PBL 8 BLOK 6

35
Tinjauan pustaka Pendarahan Otak Imelda B5 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Krida Wacana Jln. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510. Telephone : (021) 5694-2061, fax : (021) 563- 1731 Abstrak Otak merupakan pusat dari keseluruhan tubuh manusia dan mengendalikan semua fungsi tubuh mulai dari pengendalian proses berpikir, berhitung, memori, bahasa, emosi, denyut jantung, aliran darah, kemampuan gerak atau motorik, suhu tubuh, keseimbangan cairan, keseimbangan hormonal, dan pengendalian semua organ tubuh tanpa terkecuali. Oleh karena itu, otak perlu mendapat perlindungan yang sangat ekstra demi menjaga kelangsungan kerjanya. Terdapat berbagai struktur dari kepala yang melindungi otak diantaranya tengkorak. Terdapat juga lapisan-lapisan atau membran pembungkus otak dan sistem saraf tepi yang ada di dalamnya yang disebut dengan meninges. Dan juga terdapat cairan di otak yang mempunyai fungsi yang bervariasi yang dinamakan cairan serebrospinal (CSS) atau liquor cerebrospinal (LCS). Namun untuk melaksanakan semua fungsi tersebut, otak perlu mendapatkan energi dan nutrisi serta oksigen yang dimediasi oleh sistem vaskularisasi yang berada di otak. Kata kunci: cerebrum, meninges, cairan serebrospinal (CSS), vaskularisasi. Abstract Brain is the center of the whole human body and controls all body functions ranging from process control thinking, counting, memory, language, emotions, heart rate, blood flow, movement or motor skills, body temperature, fluid balance, hormonal balance, and control of all organs of the body without exception. Therefore brains

description

pbl 8

Transcript of PBL 8 BLOK 6

Page 1: PBL 8 BLOK 6

Tinjauan pustaka

Pendarahan OtakImelda

B5Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Krida Wacana

Jln. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510. Telephone : (021) 5694-2061, fax : (021) 563-1731

Abstrak

Otak merupakan pusat dari keseluruhan tubuh manusia dan mengendalikan semua fungsi tubuh mulai dari pengendalian proses berpikir, berhitung, memori, bahasa, emosi, denyut jantung, aliran darah, kemampuan gerak atau motorik, suhu tubuh, keseimbangan cairan, keseimbangan hormonal, dan pengendalian semua organ tubuh tanpa terkecuali. Oleh karena itu, otak perlu mendapat perlindungan yang sangat ekstra demi menjaga kelangsungan kerjanya. Terdapat berbagai struktur dari kepala yang melindungi otak diantaranya tengkorak. Terdapat juga lapisan-lapisan atau membran pembungkus otak dan sistem saraf tepi yang ada di dalamnya yang disebut dengan meninges. Dan juga terdapat cairan di otak yang mempunyai fungsi yang bervariasi yang dinamakan cairan serebrospinal (CSS) atau liquor cerebrospinal (LCS). Namun untuk melaksanakan semua fungsi tersebut, otak perlu mendapatkan energi dan nutrisi serta oksigen yang dimediasi oleh sistem vaskularisasi yang berada di otak.

Kata kunci: cerebrum, meninges, cairan serebrospinal (CSS), vaskularisasi.

Abstract

Brain is the center of the whole human body and controls all body functions ranging from process control thinking, counting, memory, language, emotions, heart rate, blood flow, movement or motor skills, body temperature, fluid balance, hormonal balance, and control of all organs of the body without exception. Therefore brains need to get extra protection so it works in order to maintain continuity. There are various structures of the head among which the skull protects the brain. There are also layers or membranes covering the brain and peripheral nervous system that is in it is called the meninges. And also there is fluid in the brain that have a variety of functions, called cerebrospinal fluid (CSS) or liquor cerebrospinal (LCS). However, to carry out all these functions, the brain needs to obtain energy and nutrients as well as oxygen-medeiated vascularization system in the brain.

Keywords: cerebrum, meninges, cerebrospinal fluid (CSS), vascularization

Page 2: PBL 8 BLOK 6

Pendahuluan

Disaat melakukan suatu aktifitas, seperti bernafas, melihat, mendengar, mengangkat

beban itu semua diatur oleh otak. Otak sebagai sistem saraf pusat yang artinya semua sistem

saraf akan berujung pada otak. Semua aktifitas – aktifitas tadi bergantung pada kinerja otak .

Tanpa adanya sistem pengolahan di otak baik sinaps maupun impuls yang disalurkan ke otak,

manusia tidak akan mampu bereaksi atau menanggapi suatu rangsangan, baik yang berasal

dari dalam tubuh (internal) maupun yang berasal dari luar tubuh (eksternal). Sistem saraf

akan berhubungan dengan sistem koordinasi serta bereaksi terhadap impuls yang dikirim oleh

reseptor sensoris yang dikenal sebagai saraf.1

Tengkorak sebagai pelindung jaringan otak mempunyai daya elastisitas untuk

mengatasi trauma bila dipukul atau terbentur benda tumpul. Namun pada benturan, beberapa

mili detik akan terjadi depresi maksimal dan diikuti osilasi. Trauma pada kepala dapat

menyebabkan fraktur pada tengkorak dan trauma jaringan lunak/otak atau kulit seperti

kontusio/memar otak, oedem otak, perdarahan dengan derajat yang bervariasi tergantung

pada luas daerah trauma.2

Isi

Identifikasi Istilah yang Tidak diketahui

Tidak ada

Rumusan Masalah

Seorang laki-laki 27 tahun tidak sadarkan diri karena pendarahan pada batang otak,

cerebellum dan saraf kranialnya.

Hipotesis

Seorang laki-laki 27 tahun tidak sadarkan diri setelah mengalami kecelakaan sepeda motor

yang disebabkan karena pendarahan pada batang otak,cerebellum dan cedera pada saraf

kranial disekitarnya.

Page 3: PBL 8 BLOK 6

Pembahasan

Truncus Encephalon (Batang Otak)

Batang otak atau truncus encephalon merupakan daerah paling tua dan paling kecil

di otak, bersambungan dengan korda spinalis. Bagian ini mengatur dan mengontrol banyak

proses untuk mempertahankan hidup, misalnya bernapas, sirkulasi pencernaan. Proses-proses

diatas disebut proses vegetatif.1 Struktur batang otak berada pada bagian posterior otak.

