Pbl Blok 23-Katarak

36
 Katarak Mira Dewi Prawira 102009265 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat [email protected] Skenario : Seorang laki-laki 57 tahun datang ke poli umum dengan keluhan penglihatan mata kanan be rtambah kabur seperti be rasap sejak 6 bulan y ang lalu, tidak dise rtai mata merah dan nyeri. Pasien mempunyai riwayat diabetes melitus sejak 10 tahun yang lalu, pada pemeriksaan fisik : compos mentis,tanda vital dalam batas normal. Status oftalmologi : visus OD 1/300 pin hole tetap, OS 20/40 pin hole 20/30. Pada OD didapatkan pupil keruh dan tampak ada bayangan coklat. Dan pada OS didapatkan bayangan keruh pada sebagian lensa. Kornea jernih, tekanan bola mata (N)/palpasi, funduskopi OD sulit dinilai, OS samar kesan normal. BAB 1. PENDAHULUAN 1. Anamnesis Anamnesis adalah pengambilan data yang dilakukan oleh seorang dokter dengan cara melakukan serangkaian wawancara dengan pasien atau keluarga pasien atau dalam keadaan tertentu dengan pen olong pasien. Ada beberapa tipe an amnesis: 2  - Autoanamnesis: wawancara yang dilakukan langsung kepada pasien - Aloanamnesis: wawancara yang dilakukan terhadap orangtua, wali, orang yang dekat dengan pasien, atau sumber lain (keterangan dari dokter yang merujuk, catatan rekam medik, dan semua keterangan yang diperoleh selain dari pasiennya sendiri). 1. Identitas pasien Berisi nama, usia, jenis kelamin, pekerjaan yang sering terpapar sinar matahari secara langsung, tempa t tinggal sebagai gambaran kon disi lingkungan dan kelua rga, dan keterangan lain mengenai identitas pasien. 2. Riwayat penyakit sekarang Keluhan utama pasien katarak biasanya antara lain:  Penurunan ketajaman penglihatan secara progresif (gejala utama katarak).  Mata tidak merasa sakit, gatal atau merah.  Berkabut, berasap, penglihatan tertutup film.

Transcript of Pbl Blok 23-Katarak

Page 1: Pbl Blok 23-Katarak

5/16/2018 Pbl Blok 23-Katarak - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pbl-blok-23-katarak 1/36

 

Katarak

Mira Dewi Prawira

102009265

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jalan Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat

[email protected]

Skenario : Seorang laki-laki 57 tahun datang ke poli umum dengan keluhan penglihatan

mata kanan bertambah kabur seperti berasap sejak 6 bulan yang lalu, tidak disertai mata

merah dan nyeri. Pasien mempunyai riwayat diabetes melitus sejak 10 tahun yang lalu, pada

pemeriksaan fisik : compos mentis,tanda vital dalam batas normal. Status oftalmologi : visusOD 1/300 pin hole tetap, OS 20/40 pin hole 20/30. Pada OD didapatkan pupil keruh dan

tampak ada bayangan coklat. Dan pada OS didapatkan bayangan keruh pada sebagian lensa.

Kornea jernih, tekanan bola mata (N)/palpasi, funduskopi OD sulit dinilai, OS samar kesan

normal.

BAB 1. PENDAHULUAN

1.  Anamnesis

Anamnesis adalah pengambilan data yang dilakukan oleh seorang dokter dengan caramelakukan serangkaian wawancara dengan pasien atau keluarga pasien atau dalam keadaan

tertentu dengan penolong pasien. Ada beberapa tipe anamnesis:2 

- Autoanamnesis: wawancara yang dilakukan langsung kepada pasien

- Aloanamnesis: wawancara yang dilakukan terhadap orangtua, wali, orang yang dekat

dengan pasien, atau sumber lain (keterangan dari dokter yang merujuk, catatan rekam medik,

dan semua keterangan yang diperoleh selain dari pasiennya sendiri).

1. Identitas pasien

Berisi nama, usia, jenis kelamin, pekerjaan yang sering terpapar sinar matahari secara

langsung, tempat tinggal sebagai gambaran kondisi lingkungan dan keluarga, dan keterangan

lain mengenai identitas pasien.

2. Riwayat penyakit sekarang

Keluhan utama pasien katarak biasanya antara lain:

  Penurunan ketajaman penglihatan secara progresif (gejala utama katarak).

  Mata tidak merasa sakit, gatal atau merah.

  Berkabut, berasap, penglihatan tertutup film.

Page 2: Pbl Blok 23-Katarak

5/16/2018 Pbl Blok 23-Katarak - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pbl-blok-23-katarak 2/36

 

  Perubahan daya lihat warna.

  Gangguan mengendarai kendaraan malam hari, lampu besar sangat menyilaukan

mata.

 Lampu dan matahari sangat mengganggu.

  Sering meminta ganti resep kaca mata.

  Penglihatan ganda.

  Baik melihat dekat pada pasien rabun dekat ( hipermetropia)

3. Riwayat penyakit dahulu

Adanya riwayat penyakit sistemik yang dimiliki oleh pasien seperti:

  DM

  Hipertensi

  Pembedahan mata sebelumnya, dan penyakit metabolic lainnya memicu resiko

katarak.

  Kaji gangguan vasomotor seperti peningkatan tekanan vena

  Ketidakseimbangan endokrin dan diabetes, serta riwayat terpajan pada radiasi, steroid

 / toksisitas fenotiazin.

  Kaji riwayat alergi

4. Riwayat Kesehatan KeluargaApakah ada riwayat diabetes atau gangguan sistem vaskuler, kaji riwayat stress

2.  Pemeriksaan Fisik 

1.  Penglihatan

Sebagaimana peneliaian tanda vital merupakan bagian dari setiap pemeriksaan

fisik,setiap pemeriksaan mata harus mencakup penilaian ketajaman

penglihatan,walaupun ketajaman penglihatan tidak disebut sebagai bagian dari

keluhan utama. Penglihatan yang baik dihasilkan dari kombinasi jaras visual

neurologik yang utuh,mata yang sehat secara struktural,serta mata yang bisa

memfokus dengan tepat. Sebagai analogi,sebuah kamera video memerlukan kabel

penghubung ke monitor yang berfungsi,badan kamera yang mesinnya utuh,dan

pengatur fokus yang baik. Penilaian ketajaman penglihatan biasanya lebih bersifat

subjektif daripada objektif karena memerlukan respons dari pihak pasien.

2.  Refraksi

Titik fokus dasar (tanpa bantuan alat) bervariasi di antara mata individu normal

tergantung bentuk bola mata dan korneanya. Mata emetrop secara alami memiliki

Page 3: Pbl Blok 23-Katarak

5/16/2018 Pbl Blok 23-Katarak - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pbl-blok-23-katarak 3/36

 

fokus yang optimal untuk penglihatan jauh. Mata ametrop (yakni,mata

miopia,hiperopia, atau astigmat) memerlukan lensa koreksi agar terfokus dengan baik 

untuk melihat jauh. Gangguan optik ini disebut kelainan refraksi. Refraksi adalah

prosedur untuk menentukan dan mengukur setiap kelainan optik.

Pemeriksaan refraksi sering diperlukan untuk membedakan pandangan kabur akibat

kelainan refraksi dari pandangan kabur akibat kelainan medis pada sistem

penglihatan. Jadi,selain menjadi dasar untuk penulisan resep kacamata atau lensa

kontal koreksi,prosedur ini juga memiliki fungsi diagnostik.

3.  Uji penglihatan sentral

Penglihatan dapat dibagi menjadi penglihatan sentral dan perifer. Ketajaman

penglihatan sentral diukur dengan memperlihatkan objek dalam berbagai ukuran yang

diletakkan pada jarak standar dari mata. Misalnya, “kartu snellen” yang sudah

dikenal,yang terdiri atas deretan huruf acak yang tersusun mengecil untuk menguji

penglihatan jauh. Setiap baris diberi angka yang sesuai dengan suatu jarak (dalam

kaki atau meter),yaitu jarak yang memungkinkan semua huruf dalam baris itu terbaca

oleh mata normal. Misalnya,huruf-huruf pada baris “40” cukup besar untuk dapat

dibaca mata normal dari jarak 40 kaki.

Gambar 1. Snellen chart & kartu E-buta huruf 

Page 4: Pbl Blok 23-Katarak

5/16/2018 Pbl Blok 23-Katarak - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pbl-blok-23-katarak 4/36

 

Sesuai konvensi,ketajaman penglihatan dapat diukur pada jarak jauh-20 kaki (6

meter), atau dekat-14 inci. Untuk keperluan diagnostik ketajaman penglihatan yang

diukur pada jarak jauh merupakan standar pembanding dan selalu diuji terpisah pada

masing-masing mata. Ketajaman penglihatan diberi skor dengan dua angka (Mis.

“20/40”). Angka pertama adalah jarak uji (dalam kaki) antara kartu dan pasien,dan

angka kedua adalah jarak barisan huruf terkecil yang dapat dibaca oleh mata pasien.

Penglihatan 20/20 adalah normal; penglihatan 20/60 berarti huruf yang cukup besar

untuk dibaca dari jarak 60 kaki oleh mata-normal baru bisa dibaca oleh mata pasien

dari jarak 20 kaki.

Kartu yang berisi angka-angka dapat digunakan pada pasien yang tidak terbiasa dalam

abjad Inggris. Kartu “E- buta huruf”dipakai untuk menguji anak-anak kecil atau pasien

dengan hambatan bahasa. Gambar “E”secara acak dirotasi dengan empat orientasi

yang berbeda. Untuk setiap sasaran,pasien diminta menunjuk arah yang sesuai dengan

arah ketiga “batang”gambar E. Kebanyakan anak dapat diuji dengan cara ini sejak 

usia 3,5 tahun.

Ketajaman penglihatan yang belum tekoreksi diukur tanpa kacamata atau lensa

kontak. Ketajaman terkoreksi berarti menggunakan alat-alat bantu tadi. Mengingat

buruknya ketajaman penglihatan yang belum dikoreksi dapat disebabkan oleh

kelainan refraksi semata,untuk menila kesehatan mata secara lebih relevan,digunakan

ketajaman penglihatan yang terkoreksi.

4.  Uji Pinhole

Jika pasien memerlukan kacamat atau jika kacamatanya tidak tersedia,ketajaman

penglihatan terkoreksi dapat diperkirakan dengan uji penglihata melalui “pinhole”.

Penglihatan kabur akibat refraksi (mis, miopia,hiperopia,astigmatisme) disebabkan

oleh banyaknya berkas sinar tak terfokus yang masuk ke pupil dan mencapai retina.

