu oleh guru, siswa telah

    berhasil belajar dengan cara yang lebih bermakna karena mereka dipandu untuk bisa

    menemukan konsep dari simulasi media tersebut.

    Evaluasi dilakukan terhadap kemampuan guru dalam mengimplementasikan media

    pembelajaran matematika dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Instrumen yang digunakan

    adalah alat penilaian kemampuan guru (APKG) yang diadopsi dari APKG sertifikasi guru

    rayon 21 Undiksha tahun 2013. Evaluasi dilakukan pada tiga orang guru yang dipilih, yaitu

    masing-masing pada sekolah: SD 1 Penebel, SD 2 Penebel, dan SD 3 Mengesta. Hasil evaluasi

    adalah rata-rata kemampuan mengajar guru menggunakan media pembelajaran matematika

    yang telah dikembangkan berkualitas baik dan RPP yang disusun guru, berkualitas baik.

    Rata-rata hasil belajar matematika siswa mengalami peningkatan dari 6,5 sebelum pelaksanaan

  • 21

    pembelajaran berbantuan media menjadi 7,6 setelah pelaksanaan pembelajaran berbantuan

    media.

    1) Refleksi

    Refleksi dilakukan terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan. Hal ini dilakukan

    semata-mata untuk mengetahui kekurangan-kekurangan atau kelebihan-kelebihan terhadap

    kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka menetapkan rekomendasi terhadap

    keberlangsungan atau pengembangan kegiatan-kegiatan berikutnya.

    Hasil refleksi adalah perlu dilakukan suatu upaya untuk membantu meningkatkan

    penguasaan guru terhadap materi matematika SD. Perlu dilakukan pengembangan media yang

    memungkinkan untuk bisa dimanipulasi langsung oleh siswa secara mandiri.

    5.2 Pembahasan

    Kegiatan IbM yang dilaksanakan pada guru-guru SD di Kecamatan penebel telah

    berlangsung dengan baik. Hal ini terlihat dari animo guru untuk mengikuti kegiatan pelatihan

    sangat tinggi, terbukti dengan kehadiran para guru untuk mengikuti kegiatan mencapai 100%.

    Hal ini mengindikasikan bahwa para guru menyambut positif kegiatan yang telah dilakukan.

    Sesuai dengan harapan para sekolah, mereka sangat mengharapkan adanya kegitan-kegiatan

    yang sifatnya memberi penyegaran bagi para guru di daerah ini, baik terkait dengan

    pendalaman materi bidang studi ataupun terkait dengan metode mengajar, mengingat hampir

    60% dari para guru sudah berumur di atas 40 tahun.

    Kepala sekolah, kepala UPTD, dan pengawas, menyambut antusias terkait pelaksanaan

    kegiatan IbM ini. Pengawas yang hadir, berharap agar dilakukan kegiatan secara

    berkesinambungan dan disarankan untuk mengembangkan media yang disusun untuk materi-

    materi yang lain. Pengawas dan kepala UPTD juga berharap agar ada pembinaan dari

    perguruan tinggi di daerah ini untuk meteri olimpiade.

    Dalam kegiatan pelatihan, para guru sangat antusias dalam mempraktekkan pembuatan

    berbagai bentuk animasi media pembelajaran berbantuan GeoGebra. Media ICT yang berhasil

    dibuat disimulasikan dalam kegiatan peer teaching. Banyak masukan yang diberikan, baik oleh

    para guru ataupun oleh tim pelaksana IbM terkait dengan pelaksanaan pembelajaran

    berbantuan media ICT. Masukan yang diberikan oleh tim pelaksana IbM lebih banyak tentang

    pendalaman materi bidang studi dan prosedur pelaksanaan pembelajaran berbantuan media ICT

    agar bisa terlaksana secara eksploratif. Sebanyak tujuh jenis media ICT yang telah dihasilkan

    serta disimulasikan dan kemampuan mereka berkualitas cukup dan baik. Dari 50 orang guru

  • 22

    yang mengikuti pelatihan dipilih 3 orang yang didampingi untuk melaksanakan pembelajaran

    matematika berbantuan media ICT pada kelas dan sekolah masing-masing.

    Melalui kegiatan pendampingan, pelaksanaan pembelajaran berbantuan media ICT

    dapat berlangsung dengan baik. RPP yang disusun disesuaikan dengan kurikulum 2013,

    dengan menyusun RPP tematik. RPP yang disusun berkualitas baik. Kemampuan guru yang

    dinilai menggunakan APKG, berkualitas baik. Rata-rata hasil belajar matematika siswa

    mengalami peningkatan dari sebelum pelaksanaan pembelajaran berbantuan media dengan

    setelah pelaksanaan pembelajaran berbantuan media ICT.

    Kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan P2M ini adalah masalah waktu

    pelaksanaan sering terganggu dengan adanya hari-hari libur keagamaan dan kegiatan-kegiatan

    yang lain. Di samping itu masalah yang cukup mengganggu adalah keterlambatan pencairan

    dana, sehingga waktu pelaksanaan kegiatan menjadi mundur, tidak bisa berlangsung sesuai

    dengan rencana. Namun, semua kendala dan masalah yang muncul telah dicarikan solusinya,

    yaitu dengan melaksanakan kegiatan pelatihan pada hari sabtu dan lebih banyak kerja dalam

    kelompok kerja guru (KKG). Dengan demikian kegiatan P2M ini telah berlangsung dengan

    baik.