Batang otak merupakan sebutan untuk kesatuan dari tiga struktur medulla oblongata, pons

dan mesencephalon. Pada gerak volunter, batang otak merupakan jalur yang dilalui impuls

rangsang sebelum mencapai cerebrum. Impuls rangsan dihantarkan oleh traktus ascendentes

(serat-serat saraf yang menghantarkan impuls ke otak) untuk diolah di otak, lalu impuls

respon dihantarkan oleh traktus descendentes (serat-serat saraf yang menghantarkan impuls

menjauhi otak).3 Pada perbatasan antara batang otak dan medulla spinalis terjadi deccusatio

(penyilangan) serat-serat kortikospinal (serat-serat saraf descendentes dari cerebrum ke

medulla spinalis) serat-serat kortikospinal dari otak kiri menyilang ke bagian kanan medulla

spinalis dan serat dari otak kanan menyilang ke bagian kiri. Penyilangan ini menyebabkan

bagian tubuh kanan dikendalikan oleh otak kiri dan bagian tubuh kiri dikendalikan oleh otak

kanan. Batang otak merupakan tempat melekatnya seluruh saraf kranial, kecuali saraf I dan II

yang menempel pada cerebrum. Batang otak terdiri dari tiga bagian utama yaitu

mesencephalon, pons dan medulla oblongata.3

Fungsi dari batang otak (mesecephalon, pons dan medulla oblongata) adalah tempat keluar

nervus kranialis, pusat pernapasan, kardiovaskular dan pencernaan, pengaturan refleks otot

yang berhubungan dengan keseimbangan dan postur, penerima dan pengintegrasi input

sinaptik dari medulla spinalis, aktivasi korteks cerebrum serta pengatur siklus tidur.3

1. Mesencephalon2

Mesencephalon atau otak tengah (disebut mid brain) adalah bagian teratas dari batang

otak yang menghubungkan otak besar dan otak kecil. Mesencephalon terdiri dari banyak

nuklei dan berkas serabut saraf asenden desenden, bentuk konus dan berhubungan dengan

pons disebelah superior serta medulla spinalis disebelah inferior. Merupakan batang otak

yang pendek dan terkontriksi, yang menghubungkan pons dan cerebelum.

Fungsi dari mesencephalon adalah sebagai jalur penghantar dan pusat refleks dan juga

berfungsi dalam mengontrol respon penglihatan, gerakan mata, pembesaran pupil mata,

Page 4: PBL 8 BLOK 6

mengatur gerakan tubuh dan pendengaran. Mesecephalon terdiri atas 4 bagian yang

menonjol keatas, 2 disebelah atas yang disebut korpus kuadrigeminus superior, 2

disebelah bawah yang disebut kuadrigeminus inferior. Mesencephalon mempunyai serat-

serat saraf nervus trochclearis yang bertugas untuk membantu pergerakan mata dan

mengangkat kelopak mata, serta memutar mata dan pusat mata. Bagian-bagian

mesencephalon yaitu korpora kuadrigemina adalah kolikulus superior (berkaitan dengan

refleks visual) dan inferior (berkaitann dengan refleks auditori), pedunkulus cerebralis

adalah 2 berkas serabut silindris yang terbentuk dari traktus ascenden dan descenden yang

membentuk bagian dasar mesencephalon, serta bagian yang mengandung aquaductus

sylvius adalah saluran yang menghubungkan ventrikel dengan ventrikel lainnya.

Didalam mesencephalon mengandung nuklei saraf kranial III, IV dan V. Terdapat juga

substansi nigra , yakni area neuron berpigmen yang penting dalam fungsi motorik. Selain

itu ada juga nukleus merah, yaitu masa neuron merah muda berbentuk oval yang berperan

dalam tonus otot dan postur. Diencephalon, yaitu bagian otak paling atas diantara

cerebelum dengan mesencephalon, yaitu kumpulan sel saraf yang terdapat dibagian depan

lobus temporalis dan terdapat kapsula interna yang menghadap kesamping. Fungsi dari

diencephalon yaitu vasokontruktor yaitu mengecilkan pembuluh darah, respiratori yaitu

membantu pernapasan, mengontrol gerakan refleks dan membantu pekerjaan jantung.2

2. Pons3

Pons merupakan stasiun pemancar yang mengirimkan data ke pusat otak bersama dengan

formatio reticular. Pons yang menentukan apakah kita terjaga atau tertidur. Pons terletak

dianterior cerebelum, inferior dari mesencephalon dan superior dari medulla oblongata.

Pons memiliki banyak serabut yang berjalan transversal pada permukaan anteriornya

yang menghubungkan kedua hemisfer cerebeli, banyak nuklei dan serabut saraf asenden

dan desenden. Pons terdiri substansi alba dan menghubungkan medulla dengan berbagai

bagian otak melalui pendunkulus cerebralis. Pons merupakan pusat respiratori, mengatur

frekuensi dan kedalaman pernapasan serta terdapat nuklei saraf kranial 5,6,7 dan 8. Pons

varoli berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan, juga

menghubungkan otak besar dan sum-sum tulang belakang. Jembatan varol terletak

didepan cerebelum diantara otak tengah dan medulla oblongata. Pada jembatan varol

terdapat premotoksid yang mengatur gerakan penapasan dan refleks.3

Page 5: PBL 8 BLOK 6

3. Medulla Oblongata1

Medulla oblongata merupakan bagian yang menghubungkan antara prosencephalon dan

rhombencephalon, terdapat rongga sempit di mesencephalon yang disebut aquaductus

cerebri yang menghubungkan ventrikulus tertius dengan ventrikulus quartus. Pada

medulla oblongata terdapat banyak nuklei yang berfungsi menyalurkan serabut saraf

asenden dan desenden. Memiliki panjang sekitar 3 sampai 4 centimeter, berawal dari pons

foramen magnum. Bagian depan, medulla adalah pyramid (tonjolan substansi putih, yang

merupakan lanjutan dari akson pada pedunkulus cerebri). Pada bagian belakang medulla

oblongata terdapat sebagian lanjutan traktus sensorik. Nuklei merupakan pusat pemancar

informasi yang dikirim ke pusat otak yang lebih tinggi atau ke cerebelum. Pusat medulla

adalah nuklei yang berperan dalam pengendalian fungsi seperti frekuensi jantung, tekanan

darah, pernapasan, batuk, menelan, dan muntah. Dalam medulla terdapat nuklei saraf

kranial 9, 10, 11 dan 12 medulla oblongata atau sum-sum sambung berfungsi menghantar

impuls untuk yang datang dari medulla spinalis menuju ke otak. Medulla oblongata

merupakan bagian dari batang otak yang paling bawah yang menghubungkan pons varoli

dengan medulla spinalis. Medulla oblongata juga mempengaruhi jembatan, refleks

fisiologi seperti detak jantung, tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat

