PBL BLOK 24

29
Demam dan Menggigil pasca Mendapat Transfusi PRC Regina Enggeline* Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Arjuna Utara No.6, Telp 56942061, Jakarta Pendahuluan Prosedur transfusi darah sudah berlangsung sejak ratusan tahun yang lalu. Pengetahuan mengenai transfusi darah mulai berkembang sejak adanya teori sirkulasi darah oleh dokter William Harvey pada tahun 1613. Sejak saat itu berbagai praktik transfusi darah antar hewan mulai dicobakan. Namun pencobaan transfusi ke manusia selalu menemui hasil yang fatal. Transfusi darah ke manusia pertama kali dilakukan oleh dr. Jean-Baptiste Denis, dokter Raja Perancis Louis XIV, yang melakukan transfusi darah domba ke seorang anak 15 tahun yang sedang sakit pada tahun 1667. Transfusi darah saat ini memegang peranan dalam terapi. . Transfusi pertama kali dilakukan 200 tahun yang lalu oleh James Blundell pada tahun 1818. transfusi darah telah banyak mengalami perbaikan. Transfusi telah menjadi metode medis yang mampu menyelamatkan nyawa banyak orang. 1

description

pbl

Transcript of PBL BLOK 24

Demam dan Menggigil pasca Mendapat Transfusi PRCRegina Enggeline*Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jalan Arjuna Utara No.6, Telp 56942061, Jakarta

PendahuluanProsedur transfusi darah sudah berlangsung sejak ratusan tahun yang lalu. Pengetahuan mengenai transfusi darah mulai berkembang sejak adanya teori sirkulasi darah oleh dokter William Harvey pada tahun 1613. Sejak saat itu berbagai praktik transfusi darah antar hewan mulai dicobakan. Namun pencobaan transfusi ke manusia selalu menemui hasil yang fatal. Transfusi darah ke manusia pertama kali dilakukan oleh dr. Jean-Baptiste Denis, dokter Raja Perancis Louis XIV, yang melakukan transfusi darah domba ke seorang anak 15 tahun yang sedang sakit pada tahun 1667.

Transfusi darah saat ini memegang peranan dalam terapi. . Transfusi pertama kali dilakukan 200 tahun yang lalu oleh James Blundell pada tahun 1818. transfusi darah telah banyak mengalami perbaikan. Transfusi telah menjadi metode medis yang mampu menyelamatkan nyawa banyak orang.

Skenario 3Pasien laki-laki 55tahun dirawat di RS, mengalami demam dan menggigil setelah diberikan transfusi PRC 12jam lalu. Pasien dirawat sejak 2hari lalu dengan diagnosis hematemesis melena karena pecah varises esofagus akibat sirosis hepatis yang dideritanya.Pembahasan

Anamnesis

Identitas lengkap pasien

*NIM: 10.2010.252, Kelompok : D4, Email : [email protected] Keluhan utama pasien -> demam dan menggigil setelah mendapat transfusi PRC 12 jam lalu.

Riwayat Penyakit Sekarang

Sejak kapan demam muncul? Berapa derajat suhu demam? Hilang timbul atau terus menerus? Bagaimana onset demam?

Sejak kapan menggigil muncul? Hilang timbul atau terus menerus? Bagaimana onset menggigil?

Apakah disertai keluhan penyerta/lain seperti pusing, sakit kepala, nyeri dada, sulit bernafas,berdebar,batuk,anoreksia, mual, muntah, diare?

Apakah sudah mengonsumsi obat untuk keluhan tersebut?

Apakah pasien sedang menderita suatu penyakit dan atau sedang mengonsumsi obat-obatan?

Riwayat Penyakit Dahulu

Apakah sebelumnya pernah mengalami hal serupa?

Apakah pernah menderita penyakit berat hingga dirawat di rumah sakit?

Apakah ada riwayat alergi, hipertensi, DM?

Apakah pasien pernah melakukan transfusi sebelumnya? Bagaimana respon dari transfusi?

Riwayat Kesehatan Keluarga

Apakah anggota keluarga ada yang pernah mengalami hal serupa?