Ini mengakibatkan terbentuknya bayangan yang tidak terfokus tajam.

Melihat kartu snellen melalui sebuah plakat dengan banyak lubag kecil mencegah

sebagian besar berkas tak terfokus yang memasuki mata. Hanya sejumlah kecil berkas

sejajar-sentral yang bisa mencapai retina sehingga dihasilkan bayangan yang lebih

tajam. Dengan demikian,pasien dapat membaca huruf pada satu atau dua baris dari

dicatat sebagai angka pertama. Ketajaman visual “5/200”artinya pasien baru dapat

Page 5: Pbl Blok 23-Katarak

5/16/2018 Pbl Blok 23-Katarak - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pbl-blok-23-katarak 5/36

 

mengenali huruf yang paling besar pada jarak 5 kaki. Mata yang tidak daapat

membaca satu huruf pun,diuji dengan cara menghitung jari. Catatan pada kartu yang

mencantumkan “CF pada 2 kaki”menunjukkan bahwa mata tersebut dapat

menghitung jari pada jarak 2 kaki,tetapi tidak bisa bila lebih jauh.

Jika tidak bisa menghitung jari,mata tersebut mungkin masih dapat mendeteksi tangan

yang digerakkan secara vertikal atau horizontal. Tingkat penglihatan yang lebih

rendah lagi adalah kesanggupan „mempersepsi‟cahaya. Mata yang tidak dapat

mempersepsi cahaya diangga buta total.

5.  Pemeriksaan slitlamp

Slitlamp adalah sebuah mikroskop binokular yang terpasang pada meja dengan

sumber cahaya khusus yang dapat diatur. Seberkas cahaya-celah pijat yang lurus

dijatohkan pada bola mata dan menyinari potongan sagital optik mata. Sudut

penyinaran dapat diubah;demikian juga lebar,panjang,dan intensitas berkas cahaya.

Pembesaran juga dapat disesuaikan (biasanya pembesaran 10x sampai 16x). Karena

slitlamp adalah sebuah mikroskop binokular,pandangannya adalah

“stereoskopik”,atau tiga-dimensi.

Gambar 2. Pemeriksaan slitlamp.

Selama pemeriksaan,pasien didudukkan dan kepalanya ditopang dengan penunjang

dagu yang dapat diatur dan penahan dahi. Dengan memakai slitlamp,belahan anterior

bola mata-“segmen anterior”- dapat diamati. Detil-detil tepi palpebra dan bulumata,permukaan konjungtiva palpebrae dan bulbaris,lapisan air mata dan

Page 6: Pbl Blok 23-Katarak

5/16/2018 Pbl Blok 23-Katarak - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pbl-blok-23-katarak 6/36

 

kornea,iris,dan aqueous dapat diteliti. Melalui pupil yang dilebarkan,lensa kristalina

dan bagian anterior vitreus dapat pula diamati.

Karena berkas cahaya-celah menampakkann potongan sagital optik mata,dapat

ditemukkan lokasi anteroposterior yang tepat dari suatu kelainan dalam setiap struktur

mata yang jernih (mis,kornea,lensa,corpus vitreus). Pembesaran yang paling kuat

mampu menampakkan sel-sel abnormal dalam aqueous,seperti sel darah merah atau

putih atau granul-granul pigmen. Kekeruhan aqueous (disebut flare),akibat

peningkatan konsentrasi protein,dapat dideteksi pada peradangan intraokular.

Aqueous normal bening secara optis,tanpa sel atau flare.

6.  Tonometri

Bola mata dapat digambarkan sebagai suatu kompartemen tertutup dengan sirkulasi

aqueous humor yang kosntan. Cairan ini mempertahankan bentuk dan tekanan yang

cukup merata di dalam bola mata. Tonometri adalah cara pengukuran tekanan cairan

intraokular dengan memakai alat-alat yang terkalibrasi. Tekanan yang normal berkisar

dari 10 sampai 21 mmHg.

Pada tonometri aplanasi,tekanan intraokular ditentukan oleh gaya yang diperlukan

untuk meratakan kornea dengan beban-standar yang telah ditetapkan sebelumnya.

Gaya yang diperlukan meningkat seiring dengan peningkatan tekanan intraokular.

Gambar 3. Tonometri Aplanasi,menggunakan tonometer Goldmann yang dipasang

pada slitlamp.

Tonometer Schiotz,yang sekarang jarang digunakan,mengukur besarnya identasi

kornea yang dihasilkan oleh beban yang telah ditentukan. Dengan makin menigkatnya

Page 7: Pbl Blok 23-Katarak

5/16/2018 Pbl Blok 23-Katarak - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pbl-blok-23-katarak 7/36

 

tekanan intraokular,makin sedikit identasi kornea yang terjadi. Karena kedua cara ini

menggunakan alat yang menempel pada kornea pasien,diperlukan anestesi lokal dan

ujung alat harus didisinfeksi sebelum dipakai.

Gambar 4.Tonometri Schiotz yang diletakkan pada kornea.

Saat melakukan tonometri dengan teknik apa pun,pemeriksa harus hati-hati agar tidak 

menekan bola mata dan menyebabkan tekanannya meningkat.

7.  Oftalmoskopi Direk & Indirek 

  Oftalmoskop Direk 

Oftalmoskop direk genggam memeprlihatkan gambaran monokular fundus

dengan pembesaran 15 kali. Karena mudah dibawa dan menghasilkan

gambaran diskus dan stuktur vaskular retina yang detil,oftalmoskopi direk 

merupakan bagian dari standar pemeriksaan medis umum dan pemeriksaan

oftalmologik.

Intensitas,warna,dan ukuran titik sumber cahaya dapat disesuaikan,demikian

pula titik fokus oftalmoskopnya. Titik fokus diubah dengan memakai roda

lensa yang kekuatannya semakin bertambah besar; kekuatan tersebut dapat

ditentukan terlebih dahulu oleh pemeriksa. Lensa-lensa ini disusun berututan

dan diberi nomor sesuai kekuatannya dalam satuan dioptri. Biasanya,lensa

konvergen (+) ditandai dengan angka hitam dan lensa divergen (-) dengan

angka merah.

Kegunaan utama oftalmoskop direk adalah untuk memeriksa fundus. Gambaran yang

diperlihatkan oftalmoskop mugkin kabur akibat media mata yang keruh,sepertikatarak,atau akibat pupil yang kecil. Menggelapkan ruangan periksa biasanya cukup

Page 8: Pbl Blok 23-Katarak

5/16/2018 Pbl Blok 23-Katarak - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pbl-blok-23-katarak 8/36

 

menyebabkan dilatasi pupil alami untuk mengevaluasi fundus sentral,termasuk 

diskus,makula,dan struktur pembuluh darah retina proksimal. Pelebaran pupil secara

farmakologis sangat memperluas pandangan dan memungkinkan pemeriksaan yang

lebih luas ke retina perifer.

Pemeriksaan fundus juga dapat lebih optimal dengan memegang oftalmoskop sedekat

mungkin ke pupil pasien (kira-kira 1-2 inchi),seperti halnya seseorang dapat melihat

lebih banyak melalui lubang kunci bila sedekat mungkin. Untuk itu,mata dan tangan

kanan pemeriksa harus memeriksa mata kanan pasien;tangan dan mata kiri memeriksa

mata kiri pasien.

Gambar 4. Foto fundus normal

Ukuran titik dan warna cahaya yang dipakai dapat disesuaikan. Jika pupil cukup

melebar,ukuran titik cahaya yang besar memberikan daerah penyinaran yang paling

luas. Sebaliknya,dengan pupil yang lebih kecil,sebagian besar cahaya ini akan

dipantulkan iris pasien kembali ke mata pemeriksa,mengganggu pandangan,dan

menyebabkan pengecilan pupil. Inilah sebabnya,ukuran titik cahaya yang kecil

dipakai untuk pupil yang tidak melebar.

Kelainan refraksi pasien dan pemeriksa akan menentukan kekuatan lensa yang

diperlukan untuk membawa fundus dalam fokus optimal. Jika pemeriksa memakai

kacamata,kacamata dapat dipakai atau dilepas. Kacamata pasien biasanya

dilepas,tetapi dapat membantu pada refraksi yang cukup tinggi.

Page 9: Pbl Blok 23-Katarak

5/16/2018 Pbl Blok 23-Katarak - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pbl-blok-23-katarak 9/36

 

 

Gambar 5. Oftalmoskopi direk 

Saat pasien menatap objek yang jauh dengan mata sebelahnya,pemeriksa mula-mula

membawa detil retina ke dalam fokus. Karena seluruh pembukuh retina muncul dari

diskus,diskus dicari dengan mengikuti salah satu cabang utama pembukuh ke tempat

berbagai cabang tersebut berasal. Dari sini,berkas sinar oftalmoskop diarahkan sedikit

ke nasal dari garis pandang pasien,atau “sumbu visual”. Kemudian diteliti

bentuk,ukuran,dan warna diskus,ketajaman tepinya,dan ukuran bagian sentralnya

yang pucat-“cawan fisiologik”. Ratio ukuran cawan terhadap ukuran diskus penting

untuk diagnosis glaukoma.

Daerah makula terletak kira-kira dua kali “diameter diskus optikus”disebelah

temporal tepi diskus. Sebuah refleksi putih kecil atau “refleks” menjadi pertanda

fovea sentralis. Daerah fovea ini dikelilingi oleh daerah berpigmen yang lebih gelap

dan berbatas kurang tegas,yang disebut makula. Cabang-cabang pembuluh arah retina

mendekati dari segala arah tetapi berhenti tepat di dekat fovea. Dengan

demikian,lokasi fovea dapat dipastikan dengan tidak adanya pembulu darah retina

atau dengan meminta pasien menatap langsung ke arah cahaya.

Pembuluh-pembuluh retina utama kemudian diperiksa dan diikuti sejauh mungkin ke

arah distal masing-masing kuadran (superior,inferior,temmporal,dan nasal). Vena

lebih gelap dan lebih besar daripada arteri pendampingnya. Perhatikan

warna,kelokan,dan kaliber pembuluh darah,selain juga kelainan yang ada,seperti

aneurisma,perdarahan atau eksudat. Ukuran dan jarak di dalam fundus sering diukur

dalam “diameter diskus”(DD) normal 1,5-2,2mm.