  • 23

    BAB VI

    KESIMPULAN DAN SARAN

    6.1 Kesimpulan

    Hasil yang dicapai melalui kegiatan P2M ini adalah sebagai berikut.

    a. Terbentuk 7 kelompok kerja guru (KKG) dengan masing-masing anggota sebanyak 4

    sampai 9 orang, berdasarkan distribusi lokasi sekolah.

    b. Adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan para guru tentang pembuatan media

    pembelajaran matematika dengan pendekatan IPTEK terapan, dari kategori cukup

    menjadi baik

    c. Dihasilkan sebanyak 7 media media pembelajaran matematika berbantuan software

    GeoGebra untuk siswa SD, meliputi materi: Menemukan Sifat Layang-Layang,

    Menentukan jumlah besar sudut-sudut pada suatu segitiga, Menemukan Luas Daerah Jajar

    genjang, Menemukan Luas Daerah Trapesium, Menemukan Volum Limas, Menemukan

    Volum Balok, dan Pengenalan Pecahan, dengan kualitas baik.

    d. Rata-rata kemampuan mengajar guru menggunakan media pembelajaran matematika yang

    telah dikembangkan, berkualitas baik.

    e. RPP yang disusun guru, berkualitas baik.

    f. Rata-rata hasil belajar matematika siswa mengalami peningkatan dari 6,5 sebelum

    pelaksanaan pembelajaran berbantuan media menjadi 7,5 setelah pelaksanaan pembelajaran

    berbantuan media

    6.2 Saran

    Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam kegiatan P2M ini, beberapa saran yang bisa

    disampaikan adalah sebagai berikut.

    1. Para guru SD agar senantiasa berupaya secara terus menerus mengembangkan kemampuan

    profesionalismenya melalui kegiatan kelompok kerja guru (KKG), karena melalui KKG

    masalah-masalah yang dihadapi oleh guru dapat dicarikan solusinya secara bersama-sama.

    2. Media pembelajaran yang telah dihasilkan agar dilaksanakan secara berkesinambungan guna

    mendukung pelaksanaan kurikulum 2013 dan agar dilakukan pengembangan media

    pembelajaran terkait dengan materi yang lain, baik dalam matematika maupun mata

  • 24

    pelajaran lainnya, mengingat tahap perkembangan berpikir anak SD masih berada pada

    tahap operasi konkret.

  • 25

    DAFTAR PUSTAKA

    Dick, W., Carey, L., & Carey, J. O. 2001. The Systematic Design Of Instruction. USA:Addison-Wesley Educational Publisher Inc.

    Dirjen Dikti. 2005. Pedoman Umum: Pengembangan Sistem Asesmen Berbasis Kompetensi.Depdiknas: Jakarta.

    Gagne, R. M. 1985. The conditions of learning and theory of instruction. New York: CBSCollege Publishing.

    Gall, M. D., Gall, J. P., & Borg, W. R. 2003. Educational research: An introduction. SeventhEdition. Boston: Pearson Education, Inc.

    Heinich, R., Molenda, M., Rusell, J. D., & Smaldino, S.E. 2002. Instructinal media andtechnology for larning, 7th edition. New Jersey: Prentice Hall, Inc.

    Januszewski, A., Molenda, M. 2008. Educational Technology. New York: Lawrence ErlbaumAssociates.

    Martha, E. R. D., Rosalind, H. & Ted, W. P. 1993. Theory and Research in Social Education.Vol. 4. Washington DC: NCSS.

    Parwati, N.N. & Sadra, I. W. 2003. Pelatihan Pembuatan Alat Peraga Matematika Bagi Guru-guru SD. Laporan P2M. Tidak diterbitkan. Singaraja: IKIP Negeri Singaraja.

    Parwati, N.N., Mariawan, I. M., & Suarsana, I. M. 2007. Peningkatan Profesionalisme GuruMatematika Melalui Pelatihan Implementasi Model-model Pembelajaran BerbantuanAlat Peraga Bagi Guru-Guru Sekolah Dasar No 3 Mengesta. Laporan P2M. Tidakditerbitkan. Singaraja: Undiksha.

    Parwati, N.N. & Mariawan, I. M. 2008. Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru-guruSD di Kabupaten Tabanan. Laporan P2M. Tidak diterbitkan. Singaraja: Undiksha.

    Parwati, N.N. & I P. Wisna. 2012. Pelatihan Media Pembelajaran Matematika SD Manipulatif.Laporan P2M. Tidak diterbitkan. Singaraja: Undiksha.

    Reigeluth, C. M. 1999. Instructioanl-design theories and models: A new paradigm ofinstructional theory. Volume II. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Publishers.

    Reigeluth, C. M. 1983. Instructioanl-design theories and models: An overview of their currentstatus. Volume I. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Publishers.

    Slavin, R. E. 2006. Educational Psychology, Theory and Practice. 6th. USA: A pearsoneducation company.

    Smaldino, S.E. , Lowther, D.L. & Russell, J.D. 2008. Instructional Media and Technology forLearning. 9th Edition. Upper Saddle Rive NJ: Pearson

    Education, Inc.

    Undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisem Pendidikan Nasional. 2003. (Online)tersedia dalam www.hukumonline.com.