PBL 23 fransss - Kalazion

18
Kelainan pada Kelopak Mata Fendy Frans Elia Cohen Manalu 102011154 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Arjuna Utara No.6 Jakarta 11510 (021) 5694-2061 Email: [email protected] Abstak Benjolan pada kelopak mata merupakan hal yang sering terjadi, benjolan pada mata sering di anggap masyarakat awam sebagai bintitan baik itu benar-benar bintitan (hordeolum) atau mungkin dalam bentuk yang lebih berbahaya misalnya seperti tumor. Kalazion merupakan peradangan granulomatosa kelenjar meibom yang tersumbat. Pada kalazion terjadi penyumbatan kelenjar meibom dengan infeksi ringan yang mengakibatkan peradangan kronis kelenjar tersebut. Kalazion akan memberikan gejala adanya benjolan pada kelopak, tidak hiperemi, tidak ada nyeri tekan, dan adanya pseudoptosis. Kelenjar preurikel tidak membesar. Kadang-kadang mengakibatkan perubahan bentuk bola mata akibat tekanannya sehingga terjadi kelainan refraksi pada mata tersebut. Kadang-kadang kalazion sembuh atau hilang dengan sendirinya akibat diabsorbsi. Pengobatan pada kalazion adalah dengan memberikan kompres air hangat, antibiotic setempat dan sistemik. Untuk mengurangkan gejala dilakukan ekskokleasi isi abses dari dalamnya atau dilakukan ekstirpasi kalazion 1

description

aa

Transcript of PBL 23 fransss - Kalazion

Kelainan pada Kelopak MataFendy Frans Elia Cohen Manalu102011154Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaArjuna Utara No.6 Jakarta 11510(021) 5694-2061Email: [email protected]

AbstakBenjolan pada kelopak mata merupakan hal yang sering terjadi, benjolan pada mata sering di anggap masyarakat awam sebagai bintitan baik itu benar-benar bintitan (hordeolum) atau mungkin dalam bentuk yang lebih berbahaya misalnya seperti tumor. Kalazion merupakan peradangan granulomatosa kelenjar meibom yang tersumbat. Pada kalazion terjadi penyumbatan kelenjar meibom dengan infeksi ringan yang mengakibatkan peradangan kronis kelenjar tersebut. Kalazion akan memberikan gejala adanya benjolan pada kelopak, tidak hiperemi, tidak ada nyeri tekan, dan adanya pseudoptosis. Kelenjar preurikel tidak membesar. Kadang-kadang mengakibatkan perubahan bentuk bola mata akibat tekanannya sehingga terjadi kelainan refraksi pada mata tersebut. Kadang-kadang kalazion sembuh atau hilang dengan sendirinya akibat diabsorbsi. Pengobatan pada kalazion adalah dengan memberikan kompres air hangat, antibiotic setempat dan sistemik. Untuk mengurangkan gejala dilakukan ekskokleasi isi abses dari dalamnya atau dilakukan ekstirpasi kalazion tersebut. Insisi dilakukan seperti insisi pada hordeolum internum. Laki-laki 25 tahun dengan benjolan pada mata kanan atas sejak 3 minggu lalu, tidak disertai nyeri, kotoran mata dan tidak merah dan teraba massa 10mm x 5mm, kenyal menderita kalazion. Kalazion merupakan peradangan granulomatosa kelenjar meibom yang tersumbat. Pada kalazion terjadi penyumbatan kelenjar meibom dengan infeksi ringan yang mengakibatkan peradangan kronis kelenjar tersebut. Kalazion akan memberikan gejala adanya benjolan pada kelopak, tidak hiperemi, tidak ada nyeri tekan, dan adanya pseudoptosis.Kata kunci : kelazion, benjolan, mata, kelenjar meibom

