pbl blok 6

13
Pengaruh Emosi Terhadap Debaran Jantung Manusia Welly Surya Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana [email protected] Abstrak: Manusia adalah makhluk sosial karena manusia tidak bisa hidup sendiri dan manusia memiliki hasrat untuk berinteraksi dengan manusia lain. Interaksi sosial ini pasti melibatkan emosi baik itu senang, sedih, marah, dan lain sebagainya. Emosi-emosi ini ternyata memengaruhi kerja organ dalam tubuh, sebagai contoh saat dalam keadaan marah atau takut denyut jantung akan menjadi lebih cepat dari biasanya yang sering disebut berdebar-debar. Jantung berdebar ini disebut juga palpitasi. Proses dari palpitasi ini melibatkan otak dan saraf. Otak memiliki bagian otak yang disebut hipotalamus, hipotalamus ini merupakan pusat dari berbagai macam hal salah satunya adalah emosi. Saat ada rangsang sensorik dari luar tubuh tentang emosi ini, hipotalamus akan mengeluarkan hormon yang memengaruhi sistem saraf otonom (SSO) yaitu persarafan simpatis dan persarafan parasimpatis.

description

bb

Transcript of pbl blok 6

Pengaruh Emosi Terhadap Debaran Jantung Manusia

Welly Surya

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

[email protected]

Abstrak:

Manusia adalah makhluk sosial karena manusia tidak bisa hidup sendiri dan manusia memiliki hasrat untuk berinteraksi dengan manusia lain. Interaksi sosial ini pasti melibatkan emosi baik itu senang, sedih, marah, dan lain sebagainya. Emosi-emosi ini ternyata memengaruhi kerja organ dalam tubuh, sebagai contoh saat dalam keadaan marah atau takut denyut jantung akan menjadi lebih cepat dari biasanya yang sering disebut berdebar-debar. Jantung berdebar ini disebut juga palpitasi. Proses dari palpitasi ini melibatkan otak dan saraf. Otak memiliki bagian otak yang disebut hipotalamus, hipotalamus ini merupakan pusat dari berbagai macam hal salah satunya adalah emosi. Saat ada rangsang sensorik dari luar tubuh tentang emosi ini, hipotalamus akan mengeluarkan hormon yang memengaruhi sistem saraf otonom (SSO) yaitu persarafan simpatis dan persarafan parasimpatis. Saraf simpatis bersifat kebalikan dari saraf parasimpatis di mana saraf simpatis biasanya mempercepat pengerjaan sesuatu dalam tubuh walau tidak selalu. Salah satu kerja dari saraf simpatis ini adalah mempercepat denyut jantung yang menimbulkan sensasi berdebar. Jantung yang berdebar tidak selalu mengondisikan tubuh akan gejala jantung, tetapi lebih sering disebabkan oleh keadaan yang fisiologis dari tubuh manusia.Kata Kunci: Jantung berdebar, palpitasi, saraf simpatis, hipotalamusAbstract:Humans are social beings because human beings can not live alone and people have a desire to interact with other human beings. This social interaction inevitably involves both the emotions happy, sad, angry, and so forth. These emotions turned out to affect the organs work in humans body , for example when in a state of anger or fear heart rate will be faster than normal which is often called pounding. Heart pounding is also called palpitations. The process of palpitation involves brain and nerves. The brain has a part of the brain called the hypothalamus, it is the center integration of various things one of which is emotion. When there are sensory stimuli from outside the body about this emotion, the hypothalamus secretes hormones that affect the autonomic nervous system, there are sympathetic innervations and parasympathetic innervations. The sympathetic nerves are the opposite of the parasympathetic nerves which usually accelerates the workmanship in the body, though not always. One of the working of the sympathetic nerve is accelerating heartbeat pounding sensation. A heart palpitation is not always symptoms of a heart attack, but is more often caused by physiological state of the human body.Key Words:

