PBL BLOK 6
-
Upload
lauralee-fransisca -
Category
Documents
-
view
13 -
download
0
description
Transcript of PBL BLOK 6
Tinjauan Pustaka
Mata dan Bagian-bagiannya
Abstraksi
Mata adalah salah satu bagian dari panca indera. Mata sangat penting bagi
kehidupan kita, tanpa mata kita tidak dapat melihat bahkan melakukan kegiatan. Mata
pun apabila tidak digunakan dengan baik dapat mengalami gangguan-gangguan.
Semakin bertambahnya usia kesehatan mata pun akan semakin menurun karena daya
gunanya sudah terlalu lama. Kita pun harus menjaga mata kita dengan menggunakannya
dengan baik agar tidak mengalami gangguan.
Kata kunci : mata, gangguan, panca indera
Pendahuluan
Mata adalah salah satu dari bagian indera yang sangat penting, karena seperti
yang kita ketahui bahwa mata adalah alat penglihatan kita dan sangat penting bagi tubuh
kita. Apabila kita tidak memiliki mata, maka kita akan sulit dalam melakukan aktivitas
sehari-hari. Tetapi, karena penggunaan mata yang terlalu berlebihan dan salah pun juga
dapat menyebabkan masalah pada mata, seperti membaca di tempat gelap, terlalu sering
bermain komputer, dan beberapa aktivitas lain yang dapat mengganggu kesehatan mata
kita. Dan untuk mengetahui kondisi mata kita, kita dapat melaksanakan beberapa cara
pemeriksaan mata seperti yang terlihat di kasus skenario didapatkan adanya perbedaan
visus pada mata kanan dan mata kirinya. Dan pada tinjauan pustaka ini akan dibahas
lebih lanjut mengenai mata.
Struktur Mata
Untuk dapat melihat dengan baik tentu terdapat beberapa bagian dari mata yang
berperan penting untuk penglihatan.
Struktur Makro
Mata manusia seperti yang kita ketahui tidak hanya pada bagian bola mata saja.
Dari bagian atas terdapat alis mata yang sangat berguna sebagai pelindung mata dari
keringat sehingga air keringat tidak masuk ke dalam mata. Lalu ada kelopak mata yang
juga berfungsi sebagai pelindung mata dan pemerata cairan mata sehingga mata tetap
lembap, dan pada bagian dalam kelopak mata terdapat konjungtiva.1 Pada daerah
kelopak mata terdapat beberapa otot yang berperan dalam pergerakan kelopak mata
yaitu m. orbicularis occuli pars orbitalis yang menyebabkan penutupan kelopak mata,
lalu pars palpebralis yang berperan dalam reflex berkedip, dan pars lacrimalis yang
menyebabkan pengeluaran airmata. Kontraksi ketiga otot tersebut yang menyebabkan
adanya kerutan pada sudut mata. Ada beberapa bagian pada kelopak mata yaitu kelenjar
seperti kelenjar sebasea, kelenjar keringat, kelenjar Zeis, dan kelenjar meibom.
Tidak hanya kelenjar, pada kelopak mata juga terdapat otot-otot yang memiliki
beberapa fungsi yakni diantaranya yang pertama adalah otot oblik inferior yang
dipersarafi oleh saraf occulomotoris dan berfungsi sebagai penggerak bola mata keatas,
abduksi, dan eksiklotorsi. Yang kedua otot oblik superior yang dipersarafi oleh saraf
trochlear dan berfungsi untuk menggerakkan bola mata secara depresi, abduksi,
insiklotorsi, dan melihat ke arah nasal. Selanjutnya, otot rektus inferior yang dipersarafi
oleh nervus occulomotoris yang fungsinya menggerakkan mata secara depresi,
eksoklotorsi, dan adduksi. Lalu yang keempat adalah otot rektus lateral yang dipersarafi
nervus abduscens untuk menggerakan mata secara abduksi. Selanjutnya, otot rektus
medius yang merupakan otot mata paling tebal dan menggerakkan mata secara adduksi.
Dan yang terakhir adalah otot rektus superior yang dipersarafi oleh cabang superior dar
nervus occulomotorius dan menggerakan mata secara elevasi, adduksi, dan
insiklotorsi.2,3
Gambar 1. Otot-otot Penggerak Mata
Dan bagian mata lainnya adalah bulu mata yang melekat di kelopak mata yang
menghindarkan mata dari debu dan kotoran saat mata sedang terbuka. Selanjutnya ada
bagian mata yang berbetuk bulat berwarna hitam dan dapat digerakkan karena adanya
otot adalah bola mata, dimana bola mata dilapisi oleh 3 lapis jaringan yakni sklera
berupa jaringan ikat kenyal yang memberi bentuk pada mata, dan lapisan inilah yang
berfungsi melindungi bola mata. Lapisan berikutnya adalah jaringan uvea berupa
jaringan vaskular, jaringan uvea ini terdiri atas iris (dalam iris ditemukan pupil), corpus
ciliaris, koroid. Dan lapisan kegita adalah retina yang letaknya paling dalam dan terdiri
atas 10 lapis.