Apakah anggota keluarga ada riwayat alergi, hipertensi, DM?

Riwayat Sosial Ekonomi

Bagaimana kebersihan lingkungan tempat tinggal dan tempat kerja?

Bagaimana pola hidup hidup pasien sehari-hari? Apakah pasien olahraga rutin dan istirahat yang cukup?

Bagaimana pola dan menu makan pasien sehari-hari?

Apakah pasien mengonsumsi alcohol dan obat-obatan terlarang?

Pemeriksaan Fisik

Tanda-tanda vital (suhu tubuh, tekanan darah, frekuensi nafas dan denyut nadi)

Status kesadaran pasien

(ikterik, tanda-tanda alergi ptekiae, purpuraatau pendarahan lain)

Mata (normal, anemis, atau ikterik)

Palpasi dan perkusi organ-organ dalam

Pemeriksaan Penunjang

a. Hitung darah lengkap

Hitung darah lengkap merupakan tes penyaring terhadap kelainan sel darah (anemia, leukemia), adanya infeksi (bakterial, virus), atau kelainan perdarahan. Hitung darah lengkap terdiri dari:1-3 Hitung lekosit / white blood cell count (WBC). Hitung lekosit adalah jumlah lekosit per milimeterkubik atau mikroliter darah.

Hitung jenis lekosit / differential cell count. Hitung jenis lekosit digunbakan untuk mengetahui jumlah berbagai jenis lekosit. Ada lima jenis lekosit, masing-masing dengan fungsi tersendiri dalam melindungi kita dari infeksi. Sel-sel itu adalah neutrofil, limfosit, monosit, eosinofil, dan basofil.

Hitung eritrosit / red blood cell count (RBC). Hitung eritrosit adalah jumlah eritrosit per milimeterkubik atau mikroliter darah.

Kadar hemoglobin (Hb). Hemoglobin merupakan protein pembawa oksigen dalam darah.

Hematokrit (Hct/Hmt). Hematokrit adalah persentase eritrosit dalam volume tertentu darah.

Mean corpuscular volume (MCV). MCV adalah ukuran atau volume rata-rata eritroit. MCV meningkat jika eritrosit lebih besar dari biasanya (makrositik), misalnya pada anemia karena kekurangan vitamin B12. MCV menurun jika eritrosit lebih kecil dari biasanya (mikrositik) seperti pada anemia karena kekurangan zat besi.

Mean corpuscular hemoglobin (MCH). MCH adalah jumlah rata-rata hemoglobin dalam eritrosit. Eritrosit yang lebih besar (makrositik) cenderung memiliki MCH yang lebih tinggi. Sebaliknya, pada eritrosit yang lebih kecil (mikrositik) akan memiliki nilai MCH yang lebih rendah.

Mean corpuscular hemoglobin concentration (MCHC). MCHC adalah perhitungan rata-rata konsentrasi hemoglobin di dalam eritrosit. MCHC menurun (hipokromia) dijumpai pada kondisi di mana hemoglobin abnormal diencerkan di dalam eritrosit, seperti pada anemia dan kekurangan zat besi dalam talasemia. Peningkatan MCHC (hiperkromia) terdapat pada kondisi di mana hemoglobin abnormal terkonsentrasi di dalam eritrosit, seperti pada pasien luka bakar dan sferositosis bawan.

Red cell distribution width (RDW). RDW adalah variasi ukuran eritrosit. Dalam beberapa kasus anemia, seperti anemia pernisiosa, variasi dalam ukuran eritrosit (anisositosis) bersama dengan variasi dalam bentuk (poikilositosis) menyebabkan peningkatan RDW.

Hitung trombosit / platelet count. Hitung trombosit adalah jumlah trombosit/platelet per milimeterkubik atau mikroliter darah.

Mean platelet volume (MPV). MPV adalah ukuran rata-rata trombosit/platelet. Trombosit baru lebih besar, dan peningkatan MPV terjadi ketika terjadi peningkatan jumlah platelet yang sedang diproduksi. Sebaliknya, penurunan MPV merupakan indikasi penurunan jumlah trombosit (trombositopenia).

