Pbl blok 8
-
Upload
maria-priscilla-siboe -
Category
Documents
-
view
17 -
download
8
description
Transcript of Pbl blok 8
Problem Based Learning Blok 8 : Sistem Kardiovaskuler
Anemia Defisiensi Besi
Abraham Bayu Theodoron
(NIM : 102011441)
Kelompok F3
Email : [email protected]
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Terusan Arjuna No.6 Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Telp. 021-56942061
Pendahuluan
Darah adalah suatu cairan yang terdapat di dalam tubuh kita dan berfungsi sebagai alat
transportasi utama zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh. Darah mengandung hemoglobin yang
berfungsi sebagai pengikat oksigen, yang sangat berguna bagi sistem pernafasan kita. Tetapi jika
kadar hemoglobin di dalam darah kurang dari normal, maka dapat menyebabkan Anemia.
Anemia terbagi menjadi beberapa kelompok, yaitu anemia defisiensi, anemia aplastik, anemia
hemolitik, dan anemia pasca pendarahan. Anemia defisiensi besi merupakan kasus anemia
terbanyak dari jenis anemia yang lainnya. Anemia defisiensi besi adalah anemia yang terjadi
akibat kekurangan zat besi dalam darah, konsentrasi hemoglobin dalam darah berkurang karena
terganggunya pembentukan sel-sel darah merah akibat kurangnya kadar zat besi dalam darah.
Penyebab anemia defisiensi besi ini dipengaruhi oleh kebutuhan tubuh yang meningkat, akibat
mengidap penyakit kronis dan kehilangan darah pada saat menstruasi. Pada makalah ini, akan
dibahas lebih dalam mengenai darah, beserta unsur-unsur didalamnya, dan hubungan yang lebih
spesifik antara hemoglobin dan zat besi.
1
Pembahasan
Darah
Darah adalah sejenis jaringan ikat yang sel-selnya tertahan dan dibawa dalam bentuk matriks
cairan (plasma). Darah lebih berat dibandingkan air dan lebih kental. Cairan ini memiliki rasa
dan bau yang khas, serta pH 7,4 (7,35-7,45). Warna darah bervariasi dari merah terang sampai
tua kebiruan bergantung pada kadar oksigen yang dibawa sel darah merah. Jika terdapat oksigen
didalamnya, maka darah akan berwana merah terang, sebaliknya jika di dalam darah sedikit
mengandung oksigen, maka warna darah akan menjadi kebiruan. Volume darah total sekitar 5
liter pada laki-laki dewasa berukuran rata-rata, dan kurang sedikit pada perempuan dewasa.
Volume ini bervariasi sesuai ukuran tubuh dan berbanding terbalik dengan jumlah jaringan
adipose dalam tubuh. Volume ini juga bervariasi sesuai perubahan cairan darah dan kosentrasi
elektrolitnya.
Unsur-unsur dalam darah
Plasma darah adalah cairan bening kekuningan yang unsur pokoknya sama dengan sitoplasma.
Plasma terdiri dari 92% air dan mengandung campuran kompleks zat organik dan anorganik. Di
dalam plasma darah terdapat protein plasma, protein plasma mencapai 7% plasma dan
merupakan satu-satunya unsur pokok plasma yang tidak dapat menembs mmembran kapilar
untuk mencapai sel. Ada tiga jenis protein plasma yang utama :
1. Albumin adalah protein plasma yang terbanyak, sekitar 55 sampai 60%, tetapi ukurannya
paling kecil. Albumin disintesis dalam hati dan bertanggung jawab untuk tekanan
osmotic koloid darah.
a. Koloid adalah zat yang berdiameter 1 nm sampai 100nm, sedangkan kristaloid
adalah zat yang berdiameter kurang dari 1nm. Plasma mengandung koloid dan
kristaloid.
b. Tekanan osmotik koloid ditentukan berdasarkan jumlah partikel koloid dalam
larutan. Tekanan ini merupakan suatu ukuran ‘daya tarik’ plasma terhadap
difusi air dari cairan ekstraseluler yang melewati membrane kapiler.
2
2. Globulin membentuk sekitar 30% protein plasma
a. Alfa dan beta globulin disintesis di hati, dengan fungsi utama sebagai molekul
pembawa lipid, beberapa hormon, berbagai substrat, dan zat penting tubuh
lainnya.
b. Gamma globulin adalah antibodi. Terdapat lima jenis imunoglobulin yang
diproduksi jaringan limfoid dan berfungsi sebagai imunitas.
