Makalah Pbl Blok 6 - Berkurangnya Penglihatan

28
Berkurangnya Penglihatan Roykedona Lisa Triksi Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta Pendahuluan Pepatah mengatakan mata merupakan jendela dunia. Karena lewat mata lah kita bisa menikmati seluruh keindahan dunia dan isinya. Lewat mata pun kita bisa mempelajari segala sesuatu. Mata merupakan salah satu organ yang penting dan juga rumit dalam tubuh kita. Maka dari itu jika kita mengalami gangguan pada organ ini akan sangat mengganggu kegiatan sehari-hari. Gangguan-gangguan pada mata dapat diketahui melalui visus. Dalam pembahasan kali ini akan dibahas mengenai struktur mata baik secara anatomi dan histology. Selain itu akan ada penjelasan mengenai mekanisme penglihatan dan juga pemeriksaan visus serta faktor-faktor yang mempengaruhi berkurangnya penglihatan. Pembahasan kali ini pun sesuai dengan skenario yang telah diberikan. Struktur Mata Mata atau Bulbus Oculi adalah sistem optic yang memfokuskan berkas cahaya pada fotoreseptor, yang mengubah energi cahaya menjadi impuls saraf. 1 70% reseptor sensorik berada di mata, sedangkan 40% dari cortex cerebri terlihat dalam pemrosesan informasi visual. Struktur dan fungsi mata sangat rumit dan mengagumkan. Secara konstan mata menyesuaikan 1

description

Makalah PBL Blok 6 FK UKRIDA - Berkurangnya Penglihatan

Transcript of Makalah Pbl Blok 6 - Berkurangnya Penglihatan

Page 1: Makalah Pbl Blok 6 - Berkurangnya Penglihatan

Berkurangnya Penglihatan

Roykedona Lisa Triksi

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta

Pendahuluan

Pepatah mengatakan mata merupakan jendela dunia. Karena lewat mata lah kita bisa

menikmati seluruh keindahan dunia dan isinya. Lewat mata pun kita bisa mempelajari segala

sesuatu. Mata merupakan salah satu organ yang penting dan juga rumit dalam tubuh kita.

Maka dari itu jika kita mengalami gangguan pada organ ini akan sangat mengganggu kegiatan

sehari-hari. Gangguan-gangguan pada mata dapat diketahui melalui visus.

Dalam pembahasan kali ini akan dibahas mengenai struktur mata baik secara anatomi

dan histology. Selain itu akan ada penjelasan mengenai mekanisme penglihatan dan juga

pemeriksaan visus serta faktor-faktor yang mempengaruhi berkurangnya penglihatan.

Pembahasan kali ini pun sesuai dengan skenario yang telah diberikan.

Struktur Mata

Mata atau Bulbus Oculi adalah sistem optic yang memfokuskan berkas cahaya pada

fotoreseptor, yang mengubah energi cahaya menjadi impuls saraf.1 70% reseptor sensorik

berada di mata, sedangkan 40% dari cortex cerebri terlihat dalam pemrosesan informasi

visual. Struktur dan fungsi mata sangat rumit dan mengagumkan. Secara konstan mata

menyesuaikan jumlah cahaya yang masuk, memusatkan perhatian pada objek yang dekat dan

jauh serta menghasilkan gambaran yang kontinu yang dengan segera dihantarkan ke otak.2

Alamat korespondensi: Roykedona Lisa Triksi (102011207)Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Terusan Arjuna No.6 Jakarta Barat 11510 Telp. 021-56942061 Fax. 021-5631731 Email : [email protected]

1

Page 2: Makalah Pbl Blok 6 - Berkurangnya Penglihatan

Gambar 1. Struktur Anatomi Mata

a. Makroskopis

Secara makro, bola mata berdiameter ±2,5 cm dimana 5/6 bagiannya terbenam

dalam rongga mata, dan hanya 1/6 bagiannya saja yang tampak pada bagian anterior.

Bagian anterior mata yang terlihat yaitu sclera (bagian putih mata), kornea, iris, dan

pupil. Selain itu terdapat pula struktur tambahan mata, diantaranya adalah alis,

kelopak mata (palpebra) yang dipisahkan oleh fissure palpebra, conjunctiva

(membrane mukosa transparan), dan apparatus lacrimalis (menjaga permukaan bola

mata tetap lembab).

