pbl blok 8 gguan aliran darah.doc

22
Gangguan Aliran Darah Pada Extremitas Inferior Anita Anggraeni Sokko (102011064) Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510 Fax : (021)- 563 1731 Email: [email protected] Skenario seorang bapak 50 tahun menderita luka yang tidak sembuh- sembuh pada ibu jari kaki sejak 1 bulan yag lalu. Setelah memeriksakan diri ke dokter, dinyatakan pasien menderita gangguan aliran darah pada tungkainya. Pendahuluan Sistem sirkulasi berperan dalam homeostasis dengan berfungsi sebagai sistem transportasi tubuh. Pembuluh darah mengangkut dan mendistribusikan darah yang dipompa oleh jantung untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan O2 dan nutrient, menyingkirkan zat-zat sisa dan penyampaian sinyal homon. Arteri yang sangat elastic mengangkut darah dari jantung ke jaringan dan berfungsi sebagai reservoir tekanan untuk terus mendorong darah ke depan sewaktu jantung sedang mengalami relaksasi dan pengisian. Tekanan darah arteri rata-rata diatur secara ketat agar penyampaian darah ke jaringan adekuat. Jumlah darah yang mengalir melalui suatu jaringan bergantung

Transcript of pbl blok 8 gguan aliran darah.doc

Page 1: pbl blok 8 gguan aliran darah.doc

Gangguan Aliran Darah Pada Extremitas Inferior

Anita Anggraeni Sokko (102011064)

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510

Fax : (021)- 563 1731

Email: [email protected]

Skenario

seorang bapak 50 tahun menderita luka yang tidak sembuh-sembuh pada ibu jari kaki

sejak 1 bulan yag lalu. Setelah memeriksakan diri ke dokter, dinyatakan pasien menderita

gangguan aliran darah pada tungkainya.

Pendahuluan

Sistem sirkulasi berperan dalam homeostasis dengan berfungsi sebagai sistem

transportasi tubuh. Pembuluh darah mengangkut dan mendistribusikan darah yang dipompa

oleh jantung untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan O2 dan nutrient, menyingkirkan zat-zat

sisa dan penyampaian sinyal homon. Arteri yang sangat elastic mengangkut darah dari

jantung ke jaringan dan berfungsi sebagai reservoir tekanan untuk terus mendorong darah ke

depan sewaktu jantung sedang mengalami relaksasi dan pengisian. Tekanan darah arteri rata-

rata diatur secara ketat agar penyampaian darah ke jaringan adekuat. Jumlah darah yang

mengalir melalui suatu jaringan bergantung pada caliber ateriol (pembuluh yang banyak

mengandung otot) yang memperdarahi jaringan tersebut. Caliber arteriol dapat diubah-ubah

sehingga distribusi curah jantung dapat secara terus-menerus disesuaikan untuk secara

maksimum memenuhi kebutuhan tubuh setiap saat. Kapiler yaitu pembuluh beridinding tipis

dan berpori-pori, merupakan tempat sesungguhnya untuk pertukaran antara darah dan

jaringan disekitarnya. Vena yang sangat lentur mengembalikan darah dari jaringan ke jantung

dan juga berfungsi sebagai reservoir darah.1

Page 2: pbl blok 8 gguan aliran darah.doc

Vaskularisasi extremitas inferior secara makroskopik

Ekstremitas inferior diperdarahi oleh A. femoralis yang merupakan lanjutan dari A.

illiaca externa. Setelah melewati canalis adductorius, A.femoralis selanjutnya disebut sebagai

A. poplitea. Pada ujung-ujung distal popliteae A. poplotea bercabang menjadi A.tibialis

anterior dan A. tibialis posterior.2

Pada A. tibialis anterior menembus membrane interossea dan tiba di region cruris

anterior, dimana pembuluh ini menuju kearah distal disisi lateral dari M. tibialis anterior.

Dimana cabang-cabangnya meliputi A. recurrens tibialis anterior, A. recurrens tibialis

posterior, A. malleolaris medialis anterior, A. malleolaris lateralis anterior, dan berakhir

sebagai A. dorsalis pedis.

Sedangkan pada A. tibialis posterior mempercabangkan ramus fibularis untuk rete

articularis genus dan A. peronea, lalu berjalan dibawah arcus tendineus m. solei dan dengan

demikian terletak antara lapisan otot-otot flexor dangkal dan lapisan otot-otot flexor dalam.