3. Fibrinogen membentuk 4% protein plasma, disintesis di hati dan merupakan komponen
esensial dalam mekanimse pembekuan darah.
Plasma juga mengandung nutrient, gas darah, elektrolit, mineral, hormon, vitamin, dan zat-zat
sisa. Nutrien yang meliputi asam amino, gula, dan lipid yang disabsorsi dari saluran pencernaan,
gas darah meliputi oksigen, karbon dioksida, dan nitrogen. Elektrolit plasma meliputi ion
natrium, kalium, magnesium, klorida, kalsium, bikarbonat, fosfat, dan ion sulfat. Elemen
pembentuk darah meliputi sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan trombosit.
Eritrosit (sel darah merah)
Eritrosit merupakan diskus bikonkaf, bentuknya bulat dengan lekukan pada sentralnya dan
berdiameter 7,65 μm. Eritrosit terbungkus dalam membran sel dengan permeabilitas tinggi,
Membran ini elastis dan fleksibel, sehingga memungkinkan eritrosit menembus kapiler darah
terkecil. Setiap eritrosit mengandung sekitar 300jt molekul hemoglobin sejenis pigmen
pernapasan yang mengikat oksigen. Volume hemoglobin mencpai sepertiga volume sel.
Hemoglobin adalah molekul yang tersusun dari suatu protein, globin. Globin terdiri dari empat
rantai polipeptida yang melekat pada empat gugus hem yang mengandung zat besi, hem berperan
dalam pewarnaan darah. Pada hemoglobin orang dewasa (HgA), rantai polipeptidanya terdiri
dari dua rantai alfa dan dua rantai beta yang identik, masing-masing membawa gugus hemnya.
Hemoglobin janin (HgF) terdiri dari dua rantai alfa dan dua rantai gamma. HgF memiliki afinitas
yang sangat besar terhadap oksigen dibandingkan HgA. Fungsi hemoglobin adalah jika
hemoglobin terpajan oksigen, maka molekul oksigen akan bergabung dengan rantai alfa dan
beta, untuk membentuk oksihemoglobin.
3
Oksihemoglobin berwarna merah terang. Jika oksigen dilepas ke jaringan, maka hemoglobinnya
disebut deoksihemoglobin atau hemoglobin tereduksi. Hemoglobin ini terlihat lebih gelap atau
bahkan kebiruan, saat vena terlihat dari permukaan kulit. Setiap gram HgA membawa 1,3ml
oksigen. Sekitar 97% oksigen dalam darah yang dibawa dari paru-paru bergabung dengan
hemoglobin, sisanya yang 3% larut dalam plasma. Hemoglobin berikatan dengan karbondioksida
di bagian asam amino pada globin. Karbominohemoglobin yang terbentuk hanya memakai 20%
karbon dioksida yang terkandung dalam darah dan 80% sisanya dibawa dalam bentuk ion
bikarbonat.
Jumlah sel darah merah pada laki-laki sehat berukuran rata-rata adalah 4,2 sampai 5,5 juta per sel
millimeter kubik. Pada perempuan sehat berukuran rata-rata, jumlah sel darah merahnya antara
3,2 sampai 5,2 juta sel per mm3. Sel-sel darah merah mentraspor oksigen ke seluruh jaringan
melalui pengikatan hemoglobin terhadap oksigen. Hemoglobin sel darah merah berikatan dengan
karbon dioksida untuk ditranspor ke paru-paru, tetapi sebagian besar karbon dioksida yang
dibawa plasma berada dalam bentuk ion bikarbonat. Suatu enzim (karbonat anhydrase) dalam
eritrosit memungkinkan sel darah merah bereaksi dengan karbon dioksida untuk membentuk ion
bikarbonat. Ion bikarbonat berdifusi keluar dari sel darah merah dan masuk ke dalam plasma. Sel
darah merah berperan penting dalam pengaturan pH darah karena ion bikarbonat dan hemoglobin
merupakan buffer asam-basa.
Metabolisme zat besi
Leukosit (sel darah putih)
Jumlah normal sel darah putih adalah 7.000 sampai 9.000 per mm3. Jika terjadi infeksi atau
kerusakan jaringan maka akan mengakibatkan peningkatan jumlah total leukosit. Leukosit
berfungsi untuk melindungi tubuh terhadap invasi benda asing, termasuk bakteri dan virus.
Sebagian besar aktivitas leukosit berlangsung dalam jaringan dan bukan dalam aliran darah.