Selain itu terdapat berbagai macam otot untuk menggerakkan mata, yaitu

sebagai berikut:

1. Rektus medialis membalik mata ke arah dalam

2. Rektus lateralis membalik mata ke arah luar

3. Rektus superior memutar mata keatas dan kedalam

4. Rektus inferior memutar mata kebawah dan kedalam

5. Oblikus superior memutar mata kebawah dan keluar

6. Oblikus inferior memutar mata keatas dan keluar. Otot ini adalah satu-

satunya otot yang muncul dari depan orbita.

2

Page 3: Makalah Pbl Blok 6 - Berkurangnya Penglihatan

Sebagian besar otot-otot mata dipersarafi oleh saraf cranial ketiga (okulomotor).

Rektus lateral dipersarafi oleh saraf cranial keenam dan oblikus superior oleh cranial

keempat.3 Tulang orbita yang melindungi mata juga mengandung berbagai saraf

lainnya:

a.      Saraf optikus membawa gelombang saraf yang dihasilkan di dalam retina

ke otak.

b.     Saraf lakrimalis merangsang pembentukan air mata oleh kelenjar air mata.

c.      Saraf lainnya menghantarkan sensasi ke bagian mata yang lain dan

merangsang otot pada tulang orbita.

Arteri oftalmika dan arteri retinalis menyalurkan darah ke mata kiri dan mata kanan,

sedangkan darah dari mata dibawa oleh vena oftalmika dan vena retinalis. Pembuluh

darah ini masuk dan keluar melalui mata bagian belakang.4

Bulbus okuli ini dibagi menjadi tiga lapisan dari luar ke dalam yaitu:

1. Tunika fibrosa

Tunika fibrosa merupakan lapisan mata yang paling luar dan keras. Bagian

posterior tunika fibrosa adalah sclera opaque yang berisi jaringan ikat fibrosa

putih, sclera merupakan bagian putih bola mata.1 Sclera memberi bentuk pada bola

mata (5/6 bagian belakang) dan memberikan tempat perlekatan untuk otot

ekstrinsik. Bagian lainnya dari tunika ini adalah kornea. Kornea merupakan

perpanjangan anterior yang transparan pada sclera di bagian depan mata (1/6

bagian depan). Bagian ini mentransmisi cahaya dan memfokuskan berkas cahaya.5

Untuk melindungi kornea ini, maka disekresikan air mata sehingga keadaannya

selalu basah dan dapat membersihkan dari debu. Pada batas cornea dan sclera

terdapat canalis schlemm yaitu suatu sinus venosus yang menyerap kembali cairan

aquaus humor bola mata.

2. Tunika vaskulosa

Tunika vaskulosa merupakan lapisan tengah dari bola mata. Lapisan ini

terdiri dari lapisan koroid, badan siliaris, iris dan pupil. Lapisan koroid adalah

bagian yang sangat terpigmentasi untuk mencegah refleksi internal berkas cahaya.

3

Page 4: Makalah Pbl Blok 6 - Berkurangnya Penglihatan

Bagian ini juga sangat tervaskularisasi untuk memberikan nutrisi pada mata, dan

elastic sehingga dapat menarik ligament suspensori. Badan siliaris merupakan

suatu penebalan di bagian anterior lapisan koroid, mengandung pembuluh darah

dan otot siliaris.1 Otot ini penting dalam akomodasi penglihatan. Iris merupakan

perpanjangan sisi anterior koroid, iris adalah bagian mata yang berwarna bening.

Lapisan iris memiliki pigmen warna, bagian inilah yang memberikan warna mata.

Sedangkan pupil adalah ruang terbuka bulat pada iris tempat masuknya cahaya

untuk sampai ke inferior mata. Diameter pupil dikendalikan oleh otot radialis dan

sirkularis. Pada bagian depan dan belakang lensa ini terdapat rongga yang berisi

caira bening yang masing-masing disebut Aqueous Humor dan Vitreous Humor.