penceranan dan sekresi kelenjar pencernaan. Selain itu, medulla oblongata juga mengatur

gerak refleks yang lain seperti batuk, bersin, dan berkedip.1

Decussatio pyramid terletak di area superior medulla spinalis. Pyramid menonjol keluar

karena 80% serabut pyramida bersilangan ke sisi lain medulla spinalis. Traktus

pyramidalis atau kortikospinalis lateral adalah jalur motorik utama dari cerebrum ke

medulla spinalis. Sisa 15 % akson akan memanjang pada traktus kortikospinalis dan

bersilangan di medulla spinalis.3

Formatio reticularis merupakan jaring-jaring serabut saraf dan badan sel dan bersilangan

di medulla spinalis. Formatio reticularis merupakan jaring-jaring serabut saraf dan badan

sel yang tersebar di keseluruhan bagain medulla oblongata, pons mesencaphalon

berfungsi untuk memicu dan mempertahankan kewaspadaan dan kesadaran.4

Page 6: PBL 8 BLOK 6

Struktur Mikroskopis Truncus Encephalon4

Truncus encephalon (cerebrum, cerebellum, dan brainstem) dan medulla

spinalis secara histologi terbagi menjadi dua komponen utama yaitu substansi grisea

dan substansi alba:4

1. Substansi grisea : Jaringan saraf berisi banyak perikarya atau soma dari neuron,

dendrit, glia, pembuluh darah, dan sedikit serabut saraf yang bermyelin. Karakter

utama dari substansi grisea ini berwarna kelabu karena adanya badan sel saraf

yang relatif besar, nukleus bulat dikelilingi badan Nissl. Substansi grisea pada

otak berada di perifer, membentuk cortex cerebrum dan cerebellum. Tetapi pada

medulla spinalis berada di sentral berbentuk H.

2. Substansi alba: Kontras dengan substansi grisea. Substansi alba berwarna putih,

tidak mempunyai perikarya, axon bermyelin secara merata. Terletak pada lapisan

dalam otak. Tidak termasuk nuclei dan ganglia. Di otak dalam juga terdapat

substansi grisea yang dikelilingi sedikit atau banyak substansi alba, inilah yang

disebut nuclei.

I. Cerebral Cortex

Di cerebral cortex terdapat enam lapisan yang dapat dibedakan, membentuk

bagian perifer dari hemispherium cerebri. 

a.  Lapisan molecular : berisi serabut saraf yang berasal dari otak bagian lain,

paralel dengan permukaan.

b.  Lapisan granular externa : berisi sel granular (stellate interneuron) kecil dan

neuroglia.

c.  Lapisan piramidal externa : juga berisi neuroglia dan piramidal yang semakin

ke dalam semakin besar.

d.  Lapisan granular interna : relatif tipis, berisi neuron yang menerima input

sensoris. Pada area visual, lapisan ini sangat menonjol.

e.  Lapisan piramidal interna : tersusun atas sel piramidal besar yang mempunyai

jarak antar sel satu dengan yang lain. Sel besar terutama pada area motorik cortex

cerebri.

f.  Lapisan multiformis (fusiformis) : memiliki neuroglia dan neuron yang

berbentuk gelendong, tetapi bisa juga memiliki bentuk     dan orientasi yang

bermacam-macam

Page 7: PBL 8 BLOK 6

II. Cerebellar Cortex

Dibagi menjadi 3 lapisan yang sedikit bervariasi tergantung areanya.

a. Lapisan pertama (molecular) : berisi neuropil yang berasal dari dari

dendrit neuron yang berada di dalam lapisan tengah, dan axon neuron yang

berada di dalam lapisan terdalam.

b. Lapisan tengah : tipis, terbentuk oleh selapis neuron besar yaitu sel

piriformis atau sel Purkinje. Bentuknya seperti botol dan mempunyai

cabang dendrit yang sangat besar, memanjang sampai lapisan pertama.

c. Lapisan ketiga (granular) : berisi banyak neuron kecil (sel granular), axon

menuju arah yang berlawanan dari sel piriformis.

Medulla Spinalis

Posisi substansia alba dan grisea terbalik dibandingkan dengan otak. Lapisan

eksternal berisi substansia alba yang menyusun berkas serabut saraf yang naik dan

turun. Serabut saraf yang memasuki medulla spinalis (aferen) terletak di dorsal,

sedangkan yang keluar dari medulla spinalis (eferen) terletak di ventral.

Substansia grisea dalam potongan melintang tampak berbentuk H atau kupu-kupu,

dengan kanalis sentralis berada di tengah yang disebut gray commissure.

Struktur Makroskopis Cerebellum5

Cerebelum adalah bagian otak yang ukurannya hampir sama dengan bola kasti dan

kondisinya sangat berlipat - lipat serta terletak di bawah lobulus oksipitalis korteks dan

melekat ke punggung bagian atas batang otak.

Gambar 1: Cerebellum2

Page 8: PBL 8 BLOK 6

Di serebelum ditemukan lebih banyak neuron individual daripada di bagian otak lainnya, dan

hal ini menunjukan pentingnya struktur ini. Serebelum terdiri dari tiga bagian yang secara

fungsional berbeda beda dengan peran berbeda yang terutama berkaitan dengan kontol bawah

sadar aktivitas motorik. Secara spesifik, bagian- bagian serebelum tersebut ialah yang

pertama vestibuloserebelum penting untuk mempertahankan keseimbangan dan kontrol

gerakan mata. Kedua yaitu spinoserebelum meningkatkan tonus otot dan mengkoordinasikan

gerakan volunter terampil. Bagian otak ini sangat penting dalam memastikan waktu yang

tepat kontraksi berbagai otot untuk mengkoordinasi gereakan yang melibatkan banyak sendi.

Seperti contoh gerakan sendi bahu, siku, dan pergelangan tangan kita harus sinkron.5 Ketika

daerah- daerah korteks motorik mengirimkan pesan ke otot- otot untuk mengeksekusi

gerakan tertentu, spinoserebelum diberi informasi tentang perintah motorik yang diinginkan.

Bagian ini juga menerima masukan dari reseptor- reseptor perifer tentang gerakan tubuh dan

posisi yang sebenernya terjadi. Dan yang ketiga yaitu serebroserebelum berperan dalam

perencanaan dan inisiasi aktivitas volunter dengan memberikan masukan ke daerah motorik

korteks. Ini juga merupakan bagian serebelum yang menyimpan ingatan prosedural.3

Gambar 2. Cerebellum5

Cerebelum bertanggung jawab untuk mengkoordinasi dan mengendalikan ketepatan

gerakan otot dengan baik. Bagian ini memastikan bahwa gerakan yang dicetuskan disuatu

tempat di SSP berlangsung dengan halus bukannya mendadak dan tidak terkoordinasi.