Leukosit memiliki sifat diapedesis, yaitu kemampuan untuk menembus pori-proi membran
kapiler dan masuk ke dalam jaringan. Leukosit bergerak sendiri dengan gerakan amuboid yaitu
gerakan seperti gerakan seperti amuba. Beberapa sel mampu bergerak tiga kali panjang tubuhnya
dalam satu menit. Semua leukosit adalah fagositik, tetapi kemampuan ini lebih berkembang pada
neutrophil dan monosit. Setelah diproduksi di sumsum tulang, leukosit bertahan kurang lebih
4
dalam satu hari dalam sirkulasi sebelum masuk ke jaringan. Sel ini tetap dalam jaringan selama
beberapa hari, beberapa minggu, atau beberapa bulan, bergantung jenis leukositnya.
Ada lima jenis leukosit dalam sirkulasi darah, yang dibedakan berdasarkan ukuran, bentuk
nucleus, dan ada tidaknya granula sitoplasma. Sel yang memiliki granula sitoplasma disebut
granulosit sementara sel yang tidak memiliki granula disebut agranulosit.
Granulosit terbagi menjadi :
a. Neutrofil
Neutrofil memiliki granula kecil berwarna merah muda dalam sitoplasmanya.
Nukleus memiliki tiga sampai lima lobus yang terhubungkan dengan benang
kromatin tipis.Neutrofil sangan fagositik dan sangat aktif. Sel-sel ini sampai di
jaringan yang terinfeksi untuk menyerang dan menghancurkan bakteri, virus, atau
penyebab cedera lainnya.
b. Eosinofil
Eosinofil memiliki granula sitoplasma yang kasar dan besar, dengan peewarnaan
oranye kemerahan. Eosinofil adalah fagositik lemah. Jumlahnya akan meningkat saat
terjadi alergi atau penyakit parasit, tetapi akan berkurang selama stres
berkepanjangan. Sel ini berfungsi dalam detoksifikasi histamin yang diproduksi sel
mast dan jaringan yang cedera saat inflamasi berlangsung. Eosinofil mengandung
perksidase dan fosfatase, yaitu enzim yang mampu menguraikan protein.
c. Basofil
Basofil memiliki sejumlah granula sitoplasma besar yang bentuknya tidak beraturan
dan akan berwarna keunguan sampai hitam seperti memperlihatkan nukleus
berbentuk S. Basofil mempunyai fungi yang menyerupai sel mast. Sel ini
mengandung histamine, untuk meningkatkan aliran darah ke jaringan yang cedera,
dan juga antikoagulan heparin.
d. Agranulosit
Agranulosit adalah leukosit tanpa granula sitoplasma, yaitu limfosit dan monosit.
Limfosit mencapai 30% jumlah total leukosit dalam darah. Sebagian besar limfosit
dalam tubuh ditentukan di jaringan limfatik. Sel ini berfungsi dalam reaksi
5
imunologis. Monosit mencapai 3 sampai 8% jumlah total leukosit.Monosit sangat
fagositik dan sangat aktif. Sel ini bermigrasi melalui pembuluh darah.
Jika monosit telah meninggalkan aliran darah, maka sel ini menjadi histiosit jaringan
atau bisa disebut dengan makrofag yang tetap.
Trombosit (keping darah)
Trombosit berjumlah 250.000 sampai 400.000 per mm3. Bagian ini merupakan fragmen sel tanpa
nukleus yang berasal dari megakariosit raksasa multinukleus dalam sumsum tulang. Ukuran
trombosit mencapai setengah ukuran sel darah merah. Sitoplasmanya terbungkus suatu
membrane plasma dan mengandung berbagai jenis granula yang berhubungan dengan proses
koagulasi darah. Trombosit berfungsi dalam hemostasis atau proses penghentian pendarahan dan
perbaikan pembuluh darah yang robek.
Sistem sirkulasi darah
Secara umum sistem sirkulasi darah dalam tubuh manusia dapat dibagi menjadi 2 bagian:
1. Sistem sirkulasi umum (sistemik): sirkulasi darah yang mengalir dari jantung kiri keseluruh
tubuh dan kembali ke jantung kanan.
2. Sistem sirkulasi paru-paru (pulmoner): sirkulasi darah yang mengalir dari jantung kanan ke
paru-paru lalu kembali ke jantung kiri.