Yang menjadi cabang-cabang dari A. tibialis posterior meliputi A. malleolaris medialis

posterior untuk rete malleolare dipercabangkan di daerah malleoli, ramus calcaneus medialis

posterior bercabang dua dan berakhir sebagai A. plantaris medialis dan A. plantaris lateralis,

A peronea mengikuti fibula ke distalis, tertutup oleh M. flexor hallucis longus. A. tibialis

posterior berakhir sebagai r. calcaneus lateralis.2

Gambar 13

Page 3: pbl blok 8 gguan aliran darah.doc

Kaki

Secara topografik, pada kaki dapat dibedakan dorsum pedis dan plantar pedis.

Peredaran darah arterialis di kaki biasanya diurus oleh A. tibialis anterior dan A. tibialis

posterior. A. tibialis anterior di dorsum pedis disebut A. dorsalis pedis. Di sisi medial kaki

dipercabangkan Aa. Tarseae mediales dan untuk sisi lateral kaki dipercabangkan A. tarsea

lateralis. Dibagian distal dipercabangkan A. arcuata yang berjalan dibawah otot-otot kaki kea

rah lateral dan berhubungan dengan A. tarsea lateralis untuk membentuk rete dorsalis pedis.

Dari rete dorsalis pedis berasal cabang-cabang yang terkenal sebagai Aa. Metatarseae

dorsales. Tiap A. metatarsea dorsalis member satu ramus perforans yang berhubungan

dengan pembuluh-pembuluh diplantar pedis, lalu tiap A. metatarsea dorsalis bercabang dua

menjadi Aa. Digitales dorsales. A. dorsalis pedis sendiri menembus spatium interosseum I

sebaga ramus plantaris profundus. A. Tibialis posterior bercabang menjadi A. plantaris

medialis dan A. plantaris lateralis. A. plantaris medialis yang lebih kecil dan berjalan kea rah

distal disisi medialis kaki. A. plantaris medialis mengikuti otot-otot jari I kea rah distal, lalu

bercabang menjadi ramus superficialis dan ramus profundus. Ramus profundus a. plantaris

medialis mengadakan anastomosis dengan ramus plantaris profundus . A. dorsalis pedis dan

ramus profundus a. plantaris lateralis. Dan dengan demikian membentuk arcus plantaris. Dari

arcus plataris dipercabangkan Aa. Metatarseae plantares. Tiap A. metatarsea plantaris

mempercabangkan ramus perforans posterior yang berhubungan dengan A. metatarsea

dorsalis, ramus perforans anterior yang berhubungan dengan pembuluh nadi di permukaan

dorsalis jari, lalu bercabang dua membentuk Aa. Digitales plantares.2

Gambar 23

Page 4: pbl blok 8 gguan aliran darah.doc

Topografi regio planta pedis

Dari canalis malleolaris A. plantaris medialis dan A. plantaris lateralis serta saraf-

saraf yang bersenama masuk ke dalam ruangan plantaris tenga. Pembuluh-pembuluh dan

saraf-saraf ini mengikuti perjalanan urat-urat otot-otot flexor panjang dorsal dari M. abductor

hallucis. A. plantaris medialis biasanya adalah kecil dan merupakan lanjutan A. tibialis

posterior. Pembuluh ini berjalan bersama-sama dengan N. plantaris medialis di antara M.

flexor digitorum brevis dan M. abductor hllucis dalam sulcus plantaris medialis. Setinggi os

metatarsea I pembuluh tadi mengadakan annatomosis dengan A. plantaris lateralis dan A.

plantaris profundus dan dengan demikian membentuk arcus plantaris. A. plantaris lateralis

berjalan kea rah lateral antara M. flexor digitorum brevis dan M. quadrates plantae, lalu

membelok kea rah distal dan berjalan antar otot-otot dari jari V dan M. quadrates plantae

sampai setinggi garis Lisfranc.2

Pada tempat ini pembuluh tadi membelok kea rah medial dan masuk lagi ke ruangan

plantaris tengah, lalu berjalan kea rah dorsal sampai pada fascia interossea plantaris. Dalam

bidang ini A. plantaris lateralis menuju ke spatium interosseum I, dimana pembuluh ini

mengadakan anastomosis denga A. plantaris medialis dan denga demikian membentuk arcus

plantaris, dari arcusplantaris dipercabangkan Aa. Metatarseae plantares. Masing-masing A.

metatarsa plantaris kemudian bercabang dua menjadi Aa. Digitales plantares untuk jari-jari.