Cerebelum juga berfungsi untuk mempertahankan postur tubuh. Bagian ini membantu

Page 9: PBL 8 BLOK 6

mempertahankan ekulibrium tubuh. Informasi sensorik dari telinga dalam dibawa ke lobus

Cerebelum.5

Selain itu juga, Serebelum berfungsi sebagai modulator latihan dan kerja motorik

untuk membantu memperhalus gerakan. Secara anatomis Cerebelum dibagi menjadi vermis

di garis tengah dan dua hemisfer. Suplai darah ke serebelum berasal dari sistem

vertebrobasilar melalui arteri serebelaris posterior, arteri serebralis anteinferior dan arteri

serebralis superior.4

Gejala- gejala penyakit serebelum berikut dapat mengarah pada hilangnya fungsi motorik

serebelum: gangguan keseimbangan, nistagmus (gerakan mata osilatif ritmik), penurunan

tonus otot tetapi bukan paralisis, ketidak mampuan melakukan gerakan- gerakan cepat

dengan lancar, dan ketidakmampuan melakukan gerak- gerakan cepat dengan kontraksi otot

secara tepat. Yang terkahir ini menyebabkan intention tremor yang ditandai dengan gerakan

maju- mundur osilatif anggota badan ketika anggota badan tersebut mendekati suatu temoat

yang dituju. Sewaktu orang dengan kerusakan serebelum mencoba mengambil sebuah pensil,

ia mungkin melakukan gerakan tangan melebihi sasaran (over shoot) lalu menarik kembali

secara berlebihan, mengulang gerakan maju mundur ini sampai ia berhasil memegang pensil

tersebut.3

Struktur Mikroskopik Cerebellum6

Pada otak kecil atau cerebelum terdapat korteks yang hanya memiliki tiga lapisan

yaitu lapisan molekuler, lapisan ganglioner/sel purkinye dan sel granular. Sel – sel yang

terdapat pada serebelum yaitu sel stella, sel basket dan sel purkinye. Pada lampilan

mikroskopik memperlihatkan suatu lapisan molecular yang paling luar dan lapisan granular

yang paling dalam. Lapisan molecular mengandung beberapa sel saraf dan pada sayatan

melintang, terlihat gambaran punctata yang halus. Sel-selnya kecil dan tersusun dalam bagian

luar dan bagian dalam. Sel-sel keranjang (basket cells) pada bagian dalam berjalan melewati

lapisan molecular pada sebuah bidang tegak lurus terhadap sumbu panjang folium dan

mengeluarkan banyak collateral dengan arborizasi di sekitar sel-sel purkinje. Sel-sel stellata

serupa dengan sel-sel keranjang, tetapi letaknya superficial. Sel-sel purkinje membentuk

sehelai lapisan sel-sel besar pada hubungan antara lapisan molecular dan granular. Serabut-

serabut pemanjat (climbing fibers) merupakan serabut saraf afferent dari nuclei olivarius

inferior yang berakhir pada lapisan molecular di dekat sel-sel purkinje. Lapisan granular

mempunyai ciri khas dengan banyaknya sel-sel granula yang kecil. Setiap sel granula

Page 10: PBL 8 BLOK 6

mengirimkan sebuah akson ke lapisan molecular, dimana akson ini bercabang membentuk

huruf T yang kedua lengannya (serabut paralel) berjalan lurus serta memanjang, membuat

hubungan synaptik dengan pohon-pohon dendrit sel purkinye.7

Gambar 3. Lapisan korteks cerebelum.7

Struktur Makroskopik Saraf Kranial atau Nervi Craniales8

Pada nervi craniales berisi berkas serat sensorik dan motorik yang memiliki fungsi

menginervasi otot - otot atau kelenjar dan membawa impuls dari reseptor sensorik atau

kombinasi jenis – jenis serat tersebut. Terdapat dua belas pasang saraf yang masing – masing

saraf membawa satu atau lebih dari lima komponen fungsional utama:8

1. Saraf yang pertama adalah Olfactorius berupa saraf sensorik khusus (aferen

viceral khusus) yang merupakan sensasi penghidu, sensasi bau yang disebabkan

oleh zat-zat berbau yang disemprotkan di lingkungan. Saraf ini berasal dari

epitelium olfaktori mukosa nasal. Berkas serabut sensorik mengarah ke bulbus

olfaktori melalui foramen lamina cribosa dan menjalar melaluli traktus olfaktori

sampai ke ujung lobus temporal (gyrus olfaktori) dan corteks piriformis. Beberapa

kelainan yang mempengaruhi olfactorius adalah anosmia yang merupakan

penyakit yang tidak bisa mencium sesuatu dikarenakan terjadi sesuai penuaan,

fraktur pada lamina cribosa dan tumor meninges dalam fossa cranii anterior yang

menekan bulbus atau tractus olfaktorius. Serta kelainan berupa halusinasi olfaktori

yaitu lesi pada lobus temporalis hemisfer cerebri dan epilepsi pada lobus

temporalis.

2. Saraf yang kedua dalah Opticus berupa saraf sensorik khusus (aferen somatik

khusus) yang merupakan sensasi penglihatan. Impuls dari sel batang dan sel

Page 11: PBL 8 BLOK 6

kerucut pada retina mata dibawa ke badan sel akson yang membentuk saraf optik.

Setiap saraf optik keluar dari bola mata pada bintik buta dan masuk ke rongga

kranial melalui foramen optik. Serabut dari bagian nassal pada setiap mata

menyilang di bagian anterior hipotalamus untuk membentuk chiasma opticus dan

serabut pada bagian temporal setiap mata lewat tanpa bersilangan. Seluruh serabut

memanjang di tractus opticus, bersinapsis pada sisi lateral nuklei genikulasi

talamus, dan menonjol ke atas sampai ke area visual lobus oksipital untuk persepsi

indera penglihatan.

3. Saraf yang ketiga dalah Oculomotorius yang membawa dua serat saraf motorik

(eferen somatik umum) dan motorik visceral (eferen visceral umum). Saraf ini

bercabang menjadi dua divisi yaitu divisi superior yang mempersarafi otot m.

levetor palpebrae dan rectus superior. Sedangkan divisi inferior mempersarafi otot

m,rectus media, m.rectus inferior dan, oblique inferior. Neuron motorik berasal

dari otak tengah dan membawa impuls ke seluruh otot bola mata ( kecuali otot

oblik superior dan rektus lateral). Ke otot yang membuka kelopak mata, dan ke

otot polos tertentu pada mata. Sedangkan Serabut sensorik membawa informasi

indera otot (kesadaran proprioperatif) dari otot mata yang terinervasi ke otak.

