aya pbl blok 8

23
Struktur dan Mekanisme Jantung Shienowa Andaya Sari 102012445 /D5 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana [email protected] Abstrak Jantung adalah organ pertama yang fungsional. Organ ini penting karena sistem sirkulasi adalah sistem transport tubuh. Sistem sirkulasi memiliki tiga komponen yaitu jantung, pembuluh darah, dan darah. Jantung mempunyai lapisan, serta terbagi menjadi 4 ruang, mempunyai 4 katup, serta terdapat pembuluh darah. Fungsi dan mekanisme kerja jantung berhubungan dengan aliran listrik yang ditimbukan oleh jantung dan enzim yang terdapat pada jantung serta berpengaruh pada siklus jantung. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi curah jantung. Pemeriksaan pada jantung ialah berupa rekam aktivitas jantung yang disebut EKG (elektrokardiogram). Dapat terjadi kelainan apabila terjadi gangguan struktur, fungsi dan mekanisme kerja jantung. Kata kunci: jantung, fungsi dan mekanisme, curah jantung, EKG. Abstract Cardiac is the first organ to function. This organ is important because the circulatory system is the body's transport system.Circulatory system has three components: cardiac , blood vessels, and blood. Cardiac has layers, and is divided into 4 rooms, has 4 valves, and blood vessels there. Cardiac function and mechanism of action related to the flow of electricity that ditimbukan by heart and enzymes contained in the heart and affects the cardiac cycle.There are several factors that affect cardiac output. Examination of the heart is a record of heart activity is called an EKG (electrocardiogram). Abnormalities can occur if an interruption occurs the structure, function and mechanism of action of the heart. Keywords: cardiac, function and mechanism, cardiac output, ECG. Pendahuluan Pada blok sebelumnya kita telah membahas mengenai sistem respirasi atau sistem pernapasan. Dimana kita tahu bahwa akan terjadi pertukaran udara yaitu oksigen dan karbondioksida. Oksigen akan diedarkan ke seluruh tubuh sedangkan 1

description

PBL Blok 8 Ukrida

Transcript of aya pbl blok 8

Struktur dan Mekanisme JantungShienowa Andaya Sari

102012445 /D5Fakultas Kedokteran

Universitas Kristen Krida [email protected]

Abstrak

Jantung adalah organ pertama yang fungsional. Organ ini penting karena sistem sirkulasi adalah sistem transport tubuh. Sistem sirkulasi memiliki tiga komponen yaitu jantung, pembuluh darah, dan darah. Jantung mempunyai lapisan, serta terbagi menjadi 4 ruang, mempunyai 4 katup, serta terdapat pembuluh darah. Fungsi dan mekanisme kerja jantung berhubungan dengan aliran listrik yang ditimbukan oleh jantung dan enzim yang terdapat pada jantung serta berpengaruh pada siklus jantung. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi curah jantung. Pemeriksaan pada jantung ialah berupa rekam aktivitas jantung yang disebut EKG (elektrokardiogram). Dapat terjadi kelainan apabila terjadi gangguan struktur, fungsi dan mekanisme kerja jantung.

Kata kunci: jantung, fungsi dan mekanisme, curah jantung, EKG.

AbstractCardiac is the first organ to function. This organ is important because the circulatory system is

the body's transport system.Circulatory system has three components: cardiac, blood vessels, and blood. Cardiac has layers, and is divided into 4 rooms, has 4 valves, and blood vessels there.  Cardiac function and mechanism of action related to the flow of electricity that ditimbukan by heart and enzymes contained in the heart and affects the cardiac cycle.There are several factors that affect cardiac output. Examination of the heart is a record of heart activity is called an EKG (electrocardiogram). Abnormalities can occur if an interruption occurs the structure, function and mechanism of action of the heart. 

Keywords: cardiac, function and mechanism, cardiac output, ECG. 

PendahuluanPada blok sebelumnya kita telah membahas mengenai sistem respirasi atau sistem

pernapasan. Dimana kita tahu bahwa akan terjadi pertukaran udara yaitu oksigen dan karbondioksida. Oksigen akan diedarkan ke seluruh tubuh sedangkan karbondioksida yang merupakan hasil sisa metabolisme yang akan dikeluarkan melalui paru-paru kemudian akan keluar melalui proses ekspirasi. Darahlah yang berfungsi membawa zat-zat dan molekul-molekul yang masuk dalam tubuh ataupun yang keluar kemudian diserap ataupun diambil dari jaringan dalam tubuh manusia. Tentunya darah yang mengedarkan zat tersebut tidak bisa mengalir dengan sendirinya dan kita tahu bahwa disinilah jantung berperan dalam sistem sirkulasi.

Jantung adalah organ pertama yang fungsional.1 Organ ini penting karena sistem sirkulasi adalah sistem transport tubuh. Sistem sirkulasi memiliki tiga komponen yaitu jantung, pembuluh darah, dan darah. Tetapi dalam pebahasan kali ini lebih menitikberatkan pada jantung dan pembuluh darah. Tujuan pembahasan ini agar kita dapat memahami sistem sirkulasi darah serta dapat memahami struktur dan mekanisme jantung dan pembuluh darah.

1

Isi

1. Struktur Organ Jantung dan Pembuluh DarahSeperti yang kita ketahui bahwa jantung merupakan salah satu organ utama yag terpenting

di dalam tubuh manusia. Sebelum membahas lebih lanjut mengenai jantung dan bagaimana cara kerja jantung dalam tubuh manusia kita akan membahas struktur makroskopis dan mikroskopis jantung beserta pembuluh darah yang mendarahi jantung pada tubuh manusia secara makroskopis dan mikroskopis.