Tiap pembuluh nadi diikuti oleh 2 pembuluh balik yang senama. Kedua pembuluh

balik dalam mengadakan hubunga denga Vv. Plantares dangkal dan juga denga pembuluh-

pembuluh balik di dorsum pedis melalui spatial interoseae.2

Pembuluh balik extremitas inferior

Di jaringan subkutan di bagian anterior dapat dikemukakan v. saphena magna, yang

pada fossa ovalis menembus fascia cribrosa dan bermuara ke dalam v. femoralis. Selain

pembuluh ini terdapat pula beberapa pembuluh balik lain, yang membelok ke dalam pada

fossa ovalis, yakni v. epigastrica superficialis, v. circumflexa ilium superficialis, Vv.

Pudendae externae. Masing-masing pembuluh balik ini mengikuti perjalanan pembuluh nadi

yang sesuai dengan namanya. Biasanya tiap pembuluh nadi diikuti oleh 2 pembuluh balik,

kecuali: A. profunda femoris, yang hanya mempunyai satu v.profunda femoris.2

Topografi regio cruris (pembuluh balik)

Page 5: pbl blok 8 gguan aliran darah.doc

Di jaringan subkutan berjalan 2 venae dangkal, yakni v. saphena magna dan v.

saphena parva. V. saphena magna sampai di regio cruris dengan berjalan anterior dari

malleolus medialis. Lalu menuju ke proximal disisi medial tungkai bawah. V. saphne parva

berasal dari bagian lateral dorsum pedis, berjalan posterior dari malleolus lateralis dan

menuju ke fossa poplitea di pertengahan permukaan posterior tungkai bawah. Pada umumnya

tiap pembuluh nadi diikuti oleh 2 pembuluh balik senama.2

Kaki (pembuluh balik)

Tiap pasang v. digitalis dorsalis pedis pada setiap jari akan bersatu menjadi satu v.

metatarsea dorsalis, yang menyalurkan darahnya kedalam arcus venosus dorsalis pedis. Arcus

venosus dorsalis pedis berhubungan dengan rete venosum dorsales pedis, yang terletak

subkutan dan menyalurkan darahnya melalui v. saphena magna dan v. saphena parva.

Di planta pedis tiap-tiap vv. Digitales plantares pedis bersatu menjadi satu v.

metatarsea plantaris yang bermuara ke dalam arcus venosus plantaris. Lengkung ini terletak

berdekatan pada arcus plantaris arteriosum. Systema venosum di dorsum pedis dan di planta

pedis dihubungkan satu dengan yang lain oleh vv. Intercapitulariae. Dalam jaringan subkutan

pedis terletak satu rete venosum plantare.2

Struktur Mikroskopis pembuluh darah

Pembuluh Darah

Dalam mempelajari dinding pembuluh darah hendaknya selalu diingat 3 lapisan

utama yaitu tunika intima, tunika media dan tunika adventisia.

(www. Wikipedia.com)

Tunika intima

Page 6: pbl blok 8 gguan aliran darah.doc

Intima terdiri atas satu lapis sel endotel, yang ditopang oleh lapisan subendotel

jaringan ikat longgar yang kadang-kadang mengandung sel otot polos. Pada arteri, intima

dipisahkan dari tunika media oleh lamina elastika intena yaitu komponen terluar dari intima

lamina ini terdiri atas elastin, memiliki celah-celah yang memungkinkan terjadi difusi zat

untuk memberikan nutrisi ke sel-sel bagian dinding pembuluh. Karena tekanan darah dan

kontraksi pembuluh tidak terjadi pada saat kematian, tunika intima arteri pada umumnya

tampak berombak-ombak pada sedian jaringan.4

Tunika media

Tunika media terutama terdiri atas lapisan kosentris sel-sel otot polos yang tersusun

secara berpilin. Diantara sel-sel otot polos terdapat serat dan lamela elastin, serat retikulin,

proteoglikan, dan glikopotein dalam jumlah bervariasi. Sel otot polos menjadi sumber sel dari

matriks ekstrasel ini. Pada arteri, tunika media memiliki lamina elastika eksterna yang lebih

tipis, yang memisahkannya dari tunika adventisia.4

Tunika adventisia

Tunika adventisia terutama terdiri atas serat kolagen dan elastin. Kolagen dalam

adventisia berasal dari tipe 1. lapisan adventisia berangsur menyatu dengan jaringan ikat

organ tempat pembuluh darah berada.