6
GAMBAR 2 ■ Blood circulationSumber : Diunduh dari sodiycxacun.web.id
Pada orang dewasa, jumlah volume darah yang mengalir di dalam sistem sirkulasi mencapai 5-6
liter (4,7 - 5,7 liter). Darah terus berputar mengalir di dalam sistem sirkulasi sistemik dan paru-
paru tanpa henti. Sistem sirkulasi sistemik dimulai ketika darah bersih (darah yang mengandung
banyak oksigen yang berasal dari paru) dipompa keluar oleh jantung melalui bilik (ventrikel) kiri
ke pembuluh darah Aorta, darah di paru-paru melewati aorta descendens, arcus aorta, dan aorta
descendens, lalu keseluruh bagian tubuh melalui arteri-arteri hingga mencapai pembuluh darah
yang diameternya paling kecil yang dinamakan kapilaria. Kapilaria melakukan gerakan kontraksi
dan relaksasi secara bergantian yang disebut dengan vasomotion sehingga darah didalamnya
mengalir secara terputur-putus (intermittent). Vasomotion terjadi secara periodik dengan interval
15 detik- 3 menit sekali.
Darah mengalir secara sangat lambat di dalam kapilaria dengan kecepatan rata-rata 0,7
mm/detik. Dengan aliran yang lambat ini memungkinkan terjadinya pertukaran zat melalui
dinding kapilaria. Pertukaran zat ini terjadi melalui proses difusi, pinositosis dan transpor
vesikuler, serta filtrasi dan reabsorpsi. Ujung kapilaria yang membawa darah bersih dinamakan
arteriole sedangkan ujung kapilaria yang membawa darah kotor dinamakan venule, terdapat
hubungan antara arteriole dengan venule melalui 'capillary bed' yang berbentuk seperti anyaman,
ada juga hubungan langsung (bypass) dari arteriole ke venule melalui 'Arteria-Vena Anastomose
(A-V Anastomosis). Darah dari arteriole mengalir kedalam venule kemudian melalui pembuluh
darah balik (vena terbesar yang menuju jantung kanan yaitu Vena Cava Inferior dan Vena Cava
Superior) kembali ke jantung kanan (serambi/atrium kanan). Darah dari atrium kanan memasuki
ventrikel kanan melalui Katup Trikuspid (katup berdaun 3).
Sistem sirkulasi pulmonal dimulai ketika darah kotor (darah yang tidak mengandung Oksigen
(O2) tetapi mengandung banyak CO2, yang berasal dari Vena Cava Inferior dan Vena Cava
Superior) mengalir meninggalkan jantung kanan (Ventrikel/bilik kanan) melalui Arteri
Pulmonalis menuju paru-paru (paru kanan dan kiri). Kecepatan aliran darah di dalam Arteri
Pulmonalis sebesar 18 cm/detik, kecepatan ini lebih lambat daripada aliran darah di dalam Aorta.
Di dalam paru kiri dan kanan, darah mengalir ke kapilaria paru-paru dimana terjadi pertukaran
zat dan cairan melalui proses filtrasi dan reabsorbsi serta difusi. Di kapilaria paru-paru terjadi
7
pertukaran gas O2 dan CO2 sehingga menghasilkan darah bersih (darah yang mengandung
banyak Oksigen).
Darah bersih selanjutnya keluar paru melalui Vena Pulmonalis (Vena Pulmonalis kanan dan kiri)
memasuki jantung kiri (atrium/serambi kiri). Kecepatan aliran darah di dalam kapilaria paru-paru
sangat lambat, setelah mencapai Vena Pulmonalis, kecepatan aliran darah bertambah kembali.
Seperti halnya Aorta, Arteri Pulmonalis hingga kapilaria juga mengalami pulsasi
(berdenyut).Selanjutnya darah mengalir dari dari atrium kiri melalui katup Mitral (katup berdaun
2) memasuki Ventrikel kiri lalu keluar jantung melalui Aorta, maka dimulailah sistem sirkulasi
sistemik (umum), dan seterusnya secara berkesinambungan.
Profirin
Hematopoesis
Hematopoiesis adalah suatu proses pembentukan komponen sel darah, dimana terjadi proliferasi,
maturasi dan diferensiasi sel yang terjadi secara serentak. Proliferasi sel menyebabkan
peningkatan atau pelipat gandaan dari jumlah sel itxu sendiri, dari satu sel hematopoietik
pluripotent menghasilkan sejumlah sel darah. Maturasi mp;erupakan proses pematangan sel
darah, sedangkan diferensiasi menyebabkan beberapa sel darah yang terbentuk memiliki sifat
khusus yang berbeda-beda.