1.1 Makroskopis

Jantung merupakan organ berongga, berotot, dan berbentuk kerucut (Gambar 2).2 Terletak di antara pleura sinistra dan dextra, di daerah yang disebut mediastinum, di belakang badan sternum, dan dua pertiganya terletak disisi kiri. Basis yang berbentuk sirkular pada kerucut ini menghadap ke atas dan ke kanan, sedangkan puncaknya mengarah ke bawah, ke depan, dan ke kiri. Puncak jantung biasanya terletak setinggi ruang interkostal kelima, sekitar 9 cm dari garis tengah. Ukuran jantung sekitar 12 cm dari basis ke puncak, dengan lebar sekitar 9 cm dan tebal sekitar 6 cm. Bagian-bagian jantung berhubungan sebelah atas dengan pembuluh darah besar, sebelah bawah diafragma, setiap sisipleura, dan sebelah belakang aorta descendens, oesophagus, dan columna vertebralis.

Gambar 2. Jantung Tampak Depan2

1.1.1 Lapisan Jantung

Jantung mempunyai lapisan yang melindunginya yaitu pericardium. Perikardium adalah kantong berdinding ganda yang dapat membesar dan mengecil, membungkus jantung dan pembuluh darah besar.3 Kantong ini melekat pada diafragma, sternum, dan pleura yang membungkus paru-paru. Pericardium mempunya dua lapisan yaitu lapisan fibrosa luar dan lapisan serosa dalam.

Lapisan fibrosa luar pada pericardium tersusun dari serabut kolagen yang membentuk lapisan jaringan ikat rapat untuk melindungi jantung. Sedangkan lapisan serosa dalam terdiri dari dua lapisan yaitu membran visceral (epikardium) menutup permukaan jantung dan membrane parietal melapisi permukaan bagian dalam fibrosa pericardium. Rongga

2

pericardial adalah ruang potensial antara membrane visceral dan parietal. Ruang ini mengandung cairan pericardial yang disekresi lapisan serosa untuk melumasi membrane.

Dinding jantung tersusun atas tiga lapisan yaitu epikardium, miokardium, dan endokardium. Epikardium adalah bagian terluar dinding jantung seperti yang telah dijelaskan pada paragraph sebelumnya. Kemudian miokardium merupakan bagian tengah terdiri dari jaringan otot jantung yang berkontraksi memompa darah. Ketebalan miokardium bervariasi dari satu ruang jantung ke ruang lainnya. Endokardium merupakan lapisan dalam diding jantung tersusun dari lapisan endothelial yang terletak di atas jaringan ikat. Lapisan ini melapisi jantung, katup, dan menyambung dengan lapisan endothelial yang melapisi pembuluh darah yang memasuki dan meninggalkan jantung.

1.1.2 Ruang JantungJantung mempunyai empat ruang yaitu atrium kanan, ventrikel kanan, dan atrium kiri,

ventrikel kiri.3,4 Atrium kanan dan kiri atas dipisahkan oleh septum intratrial, sedangkan vemtrikel kanan dan kiri bawah dipisahkan oleh septum interventrikular. Dinding atrium relatif lebih tipis dibandingkan dengan ventrikel. Atrium menerima darah dari vena yang membawa darah kembali ke jantung. Sedangkan ventrikel selain mempunyai dinding yang lebih tebal, bagian ini mendorong darah ke luar jantung menuju arteri yang membawa darah meninggalkan jantung.

Atrium kanan (Gambar 3) berada pada bagian kanan jantung dan terletak sebagian besar di belakang sternum.4 Dinding mempunyai ketebalan kurang lebih 2mm. Volumenya kurang lebih 57cc, terdiri dari dua bagian yaitu atrium propia (ruang atrium kanan yang sebenarnya) dan auricula dextra.5 Darah memasuki atrium kanan melalui vena cava superior pada ujung atasnya, vena cava inferior pada ujung bawahnya, vena cava superior dan inferior membawa darah yang tidak mengandung oksigen dari tubuh ke jantung. Sinus coronaries adalah vena kecil yang mengalirkan darah dari jantung sendiri. Auricula dextra adalah penonjolan kecil dari atrium, terletak pada bagian depan pangkal aorta dan arteria pulmonalis. Pada sisi kiri atrium lubang atrioventrikular kanan membuka ke dalam ventrikel kanan.

Gambar 3. Sisi Kanan Jantung 4

Ventrikel kanan (Gambar 3) adalah ruangan berdinding tebal yang membentuk sebagian besar sisi depan jantung. Ventrikel kanan terletak di bagian inferior kanan pada apeks jantung. Darah meninggalkan ventrikel kanan melalui trunkus pulmonar dan mengalir

3

melewati jarak yang pendek ke paru-paru. Menempati sebagian besar dari facies ventralis (sternocostalis). Tebal dinding ventrikel kanan adalah 1/3 tebal dinding ventrikel kiri. Dinding ini tebal di bagian basis dan semakin tipis ke arah apeks. Volume ventrikel kanan sama dengan kiri yaitu 85 ml. Dibagian dalam ventrikel kanan dijumpai beberapa lubang yaitu ostium atrioventricularis dextra dan ostium truncus pulmonalis.

Valva atrioventricular dextra (triscupidalis) mengelilingi lubang atrioventricular kanan, pada sisi ventrikel. Katup ini, seperti katup jantung lain, terbentuk dari selapis tipis jaringan fibrosa yang di tutupi pada setiap sisinya oleh edocardium. Katup trikuspidalis terdiri dari tiga katup daun. Basis setiap katup melekat pada tepi lubang. Tepi bebas setiap katup melekat pada chordae tendinae (tali jaringan ikat tipis) ada penonjolan kecil jaringan otot yang keluar dari miokardium dan menonjol ke dalam ventrikel. Lubang pulmonalis ke dalam arteria pulmonalis berada pada ujung atas ventrikel dan dikelilingi oleh valva pulmonalis, terdiri dari tiga daun katup semilunaris.