PendahuluanBenjolan pada kelopak mata merupakan hal yang sering terjadi, benjolan pada mata sering di anggap masyarakat awam sebagai bintitan baik itu benar-benar bintitan (hordeolum) atau mungkin dalam bentuk yang lebih berbahaya misalnya seperti tumor. Pada umumnya benjolan pada Chalazion merupakan benjolan pada mata yang terjadi karena adanya obstruksi dari kelenjar penghasil minyak yang disebut kelenjar meibom, onsturksi ini kemudian mengakibatkan terjadinya peradangan granulamatosa menahun yang steril. Chalazion pada stadium awal dapat berupa radang ringan dan nyeri bila di tekan; keadaan ini mirip dengan hordeolum. Untuk membedakannya dengan hordeolum perlu diperhatikan beberapa hal yang akan di jelaskan di bawah pada bagian diagnosis banding.1PembahasanAnamnesis Seperti biasa dalam anamnesis perlu ditanyakan kepada pasien mengenai : Apa keluhanan utamanya. Dalam skenario 2 blok 23 special sense pasien mengeluh adanya benjolan di bagian kelopak mata (palpebral) kanan Riwayat penyakit sekarang (keluhan) secara terinci. Pasien mengungkapkan bahwa benjolan tersebut tidak nyeri , sudah berlangsung selama 3 minggu, mata tidak merah dan tidak berkotoran.Selain itu kita perlu mengetahui apakah pasien pernah tegigit serangga, benjolan tersebut gatal atau tidak, dan obat-obat mata yang mungkin dipakai dalam waktu dekat ini, untuk menyingkirkan kemungkinan adanya dermatitis alergica, Riwayat penyakit dahulu. Pada riwayat penyakit dahulu perlu ditanyakan tentang keadaan kesehatan umum, hal yang perlu ditanyakan terutama adalah adanya suatu penyakit sistemik seperti diabetes, hipertensi. Selain itu obat-obat yang pasien gunakan saat ini juga perlu diketahui untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara obat yang digunakan pasien dengan kelainan mata yang terjadi. Riwayat keluarga, penting untuk mengetahui apakah keluarga pasien atau teman dekat juga menederita penyakit yang sama tau pernah menderita Riwayat pribadi dan socialPemeriksaan fisikPemeriksaan fisik pada pasien dengan chalazion yang bisa kita lakukan adalah: InspeksiInspeksi mata sendiri dibedakan menjadi inspeksi mata luar dan dalam dengan menggunakan funduskopi, namun untuk kasus chalazion yang lebih ditekankan adalah inspeksi mata luar. Dalam inspeksi mata luar perlu diperhatikan apakah ada lesi kulit, pertumbuhan jaringan yang salah, tanda-tanda radang seperti pembengkakkan, eritema, panas dan nyeri tekan dengan palpasi. Posisi palpebral juga perlu diperhatikan apakah dalam posisi normal atau sudah terjadi ptosis atau retraksi palpebra. Keadaan kornea dan konjugtiva perlu diperhatikan karena chalazion interna yang mengarah ke bagian konjungtiva dengam ukuran cukup besar dapat mengakibatkan terjadinya gesekkan pada kornea atau konjungtiva yang lebih lanjut dapat mengakibatkan terjadinya konjungtivitis atau keratitis atau bahkan keratokonjungtivitis.Dalm inspeksi konjugtiva superior juga perlu dilakukan pembalikkan palpebral untuk melihat apakah terdapat benda asing yang mungkin saja mencetus terjadinya pembengkakan pada palpebra. PalpasiPalpasi palpebral juga perlu dilakukan bila terjadi pembengkakkan pada palpebral, dimana kita harus menilai konsistensi, nyeri, ukuran dan apakah benjolan tersebut dapat digerakkan atau tidak. Dari hasil pemeriksaan mata secara insepeksi dan palpasi ditemukan benjolan tersebut terdapat pada palpebral superior oculo dextra dengan ukuran 10mm x 5 mm, berkosistensi kenyal, tidak nyeri dan immobile. Pemeriksaan pada OS masih dalam batas normal.Pada kasus chalazion umumnya hanya itu yang penting untuk dilakukan namun sebaiknya dilakukan pemeriksaan mata secara keseluruhan untuk mendapatkan keadaan umum mata pasien. Beberapa pemeriksaan yang umumnya dilakukan untuk menilai mata pasien adalah: Penilaian visus Pemeriksaan segmen posterior mata (funduskopi) Pemeriksaan gerak bola mata Pemeriksaan lapang pandang Pemeriksaan tekanan bola mata (tonometry)Pemeriksaan penunjangPemeriksaan penunjang yang bisa dilakukan adalah pemeriksaan exudat dari chalazion bila ada untuk mengetahui jenis bakteri penyebab terjadinya dengan kultur dan dapat dilakukan pemeriksaan sensitifitas antibiotik untuk memilih antibiotik yang baik.Umumnya pemeriksaan penunjang untuk chalazion jarang dilakukan, kecuali bila chalazion mengalami rekurensi, pemeriksaan patologik perlu dilakukan karena tampilan karsinoma kelenjar meibom dapat mirip chalazion.1Anatomia. Bola Mata