1. Area pembentukan
a. Selama perkembangan embrio, hematopoiesis pertama kali berlangsung dalam
kantong kuning telur dan berlanjut di hati, limpa, nodus limfe, dan seluruh
sumsum tulang janin yang sedang berkembang.
8
b. Setelah lahir dan selama masa kanak-kanak, sel-sel darah terbentuk dalam
sumsum semua tulang.
c. Pada orang dewasa, sel darah hanya terbentuk sumsum tulang merah yang
ditemukan dalam tulang membranosa seperti sternum, iga, vertebra, dan
tulang iga girdel pelvis. Sel-sel darah yang sudah matang masuk ke sirkulasi
utama dari sumsum tulang melalui vena rangka.
GAMBAR 1 ■ HematopoesisSumber : Diunduh dari sodiycxacun.web.id
2. Deferensiasi sel darah. Semua sel darah diturunkan dari hemositoblas [ sel batang
primitif ] pada sumsum tulang, yang dibagi dan dibedakan menjadi lima jenis sel :
protoblas, meioblas, limfoblas, monoblas, dan megakarioblas
a. Proeritroblas mengalir melalui sejumlah tahapan ( eritroblas basofilik,
eritroblas kromatofilik, normoblas, dan retikulosit ), dan setelah matang
menjadi eritrosit.
Selama perkembangan, eritrosit mensintesis hemoglobin, suatu pigmen
pembawa oksigen, dan melepas organelnya. Nukleus mengecil dan akhirnya
keluar dari sel. Setelah nucleus hilang, eritrosit tetap berada dalam sumsum
9
tulang selama beberapa hari sempai matang dan kemudian dilepas ke dalam
sirkulasi.
b. Mieoblas merupakan asal promielosit, yang mengalami penyimpangan dalam
perkembangannya dan menjadi tiga jenis sel darah yang disebut granulosit;
neutrofilm eosinofil, dan basofil.
c. Limfoblas merupakan asal limfosit. Monoblas merupakan asal dari monosit.
Limfosit dan monosit disebut sebagai agranulosit.
d. Megakarioblas membentuk megakartosit, yang merupakan asal trombosit.
GAMBAR 1 ■ The anatomy of respiratory system Sumber : Diunduh dari visualsonline.cancer.gov
Saluran pernapasan digolongkan menjadi dua berdasarkan letaknya, yaitu:1
10
TABEL 1 ■ Alkalosis dan asidosisSumber : Sherwood. 2012. Dalam Fisiologi manusia. 6th ed.h.631-34.
Kesimpulan
Sistem pernapasan memiliki fungsi yang tidak hanya berhubungan untuk respirasi, tetapi
juga sebagai alat pembau, untuk mengatur tekanan kapiler darah, dan lainnya. Jika terjadi adanya
gangguan dari sistem pernafaasan, maka pernafasan kita tidak akan berjalan dengan baik. Sistem
terbagi menjadi 2 zona yaitu zona konduksi dan zona respirasi yang keduanya berfungsi untuk
menghasilkan volume kapasitas paru-paru yang dapat diukur melalui alat yang bernama
spirometer.
Daftar Pustaka
1. Somantri I. Asuhan keperawatan pada pasien dgn gangguan sistem pernapasan.Jakarta :
Salemba Medika.2008.h.1-8.
2. Pearce CE. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis.Cet-33. Jakarta : PT Gramedia
Pustaka Utama.2009.h.58.
3. Junqueira LC, Carneiro J,Kellly RO.Histologi dasar.Jakarta : EGC.2000.h.338-47.
4. Faiz O, Moffat D. At a glance series anatomy. Jakarta : Erlangga, 2002.h.13.5. Sherwood L.Fisiologi manusia. Edisi ke-2.Jakarta : EGC.2001.h.434-46.
11
6. Mutaqqin A.Buku ajar asuhan keperawatan dengan gangguan sistem pernapasan.Jakarta :
Salemba Medika.2008.h.27-8.
7. Sherwood L. Fisiologi manusia. 6th ed.Jakata: EGC, 2012. h.512.
8. Sherwood L. Fisiologi manusia. 6th ed.Jakarta : EGC.2012.h.619-34.
9. Spirometer.Edisi September 2009.Diunduh dari :
http://recyclearea.wordpress.com/2009/09/27/spirometer/ .21 .
12