Atrium kiri adalah ruang berdinding tipis yang terletak pada bagian belakang jantung. Atrium kiri di bagian superior kiri jantung, berukuran lebih kecil dari atrium kanan, mempunyai dinding yang lebih tebal kurang lebih 3mm. Atrium kiri membentuk basis dan facies dorso superior jantung. Di sebelah dorsal superior antara atrium kanan dan kiri tidak jelas. Sedang di sebelah ventral superior dilewati oleh aorta dan truncus pulmonalis. Atrium kiri terdiri dari dua bagian atrium propium dan auricular.

Atrium kiri menampung empat vena pulmonalis yang mngembalikan darah teroksigenasi dari paru-paru. Dua vena pulmonalis memasuki atrium kiri pada tiap sisi, membawa darah dari paru. Atrium membuka ke bawah ke dalam ventrikel kiri melalui lubang atrioventrikular. Auricula sinistra adalah penonjolan kecil dari atrium, terletak pada sisi kiri pangkal aorta.

Ventrikel kiri (Gambar 4) adalah ruang berdinding tebal pada bagian kiri dan belakang jantung. Dindingnya sekitar tiga kali lebih tebal daripada ventrikel kanan. Ventrikel kiri membentuk sebagian kecil facies sternocostalis dan separuh facies diafragmatica. Puncaknya membentuk apeks cordis. Pada potongan melintang mempunyai rngga yang berbentuk circulair. Pada permukaan dalam ventrikel kiri dijumpai dua lubang yaitu ostium atrioventricularis sinistra dan ostium aorticum.

Gambar 4. Ventrikel Kiri dan Katup Aorta4

4

Valva atriventrikular sinistra (mitralis) mengelilingi lubang atrioventrikular kiri pada bagian samping ventrikel; katup ini memiliki dua daun katup (mendapat nama yang sama dengan topi (mitre uskup), tepinya melekat pada chordae tendineae, yang melekat pada penonjolan kerucut miokardium dinding ventrikel. Lubang aorta membuka dari ujung atas ventrikel ke dalam aorta dan dikelilingi oleh ketiga daun katup aorta (gambar 5), sama dengan katup pulmonalis. Darah meninggalkan ventrikel kiri melalui aorta dan mengalir ke seluruh bagian tubuh kecuali paru-paru.

.

Gambar 5. Katup Aorta4

1.1.3 Vaskularisasi Jantung3,5

Jantung mendapat pendarahan dari a. coronaria cordis yang merupakan cabang dari aorta ascendens. Arteri coronaria cordis terdiri dari dua bagian arteri coronaria dextra dan arteri coronaria sinistra. Kedua arteri coronaria (Gambar 6), kanan dan kiri, menyuplai darah untuk dinding jantung. Arteri ini keluar dari aorta tepat di atas katup aorta dan berjalan ke bawah masing-masing sisi jantung; tetapi memiliki variasi individual, dan pada beberapa orang, arteria coronaria dextra menyuplai sebagian ventrikel kiri. Arteri ini memiliki relatif sedikit anastomosis antara arteria dextra dan sinistra.

Gambar 6. Arteria Coronaria pada Bagian Depan Jantung4

Arteri coronaria dextra mempunyai cabang-cabang yaitu ramus intervetricularis posterior (ramus descendensis posterior) dan ramus marginalis. Ramus intervetricularis posterior (ramus descendensis posterior) ini berjalan ke inferior di dalam sulcus interventricularis posterior menuju ke apeks. Memberi pendarahan kedua ventrikel. Sedangkan ramus marginalis, timbul pada margo dextra dan berjalan mengikuti margo acutus. Ujungnya

5

berakhir di dekat apeks pada facies posterior ventrikel kanan. Mememberi cabang kecil ke atrium dextrum, salah satu cabangnya melintas di antara atrium kanan dan vena cava superior untuk mendarahi nodus sinuatrialis (Ramus nodi sinuatrialis).

Arteri coronaria sinistra mempunyai cabang-cabang yaitu ramus interventrivcularis anterior dan ramus circumflexa. Ramus interventricularis anterior dipercabangkan pada saat arteri coronaria sinistra aka berbelok ke sinistra. Ia berjalan ke inferior di dalam sulcus interventricularis anterior menuju incisura apicis cordis. Member pendarahan kedua ventrikel dan beranastomosis dengan ramus interventricularis posterior. Sedangkan ramus circumflexa mengikuti bagian sinistra dari sulcus coronaries, mula-mula ia berjalan ke sinistra kemudian ke dextra sampai dekat sulcus interventricularis posterior. Mendarahi atrium dan ventrikel kiri.

Seperti yang kita ketahui jantung juga mempunyai pembuluh darah balik yang disebut vena. Kebanyakan vena dari jantung akan bermuara ke dalam sinus coronaries. Sinus ini merupakan saluran vena dengan panjang 2,25 cm, terletak dibagian posterior sulcus coronaries dan tertutup oleh stratum muscular atrium sinistrum. Vena-vena yang bermuara pada sinus coronaries adalah vena cordis magna (vena coronaria sinstra), vena cordis parva (vena coronaria dextra), vena cordis media, vena ventricularis sinistra posterior, vena oblique atria sinistra marshalli.