Pendahuluan

Latar Belakang

Sebagai makhluk sosial manusia pasti melakukan interaksi sosial dengan manusia lainnya. Interaksi sosial yang dilakukan ini melibatkan emosi yang ada pada setiap manusia. Emosi merupakan rangsang sensoris yang berkaitan erat dengan motivasi.a Saat dalam keadaan emosi yang menyenangkan, mengesalkan, atau menyedihkan, emosi-emosi tersebut memengaruhi proses kerja tubuh. Dalam setiap keadaan emosi pun memiliki pengaruh yang berbeda-beda pada tubuh manusia. Sebagai contoh saat emosi kita sedang menyenangkan, pencernaan dalam tubuh akan menjadi lebih cepat dari pada saat emosi kita dalam keadaan sedih atau marah. Denyut jantung pun demikian, memiliki frekuensi denyut yang berbeda-beda dalam setiap keadaan emosi. Saat kita cemas, gelisah, marah, kaget, dan lain sebagainya frekuensi denyut jantung akan semakin cepat yang menyebabkan terjadinya debaran jantung atau palpitasi. Palpitasi ini bisa merupakan gejala dari penyakit jantung, tetapi tidak selalu begitu, bahkan biasanya palpitasi adalah kondisi fisiologis dalam tubuh manusia karena banyak faktor yang menyebabkan palpitasi ini dapat terjadi, tidak selalu daam keadaan patologis. Rumusan Masalah

1. Mengapa dapat terjadi debaran jantung walaupun kondisi jantung dan paru-paru dalam keadaan normal?2. Bagaimana proses terjadinya debaran jantung?

Tujuan

Mahasiswa kedokteran tahu bagaimana proses terjadinya debaran jantung dan mengapa debaran jantung itu dapat terjadi pada manusia walaupun kondisi jantung dan paru-paru dalam keadaan normal. Otak dan BagiannyaOtak terletak di dalam rongga kranium tengkorak. Otak berkembang dari sebuah tabung yang mulanya memperlihatkan tiga gejala pembesaran yaitu otak awal yang menjadi otak depan, otak tengah, dan otak belakang. Otak depan ini menjadi belahan otak (hemisferium serebri), korpus striatum, dan talami (talamus dan hipotalamus). Otak belakang terdiri dari pons varoli, medula oblongata, dan serebelum. Pons varolli, medula oblongata, dan serebelum yang membentuk batang otak.1Serebrum mengisi bagian depan dan atas rongga tengkorak, yang masing-masing disebut fosa kranialis anterior dan fosa kranialis tengah. Serebrum terdiri dari dua belahan (hemisfer) yang membagi otak menjadi otak kanan dan otak kiri.1Bagian otak yang akan dibahas di sini ialah talamus dan hipotalamus yang memegang peranan yang sangat penting di otak. Talamus dan hipotalamus merupakan pusat integrasi di otak tepatnya di diensefalon. Diensefalon embrionik berkembang menjadi tiga wilayah otak dewasa: epitalamus, talamus, dan hipotalamus.2Talamus berada pada salah satu sisi sepertiga ventrikel yang merupakan pusat input informasi sensoris utama yang menuju ke serebrum dan merupakan pusat output untuk informasi motoris yang meninggalkan serebrum. Talamus mengandung banyak nukleus yang berbeda, masing-masing nukleus berfungsi untuk jenis informasi sensoris tertentu. Informasi yang masuk dari semua indera akan diseleksi dalam talamus dan dikirimkan ke pusat otak bagian atas untuk interpretasi dan integrasi lebih lanjut. Talamus juga menerima input dari serebrum dan bagian-bagian otak yang mengatur emosi dan kesiagaan (dalam keadaan bangun).2,3Hipotalamus merupakan salah satu wilayah otak yang paling penting dalam pengaturan homeostasis. Hipotalamus terletak di diensefalon dekat dengan ventrikel otak tiga (ventrikulus tertius). Hipotalamus sebagai pusat tertinggi sistem kelenjar endokrin yang menjalankan fungsinya melalui humoral (hormonal) dan saraf. Hormon yang dihasilkan hpotalamus sering siebut sebagai faktor R dan I yang mengontrol sintesa dan sekresi hormon hipofisis anterior sedangkan kontrol terhadap hipoifisis posterior berlangsung melalui kerja saraf. Nukleus hipotalamus memainkan peranan dalam respons seksual dan perilaku kawin, respons fight or flight, dan rasa nikmat.2,4Jantung Berdebar (Palpitasi)