Platelet distribution width (PDW). Seperti halnya RDW, PDW merupakan indikasi variasi ukuran trombosit yang dapat menjadi tanda pelepasan platelet aktif.

b. Urinalisis diamati warna, kekeruhan, dan konsentrasinya; tanda-tanda penggunaan narkoba, komposisi kimia, termasuk kehadiran gula, protein, sel darah, atau kuman, atau tanda-tanda lain dari penyakit. Adanya hemoglobinuria menunjukkan adanya reaksi hemolitik.1c. Pemeriksaan Lactate Dehidrogenase (LDH), bilirubin, dan haptoglobin dapat menunjukkan adanya reaksi hemolitik.1,2d. Kultur darah untuk mengetahui infeksi bakteri, sepsis.

e. Tes alergi karena dapat terjadi reaksi imun sitotoksis, yaitureaksi yang terjadi antara antibodi IgG dan IgM dengan bagian-bagian membran sel yang bersifat antigensehingga mengakibatkan terbentuknya senyawa komplementer. Contoh: reaksi setelah transfusi darah, anemia hemolitis, leukopeni, trombopeni dan penyakit-penyakit autoimun.Transfusi Darah

Transfusi merupakan salah satu bentuk transplantasi dimana seluruh atau sebagian komponen darah seseorang (donor) diberikan kepada orang lain (resipien). Transfusi dilakukan untuk mempertahankan kemampuan darah membawa oksigen ke jaringan, mencegah deplesi cairan, dan juga untuk mencegah terjadinya perdarahan akibat kekurangan satu atau beberapa komponen darah. 4Transfusi berdasarkan sumber darah donor dibedakan menjadi dua: 41. Allotransfusi atau darah berasal dari orang lain.

2. Autotransfusi atau darah berasal dari resipien sendiri. Lebih lanjut mengenai hal ini akan dibicarakan pada bab selanjutnya.

Indikasi transfusi darah adalah :4a. Penggantian volume darah karena kehilangan darah akut.

b. Kekurangan eritrosit.

c. Kekurangan trombosit.

d. Kekurangan leukosit (jarang dilakukan).

e. Defisiensi faktor koagulasi.

f. Perioperatif dan critical care.

g. Transfusi tukar.

h. Sickle cell disease dan talasemia.

Biologi Darah

Darah adalah jaringan khusus yang mengandung sejumlah tipe sel hidup yang melayang pada cairan yang disebut plasma. Darah terdiri atas plasma (90% air dan 10% zat terlarut) dan sisanya berupa sel sel darah, yaitu:5,61. Eritrosit ( sel darah merah, merupakan komponen sel darah yang paling banyak) dengan masa hidup 4 bulan sebelum didaur ulang di limpa.

2. Leukosit ( termasuk neutrofil, eosinofil, basofil, monosit, limfosit B dan limfosit T). Masa hidup leukosit adalah sekitar bervariasi 18 36 jam sampai satu tahun.

3. Trombosit, masa hidupnya 9 10 hari.

Sistem Penggolongan Darah ABO

Sistem penggolongan darah ABO adalah penting karena semua individu membentuk antibody terhadap karbodirat ABH yang tidak mereka miliki. Anti-A dan anti-B yang terbentuk secara alami dikenal dengan isoaglutinin. Demikian, individu dengan tipe A membentuk anti-B, dan individu tipe B membentuk anti-A. Kedua isoaglutinin ini tidak ditemukan pada individu dengan tipe AB, oleh karenanya individu dengan tipe ini dikenal dengan resipien universal karena mereka tidak memiliki antibody terhadap fenotip ABO. Sedangkan individu dengan tipe O dapat menjadi donor untuk semua penerima darah, karena mereka tidak memiliki antigen A dan B sehingga tidak dapat dikenal oleh isoaglutinin. 5,6Sistem Penggolongan Darah Rhesus

Golongan darah rhesus ditemukan oleh Levin dan Stesson serta Landsteiner dan Wiener. Berdasarkan sistem rhesus dikenal dua jenis golongaN darah yaitu golongan darah rhesus positif dan rhesus negatif. Eritrosit golongan darah rhesus positif mengandung antigen rhesus sedangkan eritrosit rhesus negatif tidak mengandung antigen rhesus. 7Komponen-komponen darah pada transfusi