1.2 Mikroskopis

Setelah membahas jantung dan pembuluh darah secara makroskopis, akan dilanjutkan dengan pembahasan secara mikrskopis. Seperti yang telah kita bahas pada bahsan secara makroskopis, Dinding jantung terdiri dari 3 lapisan yaitu endokardium, miokardiumdan epikardium. Endokardium, merupakan bagian dalam dari atrium dan ventrikel. Endokarium homolog dengan tunika intima pada pembuluh darah. Endokardium terdiri dari endotelium dan lapisan subendokardial. Endotelium pada endokardium merupakan epitel selapis pipih dimana terdapat junctiondan gap junction. lapisan subendokardial terdiri dari jaringan ikat longgar. Di lapisan subendokardial terdapat vena, saraf, dan sel purkinje.6

Rangka jantung merupakan bangunan penyokong, tempat sebagian besar otot jantung dan katup jantung melekat, sebagian besar terdiri atas jaringan ikat padat bagian utamanya adalah septum membranaseum, trigonum fibrosum, dan annulus fibrosus. Jantung mempunyai katup yang dikenal sebagai katup atrioventrikel yang meiputi katup mitral (menghubungkan atrium kiri dan ventrikel kiri), katup triscupid (menghubungkan atrium kanan dengan ventrikel kanan). Katup jantung merupakan lempengan jaringan ikat yang berpangkal pada annulus fibrosus.

Sistem hantar rangsang jantung melalui serat purkinje. Serat purkinje mempunyai kecepatan hantar rangsang lebih besar daripada serat otot jantung biasa. Serat purkinje lebih besar daripada otot jantug biasa, banyak mngandung sarkoplasma, jumlah mifibril sedikit dan terletak di tepi serat.

Sistem pendarahan pada jantung meliputi arteri, vena, kapiler, dan sinusoid. Arteri terbagi menjadi tiga kategori utama yakni arteri elastis, arteri muskular, dan arteriol kecil.7,8 Diameter

6

arteri secara berangsur mengecil setiap kali bercabang sampai pembuluh terkecil yaitu kapiler.

Arteri elastis adalah pembuluh paling besar dalam tubuh. Di antaranya adalah trunkus pulmonal dan aorta serta cabang-cabang utamanya. Dinding pembuluh ini mempunyai serat elastis yang memberi kelenturan dan daya pegas selama aliran darah. Arteri elastis bercabang menjadi arteri berukuran sedang yaitu arteri muskular yang merupakan pembuluh darah terbanyak di tubuh. Arteri muskular mengandung lebih banyak serat otot polos pada dindingnya. Arteriol adalah cabang terkecil sistem arteri. Dindingnya terdiri atas satu sampai lima lapisan serat otot polos.

Dinding arteri secara khas mengandung tiga lapisan (tunika) konsentris. Lapisan terdalam adalah tunika intima, terdiri atas endotel dan jaringan ikat subendotel di bawahnya. Lapisan tengah adalah tunika media, terutama terdiri atas serat otot polos yang mengitari lumen pembuluh. Lapisan terluar adalah tunika adventisia, terutama terdiri atas serat-serat jaringan ikat. Arteri muskular berukuran sedang juga memiliki sebuah pita berombak tipis dari serat elastis yang disebut lamina elastika interna yang bersebelahan dengan tunika intima. Pita lain terdiri atas serat-serat elastis berombak terdapat pada perifer tunika media, disebut sebagai lamina elastika eksterna.

Vena kapiler berangsur-angsur membentuk venula yang lebih besar; venula umumnya menyertai arteriol. Darah balik mula-mula membalik ke dalam venula pascakapiler, kemudian ke dalam vena yang makin membesar. Untuk mudahnya, vena digolongkan sebagai kecil, sedang, dan besar. Dibandingkan arteri, vena lebih banyak, berdinding lebih tipis, berdiameter lebih besar, dan struktur bervariasi lebih besar.

Vena ukuran kecil dan sedang, terutama di ekstremitas, memiliki katup. Saat darah mengalir ke arah jantung, katup terbuka. Saat akan mengalir balik, katup menutup lumen dan mencegah aliran balik darah. Darah vena di antara katup pada ekstremitas mengalir ke arah jantung akibat kontraksi otot. Katup tidak terdapat pada vena SSP, vena cava inferior atau superior, dan vena viscera. Dinding vena juga terdiri atas tiga lapisan, namun lapisan ototnya jauh lebih tipis. Tunika intima pada vena besar terdiri atas endotel dan jaringan ikat subendotel. Tunika media tipis dan tunika adventisia adalah lapisan paling tebal pada dindingnya.

Vasa Vasorum dikenal dengan istilah ‘pembuluh darah pada pembuluh darah’. Dinding arteri dam vena yang lebih besar, terlalu tebal untuk menerima nutrien langsung melalui difusi dari lumennya. Itulah sebabnya dinding pembuluh darah besar dipasok oleh pembuluh darahnya sendiri yang kecil.

Kapiler adalah pembulu darah terkecil dengan diameter rata-rata 8 μm, hampir sama dengan diameter eritrosit. Terdapat tiga jenis kapiler: kapiler kontinu, kapiler bertingkap, dan sinusoid. Kapiler kontinu paling umum dan ditemukan pada kebanyakan organ dan jaringan. Pada kapiler ini, sel-sel endotel saling menyambung membentuk lapisan yang utuh. Sebaliknya kapiler bertingkap memiliki lubang-lubang bulat atau fenestra (pori) pada

7

sitoplasma sel endotel. Kapiler bertingkap demikian ditemukan dalam organ endokrin, usus halus, dan glomeruli ginjal

2. Fungsi dan Mekasnisme Kerja JantungJantung berfungsi sebagai pompa yang memberi tekanan pada darah untuk menghasilkan

gradien tekanan yang dibutuhkan untuk mengalirkan darah ke jaringan. Seperti semua cairan, darah menuruni gradien tekanan dari daerah dengan tekanan tinggi ke daerah dengan tekanan rendah.1 Mekanisme kerja jantung itu sendiri meliputi aktivitas kelistrikan pada jantung, siklus jantung dan enzim pada jantung. 2.1. Aktivitas Listrik Jantung1

Potensial aksi yang merupakan pemicu agar otot jantung dapat berkontraksi. Jantung dapat berdenyut atau berkontraksi secara ritmis akibat potensial aksi yang dihasilkannya sendiri, sifat tersebut dinamakan otositmisitas (oto artinya “sendiri). Terdapat dua jenis sel otot jantung yang khusus yaitu sel kontraktil dan sel ototritmik.

