PBL BLOK 6

12
Tinjauan Pustaka Mata dan Bagian-bagiannya Abstraksi Mata adalah salah satu bagian dari panca indera. Mata sangat penting bagi kehidupan kita, tanpa mata kita tidak dapat melihat bahkan melakukan kegiatan. Mata pun apabila tidak digunakan dengan baik dapat mengalami gangguan- gangguan. Semakin bertambahnya usia kesehatan mata pun akan semakin menurun karena daya gunanya sudah terlalu lama. Kita pun harus menjaga mata kita dengan menggunakannya dengan baik agar tidak mengalami gangguan. Kata kunci : mata, gangguan, panca indera Pendahuluan Mata adalah salah satu dari bagian indera yang sangat penting, karena seperti yang kita ketahui bahwa mata adalah alat penglihatan kita dan sangat penting bagi tubuh kita. Apabila kita tidak memiliki mata, maka kita akan sulit dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Tetapi, karena penggunaan mata yang terlalu berlebihan dan salah pun juga dapat menyebabkan masalah pada mata, seperti membaca di tempat gelap, terlalu sering bermain komputer, dan beberapa aktivitas lain yang dapat mengganggu kesehatan mata kita. Dan untuk mengetahui kondisi mata kita, kita dapat melaksanakan beberapa cara pemeriksaan mata seperti yang terlihat di kasus skenario didapatkan adanya perbedaan visus pada mata kanan dan mata kirinya. Dan pada tinjauan

description

blok 6

Transcript of PBL BLOK 6

Page 1: PBL BLOK 6

Tinjauan Pustaka

Mata dan Bagian-bagiannya

Abstraksi

Mata adalah salah satu bagian dari panca indera. Mata sangat penting bagi

kehidupan kita, tanpa mata kita tidak dapat melihat bahkan melakukan kegiatan. Mata

pun apabila tidak digunakan dengan baik dapat mengalami gangguan-gangguan.

Semakin bertambahnya usia kesehatan mata pun akan semakin menurun karena daya

gunanya sudah terlalu lama. Kita pun harus menjaga mata kita dengan menggunakannya

dengan baik agar tidak mengalami gangguan.

Kata kunci : mata, gangguan, panca indera

Pendahuluan

Mata adalah salah satu dari bagian indera yang sangat penting, karena seperti

yang kita ketahui bahwa mata adalah alat penglihatan kita dan sangat penting bagi tubuh

kita. Apabila kita tidak memiliki mata, maka kita akan sulit dalam melakukan aktivitas

sehari-hari. Tetapi, karena penggunaan mata yang terlalu berlebihan dan salah pun juga

dapat menyebabkan masalah pada mata, seperti membaca di tempat gelap, terlalu sering

bermain komputer, dan beberapa aktivitas lain yang dapat mengganggu kesehatan mata

kita. Dan untuk mengetahui kondisi mata kita, kita dapat melaksanakan beberapa cara

pemeriksaan mata seperti yang terlihat di kasus skenario didapatkan adanya perbedaan

visus pada mata kanan dan mata kirinya. Dan pada tinjauan pustaka ini akan dibahas

lebih lanjut mengenai mata.

Struktur Mata

Untuk dapat melihat dengan baik tentu terdapat beberapa bagian dari mata yang

berperan penting untuk penglihatan.

Struktur Makro

Mata manusia seperti yang kita ketahui tidak hanya pada bagian bola mata saja.

Dari bagian atas terdapat alis mata yang sangat berguna sebagai pelindung mata dari

keringat sehingga air keringat tidak masuk ke dalam mata. Lalu ada kelopak mata yang

juga berfungsi sebagai pelindung mata dan pemerata cairan mata sehingga mata tetap

lembap, dan pada bagian dalam kelopak mata terdapat konjungtiva.1 Pada daerah

kelopak mata terdapat beberapa otot yang berperan dalam pergerakan kelopak mata

Page 2: PBL BLOK 6

yaitu m. orbicularis occuli pars orbitalis yang menyebabkan penutupan kelopak mata,

lalu pars palpebralis yang berperan dalam reflex berkedip, dan pars lacrimalis yang

menyebabkan pengeluaran airmata. Kontraksi ketiga otot tersebut yang menyebabkan

adanya kerutan pada sudut mata. Ada beberapa bagian pada kelopak mata yaitu kelenjar

seperti kelenjar sebasea, kelenjar keringat, kelenjar Zeis, dan kelenjar meibom.