Produk darah yang dimaksudkan untuk transfusi diperoleh secara rutin sebagai whole blood (WB) sebanyak 450 ml dengan antikoagulan yang bervariasi. Kebanyakan darah yang didonorkan diproses menjadi komponen: PRBC, trombosit, dan fresh-frozen plasma (FFP) atau cryoprecipitate (CP). WB pertama kali dipisahkan menjadi PRBC dan plasma kaya trombosit dengan sentrifugasi lambat. Plasma kaya platelet kemudian disentrifugasi cepat untuk menghasilkan satu unit trombosit random donor (RD) dan satu unit FFP. CP diproduksi dengan mencairkan FFP untuk mempresipitasi protein plasma, dan kemudian dipisahkan dengan sentrifugasi.4,7Teknologi aferesis digunakan untuk pengumpulan multipel unit trombosit dari donor tunggal. Single donor apheresis platelets (SDAP) menghasilkan jumlah yang setara dengan 6 unit trombosit RD dan memiliki kontaminasi leukosit yang lebih sedikit daripada platelet RD.8Plasma juga dapat dikumpulkan dengan aferesis. Turunan plasma seperti albumin, intravenous immunoglobulin, antitrombin, dan konsentrat faktor koagulasi dihasilkan dari pooled plasma dari banyak donor dan diberikan intervensi untuk menghilangkan agen infeksius. 81. Whole BloodWhole blood merupakan darah secara keseluruhan yang mengandung plasma dan sel secara lengkap, biasanya digunakan untuk pasien yang kehilangan banyak darah (>25%) dan diberikan untuk memperbaiki volume darah dan memberikan kapasitas transport oksigen bila komponen darah yang lain tidak tersedia. Untuk mempertahankan viabilitas eritrosit, whole blood disimpan pada suhu 4C, namun terjadi disfungsi trombosit dan degradasi beberapa faktor koagulasi. Dengan berjalannya waktu kandungan 2,3-BPG semakin menurun yang membuat afinitas hemoglobin terhadap oksigen dan kemampuan untuk mentransport oksigen menurun.4,7Whole blood jarang diberikan kepada pasien karena banyak komponen yang terbuang dan pada kondisi tertentu berbahaya bila memberikan komponen darah yang tidak diperlukan. Dan juga jarang terdapat karena biasanya dibagi menjadi komponen-komponennya.4,72. Packed Red Blood Cells (PRBCs)Produk ini meningkatkan kapasitas peningkatan oksigen pada pasien anemia. Oksigenasi yang adekuat dapat dipertahankan dengan kadar Hb 7 g/dL pada pasien dengan normovolemik tanpa penyakit jantung; tetapi faktor komorbid seringkali menyebabkan dibutuhkannya transfusi pada kadar Hb yang lebih tinggi. Keputusan untuk melakukan transfuse harus disesuaikan dengan situasi klinis dan bukan semata karena nilai laboratorium. Pada critical care setting, penggunaan bebas transfuse untuk mempertahankan kadar Hb mendekati normal, dapat memiliki efek negative pada kelangsungan hidup. Kebanyakan pasien yang membutuhkan transfuse, target 10 g/dL biasanya cukup untuk menjaga masukan oksigen.7PRBC dapat dimodifikasi untuk mencegah adverse reaction tertentu. Reduksi leukosit dari produk sel darah saat ini sering dilakukan dan direkomendasikan. Filtrasi sebelum penyimpanan lebih menguntungkan dari filtrasi sebelum komponen sel darah digunakan oleh karena lebih kecilnya kadar sitokin yang dihasilkan. Unit PRBC mengandung kurang dari 5 x 106 sel darah putih donor, dan penggunaan reduksi leukosit ini mampu mengurangi kejadian demam posttransfusi, infeksi sitomegalovirus, dan aloimunisasi. Keuntungan lainnya berupa berkurangnya supresi imun pada resispen dan rendahnya risiko infeksi. Plasma, yang dapat menimbulkan reaksi alergi, dapat disingkirkan dari komponen darah dengan pencucian.7Satu unit PRC mengandung sekitar 200 mL eritrosit, 100 mL cairan aditif dan setara dengan 30 mL plasma. Masa hidupnya tergantung pada zat aditif dan antikoagulan yang digunakan, biasanya sekitar 42 hari. PRC harus disimpan pada suhu 1 - 6C. Transfusi 1 unit PRC dapat meningkatkan 1 g/dL dan hematokrit 2-3% pada orang dewasa dengan berat 70 kg. Komponen darah ini dapat diberikan pada pasien anemia, gagal ginjal, keganasan, dan perdarahan gastrointestinal.10 Keputusan pemberian transfusi sebaiknya berdasarkan situasi klinis dan bukannya nilai laboratorik semata.73. Trombosit