Sel kontraktil ialah sel yang membentuk 99% dari sel-sel otot jantung, melakukan kerja mekanis yakni memompa darah. Dalam keadaan normal, sel-sel ini tidak membentuk sendiri potensial aksinya. Sedangkan sel otoritmik merupakan sel-sel jantung sisanya tetapi sangat penting, tidak berkontraksi tetapi khusus memulai dan menghantarkan potensial aksi yang menyebabkan kontraksi sel-sel kontraktil. Dengan kata lain sel kontraktil tidak dapat berkontraksi bila sel otoritmik tidak memulai dan menghatarkan potensial aksi.

Sel otoritmik jantung tidak memiliki potensial istirahat. Sel-sel ini malah memperlihatkan aktivitas pemacu yaitu potensial membrannya secara perlahan terdepolarisasi atau bergeser, antara potensial-potensial aksi sampai ambang tercapai, saat membrane mengalami potensial aksi. Pergeseran lambat potensial membrane sel otoritmik ke ambang disebut potensial pemacu (Gambar 7). Melalui siklus berulang tersebut, sel-sel otoritmik tersebut memicu potensial aksi, yang kemudian menyebar ke seluruh jantung untuk memicu denyut berirama tanpa rangsangan saraf apapun.

Gambar 7. Aktivitas Pemacu Sel Otoritmik Jantung1

Potensial pemacu disebabkan oleh adanya interaksi kompleks beberapa mekanisme ionik yang berbeda. Perubahan terpenting dalam perpindahan ion yang menimbulkan potensial

8

pemacu adalah penurunan arus K+ keluar disertai oleh arus Na+ masuk yang konstan dan peningkatan arus Ca2+ masuk. Padas sel otoritmik parmeabilitas K+ tidak tetap. Permeabilitas membrane terhadap K+ menurun di antara dua potensial aksi karena saluran K+ secara perlahan menutup pada potensial negatif. Sel otoritmik pada jantung juga tidak mempunyai saluran Na+ berpintu voltase. Sehingga saluran ini selalu terbuka dan permeable terhadap Na+

pada potensial negatif. Karena itu, bagian dalam secara gradual menjadi kurang negative, yaitu membrane secara bertahap mengalami depolarisasi dan bergeser menuju ambang.

Pada paruh kedua potensial pemacu, suatu saluran Ca2+ transien (saluran Ca2+ tipe T), salah satu dari dua jenis saluran Ca2+ berpintu voltase terbuka. Saluran ini membuka sebelum mencapai ambang. Influks singkat Ca2+ yang terjadi semakin mendepolarisai membran, membawanya ke ambang. Jika ambang telah tercapai, terbentuk fase naik potensial aksi sebagai respon terhadap sebagai respons terhadap pengaktifan saluran Ca2+ berpintu voltase yang berlangsung lebih lama (saluran Ca2+ tipe L) dan diikuti oleh influs Ca2+ dalam jumlah besar.

Fase turun disebabkan oleh efluks K+ meningkat akibat pengaktifan saluran K+ berpintu voltase. Setelah potensial aksi selesai, terjadi depolarisasi lambat berikutnya menuju ambang akibat penutupan saluran K+ secara perlahan. Sel-sel jantung non-kontraktil yang mampu melakukan otoritmisitas terletak di tempat-tempat berikut (Gambar 8) yaitu nodus sinuatrialis (nodus SA), nodus atrioventrikularis (nodus AV), berkas his (berkas atrioventrikular), dan serat pukinje.a,e

Gambar 8. Sistem Khusus di Jantung

Nodus sinuatrialis (nodus SA), suatu daerah kecil khusus di dinding atrium kanan dekat pintu masuk vena kava superior. Nodus SA mlepaskan impuls sebanyak 72 kali per menit, frekuensi irama yang lebih cepat diandingkan dalam atrium (40-60 kali permenit), dan ventrikel (20 kali per menit). Nodus SA mengatur frekuensi kontraksi irama, sehingga disebut pemacu jantung.

Nodus atroventrikular (nodus AV) suatu berkas kecil sel-sel otot jantung khusus yang terletak di dasar atrium kanan dekat septum, tepat diatas pertemuan atrium dan ventrikel. Nodus AV menunda impuls seperaturan detik, sampai ejeksi darah atrium selesai sebelum terjadi kontraksi ventriukular.

9

Berkas his (berkas atrioventrikular), suatu jaras sel-sel khusus yang berasal dari nodus AV dan masuk ke septum antarventrikel. Di sini berkas tersebut terbagi menjadi cabang berkas kanan dan kiri yang turun menyusuri septum, melengkung mengelilingi ujung rongga ventrikel, dan berjalan balik ke arah atrium di sepanjang dinding luar.

Serat purkinje serat-serat halus terminal yang menjulur dari berkas his dan menyebar ke seluruh miokardium ventrikel seperti ranting kecil dari suatu cabang pohon. Serabut ini adalah serabut otot jantung khusus yang mampu menghantar impuls dengan kecepatan lima kali lipat kecepatan hantaran serabut otot jantung. Hantaran yang cepat di sepanjang sistem purkinje memungkinkan atrium berkontraksi bersamaan, kemudian diikuti dengan kntraksi ventricular yang serempak, sehingga terbentuk kerja pemompaan darah yang terkoordinasi.

