PBL 5

29
PBL BLOK 30 EMERGENCY MEDICINE II

description

pbl

Transcript of PBL 5

Page 1: PBL 5

PBLBLOK 30

EMERGENCY MEDICINE II

Page 2: PBL 5

Nama-nama anggota kelompokSuhendri 102006116Cornelys Daniel 102007059 Heriyanti 102007067Maria Ika Putri 102007077Fetrisya Syauta 102007086Engelbertus Usman 102007104 Norhafizah binti Jamaludin 102007239Nurhidayah binti Mohd Zulkiflee 102007246Siti Nuraisyah binti Abdul Azizi 102007253

Page 3: PBL 5

KASUS:

Seorang pasien berusia 62 tahun datang ke rumah sakit dengan karsinoma kolon terminal. Pasien masih cukup sadar, dan berpendidikan cukup tinggi. Ia memahami benar posisi kesehatannya dan keterbatasan kemampuan ilmu kedokteran saat ini. Ia juga memiliki pengalaman pahit sewaktu kakaknya menjelang ajalnya dirawat di ICU dengan peralatan bermacam-macam dan tampak sanagt menderita, dan alat-alat tersebut hanya memperpanjang penderitaannya saja. Oleh karena itu, dia meminta dokter apabila ia mendekati ajalnya agar menerima terapi yang minimal saja (tanpa antibiotika, tanpa peralatan ICU dll), dan dia ingin mati dengan tenang dan wajar. Namun ia tetap setuju apabila ia menerima obat-obatan penghilang rasa sakit bila memang dibutuhkan.

Page 4: PBL 5

Identifikasi Istilah yang tidak Diketahui-

Page 5: PBL 5

Rumusan masalahPasien dengan Ca colon termianlmeminta terapi minimal (tanpa antibiotik, peralatan ICU dll) dan hanya menerima obat penghilang rasa sakit bila perlu.

Page 6: PBL 5

Mind Map

Etika Kedokteran

Pasien 52 thn dengan Ca Colon

Terminal

Permintaan Pasien

Inform consent

Aspek Medikolega

l

Rekam Medik

Aspek Hukum

Pemeriksaan Medis

Terapi

Page 7: PBL 5

HipotesisPasien terminal meminta terapi minimal secara tertulis dan ditandatangani pasien di atas materai serta inform consent menolak tindakan medis maka dokter tidak dapat dihukum pidana tetapi dapat melanggar kode etik.

Page 8: PBL 5

Sasaran PembelajaranPrinsip Moral Profesi Kedokteran

Prinsip otonomiPrinsip beneficencePrinsip non maleficencePrinsip justice

Page 9: PBL 5

Hubungan Dokter-Pasienautonomy (menghormati hak-hak pasien), beneficence (berorientasi kepada kebaikan pasien), non-maleficence (tidak mencelakakan atau

memperburuk keadaan pasien) dan justice (meniadakan diskriminasi) yang disebut

sebagai prinsip utama; dan veracity (kebenaran = truthfull information), fidelity (kesetiaan), privacy, dan confidentiality (menjaga kerahasiaan) sebagai

prinsip turunannya.

Page 10: PBL 5

Hak Pasien dan Kewajiban DokterUU Kesehatan menyebutkan beberapa hak

pasien: hak atas informasi, hak atas second opinion, hak untuk memberikan persetujuan atau

menolak suatu tindakan medis, hak untuk kerahasiaan, hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan.

Page 11: PBL 5

(a) kewajiban profesi sebagaimana terdapat di dalam lafal sumpah dokter, kode etik kedokteran, standar perilaku profesi (SOP), dan standar pelayanan medis (SPM), serta

(b) kewajiban yang lahir oleh karena adanya hubungan dokter-pasien.

Page 12: PBL 5

Bioetika

Etika adalah cabang ilmu filsafat yang mempelajari moralitas.

Etik terbagi ke dalam etik normatif dan metaetik (etik analitik).