Page 10: Pbl Blok 23-Katarak

5/16/2018 Pbl Blok 23-Katarak - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pbl-blok-23-katarak 10/36

 

Untuk memeriksa retina perifer,yang diperjelas dengan melebarkan pupil,pasien

diminta melihat ke arah kuadran yang ingin diperiksa. Jadi,retina temporal mata

kanan terlihat bila pasien melihat ke temporal kanan,sedangkan retina superior terlihat

bila pasien melihat ke atas. Saat bola mata berputar,retina dan kornea akan bergerak 

dalam arah berlawanan. Saat pasien melihat ke atas, retina superior bergerak ke

bawah- ke dalam garis pandang pemeriksa.

  Oftalmoskopi Indirek 

Oftalmoskop indirek binokular menambah dan melengkapi pemeriksaan

oftalmoskopi direk. Karena memerlukan dilatasi pulpil yang lebar dan sulit

dipelajari,teknik ini terutama dipakai oleh para ahli oftalmologi. Pasien dapat

diperiksa sambil duduk,tetapi posisi telentang lebih disukai.

Gambar 6. Pemeriksaan Oftalmoskopi indirek 

Oftalmoskop indirek dipasang di kepala pemeriksa dan memungkinkan

pandangan binokular melalui sepasang lensa dengan kekuatan tetap. Sebuah

sumber cahaya terang dapat diatur dipasang pada ikat kepala dan diarahkan ke

mata pasien. Seperti halnya pada oftalmoskopi direk,pasien diminta untuk 

melihat ke arah kuadran yang diteliti. Sebuah lensa konveks dipegang

beberapa inci dari mata pasien dengan arah yang tepat sehingga serentak 

memfokuskan cahaya pada retina dan sebuah bayangan retina terletak di

udara,antara pasien dan pemeriksa. Dengan lensa oftalmoskop yang sudah

diatur sebelumnya pada kepala,pemeriksa kemudian memfokus dan melihat

bayangan retina di udara itu.

Page 11: Pbl Blok 23-Katarak

5/16/2018 Pbl Blok 23-Katarak - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pbl-blok-23-katarak 11/36

 

3.  Pemeriksaan penunjang

1.  Laboratorium

  Darah lengkap, LED : menunjukkan anemi sistemik / infeksi.

  EKG, kolesterol serum, lipid

  Tes toleransi glukosa : kotrol DM

2.  Mikrobiologi & Sitologi

Seperti membran mukosa lainnya,konjungtiva dapat dibiakkan dengan swab untuk 

identifikasi infeksi bakterial. Spesimen untuk pemeriksaan sitologik diambil dengan

kerokan ringan konjungtiva palpebra (yakni,yang melapisi permukaan-dalam

palpebra),menggunakan spatula platina kecil setelah anestesi topikal. Pada

pemeriksaan sitologi konjungtivitis,digunakan pulasan giemsa untuk menetapkan

 jenis-jenis sel radang yang ada; pulasan Gram dapat mengungkap adanya bakteri serta

 jenisnya.

Kornea normalnya,steril. Setiap ulkus kornea yang dicurigai infeksius,dasarnya harus

dikerok dengan spatula platina atau alat lain untuk pemeriksaan pulasan Gram dan

biakan. Prosedur ini dilakukan dengan slitlamp. Karena dalam banyak kasus hanya

ditemukan sedikit sekali bakteri,spatula yang dipakai harus langsung dioleskan di atas

lempeng biakan tanpa melalui media transpor. Sekecil apa pun pertumbuhan pada

biakan dianggap cukup bermakna,tetapi banyak kasus infeksi yang mungkin tetap

menunjukkan biakan negatif.

Biakan cairan intraokular adalah metode untuk mendiagnosis atau meniadakan

kemungkinan adanya infeksi endoftalmitis. Aqueous dapat disadap dengan

memasukkan jarum pendek ukuran 25-gauge pada spuit tuberkulin melalui

limbus,paralel terhadap iris. Hati-hati jangan sampai merusak lensa. Hasil diagnosis

akan lebih baik dengan tusukan jarum melalui pars plana atau melalui bedah

vitrektomi. Polymerase chain reaction bahan vitreus telah menjadi metode baku untuk 

mendiagnosis retinitis virus. Dengan penilaian radang intraokular non-infeksi,kadang-

kadang spesimen sitologik diambil juga dengan teknik serupa.

3.  Gonioskopi

Bilik mata depan-ruang antara iris dan kornea-diisi cairan aqueous humor. Cairan ini

yang dihasilkan di belakang iris oleh corpus ciliare,keluar dari mata melalui jalinan

drainase mirip saringan halus yang disebut anyaman trabekula. Anyaman ini tersusun

Page 12: Pbl Blok 23-Katarak

5/16/2018 Pbl Blok 23-Katarak - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pbl-blok-23-katarak 12/36

 

berupa pita jaringan tipis melingkar tepat di anterior pangkal iris-kornea. Lekukan

sudut ini bisa bervariasi anatomi,pigmentasi,dan lebar muaranya yang seluruhnya

dapat mempengaruhi drainase aqueous dan relevan untuk diagnosis glaukoma.

Gonioskopi adalah metode pemeriksaan anatomi sudut bilik mata depan dengan

pembesaran binokular dan sebuah lensa-gonio khusus. Lensa gonio-khusus jenis

Glodmann dan Posner/Zeiss memiliki cermin khusus yang mebentuk sudut

sedemikian rupa sehingga menghasilkan garis pandangan yang paralel dengan

permukaan iris; cermin tersebut diarahkan ke perifer ke arah lekukan sudut ini.

Gambar 7. Gonioskopi dengan slitlamp dan lensa Goldmann.

4.  Fotografi Fundus

Kamera retina khusus digunakan untuk merekam detil-detil fundus bagi kepentingan

studi dan perbandingan di kemudian hari. Dulu,dipakai film standar untuk membuat

slide berwarna berukuran 35mm. Sekarang ini,fotografi digital lebih sering

digunakan. Seperti halnya bentuk oftalmokopi lain,pupil yang dilebarkan dan media

mata yang jernih akan menampilkan gambaran paling optimal.

5.  Optical Coherence Tomography

Optical Coherence Tomography (OCT) adalah modalitas pencitraan sayat-lintang

lanjut yang digunakan untuk mengamati dan menilai struktur intraokular. Prinsip

operasional OCT analog dengan ultrasonografi,tetapi alat ini menggunakan cahaya

dengan panjang gelombang 820nm sebagai pengganti suara. Karena kecepatan cahaya

hampir satu juta kali lebih cepat daripada kecepatan suara,OCT dapat

Page 13: Pbl Blok 23-Katarak

5/16/2018 Pbl Blok 23-Katarak - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pbl-blok-23-katarak 13/36

 

memvisualisasikan dan menilai struktur intraokular pada skala 10 nm,dibandingkan

dengan resolusi gambar 100nm dengan ultrasonografi. OCT dapat dikerjakan melalui

pupil yang belum dilebarkan dan tidak seperti ultrasongrafi,tidak memerlukan kontak 

dengan jaringan yang diperiksa. Peralatannya serupa dengan kamera fundus dan

digunakan dalam ruang kerja.Interferometer OCT mengukur waktu keterlambatan

pantulan cahaya yang diproyeksikan oleh suatu dioda superluminesens yang

kemudian dipantulkan kembali oleh berbagai struktur di dalam mata. OCT segmen

posterior memungkinkan analisis diskus optikus,lapisan serat saraf retina,dan makula

yang mendetil. Perubahan-perubahan mikroskopik di makula,seperti edema dapat

divisualisasikan dan dinilai. Untuk segmen anterior,digunakan instrumen OCT lain

yang memancarkan berkas sinar inframerah dengan panjang gelombang yang lebih

pajang lagi. Alat ini menghasilkan ganbar-gambar resolusi tinggi dan memungkinkan

pengukuran kornea,iris,serta struktur-struktur intraokular dan lensa.

6.  Ultrasonografi

Ultrasonografi memakai prinsip sonar untuk meneliti struktur yang tidak terlihat

secara langsung. Alat ini dapat dipakai untuk menilai bola mata atau orbita.

Gelombang suara berfrekuensi tinggi dipancarkan dari sebuah transmiter khusus ke

arah jaringan sasaran. Sewaktu terpantul kembali dari berbagai komponen

 jaringan,gelombang suara ditangkap oleh penerima yang melipatgandakan dan

menayangkan pada layar osiloskop.

Terdapat dua metode : scan A dan scan B. Pada ultrasonografi scan A,berkas suara

yang diarahkan berupa garis lurus. Setiap gema yang kembali tampak sebagai paku

yang amplitudonya tergantung pada kepadatan jaringan yang dipantulkan. Scan A

maupun scan B dapat dipakai untuk membuat bayangan dan mendiferensiasi penyakit

orbita atau anatomi intraokular yang terhalang media keruh. Selain menetapkan

ukuran dan lokasi massa intraokular atau intraorbita,scan A dan scan B dapat

memberi petunjuk tentang sifat-sifat jaringan suatu lesi.

Untuk keperluan pengukuran, scan A adalah metode yang paling teliti. Gema suara

yang dipantulkan dari dua lokasi berbeda. Pemisahan temporal ini dapat dipakai untuk 

menghitung jarak antara dua titik,berdasarkan kecepatan suara dalam media jaringan.

Pengukuran mata yang paling umum adalah pengukuran panjang sumbu. Ini penting

pada operasi katarak agar dapat dihitung kekuatan lensa intraokular yang akan

Page 14: Pbl Blok 23-Katarak

5/16/2018 Pbl Blok 23-Katarak - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pbl-blok-23-katarak 14/36

 

dipasang. Scan A dapat pula dipakai untuk menetapkan ukuran tumor dan memantau

pertumbuhannya lebih lanjut.

4.  Working Diagnosis : Katarak Senile Imatur dan Katarak Brunesen. 

Klasifikasi Katarak 

Berdasarkan usia pasien, katarak dapat di bagi dalam :

  Katarak kongenital, katarak yang terlihat pada usia di bawah 1 tahun

  Katarak juvenil, katarak yang terlihat pada usia di atas 1 tahun dan di bawah 40 tahun.

  Katarak senil, katarak yang mulai terjadi pada usia lebih dari 40 tahun.

Katarak SenilisKatarak senilis adalah kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, yaitu usia di

atas 50 tahun. Penyebabnya sampai sekarang belum diketahui secara pasti. Namun banyak 

kasus katarak senilis yang ditemukan berkaitan dengan faktor keturunan, maka riwayat

penyakit keluarga perlu ditanyakan. Katarak merupakan penyebab kebutaan di dunia saat ini

yaitu setengah dari 45 juta kebutaan yang ada. 90% dari penderita katarak berada di negara

berkembang seperti Indonesia, India dan lainnya. Katarak juga merupakan penyebab utama

kebutaan di Indonesia, yaitu 50% dari seluruh kasus yang berhubungan dengan penglihatan.