2.2. Siklus Jantung

Sistem sirkulasi terbagi atas 2 macam sirkulasi yaitu sirkulasi pulmonalis dan sirkulasi sistemik.1,9 Sirkulasi pulmonalis terdiri dari lengkung tertutup pembuluh-pembuluh yang mengangkut darah antara jantung dan paru. Bermula dari ventrikel kanan kemudian arteri pulmonal dilanjutkan ke paru kemudian vena pulmonal menuju atrium kiri, fungsi menerima darah penuh CO2 menjadi darah penuh O2 (teroksigenasi).

Sirkulasi sistemik adalah pembuluh yang mengangkut darah antara jantung dan sistem tubuh lain. Bermula dari ventrikel kiri menuju aorta kemudian semua sel menuju vena ke atrium kanan, sebagai transport nutrien, O2 dan zat lain.

Siklus jantung adalah periode dimulainya satu denyutan jantung dan awal dari denyutan selanjutnya. Siklus jantung terdiri dari periode sistol dan diastol. Sistol adalah periode kontraksi dari ventrikel, dimana darah akan dikeluarkan dari jantung. Diastol adalah periode relaksasi dari ventrikel, dimana terjadi pengisian darah.

Diastol dapat dibagi menjadi dua proses yaitu relaksasi isovolumetrik dan ventricular filling. Pada relaksasi isovolumetrik terjadi ventrikel yang mulai relaksaasi, katup semilunar dan katup atrioventrikularis tertutup dan volume ventrikel tetap tidak berubah. Pada ventricular filling dimana tekanan dari atrium lebih tinggi dari tekanan di ventrikel, katup mitral dan katup tricuspid akan terbuka sehingga ventrikel akan terisi 80% dan akan mencapai 100 % jika atrium berkontraksi. Volume total yang masuk ke dalam diastol disebut End Diastolic Volume .

Sistolik dapat dibagi menjadi dua proses yaitu kontraksi isovolumetrik dan ejeksi ventrikel. Pada kontraksi isovolumetrik, kontraksi sudah dimulai tetapi katup – katup tetap tertutup. Tekanan juga telah dihasilkan tetapi tidak dijumpai adanya pemendekan dari otot. Pada ejeksi ventrikel , tekanan dalam ventrikel lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan pada aorta dan pulmoner sehingga katup aorta dan katup pulmoner terbuka dan akhirnya darah akan dipompa ke seluruh tubuh. Pada saat ini terjadi pemendekan dari otot. Sisa darah yang terdapat di ventrikel disebut End Systolic Volume.

Dua bunyi jantung utama dalam keadaan normal dapat didengar dengan stetoskop selama siklus jantung.Bunyi jantung pertama bernada rendah, lunak, dan relatif lama-sering dikatakan terdengar seperti “lub”. Bunyi jantung kedua memiliki nada yang lebih tinggi, lebih singkat dan tajam sering dikatakan dengan terdengar seperti “dup”. Bunyi jantung pertama berkaitan dengan penutupan katup AV , sedangkan bunyi katup kedua berkaitan dengan

10

penutupan katup semilunar. Pembukaan tidak menimbulkan bunyi apapun. Bunyi timbul karena getaran yang terjadi di dinding ventrikel dan arteri – arteri besar ketika katup menutup, bukan oleh derik penutupan katup. Karena penutupan katup AV terjadi pada awal kontraksi ventrikel ketika tekanan ventrikel pertama kali melebihi tekanan atrium, bunyi jantung pertama menandakan awitan sistol ventrikel.Penutupan katup semilunaris terjadi pada awal relaksasi ventrikel ketika tekanan ventrikel kiri dan kanan turun di bawah tekanan aorta dan arteri pulmonalis. Dengan demikian bunyi jantung kedua menandakan permulaan diastol ventrikel.

2.3. Enzim Jantung10

Enzim dapat ditemukan di seluruh tubuh dan dilepaskan untuk mengaktifkan reaksi kimia dan tanggapan untuk mengambil tempat ini. Cardiac zat kimia enzim terdiri dari protein yang penting untuk mengaktifkan fungsi dari otot jantung. Enzim adalah katalis biokimia. Dengan kata lain, enzim adalah molekul protein-besar yang terbuat dari asam amino yang diperlukan untuk struktur tubuh, fungsi, dan peraturan-yang membantu reaksi kimia terjadi. Enzim jantung ditemukan dalam jaringan jantung, dan mereka berfungsi sebagai katalis untuk berbagai reaksi biokimia jantung. Enzim-enzim tersebut selalu hadir dalam darah, bahkan pada mereka dengan kesehatan yang baik, tetapi mereka dilepaskan untuk konsentrasi yang lebih tinggi ketika jaringan jantung menjadi rusak atau harus bekerja lebih keras.

Enzim-enzim jantung utama yang ditemukan pada jaringan jantung troponin T, troponin I, creatine kinase (CK) / Kreatin Phosphokinase (CPK), aminotranferase aspartate (AST) dan laktat dehidrogenase (LDH). Enzim ini semua bangkit dan puncak pada waktu yang berbeda setelah cedera otot jantung dan peningkatan dapat tetap memuncak selama beberapa hari, meskipun kali ini juga variabel dengan enzim yang berbeda.

Enzim adalah katalis biokimia. Dengan kata lain, enzim adalah molekul protein-besar yang terbuat dari asam amino yang diperlukan untuk struktur tubuh, fungsi, dan peraturan-yang membantu reaksi kimia terjadi. enzim jantung ditemukan dalam jaringan jantung dan mereka berfungsi sebagai katalis untuk berbagai reaksi biokimia jantung. enzim jantung utama adalah Troponin dan Kreatin Phosphokinase (CPK).