4. Saraf yang keempat adalah Trochlearis yang berupa serat saraf motorik somatik

(eferen somatik umum) dan proprioseptif ke m. oblique superior. Saraf ini

memiliki nukleus yang berada di caudal dari saraf opticus yang jalannya hampir

sama dengan saraf opticus dan merupakan saraf cranial paling kecil. Neuron

motorik berasal dari langit langit otak tengah dan membawa impuls ke otot oblik

superior bola mata. Sedangkan serabut sensorik dari spindel otot menyampaikan

informasi indera otot dari otot oblik superior ke otak.

5. Saraf keenam adalah Abducens yang berupa serat saraf mototrik somatik (eferen

somatik umum) dan proprioseptif ke m. rectus lateralis. Nukleusnya berada tepat

di median pons. Neuron motorik berasal dari sebuah nukleus pada pons yang

menginservasi otot rektus lateral mata. Sedangkan serabut sensorik membawa

pesan propioseptif dari otot rektus lateral ke pons.

6. Saraf kelima adalah Trigeminus, saraf terbesar yang keluar dari aspek lateral pons

oleh akar sensorik besar (ganglion trigeminal) dan akar mototrik kecil. Saraf ini

memiliki empat nukleus, satu serat saraf mototrik (eferen visceral khusus) yang

Page 12: PBL 8 BLOK 6

mempersarafi otot – otot mastikasi dan tiga serat saraf sensorik (aferen somatik

umum) terletak dalam ganglia trigeminal (semiulnar) yang mempersarafi wajah,

gigi, mulut, cavum nasi, lidah dan kelenjar. Serat saraf sensorik ini akan

bercabang menjadi tiga bagian yaitu Opthalamic nerve (Cranial Nerve V1),

Maxiliary nerve (Cranial Nerve V2) dan Mandibular nerve (Cranial Nerve V3).

Pada Cranial nerve V1 akan bercabang menjadi frontal nerve, lacrimal nerve, dan

nasociliary nerve. akan membawa informasi dari kelopak mata, sisi hidung,

rongga nasal, dan kulit dahi serta kepala. Pada cranial nerve V2 akan bercabang

menjadi zygomatic nerve, intraorbital nerve, dan superior alveolar nerve. Akan

membawa informasi dari kulit wajah, rongga gigi dan palatum. Pada cranial nerve

V3 akan bercabang menjadi mandibular nerve, auricolotemporal nerve, buccal

nerve, lingual nerve, dan inferior alveolar nerve. Akan membawa informasi dari

gigi bawah, gusi, bibir, kulit rahang, dan area temporal kulit kepala. Cedera pada

saraf kelima yaitu berupa paralisis otot mastikasi, hilangnya kemampuan

merasakan sensasi taktil lembut, termal atau nyeri pada wajah serta hilangnya

refleks kornea dan refleks bersin. Cedera tersebut dapat diakibatkan oleh beberapa

penyebab yang berupa trauma dental, herpes zoster, tumor kranial, tumor kepala

dan leher dan lain – lain.9

7. Saraf ketujuh adalah Facialis yang memiliki satu serat saraf sensorik dan tiga serat

saraf motorik. Neuron motorik terletak dalam nuklei pons. Neuron ini

menginservasi otot ekspresi wajah, termasuk kelenjar air mata dan kelenjar saliva.

Sedangkan neuron sensorik membawa informasi dari reseptor pengecap pada

pertiga bagian anterior lidah. Cedera pada saraf ketujuh diantaranya saraf

mototriknya yang paling sering mengalami paralisis yang terjadi pada otot – otot

wajah, selain itu dapat juga lesi dekat ganglion geniculatum yang mengakibatkan

hilangnya fungsi mototrik ataupun pengecap dan otonom, serta lesi pada sentral

saraf ketujuh atau lesi pada sistem saraf pusat yang mengakibatkan paralisis otot

wajah inferior kontralateral. Beberapa cedera tersebut dapat disebabkan karena

fraktur pada os temporal, tumor otak, meningitis, atau virus herpes. Penyakit yang

sering dijumpai karena cedera pada saraf ketujuh adalah bell’s palsy yang terlihat

seperti stroke pada muka.

8. Saraf kedelapan adalah Vestibulocochlearis yamg berfungsi sebagai saraf sensorik

khusus (aferen somatik khusus) yang merupakan sensasi khusus pendengaran dan

Page 13: PBL 8 BLOK 6

keseimbangan. Perjalanan saraf vestibular yaitu membawa informasi yang

berkaitan dengan ekullibrium dan orientasi kepala terhadap ruang yang diterima

dari reseptor sensorik pada telinga dalam. Impuls menjalar sampai ke nuklei

vestibular dalam medulla dan dikirim kembali ke serebelum sedangkan perjalanan

saraf cochlearis atau auditori yaitu dengan menyampaikan informasi dari reseptor

untuk indera pendengaran dalam Organ Corti telinga dalam ke nuklei koklear

pada medulla, ke kolikuli inferior, ke bagian medial nuklei genikulasi pada

talamus, dan kemudian ke area auditori pada lobus temporal. Cedera pada saraf ke

tujuh dapat berupa tinitus, vertigo dan gangguan pendengaran atau tuli.

9. Saraf kesembilan adalah Glossopharyngeus yang berfungsi sebagai saraf sensorik

(aferen somatik umum, aferen visceral khusus dan umum), sebagai saraf mototrik

(eferen visceral khusus) dan sebagai saraf parasimpatis (eferen visceral umum).

Perjalanan serat saraf Neuron motorik berawal dari medulla dan menginervasi otot

untuk bicara dan menelan serta kelenjar saliva parotid. Sedangkan neuron sensorik

membawa informasi yang berkaitan dengan rasa dari sepertiga bagian posterior

lidah dan sensasi umum dari faring dan laring; neuron ini juga membawa

informasi mengenai tekanan darah dari reseptor sensorik dalam pembuluh darah

tertentu. Cabang dari glossopharyngeus adalah tympanicus nerve yang akan

bersinaps dengan ganglion oticum dan bersama dengan mandibularis nerve (V3)

akan mempersarafi glandula parotis.6

10. Saraf kesepuluh adalah Vagus yang memiliki fungsi sensorik (aferen somatik

umum, aferen visceral khusus dan umum), fungsi mototrik (eferen visceral

khusus) dam dan fungsi parasimpatis. Neuron sensorik membawa informasi dari

faring, laring, trakea, esofagus, jantung dan visera abdominal ke medulla dan

pons. Neuron motorik berasal dari dalam medulla dan menginservasi hampir

semua organ toraks dan abdomen.