Kekeruhan lensa dengan nucleus yang mengeras akibat usia lanjut yang biasanya

mulai terjadi pada usia lebih dari 60 tahun. Katarak secara klinik dikenal dalam 4 stadium

yaitu insipien, imatur, intumessen, matur, hipermatur dan morgagni.

Tabel 1. Perbedaan stadium katarak senile

Insipien Imatur Matur Hipermatur

Kekeruhan Ringan Sebagian Seluruh Masif 

Cairan lensa Normal Bertambah

(masuk)

Normal Berkurang

(air+masa lensa

keluar)

Iris Normal Terdorong Normal Tremulans

Bilik mata depan Normal Dangkal Normal Dalam

Sudut bilik mata Normal Sempit Normal Terbuka

Shadow test Negatif Positif Negatif Pseudopos

Page 15: Pbl Blok 23-Katarak

5/16/2018 Pbl Blok 23-Katarak - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pbl-blok-23-katarak 15/36

 

Penyulit - Glaukoma - Uveitis +

glaukoma

Katarak Insipien

Pada stadium ini akan terlihat hal-hal berikut :

Kekeruhan mulai dari tepi ekuator berbentuk jeriji menuju korteks anterior dan

posterior (katarak kortikal). Vakuol mulai terlihat di dalam korteks. Katarak subkapsular

posterior, kekeruhan mulai terlihat anterior subkapsular posterior, celah terbentuk antara serat

lensa dan korteks berisi jaringan degeneratif (benda morgagni) pada katarak insipien.

Kekeruhan ini dapat menimbulkan poliopia oleh karena indeks refraksi yang tidak sama pada

semua bagian lensa. Bentuk ini kadang-kadang menetap untuk waktu yang lama.

Katarak Intumessen

Kekeruhan lensa disertai pembengkakan lensa akibat yang degenerative menyerap air.

Masuknya air ke dalam celah lensa mengakibatkan lensa menjadi bengkak dan besar yang

akan mendorong iris sehingga bilik mata menjadi dangkal dibanding dengan keadaan normal.

Pencembungan lensa ini akan dapat memberikan penyulit glaucoma. Katarak intumessen

biasanya terjadi pada katarak yang berjalan cepat dan mengakibatkan miopia lentikular. Pada

keadaan ini dapat terjadi hidrasi korteks hingga lensa akan mencembung dan daya biasnya

akan bertambah yang akan memberikan miopisasi. Pada pemeriksaan slitlamp terlihat vakuol

pada lensa disertai peregangan jarak lamel serat lensa.

Katarak Imatur

Sebagian lensa keruh atau katarak. Katarak yang belum mengenai seluruh lapis lensa.

Pada katarak imatur akan dapat bertambah volume lensa akibat meningkatnya tekanan

osmotik bahan lensa yang degenerative. Pada keadaan lensa mencembung akan dapat

menimbulkan hambatan pupil, sehingga terjadi glaucoma sekunder. Pemeriksaan shadow test 

positif.

Katarak Matur

Pada katarak matur kekeruhan telah mengenai seluruh masa lensa. Kekeruhan ini bisa

terjadi akibat deposisi ion Ca yang menyeluruh. Bila katarak imatur atau intumessen tidak 

dikeluarkan maka cairan lensa akan keluar sehingga lensa kembali pada ukuran yang normal.

Akan terjadi kekeruhan seluruh lensa yang bila lama akan mengakibatkan kalsifikasi lensa.

Page 16: Pbl Blok 23-Katarak

5/16/2018 Pbl Blok 23-Katarak - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pbl-blok-23-katarak 16/36

 

Bilik mata depan akan berukuran kedalaman normal kembali, tidak terdapat bayangan iris

pada lensa yang keruh, sehingga uji bayangan iris/ shadow test negatif.

Katarak Hipermatur

Katarak hipermatur, katarak yang mengalami proses degenerasi lanjut, dapat menjadi

keras atau lembek dan mencair.

Masa lensa yang berdegenerasi keluar dari kapsul lensa sehingga lensa menjadi mengecil,

berwarna kuning dan kering. Pada pemeriksaan terlihat bilik mata dalam dan lipatan kapsul

lensa. Kadang-kadang pengkerutan berjalan terus sehingga hubungan dengan zonula zinn

menjadi kendor. Bila proses katarak berjalan lanjut disertai dengan kapsul yang tebal maka

korteks akan memperlihatkan bentuk menjadi sekantong susu disertai dengan nucleus yang

terbenam didalam korteks lensa karena lebih berat. Keadaan ini disebut sebagai katarak 

Morgagni.

Berdasarkan lokasi, katarak senilis dapat dibagi menjadi :

1.   Nuclear sclerosis/ katarak inti atau nuclear , merupakan perubahan lensa secara

perlahan sehingga menjadi keras dan berwarna kekuningan, menjadi coklat dan

kemudian menjadi kehitam-hitaman karena pengendapan pigmen. Seringkali , yang

biasa terlihat adalah nukleus katarak yang berpigmen kuning baik, coklat (cataracta

brunescens) atau hitam (cataracta nigra) dan jarang sekali kemerahan (cataracta

rubra). Inti lensa dewasa selama hidup bertambah besar dan menjadi sklerotik.

Pandangan jauh lebih dipengaruhi daripada pandangan dekat (pandangan baca),

bahkan pandangan baca dapat menjadi lebih baik. Kemudian, penglihatan mulai

bertambah kabur atau lebih menguning. Menyetir saat malam hari menjadi silau dan

sukar. Penderita juga mengalami kesulitan membedakan warna, terutama warna biru

dan ungu.

2.  Katarak kortikal, mulai dengan kekeruhan putih mulai dari tepi lensa dan berjalan ke

tengah sehingga mengganggu penglihatan. Kekeruhan mulai dari tepi ekuator

berbentuk jeruji menuju korteks anterior dan posterior. Penglihatan jauh dan dekat

terganggu. Penglihatan merasa silau dan hilangnya penglihatan kontra.

3.  Katarak subkapsular , mulai dengan kekeruhan kecil di bawah kapsul lensa, tepat lajur

 jalan sinar masuk. Dapat telihat pada kedua mata. Katarak ini menyebabkan silau,

halo atau warna sekitar sumber cahaya, pandangan kabur pada kondisi cahaya terang,

serta pandangan baca menurun. Banyak ditemukan pada pasien diabetes, pasca

radiasi, dan trauma.

Katarak Brunesen

Page 17: Pbl Blok 23-Katarak

5/16/2018 Pbl Blok 23-Katarak - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pbl-blok-23-katarak 17/36

 

Katarak yang berwarna coklat sampai hitam (katarak nigra) terutama pada nucleus

lensa, juga dapat terjadi pada katarak pasien diabetes mellitus dan myopia tinggi. Sering

tajam penglihatan lebih baik daripada dugaan sebelumnya dan biasanya ini terdapat pada

orang berusia lebih dari 65 tahun yang belum memperlihatkan adanya katarak kortikal

posterior.

4.  Differential Diagnosis

1.  Katarak Diabetik 

Katarak diabetic merupakan katarak yang terjadi akibat adanya penyakit diabetes

mellitus. Katarak pada pasien DM dapat terjadi dalam 3 bentuk :

1.  Pasien dengan dehidrasi berat, asidosis dan hiperglikemia nyata, pada lensa akan

terlihat kekeruhan berupa garis akibat kapsul lensa berkerut. Bila dehidrasi lama akan

terjadi kekeruhan lensa dan kekeruhan tersebut akan hilang jika terjadi rehidrasi dan

normalisasi kadar glukosa darah.

2.  Pasien diabetes juvenile dan tua tidak terkontrol, dimana terjadi katarak serentak pada

kedua matanya dalam 48 jam. Kataraknya dapat berbentuk snow flake atau bentuk 

pisang subkapsular.

3.  Katarak pada pasien diabetes dewasa dimana gambaran secara histologik dan

biokimia sama dengan katarak pasien nondiabetik.

Beberapa pendapat menyatakan bahwa pada keadaan hiperglikemi maka terdapat

penumpukan sorbitol dan fruktosa dalam lensa. Pada mata terlihat meningkatkan insidens

maturasi katarak yang lebih pada pasien diabetes. Adalah jarang ditemukan “true

diabetic” katarak. Pada lensa akan terlihat kekeruhan tebaran salju subkapsular yang

sebagian jernih dengan pengobatan. Diperelukan pemeriksaan tes urine dan pengukuran

gula darah puasa. Galaktosemia pada bayi akan memperlihatkan kekeruhan anterior dan

subkapsular posterior. Bila dilakukan tes galaktosa akan terlihat meningkat dalam darah

dan urine.

2.  Degenarasi Makula

Degenerasi Makula adalah suatu keadaan dimana makula mengalami kemunduran

sehingga terjadi penurunan ketajaman penglihatan dan kemungkinan akan

menyebabkan hilangnya fungsi penglihatan sentral. Makula adalah pusat dari retina

dan merupakan bagian yang paling vital dari retina. Makula merupakan bagian dari

retina yang memungkinkan mata melihat detil-detil halus pada pusat lapang pandang.

Page 18: Pbl Blok 23-Katarak

5/16/2018 Pbl Blok 23-Katarak - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pbl-blok-23-katarak 18/36

 

Penyebab :

Degenerasi terjadi sebagai akibat dari kerusakan pada epitel pigmen retina. Epitel

pigmen retina adalah lapisan pemisah antara retina dan koroid (lapisan pembuluh

darah di belakang retina). Fungsi dari epitel pigmen retina adalah sebagai penyaring

yang menentukan zat gizi dari koroid yang sampai ke retina. Bagian dari darah yang

berbahaya bagi retina dibuang/dijauhkan dari retina oleh epitel pigmen retina.

Kerusakan pada epitel pigmen retina mempengaruhi metabolisme pada retina, Terjadi

penipisan retina sehingga memungkinkan masuknya bahan yang berbahaya dari darah

ke dalam retina dan menyebabkan kerusakan serta pembentukan jaringan parut.

Dengenerasi makula terjadi pada usia lanjut, cenderung diturunkan, lebih banyak 

ditemukan pada orang kulit putih dan tampaknya lebih sering ditemukan pada

perokok.

Tanda dan gejala :

Secara tiba-tiba ataupun secara perlahan akan terjadi kehilangan fungsi penglihatan

tanpa rasa nyeri. Kadang gejala awalnya berupa gangguan penglihatan pada salah satu

mata, dimana garis yang sesungguhnya lurus terlihat bergelombang. Degenerasi

makula menyebabkan kerusakan penglihatan yang berat (misalnya kehilangan

kemampuan untuk membaca atau mengemudi), tetapi jarang menyebabkan kebutaan

total. Penglihatan pada tepi luar dari lapang pandang dan kemampuan untuk melihat

warna biasanya tidak terpengaruh, yang terkena hanya penglihatan pada pusat lapang

pandang.