Adanya cairan ini dapat memperkokoh kedudukan bola mata

3. Tunika nervosa

Tunika nervosa atau retina merupakan lapisan terdalam dari bola mata.

Lapisan ini lunak, namun tipis, hampir menyerupai lapisan pada kulit bawang.

Retina tersusun dari sekitar 103 juta sel-sel yang berfungsi untuk menerima

cahaya. Di antara sel-sel tersebut sekitar 100 juta sel merupakan sel-sel batang

yang berbentuk seperti tongkat pendek dan 3 juta lainnya adalah sel konus

(kerucut). Sel-sel ini berfungsi untuk penglihatan hitam dan putih, dan sangat peka

pada sedikit cahaya.

Sel Kerucut atau cone cell mengandung jenis pigmen yang berbeda, yaitu

iodopsin yang terdiri dari retinen. Sel kerucut bertanggung jawab untuk

penglihatan di siang hari. Subgrup dari sel kerucut responsif terhadap panjang

gelombang pendek, menengah, dan panjang (biru, hijau, merah). Sel-sel ini

terkonsentrasi di fovea yang bertanggung jawab untuk penglihatan detil seperti

membaca huruf kecil.

Sel batang berfungsi untuk penglihatan malam. Sel-sel ini sensitif terhadap

cahaya dan tidak memberikan sinyal informasi panjang gelombang (warna). Sel

batang menyusun sebagian besar fotoreseptor di retina bagian lainnya.6 Sel batang

ini mengandung suatu pigmen yang fotosensitif disebut rhodopsin. Cahaya lemah

seperti cahaya bulan pun dapat mengenai rhodopsin. Sehingga sel batang ini

diperlukan untuk penglihatan pada cahaya remang-remang.

4

Page 5: Makalah Pbl Blok 6 - Berkurangnya Penglihatan

b. Fungsi

Bagian-bagian dari mata pun memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut:

- Sklera : Melindungi bola mata dari kerusakan mekanis dan menjadi tempat

melekatnya bola mata

- Kornea : memungkinkan lewatnya cahaya dan merefraksikan cahaya

- Corpus Siliaris : Menyokong lensa dan mengandung otot yang memungkinkan

lensa untuk beroakomodasi, kemudian berfungsi juga untuk mengsekreskan

aqueus humor

- Iris : Mengendalikan cahaya yang masuk ke mata melalui pupil, mengandung

pigmen.

- Lensa : Memfokuskan pandangan dengan mengubah bentuk lensa

- Retina : lapisan jaringan peka cahaya yang terletak di bagian belakang bola

mata; berfungsi mengirimkan pesan visual melalui saraf optikus ke otak.

- Bintik kuning (Fovea) : Bagian retina yang mengandung sel kerucut

- Bintik buta : Daerah syaraf optic meninggalkan bagian dalam bola mata

- Vitreous humor : Menyokong lensa dan menjaga bentuk bola mata

- Aquous humor : Menjaga bentuk kantong bulbus oculi, member nutrisi kepada

kornea, lensa dan sebagian retina.

c. Alat-alat tambahan mata

Selain struktur maksroskopis seperti di atas, mata juga memiliki alat-alat tambahan

yang terdiri dari:

- Alis : terdiri dari rambut kasar yang terletak melintang di atas mata, fungsinya

untuk melindungi mata dari cahaya dan keringat juga untuk kecantikan.

- Kelopak mata : ada dua, yaitu atas dan bawah. Kelopak mata atas lebih banyak

bergerak dari kelopak yang bawah dan mengandung musculus levator pepebrae

untuk menarik kelopak mata ke atas (membuka mata). Untuk menutup mata

dilakukan oleh otot otot yang lain yang melingkari kelopak mata atas dan

bawah yaitu musculus orbicularis oculi. Ruang antara ke-2 kelopak disebut

celah mata (fissura pelpebrae), celah ini menentukan “melotot” atau “sipit” nya

seseorang. Pada sudut dalam mata terdapat tonjolan disebut caruncula

5

Page 6: Makalah Pbl Blok 6 - Berkurangnya Penglihatan

lakrimalis yang mengandung kelenjar sebacea (minyak) dan sudorifera

(keringat).