11. Saraf kesebelas adalah Accessoris yang memiliki fungsi mototrik. Perjalanan saraf

kesebelas ini diawali dari nukleus ambiguus yang akan keluar melalui foramen

jugulare kemudian akan beranastomosis dengan saraf kesepuluh untuk

menginervasi m.sternocleidomastoideus dan m.trapezius.

12. Saraf kedua belas adalah hypoglossus yang berfungsi sebagai saraf motorik yang

akan menginervasi otot intrinsik dan ekstrinsik lidah. Saraf kedua belas ini

Page 14: PBL 8 BLOK 6

memiliki nukleus yang bernama nucleus hypoglossus yang perjalanannya akan

keluar dari canalis hypoglossus. pleksus cervicalis C1 dan C2 akan mempersarafi

m.styloglossus, m.hypoglossus, m.thyrohyoid, m.genioglossus dan geniohyoid,

serta otot instrinsik lidah. Sedangkan pleksus cervicalis C1, C2 dan C3 akan

mempersarafi m.omohyoid serta m.sternothyroid dan sternohyoid.7

Struktur Mikroskopis Jaringan Saraf9

Sistem saraf tersebar secara luas di dalam tubuh dan dengan beberapa pengecualian,

semua organ dari tubuh mengandung unsur saraf. Pada dasarnya, sistem saraf menghimpun

rangsangan dari lingkungan, mengubah rangsangan-rangsangan menjadi impuls saraf dan

meneruskan impuls saraf ke daerah penerimaan dan korelasi yang terorganisir dengan baik

sehingga memberikan respon yang tepat.

Jaringan saraf merupakan empat jaringan dasar dalam tubuh manusia yang disusun

oleh sel saraf (neuron) dan sel penyokong saraf (euroglia) yang berfungsi untuk komunikasi:9

1. Sel saraf / Neuron

Setiap neuron terdiri dari badan sel (perikarion atau soma). Perikarion dibentuk

oleh inti dan sitoplasma yang mempunyai reseptif. Pada kebanyakan neuron, perikarion

menerima rangsang yang dibangkitkan dalam saraf-saraf lain, tetapi peran utamanya

adalah sebagai pusat trofik atau pemberi makan sel, mensuplai organel, dan

makromolekul sampai ke cabang-cabangnya. 7 Bentuk dan besar sangat beragam antara

4-135 mikrometer.

a. Badan sel (soma atau perikarion). terdiri dari :

1) Nukleus

Inti besar, eukromatik, berbentuk sferis seperti bola dan letaknya

dipusat badan sel. Kromatin halus dan tersebar serta ada satu atau

lebih nukeoli besar, yang menunjukkan sintesis aktif dalam sel.

Selubung inti jelas dan menunjukkan banyak pori-pori. Inti yang

besar, pucat, vesikular dengan nukleolus yang menonjol memberi

kesan seperti mata burung hantu. Terdapat kromatin seks (barr

body) sebagai satelit nuklora pada wanita, yang merupakan

kromosom X.

Page 15: PBL 8 BLOK 6

2) Organel Sitoplasma

Organel sitoplasma yang merupakan ciri khas dari perikorion

neuron adalah badan nissl (RE kasar) sebagai unsur basofilik dari

sitoplasma, dan dapat diwarnai dengan zat warna anilin basa.

Badan-badan nissl dibentuk oleh banyak retikulum endoplasma

granular dengan ribosom dan polisomnya yang bebas dan terikat.

Yang kedua, adalah neurofibil, yaitu terdapat pada sediaan perak

dan terdapat di seluruh perikarion, yang meluas kedalam dendrit

dan akson. Berkas-berkas mengandung mikrotubul (neurotubul)

dan mikrofilamen (neurofiamen). Mikrotubul diameternya 25nm,

sedangkan neurofilamen diameternya 10nm dan menyerupai

filamen intemediate yang terdapat dimana-mana.

b. Prosesus (juluran)

Prosesus merupakan perpanjangan sitoplasma sel saraf yang berkembang

untuk melayani jalannya konduksi dan mendapatkan daerah permukaan kontak

yang lebih besar.

1) Akson

Neuron mempunyai satu akson yang lebih panjang dari dendrit.

Di pangkal akson terdapat akson hilok yang merupakan cabang

tunggal. Akson hilok dan segmen awal dari akson disebut juga

sebagai zona pemicu yang membangkitkan potensial aksi.

Akson membawa respon dari neuron yaitu impuls saraf dalam

bentuk potensial aksi. Akson tidak mengandung kromofil, tetapi

mengandung banyak mielin sehingga terdapat undercoat padat

elektron sebesar 20 nm. Biasanya akson berakhir menjadi

cabang-cabang seperti ranting, yang disebut telodendria yang

berhubungan dengan perikarion, dendrit, atau akson dari sinaps

yang satu dengan sinaps yang lainnya. Pada ujung ranting,

terjadi pembekakan yang disebut boutons terminaux. 7

2) Dendrit

Dendrit merupakan cabang langsung dari badan sel neuron yang

merupakan bagian terbesar penerima sinyal dari neuron lain,

selain dari badan sel dan segmen awal Dendrit yang memiliki

Page 16: PBL 8 BLOK 6

banyak cabang kecil seperti duri disebut dendritik (spina).

Ujungnya bercabang membentuk cabang primer, sekunder,

tersier, dan seterusnya. 7 Pada dendrit terdapat perikarion.

Gambar 4. Neuron9

2. Sel glia / Neuroglia

Neurgolia yang berasal dari kata neuron=saraf, dan glia= lem. Jaringan ini berfungsi

sebagai penyokong dan membantu sel saraf melakukan fungsi integartif dan

komunikatifnya. Neuroglia dapat dipelajari dengan impregnasi perak dan emas khusus

yang memperlihatkan seluruh sel. Neuroglia mencakup mikroglia, oligodendroglia,

astrosit fibrosa, astrosit protoplasmatis, sel ependim, sel schwann, sel satelit. 9 Sel-sel ini

menghasilkan mielin, sehingga bersifat fagostik, dan merupakn kerangka penyokong

bagi neuron-neuron.

1) Mikroglia

Mikroglia merupakan sel kecil, agak memanjang menyerupai duri yang

berasal dari mesoderm. Mikroglia terletak dalam substansi alba dan grisea

yang terletak dekat pembuluh darah. Mikroglia menjadi sumber utama sel-sel

fagosit didalam susunan saraf pusat. Mempunyai cabang-cabang sitoplasma

yang tegal lurus terhadap cabang sebelumnya.