Diagnosis:

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan mata. Beberapa

pemeriksaan yang dilakukan untuk menilai retina: ketajaman penglihatan,tesa

refraksi,respon refleks pupil,pemeriksaan slit lamp,fotografi retina,angiografi

fluoresensi.

Pengobatan :

Jika di dalam atau di sekeliling makula ditemukan pertumbuhan pembuluh darah baru,

dilakukan fotokoagulasi laser untuk menghancurkannya. Tidak ada pengobatan

khusus untuk degenerasi makula. Pemberian seng bisa memperlambat perkembangan

penyakit. Pada stadium awal, bisa dilakukan pembedahan laser untuk membekukan

Page 19: Pbl Blok 23-Katarak

5/16/2018 Pbl Blok 23-Katarak - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pbl-blok-23-katarak 19/36

 

pembuluh darah koroid yang merembes ke retina. Pilihan pengobatan lainnya adalah

terapi fotodinamik, dimana pengobatan laser dilakukan setelah penyuntikan zat warna

untuk menambah kepekaan pembuluh darah yang merembes terhadap sinar laser.

Pencegahan :

Jika ada anggota keluarga yang menderita degenerasi makula, sebaiknya para perokok 

segera berhenti merokok.

BAB 2. PEMBAHASAN

1.  Anatomi & fisiologi lensa

Lensa berasal dari lapisan ectoderm, merupakan struktur yang transparan berbentuk 

cakram bikonveks. Lensa tidak memiliki suplai darah atau inervasi setelah

perkembangan janin dan hal ini bergantung pada aquous humor untuk memenuhi

kebutuhan metaboliknya serta membuang sisa metabolismenya. Lensa terletak 

posterior dari iris dan anterior dari korpus vitreus. Posisinya dipertahankan oleh

zonula zinnii yang terdiri dari serat-serat kuat yang menyokong dan melekatkannya

pada korpus siliar. Bagian – bagian lensa terdiri dari kapsul, epithelium lensa, korteks

dan nucleus.

a. Kapsula

Kapsula lensa memiliki sifat elastis, membran basalisnya yang transparan terbentuk 

dari kolagen tipe IV yang ditaruh di bawah oleh sel-sel epithelial. Kapsula terdiri dari

substansia lensa yang dapat mengkerut selama perubahan akomodatif. Lapis terluar

dari kapsula lensa adalah lamella zonularis yang berperan dalam melekatnya serat-

serat zonula. Kapsula lensa tertebal pada bagian anterior dan posterior preekuatorial

dan tertipis pada daerah kutub posterior sentral dimana memiliki ketipisan sekitar 2-4

mm. Kapsula lensa anterior lebih tebal dari kapsul posterior dan terus meningkat

ketebalannya selama kehidupan. Pinggir lateral lensa disebut ekuator, yaitu bagian

yang dibentuk oleh gabungan kapsula anterior dan posterior yang merupakan insersi

dari zonula.

b. Serat Zonula

Serat zonula lensa disokong oleh serat-serat zonular yang berasal dari lamina basalis

dari epithelium non-pigmentosa pars plana dan pars plikata korpus siliar. Serat-serat

zonula ini memasuki kapsula lensa pada region ekuatorial secara kontinu. Seiring

Page 20: Pbl Blok 23-Katarak

5/16/2018 Pbl Blok 23-Katarak - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pbl-blok-23-katarak 20/36

 

usia, serat-serat zonula ekuatorial ini beregresi, meninggalkan lapis anterior dan

posterior yang tampak sebagai bentuk segitiga pada potongan melintang dari cincin

zonula.

c. Epitel lensa

Epitel lensa terletak tepat di belakang kapsula anterior lensa. Terdiri dari sel-sel

epithelial yang mengandung banyak organel sehingga sel-sel ini secara metabolik 

aktif dan dapat melakukan semua aktivitas sel normal termasuk biosintesis DNA,

RNA, protein dan lipid sehingga dapat menghasilkan ATP untuk memenuhi

kebutuhan energi dari lensa. Sel epitel akan mengalami perubahan morfologis ketika

sel-sel epithelial memanjang membentuk sel serat lensa yang sering disertai dengan

peningkatan masa protein dan pada waktu yang sama, sel-sel kehilangan organel-

organelnya, termasuk inti sel, mitokondria dan ribosom. Hilangnya organel-organel

ini sangat menguntungkan, karena cahaya dapat melalui lensa tanpa tersebar atau

terserap oleh organel-organel ini, tetapi dengan hilangnya organel maka fungsi

metabolik pun akan hilang sehingga serat lensa bergantung pada energi yang

dihasilkan oleh proses glikolisis.

d. Korteks dan nucleus

Tidak ada sel-sel yang hilang dari lensa sebagaimana serat-serat baru diletakkan, sel-

sel ini akan memadat dan merapat kepada serat yang baru saja dibentuk dengan

lapisan tertua menjadi bagian yang paling tengah. Bagian tertua dari ini adalah

nucleus fetal dan embrional yang dihasilkan selama kehidupan embrional dan terdapat

pada bagian tengah lensa. Bagian terluar dari serat adalah yang pertama kali terbentuk 

dan membentuk korteks dari lensa.

Fungsi utama lensa adalah memfokuskan berkas cahaya ke retina. Untuk 

memfokuskan cahaya yang datang dari jauh, otot-otot siliaris relaksasi, menegangkan

serat zonula dan memperkecil diameter anteroposterior lensa sampai ukurannya yang

terkecil, daya refraksi lensa diperkecil sehingga berkas cahaya paralel atau terfokus ke

retina. Untuk memfokuskan cahaya dari benda dekat, otot siliaris berkontraksi

sehingga tegangan zonula berkurang. Kapsul lensa yang elastik kemudian

mempengaruhi lensa menjadi lebih sferis diiringi oleh peningkatan daya biasnya.

Kerjasama fisiologik tersebut antara korpus siliaris, zonula, dan lensa untuk 

memfokuskan benda dekat ke retina dikenal sebagai akomodasi. Seiring dengan

Page 21: Pbl Blok 23-Katarak

5/16/2018 Pbl Blok 23-Katarak - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pbl-blok-23-katarak 21/36

 

pertambahan usia, kemampuan refraksi lensa perlahan-lahan berkurang. Selain itu

 juga terdapat fungsi refraksi, yang mana sebagai bagian optik bola mata untuk 

memfokuskan sinar ke bintik kuning. Pada keadaan tidak berakomodasi, lensa

memberikan kontribusi 15-20 Dioptri dari sekitar 60 D seluruh kekuatan refraksi bola

mata manusia. Sisanya, sekitar 40 D kekuatan refraksinya diberikan oleh udara dan

kornea.

2.  Etiologi

Penyebab katarak senilis sampai saat ini belum diketahui secara pasti, diduga

multifaktorial, diantaranya antara lain:

- Faktor biologi, yaitu karena usia tua dan pengaruh genetik 

- Faktor fungsional, yaitu akibat akomodasi yang sangat kuat mempunyai efek buruk 

terhadap serabu-serabut lensa.

- Faktor imunologik 

- Gangguan yang bersifat lokal pada lensa, seperti gangguan nutrisi, gangguan

permeabilitas kapsul lensa, efek radiasi cahaya matahari.

- Gangguan metabolisme umum.

Konsep penuaan

- Teori putaran biologic (“a biologic clock”) 

- Jaringan embrio manusia dapat membelah diri 50 kali mati

- Imunologis; dengan bertambah usia akan bertambah cacat imunologik yang

mengakibatkan kerusakan sel

- Teori mutasi spontan

- Teori “A free radical” 

  Free radical terbentuk bila terjadi reaksi intermediate reaktif kuat

  Free radical dengan molekul normal mengakibatkan degenerasi

  Free radical dapat dinetralisasi oleh antioksidan dan vitamin E

- Teori “A cross-link” 

Ahli biokimia mengatakan terjadi pengikatan bersilang asam nukleat dan molekul

protein sehingga mengganggu fungsi.

Perubahan lensa pada usia lanjut: 

  Kapsul  Menebal dan kurang elastis (1/4 dibanding anak) 

Page 22: Pbl Blok 23-Katarak

5/16/2018 Pbl Blok 23-Katarak - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pbl-blok-23-katarak 22/36

 

  Mulai presbiopia 

  Bentuk lamel kapsul berkurang atau kabur 

  Terlihat bahan granular 

  Epitel – makin tipis

  Sel epitel (germinatif) pada ekuator bertambah besar dan berat 

  Bengkak dan vakuolisasi mitokondria yang nyata 

  Serat lensa

  Lebih irregular.

  Pada korteks jelas kerusakan serat sel.

  Brown sclerotic nucleus, sinar ultraviolet lama kelamaan merubah protein

nucleus (histidin, triptofan, metionin, sistein, dan tirosin) lensa, sedang warna

coklat protein lensa nukleus mengandung histidin dan triptofan dibanding

normal.

  Korteks tidak berwarna karena:

  Kadar asam askorbat tinggi dan menghalangi fotooksidasi.

  Sinar tidak banyak mengubah protein pada serat muda.

3.  Epidemiologi

Sampai saat ini katarak senilis merupakan jenis katarak yang paling banyak ditemukan,

sampai90% dari seluruh kasus katarak. Katarak terkait usia yang bertanggung jawab

untuk 48% dari kebutaan dunia, yang mewakili sekitar 18 juta orang, menurut Organisasi

Kesehatan Dunia (WHO). Di banyak negara layanan bedah tidak memadai, dan katarak 

tetap penyebab utama kebutaan. Dengan bertambahnya usia populasi, jumlah orang

dengan katarak berkembang. Katarak juga merupakan penyebab penting dari visi rendah

di kedua negara maju dan berkembang. Bahkan di mana layanan bedah yang tersedia, low

vision yang terkait dengan katarak mungkin masih lazim, sebagai akibat dari lama

menunggu untuk operasi dan hambatan untuk serapan bedah, seperti biaya, kurangnya

informasi dan masalah transportasi.

Di Amerika Serikat, terkait usia lenticular perubahan telah dilaporkan di 42% dari mereka

yang berusia dari 52 ke 64, 60% dari mereka antara usia 65 dan 74, dan 91% dari mereka

yang berusia antara 75 dan 85.