Gambar 2. Bola mataBola mata terdiri dari dua segmen bola yaitu segmen besar (sklera) dan segmen bola mata kecil ( kornea).Bola mata susunanya terdiri dari : A. Dinding bola mata, yang tersusun atas :1. Tunika fibrosa yang terdiri dari kornea dan sklera2. Tunika vasculosa atau uvea yang terdiri dari iris, badan siliar, dan koroid3. Tunika nervosa yang terdiri dari retina B. Ruang-ruang mata, yaitu :1. Kamera okuli anterior2. Kamera okuli posterior3. Ruang badan kaca( paling luas)C. Isi bola mata : 1. Humor akuos yang terdapat di dalam kamera okuki anterior dan kamera okui posterior2. Vitreous yang menempati ruang badan kaca3. Lensa kristalina yang terletk diantara ketiga ruanga diatas2Anatomi palpebra Kelopak atau palpebra mempunyai fungsi melindungi bola mata, serta mengeluarkan sekresi kelenjar yang membentuk film air mata di depan kornea. Palpebra merupakan alat menutup mata yang berguna untuk melindungi bola mata terhadap trauma, trauma sinar, dan pengeringan bola mata. Gangguan penutupan kelopak akan mengakibatkan keringnya permukaan mata sehingga terjadi keratitis et lagoftalmus. Kelopak mata mempunyai lapis kulit yang tipis pada bagian depan sedangkan di bagian belakang ditutupi selaput lendir tarsus yang disebut konjungtiva tarsal. Pada kelopak terdapat bagian-bagian: Kelenjar seperti: kelenjar sebasea, kelenjar Moll atau kelenjar keringat, kelenjar Zeis pada pangkal rambut, dan kelenjar Meibom pada tarsus. Otot: M. Orbikularis okuli yang berjalan melingkar di dalam kelopak atas dan bawah, dan terletak di bawah kulit kelopak. Pada dekat tepi margo palpebra terdapat otot orbikularis okuli yang disebut sebagai M. Rioland. M. Orbikularis berfungsi menutup bola mata yang dipersarafi N. Fasial. M. Levator palpebra, yang berorigo pada anulus foramen orbita dan berinsersi pada tarsus atas dengan sebagian menembus M. Orbikularis okuli menuju kulit kelopak bagian tengah. Bagian kulit tempat insersi M. Levator palpebra terlihat sebagai sulkus (lipatan) palpebra. Otot ini dipersarafi oleh n. III yang berfungsi untuk mengangkat kelopak mata atau membuka mata. Di dalam kelopak terdapat tarsus yang merupakan jaringan ikat dengan kelenjar di dalamnya atau kelenjar Meibom yang bermuara pada margo palpebra. Tarsus ditahan oleh septum orbita yang melekat pada rima orbita pada seluruh lingkaran pembukaan rongga orbita. Tarsus terdiri atas jaringan ikat yang merupakan jaringan penyokong kelopak dengan kelenjar Meibom (40 buah di kelopak atas dan 20 pada kelopak bawah). Septum orbita yang merupakan jaringan fibrosis berasal dari rima orbita merupakan pembatas isi orbita dengan kelopak depan. 3