- Bulu mata : ialah barisan bulu-bulu terletak di sebelah anterior dari kelenjar

Meibow. Kelenjar sroacea yang terletak pada akar bulu-bulu mata disebut

kelenjar Zeis. Infeksi kelenjar ini disebut Lordholum (bintit).

- Apparatus lacrimalis : terdiri dari kelenjar lacrimal, ductus lacrimalis, canalis

lacrimalis, dan ductus nassolacrimalis.7

d. Mikroskopis

1. Tunika Fibrosa:

I. Kornea

Epitel kornea : epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk

Membrana bowmanI: membrana basalis yang menebal. Terdiri dari fibril

kolagen yang halus

Stroma / substansia propia: lapisan paling tebal, tidak ada pembuluh darah,

serat kolagen tersusun rapi, ada sel sel fibroblas

membrana descemeti terdiri dari serat kolagen yang tersusun seperti jala

endotel kornea: epitel selapis gepeng

Tampak jernih sebab: sedikit air, susunan serat kolagen teratur,

mengandung zat antar sel (asam kondroitin sulfat)

Non vaskular / avaskular

Saraf sensoris banyak

Mendapat makanan – difusi dari: Humor akues dan pembuluh darah di

limbus kornea.8

Gambar 2. Kornea

6

Page 7: Makalah Pbl Blok 6 - Berkurangnya Penglihatan

II. Limbus kornea

epitel konjungtiva bulbi: epitel berlapis gepeng dan dapat berubah menjadi

epitel berlapis kubis / silindris

Jaringan ikat konjungtiva bulbi: campuran dari serat kolagen dan serat

elastin

Stroma limbus: merupakan jaringan ikat

Saluran Schlemm: lubang yang menampung humor akues

Jaringan trabekular: terdapat diantara celah Fontana.8

Gambar 3. Limbus mata

III. Sklera

7

Page 8: Makalah Pbl Blok 6 - Berkurangnya Penglihatan

Terdiri dari jaringan ikat padat kolagen, serat – seratnya berjalan ke segala

arah, substansia dasar cukup banyak sedikit fibroblas dan serat elastin .Sebagian besar

non vaskular. Antara sklera dan koroid terdapat suatu lapisan tipis yang disebut area

kribosa. Bagian posterior dari sklera yang berlubang ditembus oleh nerve optikus.

2. Tunika Vaskulosa

I. Iris

Endotel: epitel selapis gepeng

Lapisan jaringan ikat jarang,fibroblas +sel pigmen

Lapisan jaringan ikat jarang + pembuluh darah

Musculus sfingter pupil ( otot polos , dipersarafi oleh serat saraf

parasimpatis) dan musculus dilatator pupilae ( dipersarafi oleh serat saraf

simpatis, menarik iris ,pupil menjadi lebar). Pada m.dilatator pupilae bukan

otot sebenarnya, ini percabangan dari mioepitel

Pars iridika retina: 2 lap sel kubis berpigmen.8

8

Page 9: Makalah Pbl Blok 6 - Berkurangnya Penglihatan

9

Page 10: Makalah Pbl Blok 6 - Berkurangnya Penglihatan

Gambar 4. iris

II. Korpus siliaris

Musculus siliaris: pars meridionalis, pars radiate, pars sirkularis

Jaringan ikat vaskular

Pars siliaris retina: 2 lap.sel kubis

Epitel siliar membentuk humor akuos8

10

Page 11: Makalah Pbl Blok 6 - Berkurangnya Penglihatan

Gambar 5. Korpus siliaris

III. Koroidea

Lapisan suprakorioidea/fuska sklera terdiri dari serat kolagen dan elastin

Lapisan vaskulosa: pembuluh darah menuju korpus siliaris

Lapisan koriokapilaris: tempat berakhirnya cabang koroidea. Diantara

kapilar ada jala–jala serat kolagen dan serat elastin yang halus, sedikit

fibroblas dan melanosit.