pembuluh darah pada arteri digolongkan sesuai dengan diameternya menjadi arteriol, arteri

berdiameter sedang dan arteri berdiameter besar.4

Arteriol

Arteriol umumnya berdiameter kurang dari 0,5 mm dan memiliki lumen yang relatif

sempit. Lapisan subendotel tersebut sangat tipis. Pada arteriol yang sangat kecil, tidak

terdapat lamina elastiksitas interna dan tunika media. Umumnya terdiri atas satu atau 2 lapis

sel otot polos yang melingkar, tidak ada lamina elastika eksterna. Diatas ateriol terdapat arteri

kecil dengan tunika media yang lebih berkembang, dan lumennya lebih besar dari lumen

arteriol. Umumnya berlumen bundar atau agak lonjong. Tunika intima terdiri atas selapis sel

endotel dan lapisan subendotel. Dibawah lapisan ini terdapat tunika elastika interna yang

terdiri atas serat elastin yang berjalan berkelok-kelok melingkari dinding pembuluh. Tunika

elastika interna lebih jelas terlihat pada sajian dengan pulasan orcein. Tunika medianya terdiri

atas beberapa lapis serat otot polos tersusun melingkari dinding pembuluh.4

Page 7: pbl blok 8 gguan aliran darah.doc

Arteri sedang

Arteri sedang dapat mengendalikan banyaknya darah yang menuju organ dengan

mengontraksi atau merelaksasi sel-sel otot polos tunika media. Arteri sedang berlumen bulat

atau lonjong, dindingnya tampak tebal untuk ukuran lumennya. Tunika intima terdiri atas

selapis sel endotel dengan jaringan ikat yang tipis dibawahnya. Seperti pada arteriol, sel

endotel tampak berderet mengikuti kelak-kelok mengelilingi lumen. Tunika medianya tebal,

terdiri atas banyak otot polos yang tersusun melingkar. Dalam tunika media sudah dapat

ditemukan kapiler darah yang mendarahi tunika media yang disebut vasa vasorum. Tunika

elastika eksterna juga jelas terlihat, tetapi tidak membentuk lapisan sepadat tunika elastika

interna. Unsur serat elastin pembuluh ini tidak saja terdapat pada kedua lapisan tambahan ini,

tetapi terdapat juga diantara serat otot polos tunika media. Serat-serat ini dapat dilihat dengan

mudah pada sajian pulasan orcein. Tunika advebtisia terdiri atas jaringan ikat jarang dengan

vasa vasorum yang lebih jelas.4

Arteri besar

Arteri besar membantu menstabilkan aliran darah. Arteri besar mencakup aorta beseta

cabang-cabang besarnya. Warnanya kekuningan karena banyaknya elastin dibagian

medianya. Intima lebih tebal daripada lapisan intima diarteri sedang.lamina elastika interna ,

meskipun ada, tidak jelas terlihat karena serupa dengan lamina-lamina elastis dilapisan

media. Tunika media terdiri atas serat-serat elastin dan sederetan lamina elastis yang

berlubang-lubang dan tersusun melingkar, yang jumlahnya bertambah dengan meningkatnya

usia. Diantara lamina-lamina elastis terdapat sel-sel otot polos, serat retikulin, proteoglikan

dan glikoprotein. Tunuka adventisia relatif kurang berkembang. Lamina elastis membantu

fungsi penting, yaitu agar influks darah lebih merata. Selama ventrikel berkontraksi( sistol),

lamina elastika arteri besar teregang dan perubahan tekanan berkurang. Selama ventrikel

berelaksasi (diastol), tekanan ventrikel menurun ke nilai yang rendah, tetapi daya elastis arteri

besar membantu mempertahankan tekanan arteriol. Akibatya tekanan arteriol dan kecepatan

aliran darah menurun dan makin tidak bervariasi saat darah menjauhi jantung.4

Venula

Page 8: pbl blok 8 gguan aliran darah.doc

Fungsi : pertukaran zat antara jaringan. Diameternya 15-20μm (lebih lebar daripada kapiler.

Dindingnya terdiri dari 1 lapisan sel endotel (mirip dengan kapiler darah). Permeabilitas

dinding sangat tinggi.4

Vena kecil

Diameter venula makin lama akan membesar menjadi vena kecil. Sel otot polos mula-

mula selapis, kemudian bertambah banyak mengelilingi endotel.