Diagnosis KerjaKalazion Kalazion merupakan peradangan granulomatosa kelenjar meibom yang tersumbat. Pada kalazion terjadi penyumbatan kelenjar meibom dengan infeksi ringan yang mengakibatkan peradangan kronis kelenjar tersebut. Kalazion akan memberikan gejala adanya benjolan pada kelopak, tidak hiperemi, tidak ada nyeri tekan, dan adanya pseudoptosis. Kelenjar preurikel tidak membesar. Kadang-kadang mengakibatkan perubahan bentuk bola mata akibat tekanannya sehingga terjadi kelainan refraksi pada mata tersebut.Kadang-kadang kalazion sembuh atau hilang dengan sendirinya akibat diabsorbsi. Pengobatan pada kalazion adalah dengan memberikan kompres air hangat, antibiotic setempat dan sistemik. Untuk mengurangkan gejala dilakukan ekskokleasi isi abses dari dalamnya atau dilakukan ekstirpasi kalazion tersebut. Insisi dilakukan seperti insisi pada hordeolum internum.4Hordeolum Hordeolum merupakan peradangan supuratif kelenjar kelopak mata. Hordeolum yang biasanya merupakan infeksi Staphylococcus pada kelenjar sebasea kelopak biasanya sembuh sendiri dan dapat diberi hanya kompres hangat. Dikenal bentuk hordeolum internum dan eksternum. Hordeolum eksternum merupakan infeksi pada kelenjar Zeiss atau Moll. Hordeolum internum merupakan infeksi kelenjar meibom yang terletak di dalam tarsus.Hordeolum merupakan suatu abses di dalam kelenjar tersebut. Gejalanya berupa kelopak yang bengkak dengan rasa sakit dan mengganjal, merah dan nyeri bila ditekan. Hordeolum eksternum atau radang kelenjar Zeis atau Moll akan menunjukkan penonjolan terutama ke daerah kulit kelopak. Pada hordeolum eksternum nanah dapat keluar dari pangkal rambut. Hordeolum internum atau radang kelenjar Meibom memberikan penonjolan terutama ke daerah konjungtiva tarsal.Hordeolum internum biasanya berukuran lebih besar dibandingkan hordeolum ekternum.Adanya pseudoptosis atau ptosis terjadi akibat bertambah beratnya kelopak sehingga sukar diangkat. Pada pasien dengan hordeolum kelenjar preaurikel biasanya turut membesar. Sering hordeolum ini membentuk abses dan pecah dengan sendirinya. Untuk mempercepat peradangan kelenjar dapat diberikan kompres hangat, 3 kali sehari selama 10 menit sampai nanah keluar. Pengangkat bulu mata dapat memberikan jalan untuk drainase nanah. Diberi antibiotic local terutama bila berbakat untuk rekuren atau terjadinya pemebesaran kelenjar prearikel.Antibiotic sistemik yang diberikan eritromisin 250 mg atau 125-250 mg dikloksasilin 4 kali sehari, dapat juga diberikan tetrasiklin. Bila terdapat infeksi staphylococcus di bagian tubuh lain maka sebaiknya diobati juga bersama-sama. Pada nanah dari kantung nanah yang tidak dapat keluar dilakukan insisi. Pada hordeolum internum dan hordeolum eksternum kadang-kadang perlu dilakukan insisi pada daerah abses dengan fluktuasi terbesar. Penyulit hordeolum dapat berupa selulitis palpebral yang merupakan radang jaringan ikat jarang palpebral di depan septum orbita dan abses palpebral.4

Dakriosistitis Dakriosistitis merupakan peradangan sakus lakrimal. Biasanya peradangan ini dimulai oleh terdapatnya obstruksi duktus nasolacrimal. Obstruksi ini pada anak-anak biasanya akibat tidak terbukanya membrane nasolacrimal sedang pada orang dewasa akibat tertekan salurannya misalnya akibat adanya polip hidung. Penyakit ini sering ditemukan pada anak-anak atau orang dewasa berumur di atas 40 tahun, terutama perempuan. Jarang ditemukan pada orang dewasa usia pertengahan kecuali apabila didahului infeksi jamur.Perjalanan penyakit dapat kronik ataupun akut. Kuman yag dapat merupakan penyebab adalah stafilokok, pneumokok, dan streptokok, Neisseria catarrkalis dan pseudomonas. Pneumokok merupakan penyebab yang paling berbahaya, peradangan akut ini dapat berlanjut menjadi peradangan menahun. Pada yang menahun biasanya disebabkan oleh tuberculosis, lepra, trakoma dan infeksi jamur. Dakriosistitis menahun dapat merupakan lanjutan dari dakriosistitis akut dan bersidat rekuren.Pada keadaan akut terdapat epifora, sakit yang hebat di daerah kantung air mata dan demam. Terlihat pembengkakan kantung air mata dan merah di daerah sakus lakrimal dan nyeri tekan di daerah sakus, disertai secret mukopurulen yang akan memancar bila kantung air mata ditekan. Daerah kantung air mata berwarna merah meradang.Pada keadaan menahun tak terdapat rasa nyeri, tanda-tanda radang ringan, bisanya gejala berupa mata yang sering berair yang bertambah bila mata kena angina. Bila kantung air mata ditekan dapat keluar secret yang mukoid dengan nanah di daerah punktum lakrimal, mata berair dan kelopak melekat satu dengan lainnya.4