Lapisan elastika Bruch8

Gambar 6. Koroid

3. Tunika Nervosa

I. Pars Optika Retina

11

Page 12: Makalah Pbl Blok 6 - Berkurangnya Penglihatan

Membran limitans dalam: membran basal sel Muller

Lapisan serat saraf nerve optikus: akson berasal dari sel –sel ganglion

Lapisan sel – sel ganglioner: mengandung sel ganglion ,neuron ketiga dan

neuroglia .

Lapisan plexiform dalam: merupakan tempat hubungan neuron kedua dan

ketiga. Sinaps antara sel bipolar, sel amakrin dan sel ganglion

Lapisan granular / inti dalam: inti – inti dan badan sel dari sel bipolar dan

sel horizontal dan sel amakrin

Lapisan plexiform luar: akson sel batang dan kerucut bersama dendrit , sel

bipolar dan sel horizontal.disini hubungan antara neuron pertama dan

kedua

Lapisan granular / inti luar: Inti - inti sel batang dan kerucut bersama badan

selnya

Lapisan limitans luar

Lapisan batang kerucut: suatu organ akhir saraf yang terletak paling luar

dekat epitel pigmen,disini terdapat sel muller berfungsi sebagai penyokong

Lapisan epitel pigmen: sel - sel berpigmen , melekat pada koroid,menyerap

cahaya,mencegah pemantulan8

12

Page 13: Makalah Pbl Blok 6 - Berkurangnya Penglihatan

Gambar 7. retina

Mekanisme penglihatan

Mekanisme penglihatan secara singkat dapat diuraikan sebagai berikut, yaitu cahaya

masuk ke mata melalui kornea lewat pupil yang lebar-sempitnya dapat diatur oleh iris. Setelah

itu cahaya akan dibiaskan oleh lensa dan kemudian bayangan jatuh di retina yang bersifat

nyata, terbalik dan diperkecil. Sel-sel batang dan kerucut kemudian meneruskan sinyal cahaya

melalui saraf optik. Kemudian bayangan diteruskan ke otak, yang kemudian di otak bayangan

akan terlihat tidak terbalik seperti aslinya. Namun selain penjelasan secara singkat tersebut,

akan dibahas pula dua hal yang berkaitan erat dengan mekanisme penglihatan, yaitu

akomodasi dan refraksi.

1. Akomodasi

Dalam hal memfokuskan objek pada retina, lensa mata memegang

peranan penting. Kornea mempunyai fungsi memfokuskan objek secara tetap

demikian pula bola mata. Kemampuan lensa mata untuk memfokuskan objek

disebut daya akomodasi. Selama mata melihat jauh, tidak terjadi akomodasi,

makin dekat benda yang dilihat semakin kuat mata/lensa berakomodasi. Daya

akomodasi ini tergantung kepada umur. Usia semakin tua, daya akomodasi

semaking turun. Hal ini disebabkan kekenyalan lensa/elastisitas lensa semakin

berkurang.9

13

Page 14: Makalah Pbl Blok 6 - Berkurangnya Penglihatan

Jarak terdekat dari benda agat masih dapat dilihat dengan jelas

dikatakan benda terletak pada “titik dekat”/punctum proksimum. Jarak

punctum proksimum terhadap mata dinyatakan dalam P (meter) maka 1 P

disebut Aksial proksimum, pada saat ini mata berakomodasi sekuat-kuatnya.

Sedangkan jarak terjauh dari benda agat masih dapat dilihat dengan jelas

dikatakan benda terletak pada “titik jauh”/punctum remotum. Jarak punctum

remotum terhadap mata dinyatakan dalam r (meter) maka 1 r disebut Aksial

remoktum, pada saat ini mata tidak berakomodasi. Bertambah jauhnya titik

dekat akibat umur disebut mata presbiop.9

2. Refraksi

Cahaya adalah suatu bentuk radiasi elektromagnetik yang terdiri dari

paket-paket individual energy seperti partikel yang disebut foton yang berjalan

menurut cara-cara gelombang. Gerakan ke depan suatu gelombang cahaya

dalam arah tertentu dikenal dengan berkas cahaya. Berkas-berkas cahaya

divergen yang mencapai mata harus dibelokkan ke arah dalam untuk

difokuskan kembali ke sebuah titik peka-cahaya di retina agar dihasilkan suatu

bayangan yang akurat mengenai sumber cahaya. Pembelokan inilah yang

disebut sebagai refraksi.6

Refraksi terjadi ketika berkas berpindah dari satu medium dengan

kepadatan (densitas) tertentu ke medium dengan kepadatan yang berbeda.