Palpitasi merupakan gejala umum yang tidak menyenangkan yang dapat dijelaskan sebagai suatu kesadaran akan terasanya debaran jantung, suatu kesadaran yang umunya terutama disebabkan oleh perubahan irama jantung atau kecepatan denyut jantung atau karena bertambahnya kontraktilitas. Palpitasi tidak bersifat patologis bagi golongan gangguan tertentu; dan sebenarnya palpitasi sering bukan merupakan pertanda dari suatu gangguan fisis primer tetapi lebih karena gangguan psikologis.5Palpitasi dapat disebabkan oleh berbagai macam hal, baik kondisi yang patologis ataupun kondisi fisiologis. Kondisi yang patologis tidak akan dibahas di sini, hanya kondisi fisiologis saja yang dapat berupa kecemasan, kegelisahan, ketakutan, dan lain sebagainya. Orang-orang yang secara fisik sehat dan secara emosional beradaptasi dengan baik dapat mengalami palpitasi dalam keadaan tertentu. Saat atau tidak lama setelah pengerahan tenaga fisik yang kuat atau saat terjadi ketegangan emosional yang mendadak, palpitasi menjadi suatu hal yang biasa. Palpitasi dapat merupakan manifestasi dari suatu episode kecemasan akut. Palpitasi dengan gambaran lain bisa menjadi gambaran dari neurosis kecemasan berkepanjangan atau gangguan seumur hidup yang dicirikan oleh faal anatomik yang mudah berubah-ubah.5Saraf Simpatis dan Parasimpatis

Saraf simpatis menstimulasi dan mempercepat rangsang pada jantung dan sistem respirasi, tetapi menghambat sistem pencernaan. Saraf-saraf ini meningkatkan sirkulasi dan mendilatasi bronkus, saliva, dan seluruh sekresi saluran pencernaan, juga menurunkan peristaltik usus. Saraf simpatis distimulasi oleh emosi, seperti rasa takut, marah, atau gembira. Fungsi saraf simpatis berhubungan sangat erat dengan medula adrenal, yang distimulasi oleh saraf simpatis. Sistem saraf ini membantu tubuh berespons terhadap emosi dengan memberikan otot suplai darah yang baik, yang kaya akan oksigen. Kondisi ini memungkinkan seseorang berlari dengan cepat, ketika merasa takut atau mengamuk ketika merasa marah. Selain itu, saraf simpatis juga bertanggung jawab terhadap berhentinya proses pencernaan makanan saat terjadi emosi, yang selanjutnya saraf ini akan menyebabkan muntah dan pengosongan usus, kemudian saluran pencernaan akan mengeluarkan isi yang tidak dapat ditoleransi.6Sistem saraf parasimpatis memunyai pengaruh yang bertolak belakang dengan saraf simpatis, yaitu menstimulasi sistem pencernaan dan merangsang pengeluaran asam lambung dan aktivitas peristaltik. Selain itu, vagus memperlambat kontraksi jantung, menurunkan sirkulasi, menghambat fungsi sitem respirasi, dan membuat bronkus kontraksi. Saraf ini distimulasi oleh emosi yang menyenangkan. Akibatnya, perasaan bahagia dan senang dapat meningkatkan kerja sistem pencernaan.6Neurotransmitter

Terdapat beberapa neurotransmitter yang telah dikenal dan diidentifikasi hingga saat ini, yaitu:

1. AsetilkolinMerupakan neurotransmitter yang dilepaskan oleh saraf saraf parasimpatis dan juga saraf saraf preganglionik.

2. NorepinefrinMerupakan neurotransmitter yang hanya dikeluarkan oleh saraf saraf simpatis. Selain itu norepinefrin juga dihasilkan sebagai hormon pada kelenjar adrenal.

3. SerotoninMerupakan neurotransmitter pada bagian otak yang fungsinya sebagai penghambat nafsu makan dan menimbulkan rasa tenang.

4. DopaminJuga terdapat di dalam otak, tetapi fungsinya berlawanan dengan serotonin. Dopamin biasanya disekresi ketika kita dalam keadaan stress, depresi, khawatir, dan yang lainnya.5. GABA (Gamma Amino Butiric Acid)

Merupakan neurotransmitter inhibitor, artinya akan menghalangi penghantaran impuls di serabut saraf. GABA akan membuka gerbang ion chlorine yang bermuatan negative sehingga serabut saraf akan bermuatan sangat negatif. Dengan begitu impuls sulit untuk dihantarkan melalui serabut saraf. 7