Kematian atau kerusakan pada sel-sel otot jantung mengarah ke disintegrasi membran sel jantung, yang merupakan jaket luar dari sel-sel otot. Kehilangan hasil sel membran dalam "bocor" enzim otot jantung ke dalam darah yang mengarah ke tingkat tinggi enzim jantung dalam darah setelah serangan jantung atau kerusakan jantung lain.

2.3.1 CK MB (creatinin kinase MB)

Enzim CK-MB dalam keadaan normal ditemukan di dalam otot jantung dan dilepaskan ke dalam darah jika terjadi kerusakan jantung. Peningkatan kadar enzim ini akan tampak dalam waktu 6 jam setelah serangan jantung dan menetap selama 36-48 jam. Kadar enzim ini biasanya diperiksa pada saat penderita masuk rumah sakit dan setiap 6-8 jam selama 24 jam berikutnya. Enzim CPK (Creatine phosophokinase) juga penting, karena memberikan energi

11

yang dibutuhkan untuk gerakan oleh hati. Ketika otot jantung rusak dalam kasus serangan jantung, konsentrasi tinggi enzim jantung yang dilepaskan ke dalam aliran darah.

2.3.2 Troponin (cTn = cardiac specific Troponin)

Troponin adalah enzim jantung sangat penting, karena memainkan peran sentral dalam cara kontrak otot jantung. Troponin kontrol bagaimana otot jantung merespon sinyal yang diterima untuk kontraksi, dan mengatur gaya yang kontraksi otot.

2.3.3 Lactic Dehydrogenase (LDH)

LDH yang paling sering diukur untuk memeriksa kerusakan jaringan. LDH enzim dalam jaringan tubuh, terutama jantung, hati, ginjal, otot rangka, otak, sel-sel darah, dan paru-paru.

2.3.4 Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT)Aminotransferase alanin (ALT)/SGPT merupakan enzim yang utama banyak

ditemukan pada sel hati serta efektif dalam mendiagnosis dekstruksi hepatoseluler.Enzim ini juga ditemukan dalam jumlah sedikit pada otot jantung, ginjal serta otot rangka. Kadar ALT/SGPT seringkali dibandingkan dengan AST/SGOT untuk tujuan diagnostik. ALT meningkat lebih khas daripada AST pada kasus nekrosis hati dan hepatitis akut, sedangkan AST meningkat lebih khas pada nekrosis miokardium (infark miokardium akut), sirosis, kanker hati, hepatitis kronis dan kongesti hati. AST (SGOT) normalnya ditemukan dalam suatu keanekaragaman dari jaringan termasuk hati, jantung, otot, ginjal, dan otak.

1. Curah Jantung dan Kontrolnya1

Curah jantung adalah volume darah yang dipompa oleh masing-masing ventrikel per menit (bukan jumlah total darah yang diompa oleh jantung). Dua penentu curah jantung adalah kecepatan jantung (denyut per menit) dan isi sekuncup (volume dara yang dipompa per denyut). 3.1 Kecepatan Jantung1

Kecepatan jantung ditentukan terutama oleh pengaruh otonom nodus SA. Nodus SA adalah pemacu normal jantung karena memiliki laju depolarisasi spontan yang tinggi. Jantung disarafi oleh kedua divisi sistem saraf otonom, yang dapat memdodifikasi kecepatan (serta kekuatan) kontraksi meskipun stimulasi saraf tidak diperlukan untuk memulai kontraksi. Sarah parasimpatis ke jantung, saraf vagus, terutama menyarafi atrium, khususnya nodus SA dan AV. Persarafan parasimpatis ventrikel tidak banyak. Saraf simpatis jantung juga menyarafi atrium, termasuk nodus SA dan AV, serta banyak menyarafi ventrikel.

Pengaruh sistem parasimpatis pada nodus SA adalah mengurangi kecepatan jantung. Sebaliknya sistem saraf simpatis yang mengontrol kerja jantung pada situasi darurat atau olah raga, ketika dibutuhkan peningkatan aliran darah, mempercepat frekuensi denyut jantung melalui efeknya pada jaringan pemacu. Dengan demikian efek parasimpatis dan simpatis pada jantung bersifat antagonistik (saling bertentangan). Kecepatan jantung ditingkatkan oleh peningkatan aktivitas simpatis disertai penurunan aktivitas parasimpatis.

12

3.2 Isi sekuncup1

Komponen lain di samping kecepatan jantung yang menentukan curah jantung adalah isi sekuncup, jumlah darah yang dipompa keluar oleh masing-masing ventrikel pada setiap isi sekuncup. Dua jenis kontrol yang mempengaruhi isi sekuncup adalah kontrol intrinsik dan kontrol ekstrinsik.

Kontrol intrinsik berkaitan dengan jumlah aliran balik vena. Kontrol intrinsik ini bergantung pada hubungan panjang tegangan otot jantung. Penentu utama panjang serat otot jantung adalah derajat pengisian diastole. Semakin besar pengisian diastole, semakin besar volume diastolic akhir (VDA), dan semakin terenggang jantung. Semakin terenggang jantung semakin besar panjang awal serat otot sebelum kontraksi. Peningkatan panjang menghasilkan peningkatan kekuatan pada kontraksi selanjutnya sehingga isi sekuncup juga meningkat. Dua manfaat penting dari hubungan isi sekuncup dengan aliran balik vena. Pertama yaitu menyamakan pengeluaran (curah) antara sisi kanan dan sisi kiri jantung sehingga darh yang dipompa keluar oleh jantung terdistribusi merata antara pulmonal dan sistemik. Kedua, jika dibutuhkan curah jantung yang besar, maka aliran balik vena ditingkatkan melalui kerja sistem saraf simpatis.