Struktur Mikro
Seperti yang telah dibahas sebelumnya bahwa mata memiliki beberapa bagian
dan beberapa lapisan, berikut akan dibahas mengenai lapisan-lapisan tersebut.
Gambar 2. Penampang Mata
Pada gambar diatas terlihat bagian-bagian mata yang akan dibahas satu per satu
secara berurutan. Yang pertama adalah kornea yang berupa selaput bening yang tembus
cahaya dan terdiri dari beberapa lapisan yang pertama adalah epitel yang terdiri atas 5
lapis sel epitel tidak bertanduk yang saling bertumpukan, berikutnya membran bowman
yang terletak di bawah membran basal epitel berupa kolagen yang tidak beraturan, lalu
stroma terdiri dari lamel yang tersusun atas kolagen yang posisinya sejajar satu sama
lain dan merupakan lapisan paling tebal dan tidak memiliki pembuluh darah, kemudian
membran descement bersifat elastik tersusun dari serat kolagen dan berkembang terus,
dan yang terakhir endotel tersusun atas epitel selapis gepeng.3,4
Bagian berikutnya adalah iris. Iris merupakan bagian mata yang berwarna
bening yang tersusun dari jaringan ikat dan otot, iris berfungsi memberikan warna pada
bola mata dan juga mengatur diameter pupil (besar kecilnya pupil), dimana pupil itu
sendiri adalah sebuah lubang yang akan dilalui oleh cahaya dimana terdapat saraf
simpatis. Dan iris itu sendiri juga terdiri dari 5 lapis, yang pertama adalah endotel yang
tersusun dari epitel selapis pipih, kemudian ada jaringan ikat jarang yang memiliki
pigmen dan jaringan ikat jarang yang memiliki pembuluh darah, lalu ada otot yang
bernama m. sfingter pupil yang merupakan otot polos dan dipersarafi oleh saraf
parasimpatis dan m. dilatator pupilae yang dipersarafi oleh saraf simpatis. Dan yang
terakhir adalah pars iridika retina yang terdiri dari dua lapis epitel kubis berpigmen.1,3,4
Corpus siliaris adalah salah satu bagian dari tunica vasculosa (uvea) yang
tersusun atas m.ciliaris yang berfungsi mengubah bentuk lensa dan membantu lensa
dalam memfokuskan cahaya, kemudia pada bagian corpus ini juga terdapat processus
ciliaris yang akan menghasilkan humor aqueus yang mengisi bagian anterior pada mata.
Dan juga choroidea berupa lapisan yang melindungi bagian posterior mata yang kaya
akan pembuluh darah dan pigmen. Ketiga lapisan diatas disebut sebagai tunica
vasculosa.
Bagian ini terdapat di dalam mata dan berwarna bening dan posisinya terletak di
belakang iris dan bagian inilah yang disebut dengan lensa. Lensa ini berbentuk lempeng
cakram bikonveks. Lensa itu sendiri terdiri atas dua bagian yakni nukleus dan korteks,
dimana nukleus terbentuk dari susunan sel epitel lensa yang membentuk serat-serat
secara terus menerus di dalam lensa hingga memadat di bagian tengah lensanya dan
bagian yang memadat inilah yang disebut nukleus. Berbeda dengan nukleus, apabila
nukleus lebih tersusun padat, bagian korteks jauh lebih lentur atau tidak sepadat pada
bagian nukleus. Seiring bertambahnya usia nukleus akan bertambah besar sedangkan
bagian korteksnya akan menipis. Dimana lensa ini memiliki fungsi membiaskan cahaya
dan memfokuskan cahaya tersebut di retina.3,4
Bagian berikutnya adalah retina atau yang biasa disebut selaput jala, dimana
pada bagian ini ada sel reseptor yang menerima rangsang cahaya. Retina pada umumnya
berwarna jingga tetapi pada orang yang mengalami anemia warna retinanya akan
berwarna pucat. Dimana retina ini sangat berperan penting dalam ketajaman
penglihatan. Retina meskipun bentuknya yang tipis, ia memiliki 10 lapisan yakni :