EtiologiKalazion juga disebabkan sebagai lipogranulomatosa kelenjar Meibom yang tersumbat . Kalazion mungkin timbul spontan disebabkan oleh sumbatan pada saluran kelenjar atau sekunder dari hordeolum internum. Kalazion dihubungkan dengan seborrhea, chronic blepharitis, dan acne rosacea.2

EpidemiologiChalazion dapat ditemukan hampir diseluruh bagian bumi, namun tidak ada data studi chalazion lebih jauh sehingga tidak ditemukan data epidemiologi yang baik. Namun dari data di USA ditemukan bahwa chalazion lebih banyak ditemukan pada pria terutama pria yang sudah dewasa, meskipun demikian chalazion juga dapat ditemukan pada anak-anak. Hal ini dikarenakan karena hormon androgen pada pria akan meningkatkan viskositas dari secret kelenjar meibom yang kemudian akan meningkatkan kemungkinana terjadinya sumbatan pada kelenjar meibom. Beberapa penelitian lain menyatakan bahwa wanita lebih banyak menderita chalazion dibandingkan pria hal ini dikarena kan penggunanaan kosmetik yang kemudian dapat menutup saluran pengeluaran dari kelenjar meibom yang selanjutnya akan membentuk terjadinya chalazion.Patofisiologi Kelenjar meibom yang berjumlah 30-40 buah pada bagian palpebral atas atau pun bawah merupakan kelenjar yang menghasilkan minyak yang dikeluarkan bersama air mata untuk membasahi dan melicinkan mata agar mata terlindungi dari benda asing dan mata tidak kering yang disebut sebum. Sebum ini dikeluarkan bersama-sama dengan air mata melalui salurannya yang berukuran kecil yang berada di sekitar bulu mata. Chalazion sendiri merupakan pembesaran dari kelenjar meibom yang sering terjadi karena adanya sumbatan dari pada saluran keluar atau bisa juga terjadi karena sebum yang dihasilkan oleh meibom gland terlalu kental dan tidak dapat dikeluarkan. Keadaan ini mengakibatkan terjadinya pembesaran dari kelenjar meibom yang kemudian terbentuklah chalazion. Chalazion juga dapat pecah dan melepaskan sebumnya keluar kejaringan sekitar yang kemudian mengakibatkan terjadinya perangsangan sel-sel radang radang granuloamotosa. Peradangan ini granulomatousa ini berbeda dengan peradangan yang terjadi pada hordeolum, dimana pada chalazion peradangannya berlangsung secara perlahan dan tidak menghasilkan pus dalam jumlah besar, sehingga dari gejala klinis juga tidak didapatkan nyeri tekan pada chalazion. Faktor resikoFaktor resiko dari terbentuknya chalazion adalah sebagai berikut:1. Tingginya kadar androgen misalnya pada saat pubertas atau saat kehamilan akan megakibatkan peningkatan viskositas dari secret kelenjar meibom yang selanjutnya akan mempermudah terjadinya obstruksi dan mengakibatkan terjadinya penumpukan secret kelenjar meibom yang berupa minyak. Hal ini kemudian akan mempermudah terjadinya infeksi oleh bakteri flora normal dikulit dan terbentuk lah reaksi radang granulomatosa chalazion.2. Higieni mata yang kurang3. Stress 4. Penggunaan kosmetika yang berlebihan 5. Alcohol, rokok dan makanan berminyak tinggiGejala klinisGejala klinis yang tampak pada chalazion dapat berupa: Benjolan pada bagian palpebral mata, benjolan tersebut dapat terjadi di palpebral superior ataupun inferior yang tidak hilang dalam waktu beberap minggu, chalazion lebih sering ditemukan pada palpebral superior Benjolannya dapat keras atau lunak, dan tidak nyeri bila ditekan, tanda peradangannya juga tidak hebat Bisa berukuran sampai 1/8 inchi Kadang-kadang mata dapat tampak merah dan penglihatan jadi sedikit buram2Manifestasi KlinikPasien biasanya datang dengan riwayat singkat adanya keluhan padapalpebra baru-baru ini. Benjolan pada kelopak mata terjadi beberapa minggu, keras tidak hiperemi tidak nyeri tekan, pseudiptosis, kadang-kadang terjadi perubahan bentuk bola mata akibat tekanan sehingga terjadi kelainan refraksi. Konjungtiva pada daerah tersebut merah dan meninggi.5