Kontrol ekstrinsik yang berkaitan dengan tingkat stimulasi pada jantung. Kontrol ekstrinsik oleh faktor-faktor yang berasal dari luar jantung dengan yang terpenting adalah kerja saraf simpatis dan epinefrin. Stimulasi simpatis dan epinefrin meningkatkan kontraktilitas jantung, yaitu kekuatan kontraksi di setiap VDA. Stimulasi simpatis meningkatkan isi sekuncup tidak saja dengan memperkuat kontraktilitas jantung tetapi juga dengan meningkatkan aliran balik vena. Stimulasi simpatis menyebabkan kontriksi vena, ang memeras lebi banyak darah dari vena ke jantung, meningkatkan VDA dan karenanya semakin meningkatkan isi sekuncup.

2. Elektrokardiogram (EKG)1,3

Arus listrik yang dihasilkan oleh otot jantung selama depolarisasi dan repolarisasi menyebar ke dalam jaringan sekitar jantung dan dihantarkan melalui cairan tubuh dan dapat dideteksi dengan menggunakan elektroda perekam. Rekaman yang dihasilkan adalah suatu elektrokardiogram. Elektrokardiogram (EKG) adalah rekaman grafik aktivitas yang menyertai kontraksi atrium dan ventrikel jantung (gambar 9). Depolarisasi dan polarisasi otot jantung mengasilkan daya potensial pada permukaan kulit yang dapat direkam melalui sebuah poligraf atau oliskop setelah melekatkan elektroda permukaan pada lokasi yang tepat.

Gambar 9. Elektrokardiogram3

13

Posisi elektroda berhubungan satu sama lain dan terhadap jantung disebut sadapan (lead). Ada 12 sadapan (lead) berbeda yang masing-masing merekam aktivitas listrik di jantung dari lokasi yag berbeda-beda. Enam sadapan dari ektremitas atas dan enam sadapan dada di berbagai tempat di sekitar jantung. Sadapan ekstremitas mencakup sadapan I, II, III, aVR, aVL, dan aVF (Gambar 10).

Sadapan I, II, dan III adalah sadapan bipolar karena digunakan dua elektroda perekam.Rekaman mencatat perbedaan potensial antara dua elektroda. Sadapan aVR, aVL, dan aVF adalah sadapan unipolar. Meskipun digunakan dua elektroda, namun hanya potensial sebenarnya di bawah satu elektroda, elektroda eksplorasi yang direkam. Elektroda yang lain diset pada potensial nol dan berfungsi sebagai titik referensi netral. Enam sadapan dada V1 sampai V6, juga merupakan sadapan unipolar. Elektroda eksplorasi terutama merekam potensial listrik otot jantung yang terletak tepat di bawah elektroda di enam lokasi berbeda di sekitar jantung.

Gambar 10. Sadapan ElektrokardiogramEKG normal memiliki tiga bentuk gelombang yang jelas geolmbang P, komplek QRS,

dan gelombang T (Gambar 9). Gelombang P mencerminkan depolarisasi atrium. Gelombang yang pertama kali terekam ialah gelombang P terjadi ketika impuls atau gelombang depolarisasi menyebar ke seluruh atrium. Kompleks QRS mencerminkan depolarisasi ventrikel. Aktivitas listrik yang berkaitan dengan repolarisasi atrium normalnya terjadi bersamaan dengan depolarisasi ventrikel dan ditandai oleh kompleks QRS. Gelombang T mencerminkan repolarisasi ventrikel.

Kesimpulan

Skenario yang di dapat pada kasus kali ini adalah seorang laki-laki berusia 50 tahun datang ke dkter dengan keluhan nyeri pada dada sebelah kiri dan menjalar sampai bahu kiri sejak 3 hari yang lalu. Nyeri semakin bertambah dan terasa seperti tertidih beban berat pada dadanya. Riwayat menderita tekanan darah tinggi sejak 5 tahun yang lalu. Dokter menganjurkan untuk dilakukan pemeriksaan EKG dan kadar enzim jantung. Elektrokardiogram (EKG) adalah rekaman grafik aktivitas yang menyertai kontraksi atrium dan ventrikel jantung. Sehingga kita dapat mengetahui rekaman aktivitas jantung pada keadaan normal ataupun tidak normal.

Pada skenario kali ini dapat di lihat bahwa seorang laki-laki berusia 50 tahun mempunyai keluhan nyeri pada dada sebelah kiri dan menjalar ke bahu kiri sejak tiga hari yang lalu. Laki-laki tersebut juga menderita tekanan darah tinggi sejak 5 tahun yang lalu. Dapat dikatakan bahwa laki-laki tersebut mengalami gangguan pada struktur organ, rungsi dan mekanisme

14

kerja pada jantung. Sehingga hipotesis di benarkan bahwa nyeri pada dada kiri yang menjalar hingga ke bahu kiri terjadi disebabkan oleh adanya gangguan pada struktur organ dan mekanisme jantung.

Daftar Pustaka1. Sherwood L. Fisiologi manusia. Ed. 6. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC; 2007.2. Watson R. Anatomi dan fisiologi untuk perawat. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

EGC; 2003.3. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;

2004.4. Gibson J. Fisiologi dan anatomi modern. Ed. 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;

2003.5. Wong WW, Kindangen K, Listiawati E. Sistem kardiovaskuler 1. Jakarta: Fakultas

Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana; 2013.6. Junqueira, Carlos L, Carneiro J. Otot Jantung.dr.Frans Dany(eds).Histologi Dasar Teks

dan Atlas Ed. 10.Jakarta: Penerbit Buku Kedkokteran EGC; 2007.7. Victor E. Atlas histologi di fiore dengan korelasi fungsional. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC; 2003.8. Craigmyle. Atlas berwarna histologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2000.9. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran. Ed. 22. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

EGC; 200810. Kuchel P, Ralston GB. Biokimia. Jakarta: Erlangga; 2006.

15