Tidak hanya kelenjar, pada kelopak mata juga terdapat otot-otot yang memiliki

beberapa fungsi yakni diantaranya yang pertama adalah otot oblik inferior yang

dipersarafi oleh saraf occulomotoris dan berfungsi sebagai penggerak bola mata keatas,

abduksi, dan eksiklotorsi. Yang kedua otot oblik superior yang dipersarafi oleh saraf

trochlear dan berfungsi untuk menggerakkan bola mata secara depresi, abduksi,

insiklotorsi, dan melihat ke arah nasal. Selanjutnya, otot rektus inferior yang dipersarafi

oleh nervus occulomotoris yang fungsinya menggerakkan mata secara depresi,

eksoklotorsi, dan adduksi. Lalu yang keempat adalah otot rektus lateral yang dipersarafi

nervus abduscens untuk menggerakan mata secara abduksi. Selanjutnya, otot rektus

medius yang merupakan otot mata paling tebal dan menggerakkan mata secara adduksi.

Dan yang terakhir adalah otot rektus superior yang dipersarafi oleh cabang superior dar

nervus occulomotorius dan menggerakan mata secara elevasi, adduksi, dan

insiklotorsi.2,3

Gambar 1. Otot-otot Penggerak Mata

Dan bagian mata lainnya adalah bulu mata yang melekat di kelopak mata yang

menghindarkan mata dari debu dan kotoran saat mata sedang terbuka. Selanjutnya ada

bagian mata yang berbetuk bulat berwarna hitam dan dapat digerakkan karena adanya

otot adalah bola mata, dimana bola mata dilapisi oleh 3 lapis jaringan yakni sklera

berupa jaringan ikat kenyal yang memberi bentuk pada mata, dan lapisan inilah yang

berfungsi melindungi bola mata. Lapisan berikutnya adalah jaringan uvea berupa

Page 3: PBL BLOK 6

jaringan vaskular, jaringan uvea ini terdiri atas iris (dalam iris ditemukan pupil), corpus

ciliaris, koroid. Dan lapisan kegita adalah retina yang letaknya paling dalam dan terdiri

atas 10 lapis.

Struktur Mikro

Seperti yang telah dibahas sebelumnya bahwa mata memiliki beberapa bagian

dan beberapa lapisan, berikut akan dibahas mengenai lapisan-lapisan tersebut.

Gambar 2. Penampang Mata

Pada gambar diatas terlihat bagian-bagian mata yang akan dibahas satu per satu

secara berurutan. Yang pertama adalah kornea yang berupa selaput bening yang tembus

cahaya dan terdiri dari beberapa lapisan yang pertama adalah epitel yang terdiri atas 5

lapis sel epitel tidak bertanduk yang saling bertumpukan, berikutnya membran bowman

yang terletak di bawah membran basal epitel berupa kolagen yang tidak beraturan, lalu

stroma terdiri dari lamel yang tersusun atas kolagen yang posisinya sejajar satu sama

lain dan merupakan lapisan paling tebal dan tidak memiliki pembuluh darah, kemudian

membran descement bersifat elastik tersusun dari serat kolagen dan berkembang terus,

dan yang terakhir endotel tersusun atas epitel selapis gepeng.3,4

Bagian berikutnya adalah iris. Iris merupakan bagian mata yang berwarna

bening yang tersusun dari jaringan ikat dan otot, iris berfungsi memberikan warna pada

bola mata dan juga mengatur diameter pupil (besar kecilnya pupil), dimana pupil itu

sendiri adalah sebuah lubang yang akan dilalui oleh cahaya dimana terdapat saraf

simpatis. Dan iris itu sendiri juga terdiri dari 5 lapis, yang pertama adalah endotel yang

tersusun dari epitel selapis pipih, kemudian ada jaringan ikat jarang yang memiliki