2) Oligodendroglia

Oligodendroglia bentuknya lebih kecil dibandingkan mikroglia, yaitu

bentuknya bulat, inti kecil, dan heterokromatik yang berasal dari ektoderm.

Mikroglia terletak di substansia grisea dan alba jumlahnya sedikit. Fungsi

oligodendroglia adalah membentuk selubung mielin di SSP dan sebagai

penyokong. Mempunyai cabang sitoplasma lebih pendek dan sedikit.

3) Astrosit fibrosa

Page 17: PBL 8 BLOK 6

Astrosit fibrosa berbentuk seperti bintang terdapat di substansia alba dan

sedikit di substansia grisea, bentuk sel dapat dilihat dengan impregnasi perak

yang berasal dari ektoderm. Pada astrosit fibrosa, inti sel sukar dilihat.

Fungsinya berperan dalam metabolisme energi dalam korteks serebri.

Mempunyai cabang sitoplsma yang banyak, tetapi kurus atau tipis sehingga

mirip bulu babi, kadang-kadang ditemukan kaki perivaskular dalam proses

sitoplasmik antara permukaan neuron dan membrana basal pada pemukaan

sistem saraf pusat.

4) Astorsit protoplasmatis

Astorsit protoplasmatis berasal dari ektoderm, berbentuk seperti sel piramid,

inti sel sukar dilihat, dan menempel pada pembuluh darah. Astorsit

protoplasmatis banyak terdapat di substansia grisea dan sedikit di substansia

alba. Mempunyai cabang sitoplsma yang pendek, gemuk, dan tebal. Setiap

cabang bercabang lagi sehingga menyerupai seperti lumut.

5) Sel ependim

Sel ependim berasal dari ektoderm yang melapisi rongga atau ruang yang

terdapat pada otak yang disebut ventrikel dan kanalis sentralis pada medula

spinalis. Sel ependim berbentuk silindris rendah atau kuboid. Sel ependim

mempunyai cabang sitoplasma yang terdiri dari silia dan makrovili.

6) Sel schwann

Sel schwann berasal dari sistem saraf tepi, inti heterokromatik, gepeng, dan

terdapat ditengah sel yang banyak mitokondria, mikrotubul dan mikrofilamen.

Terdapat celah periksonal yang memisahkan membran plasma dari serat saraf.

7) Sel Satelit

Sel satelit berasal dari sistem saraf tepi yang memiliki inti, dan retikulum

endoplasma yang kasar. Sel satelit mengitasri sel ganglion yang berbentuk

bulat dan kecil.

Page 18: PBL 8 BLOK 6

Gambar 5. Neuroglia9

Vaskularisasi Cerebral

Otak diperdarahi oleh dua arteri carotis dan dua arteri vertebralis. Keempat arteri terletak

diruang subarachnoid dan cabang-cabangnya beranastomosis pada permukaan inferior otak

untuk membentuk circulus willis.10

1. Arteri carotis

Arteri carotis interna dimulai pada bifurcation arteri carotis communis. Disini biasanya

terdapat dilatasi setempat yang disebut sinus cartoricus. Arteri ini berjalan naik melalui

leher dan menembus basis cranii melalui canalis cartorius os temporale. Selanjutnya arteri

berjalan secara horizontal ke depan melalui sinus cavernosus dan muncul pada sisi medial

processus clinoideus anterior dengan menembus duramater. Arteri tersebut lalu masuk ke

dalam subarachnoid dengan cara menembus arachnoidea mater dan berbelok ke posterior

menuju ujung medial sulcus lateralis cerebri. Disini arteri carotis interna terbagi dua

menjadi arteri cerebri anterior dan arteri cerebri media. Cabang-cabang pars cerebralis

yaitu Arteri ophthalamica, arteri communicans posterior, arteri choroide, arteri cerebri

anterior dan arteri cerebri media

a. Arteri ophthalamica berasal dari arteri carotis interna ketika muncul dari sinus

cavernosus. Arteri ophthalamica masuk ke orbita melalui canalis opticus dibawah

dan lateral nervus optikus. Arteri ini memperdarahi mata serta struktur-struktur

orbita lainnya dan cabang-cabang terminalnya memperdarahi daerah frontal kulit

kepala, sinus ethmoidalis, sinus frontali dan dorsum nasi.

b. Arteri communicans posterior adalah pembuluh kecil yang berasal dari arteri

carotis interna dekat dengan cabang terminalnya. Arteri communicans posterior

Page 19: PBL 8 BLOK 6

berjalan kearah posterior keatas nervus oculomotorius untuk mergabung dengan

arteri cerebri posterior sehingga ikut membentuk circulus willis.

c. Arteri choroide, sebuah cabang kecil yang juga berasal dari arteri carotis

internadekat cabang terminalnya. Arteri choroide berjalan ke posterior dekat

tractus opticus, masuk kedalam cornu inferius ventriculi lateralisdan berakhir pada

plexus choroideus. Arteri ini membentuk cabang-cabang kecil untuk struktur-

struktur disekitarnya, termasuk corpus cerebri, corpus geiculatum laterale, tractus

opticus dan capsula interna.

d. Arteri cerebri anterior merupakan cabang terminal arteri carotis interna yang

terkecil. Arteri cerebri anterior berjalan ke depan dan ke medial, superior terhadap

nervus opticus, dan masuk ke fissura longitudinalis cerebri. Disini, areteri ini

berhubungan dengan arteri cerebri anterior sisi kontra lateral melalui arteri

communicans anterior. Arteri melengkung ke belakang di atas corpus callosum

dan akhirnya beranastomosis dengan arteri cerebri posterior. Cabang-cabang

kortikal memperdarahi seluruh permukaan medial cortex cerebri dibagian

posterior hingga mencapai sulcus parieto-occipitalis. Cabang-cabang tersebut

memperdarahi corteks cerebri selebar pita satu inci pada permukaan lateral yang

berdekatan. Dengan demikian arteri cerebri anterior memperdarahi “area tungkai”

gyrus precentralis. Sekelompok cabang sentral menembus substansia preforate

anterior dan membantu dalam menyplai bagian-bagian nucleus lentiformis,

nucleus caudatus dan capsula interna.

e. Arteri cerebri media cabang terbesar dari arteri carotuis interna berjalan kelateral

didalam sulcus lateralis cerbri. cabang-cabang kortikal memperdarahi seluruh

permukaan lateral hemispherium, kecuali daerah pita sempitt yang disuplai oleh

arteri cerebri anterior, polus occipitalis dan permukaan inferilateral hemispherium

cerebri, yang diperdarahi oleh arteri cerebri posteerior. Dengan demikian arteri ini

memperdarahi seluruh daerah mototrik kecuali “area tungkai”. Cabang-cabang

sentral masuk ke substansia perforate anterior dan menyuplai nucleus lentiformis,

nucleus caudatus serta capsula interna.