Vena sedang

Sebagian besar vena berukuran kecil atau sedang. Dengan diameter diantaranya 1-9

mm. Vena sedang berdinding tipis daripada arteri yang setaraf, tetapi lumennya jauh lebih

besar dan biasanya bergelombang, penampangnya mirip ban kempis. Tunika intiama sama

seperti arteri sedang, tetapi tunika elastika interna tidak ada. Tunika media lebih tipis

daripada arteri sedang, juga mempunyai vasa vasorum , letaknya pada daerah yang lebih

dalam, lebih dekat lumen. Tunika elastika eksterna tidak ada. Seperti pembuluh lainnya,

tunika adventisia terdiri atas jaringan ikat jarang.4

Mekanisme aliran darah

Sebagian besar sel tubuh tidak berkontak langsung dengan lingkungan eksternal,

namun sel-sel ini harus melakukan pertukaran dengan lingkungan, misalnya menyerap O2

dan nutrient dan membuang zat-zat sisa. Selain itu zat –zat perantara kimiawi harus diangkut

antara sel-sel agar aktivitas terintegrasi dapat berlangsung. Untuk melakukan pertukaran jarak

jauh ini, sel-sel dihubungkan satu sama lain dan dengan lingkungan eksternal oleh pembuluh

darah. Darah diangkut kesemua bagian tubuh melalui suatu sistem pembuluh yang membawa

pasokan segar ke sel sekaligus mengeluarkan zat-zat sisa sel-sel tersebut. Semua darah yang

dipompa oleh sisi kanan jantung mengalir ke paru untuk menyerap O2 dan mengeluarkan

CO2. Darah yang dipompa oleh sisi kiri jantung dibagi-bagi dalam berbagai perbandingan ke

organ-organ sistemik melalui pembuluh-pembuluh yang tersusun parallel dan bercabang dari

aorta. Susunan ini memastikan bahwa semua organ menerima darah dengan komposisi yang

sama; yaitu, sebuah organ tidak menerima darah “sisa” yang telah melintasi organ lain.

Karena susunan parallel ini aliran darah melalui setiap organ sistemik dapat disesuaikan

secara independen tanpa secara langsung mempengaruhi aliran darah yang melewati orang

lain.1,5

Page 9: pbl blok 8 gguan aliran darah.doc

Aliran darah keorgan-organ lain, jantung, otot rangka, dan seterusnya hanya untuk

memenuhi kebutuhan metabolic jaringan dan dapat disesuaikan dengan tingkat aktivitas

organ-orang tersebut. Sebagai contoh, sewaktu berolahraga tambahan darah diberikan ke

otot-otot yang aktif untuk memenuhi peningkatan kebutuhan metaboliknya. Karena menerima

darah yang melebihi kebutuhan, organ-organ yang diperbaharui dapat menghadapi

kekurangan sementara aliran dibandingkan dengan organ lain yang tidak mendapat tambahan

pasokan darah tersebut. Otak akan mengalami kerusakan permanen apabila kekurangan darah

walaupun hanya sesaat. Kerusakan otak permanen terjadi hanya setelah empat menit

kekurangan O2. Dengan demikian prioritas utama dalam fungsi keseluruhan sistem sirkulasi

adalah penyaluran konstan darah ke otak, yaitu organ yang paling tidak toleran terhadap

gangguan aliran darah. Sebaliknya, organ-organ pencernaan, ginjal dan kulit dapat

mentoleransi penurunan aliran darah untuk jangka waktu yang relative lama. Sebenarnya

organ-organ ini sering mengalami hal ini. Sebagai contoh, selama berolahraga, sebagian

darah yang secara normal mengalir ke organ-organ pencernaan dan ginjal dialihkan ke otot-

otot rangka. Demikian juga darah yang mengair kekulit sangat berkurang selama tubuh

terpajan ke lingkungan yang dingin untuk menhan panass tubuh. Kita akan melihat

bagaimana distribusi curah jantung disesuakan untuk memenuhikebutuhan sesaat tubuh

sewaktu kita membahas peran berbagai pembuluh yang menyusun sistem vaskuler.1

Aliran darah melalui pembuluh bergantung pada gradient tekanan dan resistensi

vaskuler.

sirkulasi sistemik dan paru masing-masing terdiri dari sistem pembuluh yang tertutup.

Arteri yang mengangkut darah dari jantung ke jaringan, bercabang- cabang menjadi satu

“pohon” pembuluh-pembuluh darah yang semakin kecil, dengan berbagai cabang

menyalurkan darah ke berbagai bagian tubuh. Sewaktu suatu arteri kecil mencapai organ

yang diperdarahinya arteri tersebut bercabang-cabang menjadi banyak arteriol. Volume darah

yang mengalir melalui suatu organ dapat disesuaikan dengan mengatur caliber (garis tengah

internal) arteriol organ. Di dalam organ, arteriol bercabang-cabang lagi menjadi kapiler,

pembuluh terkecil tempat semua pertukaran antara darah dan sel-sel disekitarnya terjadi.