Page 4: PBL BLOK 6

pigmen dan jaringan ikat jarang yang memiliki pembuluh darah, lalu ada otot yang

bernama m. sfingter pupil yang merupakan otot polos dan dipersarafi oleh saraf

parasimpatis dan m. dilatator pupilae yang dipersarafi oleh saraf simpatis. Dan yang

terakhir adalah pars iridika retina yang terdiri dari dua lapis epitel kubis berpigmen.1,3,4

Corpus siliaris adalah salah satu bagian dari tunica vasculosa (uvea) yang

tersusun atas m.ciliaris yang berfungsi mengubah bentuk lensa dan membantu lensa

dalam memfokuskan cahaya, kemudia pada bagian corpus ini juga terdapat processus

ciliaris yang akan menghasilkan humor aqueus yang mengisi bagian anterior pada mata.

Dan juga choroidea berupa lapisan yang melindungi bagian posterior mata yang kaya

akan pembuluh darah dan pigmen. Ketiga lapisan diatas disebut sebagai tunica

vasculosa.

Bagian ini terdapat di dalam mata dan berwarna bening dan posisinya terletak di

belakang iris dan bagian inilah yang disebut dengan lensa. Lensa ini berbentuk lempeng

cakram bikonveks. Lensa itu sendiri terdiri atas dua bagian yakni nukleus dan korteks,

dimana nukleus terbentuk dari susunan sel epitel lensa yang membentuk serat-serat

secara terus menerus di dalam lensa hingga memadat di bagian tengah lensanya dan

bagian yang memadat inilah yang disebut nukleus. Berbeda dengan nukleus, apabila

nukleus lebih tersusun padat, bagian korteks jauh lebih lentur atau tidak sepadat pada

bagian nukleus. Seiring bertambahnya usia nukleus akan bertambah besar sedangkan

bagian korteksnya akan menipis. Dimana lensa ini memiliki fungsi membiaskan cahaya

dan memfokuskan cahaya tersebut di retina.3,4

Bagian berikutnya adalah retina atau yang biasa disebut selaput jala, dimana

pada bagian ini ada sel reseptor yang menerima rangsang cahaya. Retina pada umumnya

berwarna jingga tetapi pada orang yang mengalami anemia warna retinanya akan

berwarna pucat. Dimana retina ini sangat berperan penting dalam ketajaman

penglihatan. Retina meskipun bentuknya yang tipis, ia memiliki 10 lapisan yakni :

1. Membran limitan dalam, adalah lapisan yang terletak paling dalam.

2. Lapisan serabut saraf, terdapat cabang-cabang utama pembuluh retina.

3. Lapisan sel ganglion, suatu lapisan yang terdiri dari sel saraf bercabang.

4. Lapisan pleksiform dalam

5. Lapisan nukleus dalam, tersusun atas badan dan nukleus sel-sel bipolar

(menghubungkan sel batang dan sel kerucut ke sel-sel ganglion).1

6. Lapisan pleksiform luar

7. Lapisan nukleus luar, tersusun atas nukleus sel kerucut dan sel batang.

8. Membran limitan luar

9. Lapisan batang dan kerucut, adalah lapisan penangkap sinar.

Page 5: PBL BLOK 6

10. Lapisan epitel pigmen, melekat pada koroid. 3,4

Kemudian, bagian ini bersifat semicair, tidak berwarna, bening dan biasa disebut

badan kaca atau vitreous humor. Bagian ini terletak pada bagian posterior mata yang

berfungsi untuk mempertahankan bentuk bola matadan meneruskan sinar dari lensa ke

retina.

Proses atau Jalur Penglihatan

Kita dapat melihat suatu benda adalah karena bantuan cahaya yang dipantulkan

ke mata dimana cahaya itu adalah suatu bentuk radiasi elektromagnetik. Fotoreseptor

yang ada pada mata hanya peka pada pada panjang gelombang sebesar 400-700

nanometer. Berkas cahaya yang nantinya masuk ke mata akan dibelokkan ke arah dalam

untuk difokuskan ke sebuah titik di dalam retina.