Cahaya bergerak lebih cepat melalui udara daripada melalui media transparan

lainnya. Ketika suatu berkas cahaya masuk ke medium dengan densitas yang

lebih tinggi, cahaya tersebut melambat (sebaliknya juga berlaku). Berkas

cahaya mengubah arah perjalanannya jika mengenai medium baru pada tiap

sudut selain tegak lurus.

Dua faktor penting dalam refraksi : densitas komparatif antara dua

media (semakin besar perbedaan densitas,semakin besar derajat pembelokan)

dan sudut jatuhnya berkas cahaya di medium kedua(semakin besar sudut,

semakin besar pembiasan). Dua struktur yang paling penting dalam

14

Page 15: Makalah Pbl Blok 6 - Berkurangnya Penglihatan

kemampuan refraktif mata adalah kornea dan lensa. Permukaan kornea,

struktur pertama yang dilalui cahaya sewaktu masuk mata,yang melengkung

berperan besar dalam reftraktif total karena perbedaan densitas pertemuan

udara/kornea jauh lebih besar dari pada perbedaan densitas antara lensa dan

cairan yang mengelilinginya. Kemampuan refraksi kornea seseorang tetap

konstan karena kelengkungan korneatidak pernah berubah. Sebaliknya

kemampuan refraksi lensa dapat disesuaikan dengan mengubah

kelengkungannya sesuai keperluan untuk melihat dekat/jauh. Struktur-struktur

refraksi pada mata harus membawa bayangan cahaya terfokus di retina agara

penglihatan jelas. Apabila bayangan sudah terfokus sebelum bayangan

mencapai retina atau belum terfokus sebelum mencapai retina, bayangan

tersebut tampak kabur. Berkas-berkas cahaya yang berasal dari benda dekat

lebih divergen sewaktu mencapai mata daripada berkas-berkas dari sumber

jauh. Berkas dari sumber cahaya yang terletak lebih dari 6 meter (20 kaki)

dianggap sejajar saat mencapai mata. Untuk kekuatan refraktif mata

tertentu,sumber cahaya dekat memerlukan jarak yang lebih besar di belakang

lensa agar dapat memfokuskan daripada sumber cahaya jauh, karena berkas

dari sumber cahaya dekat masih berdivergensi sewaktu mencapai mata.

Untuk mata tertentu, jarak antara lensa dan retina selalu sama. Untuk

membawa sumber cahaya jauhdan dekat terfokus di retina (dalam jarak yang

sama), harus dipergunakan lensa yang lebih kuat untuk sumber dekat.

Kekuatan lensa dapat disesuaikan melalui proses akomodasi.

Pemeriksaan visus

Visus adalah ketajaman atau kejernihan penglihatan, sebuah bentuk yang khusus di

mana tergantung dari ketajaman fokus retina dalam bola mata dan sensitifitas dari interpretasi

di otak. Untuk menghasilkan detail penglihatan, sistem optik mata harus memproyeksikan

gambaran yang fokus pada fovea, sebuah daerah di dalam makula yang memiliki densitas

tertinggi akan fotoreseptor konus/kerucut sehingga memiliki resolusi tertinggi dan penglihatan

warna terbaik. Ketajaman dan penglihatan warna sekalipun dilakukan oleh sel yang sama,

memiliki fungsi fisiologis yang berbeda dan tidak tumpang tindih kecuali dalam hal posisi.

Ketajaman dan penglihatan warna dipengaruhi secara bebas oleh masing-masing unsur.10

Untuk mengetahui visus adalah dengan menggunakan suatu pecahan matematis yang

15

Page 16: Makalah Pbl Blok 6 - Berkurangnya Penglihatan

menyatakan perbandingan 2 jarak, yang juga merupakan perbandingan ketajaman penglihatan

seseorang dengan ketajaman penglihatan orang normal. Visus biasa dilakukan menggunakan

optotipe Snellen.