Pertukaran di kapiler merupakan tujuan akhir dari sistem sirkulasi; semua aktivitas lain dari

sistem ini diarahkan untuk memastikan distribusi adekuat darah segar ke kapiler untuk

pertukaran dengan semua sel. Kapiler-kapiler kembali menyatu utntuk membentuk semua

venula kecil yang terus bergabung membentuk vena kecil yang keluar dari organ. Vena-vena

Page 10: pbl blok 8 gguan aliran darah.doc

kecil inilah yang secara progresif bersatu yang sampai akhirnya membentuk vena besar yang

akhirnya mengalirkan darah ke jantung.5

Laju aliran darah melintasi suatu pembuluh berbanding lurus dengan gradient tekanan

dan berbanding terbalik dengan resistensi vaskuler. Gradient tekanan, perbedaan antara

tekanan permulaan dan akhir suatu pembuluh merupakan gaya pendorong utama aliran dalam

pembuluh; yaitu darah mengalir dari suautu daerah dengan tekanan tinggi ke daerah dengan

tekanan yang lebih rendah sesuai dengan penurunan gradient tekanan. Kontraksi jantung

menyebabkan tekanan terhadap darah, tetapi karena adanya resistensi , tekanna berkurang

sewaktu darah mengalir melaluisuatu pembuluh. Karena tekanan semakin turun sepanjang

pembuluh, tekanan akan lebih tinggi di permulaan daripada diakhir pembuluh. Hal ini

membentuk suatu gradient tekanan utnuk mengalirkan darah melalui pembuluh tersebut.

Semakin bedar gradient tekanan yang mendorong darah melintasi suatu pembuluh, semakin

besar laju aliran darah melalui pembuluh tersebut. Perbedaan tekanan antara kedua ujung

pembuluh, bukan tekanan absolute di dalam pembuluh yang menentukan laju aliran. Factor

lain yang mempengaruhi laju aliran melalui suatu pembuluh adalah resistensi, yaitu ukuran

hambatan terhadapa aliran darah melalui suatu pembuluh yang ditimbulkan oleh

friksi(gesekan) antara cairan yang mengalir dan dinding pembuluh darah. Seirin dengan

peningkatan resistensi terhadap aliran, darah akan semakin sulit melintasi pembuluh,

sehingga aliran berkurang (selama gradient tekanan tidak berubah). Apabila resistensi

meningkat setara agar laju aliran tidak berubah. Dengan demikian, apabila pembuluh

memberikan resistensi yang lebih besar terhadap aliran darah, jantung harus bekerja lebih

keras untuk mempertahankan sirkulasi agar adekuat.1,5

Resistensi terhadap aliran darah bergantung pada 3 faktor; factor yang pertama

adalah viskositas (kekentalan darah), kedua panjang pembuluh dan ketiga bergantung pada

jari-jari pembuluh yaitu factor terpenting. viskositas mengacu kepada friksi yang timbul

antara molekul suatu cairan sewaktu mereka bergesekan satu sama lain selama cairan

mengalir. Semakin besar viskositas, semakin besar resistensi terhadap aliran. Secara umum,

semakin kental suatu cairan, semakin tinggi viskositasnya. Viskositas darah ditentukan oleh

dua factor; konsentrasi protein plasma dan yang lebih penting jumlah sel darah merah yang

beredar. Dalam keadaan normal kedua factor ini relative konstan dan tidak penting untuk

mengontrol resistensi. Namun, kadang-kadang viskositas darah dengan resistensi terhadap

aliran berubah karena jumlah sel darah merah abnormal. Sebagai contoh, darah mengalir

lebih lambat dari normal apabila jumlah sel darah merah berlebihan.1

Page 11: pbl blok 8 gguan aliran darah.doc

Karena darah “menggesek” lapisan dalam pembuluh sewaktu mengalir, semakin besar

luas permukaan yang berkontak dengan darah, semakin besar resistensi terhadap aliran. Luas

permukaan ditentukan oleh panajang dan jari-jari pembuluh. Pada jari-jari konstan, semakin

panjang pembuluh semakin besar luas permukaan dan semakin besar resistensi terhadap

aliran karena panjang pembuluh di dalam tubuh konstan, panjang tersebut bukan merupakan

factor variable untuk mengontrol resistensi vaskuler. Dengan demikian penentu utama

resistensi terhadap aliran adalah jari-jari pembuluh. Cariran mengalir lebih deras melalui

pembuluh berukuran besar daripada melalui oembuluh yang lebih kecil, karena dipembuluh

berukuran kecil darah dengan volume tertentu, berkontak dengan lebih banyak permukaan

daripada dipembuluh besar, sehingga resistensi meningkat. Selain itu, perubahan kecil pada