Page 23: Pbl Blok 23-Katarak

5/16/2018 Pbl Blok 23-Katarak - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pbl-blok-23-katarak 23/36

 

 

4.  Patofisiologi

Patogenesa katarak belum sepenuhnya dimengerti. Kendati demikian, pada lensa

katarak secara karakteristik terdapat agregat-agregat protein yang menghambirkan

berkas-berkas cahaya serta mengurangi transparansinya. Sementara perubahan protein

lainya akan mengakibatkan perubahan warna lensa menjadi kuning atau coklat.

Temuan tambahan mungkin berupa vesikel di antara serat-serat lensa atau migrasi sel

epitel dan pembesaran epitel yang menyimpang. Factor yang diduga turut berperandalam katarak antara lain factor stress oksidatif, sinar UV, serta malnutrisi.

Lensa yang normal adalah struktur posterior iris yang jernih, transparan, berbentuk 

kancing baju, mempunyai kekuatan refraksi yang besar. Lensa mengandung tiga

komponen anatomis. Pada zona sentral terdapat nukleus, di perifer ada korteks, dan

yang mengelilingi keduanya adalah kapsul anterior dan posterior. Dengan bertambah

usia, nucleus mengalami perubahan warna menjadi coklat kekuningan. Di sekitar

opasitas terdapat densitas seperti duri di anterior dan posterior nukleus. Opasitas pada

kapsul posterior merupakan bentuk katarak yang paling bermakna nampak seperti

kristal salju pada jendela.Perubahan fisik dan kimia dalam lensa mengakibatkan

hilangnya transparansi, perubahan pada serabut halus multiple (zunula) yang

memanjang dari badan silier ke sekitar daerah di luar lensa misalnya dapat

menyebabkan penglihatan mengalami distorsi. Perubahan Kimia dalam protein lensa

dapat menyebabkan koagulasi sehingga mengabutkan pandangan dengan

menghambat jalannya cahaya ke retina. Salah satu teori menyebutkan terputusnya

protein lensa normal terjadi disertai influks air ke dalam lensa. Proses ini mematahkan

serabut lensa yang tegang dan mengganggu transmisi sinar. Teori lain mengatakan

bahwa suatu enzim mempunyai peran dalam melindungi lensa dari degenerasi.

Jumlah enzim akan menurun dengan bertambahnya usia dan tidak ada pada

kebanyakan pasien yang menderita katarak.Katarak biasanya terjadi bilateral, namun

mempunyai kecepatan yang berbeda. Dapat disebabkan oleh kejadian trauma maupun

sistematis, seperti DM, namun sebenarnya merupakan konsekuensi dari proses

Page 24: Pbl Blok 23-Katarak

5/16/2018 Pbl Blok 23-Katarak - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pbl-blok-23-katarak 24/36

 

penuaan yang normal. Kebanyakan katarak berkembang secara kronik dan matang

ketika orang memasuki dekade ke tujuh. Katarak dapat bersifat kongenital dan harus

diidentifikasi awal karena bila tidak didiagnosa dapat menyebabkan ambliopia dan

kehilangan penglihatan permanen. Faktor yang paling sering yang berperan dalam

terjadinya katarak meliputi radiasi sinar ultraviolet B, obat-obatan, alcohol, merokok,

DM, dan asupan vitamin antioksidan yang kurang dalam jangka waktu lama.

Katarak pada usia lanjut terjadi melalui dua proses, yaitu :

1.Penumpukan protein di lensa mata

Komposisi terbanyak pada lensa mata adalah air dan protein. Penumpukan protein

pada lensa mata dapat menyebabkan kekeruhan pada lensa mata dan mengurangi

 jumlah cahaya yang masuk ke retina. Proses penumpukan protein ini berlangsung

secara bertahap, sehingga pada tahap awal seseorang tidak merasakan keluhan atau

gangguan penglihatan. Pada proses selanjutnya penumpukan protein ini akan semakin

meluas sehingga gangguan penglihatan akan semakin meluas dan bisa sampai pada

kebutaan. Proses ini merupakan penyebab tersering yang menyebabkan katarak yang

terjadi pada usia lanjut.

2.Perubahan warna pada lensa mata yang terjadi perlahan-lahan

Pada keadaan normal lensa mata bersifat bening. Seiring dengan pertambahan usia,

lensa mata dapat mengalami perubahan warna menjadi kuning keruh atau coklat

keruh. Proses ini dapat menyebabkan gangguan penglihatan (pandangan buram/kabur)

pada seseorang, tetapi tidak menghambat penghantaran cahaya ke retina.

Konsep penuaan :

1.Teori putaran biologi

a. Jaringan embrio manusia dapat membelah diri 50 kali kemudian mati

b. Imunologis dengan bertambahnya usia akan bertambah cacat imunologik yan

mengakibatkan kerusakan sel

2.Teori mutasi spontan

3.Teori “a free radical “ 

Free radical terbentuk bila terjadi reaksi intermediate reaktif kuat yang mengakibatkan

molekul normal mengakibatkan degenerasi. Free redical dapat dinetralisasi oleh

antioksidan dan vit. E

4. Teori “ a cross-link” 

Page 25: Pbl Blok 23-Katarak

5/16/2018 Pbl Blok 23-Katarak - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pbl-blok-23-katarak 25/36

 

5. Manifestasi klinis

Gejala pada katarak senilis berupa distorsi penglihatan dan penglihatan yang semakin

kabur.

  Pada stadium insipien, pembentukan katarak penderita mengeluh penglihatan jauh

yang kabur dan penglihatan dekat mungkin sedikit membaik, sehingga pasien dapat

membaca lebih baik tanpa kacamata (“second   sight ”). Terjadinya miopia ini

disebabkan oleh peningkatan indeks refraksi lensa pada stadium insipient.

  Tingkat ringan dari katarak subkapsular posterior dapat menyebabkan penurunan

yang berat ketajaman penglihatan dengan efek pada penglihatan dekat lebih berat dari

efek pada gangguan penglihatan jauh yang diperkirakan oleh karena akomadasi

miosis.

  Bagaimanapun katarak sklerosis nuklear sering disertai dengan penurunan

penglihatan jauh dan penglihatan dekat yang bagus.

  Katarak kortikal umumnya tidak memberi gejala sampai tingkat progresifitas lanjut

ketika jari-jari korteks membahayakan axis penglihatan.

Keluhan yang membawa pasien datang antara lain:

1. Pandangan kabur

Kekeruhan lensa mengakibatkan penurunan pengelihatan yang progresif atau

berangsur-angsur dan tanpa nyeri, serta tidak mengalami kemajuan dengan pin-hole.

2. Penglihatan silau

Penderita katarak sering kali mengeluhkan penglihatan yang silau,dimana tigkat

kesilauannya berbeda-beda mulai dari sensitifitas kontrasyang menurun dengan latar

belakang yang terang hingga merasa silau disiang hari atau merasa silau terhadap

lampu mobil yang berlawanan arahatau sumber cahaya lain yang mirip pada malam

hari. Keluhan ini seringkali muncul pada penderita katarak kortikal.3. Sensitifitas terhadap kontras

Sensitifitas terhadap kontras menentukan kemampuan pasien dalam mengetahui

perbedaan-perbedaan tipis dari gambar-gambar yang berbedawarna, penerangan dan

tempat. Cara ini akan lebih menjelaskan fungsimata sebagai optik dan uji ini diketahui

lebih bagus daripada menggunakan bagan Snellen untuk mengetahui kepastuian

fungsi penglihatan; namun uji ini bukanlah indikator spesifik hilangnya penglihatan

yang disebabkan oleh adanya katarak.

4. Miopisasi

Page 26: Pbl Blok 23-Katarak

5/16/2018 Pbl Blok 23-Katarak - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pbl-blok-23-katarak 26/36

 

Perkembangan katarak pada awalnya dapat meningkatkan kekuatan dioptri lensa,

biasanya menyebabkan derajat miopia yang ringan hingga sedang. Ketergantungan

pasien presbiopia pada kacamata bacanya akan berkurang karena pasien ini

mengalami penglihatan kedua. Namun setelah sekian waktu bersamaan dengan

memburuknya kualitas lensa, rasa nyaman ini berangsur menghilang dan diikuti

dengan terjadinya katarak sklerotik nuklear. Perkembangan miopisasi yang asimetris

pada kedua mata bisa menyebabkan anisometropia yang tidak dapat dikoreksi lagi,

dancenderung untuk diatasi dengan ekstraksi katarak.

5. Variasi Diurnal Penglihatan

Pada katarak sentral, kadang-kadang penderita mengeluhkan penglihatan menurun

pada siang hari atau keadaan terang dan membaik pada senja hari, sebaliknya

penderita katarak kortikal perifer kadang-kadang mengeluhkan pengelihatan lebih

baik pada sinar terang dibanding pada sinar redup.

6. Distorsi

Katarak dapat menimbulkan keluhan benda bersudut tajam menjadi tampak tumpul

atau bergelombang.

7. Halo

Penderita dapat mengeluh adanya lingkaran berwarna pelangi yangterlihat di

sekeliling sumber cahaya terang, yang harus dibedakan dengan halo pada penderita

glaucoma.

8. Diplopia monokuler

Gambaran ganda dapat terbentuk pada retina akibat refraksi ireguler dari lensa yang

keruh, menimbulkan diplopia monocular, yang dibedakan dengan diplopia binocular

dengan cover test dan pin hole.

9. Perubahan persepsi warna

Perubahan warna inti nucleus menjadi kekuningan menyebabkan perubahan persepsi

warna, yang akan digambarkan menjadi lebih kekuningan atau kecoklatan dibanding

warna sebenarnya.

10. Bintik hitam

Penderita dapat mengeluhkan timbulnya bintik hitam yang tidak bergerak-gerak pada

lapang pandangnya. Dibedakan dengan keluhan pada retina atau badan vitreous yang

sering bergerak-gerak.

5.  Penatalaksanaan

Page 27: Pbl Blok 23-Katarak

5/16/2018 Pbl Blok 23-Katarak - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pbl-blok-23-katarak 27/36

 

Penanganan non bedah meliput penanganan kelainan refraksi atau penggunaan kaca

mata, penggunaan lampu baca khusus dan penggunaan midriatikum pada katarak 

subkapsularis posterior. Sampai saat ini belum ada obat antikatarak yang memiliki bukti

kuat mampu menghambat atau meniadakan pembentukan katarak, namun d pasaran ada

beberapa bahan dan suplemen yang mungkin sebagai anti katarak misalnya obat-obat

penurun sorbitol, obat-obat yang menaikkan glutation dan antioksidan kgusus vitamin C

dan itamin E.