Gambar 8. Optotipe Snellen

Biasanya pemeriksaan tajam penglihatan ditentukan dengan melihat kemampuan membaca huruf-huruf

berbagai ukuran pada jarak baku untuk kartu. Pasiennya dinyatakan dengan angkapecahan seperti 20/20 untuk

penglihatan normal. Pada keadaan ini, mata dapat melihat huruf pada jarak 20 kaki yang seharusnya dapat

dilihat pada jarak tersebut. Tajam penglihatan normal rata-rata bervariasi antara 6/4 hingga 6/6 (atau 20/15 atau

20/20 kaki). Tajam penglihatanmaksimum berada di daerah fovea, sedangkan beberapa faktor seperti

penerangan umum,kontras, berbagai uji warna, waktu papar, dan kelainan refraksi mata dapat merubah tajam

penglihatan mata.11

Ketajaman normal memiliki visus 20/20 yang merupakan jarak antara subjek dengan chart. Hal ini

menjelaskan jarak dimana garis yang membentuk huruf dapat dipisahkan dengan sudut penglihatan minimal

1 menit, yang dibaca pada mata tanpa kelainan refraktif dalam jarak 20 ft. Pengukuran ini sama dengan visus

6/6 dimana jarak 6 meter. Visus 20/20 menunjukkan ketajaman mata normal, 20/40 ketajaman dianggap

separuh normal, dan 20/10 memiliki ketajaman dua kali orang normal. Ketajaman visual diukur berdasarkan

resolusi spasial dari proses sistem penglihatan. Simbol berwarna hitam pada background berwarna putih

digunakan untuk kontras maksimum dan jarak yang ditetapkan 6 meter merupakan jarak minimum mata

normal untuk melihat tanpa melakukan akomodasi.11 Dalam pemeriksaan, lensa digunakan dalam berbagai

kekuatan untuk memperbaiki kelainan refraktif yang ada dan menggunakan pinhole akan memperbaiki

16

Page 17: Makalah Pbl Blok 6 - Berkurangnya Penglihatan

kelainan refraktif. Biasanya huruf digunakan dalam melakukan pemeriksaan (Snellen chart) namun simbol

lain (huruf E yang menghadap berbagai arah) juga dapat digunakan.

Rumus Mengukur Visus:

V = d / D

Keterangan:

V= Visus d = jarak antara optotype dengan subjek yang diperiksa D = jarak sejauh mana

huruf-huruf masih dapat dibaca mata normal .

Kelainan pada mata

Mata yang mempunyai titik jauh terhingga akan memberikan bayangan benda secara

tajam pada selaput retina, dikatakan mata emetrop. Sedangkan mata yang memiliki titik jauh

yang bukan tak terhingga, mata tersebut dikatakan mata emetrop. Mata ametrop mempunyai

PP sekitar 25cm, disebut mata normal, sedangkan mata emetrop yang mempunyai PP lebih

dari 25cm diseput presbiop.9

Berikut ini adalah macam kelainan pada mata yang sering terjadi:

1. Miopia (rabun jauh)

Kelainan ini disebabkan karena daya akomodasi yang lemah dan juga lenda

mata yang pendek atau terlalu cembung, sehingga bayangan benda jatuh tidak

tepat pada retina melainkan di depan retina. Mata ini tidak dapat melihat benda

jauh dan dibutuhkan kacamata dengan lensa negatif/cekung.

2. Hipermetropia (rabun dekat)

Rabun dekat disebabkan lensa mata terlalu pipih. Sehingga bayangan benda

tidak tepat pada retina melainkan di belakang retina. Mata ini tidak dapat

melihat benda dekat dan dibutuhkan kacamata dengan lensa postif/cembung.

Dengan lensa cembung, sinar yang jatuh di belakang retina akan

dikembalikan tepat pada retina.

3. Presbiopia

Presbiopia adalah kelainan pada mata yang disebabkan oleh faktor usia

sehingga daya akomodasi matanya berkurang. Penderita ini tidak dapat melihat

benda dekat dan tidak dapat melihat benda jauh dengan jelas. Penderita ini

harus menggunakan kacamata berlensa cekung dan cembung sekaligus.