Page 13: PBL 5

Etika KlinikJonsen, Siegler dan Winslade (2002)

mengembangkan teori etik yang menggunakan empat topik yang esensial dalam pelayanan klinik, yaitu :

Medical indication.Patient preferrences.Quality of life.Contextual features.

Page 14: PBL 5

Informed ConsentMenurut PerMenKes no

290/MenKes/Per/III/2008 dan UU no 29 th 2004 Pasal 45 serta Manual Persetujuan Tindakan Kedokteran KKI tahun 2008:

Informed Consent adalah persetujuan tindakan kedokteran yang diberikan oleh pasien atau keluarga terdekatnya setelah mendapatkan penjelasan secara lengkap mengenai tindakan kedokteran yang akan dilakukan terhadap pasien tersebut.

Page 15: PBL 5

Informed ConsentInformed consent memiliki tiga elemen:Threshold Elements.Information ElementsConsent Elements

Page 16: PBL 5

Hal-hal yang di informasikanHasil PemeriksaanRisikoAlternatifKonsultasi/rujukanPrognosis

Page 17: PBL 5

Informasi/keterangan yang wajib diberikan sebelum suatu tindakan kedokteran dilaksanakan adalah:

Diagnosis yang telah ditegakkan.Sifat dan luasnya tindakan yang akan dilakukan.Manfaat dan urgensinya dilakukan tindakan

tersebut.Resiko resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi

daripada tindakan kedokteran tersebut.Konsekwensinya bila tidak dilakukan tindakan

tersebut dan adakah alternatif carapengobatan yang lain.Kadangkala biaya yang menyangkut tindakan

kedokteran tersebut.

Page 18: PBL 5

Contoh Informed Consent PERNYATAAN PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIS/OPERASI Nama pasien : Jenis kelamin : No. : Rm : Unit rawat : Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : ………………………. Umur : ……………………….. tahun Jenis kelamin : ……………. Alamat : ……………………… Suami/istri/ayah/ibu /keluarga٭ dari pasien yang bernama: ……………………………. Menyatakan setuju/tidak setuju٭ bahwa pasien tersebut akan dilakukan tindakan medis operasi dalam rangka

penyembuhan pasien Saya mengerti dan memahami tujuan serta resiko/komplikasi yang mungkin terjadi dari tindakan medis/operasi yang

dilakukan terhadap pasien dan oleh karena itu bila terjadi sesuatu diluar kemapuan dokter sebagai manusia dan dalam batas-batas etik kedokteran sehingga terjadi kematian/kecacatan pada pasien maka saya tidak akan menuntut siapapun baik dokter maupun Rumah Sakit.

Saya juga menyetujui dilakukannya tindakan pembiusan baik lokal maupun umum dalam kaitannya dengan tindakan medis/operasi tersebut. Saya juga mengerti dan memahami tujuan dan kemungkinan resiko akibat pembiusan yang dapat terjadi sehingga bila terjadi sesuatu diluar kemampuan dokter sebagai manusia ddan dalam batas-batas etik kedokteran sehingga terjadi kematian/kecacatan pada pasien maka saya tidak akan menuntut siapapun baik dokter maupu Rumah sakit.

Yogyakarta, ……………………2007 Mengetahui,

Saya yang menyatakan, Dokter yang merawat, Suami/istri/ayah/ibu /keluarga٭ ------------------------------------------------------------------ (tanda tangan dan nama lengkap) (tanda tangan dan nama lengkap) Saksi dari Rumah Sakit, Saksi dari keluarga ----------------------------------------------------------------------------- (tanda tangan dan nama lengkap) (tanda tangan dan nama lengkap)

coret yang tidak perlu 12 ٭

Page 19: PBL 5

Aspek Tentang Eusthanasia

Aspek HukumUndang-undang yang tertulis dalam KUHP hanya

melihat dari sisi dokter sebagai pelaku utama euthanasia, khususnya euthanasia aktif

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) :SK PB IDI no.319/PB/4/88 mengenai “Pernyataan Dokter Indonesia tentang Informed Consent” : Manusia dewasa dan sehat rohani berhak sepenuhnya menentukan apa yang hendak dilakukan terhadap tubuhnya.