1. Membran limitan dalam, adalah lapisan yang terletak paling dalam.
2. Lapisan serabut saraf, terdapat cabang-cabang utama pembuluh retina.
3. Lapisan sel ganglion, suatu lapisan yang terdiri dari sel saraf bercabang.
4. Lapisan pleksiform dalam
5. Lapisan nukleus dalam, tersusun atas badan dan nukleus sel-sel bipolar
(menghubungkan sel batang dan sel kerucut ke sel-sel ganglion).1
6. Lapisan pleksiform luar
7. Lapisan nukleus luar, tersusun atas nukleus sel kerucut dan sel batang.
8. Membran limitan luar
9. Lapisan batang dan kerucut, adalah lapisan penangkap sinar.
10. Lapisan epitel pigmen, melekat pada koroid. 3,4
Kemudian, bagian ini bersifat semicair, tidak berwarna, bening dan biasa disebut
badan kaca atau vitreous humor. Bagian ini terletak pada bagian posterior mata yang
berfungsi untuk mempertahankan bentuk bola matadan meneruskan sinar dari lensa ke
retina.
Proses atau Jalur Penglihatan
Kita dapat melihat suatu benda adalah karena bantuan cahaya yang dipantulkan
ke mata dimana cahaya itu adalah suatu bentuk radiasi elektromagnetik. Fotoreseptor
yang ada pada mata hanya peka pada pada panjang gelombang sebesar 400-700
nanometer. Berkas cahaya yang nantinya masuk ke mata akan dibelokkan ke arah dalam
untuk difokuskan ke sebuah titik di dalam retina.
Pembelokan cahaya ini (refraksi) terjadi ketika berkas cahaya tersebut dari satu
medium dengan kepadatan tertentu berpindah ke medium dengan kepadatan yang
berbeda. Cahaya akan lebih mudah bergerak apabila melalui udara dibandingkan
melalui media transparan lain, seperti kaca dan air. Ketika suatu berkas cahaya masuk
ke medium dengan densitas yang lebih tinggi, maka cahaya tersebut akan melambat,
begitu juga dengan keadaan sebaliknya. Yang berpengaruh dalam keadaan refraksi ada
dua macam yakni densitas komparatif antara dua media dimana semakin besar
perbedaan densitasnya maka semakin besar juga derajat pembelokan dan sudut jatuhnya
berkas cahaya di medium kedua.5 Ada beberapa bagian yang berperan dalam kegiatan
refraksi yakni kornea, lensa, aqueous humor, dan vitreous humor.1 Dan yang paling
berperan penting adalah kornea dan lensa, dimana kornea merupakan struktur pertama
yang dilalui cahaya, yang melengkung adalah yang berperan paling besar dalam
kemampuan refraktif total karena densitas pertemuan kornea/udara jauh lebih besar
dibandingkan densitas antar lensa dan cairan yang mengelilinginya. Sedangkan pada
astigmatisme, kelengkungan kornea tidak seragam/rata sehingga berkas-berkas cahaya
juga mengalami refraksi yang tidak setara. Dan kemampuan refraksi kornea seseorang
akan tetap konstan karena kelengkungan kornea tidak akan pernah berubah, tetapi
kemampuan refraksi lensa dapat berubah dan dapat disesuaikan dengan mengubah
kelengkungannya.5
Kemampuan mata yang lainnya adalah kemampuan menyesuaikan kekuatan
lensa sehingga baik sumber cahayanya jauh atau dekat tetap dapat difokuskan pada
retina. Kemampuan inilah yang dikenal dengan akomodasi dimana kekuatan lensanya
bergantung dan diatur oleh otot siliaris. Otot siliaris ini adalah otot melingkar yang
melekat pada lensa dengan bantuan ligamentum suspensorium. Keduanya bekerja secara
berlawanan, ketika otot siliaris melemas, ligamentum suspensorium akan menegang dan
kemudian menarik lensa hingga berbentuk pipih dengan kekuatan refraksi yang
minimal.5 akibat dari kemampuan akomodasi daya pembiasan lensa bertambah kuat.
Kemampuan akomodasi akan semakin bertambah sesuai dengan kebutuhan. Semakin
dekat benda yang kita lihat maka semakin kuat mata harus berakomodasi. Kekuatan
akomodasi ini diatur oleh refleks akomodasi.3
Teknik Pemeriksaan Mata
Untuk mengetahui apakah mata tersebut masih berfungsi dengan baik atau tidak
perlu dilakukan pemeriksaan. Ada beberapa cara pemeriksaan dengan tujuan dan
kegunaannya masing-masing seperti untuk pemeriksaan tajam penglihatan, lapang
pandangan, penglihatan warna, binokular, dan stereokospik. Selain itu, pemeriksaan
juga dilakukan untuk mengetahui keluhan pada pasien, untuk melakukan anamnesa, dan
juga pemeriksaan serta pengobatan.