Pembedahan dilakukan jika penderita tidak dapat melihat dengan baik dengan bantuan

kaca mata untuk melakukan kegitannya sehari-hari. Beberapa penderita mungkin merasa

penglihatannya lebih baik hanya dengan mengganti kaca matanya, menggunakan kaca

mata bifokus yang lebih kuat atau menggunakan lensa pembesar. Jika katarak tidak 

mengganggu biasanya tidak perlu dilakukan pembedahan.

Indikasi operasi :

- Indikasi sosial: jika pasien mengeluh adanya gangguan penglihatan dalam melakukan

rutinitas pekerjaan.

- Indikasi medis: bila ada komplikasi seperti glaucoma.

- Indikasi optik: jika dari hasil pemeriksaan visus dengan hitung jari dari jarak 3 m

didapatkan hasil visus 3/60.

- Indikasi kosmetik 

Persiapan bedah katarak:

Biasanya pembedahan dipersiapkan untuk mengeluarkan bagian lensa yang keruh dan

dimasukkan lensa buatan yang jernih permanent. Pra bedah diperlukan pemeriksaan

kesehatan tubuh umum untuk menentukan apakah ada kelainan yang menjadi halangan untuk 

dilakukan pembedahan. Pemeriksaaan ini akan memberikan informasi rencana pembedahan

selanjutnya.

Pemeriksaan tersebut termasuk hal-hal seperti:

- Gula darah

- Hb, Leukosit, masa perdarahan, masa pembekuan

- Tekanan darah

- Elektrokardiografi

- Pernafasan

- Riwayat alergi obat

- Pemeriksaan rutin medik lainnya dan bila perlu konsultasi untuk keadaan fisik prabedah

Page 28: Pbl Blok 23-Katarak

5/16/2018 Pbl Blok 23-Katarak - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pbl-blok-23-katarak 28/36

 

- Tekanan bola mata

- Uji Anel Positif, dimana tidak terjadi obstruksi fungsi ekskresi saluran lakrimal sehingga

tidak ada dakriosistitis.

- Uji Ultrasonografi Sken A untuk mengukur panjang bola mata. Pada pasien tertentu

kadang-kadang terdapat perbedaan lensa yang harus ditanam pada kedua mata. Dengan cara

ini dapat ditentukan ukuran lensa yang akan ditanam untuk mendapatkan kekuatan refraksi

pasca bedah.

- Keratometri mengukur kelengkungan kornea untuk bersama ultrasonografi dapat

menentukan kekuatan lensa intraokular yang akan ditanam. Dilakukan trlebih dahulu

pemeriksaan khusus mata untuk mencegah terjadinya penyulit pembedahan seperti adanya

infeksi sekitar mata, glaucoma, dan penyakit mata lainnya yang dapat menimbulkan penyulit

waktu pembeahan dan sedudah pembedahan.

Pembedahan

Pembedahan katarak terdiri dari pengangkatan lensa dan menggantinya dengan lensa buatan.

1. Pengangkatan lensa

Ada 2 macam pembedahan yang bisa digunakan untuk mengangkat lensa:

A. ICCE (Intra Capsular Cataract Extraction) atau EKIK

Ekstrasi intrakapsular merupakan teknik bedah katarak yang digunakan sebelum adanya

bedah katarak ekstrakapsular. Ekstraksi jenis ini merupakan tindakan bedah yang umum

dilakukan pada katarak senil. Dengan teknik tersebut dilakukan pengeluaran lensa dengan

kapsul lensa secara keseluruhan. Indikasi EKIK terutama bermamfaat pada luksasio lensa dan

katarak hipermatur. Bila zonula zinii tidak cukup adekwat untuk dilalukan EKEK maka lebih

baik dilakukan EKIK. Kontra indikasi absolut meliputi katarak pada anak  – anak dan dewasa

muda serta rupture kapsular traumatic. Kontra indikasi relatif meliputi miop tinggi, sindrom

Marfan, katarak Morgagni, dan adanya korpus vitreus di kamera Okuli anterior. Pada saat ini

pembedahan intrakapsuler sudah jarang dilakukan.

B. Ekstrasi katarak Ekstrakapsular (EKEK)

Ekstrasi katarak Ekstrakapsular (EKEK) merupakan teknik operasi katak dengan melakukan

pengangkatan nucleus lensa dan korteks lensa melalui pembukaan kapsul anterior dan

meninggalkan kapsul posterior. EKEK merupakan kontra indikasi pada katarak dengan

Zonula zinii yang tidak adekwat. Pembedahan ini dilakukan pada pasien katarak muda,

pasien dengan kelainan endotel, bersama-sama keratoplasti, implantasi lensa intra okular,

Page 29: Pbl Blok 23-Katarak

5/16/2018 Pbl Blok 23-Katarak - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pbl-blok-23-katarak 29/36

 

kemungkinan akan dilakukan bedah glaukoma, mata dengan presdiposisi untuk terjadinya

prolaps badan kaca, sebelumnya mata mengalami ablasi retina, mata dengan sitoid makular

edema, pasca bedah ablasi, untuk mencegah penyulit pada saat melakukan pembedahan

katarak seperti prolaps badan kaca. Penyulit yang dapat timbul pada pembedahan ini yaitu

dapat terjadinya katarak sekunder.

Kapsul posterior yang yang masih intak pada EKEK mempunyaai kelebihan antara lain:

1.Mengurangi risiko CV prolaps

2.Untuk mendapatkan posisi anatomi yang lebih baik untuk fiksasi IOL

3.Mengurangi mobilitas iris dan vitreus yang terjadi pada gerakan saccadic(

endophthalmiodonesis)

4.Sebagai barier yang membatasi pertukaran molekul antara vitreus dan humour akuos.

5.Mengurangi kemungkinan masuknya bakteri ke vitreus yang dapat

menyebabkanendoftalmitis.

6.Mengurangi komplikasi yang berhubungan dengan menempelnya dengan vitreus dengan

iris, kornea dan luka incise.

Fakoemulsifikasi

Fakoemulsifikasi merupakan bentuk ECCE yang terbaru dimana menggunakan

getaran ultrasonic untuk menghancurkan nucleus sehingga material nucleus dan kortek dapat

diaspirasi melalui insisi ± 3 mm. Untuk mencegah astigmatisme pasca bedah EKEK, maka

luka dapat diperkecil dengan tindakan bedah fakoemulsifikasi. Pada tindakan ini lensa yang

katarak di fragmentasi dan diaspirasi. Tindakan operasi katarak dengan Teknik 

Fakoemulsifikasi memiliki banyak keunggulan diantaranya :

1.  Luka operasi sangat pendek(3 ml).

2.  Dengan alat fako seluruh lensa dapat dihancurkan dan kemudian disedot/dihisap

keluar.

3.  Penggunaan lensa tanam hanya cukup ditutup dengan 1 atau 2 jahitan, atau pada

kondisi tertentu tidak memerlukan jahitan sama sekali.

4.  Masa penyembuhan lebih singkat.

Page 30: Pbl Blok 23-Katarak

5/16/2018 Pbl Blok 23-Katarak - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pbl-blok-23-katarak 30/36

 

 

5.  Komplikasi

Komplikasi sebelum operasi

1. Glaukoma

Glaukoma merupakan komplikasi katarak yang tersering. Glaukoma dapat

terj adi karena proses fakolitik, fakotopik, fakotoksik.

•Fakolitik  

Pada lensa yang keruh terdapat kerusakan maka substansi lensa akan keluaryang akan menumpuk di sudut kamera okuli anterior terutama bagian kapsul lensa.

Dengan keluarnya substansi lensa maka pada kamera okuli anterior akan bertumpuk 

pula serbukan fagosit atau makrofag yang berfungsi mereabsorbsi substansi lensa

tersebut.Tumpukan akan menutup sudut kamera okuli anterior sehingga timbul

glaukoma.

•Fakotopik  

Berdasarkan posisi lensa, oleh karena proses intumesensi, iris, terdorong ke

depan sudut kamera okuli anterior menjadi sempit sehingga aliran humor aqueaous

tidak lancar sedangkan produksi berjalan terus, akibatnya tekanan intraokuler akan

meningkat dan timbul glaukoma

•Fakotoksik  

Substansi lensa di kamera okuli anterior merupakan zat toksik bagi mata

sendiri (auto toksik). Terjadi reaksi antigen-antibodi sehingga timbul uveitis, yang

kemudian akan menjadi glaukoma.

2. Uveitis

3. Subluksasi atau Dislokasi Lensa

Komplikasi selama operasi

• Hifema

Perdarahan bisa terjadi dari insisi korneoskleral, korpus siliaris atau

vaskularisasi iris abnormal. Bila perdarahan berasal dari luka harus dilakukan

kauterisasi. Perdarahan dari iris yang normal jarang terjadi, biasanya timbul bila

terdapat rubeosis iridis, uveitis heterocromik dan iridosiklitis. Komplikasi utama

Page 31: Pbl Blok 23-Katarak

5/16/2018 Pbl Blok 23-Katarak - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pbl-blok-23-katarak 31/36

 

akibat hifema yang berlangsung lama adalah peningkatan TIO dan corneal blood

staining.

• Iridodialisis

Iridodialisis dapat terjadi pada waktu memperlebar luka operas, iridektomi,

atau ekstrasi lensa. Iridodialisi yang kecil tidak menimbulkan ganngguan visus dan

bisa berfungsi sebagai irisektomi perifer, tetapi iridodialisi yang parah dapat

menimbulkan gangguan visus dan kosmetik. Perbaikan harus segera dilakukan dengan

menjahit iris pada luka.

• Prolaps korpus vitreus

Prolaps korpus vitreus merupakam komplikasi yang serius pada operasi

katarak, keadaan ini dapat menyebabkan keratopati bulosa, epithelial dan stromal

downgrowth, prolap iris, uveitis, glaukoma, ablasi retina, edema macula kistoid,

kekeruhan korpus vitreus, endoftalmitis dan neuritis optic. Untuk menghindari hal

tersebut, harus dilakukan vitrektomi anterior sampai segmen anterior bebas dari

korpus vitreus.

• Perdarahan ekspulsif 

Perdarahan ekspulsif jarang terjadi, tetapi merupakan masalah serius yang

dapat menimbulkan eksplusi dari lensa, vitreus, uvea. Penanganan segera dilakukan

tamponade dengan jalan penekanan pada bola mata dan luka ditutup dengan rapat.

Komplikasi pasca operasi

• Edema kornea

Edema kornea merupakan komplikasi katarak yang serius, bisa terjadi pada

epitel atau stroma yang diakibatkan trauma mekanik, aspirasi irigasi yang cukup lama,

inflamasi dan peningkatan TIO. Biasanya akan teresobsi 4-6 minggu setelah operasi.