Pembelokan cahaya ini (refraksi) terjadi ketika berkas cahaya tersebut dari satu

medium dengan kepadatan tertentu berpindah ke medium dengan kepadatan yang

berbeda. Cahaya akan lebih mudah bergerak apabila melalui udara dibandingkan

melalui media transparan lain, seperti kaca dan air. Ketika suatu berkas cahaya masuk

ke medium dengan densitas yang lebih tinggi, maka cahaya tersebut akan melambat,

begitu juga dengan keadaan sebaliknya. Yang berpengaruh dalam keadaan refraksi ada

dua macam yakni densitas komparatif antara dua media dimana semakin besar

perbedaan densitasnya maka semakin besar juga derajat pembelokan dan sudut jatuhnya

berkas cahaya di medium kedua.5 Ada beberapa bagian yang berperan dalam kegiatan

refraksi yakni kornea, lensa, aqueous humor, dan vitreous humor.1 Dan yang paling

berperan penting adalah kornea dan lensa, dimana kornea merupakan struktur pertama

yang dilalui cahaya, yang melengkung adalah yang berperan paling besar dalam

kemampuan refraktif total karena densitas pertemuan kornea/udara jauh lebih besar

dibandingkan densitas antar lensa dan cairan yang mengelilinginya. Sedangkan pada

astigmatisme, kelengkungan kornea tidak seragam/rata sehingga berkas-berkas cahaya

juga mengalami refraksi yang tidak setara. Dan kemampuan refraksi kornea seseorang

akan tetap konstan karena kelengkungan kornea tidak akan pernah berubah, tetapi

kemampuan refraksi lensa dapat berubah dan dapat disesuaikan dengan mengubah

kelengkungannya.5

Kemampuan mata yang lainnya adalah kemampuan menyesuaikan kekuatan

lensa sehingga baik sumber cahayanya jauh atau dekat tetap dapat difokuskan pada

retina. Kemampuan inilah yang dikenal dengan akomodasi dimana kekuatan lensanya

bergantung dan diatur oleh otot siliaris. Otot siliaris ini adalah otot melingkar yang

melekat pada lensa dengan bantuan ligamentum suspensorium. Keduanya bekerja secara

Page 6: PBL BLOK 6

berlawanan, ketika otot siliaris melemas, ligamentum suspensorium akan menegang dan

kemudian menarik lensa hingga berbentuk pipih dengan kekuatan refraksi yang

minimal.5 akibat dari kemampuan akomodasi daya pembiasan lensa bertambah kuat.

Kemampuan akomodasi akan semakin bertambah sesuai dengan kebutuhan. Semakin

dekat benda yang kita lihat maka semakin kuat mata harus berakomodasi. Kekuatan

akomodasi ini diatur oleh refleks akomodasi.3

Teknik Pemeriksaan Mata

Untuk mengetahui apakah mata tersebut masih berfungsi dengan baik atau tidak

perlu dilakukan pemeriksaan. Ada beberapa cara pemeriksaan dengan tujuan dan

kegunaannya masing-masing seperti untuk pemeriksaan tajam penglihatan, lapang

pandangan, penglihatan warna, binokular, dan stereokospik. Selain itu, pemeriksaan

juga dilakukan untuk mengetahui keluhan pada pasien, untuk melakukan anamnesa, dan

juga pemeriksaan serta pengobatan.

Untuk pemeriksaan tajam penglihatan mata dapat dilakukan uji lubang kecil (uji

menggunakan kartu snellen dengan jarak 6 meter, kemudian mata orang percobaan

diberikan lempengan berlubang kecil sebesar 0,75 mm), uji pengkabutan (untuk uji

pemeriksaan astigmatisma), uji celah stenopik (untuk mengetahui adanya astigma dan

seberapa besar astigmanya, lalu untuk melihat koreksi astigmat dan untuk

merencanakan pembedahan iridektomi optik), uji silinder silang (menggunakan dua

lensa silinder yang berbeda ukuran), uji duokrom (menggunakan kartu dan huruf

berwarna merah dan hijau, merah untuk miopia dan hijau untuk hipermetropia), uji

dominan mata, dan uji crowding phenomena (menggunakan huruf dari kartu snellen).3