Untuk pemeriksaan tajam penglihatan mata dapat dilakukan uji lubang kecil (uji
menggunakan kartu snellen dengan jarak 6 meter, kemudian mata orang percobaan
diberikan lempengan berlubang kecil sebesar 0,75 mm), uji pengkabutan (untuk uji
pemeriksaan astigmatisma), uji celah stenopik (untuk mengetahui adanya astigma dan
seberapa besar astigmanya, lalu untuk melihat koreksi astigmat dan untuk
merencanakan pembedahan iridektomi optik), uji silinder silang (menggunakan dua
lensa silinder yang berbeda ukuran), uji duokrom (menggunakan kartu dan huruf
berwarna merah dan hijau, merah untuk miopia dan hijau untuk hipermetropia), uji
dominan mata, dan uji crowding phenomena (menggunakan huruf dari kartu snellen).3
Berikutnya adalah pemeriksaan mata untuk lapang pandangan, dapat dilakukan
melalui 3 jenis pemeriksaan. Yang pertama adalah uji konfrontasi dimana uji ini
dilakukan apabila tidak memiliki alat yang memadai, dan pasien didudukan dengan
jarak 60 cm dari pemeriksa. Selanjutnya yang kedua adalah pemeriksaan kampimetri
yang menggunakan layar hitam atau tangent screen Bjerrum dengan mendudukan pasien
dengan jarak 2 meter dan salah satu matanya berfiksasi dilakukan sampai pasien melihat
benda yang digerakkan pada layar dan terus dilakukan hingga mengelilingi 360 derajat.
Yang terakhir adalah pemeriksaan perimetri menggunakan alat berbentuk setengah bola
dengan jari-jari 30cm dimana mata pasien berada pada titik pusat bola dan fiksasi pada
bagian sentral parabola perimeter, dan benda digerakkan hingga pasien melihatnya
dengan menggunakan penghitungan derajat.4
Dan pada kasus skenario ini disinggung bahwa pasien memiliki visus yang
berbeda antara mata kanan dengan mata kiri dengan ukuran visus mata kanan 10/20 dan
visus mata kiri 15/20. Untuk mengetahui visus mata dilakukan pemeriksaan tajam
penglihatan yang pada umumnya digunakan kartu snellen dengan jarak antara 5 sampai
6 meter. Dan beberapa literatur menekankan untuk melakukan pemeriksaan pada mata
kanan terlebih dahulu baru dilakukan pemeriksaan untuk mata kiri.
Gambar 3. Kartu Snellen
Mengapa dipilih pada jarak berkisar 5 sampai 6 meter (20 kaki)? Hal ini
dikarenakan pada jarak tersebut mata dalam keadaan istirahat dan melihat tanpa
akomodasi. Batas normal visus mata manusia adalah 6/6 dalam satuan meter, yang
berarti mata pasien pada jarak 6meter dapat melihat suatu huruf yang seharusnya terlihat
pada jarak 6 meter, begitu juga dengan satuan lain yaitu 20/20 dalam satuan kaki (6
meter = 20 kaki).4 Dan dapat kita ketahui bahwa mata kanan pasien hanya dapat melihat
huruf pada jarak 10 kaki padahal huruf tersebut pada orang normal dapat terlihat dengan
jarak 20 kaki, begitu juga mata kirinya yang hanya bisa melihat huruf pada jarak 15 kaki
padahal bila pada orang normal huruf tersebut dapat terlihat pada jarak 20 kaki.
Penyebab Gangguan Mata
Semakin bertambahnya usia pada umumnya kemampuan mata untuk melihat
akan semakin menurun karena daya pakainya yang semakin berkurang seperti pada
lensa mata, seiring bertambahnya usia nukleus akan bertambah besar sedangkan bagian
korteksnya akan menipis. Begitu juga daya untuk berakomodasi, seiring bertambahnya
waktu maka kemampuan akomodasi pun akan menurun karena berkurangnya elastisitas
lensa sehingga lensa sukar mencembung.4
Kesimpulan
Wanita tersebut memiliki visus pada mata kanan 10/20 dan pada mata kiri 15/20.
Yang mengartikan bahwa mata kanan pasien hanya dapat melihat huruf pada jarak 10
kaki padahal huruf tersebut pada orang normal dapat terlihat dengan jarak 20 kaki,
begitu juga mata kirinya yang hanya bisa melihat huruf pada jarak 15 kaki padahal bila
pada orang normal huruf tersebut dapat terlihat pada jarak 20 kaki. Dan gangguan
penglihatan yang hilang sebagian terjadi karena struktur mata yang daya kemampuan
melihat (melakukan refraksi dan akomodasi) menurun seiring bertambahnya usia si
pasien dan sesuai dengan kegiatan yang dilakukan si pasien itu sendiri.
Daftar Pustaka
Penyakit Mata