Emosi

Emosi merupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri individu. Sebagai contoh emosi gembira mendorong perubahan suasana hati seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat tertawa, emosi sedih mendorong seseorang berperilaku menangis.8Emosi berkaitan dengan perubahan fisiologis dan berbagai pikiran. Jadi, emosi merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia, karena emosi dapat merupakan motivator perilaku dalam arti meningkatkan, tapi juga dapat mengganggu perilaku intensional manusia.8

Emosi pun merupakan suatu aspek psikis yang berkaitan dengan perasaan dan merasakan. Misalnya merasa senang, sedih, kesal, jengkel, marah, tegang dan lain-lain. Emosi pada diri seseorang berhubungan erat dengan keadaan psikis tertentu yang distimulasi baik oleh faktor dari dalam atau internal maupun faktor dari luar atau eksternal.8

Gejolak emosi dapat bervariasi dari skala yang paling menyenangkan sampai pada skala yang paling tidak menyenangkan. Skala emosi yang paling menyenangkan adalah kegembiraan yang meluap-luap, sementara skala emosi yang paling tidak menyenangkan adalah kemarahan atau kesedihan yang mendalam. Kegembiraan dan kemarahan dapat berlangsung sejenak, dapat pula berlangsung lama. Namun demikian, gejolak emosi berupa kesedihan atau kekecewaan biasanya cenderung berlangsung lama.8

Gejolak emosi apapun itu, dapat berpengaruh terhadap kefaalan tubuh, sehingga mempengaruhi keseimbangan psikofisiologis. Adanya kesatuan antara aspek psikis dan aspek fisik membuat emosi yang berlebihan dapat memacu pengaruh pada aspek-aspek fisiologis. Misalnya, kegembiraan yang berlebihan dapat membuat perubahan fisiologis seperti jantung berdebar-debar, ekskresi airmata, dan lain-lain. Begitupun sebaliknya, jika ada seseorang mengalami emosi negatif seperti marah, sedih atau kecewa yang mendalam, maka akan berpengaruh pula terhadap fisiologis tubuh, misalnya denyut jantung nadi yang meninggi, detak jantung yang meningkat, berkeringat, dan sebagainya.8Hubungan Emosi dengan Persarafan OtonomSecara sederhana peristiwa emosional dapat dijelaskan sebagai berikut. Pertama, diterimanya impuls sensorik berupa rangsang emosi. Selanjutnya impuls tersebut diteruskan ke hipotalamus sebagai pusat pengatur sistem saraf otonom. Impuls tersebut kemudian diteruskan lagi ke sistem limbik dan korteks serebral. Kemudian terjadi saling pengaruh-memengaruhi yang dapat menimbulkan respon. Respon tersebut ada macam-macam, ada otonomik respon dimana yang berperan adalah saraf simpatik yang kerjanya dalam kondisi terancam, terdapat rumus fight-or-flight, yang kemudian akan memengaruhi sistem endokrin untuk bekerja, yaitu berupa sekresi hormon yang berkaitan, misalnya adrenalin. Terakhir adalah respon perilaku, respon ini terjadi jika ada peningkatan emosi yang membuat kerja saraf simpatis meningkat. Jika sampai medula adrenal terangsang, maka akan disekresikanlah epinefrin dan norepinefrin dari medula adrenal tersebut ke seluruh tubuh, terutama ke bagian ektremitas untuk kemudian diteruskan sebagai respon.8KesimpulanJantung berdebar atau palpitasi yang terjadi pada seseorang tidak selalu gejala dari penyakit jantung, tetapi bisa saja karena keadaan fisiologis di mana keadaan ini dipengaruhi oleh emosi pada manusia. Emosi ini memengaruhi hipotalamus untuk mengeluarkan hormon tertentu dan merangsang saraf simpatis tubuh sehingga tekanan darah menjadi lebih tinggi akibat dari jantung yangmemompa lebih cepat dari biasanya.Daftar Pustaka

1. Pearce EC. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Umum. 2009.

2. Campbell, Reece, dan Mitchell. Biologi. Jakarta: Erlangga. 2004.

3. Batticaca FB. Asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem persarafan. Jakarta: Penerbit Salemba Medika. 2008.

4. Rumahorbo H. Asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem endokrin. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 1997.

5. Harrison.Prinsip-prinsip ilmu penyakit dalam. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 1995.

6. Watson R. anatomi dan fisiologi untuk perawat. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 1997.

7. Guyton, Hall. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2007.8. Gunarsa, Singgih D. Psikologi olahraga prestasi. Jakarta: Penerbit Gunung Mulia. 2008.