Jika masih ditemukan edema kornea sentral setelah 3 bulan pasca operasi, perlu

dipertimbangkan keratoplasti.

• Kekeruhan kapsul posterior

Kekeruhan kapsul posterior merupakan penyebab tersering penurunan visus

setelah EKEK. Sel-sel epitel lensa yang masih viable dan tersisa pada saat operasi

akan mengalami proliferasi. Lokasi di mana kapsul anterior dan posterior menempel

membentuk  wedl cells yang kemudian membentuk  soemmering’s ring . Jika sel-sel

epitel tersebut migrasi ke arah luar, sel-seltersebut membentuk  Elschnig’s pear  di

Page 32: Pbl Blok 23-Katarak

5/16/2018 Pbl Blok 23-Katarak - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pbl-blok-23-katarak 32/36

 

kapsul posterior. Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya kekeruhan kapsul

posterior sangat bervariasi antara lain usia, riwayat inflamasi intra okuler,

pseudoexfoliasi, betuk lensa tanam,material lensa tanam, modifikasi permukaan lensa

dan waktu operasi.

• Residual lensa material

Timbulnya residual lensa material disebabkan EKEK yang tidak adekuat. Bila

material yang tertinggal sedikit, akan diresorbsi secara spontan, sedangkan bila

 jumlahnya banyak, perlu dilakukan aspirasi karena bisa menimbulkan uveitis anterior

kronis dan glaucoma sekunder. Apabila yang tertinggal potongan nucleus yang besar

dan keras, dapat merusak endotel kornea, penanganannya dengan ekspresi atau irigasi

nucleus.

• Prolaps Iris

Iris paling sering terjadi satu sampai 5 hari setelah operasi dan penyebab

tersering adalah jahitan yang longgar, dapat juga terjadi karena komplikasi prolaps

vitreus selama operasi. Keaadaan ini memerlukan penanganan (jahit ulang) untuk 

menghindari timbulnya komplikasi seperti penyembuhan luka lama, epithelial

downgrowth, konjungtivitis kronis, endoftalmitis, edema macula kistoid dan kadang –  

kadang Ophthalmia simpatik.

• Astigmatisme

Astigmatisme pasca bedah katarak dapat terjadi karena jahitan yang terlalu

kencang maupun jahitan yang terlalu longgar. Jahitan yang terlalu kencang akan

mengakibatkan Steepen corneal daerah yang searah jahitan with the rule. Sedangkan

 jahitan yang terlalu longgar akan menyebabkan againt the rule astigmatisma. With the

rule astigmatisma setelah operasi katarak yang kurang dari 2 dioptri akan berkurang

dengan sendirinya sehingga mengurangi kemungkinan untuk melepas jahitan yang

terlalu kencang.

• Hifema

Hifema bisa terjadi 1-3 hari setelah operasi, biasanya hilang spontan dalam

waktu 7-10 hari. Perdarahan berasal dari pembuluh darah kecil pada luka. Bila

perdarahan cukup banyak dapat menimbulkan glaucoma sekunder dan corneal

staining blood dan TIO harus diturunkan dengan pemberian asetazolamid 250 mg 4

kali sehari. Serta parasintesis hifema dengan aspirasi irigasi.

• Glaukoma sekunder

Page 33: Pbl Blok 23-Katarak

5/16/2018 Pbl Blok 23-Katarak - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pbl-blok-23-katarak 33/36

 

Glaukoma sekunder dengan peningkatan TIO yang ringan bisa timbul 24-48

 jam setelah operasi, umumnya dapat hilang dengan sendirinya dan tidak memerlukan

terapi antiglaukoma. Peningkatan TIO yang berlangsung lama dapat disebabkan oleh

Hifema, blok pupil, sinekia anterior perifer karena pendangkalan COA, epithelial

ingrowth, blok siliar, endoftalmitis, sisa material lensa, pelepasan pigmen iris,

preexisting glaucoma.

• Endoftalmitis

Endoftalmitis dalam bentuk akut atau kronik, dimana bentuk kronik 

disebabkan rendahnya pathogenesis organisme penyebabnya. Secara umum

endoftalmitis ditandai dengan rasa nyeri yang ringan sampai berat, penurunan visus,

injeksi siliar, kemosis dan hipopion. Endoftalmitis akut biasanya timbul 2-5 hari pasca

operasi, sedangkan bentuk kronis dapat timbul beberapa minggu atau bulan atau lebih

setelah operasi. Endoftalmitis kronis ditandai dengan reaksi inflamasi ringan atau

uveitis (granulomatus) dan penurunan visus. Penyebab endoftalmitis akut terbanyak 

adalah Staphylococcus epidermidis (gram positif) dan Staphylococcus coagulase

negative yang lain. Kuman gram positif merupakan penyebab terbanyak endoftalmitis

akut bila dibandingkan gram negatif. Untuk gram negatif, kuman penyebab terbanyak 

adalah Pseudomonas aeruginosa. Umumnya organisme dapat menyebabkan

endoftalmitis bila jumlahnya cukup banyak untuk inokulasi, atau sistem pertahanan

mata terganggu oleh obat-obat imunosupresan, penyakit atau trauma. Organisme

penyebab endoftalmitis kronis mempunyai virulensi yang rendah, penyebab tersering

adalah Propionibacterium acnes, S. epidermidis dan Candida. Organisme tersebut

menstimulasi reaksi imunologik yang manifestasinya adalah inflamasi yang menetap.

• Ablasi retina

Mekanisme pasti timbulnya ablasi retina masih belum diketahui. Faktor

predisposisinya meliputi myopia aksilis (> 25 mm), lattice degeneration, prolaps

vitreus, riwayat robekan atau ablasio retina yang dioperasi, riwayat ablasio pada mata

kontralateral dan riwayat keluarga dengan ablasio retina. Ablsio retina terjadi sekitar

2-3% pasca EKIK dan 0,5-2% pasca EKEK. Kapsul posterior yang masih intak 

mengurangi kemungkinan terjadinya ablsio retina pasca bedah, sedangkan operasi

dengan komplikasi seperti rupture kapsul posterior dan vitreus loss meningkatkan

kemungkinan ablasio retina.

• Edema Makula Kistoid

Page 34: Pbl Blok 23-Katarak

5/16/2018 Pbl Blok 23-Katarak - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pbl-blok-23-katarak 34/36

 

Edema macula kistoid merupakan penyebab penurunan visus setelah operasi

katarak, yang dapat terjadi pada operasi katarak dengan maupun tanpa komplikasi.

Patogenesisnya tidak diketahui, kemungkinan karena permeabilitas vaskuler

perifoveal yang meningkat. Factor-faktor lain yang mempengaruhi adalah inflamasi

yang terjadi karena prostaglandin release, vitreomacular traction dan hipotoni. Edema

macula kistoid ditemukan pada keadaan penurunan tajam penglihatan pasca operasi

yang tidak diketahui sebabnya atau diketahui dengan penampakan yang karakteristik 

pada macula dengan pemeriksaan oftalmoskop maupun fluorescein angiography, di

mana didapatkan gambaran macula yang khas (flower petal pattern).

• Retinal light toxicity

Retinal light toxicity diakibatkan karena paparan sinar operating microscope

yang lama dan dapat menyebabkan terbakarnya epitel pigmen retina. Jika yang

terbakar daerah fovea maka akan terjadi penurunan tajam penglihatan pasca bedah.

Sedangkan jika yang terbakar di daerah parafovea maka penderita akan mengeluh

adanya skotoma parasentral.

6.  Pencegahan

Umumnya katarak terjadi bersamaan dengan bertambahnya umur yang tidak dapat

dicegah. Pemeriksaan mata secara teratur sangat perlu untuk mengetahui adanya katarak.

Bila telah berusia 60 tahun sebaiknya mata diperiksa setiap tahun. Pada saat ini dapat

dijaga kecepatan berkembangnya katarak dengan: 

1.  Tidak merokok, karena merokok mengakibatkan meningkatkan radikal bebas dalam

tubuh, sehingga risiko katarak akan bertambah.

2.  Pola makan yang sehat, memperbanyak konsumsi buah dan sayur.

3.  Lindungi mata dari sinar matahari, karena sinar UV mengakibatkan katarak pada

mata.

4.  Menjaga kesehatan tubuh seperti kencing manis dan penyakit lainnya.

Page 35: Pbl Blok 23-Katarak

5/16/2018 Pbl Blok 23-Katarak - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pbl-blok-23-katarak 35/36

 

7.  Prognosis

Katarak senilis biasanya berkembang lambat selama beberapa tahun dan pasien

mungkin meninggal sebelum timbul indikasi pembedahan.. Namun jika katarak dapat

dengan cepat terdeteksi serta mendapatkan pengobatan dan pembedahan katarak yang

tepat maka 95 % penderita dapat melihat kembali dengan normal.

BAB 3. PENUTUP

Kesimpulan

Katarak adalah perubahan lensa mata yang sebelumnya jernih dan tembus cahaya menjadi

keruh. Katarak menyebabkan penderita tidak bisa melihat dengan jelas karena dengan lensa

yang keruh cahaya sulit mencapai retina dan akan menghasilkan bayangan yang kabur pada

retina.

Katarak ada beberapa jenis menurut etiologinya yaitu katarak senile, kongenital, traumatic,

toksik, asosiasi, dan komplikata.Katarak hanya dapat diatasi melalui prosedur operasi. Akan

tetapi jika gejala katarak tidak mengganggu, tindakan operasi tidak diperlukan. Kadang kala

cukup dengan mengganti kacamata. Karena kekeruhan (opasitas) lensa sering terjadi akibat

bertambahnya usia sehingga tidak diketahui pencegahan yang efektif untuk katarak yang

paling sering terjadi

Page 36: Pbl Blok 23-Katarak

5/16/2018 Pbl Blok 23-Katarak - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pbl-blok-23-katarak 36/36

 

DAFTAR PUSTAKA

1.  Doenges, Marilyan E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Alih bahasa: I

Made Kariasa. Jakarta . EGC

2.  Long, C Barbara. 1996.Perawatan Medikal Bedah : 2.Bandung. Yayasan

Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran

3.  Margaret R. Thorpe. Perawatan Mata. Yogyakarta . Yayasan Essentia Medica

4. Nettina, Sandra M. 2001. Pedoman Praktik Keperawatan. Alih bahasa :

Setiawan Sari. Jakarta. EGC

5. Sidarta Ilyas. 2001. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta. FKUI

6. Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner

& Suddarth. Alih bahasa : Agung Waluyo. Jakarta. EGC