jari-jari pembuluh menyebabkan perubahan bermakna pada aliran, karena resistensi

berbanding tebalik dengan jari-jari.1

Arteri mengkhususkan diri berfungsi sebagai jalur cepat untuk menmyampaikan darah

dari jantung ke jaringan dan berfungsi sebagai reservoir tekanan untuk menghasilkan daya

pendorong bagi darah sewktu jantung mengalami relaksasi. Jantung secar abergantian

berkontraksi untuk memompa darah ke dalam arteri dan berelaksasi untuk menerima

pemaasukan darah dari vena. Tidak ada darah yang dipompa keluar pada saat jantung

melemas dan sedang terisi darah. Gaya pendorong agar darah terus mengalir ke jaringan

selama jantung melemas dihasilkan oleh sifat elastic dinding arteri. Semua pembuluh dilapisi

oleh satu lapisan sel gepenghalus yang bersambungan dengan lapisan endokardium jantung.

Lapisan endotel arteri dikelilingi oleh suatu dinding tebal yang mengandung otot polos dan

dua jenis jaringan ikat dalam jumlah besar, serat kolagen yang menghasilkan daya rentang

hterhadap tekanan tinggi darah yang disemprotkan dari jantung dan serat elastin yang

member dinding arteri elastisitas sehingga arteri dapat berprilaku seperti balon.1

Sifat elastic menyebabkan arteri dapat membesar atau mengembang untuk secara

sementara menampung kelebihan volume kelebihan darah ini dan menyimpan sebagian

energy tekanan yang ditimbulkan oleh kontraksi jantung di dinding mereka yang terenggang,

ketika jantung melemas dan berhenti memompa darah ke dalam arteri, dinding arteri yang

terenggang secara pasif kembali kebentuk semula (recoil). Recoil ini mendorong kelebihan

darah yang terkandung di dalam arteri-arteri kedalam pembuluh hilir yang memastikan

bahwa darah tetap mengalir ke jaringan sewaktu jantung beristirahat dan tidak sedang

memompa darah ke dalam sistem.6

Page 12: pbl blok 8 gguan aliran darah.doc

vena berfungsi sebagai reservoir darah sekaligus jalan untuk kembali ke jantung

sistem vena melengkapi sirkuit sirkulasi. Darah meninggalkan jaringan kapiler

memasuki sistem vena untuk dibawa kembali ke jantung. Vena memiliki jari-jari besar,

sehingga resistensi mereka terhadap aliran rendah. Selain itu, karena luas potongan melintang

total pada sistem vena secara bertahap berkurang, karena vena-vena yang lebih kecil

berkonvergensi menjadi vena yang lebih besar tetapi lebih sedikit, kecepatan aliran darah

meningkat pada saat darah mendekati jantun. Selain berfungsi sebagai saluran beresistensi

rendah untuk mengembalikan darah ke jantung, vena-vena sistemik juga berfungsi sebagai

reservoir darah. Karena kapasitas penyimpanan mereka, vena-vena sering disebut sebagai

kapasitas pembuluh. Vena memiliki dinding yang jauh lebih tipis dengan otot polos yang

lebih sedikit daripada arteri. Karena dijaringan ikat vena serat-serat kolagen jauh lebih

banyak daripada serat elastin maka vena kurang memiliki elastisitas dibandingkan dengan

arteri. Juga tidak seperti otot polos ateriol, otot polos vena kurang memiliki tonus miogenik

inheren. Karena sifat-sifat ini vena sangat mudah direnggamgkan dan kurangmemiliki

kemampuan recoil elastic. Vena mudah melebar untuk mengakomodasi tambahan volume

darah hnya denga menimbulkan sedikit peningkatan tekanan vena. Arteri yang terenggang

akibat kelebihan darah akan kembali menciut karena adanya serat-serat elastic didindingnya,

sehingga darah terdorong kedepan. Vena-vena yang mendapat kelebihn pasokan darah akan

terengang untuk mengakomodasikan tambahan darah tersebut tanpa kecenderunn untuk

menciut.1

Peningkatan aliran balik vena menginduksi peningkatan volume sekuncup jantung

sesuai hokum Frank-Starling untuk jantung. Apabila darah yang tersimpan disistem vena

terlalu banyak dibandingkan dengan yang dikembalikan ke jantung, curh jantung akan

berkurang secara abnormal.

Factor-faktor yang mempengaruhi kapasitas vena memberi kontribusi terhadap aliran

balik vena.