Komponen ini berperan pada proses pembekuan darah. Komponen ini digunakan untuk mencegah perdarahan masif pada trauma, dalam kondisi trombositopenia, dan pada pasien dengan fungsi trombosit yang abnormal.Trombosit yang didapat dari seorang donor dikemas dalam 200-400 mL plasma dan mengandung minimal 3.0 x 1011 trombosit atau setara dengan trombosit yang diperoleh dari 6-8 whole blood dan merupakan dosis yang adekuat untuk ukuran dewasa. TC dapat bertahan selama 5-7 hari pada suhu penyimpanan 20-24C.7Pada pasien trombositopenia tanpa disertai peningkatan konsumsi trombosit (splenomegali, demam, DIC), transfusi 6 8 unit trombosit (sekitar 1 unit per 10 kg BB) diharapkan dapat meningkatkan jumlah trombosit 5000 10.000 /L. Batas profilaksis perdarahan pada pasien trombositopenia yang digunakan adalah 10.000/ L dan pada pasien tanpa demam atau infeksi dan 5000/ L . Untuk pasien yang akan menjalani prosedur invasif digunakan batas 50.000/ L.7Pasien yang memperoleh transfusi berulang mungkin telah membentuk antibodi terhadap HLA dan antigen trombosit sehingga peningkatan jumlah trombosit pascatransfusi tidak seperti yang diharapkan. Untuk mengurangi risiko ini sebaiknya komponen trombosit melalui prosedur tertentu untuk mengurangi kandungan leukositnya.74. Fresh Frozen Plasma (FFP)FFP mengandung faktor koagulasi dan protein plasma : fibrinogen, antitrombin, albumin, dan juga protein C dan S. FFP merupakan komponen aselular dan tidak menularkan infeksi intraselular. Pasien yang mempunyai defisiensi IgA sebaiknya menerima FFP dari donor dengan kondisi yang sama. Indikasi penggunaan FFP adalah koreksi koagulopati, memasok kekurangan protein plasma, dan terapi thrombotic thrombosytopenic purpura (TTP).

Masa kadaluarsa komponen ini adalah 365 hari dan harus ditransfusikan dalam waktu 24 jam setelah dicairkan. FFP harus disimpan pada suhu -18C sedangkan plasma yang telah dicairkan harus disimpan dalam suhu 1-6C. Transfusi FFP diberikan untuk meningkatkan kandungan faktor pembekuan pada pasien yang mengalami defisiensi. Tiap unit FFP meningkatkan kandungan faktor pembekuan 2-3% pada orang dewasa. 75. CryoprecipitateKriopresipitat adalah sumber fibrinogen (150 mg), faktor VIII (80 IU), faktor von Willebrand (vWF), faktor XIII dan fibronektin. Tiap cryo mengandung 15 mL plasma. Masa kadaluarsa komponen ini adalah 365 hari dan harus ditransfusikan dalam waktu 4 jam setelah dicairkan. Kriopresipitat harus disimpan pada suhu -18C sedangkan plasma yang telah dicairkan harus disimpan dalam suhu ruangan. 76. Granulosit

Granulosit yang diperoleh melalui proses aferesis digunakan untuk pasien neutropenia (