2. Arteri vertebralis10

Page 20: PBL 8 BLOK 6

Arteri vertebralis merupakan cabang bagian pertama arteri subclavia yang masuk ke

dalam leher melalui enam foramen processus transversus vertebrae cervicales bagian atas.

Arteri ini masuk ke cranium melalui foramen magnum serta menembus duramater untuk

masuk kedalam ruang oblongata. Pada pinggiran bawah pons, arteri vertebralis

beranastomosis dengan arteri vertbralis sisi kontralateral untuk membentuk arteri basilaris.

Cabang-cabang pars cranialis adalah rami maningei, arteri spinalis posterior, arteri spinalis

anterior, arteri inferior posterior cerebelli dan arteri medullaris.

Rami maningei adalah cabang kecil dan memperdarahi tulang serta dura di fossa cranii

posterior.

a. Arteri spinalis posterior berasal dari arteri vertebralis atau arteria cerebellaris

posterior inferior. Arteri ini berjalan turun pada permukaan posterior medulla

spinalis di dekat radices posterior nevi spinalis. Cabang-cabang ini diperkuat oleh

arteri radicularisyang masuk kedalam canalis vertebralis melalui foramina

ontervertebralia.

b. Arteri spinalis anterior dibentuk dari cabang masing-masing arteria vertebralis

dekat bagian akhirnya. Sebagai arteri tunggal, arteri ini berjalan tutun pada

permukaan anterior medulla oblongata dari medulla spinalis serta terbenam di

dalam piamater sepanjang fissura mediana anterior. Arteri ini akan diperkuat oleh

arteri ridicularis yang masuk ke canalis vertebralis melalui foramina vertebralia.

c. Arteri inferior posterior cerebelli merupakan cabang terbesar arteri vertebralis

yang berjalan tidak teratur diantara medulla oblongata dan cerebellu. Arteri ini

memperdarahi permukaan bawah hemispherium cerebelli serta menyuplai medulla

oblongata dan plexus choronoideus vebticuli quarti.

d. Arteri medullaris merupakan cabang-cabang yang sangat kecil yang

didistribusikan ke medulla oblongata.

3. Arteri basilaris10

Arteri ini terbentuk dari gabungan kedua arteri vertebralis yang berjalan keatas ke

dalam sulcus pada permukaan anterior pons. Pada pinggir atas pons arteri ini bercabang

menjadi dua arteri cerebri posterior. Selain itu cabang dari arteri basilaris yaitu:

Page 21: PBL 8 BLOK 6

a. Arteri pontis adalah pembuluh-pembuluh kecil yang masuk kedalam substansia

pons.

b. Arteri lybirinthi merupakan arteri yang panjang serta sempit menyertai nervus

facialis dan nervus vestibulocochlearis masuk kedalam meatus acusticus internus

dan memperdarahi telinga dalam. Arteri ini sering berasal dari caang arteri inferior

anterior cerebelli.

c. Arteri inferior anterior cerebelli berjalan kearah posterior dan lateral untuk

memperdarahi bagian bagian atas medulla oblongata.

d. Arteri superior cereberlli berasal didekat bagian terminal basilaris. Arteri ini

berkelok-kelok disekitar pedunculus dan memperdarahi permukaan superior

cerebellum. Arteri superior cerebelli juga menyuplai pons, glandula pinealis dan

velum medullare superior.

e. Arteri cerebri posterior melengkung kearah lateral dan belakang di sekeliling

mesenchepalon, kemudian bergabung dengan ramus communican posterior arteri

carotis interna. Cabang-cabang kortikal menyuplai permukaan inferolateral dan

medial lobus occipitalis. Jadi arteri cerebri posterior memeperdarahi kosterks

visual. Cabang-cabang sentral menembus substansi otak dan memperdarahi

bagian-bagian lentiformis, serta mesenchepalon, glandula pinealis dan corpus

geniculatum mediale. Ramus choroidea masuk ke dalam cornu inferius ventriculi

lateralis serta memperdarahi plexux choroideus dan plexus choroideus ventriculi

tertii.

Circulis willis10

Terletak di dalam fossa interpeduncularis basis cranii. Sirkulus ini dibentuk oleh

anastomosis antara kedua arteri carotis interna dan kedua arteri vertebralis. Arteri

communicans anterior, arteri cerebri anterior, arteri carotis interna, arteria communicans

posterior, arteri cerebri posterior dan arteri basilaris ikut membentuk circulus. Circulus willis

memungkinkan darah yang masuk melalui arteri carotis interna dan arteri vertebralis dapat

memperdarahi semua bagian dikedua hemispherium cerebri. Cabang-cabang kortikal dan

sentral berasal dari circulus dan menyuplai jaringan otak.

Kesimpulan

Page 22: PBL 8 BLOK 6

Otak sebagai pusat dari keseluruhan tubuh serta mengendalikan semua fungsi tubuh

perlu mendapat perlindungan ekstra. Ketika terjadi pendarahan pada otak dapat berakibat

fatal khususnya pada daerah cerebellum dan batang otak. Selain itu, akan berdampak pula

pada saraf kranial disekitarnya yang mempengaruhi struktur gerak tubuh maupun

kelangsungan hidup.

Daftar pustaka1. Snell RS. Neuroanatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Edisi ke-5. Jakarta:

EGC; 2006.h.54-109.

2. Sloane E. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC; 2003

3. Sherwood Lauralee. Fisiologi Manusia, Dari Sel ke Sistem. Ed.6. Jakarta: EGC, 2009

4. Davey Patrick. Medicine at a Glance. Jakarta: Erlangga;2005

5. Pearce EC. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT GRAMEDIA; 2009

6. Moore KL, Agur AMR. Anatomi klinik dasar. Jakarta: Hipokrates; 2002. h. 358-368.

7. Batticaca F. Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan system persarafan.

Jakarta: Penerbit Salemba Medika;2008.hal. 4

8. Chusud. JG. Neuroanatomi korelatif dan neurologi fungsional.

Yogyakarta:EGC ;2006. h. 3-149.

9. Harsono. Kapita Selekta Neurologi. Yogyakarta: Gadjah Mada Press University;2008

10. Muttaqin A. Buku ajar asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem persarafan.

Jakarta: Salemba Medika; 2008. h. 31-2.