PenatalaksaanPengobatan pada kalazion adalah dengan memberikan kompres hangat, antibiotik setempat dan sistemik. Untuk mengurangkan gejala, dilakukan ekskokleasi isi abses dari dalamnya atau dilakukan ekstirpasi kalazion tersebut. Insisi dilakukan seperti insisi pada hordeolum internum. Untuk perawatan di rumah, pasien bisa melakukan kompres hangat dengan cara menempelkan handuk basah oleh air hangat selama lima sampai sepuluh menit. Kompres hangat dilakukan empat kali sehari untuk mengurangi pembengkakan dan memudahkan drainase kelenjar. Meskipun handuk dan air harus bersih, namun tidak perlu steril. Selain itu, pasien juga bisa memijat dengan lembut area kalazion beberapa kali sehari. Namun, kalazion tidak boleh digaruk.Pemberian antibiotic diperlukan jika dicurigai adanya infeksi bakteri. Injeksi steroid di area tembel dapat membantu meredakan inflamasi. Jika kalazion menimbulkan gejala yang berat atau tidak sembuh setelah berminggu-minggu, mungkin diperlukan operasi. Jika pembengkakan tidak berakhir dalam beberapa minggu atau muncul gejala penglihatan kabur, dokter mata akan menyarankan operasi untuk mengangkat kalazion. Jika penampilan kalazion mengganggu pasien, operasi juga akan menjadi indikasi.Pada ekskokleasi kalazion, terlebih dahulu mata ditetes dengan anestesia topikal pantokain. Obat anestesia infiltratif disuntikkan di bawah kulit di depan kalazion. Kalazion dijepit dengan klem kalazion dan kemudian klem dibalik sehingga konjungtiva tarsal dan kalazion terlihat. Dilakukan insisi tegak lurus margo palpebra dan kemudian isi kalazion dikuret sampai bersih. Klem kalazion dilepas dan diberi salep mata.5

Gambar 6. Ekskokhleasi KalazionPencegahan Jika pasien memiliki tendensi untuk mudah terkena kalazion, basuh kelopak mata setiap hari dengan air dan shampo bayi menggunakan cotton swab. Jika mulai tampak tanda-tanda awal iritasi kelopak mata, segera kompres dengan air hangat beberapa kali dalam sehari.6KomplikasiRusaknya sistem drainase pada kalazion dapat menyebabkan trichiasis, dan kehilangan bulu mata. Kalazion yang rekuren atau tampat atipik perlu dibiopsi untuk menyingkirkan adanya keganasan. Astigmatisma dapat terjadi jika massa pada palpebra sudah mengubah kontur kornea. Kalazion yang drainasenya hanya sebagian dapat menyebabkan massa jaringan granulasi prolapsus diatas konjungtiva atau kulit.5PrognosisKadang-kadang kalazion sembuh atau hilang dengan sendirinya akibat diabsorpsi. Bila terjadi kalazion yang berulang beberapa kali sebaiknya dilakukan pemeriksaan histopatologik untuk menghindarkan kesalahan diagnosa dengan kemungkinan adanya suatu keganasan.2KesimpulanLaki-laki 25 tahun dengan benjolan pada mata kanan atas sejak 3 minggu lalu, tidak disertai nyeri, kotoran mata dan tidak merah dan teraba massa 10mm x 5mm, kenyal menderita kalazion. Kalazion merupakan peradangan granulomatosa kelenjar meibom yang tersumbat. Pada kalazion terjadi penyumbatan kelenjar meibom dengan infeksi ringan yang mengakibatkan peradangan kronis kelenjar tersebut. Kalazion akan memberikan gejala adanya benjolan pada kelopak, tidak hiperemi, tidak ada nyeri tekan, dan adanya pseudoptosis.Daftar Pustaka1. Priharjo, Robert.Pengkajian fisik mata. Edisi 2. Penerbit EGC. Jakarta.20062. Vaughan DG, Asbury T, Riordan Eva P. Oftalmologi Umum. Edisi 17. Jakarta: Widya Medika, 20003. Morosidi, SA. Paliyama, MF. Ilmu Penyakit Mata. Fakultas Kedokteran Ukrida, Jakarta : 20114. Ilyas, S. Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Edisi Ketiga. Jakarta : Balai Penerbit FK UI,;2005.h.94-1045. Mansjoer, Arif. Dkk. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 5. Media Aesculapius, Jakarta. 20076. Schwartz MW. Pedoman klinis pediatric. Jakarta : EGC;2004.h.645-649

12