Kapasitas vena (volume darh yang dapat ditampung oleh vena-vena) pada volume

darah yang konstan seiring dengan peningkatan kapasitas vena, semakin banyak darah yang

menetap di vena dan tidak dikembalikan ke jantung. Simpanan vena ini yang nantinya akan

menurunkan volume efektif darah yang bersirkulasi. Sebaliknya jika kapasitas vena menurun,

lebih banyak darah yang dikembalikan ke jantung dan dapat bersirkulasi keseluruh tubuh.

Dengan demikian kapasitas vena secara langsung mempengaruhi besarnya aliran balik vena.

Page 13: pbl blok 8 gguan aliran darah.doc

Efek aktivitas otot rangka pada aliran balik vena. Banyak vena besar di

ekstremitas terletak diantara otot-otot rangka sehingga pada saat otot-otot ini berkontraksi,

vena-vena tersebut tertekan. Penekanan vena eksternal ini menurunkan kapasitas vena dan

meningkatkan tekanan vena, sehingga cairan yang terdapat di dalam vena terperas kea rah

jantung. Efek pemompaan ini yang dikenal sebai pompa otot rangka, adalah salah satu cara

untuk mengalirkan simpanan darah di vena ke jantung sewaktu berolahraga. Peningkatan

aktivitas otot mendorong lebih banyak darah keluar keluar dari vena dan masuk ke jantung.

Peningkatan aktivitas simpatis dan vasokontriksi vena yang menyertai olahraga juga

meningkatkan aliran balik vena. Pompa otot rangka juga melawan efek grafitasi pada sistem

vena.

Gambar 4 1

Efek katup vena pada aliran balik vena. Vasokonstriksi vena dan kompresi vena

eksternal keduanya mendorong darah kearah jantung. Darah hanya dapat terdorong kea rah

depan karena vena-vena besar diperlengkapi dengan katup-katup satu arah yang terdapat pada

jarak 2 sampai 4 cm. katup-katup ini yang memungkinkan darah bergerak ke depan ke

jaringan. Katup-katup vena ini juga berperan melawan efek gravitasi yang ditimbulkan oleh

posisi berdiri dengan membantu memperkecil aliran balik darah yang cenderung terjadi

sewaktu seseorang berdiri dan untuk sementara waktu menunjang bagian-bagian kolom darah

pada saat otot rangka berelaksasi. 1

Page 14: pbl blok 8 gguan aliran darah.doc

Gambar 5 1

Sifat pembuluh darah

Pembuluh darah dapat kita ibaratkansebagai selang yang bersifat elastic, yaitu

diameternya dapat membesar atau mengecil. Sifat elastisitas ini sangat bermanfaat dalam

mempertahankan tekanan darah yang stabil. Pada keadaan normal, apabila tekanan di dalam

pembuluh darah meningkat maka diameter pembuluh darah akan melebar sebagai bentuk

adaptasi untuk menurunkan tekanan yang berlebihan agar menjadi normal. Sebaliknya

diameter pembuluh darah akan mengecil bila tekanan darah turun. Bila pembuluh darah

mengalami kekakuan maka ia menjadi kurang fleksibel sehingga tidak dapat melakukan

antisipasi terhadap kenaikan atau penurunan tekanan darah.

Elastisitas pembuluh darah tidak tetap, pembuluh darah akan menjadi kaku seiring

bertambahnya usia (missal oleh karena terjadi pengapuran pada dindingnya) oleh karena itu

tekanan darah pada orang lanjut usia cenderung sedikit lebih tinggi dari pada orang muda.

Penyebab lain daari kekakuan pembuluh darah adalah karena adanya tumpukan kolesterol

pada dinding sebelah dalam pembuluh darah. Kolesterol juga menyebabkan penyempitan

pembuluh darah.6

DAFTAR PUSTAKA

1. Sherwood L. Fisiologi Manusia dari sel ke sistem. 2nd ed. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC;2001.

Page 15: pbl blok 8 gguan aliran darah.doc

2. Winami W, Kindangen K, Listiwati E. Buku ajar anatomi sistem kardiovaskular 1.

Jakarta;2010.

3. Putz R, Pabst R. Sobota atlas anatomi manusia jilid 2. Ed 22. Jakarta: penerbit

Kedokteran EGC; 2006.

4. Junqueira LC, Caneiro J.Histologi dasar: teks dan atlas.10th ed.Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC;2007.

5. Ward J P.T, Ward J, Leach R M, Wiener C M. At a glance sistem kardiovaskular. 2nd

ed. Jakarta: Erlangga;2008.

6. Watson R. Anatomi dan fisiologi. Ed 10. Jakarta: EGC; 2002.