4. Astigmatisma

17

Page 18: Makalah Pbl Blok 6 - Berkurangnya Penglihatan

Astigmatisma adalah kelainan mata yang disebab kan kelengkungan kornea

matanya yang tidak berbentuk bola sehingga sinar-sinar yang masuk tidak

terpusat sempurna. Akibatnya, benda yang dilihat ada bayangannya. Penderita

ini dapat dibantu dengan kacamata berlensa silindris.

Faktor-faktor berkurangnya penglihatan

Berikut adalah faktor-faktor yang membuat berkurangnya penglihatan:

a. Radiasi

Radiasi ultraviolet, radiasi gelombang mikro akan radiasi inframerah dapat

menimbulkan kekeruhan pada lensa serta melemahnya otot siliaris sehingga

menurunkan kemampuan akomodasi mata.

b. Umur

Kemampuan akomodasi semakin menurun seiringan dengan bertambahnya

umur. Dengan pertambahan umur maka akan terbentuk serabut-serabut lamel

secara terus menerus sehingga lensa bertambah besar dan berkurang elas-

tisitasnya. Hal ini menyebabkan sifat kecembungan lensa semakin menurun

pula. Penurunan kecembungan lensa menyebabkan berkurangnya ketegangan

pada zonula zin yang diakibatkan oleh kontraksi otot siliar yang terdapat

dibadan siliar semakin lemah. Kontraksi otot siliar yang semakin lemah berarti

kemampuan akomodasi juga semakin menurun.

c. Metabolik

Sistem metabolisme tubuh yang terganggu misalnya karena diabetes dapat

menyebabkan perubahan pada lensa dalam mekanisme aldose-reduktase dalam

jangka panjang akan menyebabkan kekeruhan pada lensa dan menurunkan

kemampuan akomodasi mata.

d. Penyakit

Jenis-jenis penyakit mata yang dapat menyebabkan menurunnya kemampuan

akomodasi antara lain katarak dan glaukoma. Penyakit bukan dari jenis

penyakit mata yang dapat menurunkan kemampuan akomodasi adalah

hipertensi. Bila mata yang mengandung penyakit tersebut dipakai terlalu lama

untuk melihat dekat maka kemampuan akomodasi menjadi lemah. Akibatnya,

melihat jadi berkurang sampai akhirnya kabur.

18

Page 19: Makalah Pbl Blok 6 - Berkurangnya Penglihatan

Kesimpulan

Berkurangnya penglihatan pada seorang pria berumur 45 tahun dalam skenario dapat

dipengaruhi oleh struktur mata yang berubah oleh karena faktor-faktor seperti radiasi, umur,

metabolism dan penyakit. Dan juga dapat disebabkan oleh berkurangnya kemampuan

mekanisme penglihatan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk permula. Jakarta: Penerbit EGC; 2004; 184-5.

2. Suratun, Heryati, Manurung S, Raenah E. Sistem keseimbangan. Jakarta: Penerbit

EGC; 2006.

3. Cambridge communication limited. Anatomi fisiologi: sistem lokomotor dan

penginderaan. 2nd ed. Jakarta: Penerbit EGC; 2005.

4. Young B, Heath JW. Special sense organs. London: Churchill Livingstone;

2005; 380-2.

5. Utami, HP. Mengenal cahaya dan optik. Jakarta: Penerbit Ganeca Exact; 2003; 22-5.

6. James B, Chew C, Bron A. Oftalmologi. 9th ed. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2006.

7. Wonodirekso S, Tambajong J. Organ-organ indera khusus dalam buku ajar anatomi.

Jakarta: Penerbit EGC; 2007; 574-7.

8. Singh I. Teks dan atlas histologi manusia. Jakarta: Binarupa Aksara; 2006; 115-20.

9. Gabriel JF. Fisika kedokteran. Jakarta: Penerbit EGC; 2006.

10. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta: Penerbit EGC; 2009.

11. Swartz MH. Buku ajar diagnostik fisik. Jakarta: Penerbit EGC; 2002.

19