Dokter tidak berhak melakukan tindakan medis yang bertentangan dengan kemauan pasien, walau untuk kepentingan pasien itu sendiri.

Page 20: PBL 5

Aspek Hak AzasiHak azasi manusia (HAM) selalu dikaitkan

dengan hak hidup, hak damai, dan sebagainya.

Tapi tidak tercantum jelas adanya hak seseorang untuk mati.

Page 21: PBL 5

Aspek Medikolegal

Permenkes No 585/MenKes/Per/IX/1989 Pasal 1

Permenkes No 585/MenKes/Per/IX/1989 Pasal 2

Permenkes No 585/MenKes/Per/IX/1989 Pasal 3

Permenkes No 585/MenKes/Per/IX/1989 Pasal 4

Permenkes No 585/MenKes/Per/IX/1989 Pasal 5

Page 22: PBL 5

Rekam Medik

Page 23: PBL 5

Isu EtikIsu etik dalam informasi kesehatan

umumnya berhubungan dengan dokumentasi, pemberian kode (coding), pengungkapan informasi, manajemen mutu kesehatan masyarakat dan manage care, informasi kesehatan yang sensitif dan teknologi.

Page 24: PBL 5

Dalam kaitannya dengan pengungkapan informasi, terdapat 3 masalah etik, yaitu :

Pelanggaran prinsip kebutuhan tahu (need to know principle).

Penyalahgunaan surat persetujuan atau otorisai yang tidak tertentu (blanket authorization).

Pelanggaran privasi yang terjadi sebagai akibat dari prosedur pengungkapan sekunder (secondary release).

Page 25: PBL 5

Setidaknya terdapat 3 isu hukum utama yang berkaitan dengan rekam medis, yaitu

(1) Komplikasi, Pemeliharaan dan retensi Rekam Medis / Rekam Kesehatan,

(2) Penggunaan dan pengungkapan informasi kesehatan, dan

(3) Penggunaan catatan pasien dan informasi kesehatan dalam proses peradilan.

Page 26: PBL 5

Berikut adalah acuan secara umum untuk menentukan bentuk dan isi rekam kesehatan:

Rekam medis hendaknya disusun secara sistematik untuk memudahkan pencarian dan kompilasi data.

Hanya orang-orang tertentu yang ditunjuk oleh kebijakan rumah sakit saja yang diperbolehkan mendokumentasikan dan menyimpan rekam medis.

Kebijakan rumah sakit dan atau peraturan internal staf medis hendaknya menspesifikasi siapa yang berhak menerima dan menulis perintah verbal dokter dan tata caranya.

Masukan pada rekam medis hendaknya dicatat pada saat perawatan yang diuraikan diberikan (tidak retrospektif)

Penulis semua masukan harus tertera dengan jelas.

Page 27: PBL 5

Pemeriksaan Medis

Pemeriksaan FisikPemeriksaan Psikososial Pemeriksaan LaboratoriumPemeriksaan Radiologi

Page 28: PBL 5

Terapi

Kemoterapi Radiasi Operasi

Page 29: PBL 5

Kesimpulan HAM yang terutama adalah “hak untuk

hidup”, yang dimaksudkan untuk melindungi nyawa seseorang terhadap tindakan sewenang-wenang dari orang lain. Oleh karena itu masalah euthanasia yang didefinisikan sebagai kematian yang terjadi karena pertolongan dokter atas permintaan sendiri atau keluarganya, atau tindakan dokter yang membiarkan saja pasien yang sedang sakit tanpa menentu, dianggap pelanggaran terhadap hak untuk hidup milik pasien.