Berikutnya adalah pemeriksaan mata untuk lapang pandangan, dapat dilakukan

melalui 3 jenis pemeriksaan. Yang pertama adalah uji konfrontasi dimana uji ini

dilakukan apabila tidak memiliki alat yang memadai, dan pasien didudukan dengan

jarak 60 cm dari pemeriksa. Selanjutnya yang kedua adalah pemeriksaan kampimetri

yang menggunakan layar hitam atau tangent screen Bjerrum dengan mendudukan pasien

dengan jarak 2 meter dan salah satu matanya berfiksasi dilakukan sampai pasien melihat

benda yang digerakkan pada layar dan terus dilakukan hingga mengelilingi 360 derajat.

Yang terakhir adalah pemeriksaan perimetri menggunakan alat berbentuk setengah bola

dengan jari-jari 30cm dimana mata pasien berada pada titik pusat bola dan fiksasi pada

bagian sentral parabola perimeter, dan benda digerakkan hingga pasien melihatnya

dengan menggunakan penghitungan derajat.4

Dan pada kasus skenario ini disinggung bahwa pasien memiliki visus yang

berbeda antara mata kanan dengan mata kiri dengan ukuran visus mata kanan 10/20 dan

Page 7: PBL BLOK 6

visus mata kiri 15/20. Untuk mengetahui visus mata dilakukan pemeriksaan tajam

penglihatan yang pada umumnya digunakan kartu snellen dengan jarak antara 5 sampai

6 meter. Dan beberapa literatur menekankan untuk melakukan pemeriksaan pada mata

kanan terlebih dahulu baru dilakukan pemeriksaan untuk mata kiri.

Gambar 3. Kartu Snellen

Mengapa dipilih pada jarak berkisar 5 sampai 6 meter (20 kaki)? Hal ini

dikarenakan pada jarak tersebut mata dalam keadaan istirahat dan melihat tanpa

akomodasi. Batas normal visus mata manusia adalah 6/6 dalam satuan meter, yang

berarti mata pasien pada jarak 6meter dapat melihat suatu huruf yang seharusnya terlihat

pada jarak 6 meter, begitu juga dengan satuan lain yaitu 20/20 dalam satuan kaki (6

meter = 20 kaki).4 Dan dapat kita ketahui bahwa mata kanan pasien hanya dapat melihat

huruf pada jarak 10 kaki padahal huruf tersebut pada orang normal dapat terlihat dengan

jarak 20 kaki, begitu juga mata kirinya yang hanya bisa melihat huruf pada jarak 15 kaki

padahal bila pada orang normal huruf tersebut dapat terlihat pada jarak 20 kaki.

Penyebab Gangguan Mata

Semakin bertambahnya usia pada umumnya kemampuan mata untuk melihat

akan semakin menurun karena daya pakainya yang semakin berkurang seperti pada

lensa mata, seiring bertambahnya usia nukleus akan bertambah besar sedangkan bagian

korteksnya akan menipis. Begitu juga daya untuk berakomodasi, seiring bertambahnya

waktu maka kemampuan akomodasi pun akan menurun karena berkurangnya elastisitas

lensa sehingga lensa sukar mencembung.4

Kesimpulan

Page 8: PBL BLOK 6

Wanita tersebut memiliki visus pada mata kanan 10/20 dan pada mata kiri 15/20.

Yang mengartikan bahwa mata kanan pasien hanya dapat melihat huruf pada jarak 10

kaki padahal huruf tersebut pada orang normal dapat terlihat dengan jarak 20 kaki,

begitu juga mata kirinya yang hanya bisa melihat huruf pada jarak 15 kaki padahal bila

pada orang normal huruf tersebut dapat terlihat pada jarak 20 kaki. Dan gangguan

penglihatan yang hilang sebagian terjadi karena struktur mata yang daya kemampuan

melihat (melakukan refraksi dan akomodasi) menurun seiring bertambahnya usia si

pasien dan sesuai dengan kegiatan yang dilakukan si pasien itu sendiri.

Daftar Pustaka

Penyakit Mata